Partial Differential Equations – PDE

2 3 ⎛ pada variabel bebas (x atau y) atau konstanta ∂ u ⎞ ∂ u (3) + 6

⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ ∂ x ⎠

∂ u ∂ u (4) + xu = x

3 ya

3 tidak

2 tidak 2 tidak

A, B, C : fungsi x dan y q   PDE linear bertingkat dua dan fungsi dua

D : fungsi x, y, u, ∂u/∂x, dan variabel bebas (x,y) dapat dikelompokkan ∂u/∂y menjadi:

q   eliptik

B − 4AC

kategori

q   parabolik

eliptik

q   hiperbolik

parabolik

hiperbolik

B 2 − 4AC Kategori

Nama

Persamaan

2 <0 2 Eliptik Persamaan Laplace

(permanen, 2D spasial)

=0 Parabolik

Persamaan konduksi panas

(tak-permanen, 1D spasial)

xt

>0 Hiperbolik

Persamaan gelombang

(tak-permanen, 1D spasial)

8 Persamaan Diferensial Parsial – PDE

PDE Eliptik (Persamaan Laplace) Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace

http://istiarto.staff.ugm.ac.id http://istiarto.staff.ugm.ac.id

dengan isolator panas

q   sisi-sisi plat diberi panas dengan temperatur tertentu

q   transfer panas hanya dimungkinkan pada arah x dan y

q   Ditinjau pada saat transfer

∆z

permanen telah tercapai (steady- state condition) permanen telah tercapai (steady- state condition)

q(y)+q(y+∆y)

q () x Δ y Δ z Δ t + q () y Δ x Δ z Δ t = q ( x + Δ x ) Δ y Δ z Δ t + q ( y + Δ y ) Δ x Δ z Δ t

q(x)

q(x)+q(x+∆x) ∆y

q(x) dan q(y) berturut-turut adalah fluks panas

q(y)

arah x dan arah y, dalam satuan kal/cm 2 /s.

∆x ∆x

dengan ∆z ∆t, maka:

q () x Δ y + q () y Δ x = q ( x + Δ x ) Δ y + q ( y + Δ y ) Δ x

q(y)+q(y+∆y)

q   Pengelompokan suku dan perkalian dengan ∆x/

∆x atau ∆y/∆y menghasilkan:

q(x)

q(x)+q(x+∆x) ∆y

q () x − q ( x + Δ x )

q () y − q ( y + Δ y )

q(y)

∆x ∆x

q () x − q ( x + Δ x ) q () y − q ( y + Δ y )

q(y)+q(y+∆y)

q   Mengambil nilai limit persamaan tsb dan memperhatikan definisi diferensial parsial, maka

q(x)

q(x)+q(x+∆x) ∆y

diperoleh: ∂ q ∂ q

q(y)

− − = 0 (persamaan konservasi energi)

∆x ∆x

q(y)+q(y+∆y)

diketahui adalah temperatur T. q   Oleh karena itu, PDE di atas diubah menjadi PDE

q(x)

q(x)+q(x+∆x) ∆y

dalam T dengan menerapkan Hukum Fourier untuk konduksi panas.

q(y)

q i = − k ρ C (Fourier’s law of heat conduction)

∆x

= − k ʹ′ = − k ʹ′

i : fluks panas arah i (kal/cm /s) q(y)+q(y+∆y) 2 k : koefisien difusi thermal (cm /s)

ρ 3 : rapat massa medium (g/cm )

C : kapasitas panas medium (kal/g/°C)

q(x)

q(x)+q(x+∆x) ∆y

T : temperatur (°C) k´ : konduktivitas thermal (kal/s/cm/°C)

q(y)

q   Persamaan di atas menunjukkan bahwa fluks panas tegak lurus sumbu i sebanding dengan

∆x

gradien/slope temperatur pada arah i.

q   Dengan memakai Fick’s Law, maka persamaan konservasi energi dapat dituliskan sbb.

