Permendagri No. 2 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas Anak
SALINAN
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
KARTU IDENTITAS ANAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa pada saat ini anak berusia kurang dari 17 tahun
dan belum menikah tidak memiliki identitas penduduk
yang berlaku secara nasional dan terintegrasi dengan
Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan;
b. bahwa
Pemerintah
berkewajiban
untuk
memberikan
identitas kependudukan kepada seluruh penduduk warga
negara Indonesia yang berlaku secara nasional sebagai
upaya perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional
warga negara;
c. bahwa pemberian identitas kependudukan kepada anak
akan mendorong peningkatan pendataan, perlindungan dan
pelayanan publik untuk mewujudkan hak terbaik bagi
anak;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Kartu Identitas
Anak;
-2-
Mengingat :
1. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2002
tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4235); sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 (Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2013
Nomor
297,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5606);
2. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2006
tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
232, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5475);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2006
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4736) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun
2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor
265,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 5373);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam
Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 564) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1667);
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG KARTU
IDENTITAS ANAK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang
Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
2. Warga
Negara
Indonesia
yang
selanjutnya
disingkat
menjadi WNI adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai Warga Negara Indonesia.
3. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.
4. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas)
tahun,
termasuk
anak
yang
masih
dalam
kegiatan
untuk
kandungan.
5. Perlindungan
Anak
adalah
segala
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara
optimal
kemanusiaan,
sesuai
serta
dengan
mendapat
harkat
dan
martabat
perlindungan
dari
kekerasan dan diskriminasi.
6. Penduduk Wajib KTP adalah Warga Negara Indonesia dan
Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang berusia
17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah
kawin secara sah.
7. Kartu Identitas Anak yang selanjutnya disingkat menjadi
KIA adalah identitas resmi anak sebagai bukti diri anak
yang berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah
yang
diterbitkan
oleh
Dinas
Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.
Kependudukan
dan
-4-
8. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK,
adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau
khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar
sebagai Penduduk Indonesia.
9. Dinas
Kependudukan
selanjutnya
disebut
dan
Pencatatan
Dinas
adalah
Sipil
perangkat
yang
daerah
Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dan
berwenang
melaksanakan
pelayanan
dalam
urusan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
10. Penerbitan
KIA
adalah
pengeluaran
KIA
baru,
atau
penggantian KIA karena habis masa berlakunya, pindah
datang, rusak atau hilang.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Pemerintah menerbitkan KIA bertujuan untuk meningkatkan
pendataan, perlindungan dan pelayanan publik serta sebagai
upaya
memberikan
perlindungan
dan
pemenuhan
hak
konstitusional warga negara.
BAB III
PERSYARATAN DAN TATA CARA
Bagian Kesatu
Persyaratan
Paragraf Kesatu
Anak WNI
Pasal 3
(1) Dinas menerbitkan KIA baru bagi anak kurang dari 5
tahun
bersamaan
kelahiran.
dengan
penerbitan
kutipan
akta
-5-
(2) Dalam hal anak kurang dari 5 tahun sudah memiliki akta
kelahiran tetapi belum memiliki KIA, penerbitan KIA
dilakukan setelah memenuhi persyaratan:
a. fotocopy kutipan akta kelahiran dan menunjukan
kutipan akta kelahiran aslinya;
b. KK asli orang tua/Wali;dan
c.
KTP-el asli kedua orang tuanya/wali.
(3) Dinas menerbitkan KIA untuk anak usia 5 tahun sampai
dengan
usia
17
tahun
kurang
satu
hari,
dengan
persyaratan:
a. fotocopy kutipan akta kelahiran dan menunjukan
kutipan akta kelahiran aslinya;
b. KK asli orang tua/Wali;
c.
KTP-el asli kedua orang tuanya/wali; dan
d. pas foto Anak berwarna ukuran 2 x 3 sebanyak 2 (dua)
lembar.
