University of Lampung | LPPM-UNILA Institutional Repository (LPPM-UNILA-IR)
■ 姜
:・
kt t i ki l Ad● t MengⅢ l 11■
I‐
│ │■
■
│■ │■
│■
│‐
‐
││
ずれ蒔
心
叫
│プbr. cristiifrilrrlrndari,
t ==Kont 前Nurka
'
■ ││I Ⅲ
霙
1‐
adi Sut t t t
P量 監
‐蠍 鯰
111: 1・
:
陰ば
写一
一蝙鯰
ti
滸
一
軸
鶴
Errxe Aper MsucELoLA Hutau
] 三 DD Rt t Eト リADI
SUATU PI LI HAN
Kont r i but or ;
Vul
andar i , Nur ka Cah) ・ ani ngsi h
I I [ r i st i ne■
;
Perpustakaan Nasional Rl: Katalog
Dalam Terbitan (KDT)
Dr. Cristine Wulandari, Nurka Cahyaningsih.
Dr. Cristine Wulandari, Nurka
Cahyaningsih, (Kontributor).
Ketika Adat Mengerora Hutan; REDD
Menjadi suatu pitihan. Bandarrampung
watala, Pemerintah Daerah Lampung
Barat aan ih" samdhana tnstitute;
An Asian Center For Sociat and Enviinmental
Rentewat,
Mei 201C.
Cetakan I -Bandarlampung: Watala,
2010
xxiii + 122 halaman, !7 x22 cm
ISBN: 978-979-98601,-3_2
O Copyright Watala, 2010
Umar No, 58/64 Bandarlampung
JI. Teuku
Te1epon 072L-7 05068, Faksimili:
Ol
Ema il I vJata ja @vraia la.org
Website : htp :/,./'www.watala.org
2t_7it53|
Derren Ist
V
Sekapur Sirih
ra
P
XI
kata
XX
Jcapan Terimakasih
ry
XX‖
Daftar Gambar
XX‖
G
ossa
I
︲.
b
a
B
Hutan Marga Di Tangan Masyarakat
│
t
Lokal
.
.・
・
2
Pendahuluan
・
2
.
・
Sejarah Pengelolaan Hutan Marga, Tradisl Arif yang
,
..
2
・
・
Sejarah Keberadaan
Diwariskan
Hutan
4
4
.
2.
・
・
1 2
,
.
.
2.
・
・
Bakhu
Wilayah Hutan Marga Sukaraja
5
Wilayah Hutan Marga Pematang
.6
2.
2.
・
・
Kearifan dan.Pesan Leluhur yang Berbuah Kelestarian
Hutan
3
・
Membingkai
Hidup dan Bermasyarakat Eersama Hutan
.
・
Keputusan Adat yang
8
1,4
4.
・
・
15
5
・
.
・
Wujud dan Kepedulian Pemerintah terhadap Hutan
Marga
.
.
5,
・
・
Program program Bantuan yang Pernah Diberikan oleh
17
Pemerintah tB
6.
・
・
Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation
(REDD), Apakah Sebuah
Jawaban?
昨 ι: セ ′ 施ι %′
77J ′
ゐЙ / 1Zι
18
` 777解
⑬Э
%′
りα′
` “
α″
αι Qα え
“
111
2
Pendahuluan
Peluang Bagi Masyarakat Lokal terhadap Skema REDD
Langkah ke Depan Menuju Persiapan REDD
2.4.7.
2
Ancaman Bagi Masyarakat Lokal dengan Adanya Skema REDD
2 2
2.7.
2.2.
2.3.
2.4.
2
Bab ll. Jalan Panjang Menuju REDD
Persiapan oleh Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten
lampung Barat
Bab lll. Dapatkah Kebijakan Nasional REDD Menjadi Dasar
Pengembangan REDD di Hutan Marga?
3.1.
Keterkaitan Kebijakan Nasional dengan Aplikasi REDD di Hutan
Marga
3.2.
32
Hutan, Perubahan lklim dan REDD (Reducing Emissions from
Defo restati on
an
d Fo rest Degra datio n)
3.2.t.
REDD
3.3.