2 + 2 = 0 (Persamaan Laplace)

q(y)+q(y+∆y)

∂ x ∂ y q   Jika ada source atau sink:

q(x)

q(x)+q(x+∆x) ∆y

2 + 2 = f ( x , y ) (Persamaan Poisson)

q(y)

∆x ∆x

q(y)+q(y+∆y)

i : debit aliran arah i (m /m/s)

q(x)

q(x)+q(x+∆x) ∆y

K : konduktivitas hidraulik (m 2 /s)

H : tinggi energi hidraulik (m)

i : panjang lintasan, panjang aliran (m)

q(y)

∆x ∆x

hampir tidak pernah dilakukan secara analitis, kecuali untuk kasus-kasus yang sederhana.

q   Penyelesaian hampir selalu dilakukan dengan cara numeris. q   Teknik penyelesaian PDE secara numeris

q   Metode beda hingga (finite difference approximation, FDA) q   Metode elemen hingga (finite element method, FEM) q   Metode volume hingga (finite volume method, FVM) q   Metode beda hingga (finite difference approximation, FDA) q   Metode elemen hingga (finite element method, FEM) q   Metode volume hingga (finite volume method, FVM)

q   Domain fisik plat persegi dibagi menjadi

∆x

sejumlah pias atau grid titik-titik diskrit. q   PDE Laplace diubah menjadi persamaan beda

hingga di setiap titik hitung (i,j). q   Di titik hitung interior (simbol bulat hitam):

∆y 2 ∂ T T

§  diferensi tengah

(central difference)

§  error = O[(∆x) ] &

2 §  error = O[(∆y) ] 2 §  error = O[(∆y) ]

∆x

q   Jika ukuran grid seragam, ∆x = ∆y, maka:

∆y ∆y

bulat putih), berlaku syarat batas (boundary

conditions) à temperatur diketahui/ditetapkan. q   BC semacam itu dikenal dengan nama Dirichlet

boundary condition.

q   Di titik (1,1):

q   Di 8 titik interior yang lain pun dapat dituliskan

persamaan beda hingga diskrit semacam di atas.

0°C 0°C

aljabar linear yang terdiri dari 9 persamaan dengan

9 unknowns.

75°C

50°C

0°C 0°C

T 2 , 1 − 4 T 3 , 1 + T 3 , 2 = − 50 4 )

T 1 , 1 − 4 T 1 , 2 + T 2 , 2 + T 1 , 3 = − 75 5 )

T 3 , 1 + T 2 , 2 − 4 T 3 , 2 + T 3 , 3 = − 50 7 )

T 1 , 2 − 4 T 1 , 3 + T 2 , 3 = − 175 8 )

T 2 , 2 + T 1 , 3 − 4 T 2 , 3 + T 3 , 3 = − 100 9 )

T 3 , 2 + T 2 , 3 − 4 T 3 , 3 = − 150 T 3 , 2 + T 2 , 3 − 4 T 3 , 3 = − 150

⎡ − 4 1 0 1 0 0 0 0 0 ⎤ ⎧ T 1 , 1 ⎫ ⎧ − 75 ⎫ ⎢

1 − 4 1 0 1 0 0 0 0 T 2 , 1 0 ⎢

⎪ ⎢ 0 1 − 4 0 0 1 0 0 0 ⎥ ⎪ T 3 , 1 ⎪ ⎪ − 50 ⎪

1 0 0 − 4 1 0 1 0 0 ⎪ T 1 , 2 − 75 ⎢

⎨ T 2 , 2 ⎬ = ⎨ 0 ⎬ ⎢

⎪ ⎢ 0 0 1 0 1 − 4 0 0 1 ⎥ T 3 , 2 − 50

⎪ T 1 , 3 ⎪ ⎪ − 175 ⎪ ⎢

⎪ ⎢ 0 0 0 0 1 0 1 − 4 1 ⎥ T 2 , 3 − 100

⎦ ⎩ T 3 , 3 ⎭ − ⎩

q   diselesaikan dengan salah satu Metode yang telah dibahas pada kuliah sebelum UTS

q   untuk 9 persamaan, penyelesaian masih dapat dilakukan dengan mudah memakai cara tabulasi spreadsheet

q   untuk jumlah persamaan yang banyak, seperti biasa ditemui dalam permasalahan civil engineering, perlu bantuan program komputer

