KEEFEKTIFAN KOMBINASI MEDIA FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) Keefektifan Kombinasi Media Filter Zeolit Dan Karbon Aktif Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Pada Air Sumur.

(1)

KEEFEKTIFAN KOMBINASI MEDIA FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe)

DAN MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

NASRUDIN PURWONUGROHO J 410 090 041

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013


(2)

(3)

1 KEEFEKTIFAN KOMBINASI MEDIA FILTER ZEOLIT DAN KARBON

AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR

Nasrudin Purwonugroho J 410 090 041 Fakultas Ilmu Kesehatan

Abstract

The degree of Fe and Mn substances in water which are higher than quality standard can create technical, physical, and health disruption. The degree of Fe and Mn substances in Griya Fajar Regency in Gentan, Baki, Sukoharjo is higher than the standards accepted (2.910 mg/l and 0.900 mg/l). The decrease of the degree of Fe and Mn can be conducted by filtration using combination of zeolite filter and active carbon media. The purpose of this research was to find the effectiveness of the combination of zeolite filter and active carbon media in decreasing the degree of Fe and Mn. The research used experiment method applying the research design of pretest and posttest with control group. The population in this research was all wells in Griya Fajar Regency 09/XII. Total sample used in the research was 60 liters. Each treatment needs 5 liters with three times repetition. The statistics test used one-way anova. The result of the statistics test shows that there was effectiveness of the combination of zeolite filter and active carbon media in decreasing the degree of Fe and Mn. The measurement result of the average degree in control of Fe and Mn was 2.897 mg/l and 0.877 mg/l. the treatment used zeolite filter media show the average degree of fe and Mn was 0.160 mg/l and 0.137 mg/l, while the treatment used active carbon media show the average degree of Fe and Mn was 0.217 mg/l and 0.247 mg/l. using both media, the average degree of Fe and Mn was 0.183 mg/l and 0.247 mg/l. the most effective combination in decreasing the degree of Fe and Mn was Zeolite with effectiveness of 94.50% and 84.78%.


(4)

2 PENDAHULUAN

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya (Mulia, 2005).

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Syarat fisik air tidak berwarna, temperatur normal, rasanya tawar, tidak berbau, jernih dan tidak mengandung zat padatan. Syarat kimia air dalam pH netral, tidak mengandung bahan kimia beracun, tidak mengandung garam atau ion-ion logam, kesadahan rendah dan tidak mengandung bahan organik. Syarat mikrobiologi tidak mengandung bakteri patogen dan nonpatogen (Kusnaedi, 2010).

Standar mutu air minum ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Air Minum. Baku mutu Fe dan Mn yang diperbolehkan dalam air minum maksimal 0,3 mg/l dan 0,4 mg/l.

Menurut Joko (2010), konsentrasi besi (Fe) terlarut dalam air yang melebihi batas baku mutu akan menyebabkan berbagai masalah seperti gangguan teknis, misalnya: mengotori bak, wastafel, kloset, korosif pada pipa yang mengakibatkan pembatuan, dan gangguan fisik, misalnya: timbulnya warna, bau, dan rasa, serta menyebabkan gangguan kesehatan, misalnya: merusak dinding usus, iritasi pada mata dan kulit. Widowati, dkk (2008) menyatakan bahwa paparan mangan (Mn) dosis tinggi


(5)

3 menyebabkan kegemukan, glucose intolerance, penggumpalan darah, gangguan kulit, gangguan skeleton, menurunnya kadar kolesterol, mengakibatkan cacat lahir, perubahan warna rambut, gangguan sistem saraf, gangguan jantung, hati, dan pembuluh vaskuler, menurunnya tekanan darah, mengakibatkan cacat pada fetus, kerusakan otak, serta iritasi alat pencernaan.

Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang telah dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, diketahui bahwa sampel air yang berasal dari salah satu sumur yang berada di Perum Griya Fajar Gentan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo memiliki kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) yang cukup tinggi, yaitu 2,77 mg/l dan 0,8 mg/l di mana kadar tersebut telah melampaui batas aman yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Air Minum.

Penelitian Hardini dan Karnaningroem (2005) menunjukkan bahwa filter yang berisi media karbon aktif, zeolit, dan karbon aktif dengan zeolit dengan ketebalan 25 cm dan 40 cm menunjukkan bahwa seri karbon aktif dan zeolit dengan ketebalan 40 cm lebih optimum dalam menurunkan kandungan besi, mangan, dan zat organik dalam air. Rahman dan Hartono (2004) menyatakan bahwa media filter zeolit menurunkan Fe sebanyak 55% tetapi hanya 40% Mn dalam air tanah yang mengandung 3,6 mg/l Fe dan 0,7 mg/l Mn, kondisi optimum untuk menghilangkan Fe dan Mn adalah 30 menit untuk waktu kontak dan 2 ml/menit untuk laju filtrasi. Sedangkan penelitian ini mengenai keefektifan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) pada air sumur di Perum Griya Fajar Gentan Baki Sukoharjo. Adapun karbon aktif yang digunakan adalah arang tempurung kelapa dengan kombinasi


(6)

4 yang digunakan dalam penyaringan yaitu menggunakan kombinasi media filter zeolit (60 cm), karbon aktif (60 cm) dan zeolit (30 cm) dengan karbon aktif (30 cm).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis eksperimen sungguhan (true experiment) dengan rancangan penelitian pretes-postes dengan kelompok kontrol (pretest-postest with control group) di mana dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokkan anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan pretest (01) pada kedua kelompok tersebut dan diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postest (02) pada kedua kelompok tersebut.