Perangkat Hukum Pelaksanaan REDD di lndonesia
3.3.L. Permenhut No. P. 68/Menhut-il/2008
3.3.2. Permenhut No. P. 30/Menhut-t!/2009
3.3.3. Permenhut No. P. 35/Menhut-il/2009
3.3.4. Kebijakan REDD Lainnya
3.4.
3.5.
奮y
34
35
di lndonesia (REDD-|)
38
38
40
42
43
Masyarakat Adat dan REDD
46
Catatan Jika REDD akan Diaplikasikan di Hutan Marga
48
Bab lV. Kemungkinan Aplikasi dan Pengembangan REDD di Hutan Marga
4.1.
4.2.
4.3.
Daftar
Kabupaten Larnpung Barat.
49
Kebijakan REDD yang Dapat^Dikembangkan di Lokasi Studi
50
Posisi Masyarakat Adat di Hutan Marga dalam Beberapa Kebijakan
Nasional
53
Pengambilan Keputusan Aplikasikan Skema REDD di Hutan Marga
56
Pustaka
'
lV
I(9tifut
57
61
Lampiran
][at
fl,|engefofa
l{utan; R-EOA fl,Lenja[i Suaut etfifian
Ssr(Apun STRIH
ekanisme Reducing EmissionS from Deforestation
and
Forest Degradation (REDD).
-
mengurangi
emisi dari deforestasi dan degradasi
hutan, di
masa yang akan datang memiliki potensiyang lebih luas. REDD
dipandang dapat langsung mengatasi perubahan iklim dan
kemiskinan di daerah pedesaan, serta dalam waktu bersamaan
melestarikan keanekaragaman hayati dan menjaga iasa-jasa
ekosistem yang penting. Bagi lndonesia REDD masih terus
melengkapi untuk menyempurnakan peta ialannya. Salah satu
hambatan yang dihadapi tentang REDD dan keterkaitannya
di
lndonesia adalah tingkat pengetahuan yang harus terus
ditingkatkan dalam berbagai pihak kunci, minimnya literatur
mengenai REDD dalam bahasa lndonesia, serta proses
sosialisasi di daerah-pun tidak menjangkau wilayah dan pihak
pihak yang terkait secara merata.
lndonesia sendiri telah mengkomunikasikan konsep
implementasi REDD secara bertahap, melalui:
r)
Tahap
persiapan: identifikasi status IPTEK dan kebijakan terkait
(zoo7-zoo8); z) Readiness phase: tahap penyiapan perangkat
Ketifo.
A[at
Tlenge[ok !{utan; RFDO fllenjafi Stutu Qitifian
-:erodologi dan kebijakan
REDD (zoo9-zoro); dan 3) tahap imprenrentasi penuh:
sesuai aturan CoP pada saat REDD menjadi bagian dari skema UNFCCC
pasca
zotz (mulai pada tahun zor3). Baik ditingkat nasional, daerahilokar.
Meskipun
demikian di Lampung sendiri sampai 201o ini belum ada contoh demonstrasinya.
sebagai sasaran REDD, hutan yang menurut UU digorongkan sebagai
Hutan Negara dan Hutan Hak disana sini masih mengalami persoalan yang
terus
dicarikan upaya penyelesaiannya. sebagai irustrasi, Kawasan hutan propinsi
Lampung berdasarkan perda
No 5lzoot Tentang penataan Ruang
propinsi
Lampung dan sK Menteri Kehutanan dan erkebunan Nomor 256/Kpts-il/zooo
tanggal 23 Agustus zooo, ditetapkan seluas 1.oo4,735 hektar. Jumlah
tersebut
terbagi habis dalam Kawasan suaka Alam dan pelestarian Alam, Hutan
Lindung,
Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan produksi retap. secara prosentase
luas
kawasan hutan menca pai 30
%
dari Iuas propinsi Lampung.
