Hasil UN untuk Penerimaan Mahasiswa Baru PTN/PTS.
Chalamari)C3)
~
~~O~
.
SUA.RA KARYA
f- - -os;;;;,;
-u
5"';'- U R,b" :~J":
U K",i,
U-J;;m;;05-;';"
~J'~'=Q~~;
;~~:'~"'i
240'::
~~~~4
PENDIDIKAN
Hasil UN untuk Penerimaal1
Mahasiswa Barn PTNjPTS
JAKARTA (Suara Karya): Wacana penggunaan hasil ujian nasional (UN) untuk ujian masuk
perguruan
tinggi
negeri
(UMPTN) tampaknya bakal terealisasi
dalam
tahun-tahun
mendatang.
Pasalnya, Menteri
Pendidikan
Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo telah
memberi restu. Bahkan, tidak
tertutup
kemungkinan,
hasil
UN itu dipergunakan
untuk
penerimaan mahasiswa baru di
perguruan tinggi swasta (PTS).
"Saya telah menginstruksi
Ditjen Dikti untuk meneliti lebih
lanjut
penggunaan
hasil UN
untuk
penerimaan
mahasiswa
baru di PTN. Jika perlu, dl PTS,"
kata Mendiknas kepada wartawan, usai meresmikan gedung
baru di lingkungan Universitas
Terbuka, kampus Pondok Cabe,
Tangerang, Senin (13/4).
Mendiknas
setuju
atas
penggabungan UN dan UMPTN
dengan alasan menghemat biaya yang harus dikeluarkan
caIon mahasiswa. Dengan demikian, mereka yang secara ekonomi kurang
beruntung
dapat
mengikuti seleksi di PTN tanpa
perlu mengeluarkan biaya tambahan. "Namun,
perlu dikaji
ulang lagi apakah hasil UN itu
bisa
dipergunakan
sebagai
seleksi penerimaan mahasiswa
baru," ujamya.
Sementara itu, Rektor Universitas
Indonesia,
Gumilar
Rusfiwa Soemantri,
pada kesempatan
sarna mengatakan,
penggabungan
UN
dengan
UMPTN bisa saja dilakukan.
Namun, hal itu harus dilakukan setelah lewat penelitian
yang mendalam. "Sebab, lataI'
belakang UN dengan UMPTN itu
berbeda. UN adalah evaluasi
Kliping
--
Hum os
hasil belajar selama tiga tahun
ke belakang, sedangkan UMPTN
adalah
seleksi
penerimaan
mahasiswa baru yang mempertimbangkan
kemampuan
akademis,
logika,. dan bakat
seseorang yang mengarah ke
masa depan," katanya.
Gumilar menambahkan, dalam seleksi penerimaan
mahasiswa baru di UI, pihaknya
sangat mempertimbangkan
berbagai aspek, tidak hanya kemampuan akademis. Berdasarkan pengalaman proses seleksi
mahasiswa
baru di UI, dari
ratusan ribu pendaftar hanya
diterima sekitar 4 persen.
"Proses seleksi di UI sangat
selektif. Bahkan, Harvard University di Amerika saja kalah
karena
masih menerima
5 persen dari total mahasiswa yang
mendaftar, semen tara UI hanya
4 persen, sehingga sulit rasanya
jika hasil UN yang ada saat ini
dipergunakan
untuk
seleksi
penerimaan
mahasiswa baru,"
tutumya.
Menurut
Gumilar,
jika
wacana penggabungan UN dan
UMPTN semata karena masalah
penghematan
dana, rasanya
terlalu sederhana. Sebab, kendala dana bisa diatasi dengan
subsidi
silang maupun
dana
hasil riset dan ventura yang
diperoleh univers.itas.
"UI tidak pemah menolak
mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang
mampu.
Kalau
mereka bisa lolos seleksi UI, itu
sudah bisa langsung masuk,
tanpa perlu bingung memikirkan
biaya. Sebab, tersedia beasiswa
yang cu~up besar tidak saja dari
universitas, tetapi juga lembaga
lain yang disalurkan melalui UI,"
kata Gumilar. (Trl Wahyunil
Unpod
-
---
2009
~
~N:~
3~:::'
--0 Mi'.."