Dengan randomisasi (R), maka kedua kelompok mempunyai sifat yang sama sebelum dilakukan intervensi (perlakuan). Karena kedua kelompok sama pada awalnya, maka perbedaan hasil postest (02) pada kedua kelompok tersebut dapat disebut sebagai pengaruh dari intervensi atau perlakuan. Rancangan ini adalah salah satu rancangan yang terkuat di dalam mengontrol ancaman-ancaman terhadap validitas (Notoatmodjo, 2005).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur yang terdapat di Perum Griya Fajar RT 09 RW XII Gentan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Jumlah sumur yang ada di perumahan tersebut ialah 25 buah. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan purposive sampling, yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan


(7)

5 pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian, seperti sifat air yang universal (Notoatmodjo, 2005). Sampel pada penelitian ini diambil dari salah satu sumur, yaitu sumur Bapak Restu. Jumlah sampel yang diperlukan pada penelitian ini sebanyak 100 liter. Setiap perlakuan membutuhkan 5 liter air, di mana hasil perlakuan diambil sebanyak 1 liter dengan ditampung di botol aqua untuk pemeriksaan kadar Fe dan Mn yang dilakukan di tempat penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni 2013, menyiapkan alat dan bahan, seperti media filter zeolit dan karbon aktif yang sudah dicuci dan dikeringkan, kemudian dimasukkan ke bak filter dengan kombinasi media filter zeolit (60 cm), karbon aktif (60 cm) dan zeolit (30 cm) dengan karbon aktif (30 cm) serta dilakukan replikasi sebanyak 3 kali, kemudian air sampel dimasukkan ke bak filter dengan masing-masing bak diisi 5 liter dan dikontakkan media filter selama 5 menit, kemudian kran outlet dibuka dan air yang keluar ditampung pada botol aqua dan ari hasil filtrasi dimasukkan ke bak penampung sesuai kombinasi media pada masing-masing replikasi. Setelah proses filtrasi selesai air hasil filtrasi diambil masing-masing 1000 ml dan dimasukkan ke dalam botol aqua untuk dilakukan pemeriksaan kadar Fe dan Mn dengan alat spektrofotometer, pemeriksaan suhu dengan alat termometer dan pemeriksaan pH dengan alat pH meter dan dihitung efektivitasnya. Hasil pemeriksaan Fe dan Mn dianalisis menggunakan uji statistik anova satu jalur dengan SPSS versi 21 dengan tingkat kepercayaan 99%.


(8)

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Gambaran Umum

Perum Griya Fajar RT 09/ RW XII Gentan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo merupakan perumahan yang dibangun di lahan yang dahulunya digunakan sebagai lahan persawahan. Perum Griya Fajar terdiri dari 25 rumah dan 25 sumur. Masyarakat di sana masih memanfaatkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bila dilihat dari segi fisik air yang ada berbau amis, keruh, serta menimbulkan warna kuning dan coklat pada dinding kamar mandi sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.

b. Pengukuran pH

Hasil pengukuran pH sebelum dan setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dilakukan di tempat penelitian. Hasil pemeriksaan pH dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengukuran pH

Dari Tabel 1 terlihat jelas hasil pengukuran pH tidak ada perubahan baik sebelum atau setelah mendapatkan perlakuan dengan media filter zeolit, karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif dengan pengulangan 3 kali yaitu pH 6,98.

Replikasi pH Kepmenkes

No.492/MENKES /PER/IV/2010

Sebelum Setelah

Perlakuan Kontrol Zeolit Karbon

Aktif

Zeolit & Karbon

Aktif

pH

1 6,98 6,98 6,98 6,98 6,98 6,5-8,5

2 6,98 6,98 6,98 6,98 6,98


(9)

7 c. Pengukuran Suhu

Hasil pengukuran suhu sebelum dan setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dilakukan di tempat penelitian. Hasil pemeriksaan suhu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu

Dari Tabel 2 terlihat jelas hasil pengukuran suhu tidak ada perubahan baik sebelum atau setelah mendapatkan perlakuan dengan media filter zeolit, karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif dengan pengulangan 3 kali yaitu suhu 27oC.