(4) Persyaratan penerbitan KIA baru bagi anak WNI yang baru
datang dari Luar Negeri mengikuti ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan surat
keterangan datang dari luar negeri yang diterbitkan oleh
Dinas.
Pasal 4
Dinas menerbitkan kembali KIA yang hilang setelah pemohon
mengajukan
permohonan
penerbitan
KIA
dengan
melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
Pasal 5
Dinas menerbitkan kembali KIA yang rusak setelah pemohon
mengajukan permohonan penerbitan KIA
dengan dilampiri
KIA yang rusak.
Pasal 6
Dinas
menerbitkan
KIA
karena
pindah
datang
setelah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) disertai surat keterangan
pindah/surat keterangan pindah datang.
-6-
Pasal 7
(1) Masa berlaku KIA baru untuk anak kurang dari 5 tahun
adalah sampai anak berusia 5 tahun.
(2) Masa berlaku KIA untuk anak diatas 5 tahun adalah
sampai anak berusia 17 tahun kurang satu hari.
Paragraf Kedua
Anak Orang Asing
Pasal 8
(1) Dinas menerbitkan KIA baru, dilakukan setelah pemohon
memenuhi persyaratan:
a. fotocopy paspor dan izin tinggal tetap;
b. KK asli orang tua; dan
c.
KTP-el asli kedua orang tuanya.
(2) Persyaratan
dilakukan
sebagaimana
pada
usia
dimaksud
anak
bayi
pada
baru
ayat
lahir
(1)
hingga
menginjak usia anak 5 tahun.
(3) Persyaratan penerbitan KIA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dilakukan untuk anak usia 5 tahun sampai
dengan usia 17 tahun kurang satu hari, dilengkapi dengan
pas foto Anak berwarna ukuran 2 x 3 sebanyak 2 (dua)
lembar.
Pasal 9
Masa berlaku KIA Anak Orang Asing sama dengan izin tinggal
tetap orang tuanya.
Pasal 10
Dinas menerbitkan kembali KIA yang hilang setelah pemohon
mengajukan
permohonan
penerbitan
KIA
dengan
melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
Pasal 11
Dinas menerbitkan kembali KIA yang rusak setelah pemohon
mengajukan permohonan penerbitan KIA
KIA yang rusak.
dengan dilampiri
-7-
Pasal 12
Dinas menerbitkan KIA karena pindah datang dilakukan
setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) disertai surat keterangan
pindah/surat keterangan pindah datang.
Bagian Kedua
Tata Cara
Paragraf Kesatu
Anak WNI
Pasal 13
(1) Pemohon atau orang tua anak menyerahkan persyaratan
penerbitan
KIA
dengan
menyerahkan
persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) ke Dinas.
(2) Kepala Dinas menandatangani dan menerbitkan KIA.
(3) KIA dapat diberikan kepada pemohon atau orang tuanya
di kantor Dinas atau kecamatan atau desa/kelurahan.
(4) Dinas dapat menerbitkan KIA dalam pelayanan keliling
dengan cara jemput bola di sekolah-sekolah, rumah sakit,
taman bacaan, tempat hiburan anak-anak dan tempat
layanan lainnya, agar cakupan kepemilikan KIA dapat
maksimal.
Paragraf Kedua
Anak Orang Asing
Pasal 14
(1) Terhadap anak yang telah memiliki pasport, orang tua
anak
melaporkan
ke
Dinas
dengan
menyerahkan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
untuk menerbitkan KIA.
(2) Kepala Dinas menandatangani dan menerbitkan KIA.
(3) KIA dapat diberikan kepada pemohon atau orang tuanya
di kantor Dinas.
-8-
(4) Dinas dapat menerbitkan KIA dalam pelayanan keliling
dengan cara jemput bola di sekolah-sekolah, rumah sakit,
taman bacaan, tempat hiburan anak-anak dan tempat
layanan lainnya, agar cakupan kepemilikan KIA dapat
maksimal.
