Culture, Self, and Personality

  Culture, Self, and

Personality

  Reminder

  Sudahkah anda menyelesaikan tugas yang diberikan di minggu awal kuliah: Tugas Asal Muasal (sifat) diriku ?

MENU hari ini

  

  Budaya & konsep diri

  

  Perbedaan budaya dalam konsep diri

  

  Budaya & identitas

   Multicultural identities

   Self-esteem dan self-enhancement

  

  Perbedaan budaya dalam SEs & SEn

  

  Kepribadian & budaya

SIAPAKAH DIRIMU?

  

  Tuliskan sebanyak mungkin karakteristik dirimu!

  

  Minimal 20 karakteristik, lakukan dalam 7’

  

  Misal: “saya cantik” “saya anak ke-4 dari 7 bersaudara”

   Perhatikan deskripsi diri yang sudah anda buat satu persatu.

   Lihat tipenya, apakah lebih merupakan abstrack personality trait, atau lebih situation-spesific.

   Situation spesific = karakteristik diri yang merupakan kategori sosial, menunjukkan hubungan dengan orang lain, dan keanggotaan dalam kelompok. contoh: saya mahasiswa psikologi UI

   Abstrack personality trait = karakteristik yang

menunjukkan keunikan individu dan sifat dirinya.

contoh: saya periang

  Debriefing

  

Biasanya orang Barat akan menunjukkan banyak

yang menulis abstract personality traits daripada situation-specific, sementara non-Barat sebaliknya.

   Mengapa demikian?  Bagaimana orang Asia dan orang Barat memandang dirinya? Apakah sama atau beda? Dimana bedanya?

Budaya dan Konsep Diri

  

  Definisi individu tentang dirinya disebut self- concept atau self-construal dalam psikologi.

   Self-concept: the way in which we

understand or construe our sense of self or

being.

   Sebut 1 sifat diri, misal: ramah. 

  Bila seseorang mendefinisikan dirinya sebagai orang yang ramah, berarti konsep ramah itu “mengakar”, “didukung” dan “diperkuat” dalam skema kognisi tentang dirinya ( self-schema ) dan mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakannya.

  

  Definisi seseorang tentang dirinya adalah inti

  dari keberadaannya (being), secara

  sadar/tidak dan secara otomatis mempengaruhi tingkah laku.

  

  Definisi seseorang terhadap dirinya bukan hanya mempengaruhi bagaimana ia memandang dirinya, tapi juga bagaimana ia

  

memandang dunia (relasi dengan orang

lain, tempat, peristiwa yang terjadi).

  

BUDAYA berperan besar dalam membentuk definisi

seseorang tentang diri dan identitasnya.

  

Mengapa?

   Setiap orang tumbuh dalam lingkungan budaya

yang unik. Lingkungan itu membentuk, mengikat,

dan mencetak definisi seseorang terhadap dirinya.

   Jadi, konsep diri sebenarnya merupakan produk dari budaya, atau tidak terlepas dari cultural

worldviews yang dianut suatu kelompok budaya.

Jadi…

   Cultural worldviews mempengaruhi bagaimana diri (self) seseorang terbentuk.

   Self (schema) is cognitive generalization derived from past experiences that organize and guide the processing of social experiences (Markus, 1977).

  

  O.K.I., budaya yang berbeda akan menghasilkan self-concept yang berbeda.

  Cultural worldview

  Yaitu: “belief systems about one’s culture,

  cognitive generalizations about how one’s

culture is or should be…” (Koltko & Rivera,

  2004)

  

  Mencakup sikap, belief, opini, dan nilai-nilai terhadap dunia.

  

  Contoh: bagaimana hubungan antara inidvidu dengan kelompok referensinya, bagaimana relasi dengan otoritas, bagaimana mencapai kesuksesan, dll.

Perbedaan Budaya dalam Self-concept

  

Orang Asia dan orang Barat memiliki pandangan

yang berbeda terhadap dirinya.

   Markus & Kitayama (1991b) menjelaskan

perbedaan definisi diri orang barat dan nonbarat.