d. Pengukuran Fe

Pengukuran kadar Fe sebelum dan setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dilakukan di tempat penelitian. Hasil pemeriksaan kadar Fe dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar Fe

Replikasi Suhu (oC) Kepmenkes

No.492/MENKES /PER/IV/2010

Sebelum Setelah

Perlakuan Kontrol Zeolit Karbon

Aktif

Zeolit & Karbon

Aktif

Suhu

1 27 27 27 27 27 Suhu Udara

25 ± 3oC

2 27 27 27 27 27

3 27 27 27 27 27

Replikasi Kadar Fe Rata-rata (mg/l) Kepmenkes No.492/MENKES

/PER/IV/2010

Sebelum Setelah

Perlakuan Kontrol Zeolit Karbon

Aktif

Zeolit & Karbon Aktif

Fe

1 2,910 2,900 0,170 0,210 0,180 0,3 mg/l

2 2,910 2,890 0,150 0,220 0,190

3 2,910 2,900 0,160 0,220 0,180


(10)

8 Tabel 3 menunjukkan adanya penurunan kadar Fe sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan. Media filter zeolit paling efektif dalam menurunkan kadar Fe yaitu rata-rata menjadi 0,160 mg/l.

Tabel 4. Keefektifan Kombinasi Media Filter Zeolit dan Karbon Aktif dalam Menurunkan Kadar Fe

Tabel 4 menunjukkan adanya keefektifan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar Fe. Adapun kombinasi media filter yang paling efektif dalam menurunkan kadar Fe adalah zeolit dengan keefektifan sebesar 94,50%.

e. Pengukuran Mn

Hasil pengukuran kadar Mn sebelum dan setelah mendapat perlakuan dengan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kadar Mn Kombinasi

Media Filter

Kadar Fe (mg/l) Keefektifan Pengolahan

(%) Sebelum Setelah

Pengolahan

Penurunan

Zeolit 2,910 0,160 2,750 94,50

Karbon Aktif 2,910 0,217 2,693 92,54

Zeolit & Karbon Aktif

2,910 0,183 2,727 93,71

Replikasi Kadar Mn Rata-rata (mg/l) Kepmenkes No.492/MENKES

/PER/IV/2010

Sebelum Setelah

Perlakuan Kontrol Zeolit Karbon

Aktif

Zeolit & Karbon Aktif

Mn

1 0,900 0,890 0,130 0,230 0,220 0,4 mg/l

2 0,900 0,870 0,150 0,260 0,200

3 0,900 0,870 0,130 0,250 0,190


(11)

9 Tabel 5 menunjukkan adanya penurunan kadar Mn sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan. Media filter zeolit paling efektif dalam menurunkan kadar Mn yaitu rata-rata menjadi 0,137 mg/l.

Tabel 6. Keefektifan Kombinasi Media Filter Zeolit dan Karbon Aktif dalam Menurunkan Kadar Mn

Tabel 6 menunjukkan adanya keefektifan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar Mn. Adapun kombinasi media filter yang paling efektif menurunkan kadar Mn adalah zeolit dengan keefektifan sebesar 84,78%.

Hasil analisis anova mengenai keefektifan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar Fe dan Mn dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Analisis Anova Sum of

Squares

Df Means Squares

F Sig.

Fe Between Groups 16,529 3 5,510 110193,944 ,000

Within Groups ,000 8 ,000

Total 16,529 11

Mn Between Groups 1,062 3 ,354 1931,318 ,000

Within Groups ,001 8 ,000

Total 1,064 11

Berdasarkan Tabel 7 diketahui nilai signifikan 0,000 dimana sig ≤ 0,01 sehingga Ho ditolak yang artinya ada pengaruh yang signifikan berbagai kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar Fe.

Kombinasi Media Filter

Kadar Mn (mg/l) Keefektifan

Pengolahan (%) Sebelum Setelah

Pengolahan

Penurunan

Zeolit 0,900 0,137 0,763 84,78

Karbon Aktif 0,900 0,247 0,653 72,56

Zeolit & Karbon Aktif


(12)

10

Dari hasil uji anova nilai signifikan Mn 0,000 dimana sig ≤ 0,01 sehingga

Ho ditolak yang artinya ada pengaruh yang signifikan berbagai kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar Mn.

2. Pembahasan

Upaya untuk meningkatkan kualitas air, salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan filtrasi. Dalam penelitian ini menggunakan kombinasi media filter yaitu zeolit, karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif dengan ketebalan 60 cm. Sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pengolahan air minum. Penilaian air didasarkan pada beberapa persyaratan diantaranya tingkat keasaman (pH), suhu air, dan kandungan logam (misal Fe dan Mn).

a. Pengukuran pH

Pada penelitian ini pengukuran pH air dilakukan sebelum dan setelah mendapat perlakuan dengan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dengan 3 kali pengulangan hasilnya sama yaitu 6,9. Dengan demikian pH tidak mempengaruhi filtrasi dan penurunan kadar Fe dan Mn murni karena adanya perlakuan menggunakan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif. Dampak

yang dapat ditimbulkan jika pH ≤ 7 yaitu dapat melarutkan logam seperti Fe dan

Mn (Joko, 2010). Menurut Kusnaedi (2010) air yang mengandung pH < 7 bersifat asam. Jika hasil pH dibandingkan dengan Kepmenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan air minum, pH yang diperbolehkan 6,5-8,5 maka pH 6,9 masih dalam standar yang diperbolehkan.