BAB III
SPESIFIKASI BLANGKO, FOMULASI KALIMAT DAN
PENULISAN KARTU IDENTITAS ANAK
Pasal 15
Blangko KIA berlaku secara nasional di seluruh wilayah
Republik Indonesia.
Pasal 16
(1) Spesifikasi blangko KIA sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15, meliputi:
a. material
terbuat
dari
bahan
PETG
(Polythylene
Terephthalate Glycol);
b. teknologi
printing
background
blangko
KIA
menggunakan offset printing;
c. teknologi
printing
personalisasi
menggunakan
dye
sublimation (retransfer);
d. pencetakan warna digunakan untuk mencetak latar
belakang (background), blangko dan pas foto;
e. karateristik fisik sesuai ISO/IEC 7810 dalam format
ID -1 , mempunyai ukuran 85,72 x 54,03 mm, warna
merah
dengan
kode
Pantone
1797C
bergradasi,
ketebalan blangko kartu maksimal 1,00 mm;
f. terdapat 7 lapisan (layer);dan
g. susunan lapisan (layer) terdiri dari:
1. overlay (0,065 mm).
-9-
2. basic print (0,120 mm – PETG), tampak depan:
a) area judul pada bagian atas terdapat tulisan
“KARTU
IDENTITAS
ANAK
REPUBLIK
INDONESIA”;
b) area Logo/gambar:
1) pada bagian depan sebelah kiri atas terdapat
Gambar Lambang Negara Kesatuan Republik
Indonesia “Burung Garuda Pancasila”.
2) terdapat Peta Kepulauan Indonesia.
3) terdapat gambar Bendera Merah Putih.
4) latar
belakang
terdapat
tulisan
KARTUIDENTITASANAK, tanpa spasi.
c) area penempatan hologram berada pada sebelah
kiri bawah di bagian depan blangko KIA.
d) secutity feature atau fitur pengaman terdapat
pada hologram, microtext yang hanya dapat
dibaca dengan menggunakan kaca pembesar
dan latar belakang (background) berupa garisgaris halus membentuk motif tertentu berwarna
merah dengan kode Pantone 1797C.
3. PETG (0,095 mm)
4. Core (0,330 mm)
5. PETG (0,095 mm)
6. basic print (0,120 mm – PETG), tampak belakang:
a) latar belakang terdapat gambar bola dunia,
bendera merah putih dan Kepulauan Indonesia.
b) latar
belakang
terdapat
tulisan
KARTUIDENTITASANAK, tanpa spasi.
c) security feature atau fitur pengaman terdapat
garis-garis halus membentuk motif tertentu
berwarna merah dengan kode Pantone 1797C.
d) data
personalisasi
dan
pas
foto
yang
terlaminasi.
e) QR Code (Quick Response Code) yang dapat
digunakan
untuk
menyimpan
kependudukan pemilik kartu.
data
-10-
7. overlay (0,05 mm)
Keterangan: 7 lapisan (layer) digabungkan.
(2) Bentuk
dan
komposisi
blangko
KIA
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 17
Formulasi kalimat dalam KIA, memuat elemen data:
a. NIK;
b. nama;
c. jenis kelamin;
d. golongan darah;
e. tempat/tanggal lahir;
f.
nomor kartu keluarga;
g. nama kepala keluarga;
h. nomor akta kelahiran;
i.
agama;
j.
kewarganegaraan;
k. alamat;
l.
masa berlaku;
m. tempat penerbitan;
n. nomenklatur dinas;dan
o. nama dan tanda tangan kepala dinas.
Pasal 18
(1) Penulisan KIA dilakukan dengan menggunakan aplikasi
sistem
informasi
administrasi
kependudukan
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Spesifikasi penulisan KIA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. huruf balok;
b. tinta warna hitam;
c. tanggal, bulan, tahun ditulis dengan huruf;dan
d. penandatangan
hitam.