n   MatLab (program aplikasi berbayar) n   SciLab (mirip MatLab, program aplikasi open source, platform Windows, MacOS, Linux) n   Numerical Recipes n   Etc. (dapat dicari di internet) n   MatLab (program aplikasi berbayar) n   SciLab (mirip MatLab, program aplikasi open source, platform Windows, MacOS, Linux) n   Numerical Recipes n   Etc. (dapat dicari di internet)

atau T i . j =

q   Dipakai SOR (Successive Over Relaxation) method untuk mempercepat

konvergensi

q   Kriteria konvergensi

hitungan dilakukan

max ε i , j = max

dengan bantuan

tabulasi spreadsheet tabulasi spreadsheet

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 --- 1 28.1250 10.5469 22.7051 38.6719 18.4570 34.1858 80.1270 74.4690 96.9955 100.0% 2 32.5195 22.3572 28.6011 55.8311 60.8377 71.5700 74.4241 87.3620 67.3517

75°C 100 50°C

T°C T°C T°C

i=2

1 i=1

40 i=3

0°C 0

28 Persamaan Diferensial Parsial – PDE

PDE Parabolik Penyelesaian PDE Parabolik

FDA Skema Eksplisit FDA Skema Implisit FDA Skema Crank-Nicolson FDA Skema Eksplisit FDA Skema Implisit FDA Skema Crank-Nicolson

dingin

panas A

q () x A Δ t − q ( x + Δ x ) A Δ t = Δ xA ρ C Δ T

q   persamaan tsb dibagi vol = ∆xA∆t

Batang logam pipih-panjang

q () x − q ( x + Δ x )

dibungkus isolator panas, kecuali

di kedua ujung batang yang

diberi panas dengan temperatur

q   limit persamaan tsb untuk ∆x, ∆t à 0

berbeda, panas dan dingin.

q   Hukum Fourier untuk konduksi panas

dingin

panas A

q   Persamaan heat balance menjadi

Batang logam pipih-panjang

2 Persamaan konduksi panas

dibungkus isolator panas, kecuali

di kedua ujung batang yang

q   Persamaan di atas merupakan persamaan

diberi panas dengan temperatur

difusi

berbeda, panas dan dingin.

q   transpor polutan q   transpor sedimen suspensi q   transpor polutan q   transpor sedimen suspensi

q   terhadap waktu, T berupa suku derivatif pertama q   terhadap ruang, T berupa suku derivatif kedua

q   Langkah hitungan pada FDA

= k ∂ 2 ∂ q   t T pada waktu t+∆t dihitung berdasarkan T pada waktu t x

q   T pada waktu t sudah diketahui dari nilai/syarat awal (initial condition) atau dari hasil hitungan langkah sebelumnya

q   saat menghitung T di suatu titik pada suku derivatif ruang, T

yang mana yang dipakai?

§   jika T pada waktu t

à dinamai skema eksplisit §   jika T pada waktu t+∆t à dinamai skema implisit

⎡ 2 ∂ T ∂ T ⎤

⎢ = k 2 ⎥

⎣ ∂ t ∂

⎦ di titi k i T − i T i

Skema Eksplisit

⎡ ∂ T ⎤

⎣ ∂ x ⎦ i

Skema Implisit

k konstan di sepanjang batang

dan di sepanjang waktu

∆x seragam di sepanjang batang

Skema Eksplisit

Skema Implisit

T i + 1 ) ⎜ k 2 ⎟ T i − 1 ⎜ 1 2 k 2 ⎟ T i ⎜ − k 2 ⎟ T i + 1 T i

T i ⎜ k 2 ⎟ T − 1 − 2 T +

⎝ Δ x ⎠

⎝ Δ x ⎠

Δ x ⎠

⎝ Δ x ⎠ ⎝ Δ x ⎠

Skema Eksplisit

pipih panjang

q =   panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 2 cm

q   time step, ∆t = 0.1 s

q   koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm /s

n+1

°C

q   syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

q   nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

100°C

0 2 4 6 8 10 x (cm)

⎛ Δ t ⎞ n

T i = T i + ⎜ k 2 ⎟ ( T i − 1 − 2 T i + T i + 1 )