(13)

11 b. Pengukuran Suhu

Dari hasil pengukuran suhu diperoleh 27oC baik sebelum dan setelah perlakuan dengan pengulangan 3 kali tidak mengalami perubahan. Sehingga suhu tidak mempengaruhi filtrasi dan penurunan kadar Fe dan Mn murni karena perlakuan filtrasi menggunakan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif. Berdasarkan Kepmenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan air minum, suhu yang diperbolehkan adalah ± 3oC suhu udara. Dengan demikian suhu 27oC masih dalam standar yang diperbolehkan. Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara, berarti air tersebut mengandung zat-zat tertentu (misalnya, fenol yang terlarut di dalam air cukup banyak) atau sedang terjadi suatu proses tertentu (proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan energi) yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air (Kusnaedi, 2010).

c. Pengukuran Kadar Fe

Berdasarkan hasil pengukuran kadar Fe sebelum mendapat perlakuan diperoleh hasil kadar Fe rata-rata 2,910 mg/l. Kadar Fe tersebut sudah melebihi standar kualitas air minum yaitu 0,3 mg/l berdasarkan Kepmenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Kadar Fe yang melebihi standar dapat menimbulkan berbagai masalah diantaranya dapat menimbulkan korosif pada pipa, mengotori bak, wastafel, kloset, timbulnya warna, bau dan rasa serta menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan merusak dinding usus (Joko, 2010).

Kadar Fe pada air sumur di Perum Griya Fajar sudah melebihi standar baku mutu air sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Pengolahan ini merupakan upaya untuk mendapatkan air yang


(14)

12 bersih dan sehat sesuai standar. Salah satu alternatif pengolahan air yang dapat dilakukan yaitu dengan filtrasi. Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan antara pedatan dengan cairan (Kusnaedi, 2010). Dari hasil yang diperoleh kadar Fe yang melebihi standar setelah dilakukan perlakuan dengan filtrasi menggunakan media filter zeolit dan karbon aktif dengan ketebalan 60 cm, waktu kontak 5 menit dan laju aliran 1 lt/menit, kadar Fe mengalami penurunan. Rata-rata kadar Fe setelah difiltrasi dengan media filter zeolit sebesar 0,160 mg/l dengan keefektifan 94,50%, dengan media filter karbon aktif rata-rata kadar Fe sebesar 0,217 mg/l dengan keefektifan 92,54%, dan rata-rata kadar Fe setelah difiltrasi dengan media filter zeolit dengan karbon aktif sebesar 0,183 mg/l dengan keefektifan 93,71%.

Penelitian Hardini dan Karnaningroem (2005) menunjukkan bahwa pada filter yang berisi media zeolit, karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif dengan ketebalan 25 cm dan 40 cm menunjukkan bahwa zeolit dengan diameter 2 mm dan karbon aktif dengan diameter 1 mm dengan ketebalan 40 cm lebih efektif dalam menurunkan kandungan Fe. Namun dalam penelitian ini kombinasi media filter zeolit dengan karbon aktif dengan diameter 0,35 cm dan 0,60 cm serta ketebalan media filter 60 cm kurang efektif dalam menurunkan kadar Fe dibandingkan dengan media filter zeolit. Hal ini terjadi sebagai akibat minimnya kemampuan karbon aktif dalam menurunkan Fe, sehingga media karbon aktif menjadi lebih cepat jenuh atau mengalami break through. Akibat dari media karbon aktif yang menjadi cepat jenuh, membuat kinerja zeolit menjadi lebih berat dalam menyerap Fe dan hasilnya menjadi kurang efektif. Dengan menambah ketebalan media filter zeolit, dapat meningkatkan


(15)

13 kemampuan media dalam menurunkan kandungan Fe yang terdapat di dalam air. Hal ini dikarenakan semakin banyak media yang ditambahkan, maka semkin luas permukaan pori - pori yang dapat mengikat kation di dalam air sehingga kadar Fe di dalam air semakin berkurang.

