ANALISIS DAMPAK INFLASI, PDRB DAN PERKEMBANGAN UPAH MINIMUM REGIONAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MASYARAKAT DI PROVINSI ACEH Zainuddin

ANALISIS DAMPAK INFLASI, PDRB DAN PERKEMBANGAN UPAH MINIMUM

  ISSN 2460-5891@ JEMSI Vol.1 No.1 Tahun 2015

  

REGIONAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

MASYARAKAT DI PROVINSI ACEH

Zainuddin

  1)

Dosen Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

Zainuddin.usm08@gmail.com

  Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh independen, yaitu Inflasi, PDRB, dan

  Perkembangan UMR di provinsi Aceh terhadap dependen, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun 2008 hingga 2013. Bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh independen terhadap IPM. Dan kemampuan independen dapat menjelaskan dependen sebesar 92,94%. Data dalam penelitian ini bersumber pada Badan Pusat statistic Provinsi Aceh yang bersifat data sekunder. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah agar para pihak bisa memberikan penekanan pada sector apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Aceh.

  Kata Kunci : Inflasi, PDRB, Perkembangan UMR, dan Indeks Pembangunan Manusia PENDAHULUAN

  Sistem perekonomian suatu Negara bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya, karena kesejahteraan merupakan hak azasi setiap individu yang harus didapatkan. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas Negara untuk melakukan segala daya dan upaya agar masyarakatnya dapat mencapai tingkat kesejahteraan secara adil dan merata pada tingkat tertentu. Strategi suatu Negara dalam rangka mensejahterakan rakyatnya berbeda-beda antara satu Negara dengan Negara yang lainya. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri dari banyak pulau-pulau terbentang mulai dari pulau Weh hingga pulau Irian Jaya atau Papua. Sisitem perekonomiannya sangat eklusif dari sistem yang ada di dunia ini, yaitu sistem perekonomian pancasila. Sistem ini sebenarnya campuran dari sistem liberal dan terpimpin, namun hingga sudah 70 tahun merdeka belum tercapai tingkat kehidupan rakyatnya seperti cita-cita pendiri bangsa, yaitu kemakmuran dan kesejahteraan secara merata.

  Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara agraris, atau rakyatnya lebih banyak sebagai petani. Hal didukung dengan luas wilayah cocok dengan aktivitas pertanian khususnya di provinsi Aceh, dimana lebih setengah jumlah penduduknya berprofesi sebagai petani. Dilihat dari sumber daya alam provinsi Aceh sebenarnya sangat sesuai dengan kegiatan pertanian, baik pertanian pada persawahan maupun pertanian perkebunan. Namun, masyarakat provinsi Aceh secara garis besar dibagi kedalam tiga kelompok, yiatu kelompok pertanian dan perkebunan, kelompok nelayan, dan kelompok berpendapatan tetap (pegawai/karyawan dan pedagang/pengusaha). Dari ketiga kelompok masyarakat Aceh yang terbesar adalahkelompok petani dan nelayan. Sampai saat ini provinsi Aceh yang letaknya paling ujung barat NKRI dapat dilihat secara kasat mata bahwa tingkat kesejahteraan rakyatnya belum tercapai sesuai dengan apa-apa yang dicita-citakan. Tingkat kesejahteraan rakyat sebenarnya mudah sekali diukur, yaitu kemudahan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan baik pangan dan papan, maupun kebutuhan akan pendidikan serta lainya. Ukuran ini sudah global menjadi indikator kesejahteraan rakyat, dan dinamakan indeks pembangunan manusia yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (BPS, 2009:3).

  Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM), berlaku umum baik itu masyarakat pertanian, masyarakat nelayan maupun masyarakat yang memiliki penghasilan tetap. Banyak persoalan yang dihadapi masyarakat di provinsi Aceh, mulai dari ketidakamanan hingga perlakuan yang tidak adil dari para pimpinan hingga sekarang. Ketidakadilan ekonomi yang terjadi di provinsi Aceh itu bisa terlihat dari distribusi pendapatan yang tidak merata.

  Pengukuan IPM didalam indeks ini bisa dilihat tingkatan-tingkatan konsumsi, kesehatan, dan pendidikan. Semakin tinggi angka indeks ini, maka dapat dikatakan bahwa ISSN 2460-5891@ JEMSI Vol.1 No.1 Tahun 2015 masyarakatnya semakin sejahtera, dan sebaliknya bila angka indeks rendah maka dapat dikatakan tingkat kesejahteraan masyarakat juga semakin rendah. Selanjutanya, kesejahteraan dapat juga diukur dengan pendapatan perkapita seperti yang dinayatakan oleh Dollar dan Kraay (2001); Fileds (1989); Squire (1993); Bruno et al (1998).Banyak faktor yang mempenguruhi IPM, diantaranya dipengaruhi oleh inflasi. Inflasi adalah keadaan yang menunjukan kenaikan tingkat harga umum barang-barang yang berlangsug terus-menerus selama satu periode tertentu (Nopirin, 2006:25).

  Dengan demikian, keterkaitan inflasi dengan tingkat kesejahteraan terjadi karena akan mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam melakukan transaksi pembelian barang-barang dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Ada dua sisi efek dariinflasi, dimana ada sebagian masyarakat dapat mendapatkan keuntungan dari terjadinya inflasi dan ada juga masyarakat yang menderita karena inflasi tersebut.