⎝ Δ x ⎠

⎛ Δ t ⎞ n

= T i + ⎜ k 2 ⎟ ( T i + 1 − 2 T i + T 1 ) i = 1 , 2 , 3 , 4

i ⎝ − Δ x ⎠

iterasi waktu (s)

temperatur (°C) di titik hitung

Hitungan diteruskan sampai t = 12 s

t = 12 s

80 t=9s

Jarak (cm) Jarak (cm)

q   Konvergensi berarti bahwa jika ∆x dan ∆t mendekati nol, maka penyelesaian FDA mendekati penyelesaian eksak.

q   Stabilitas berarti bahwa kesalahan hitungan di setiap tahap hitungan tidak

mengalami amplifikasi, tetapi mengecil seiring dengan berjalannya hitungan.

q   Skema eksplisit konvergen dan stabil jika:

Δ t 1 ≤ ½ dapat terjadi oskilasi kesalahan k

hitungan

2 k 2 ≤ ¼ tidak terjadi oskilasi kesalahan 1Δ x

hitungan

2 k = 1/6 meminimumkan truncation error 2 k = 1/6 meminimumkan truncation error

q   untuk mendapatkan akurasi hasil hitungan, dibutuhkan ∆x kecil, namun q   konsekuensi ∆x kecil adalah ∆t pun harus kecil untuk menjamin konvergensi dan

kestabilan hitungan q   jika ∆x dikalikan faktor ½, maka ∆t perlu dikalikan faktor ¼ untuk

mempertahankan konvergensi dan kestabilan hitungan q   skema eksplisit menjadi mahal, dalam arti beban hitungan bertambah besar mempertahankan konvergensi dan kestabilan hitungan q   skema eksplisit menjadi mahal, dalam arti beban hitungan bertambah besar

Skema Eksplisit

pipih panjang

q =   panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 2 cm

q   time step, ∆t = 0.1 s

q   koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm /s

n+1

°C

q   syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

q   nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

100°C

Hitung dengan skema eksplisit: k

x (cm)

PR dikumpulkan minggu depan! PR dikumpulkan minggu depan!

Skema Implisit

pipih panjang

q =   panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 2 cm

q   time step, ∆t = 0.1 s

q   koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm /s

n+1

°C

q   syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

q   nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

100°C

0 2 4 6 8 10 x (cm)

Δ t ⎞ n + 1 ⎛

Δ t ⎞ n + 1 ⎛

Δ t ⎞ n + 1 n

0 1 2 3 4 5 i ⎜ − k

⎟ T 2 + i − 1 ⎜ 1 + 2 k 2 ⎟ T + i ⎜ − k 2 ⎟ T + = i 1 T i

⎝ Δ x ⎠

Δ x ⎠

⎝ Δ x ⎠ ⎝ Δ x ⎠

node 0 1 : 1 . 04175

1 − 0 . T 020875 T 2

0 . T 020875 1 + T 0

node 0 2 : − 0 . 020875

T 2 1 1 1 node 0 3 : − 0 . 020875 T

0 . T 020875 T 2 − T 3 =

T 3 1 1 node 0 4 : − 0 . 020875

0 . T 020875 3 − T 4 =

0 . T 020875 T 4 = T 4 + T 5 0 . T 020875 T 4 = T 4 + T 5

matriks tridiagonal

q   Apabila jumlah persamaan banyak, penyelesaian dilakukan dengan bantuan program komputer. q   Salah satu teknik penyelesaian yang dapat dipakai adalah tridiagonal matrix algorithm (TDMA) yang dapat diperoleh dari internet.

q   Karena hanya 4 persamaan, penyelesaian masih mudah dilakukan dengan bantuan spreadsheet MSExcel

− {T} = [A] 1 {RHS} Gunakan fungsi =MINVERSE(…) dan =MMULT(…) dalam MSExcel − {T} = [A] 1 {RHS} Gunakan fungsi =MINVERSE(…) dan =MMULT(…) dalam MSExcel

0 2 . 0875 2 . T 0047

⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪ 0 . 0406 ⎪ ⎪ T ⎪

⎢ 0 . 0003859 0 . 0192508 0 . 960309 0 . T 0192508 3 ⎥

⎪ 4 ⎪ 0 0 . 0003859 0 . 0192508 0 . 960309 ⎪ 1 . 04375 ⎪ ⎪ 1 . 0023 ⎪ ⎩ T ⎭ ⎣

⎭ ⎩ ⎭ −1 {T} [A]