Dari hasil analisis anova diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p ≤ 0,01),

sehingga Ho ditolak yang artinya ada keefektifan yang signifikan penggunaan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif terhadap penurunan kadar Fe. Kadar Fe pada kontrol atau tanpa dilewatkan media filter dengan menggunakan media filter zeolit, karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif ada beda

signifikan (sig=0,000) karena sig ≤ 0,01. Namun kadar Fe setelah mendapat

pelakuan dengan zeolit dengan mean difference 2,737 ini menunjukkan penurunan kadar Fe lebih tinggi dari pada setelah perlakuan dengan karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif yaitu dengan mean difference 2,680 dan 2,713. Tetapi penurunan kadar Fe dengan menggunakan media filter zeolit dengan karbon aktif ada beda signifikan (sig=0,000) karena sig < 0,01 dengan mean difference 2,713 ini menunjukkan penurunan kadar Fe lebih tinggi dari pada setelah perlakuan dengan karbon aktif yaitu dengan mean difference 2,680. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media filter zeolit paling efektif dalam menurunkan kadar Fe pada air sumur.

Zeolit merupakan senyawa dengan kation aktif yang bergerak dan umumnya bertindak sebagai penukar ion. Di samping itu, zeolit juga mudah melepas kation dan diganti dengan kation lain. Sedangkan keberadaan atom alumunium di dalam zeolit akan menyebabkan memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah yang menyebabkan zeolit mampu mengikat kation, sehingga dapat


(16)

14 digunakan untuk mengikat kation-kation pada air, seperti Fe, Al atau Mg. Dengan mengalirkan air baku pada filter zeolit, kation akan diikat oleh zeolit yang memiliki muatan negatif. Dengan demikian, zeolit berfungsi sebagai penukar ion dan adsorben dalam pengolahan air (Kusnaedi, 2010).

d. Pengukuran Kadar Mn

Berdasarkan hasil pengukuran kadar Mn sebelum mendapat perlakuan diperoleh hasil kadar Mn rata-rata 0,900 mg/l. Kadar Mn tersebut sudah melebihi standar berdasarkan Kepmenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan air minum yaitu 0,4 mg/l. Kadar Mn dalam air dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kegemukan, glucose intolerance, penggumpalan darah, gangguan kulit, gangguan skeleton, menurunnya kadar kolesterol, mengakibatkan cacat lahir, perubahan warna rambut, gangguan sistem saraf, gangguan jantung, hati, dan pembuluh kapiler, menurunnya tekanan darah, mengakibatkan cacat fetus, kerusakan otak, serta iritasi alat pencernaan (Widowati, dkk, 2008).

Kadar Mn pada air sumur di Perum Griya Fajar sangat tinggi, maka perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Pengolahan ini merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat sesuai standar dengan tujuan menurunkan kandungan logam Mn yang terlarut dalam air. Salah satu alternatif pengolahan air yang dapat dilakukan yaitu dengan cara filtrasi. Dari hasil yang diperoleh kadar Mn yang melebihi standar setelah dilakukan perlakuan dengan filtrasi menggunakan media filter zeolit dengan diameter rata-rata 0,35 cm dan karbon aktif dengan diameter rata-rata-rata-rata 0,60 cm serta ketebalan media filter 60 cm, waktu kontak 5 menit dan laju aliran 1 l/menit, kadar Mn


(17)

15 mengalami penurunan. Rata-rata kadar Mn setelah difiltrasi dengan media filter zeolit sebesar 0,137 mg/l dengan keefektifan 84,78%, dengan media filter karbon aktif rata-rata kadar Mn sebesar 0,247 mg/l dengan keefektifan 72,56%, dan rata-rata kadar Mn setelah difiltrasi dengan media filter zeolit dengan karbon aktif sebesar 0,203 mg/l dengan keefektifan 77,44%. Sehingga zeolit dengan ketebalan 60 cm paling efektif dalam menurunkan kadar Mn.

Penelitian Hardini dan Karnaningroem (2005) menunjukkan bahwa pada filter yang berisi media zeolit, karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif dengan ketebalan 25 cm dan 40 cm menunjukkan bahwa zeolit dengan diameter 2 mm dan karbon aktif dengan diameter 1 mm dengan ketebalan 40 cm lebih efektif dalam menurunkan kandungan Mn. Tetapi dalam penelitian ini kombinasi media filter zeolit dengan karbon aktif dengan diameter 0,35 cm dan 0,60 cm serta ketebalan media filter 60 cm kurang efektif dalam menurunkan kadar Fe dibandingkan dengan media filter zeolit. Hal ini terjadi sebagai akibat minimnya kemampuan karbon aktif dalam menurunkan Mn, sehingga media karbon aktif menjadi lebih cepat jenuh atau mengalami break through. Akibat dari media karbon aktif yang menjadi cepat jenuh, membuat kinerja zeolit menjadi lebih berat dalam menyerap Mn dan hasilnya menjadi kurang efektif. Dengan menambah ketebalan media filter zeolit, dapat meningkatkan kemampuan media dalam menurunkan kandungan Mn yang terdapat di dalam air. Hal ini dikarenakan semakin banyak media yang ditambahkan, maka semkin luas permukaan pori - pori yang dapat mengikat kation di dalam air sehingga kadar Mn di dalam air semakin berkurang.