sejalan dengan penggolongan tersebut, sampai saat ini berum tersedia
himpunan data resmi mengenai hutan Marga maupun Hutan Adat di
Lampung
(dalam UU Kehutanan Hutan Adat digolongkan sebagai bagian
dari Hutan
Negara). Hutan Adat pada umumnya telah dikelola secara turun temurun
dan
dirvariskan dari generasi ke generasi (misarnya Rhepong Damar di sepanjang
pesisir Krui - Lampung Barat) dan juga hutan
adat lainnya yang tersebar dalam
s
:・
kt t i ki l Ad● t MengⅢ l 11■
I‐
│ │■
■
│■ │■
│■
│‐
‐
││
ずれ蒔
心
叫
│プbr. cristiifrilrrlrndari,
t ==Kont 前Nurka
'
■ ││I Ⅲ
霙
1‐
adi Sut t t t
P量 監
‐蠍 鯰
111: 1・
:
陰ば
写一
一蝙鯰
ti
滸
一
軸
鶴
Errxe Aper MsucELoLA Hutau
] 三 DD Rt t Eト リADI
SUATU PI LI HAN
Kont r i but or ;
Vul
andar i , Nur ka Cah) ・ ani ngsi h
I I [ r i st i ne■
;
Perpustakaan Nasional Rl: Katalog
Dalam Terbitan (KDT)
Dr. Cristine Wulandari, Nurka Cahyaningsih.
Dr. Cristine Wulandari, Nurka
Cahyaningsih, (Kontributor).
Ketika Adat Mengerora Hutan; REDD
Menjadi suatu pitihan. Bandarrampung
watala, Pemerintah Daerah Lampung
Barat aan ih" samdhana tnstitute;
An Asian Center For Sociat and Enviinmental
Rentewat,
Mei 201C.
Cetakan I -Bandarlampung: Watala,
2010
xxiii + 122 halaman, !7 x22 cm
ISBN: 978-979-98601,-3_2
O Copyright Watala, 2010
Umar No, 58/64 Bandarlampung
JI. Teuku
Te1epon 072L-7 05068, Faksimili:
Ol
Ema il I vJata ja @vraia la.org
Website : htp :/,./'www.watala.org
2t_7it53|
Derren Ist
V
Sekapur Sirih
ra
P
XI
kata
XX
Jcapan Terimakasih
ry
XX‖
Daftar Gambar
XX‖
G
ossa
I
︲.
b
a
B
Hutan Marga Di Tangan Masyarakat
│
t
Lokal
.
.・
・
2
Pendahuluan
・
2
.
・
Sejarah Pengelolaan Hutan Marga, Tradisl Arif yang
,
..
2
・
・
Sejarah Keberadaan
Diwariskan
Hutan
4
4
.
2.
・
・
1 2
,
.
.
2.
・
・
Bakhu
Wilayah Hutan Marga Sukaraja
5
Wilayah Hutan Marga Pematang
.6
2.
2.
・
・
Kearifan dan.Pesan Leluhur yang Berbuah Kelestarian
Hutan
3
・
Membingkai
Hidup dan Bermasyarakat Eersama Hutan
.
・
Keputusan Adat yang
8
1,4
4.
・
・
15
5
・
.
・
Wujud dan Kepedulian Pemerintah terhadap Hutan
Marga
.
.
5,
・
・
Program program Bantuan yang Pernah Diberikan oleh
17
Pemerintah tB
6.
・
・
Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation
(REDD), Apakah Sebuah
Jawaban?
昨 ι: セ ′ 施ι %′
77J ′
ゐЙ / 1Zι
18
` 777解
⑬Э
%′
りα′
` “
α″
αι Qα え
“
111
2
Pendahuluan
Peluang Bagi Masyarakat Lokal terhadap Skema REDD
Langkah ke Depan Menuju Persiapan REDD
2.4.7.
2
Ancaman Bagi Masyarakat Lokal dengan Adanya Skema REDD
2 2
2.7.
2.2.
2.3.
2.4.
2
Bab ll. Jalan Panjang Menuju REDD
Persiapan oleh Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten
lampung Barat
Bab lll. Dapatkah Kebijakan Nasional REDD Menjadi Dasar
Pengembangan REDD di Hutan Marga?
3.1.
Keterkaitan Kebijakan Nasional dengan Aplikasi REDD di Hutan
Marga
3.2.
32
Hutan, Perubahan lklim dan REDD (Reducing Emissions from
Defo restati on
an
d Fo rest Degra datio n)
3.2.t.
REDD
3.3.