{RHS} {RHS}

q   Matriks di sebelah kanan tanda “=“ berubah dan merupakan fungsi T pada saat n=1

1 + 0 . 020875 T 0 ⎧ 4 . T 1750 ⎫ ⎫

{ RHS } = ⎨ 1 ⎬ = ⎨

3 0 . ⎪ 0209 T ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ 1

4 + 0 . 020875 T ⎪ T 5 ⎪ 2 . 0461 ⎩ ⎪ ⎭ ⎩ ⎭ ⎧ 2

4 . T 0101

0 . 0192508 0 . 960309 0 . 0192508 0 . 0003859 ⎥ ⎪ 0 . 0406 ⎪ ⎪ 0 . 1206 ⎪ ⎪ T 2 ⎪

0 . ⎪ 0619 T ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪

0 0 . 0003859 0 . 0192508 0 . 960309 ⎪ 2 . 0461 ⎪ ⎪ 1 . T 9653

Konduksi atau t=3s perambatan

C) 100

panas hasil

dengan skema

er

implisit tampak

lebih cepat

Temp

daripada hasil

hitungan

eksplisit

dengan skema

0 2 4 6 8 10 eksplisit (pada

t = 3 s).

Jarak (cm)

Skema eksplisit

Skema implisit

q   Persamaan dan teknik q   Persamaan dan teknik penyelesaian penyelesaiannya straight-forward,

lebih “rumit”, penyelesaian dilakukan penyelesaian dilakukan node per

secara simultan untuk seluruh node node

q   Rentan terhadap konvergensi dan q   Konvergensi dan stabilitas hitungan stabilitas hitungan

lebih mudah dijaga

q   Time step terkendala oleh q   Time step tidak terkendala oleh konvergensi dan stabilitas hitungan

konvergensi dan stabilitas hitungan

2)  Saat menghitung T di i, titik-titik hitung (nodes) di kedua zona ini tidak

diperhitungkan, padahal secara fisik, justru node-node di sini berpengaruh thd T di titik i.

1)  Saat menghitung T di i, hanya titik-titik hitung (nodes) di dalam segitiga ini

yang berpengaruh dalam hitungan.

Skema Eksplisit

Skema Implisit

1)  Skema implisit menjamin konvergensi dan

stabilitas hitungan, namun aproximasi suku

2 derivatif waktu dan suku derivatif ruang

memiliki akurasi berbeda. 2)  Skema implisit yang memiliki akurasi yang

n + 1 n + 1 n + 1 T sama pada aproximasi suku derivatif

= k waktu dan ruang adalah Metode Crank- Δ 2 t Δ x

Nicolson.

1st order accurate 2nd order accurate 1st order accurate 2nd order accurate

Skema Crank-Nicolson

pada waktu n+½

q   Aproksimasi suku derivatif ruang pada waktu n

n+1

+½ dianggap sbg nilai rata-rata derivatif pada

n+½

waktu n dan n+1

n + 1 n + 1 n + ∂ 1 T 1 ⎛ T

T i − 1 ⎞

∂ x 2 ⎝

Δ x ⎠

i−1

i+1 i+1

Skema Crank-Nicolson

demikian dapat dituliskan sbb.

Δ t ⎞ n + 1 ⎛

Δ t ⎞ n + 1 ⎛

Δ t ⎞ n + 1

⎜ − k 2 ⎟ T + i − 1 2 ⎜ 1 + k

⎟ T + i ⎜ 2 − k 2 ⎟ T i + =

⎝ Δ x ⎠

Δ x ⎠

⎝ Δ x ⎠

⎛ Δ t ⎞ n

Δ t ⎞ n ⎛ Δ t ⎞

n+1

⎜ n k

2 ⎟ T i − 1 + 2 ⎜ 1 − k

⎟ T i 2 + ⎜ k 2 ⎟ T i + 1

n+½

⎝ Δ x ⎠

Δ x ⎠

⎝ Δ x ⎠

i−1

i+1 i+1

Skema Crank-Nicolson

pipih panjang

q =   panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 2 cm

q   time step, ∆t = 0.1 s

q   koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm /s

n+1

°C

q   syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

q   nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

100°C

0 2 4 6 8 10 x (cm) 0 2 4 6 8 10 x (cm)