   Orang barat memiliki definisi diri yang bercorak independen ( independent construal of self ).

   Orang nonbarat memiliki definisi diri yang bercorak

interdependen ( interdependent construal of self ).

Tipologi Self-Construal

   Didasari dimensi belief individu mengenai hubungan antara dirinya dan orang lain: terpisah atau berkaitan dengan orang lain.

   Belief tersebut muncul dari bagaimana individu disosialisasikan untuk memenuhi cultural task tertentu.

  Independent construal of self1. Cultural task:

  Mempertahankan independensi individu sebagai entitas 2. yang terpisah. Cth: individu harus mandiri.

  Individu adalah unik, dapat mengekspresikan diri, dapat menyadari dan mengaktualisasikan diri, mencapai tujuan

personal, membangun diri dengan merujuk pada

pemikiran sendiri.

  

Jadi, manakala seseorang berhasil memenuhi

cultural task ini, maka ia merasa puas dan self-

esteem nya meningkat.

   Individu menjadi lebih menekankan atribut personal (kemampuan, kecerdasan, sifat kepribadian, tujuan, minat, dan kesukaan).

  

Cenderung mengekspresikan atribut personal secara

bebas dan memperkuatnya melalui perbandingan sosial.

   Terdapat pada masyarakat Barat yang individualis.

  Interdependent self-construal

  Cultural tasks: Menekankan fundamental connectedness of human beings Individu harus bisa menyesuaikan diri dengan mempertahankan keterkaitan antar individu (dalam hubungan sosial atau kelompok dimana ia tergabung)

  • Individu harus bisa menyesuaikan diri dengan membaca keinginan orang lain, bersikap simpatik, memenuhi peran, dan bertindak secara tepat dengan mempertimbangkan orang lain.
  •    Self-esteem menjadi sangat dipengaruhi pada bagaimana seseorang dapat menyesuaikan diri dan menjadi bagian dari sebuah hubungan sosial.

       Aspek diri yang paling salient didefinisikan dalam

    hubungan sosial, atau terkait dengan konteks sosial.

       Banyak terdapat pada masyarakat Asia yang kolektivis.

    Contoh temuan empiris

      

      Orang Malaysia mempunyai lebih banyak gambaran diri yang merujuk ke kelompok daripada ke dirinya sendiri, dibandingkan orang Australia dan Inggris (Bocher, 1994).

    Kritik terhadap Markus & Kitayama

      

      Temuan-temuan baru menunjukkan bahwa

      independent dan interdependent self- construal tidak sepenuhnya bersifat

      dikotomis, tapi hadir secara simultan pada individu.

      

      Membuktikan bahwa individu bisa memiliki multiple selves.

    Budaya & Identitas

      

      Identitas mengacu pada kelompok-kelompok sosial yang mana individu memandang dirinya sebagai bagian dari kelompok tersebut.

       Tiap individu punya banyak identitas.

    Cultural identity

      

    Identitas budaya adalah individuals’ psychological

    membership in a distinct culture.

      

    Contoh: saya orang Indonesia, saya orang Jawa,

    saya orang Padang, saya orang Amerika.

       Penelitian Devos & Banaji (2005): Orang African- Americans dan Asian-Americans dinilai sebagai kurang Amerika dibanding White-Americans.

    Multicultural Identities

      

      Ingat: tiap individu bisa punya banyak identitas.

       Identitas budaya juga demikian.

      

      Mengapa? Batas antara kelompok budaya semakin tipis, semakin banyak interaksi, terjadi percampuran.

      

      Contoh: saya orang Jawa-Padang, saya orang Batak-Jawa.

    Implikasinya…

      

      Terjadi cultural frame switching, yaitu individu menampilkan tingkah laku tertentu sesuai dengan konteks dia berada, mengakses sistem budaya tertentu sesuai tuntutan sosial.

      

      Atau terjadi, cultural reaffirmation effect, identifikasi seseorang semakin kuat terhadap budaya aslinya, mengevaluasi budaya- budaya yang berbeda secara sama, dan menganut nilai-nilai tradisional budayanya lebih kuat.