KIA
menggunakan
tinta
berwarna
-11-
Pasal 19
Formulasi kalimat, elemen data, format dan penulisan dalam
KIA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17 dan
Pasal 18 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
(1) Untuk
memaksimalkan
pemanfaatan
KIA
dan
memberikan nilai tambah, maka kabupaten/kota dapat
melakukan perjanjian kemitraan dengan pihak ketiga
sebagai mitra bisnis yang bergerak dalam bidang tempat
bermain, rumah makan, taman bacaan, toko buku, tempat
rekreasi dan usaha ekonomi lainnya.
(2) Dinas dapat melakukan kemitraan dengan mitra bisnis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang lokasinya
berada
dalam
wilayah
administrasi
maupun
yang
lokasinya berada di luar wilayah administrasi.
(3) KIA yang saat ini sudah diterbitkan masih tetap berlaku
sampai dengan habis masa berlakunya.
(4) Untuk keseragaman identitas anak secara nasional, Dinas
dapat mengganti KIA yang pernah diterbitkan dengan
mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
-12-
Pasal 21
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Januari 2016
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 Januari 2016.
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 80
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
W. SIGIT PUDJIANTO
NIP. 19590203 198903 1 001.
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
KARTU IDENTITAS ANAK
A. DESAIN
B.
FITUR PENGAMAN
HOLOGRAM:
1..
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Combination Effect
Single Color
Dynamic Color Effect
White Effect
Guilloche
Kinetic Silver Effect
Special Raster
Special Pixel
Mini text: KIARI dan RI
Micro text: KIARI & INDONESIA
11.
12.
Flip-flop mini text: KIARI & RI
Flip-flop micro text: NKRI &
INDONESIA
13
Error Micro text:KIARI & RI
14
Nano text: INDONESIA
15
Hidden text: KIARI
MICROTEXT:
Berupa teks
KARTUIDENTITASANAKRE
PUBLIKINDONESIA yang
ditempatkan diatas garis
horisontal blok warna merah
dibagian depan Kartu Identitas
Anak.
Hanya dapat di baca
menggunakan alat baca
khusus.
GUILLOCHE:
Tulisan
“KARTUIDENTITASANAK”
yang tidak terputus dan
dibentuk oleh garis-garis
yang naik turun sesuai
bentuk huruf.
RELIEF BACKGROUND:
Gambar Kepulauan
Indonesia dengan latar
belakang gambar bendera
merah putih yang dibentuk
oleh garis-garis tebal tipis
sesuai bentuk kepulauan dan
bendera tersebut.
KOMBINASI GUILLOCHE
& RELIEF BACKGROUND:
Tulisan “KARTU IDENTITAS ANAK”
yang tidak terputus dan dibentuk
oleh garis- garis yang naik turun
sesuai bentuk huruf dan
dipadukan dengan garis- garis tebal
tipis sesuai bentuk huruf tersebut
C. PERSONALISASI
Blanko KARTU IDENTITAS ANAK (KIA)
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di
Kabupaten/Kota akan menerima blangko KIA dengan
bentuk seperti di sebelah kiri
PROSE PERSONALISASI:
Mencetak data-data kependudukan dan foto Anak yang
bersangkutan serta ditambah 1 komponen sekuriti yang disebut QR
Code
KARTU IDENTITAS ANAK (KIA)
Blangko Kartu Identitas Anak dapat di proses
PERSONALISASI dengan menggunakan Printer dan
Ribbon yang sama dengan yang digunakan pada
proses Personalisasi KTP Elektronik
QR Code
QR Code : singkatan dari Quick Response Code adalah
Sebuah barcode yang berisi informasi tentang data-data
kependudukan yang tercetak di KIA. Kode QR menggunakan
empat mode pengkodean standar (numerik, alfanumerik, byte /
biner, dan kanji) untuk secara efisien menyimpan data.
Dengan alat baca tertentu, QR Code dapat dibaca dan
langsung dapat terkoneksi dengan data- data di
server kependudukan
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
W. SIGIT PUDJIANTO
NIP. 19590203 198903 1 001.
