TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PEMERASAN DENGAN ANCAMAN DAN PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA DIHUBUNGKAN DENGAN PUTUSAN NO: 12/PID.B/2012/PN.KRWG.

ABSTRAK
Hukum Pidana dan Hukum Perdata adalah dua aturan hukum yang ruanglingkupnya
sangat berbeda, dimana Kedua aturan hukum ini memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia, yang mana dalam penanganan perkaranya Hakim haruslah dapat membedakan
peristiwa hukum Pidana dan peristiwa hukum perdata, sehingga tidak akan menimbulkan konflik
baru dalam penanganannya, dan putusan hakim tersebut dapat memberikan rasa adil terhadap
pihak-pihak yang terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana putusan hakim
Pengadilan negeri Karawang No. 12/Pid.B/2012/PN.KRWG, yang menjatuhkan pidana kepada
RIDWAN als IWAN bin BAHARUDIN, MARTINUS, TAUFIK MUHAMAD SAYEGI als
DEWA bin ABDUL KHODIR dan NANDANG SUNANDAR als RONI bin SURLIM, atas
perbuatan mereka yang menghentikan kendaraan Truk milik CV. HAROSA. menganalisa
Putusan Hakim yang menjatuhkan pidana percobaan 10 (sepuluh) bulan sudah tepat apabila
memperhatikan surat perjanjian kerjasama jual beli Nomor : 013/VI/2011 pada tanggal 11 juni
2011 antara CV. Harosa dengan LSM GMBI dan mengkaji perbuatan tersebut telah memenuhi
kualifikasi unsur-unsur tindak pidana perbuatan tidak menyenangkan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yuridis normatif, karena penelitian ini adalah
suatu penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dari sisi
hukum. Penelitian ini Menggunakan pendekatan peraturan perundang undangan dan
pendekatan kasus. Jenis bahan hukum yang penulis gunakan adalah bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder .
Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa Pengenaan putusan pidana tersebut

kuranglah tepat karena penghentian truk tersebut bukanlah peristiwa hukum pidana melainkan
murni sebagai peristiwa hukum perdata, dimana para Terdakwa memiliki dasar yang kuat untuk
menghentikan truk tersebut, bahwasanya kedua belah pihak masih terikat dalam satu perjanjian
kerjasama Jual beli, namun karena adanya masalah dalam pelaksanaan kerjasama tersebut, maka
para terdakwa menghentikan truk tersebut hanyalah untuk bernegosiasi guna memperjelas status
perjanjian kerjasama yang mengikat keduabelah pihak dan perbuatan tersebut tidak memenuhi
kualifikasi perbuatan tidak menyenangkan, karena berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata, maka
unsure melawan hukum dalam perbuatan tersebut tidak terpenuhi. Hasil penelitian ini
diharapkan memberi dasar dan landasan untuk penelitian lebih lanjut serta memberikan
sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi pembangunan ilmu hukum
khususnya Hukum Acara Pidana dan mempraktikkannya di lapangan. Manfaat praktisnya adalah
dapat memberikan data dan informasi mengenai putusan hakim Pengadilan Negeri Surakarta.
Hasil penelitian ini pun dapat menjadikan referensi dalam penjatuhan sanksi sesuai dengan
aturannya dan demi tegaknya hukum Indonesia.