(18)

16 Berdasarkan hasil analisis anova diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p ≤ 0,01), sehingga Ho ditolak yang artinya ada keefektifan yang signifikan penggunaan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar Mn. Kadar Mn pada kontrol atau tanpa dilewatkan media filter dengan menggunakan media filter zeolit ada beda signifikan (sig=0,000) karena sig ≤ 0,01. Namun kadar Mn setelah mendapat pelakuan dengan zeolit dengan mean difference 0,740 ini menunjukkan penurunan kadar Mn lebih tinggi dari pada setelah mendapat perlakuan dengan media filter karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif yaitu dengan mean difference 0,630 dan 0,673. Tetapi penurunan kadar Mn dengan menggunakan media filter zeolit dengan karbon aktif ada

beda signifikan (sig=0,000) karena sig ≤ 0,01 dengan mean difference 0,673 ini menunjukkan penurunan kadar Mn lebih tinggi dari pada setelah perlakuan dengan karbon aktif yaitu dengan mean difference 0,630. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media filter zeolit paling efektif dalam menurunkan kadar Mn pada air sumur.

Media filter zeolit merupakan senyawa dengan kation aktif yang bergerak dan umumnya bertindak sebagai penukar ion. Sedangkan keberadaan atom alumunium di dalam zeolit akan menyebabkan memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah yang menyebabkan zeolit mampu mengikat kation, sehingga dapat digunakan untuk mengikat kation-kation pada air, seperti Fe, Al atau Mg. Dengan mengalirkan air baku pada filter zeolit, kation akan diikat oleh zeolit yang memiliki muatan negatif. Di samping itu, zeolit juga mudah melepas kation dan diganti dengan kation lain. Dengan demikian, zeolit berfungsi sebagai penukar ion dan adsorben dalam pengolahan air (Kusnaedi, 2010).


(19)

17 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif efektif dalam menurunkan kadar Fe dan Mn pada air sumur.

b. Kadar Fe dan Mn sebelum dilakukan perlakuan yaitu 2,910 mg/l dan 0,900 mg/l. c. Kadar Fe dan Mn setelah dilakukan perlakuan dengan media filter zeolit

rata sebesar 0,160 mg/l dan 0,137 mg/l, dengan media filter karbon aktif rata-rata kadar Fe 0,217 mg/l dan kadar Mn rata-rata-rata-rata 0,247 mg/l, dan menggunakan media filter zeolit dengan karbon aktif rata-rata kadar Fe 0,183 mg/l dan kadar Mn rata-rata 0,203 mg/l.

d. Kombinasi media filter yang paling efektif menurunkan kadar Fe dan Mn adalah kombinasi media filter zeolit dengan keefektifan sebesar 94,50% dan 84,78%.

2. Saran

Masyarakat diharapkan dapat melakukan pengolahan menggunakan media filter zeolit dalam menurunkan kadar Fe dan Mn sebelum dikonsumsi dikarenakan kandungan Fe dan Mn yang tinggi dapat mengganggu kesehatan dengan memanfaatkan bak penampungan air yang dimiliki dengan memberikan media filter zeolit dan menggunakan ketebalan 60 cm serta memberikan pembatas kain kassa pada saluran keluar. Peneliti lain dapat melanjutan penelitian ini dengan menggunakan media filter zeolit dan karbon aktif untuk menurunkan parameter lain misalnya kesadahan, lama kontak dan kapan media tersebut perlu regenerasi.


(20)

18 Peneliti lain bisa melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini di daerah lain atau di daerah yang sama dengan mengganti objek misalnya resin untuk menurunkan kadar Fe dan Mn pada air sumur.


(21)

19 DAFTAR PUSTAKA

Hardini I dan Karnaningroem H. 2011. Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Menjadi Air Bersih Menggunakan Filter Mangan Zeolit dan Karbon Aktif: Studi Kasus Air Sumur Gali Permukiman Desa Banjar Po Sidoarjo. [Skripsi]. Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan ITS.

Joko T. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Bekasi: Penebar Swadaya. Mulia RM. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Rahman A dan Hartono B. Penyaringan Air Tanah dengan Zeolit Alami untuk Menurunkan Kadar Besi dan Mangan. Makara, Kesehatan, Vol. 8, No. 1, Juni 2004: 1-6.

Widowati W, Sastiono A, Rumampuk, RJ. 2008. Efek Toksik Logam; Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Bandung: ANDI Yogyakarta.