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
TJAHJO KUMOLO
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
KARTU IDENTITAS ANAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa pada saat ini anak berusia kurang dari 17 tahun
dan belum menikah tidak memiliki identitas penduduk
yang berlaku secara nasional dan terintegrasi dengan
Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan;
b. bahwa
Pemerintah
berkewajiban
untuk
memberikan
identitas kependudukan kepada seluruh penduduk warga
negara Indonesia yang berlaku secara nasional sebagai
upaya perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional
warga negara;
c. bahwa pemberian identitas kependudukan kepada anak
akan mendorong peningkatan pendataan, perlindungan dan
pelayanan publik untuk mewujudkan hak terbaik bagi
anak;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Kartu Identitas
Anak;
-2-
Mengingat :
1. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2002
tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4235); sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 (Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2013
Nomor
297,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5606);
2. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2006
tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
232, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5475);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2006
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4736) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun
2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor
265,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 5373);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam
Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 564) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1667);
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG KARTU
IDENTITAS ANAK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang
Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
2. Warga
Negara
Indonesia
yang
selanjutnya
disingkat
menjadi WNI adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai Warga Negara Indonesia.
3. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.
4. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas)
tahun,
termasuk
anak
yang
masih
dalam
kegiatan
untuk
kandungan.
5. Perlindungan
Anak
adalah
segala
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara
optimal
kemanusiaan,
sesuai
serta
dengan
mendapat
harkat
dan
martabat
perlindungan
dari
kekerasan dan diskriminasi.
6. Penduduk Wajib KTP adalah Warga Negara Indonesia dan
Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang berusia
17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah
kawin secara sah.
7. Kartu Identitas Anak yang selanjutnya disingkat menjadi
KIA adalah identitas resmi anak sebagai bukti diri anak
yang berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah
yang
diterbitkan
oleh
Dinas
Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.
Kependudukan
dan
-4-
8. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK,
adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau
khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar
sebagai Penduduk Indonesia.
9. Dinas
Kependudukan
selanjutnya
disebut
dan
Pencatatan
Dinas
adalah
Sipil
perangkat
yang
daerah
Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dan
berwenang
melaksanakan
pelayanan
dalam
urusan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
10. Penerbitan
KIA
adalah
pengeluaran
KIA
baru,
atau
penggantian KIA karena habis masa berlakunya, pindah
datang, rusak atau hilang.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Pemerintah menerbitkan KIA bertujuan untuk meningkatkan
pendataan, perlindungan dan pelayanan publik serta sebagai
upaya
memberikan
perlindungan
dan
pemenuhan
hak
konstitusional warga negara.
BAB III
PERSYARATAN DAN TATA CARA
Bagian Kesatu
Persyaratan
Paragraf Kesatu
Anak WNI
Pasal 3
(1) Dinas menerbitkan KIA baru bagi anak kurang dari 5
tahun
bersamaan
kelahiran.
dengan
penerbitan
kutipan
akta
-5-
(2) Dalam hal anak kurang dari 5 tahun sudah memiliki akta
kelahiran tetapi belum memiliki KIA, penerbitan KIA
dilakukan setelah memenuhi persyaratan:
a. fotocopy kutipan akta kelahiran dan menunjukan
kutipan akta kelahiran aslinya;
b. KK asli orang tua/Wali;dan
c.
KTP-el asli kedua orang tuanya/wali.
(3) Dinas menerbitkan KIA untuk anak usia 5 tahun sampai
dengan
usia
17
tahun
kurang
satu
hari,
dengan
persyaratan:
a. fotocopy kutipan akta kelahiran dan menunjukan
kutipan akta kelahiran aslinya;
b. KK asli orang tua/Wali;
c.
KTP-el asli kedua orang tuanya/wali; dan
d. pas foto Anak berwarna ukuran 2 x 3 sebanyak 2 (dua)
lembar.