Perangkat Hukum Pelaksanaan REDD di lndonesia
3.3.L. Permenhut No. P. 68/Menhut-il/2008
3.3.2. Permenhut No. P. 30/Menhut-t!/2009
3.3.3. Permenhut No. P. 35/Menhut-il/2009
3.3.4. Kebijakan REDD Lainnya
3.4.
3.5.
奮y
34
35
di lndonesia (REDD-|)
38
38
40
42
43
Masyarakat Adat dan REDD
46
Catatan Jika REDD akan Diaplikasikan di Hutan Marga
48
Bab lV. Kemungkinan Aplikasi dan Pengembangan REDD di Hutan Marga
4.1.
4.2.
4.3.
Daftar
Kabupaten Larnpung Barat.
49
Kebijakan REDD yang Dapat^Dikembangkan di Lokasi Studi
50
Posisi Masyarakat Adat di Hutan Marga dalam Beberapa Kebijakan
Nasional
53
Pengambilan Keputusan Aplikasikan Skema REDD di Hutan Marga
56
Pustaka
'
lV
I(9tifut
57
61
Lampiran
][at
fl,|engefofa
l{utan; R-EOA fl,Lenja[i Suaut etfifian
Ssr(Apun STRIH
ekanisme Reducing EmissionS from Deforestation
and
Forest Degradation (REDD).
-
mengurangi
emisi dari deforestasi dan degradasi
hutan, di
masa yang akan datang memiliki potensiyang lebih luas. REDD
dipandang dapat langsung mengatasi perubahan iklim dan
kemiskinan di daerah pedesaan, serta dalam waktu bersamaan
melestarikan keanekaragaman hayati dan menjaga iasa-jasa
ekosistem yang penting. Bagi lndonesia REDD masih terus
melengkapi untuk menyempurnakan peta ialannya. Salah satu
hambatan yang dihadapi tentang REDD dan keterkaitannya
di
lndonesia adalah tingkat pengetahuan yang harus terus
ditingkatkan dalam berbagai pihak kunci, minimnya literatur
mengenai REDD dalam bahasa lndonesia, serta proses
sosialisasi di daerah-pun tidak menjangkau wilayah dan pihak
pihak yang terkait secara merata.
lndonesia sendiri telah mengkomunikasikan konsep
implementasi REDD secara bertahap, melalui:
r)
Tahap
persiapan: identifikasi status IPTEK dan kebijakan terkait
(zoo7-zoo8); z) Readiness phase: tahap penyiapan perangkat
Ketifo.
A[at
Tlenge[ok !{utan; RFDO fllenjafi Stutu Qitifian
-:erodologi dan kebijakan
REDD (zoo9-zoro); dan 3) tahap imprenrentasi penuh:
sesuai aturan CoP pada saat REDD menjadi bagian dari skema UNFCCC
pasca
zotz (mulai pada tahun zor3). Baik ditingkat nasional, daerahilokar.
Meskipun
demikian di Lampung sendiri sampai 201o ini belum ada contoh demonstrasinya.
sebagai sasaran REDD, hutan yang menurut UU digorongkan sebagai
Hutan Negara dan Hutan Hak disana sini masih mengalami persoalan yang
terus
dicarikan upaya penyelesaiannya. sebagai irustrasi, Kawasan hutan propinsi
Lampung berdasarkan perda
No 5lzoot Tentang penataan Ruang
propinsi
Lampung dan sK Menteri Kehutanan dan erkebunan Nomor 256/Kpts-il/zooo
tanggal 23 Agustus zooo, ditetapkan seluas 1.oo4,735 hektar. Jumlah
tersebut
terbagi habis dalam Kawasan suaka Alam dan pelestarian Alam, Hutan
Lindung,
Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan produksi retap. secara prosentase
luas
kawasan hutan menca pai 30
%
dari Iuas propinsi Lampung.
sejalan dengan penggolongan tersebut, sampai saat ini berum tersedia
himpunan data resmi mengenai hutan Marga maupun Hutan Adat di
Lampung
(dalam UU Kehutanan Hutan Adat digolongkan sebagai bagian
dari Hutan
Negara). Hutan Adat pada umumnya telah dikelola secara turun temurun
dan
dirvariskan dari generasi ke generasi (misarnya Rhepong Damar di sepanjang
pesisir Krui - Lampung Barat) dan juga hutan
adat lainnya yang tersebar dalam
s