(1)

14 digunakan untuk mengikat kation-kation pada air, seperti Fe, Al atau Mg. Dengan mengalirkan air baku pada filter zeolit, kation akan diikat oleh zeolit yang memiliki muatan negatif. Dengan demikian, zeolit berfungsi sebagai penukar ion dan adsorben dalam pengolahan air (Kusnaedi, 2010).

d. Pengukuran Kadar Mn

Berdasarkan hasil pengukuran kadar Mn sebelum mendapat perlakuan diperoleh hasil kadar Mn rata-rata 0,900 mg/l. Kadar Mn tersebut sudah melebihi standar berdasarkan Kepmenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan air minum yaitu 0,4 mg/l. Kadar Mn dalam air dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kegemukan, glucose intolerance, penggumpalan darah, gangguan kulit, gangguan skeleton, menurunnya kadar kolesterol, mengakibatkan cacat lahir, perubahan warna rambut, gangguan sistem saraf, gangguan jantung, hati, dan pembuluh kapiler, menurunnya tekanan darah, mengakibatkan cacat fetus, kerusakan otak, serta iritasi alat pencernaan (Widowati, dkk, 2008).

Kadar Mn pada air sumur di Perum Griya Fajar sangat tinggi, maka perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Pengolahan ini merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat sesuai standar dengan tujuan menurunkan kandungan logam Mn yang terlarut dalam air. Salah satu alternatif pengolahan air yang dapat dilakukan yaitu dengan cara filtrasi. Dari hasil yang diperoleh kadar Mn yang melebihi standar setelah dilakukan perlakuan dengan filtrasi menggunakan media filter zeolit dengan diameter rata-rata 0,35 cm dan karbon aktif dengan diameter rata-rata-rata-rata 0,60 cm serta ketebalan media filter 60 cm, waktu kontak 5 menit dan laju aliran 1 l/menit, kadar Mn


(2)

15 mengalami penurunan. Rata-rata kadar Mn setelah difiltrasi dengan media filter zeolit sebesar 0,137 mg/l dengan keefektifan 84,78%, dengan media filter karbon aktif rata-rata kadar Mn sebesar 0,247 mg/l dengan keefektifan 72,56%, dan rata-rata kadar Mn setelah difiltrasi dengan media filter zeolit dengan karbon aktif sebesar 0,203 mg/l dengan keefektifan 77,44%. Sehingga zeolit dengan ketebalan 60 cm paling efektif dalam menurunkan kadar Mn.

Penelitian Hardini dan Karnaningroem (2005) menunjukkan bahwa pada filter yang berisi media zeolit, karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif dengan ketebalan 25 cm dan 40 cm menunjukkan bahwa zeolit dengan diameter 2 mm dan karbon aktif dengan diameter 1 mm dengan ketebalan 40 cm lebih efektif dalam menurunkan kandungan Mn. Tetapi dalam penelitian ini kombinasi media filter zeolit dengan karbon aktif dengan diameter 0,35 cm dan 0,60 cm serta ketebalan media filter 60 cm kurang efektif dalam menurunkan kadar Fe dibandingkan dengan media filter zeolit. Hal ini terjadi sebagai akibat minimnya kemampuan karbon aktif dalam menurunkan Mn, sehingga media karbon aktif menjadi lebih cepat jenuh atau mengalami break through. Akibat dari media karbon aktif yang menjadi cepat jenuh, membuat kinerja zeolit menjadi lebih berat dalam menyerap Mn dan hasilnya menjadi kurang efektif. Dengan menambah ketebalan media filter zeolit, dapat meningkatkan kemampuan media dalam menurunkan kandungan Mn yang terdapat di dalam air. Hal ini dikarenakan semakin banyak media yang ditambahkan, maka semkin luas permukaan pori - pori yang dapat mengikat kation di dalam air sehingga kadar Mn di dalam air semakin berkurang.


(3)

16 Berdasarkan hasil analisis anova diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p ≤ 0,01), sehingga Ho ditolak yang artinya ada keefektifan yang signifikan penggunaan kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar Mn. Kadar Mn pada kontrol atau tanpa dilewatkan media filter dengan menggunakan media filter zeolit ada beda signifikan (sig=0,000) karena sig ≤ 0,01. Namun kadar Mn setelah mendapat pelakuan dengan zeolit dengan mean

difference 0,740 ini menunjukkan penurunan kadar Mn lebih tinggi dari pada

setelah mendapat perlakuan dengan media filter karbon aktif dan zeolit dengan karbon aktif yaitu dengan mean difference 0,630 dan 0,673. Tetapi penurunan kadar Mn dengan menggunakan media filter zeolit dengan karbon aktif ada beda signifikan (sig=0,000) karena sig ≤ 0,01 dengan mean difference 0,673 ini menunjukkan penurunan kadar Mn lebih tinggi dari pada setelah perlakuan dengan karbon aktif yaitu dengan mean difference 0,630. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media filter zeolit paling efektif dalam menurunkan kadar Mn pada air sumur.

Media filter zeolit merupakan senyawa dengan kation aktif yang bergerak dan umumnya bertindak sebagai penukar ion. Sedangkan keberadaan atom alumunium di dalam zeolit akan menyebabkan memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah yang menyebabkan zeolit mampu mengikat kation, sehingga dapat digunakan untuk mengikat kation-kation pada air, seperti Fe, Al atau Mg. Dengan mengalirkan air baku pada filter zeolit, kation akan diikat oleh zeolit yang memiliki muatan negatif. Di samping itu, zeolit juga mudah melepas kation dan diganti dengan kation lain. Dengan demikian, zeolit berfungsi sebagai penukar ion dan adsorben dalam pengolahan air (Kusnaedi, 2010).