(4) Persyaratan penerbitan KIA baru bagi anak WNI yang baru
datang dari Luar Negeri mengikuti ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan surat
keterangan datang dari luar negeri yang diterbitkan oleh
Dinas.
Pasal 4
Dinas menerbitkan kembali KIA yang hilang setelah pemohon
mengajukan
permohonan
penerbitan
KIA
dengan
melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
Pasal 5
Dinas menerbitkan kembali KIA yang rusak setelah pemohon
mengajukan permohonan penerbitan KIA
dengan dilampiri
KIA yang rusak.
Pasal 6
Dinas
menerbitkan
KIA
karena
pindah
datang
setelah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) disertai surat keterangan
pindah/surat keterangan pindah datang.
-6-
Pasal 7
(1) Masa berlaku KIA baru untuk anak kurang dari 5 tahun
adalah sampai anak berusia 5 tahun.
(2) Masa berlaku KIA untuk anak diatas 5 tahun adalah
sampai anak berusia 17 tahun kurang satu hari.
Paragraf Kedua
Anak Orang Asing
Pasal 8
(1) Dinas menerbitkan KIA baru, dilakukan setelah pemohon
memenuhi persyaratan:
a. fotocopy paspor dan izin tinggal tetap;
b. KK asli orang tua; dan
c.
KTP-el asli kedua orang tuanya.
(2) Persyaratan
dilakukan
sebagaimana
pada
usia
dimaksud
anak
bayi
pada
baru
ayat
lahir
(1)
hingga
menginjak usia anak 5 tahun.
(3) Persyaratan penerbitan KIA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dilakukan untuk anak usia 5 tahun sampai
dengan usia 17 tahun kurang satu hari, dilengkapi dengan
pas foto Anak berwarna ukuran 2 x 3 sebanyak 2 (dua)
lembar.
Pasal 9
Masa berlaku KIA Anak Orang Asing sama dengan izin tinggal
tetap orang tuanya.
Pasal 10
Dinas menerbitkan kembali KIA yang hilang setelah pemohon
mengajukan
permohonan
penerbitan
KIA
dengan
melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
Pasal 11
Dinas menerbitkan kembali KIA yang rusak setelah pemohon
mengajukan permohonan penerbitan KIA
KIA yang rusak.
dengan dilampiri
-7-
Pasal 12
Dinas menerbitkan KIA karena pindah datang dilakukan
setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) disertai surat keterangan
pindah/surat keterangan pindah datang.
Bagian Kedua
Tata Cara
Paragraf Kesatu
Anak WNI
Pasal 13
(1) Pemohon atau orang tua anak menyerahkan persyaratan
penerbitan
KIA
dengan
menyerahkan
persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) ke Dinas.
(2) Kepala Dinas menandatangani dan menerbitkan KIA.
(3) KIA dapat diberikan kepada pemohon atau orang tuanya
di kantor Dinas atau kecamatan atau desa/kelurahan.
(4) Dinas dapat menerbitkan KIA dalam pelayanan keliling
dengan cara jemput bola di sekolah-sekolah, rumah sakit,
taman bacaan, tempat hiburan anak-anak dan tempat
layanan lainnya, agar cakupan kepemilikan KIA dapat
maksimal.
Paragraf Kedua
Anak Orang Asing
Pasal 14
(1) Terhadap anak yang telah memiliki pasport, orang tua
anak
melaporkan
ke
Dinas
dengan
menyerahkan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
untuk menerbitkan KIA.
(2) Kepala Dinas menandatangani dan menerbitkan KIA.
(3) KIA dapat diberikan kepada pemohon atau orang tuanya
di kantor Dinas.
-8-
(4) Dinas dapat menerbitkan KIA dalam pelayanan keliling
dengan cara jemput bola di sekolah-sekolah, rumah sakit,
taman bacaan, tempat hiburan anak-anak dan tempat
layanan lainnya, agar cakupan kepemilikan KIA dapat
maksimal.