1 + 2 . 04175 2 − 0 . 020875 3 = T 0 T T 1 1 node 1 3 : − 0 . 020875 T

2 + 2 . 04175 3 − 0 . T 020875 T 4 = 1 node 1 4 : − 0 . 020875

2 T . = 0875 T 4

matriks tridiagonal

q   Apabila jumlah persamaan banyak, penyelesaian dilakukan dengan bantuan program komputer. q   Salah satu teknik penyelesaian yang dapat dipakai adalah tridiagonal matrix algorithm (TDMA) yang dapat diperoleh dari internet.

q   Karena hanya 4 persamaan, penyelesaian masih mudah dilakukan dengan bantuan spreadsheet MSExcel

− {T} = [A] 1 {RHS} Gunakan fungsi =MINVERSE(…) dan =MMULT(…) dalam MSExcel − {T} = [A] 1 {RHS} Gunakan fungsi =MINVERSE(…) dan =MMULT(…) dalam MSExcel

0 4 . 0450 2 . T 0450

⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪ 0 . 0210 ⎪ ⎪ T ⎪

⎢ 0 . 0000512 0 . 0050086 0 . 4898271 0 . T 0050086 3 ⎥

⎪ 4 ⎪ 0 0 . 0000512 0 . 0050086 0 . 4898271 ⎪ 2 . 0875 ⎪ ⎪ 1 . 0225 ⎪ ⎩ T ⎭ ⎣

⎭ ⎩ ⎭ −1 {T} [A]

{RHS} {RHS}

q   Matriks di sebelah kanan tanda “=“ berubah dan merupakan fungsi T pada saat n=1

{ RHS } = ⎨

4 . T 0071 1 ⎫ ⎡ ⎤ ⎧ ⎫ ⎧ ⎫ ⎪ 2 ⎪ ⎢ 0 . 0050086 0 . 4898271 0 . 0050086 0 . 0000512 ⎥ ⎪ 0 . 0841 ⎪ ⎪ 0 . 0826 ⎪

⎪ T 2 ⎪ = ⎢

3 0 . 0000512 T 0 ⎢ . 0050086 0 . 4898271 0 . 0050086 ⎥ 0 . 0427

⎪ ⎪ 0 0 . 0000512 0 . 0050086 0 . 4898271 ⎪ 4 . 0901 ⎪ ⎪ 2 . 0036 ⎪ ⎩ T 4 ⎭ ⎣

Konduksi atau t=3s perambatan

C) 100

panas hasil

dengan skema

tampak mirip

dengan hasil

Crank-Nicolson

hitungan

dengan skema

0 2 4 6 8 10 eksplisit (pada

t = 3 s).

Jarak (cm)

⎛ T i + 1 − 2 T i + T i − 1 ⎞

⎛ T i + 1 − 2 T i + T i − 1 ⎞

FDA

q   Skema FDA

q   φ = 0 : skema eksplisit q   φ = 1 : skema implisit q   φ = ½ : skema Crank-Nicolson q   φ = 0 : skema eksplisit q   φ = 1 : skema implisit q   φ = ½ : skema Crank-Nicolson

⎟ T i + ⎜ − 2 φ 2 k 2 ⎟ T i + 1 = ( 1 − φ ) k 2 T i − 1 +

q   Skema FDA

Δ t ⎤ n

q   φ = 0 : skema eksplisit

Δ x ⎥⎦

q   φ = 1 : skema implisit q   φ = ½ : skema Crank-Nicolson q   φ = 1 : skema implisit q   φ = ½ : skema Crank-Nicolson

pipih panjang

q   panjang batang, L = 10 cm, ∆ x = 1 cm (!!)

q   time step, ∆t = 0.1 s

T 2 ∂ T q   koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm /s

n+1

°C

q   syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

5 T(x=20,t) = 50°C

q   nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

100°C

0 2 4 6 8 10 x (cm) q   Hitung sampai steady-state condition

q   Skema eksplisit

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 i

PR/

q   Skema implisit

∆ x = 1 cm

Tugas

q   Skema Crank-Nicolson

62

http://istiarto.staff.ugm.ac.id