      Self-esteem & Self-

    enhancement

      Self-esteem dan Self- enhancement

      Satu cara untuk mempertahankan self- esteem adalah melalui self-enhancement.

      

      Yaitu, kumpulan proses psikologis dimana individu menguatkan atau menaikkan self-

      esteem nya.

    Perbedaan budaya dalam

      Self-esteem dan Self-enhancement (1)

      Penelitian-penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa individu yang berasal dari budaya individualistik, melakukan self-enhancement, sementara budaya kolektivistik tidak.

      

      Penelitian mutakhir, menunjukkan bahwa

      

    self-enhancement bersifat universal, hanya

    mekanismenya berbeda.

    Perbedaan budaya dalam

      Self-esteem dan Self-enhancement (2)

    Motivasi dasar untuk meneguhkan secara positif self-esteem

    melalui self-serving bias dan false uniqueness effect dilakukan

    oleh individu manapun. Contoh:

      

    Self-serving bias (ssb): nilai baik karena usaha saya, nilai jelek

    karena dosennya pelit. False uniqueness effect (fue): saya lebih pintar dan lebih menarik dari kebanyakan orang.

      Studi awal ttg kedua bias itu pada budaya di luar Amerika menunjukkan bias tersebut tidak ada.

      Namun, studi mutakhir menunjukkan bahwa mereka juga melakukannya dengan cara yang berbeda, yaitu secara implisit.

      Bila diri sangat dipengaruhi oleh budaya, Bagaimana dengan sifat-sifat kepribadian?

      Bagaimana budaya mempengaruhi sifat-sifat kepribadian?

      Sharing

      Buat kelompok 5-6 orang

      

      Diskusikan tugas individual yang diberikan di minggu awal kuliah: “Asal Muasal (sifat) Diriku.”

      

      Ceritakan kepada teman-teman dalam kelompok tentang sifat-sifat dirimu dan jelaskan proses pembentukannya.

    Kepribadian

      

    Adalah karakteristik kognitif dan tingkah laku, sifat-

    sifat, atau kecenderungan yang relatif stabil pada

    individu yang tampil dalam beragam situasi, konteks, dan interaksi dengan orang lain.

       Memunculkan perbedaan antar individu (tiap individu adalah unik).

      

      Banyak pendekatan dalam psikologi digunakan untuk memahami kepribadian manusia. Cth: psikoanalitik, behavioristik, humanistik.

      

      Namun, pendekatan yang dominan saat ini adalah melalui trait (sifat).

      

      Sifat adalah karakteristik atau kualitas yang membedakan seseorang. Misal, pemalu, galak, periang, ramah.

       Ada ribuan sifat manusia.  Deskripsi sifat antar budaya dapat berbeda.

      Muncul pertanyaan: 1.

      Adakah sifat-sifat yang universal pada manusia? Jika ada, apa saja? Bagaimana cara mengukurnya? 2.

      Benarkah ada yang disebut sebagai national character? Apa artinya? Menurut kamu, apa saja karakter orang Indonesia?

      2. Budaya tertentu kadang dicirikan dengan sifat tertentu atau indigenous personalities.

      Benarkah ada yang disebut dengan indigenous personalities? Apa bukti- buktinya?

      4. Lalu, apa perbedaan penjelasan antara

    cultural psychology dengan cross-cultural

    psychology tentang kepribadian?

    TUGAS di rumah

       Jawablah pertanyaan 1 – 4

       Tuliskan jawaban anda secara rapih dan diketik (A4, times new roman 12, 1.5 spasi)

       Berikan jawaban dengan mengacu pada buku Matsumoto & Juang (2008).

      

    Tambahan nilai bila anda juga menggunakan

    sumber lain yang kredibel secara ilmiah.

       Jangan lupa, lengkapi dengan daftar pustaka.  Dikumpulkan pada pertemuan minggu depan.

    Referensi

      

    Matsumoto & Juang (2004,2008), bab 13

    dan 10

       Tim Pengajar Psikologi LinBud UI