BAB III
SPESIFIKASI BLANGKO, FOMULASI KALIMAT DAN
PENULISAN KARTU IDENTITAS ANAK
Pasal 15
Blangko KIA berlaku secara nasional di seluruh wilayah
Republik Indonesia.
Pasal 16
(1) Spesifikasi blangko KIA sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15, meliputi:
a. material
terbuat
dari
bahan
PETG
(Polythylene
Terephthalate Glycol);
b. teknologi
printing
background
blangko
KIA
menggunakan offset printing;
c. teknologi
printing
personalisasi
menggunakan
dye
sublimation (retransfer);
d. pencetakan warna digunakan untuk mencetak latar
belakang (background), blangko dan pas foto;
e. karateristik fisik sesuai ISO/IEC 7810 dalam format
ID -1 , mempunyai ukuran 85,72 x 54,03 mm, warna
merah
dengan
kode
Pantone
1797C
bergradasi,
ketebalan blangko kartu maksimal 1,00 mm;
f. terdapat 7 lapisan (layer);dan
g. susunan lapisan (layer) terdiri dari:
1. overlay (0,065 mm).
-9-
2. basic print (0,120 mm – PETG), tampak depan:
a) area judul pada bagian atas terdapat tulisan
“KARTU
IDENTITAS
ANAK
REPUBLIK
INDONESIA”;
b) area Logo/gambar:
1) pada bagian depan sebelah kiri atas terdapat
Gambar Lambang Negara Kesatuan Republik
Indonesia “Burung Garuda Pancasila”.
2) terdapat Peta Kepulauan Indonesia.
3) terdapat gambar Bendera Merah Putih.
4) latar
belakang
terdapat
tulisan
KARTUIDENTITASANAK, tanpa spasi.
c) area penempatan hologram berada pada sebelah
kiri bawah di bagian depan blangko KIA.
d) secutity feature atau fitur pengaman terdapat
pada hologram, microtext yang hanya dapat
dibaca dengan menggunakan kaca pembesar
dan latar belakang (background) berupa garisgaris halus membentuk motif tertentu berwarna
merah dengan kode Pantone 1797C.
3. PETG (0,095 mm)
4. Core (0,330 mm)
5. PETG (0,095 mm)
6. basic print (0,120 mm – PETG), tampak belakang:
a) latar belakang terdapat gambar bola dunia,
bendera merah putih dan Kepulauan Indonesia.
b) latar
belakang
terdapat
tulisan
KARTUIDENTITASANAK, tanpa spasi.
c) security feature atau fitur pengaman terdapat
garis-garis halus membentuk motif tertentu
berwarna merah dengan kode Pantone 1797C.
d) data
personalisasi
dan
pas
foto
yang
terlaminasi.
e) QR Code (Quick Response Code) yang dapat
digunakan
untuk
menyimpan
kependudukan pemilik kartu.
data
-10-
7. overlay (0,05 mm)
Keterangan: 7 lapisan (layer) digabungkan.
(2) Bentuk
dan
komposisi
blangko
KIA
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 17
Formulasi kalimat dalam KIA, memuat elemen data:
a. NIK;
b. nama;
c. jenis kelamin;
d. golongan darah;
e. tempat/tanggal lahir;
f.
nomor kartu keluarga;
g. nama kepala keluarga;
h. nomor akta kelahiran;
i.
agama;
j.
kewarganegaraan;
k. alamat;
l.
masa berlaku;
m. tempat penerbitan;
n. nomenklatur dinas;dan
o. nama dan tanda tangan kepala dinas.
Pasal 18
(1) Penulisan KIA dilakukan dengan menggunakan aplikasi
sistem
informasi
administrasi
kependudukan
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Spesifikasi penulisan KIA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. huruf balok;
b. tinta warna hitam;
c. tanggal, bulan, tahun ditulis dengan huruf;dan
d. penandatangan
hitam.