(4)

17 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kombinasi media filter zeolit dan karbon aktif efektif dalam menurunkan kadar Fe dan Mn pada air sumur.

b. Kadar Fe dan Mn sebelum dilakukan perlakuan yaitu 2,910 mg/l dan 0,900 mg/l. c. Kadar Fe dan Mn setelah dilakukan perlakuan dengan media filter zeolit

rata sebesar 0,160 mg/l dan 0,137 mg/l, dengan media filter karbon aktif rata-rata kadar Fe 0,217 mg/l dan kadar Mn rata-rata-rata-rata 0,247 mg/l, dan menggunakan media filter zeolit dengan karbon aktif rata-rata kadar Fe 0,183 mg/l dan kadar Mn rata-rata 0,203 mg/l.

d. Kombinasi media filter yang paling efektif menurunkan kadar Fe dan Mn adalah kombinasi media filter zeolit dengan keefektifan sebesar 94,50% dan 84,78%.

2. Saran

Masyarakat diharapkan dapat melakukan pengolahan menggunakan media filter zeolit dalam menurunkan kadar Fe dan Mn sebelum dikonsumsi dikarenakan kandungan Fe dan Mn yang tinggi dapat mengganggu kesehatan dengan memanfaatkan bak penampungan air yang dimiliki dengan memberikan media filter zeolit dan menggunakan ketebalan 60 cm serta memberikan pembatas kain kassa pada saluran keluar. Peneliti lain dapat melanjutan penelitian ini dengan menggunakan media filter zeolit dan karbon aktif untuk menurunkan parameter lain misalnya kesadahan, lama kontak dan kapan media tersebut perlu regenerasi.


(5)

18 Peneliti lain bisa melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini di daerah lain atau di daerah yang sama dengan mengganti objek misalnya resin untuk menurunkan kadar Fe dan Mn pada air sumur.


(6)

19 DAFTAR PUSTAKA

Hardini I dan Karnaningroem H. 2011. Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Menjadi Air Bersih Menggunakan Filter Mangan Zeolit dan Karbon Aktif: Studi Kasus

Air Sumur Gali Permukiman Desa Banjar Po Sidoarjo. [Skripsi]. Surabaya:

Jurusan Teknik Lingkungan ITS.

Joko T. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Bekasi: Penebar Swadaya. Mulia RM. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Rahman A dan Hartono B. Penyaringan Air Tanah dengan Zeolit Alami untuk Menurunkan Kadar Besi dan Mangan. Makara, Kesehatan, Vol. 8, No. 1, Juni 2004: 1-6.

Widowati W, Sastiono A, Rumampuk, RJ. 2008. Efek Toksik Logam; Pencegahan dan


Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER SPON DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR DI Keefektifan Media Filter Spon Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo.

1 2 12

SKRIPSI Perbedaan Keefektifan Media Filter Pasir Aktif Dan Zeolit Dalam Menurunkan Kadar Besi Air Sumur Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo.

0 1 17

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER PASIR AKTIF DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR Perbedaan Keefektifan Media Filter Pasir Aktif Dan Zeolit Dalam Menurunkan Kadar Besi Air Sumur Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo.

1 1 20

KEEFEKTIFAN VARIASI SUSUNAN MEDIA FILTER ARANGAKTIF, PASIR DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) Keefektifan Variasi Susunan Media Filter Arangaktif, Pasir Dan Zeolit Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Air Sumur.

0 2 17

PENDAHULUAN Keefektifan Variasi Susunan Media Filter Arangaktif, Pasir Dan Zeolit Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Air Sumur.

0 3 5

KEEFEKTIFAN VARIASI SUSUNAN MEDIA FILTER ARANGAKTIF, PASIR DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) Keefektifan Variasi Susunan Media Filter Arangaktif, Pasir Dan Zeolit Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Air Sumur.

0 1 17

KEEFEKTIFAN KOMBINASI MEDIA FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) Keefektifan Kombinasi Media Filter Zeolit Dan Karbon Aktif Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Pada Air Sumur.

0 0 12

PENDAHULUAN Keefektifan Kombinasi Media Filter Zeolit Dan Karbon Aktif Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Pada Air Sumur.

0 2 6

KEEFEKTIFAN KOMBINASI MEDIA FILTER TANAH, PASIR DAN SERBUK GERGAJI DALAM MENURUNKAN Keefektifan Kombinasi Media Filter Tanah, Pasir, dan Serbuk Gergaji dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Air Sumur.

0 1 17

PENDAHULUAN Keefektifan Kombinasi Media Filter Tanah, Pasir, dan Serbuk Gergaji dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Air Sumur.

0 2 5