~
~~O~
.
SUA.RA KARYA
f- - -os;;;;,;
-u
5"';'- U R,b" :~J":
U K",i,
U-J;;m;;05-;';"
~J'~'=Q~~;
;~~:'~"'i
240'::
~~~~4
PENDIDIKAN
Hasil UN untuk Penerimaal1
Mahasiswa Barn PTNjPTS
JAKARTA (Suara Karya): Wacana penggunaan hasil ujian nasional (UN) untuk ujian masuk
perguruan
tinggi
negeri
(UMPTN) tampaknya bakal terealisasi
dalam
tahun-tahun
mendatang.
Pasalnya, Menteri
Pendidikan
Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo telah
memberi restu. Bahkan, tidak
tertutup
kemungkinan,
hasil
UN itu dipergunakan
untuk
penerimaan mahasiswa baru di
perguruan tinggi swasta (PTS).
"Saya telah menginstruksi
Ditjen Dikti untuk meneliti lebih
lanjut
penggunaan
hasil UN
untuk
penerimaan
mahasiswa
baru di PTN. Jika perlu, dl PTS,"
kata Mendiknas kepada wartawan, usai meresmikan gedung
baru di lingkungan Universitas
Terbuka, kampus Pondok Cabe,
Tangerang, Senin (13/4).
Mendiknas
setuju
atas
penggabungan UN dan UMPTN
dengan alasan menghemat biaya yang harus dikeluarkan
caIon mahasiswa. Dengan demikian, mereka yang secara ekonomi kurang
beruntung
dapat
mengikuti seleksi di PTN tanpa
perlu mengeluarkan biaya tambahan. "Namun,
perlu dikaji
ulang lagi apakah hasil UN itu
bisa
dipergunakan
sebagai
seleksi penerimaan mahasiswa
baru," ujamya.
Sementara itu, Rektor Universitas
Indonesia,
Gumilar
Rusfiwa Soemantri,
pada kesempatan
sarna mengatakan,
penggabungan
UN
dengan
UMPTN bisa saja dilakukan.
Namun, hal itu harus dilakukan setelah lewat penelitian
yang mendalam. "Sebab, lataI'
belakang UN dengan UMPTN itu
berbeda. UN adalah evaluasi
Kliping
--
Hum os
hasil belajar selama tiga tahun
ke belakang, sedangkan UMPTN
adalah
seleksi
penerimaan
mahasiswa baru yang mempertimbangkan
kemampuan
akademis,
logika,. dan bakat
seseorang yang mengarah ke
masa depan," katanya.
Gumilar menambahkan, dalam seleksi penerimaan
mahasiswa baru di UI, pihaknya
sangat mempertimbangkan
berbagai aspek, tidak hanya kemampuan akademis. Berdasarkan pengalaman proses seleksi
mahasiswa
baru di UI, dari
ratusan ribu pendaftar hanya
diterima sekitar 4 persen.
"Proses seleksi di UI sangat
selektif. Bahkan, Harvard University di Amerika saja kalah
karena
masih menerima
5 persen dari total mahasiswa yang
mendaftar, semen tara UI hanya
4 persen, sehingga sulit rasanya
jika hasil UN yang ada saat ini
dipergunakan
untuk
seleksi
penerimaan
mahasiswa baru,"
tutumya.
Menurut
Gumilar,
jika
wacana penggabungan UN dan
UMPTN semata karena masalah
penghematan
dana, rasanya
terlalu sederhana. Sebab, kendala dana bisa diatasi dengan
subsidi
silang maupun
dana
hasil riset dan ventura yang
diperoleh univers.itas.
"UI tidak pemah menolak
mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang
mampu.
Kalau
mereka bisa lolos seleksi UI, itu
sudah bisa langsung masuk,
tanpa perlu bingung memikirkan
biaya. Sebab, tersedia beasiswa
yang cu~up besar tidak saja dari
universitas, tetapi juga lembaga
lain yang disalurkan melalui UI,"
kata Gumilar. (Trl Wahyunil
Unpod
-
---
2009
~
~N:~
3~:::'
--0 Mi'.."