KIA
menggunakan
tinta
berwarna
-11-
Pasal 19
Formulasi kalimat, elemen data, format dan penulisan dalam
KIA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17 dan
Pasal 18 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
(1) Untuk
memaksimalkan
pemanfaatan
KIA
dan
memberikan nilai tambah, maka kabupaten/kota dapat
melakukan perjanjian kemitraan dengan pihak ketiga
sebagai mitra bisnis yang bergerak dalam bidang tempat
bermain, rumah makan, taman bacaan, toko buku, tempat
rekreasi dan usaha ekonomi lainnya.
(2) Dinas dapat melakukan kemitraan dengan mitra bisnis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang lokasinya
berada
dalam
wilayah
administrasi
maupun
yang
lokasinya berada di luar wilayah administrasi.
(3) KIA yang saat ini sudah diterbitkan masih tetap berlaku
sampai dengan habis masa berlakunya.
(4) Untuk keseragaman identitas anak secara nasional, Dinas
dapat mengganti KIA yang pernah diterbitkan dengan
mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
-12-
Pasal 21
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Januari 2016
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 Januari 2016.
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 80
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
W. SIGIT PUDJIANTO
NIP. 19590203 198903 1 001.
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
KARTU IDENTITAS ANAK
A. DESAIN
B.
FITUR PENGAMAN
HOLOGRAM:
1..
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Combination Effect
Single Color
Dynamic Color Effect
White Effect
Guilloche
Kinetic Silver Effect
Special Raster
Special Pixel
Mini text: KIARI dan RI
Micro text: KIARI & INDONESIA
11.
12.
Flip-flop mini text: KIARI & RI
Flip-flop micro text: NKRI &
INDONESIA
13
Error Micro text:KIARI & RI
14
Nano text: INDONESIA
15
Hidden text: KIARI
MICROTEXT:
Berupa teks
KARTUIDENTITASANAKRE
PUBLIKINDONESIA yang
ditempatkan diatas garis
horisontal blok warna merah
dibagian depan Kartu Identitas
Anak.
Hanya dapat di baca
menggunakan alat baca
khusus.
GUILLOCHE:
Tulisan
“KARTUIDENTITASANAK”
yang tidak terputus dan
dibentuk oleh garis-garis
yang naik turun sesuai
bentuk huruf.
RELIEF BACKGROUND:
Gambar Kepulauan
Indonesia dengan latar
belakang gambar bendera
merah putih yang dibentuk
oleh garis-garis tebal tipis
sesuai bentuk kepulauan dan
bendera tersebut.
KOMBINASI GUILLOCHE
& RELIEF BACKGROUND:
Tulisan “KARTU IDENTITAS ANAK”
yang tidak terputus dan dibentuk
oleh garis- garis yang naik turun
sesuai bentuk huruf dan
dipadukan dengan garis- garis tebal
tipis sesuai bentuk huruf tersebut
C. PERSONALISASI
Blanko KARTU IDENTITAS ANAK (KIA)
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di
Kabupaten/Kota akan menerima blangko KIA dengan
bentuk seperti di sebelah kiri
PROSE PERSONALISASI:
Mencetak data-data kependudukan dan foto Anak yang
bersangkutan serta ditambah 1 komponen sekuriti yang disebut QR
Code
KARTU IDENTITAS ANAK (KIA)
Blangko Kartu Identitas Anak dapat di proses
PERSONALISASI dengan menggunakan Printer dan
Ribbon yang sama dengan yang digunakan pada
proses Personalisasi KTP Elektronik
QR Code
QR Code : singkatan dari Quick Response Code adalah
Sebuah barcode yang berisi informasi tentang data-data
kependudukan yang tercetak di KIA. Kode QR menggunakan
empat mode pengkodean standar (numerik, alfanumerik, byte /
biner, dan kanji) untuk secara efisien menyimpan data.
Dengan alat baca tertentu, QR Code dapat dibaca dan
langsung dapat terkoneksi dengan data- data di
server kependudukan
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
W. SIGIT PUDJIANTO
NIP. 19590203 198903 1 001.
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
TJAHJO KUMOLO