  Tingkat inflasi yang terjadi disuatu Negara atau daerah merupakan suatu indikator untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu Negara atau daerah, sehingga pemerintah atau penyelengaraan Negara/daerah harus menjalankan kebijakan yang tepat dan mengawasi laju inflasi. Dalam perekonomian dimanapun di dunia ini tidak bisa dihindari inflasi, akan tetapi yang perlu diperhatikan tingkat inflasi jangan terjadi terus-menerus dalam tingakat yang mengkhawatirkan. Terjadinya inflasi, juga akan memberikan efek dua arah, yaitu efek mempersulit keadaan ekonomi masyarakat, dan disisi yang lain akan memberikan efek memperbaiki keadaan ekonomi sebagian masyarakat. Selain inflasi yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan, juga dipengaruhi oleh pendapatan domistik regional bruto.

  Pendapatan domestik regional bruto (PDRB) adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode (Kairupan, 2013). Oleh karena itu terlihat bahwa PDRB ini akan sangat mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya. Dimana secara logika bila PDRB naik, maka dengan sendirinya tingkat pendapatan perkapita masyarakat akan naik, dengan naiknya income perkapita akan sudah tentu tingkat konsumsi juga ikut meningkat, dan pada akhirnya tingkat kesejahteraan puan akan meningkat. Disamping PDRB yang memengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat adalah pertumbuhan ekonomi.

  Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari suatu Negara/daerah yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kependuduknya (Todaro, 2013:99). Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi sangat berhubungan dengan tingkat kesejahteraan. Hal ini disebabkan oleh dengan adany kemampuan dari sutu Negara atau daerah untuk menyediakan berbagai barang ekonomi termasuk lapangan pekerjaan bagi penduduknya, maka dapat terjadi peningkatan perolehan pendapatan dari para penduduknya. Sehingga pada akhirnya berefek pada tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Pertumbuhan dalam penelitian ini diukur dengan perkembangan Upah Minimum Regional (UMR). Perkembangan UMR dari waktu ke waktu akan membawa dampak pada peningkatan pendapatan. Dengan demikian, keadaan tersebut akan dapat berakibat pada kemampuan para pekerja untuk meningkatkan pembelanjaanya, dan pada akahirnya terjadi penigkatan ekonomi secara agregat, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan UMR akan dapat berefk pada IPM. berdasarkan uraian sebelumnya, maka jelaslah bahwa variabel inflasi, pendapatan domistik regional bruto, dan pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan perkembangan upah minimum regional sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat disuatu Negara atau daerah.

  KAJIAN PUSTAKA Inflasi

  Inflasi adalah proses kenaikan harga- harga umum barang secara terus menerus (Nopiri, 2006:25). Definisi inflsi tersebut mengandung tiga aspek (Sukirno, 1994:21), yaitu (1) adanya kecendrungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti mungkin saja tingkat harga yang terjadi actual pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan sebelumnya, tetapi tetap menunjukan kecendrungan yang meningkat, (2) kenaikan harga terjadi berlangsung secara terus menerus, dan (3) kenaikan tingkat harga umum atau

  general level of prices .

  Menurut Nanga (2001:241) inflasi didefinisikan sebagai suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi (Kewal, 2012), yaitu: a. Adanya kecendrungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti bisa saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukan tendensi yang meningkat. b.

  Bahwa kenaikan harga berlangsung secara terus menerus (sustained), yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja, akan tetapi bisa beberapa waktu lamanya, dan.

  Menurut Sukirno (1994:38) bahwa semakin tingginya tingkat inflasi yang terjadi maka akan berakibat pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun sehingga akan terjadi peningkatan terhadap angka pengangguran karena kurangnya kesempatan kerja. Inflasi akan menghambat pertumbuhan ekonomi bila sudah mencapai ambang batas 7,8% (Thanh, 2015). Dan efek inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi tergantung pada kondisi makroekonomi tertentu yang berbeda secara substansial antara Negara (Eggoh dan Khan, 2014 dalam Thanh, 2015).

  Menurut Ma’ruf dan Wihastuti dalam Setyowati dan Suparwati (2012) bahwa pertumbuhan ekonomi adalah sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu yang menjadi indicator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu Negara. Sedangkan, Apriana dan Suyanto (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan ekonomi dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan pendapatan perkapita dan akhirnya menurunkan angka kemiskinan (Dollar dan Kraay, 2003; Field, 1989; Squire, 1993; Bruno et al., 1998).

  Perkembangan Upah Minimum Regional

  semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara/daerah selama kurun waktu tertentu. PDRB atau GDP mengukur output barang dan jasa dari suatu Negara, atau wilayah, dan GDP suatu Negara/wilayah adalah (1) total pendapatan seluruh penduduk dalam suatu perekonomian, atau (2) total pengeluaran atas barang dan jasa dalam suatu perekonomian (Pangkey, 2013). PDRB mempengaruhi kesempatan kerja (Kairupan, 2013).

  Domestic Product/GDP adalah nilai pasar dri

  Sedangkan, Husen (2011) menyatakan bahwa PDRB adalah nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan di suatu wilayah dalam periode tertentu. Mankiw (2003:7) menyatakan Gross

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh nilai tambah yang timbul dari berbagai kegiatan ekonomi di suatu wilayah, tanpa memperhatikan pemilik atas faktor produksi (Sukirno, 1994:105).

  Produk Domestik Regional Bruto

  Inflasi yang terjadi atau tingkat inflasi yang diinginkan akan berefek pada penciptaan lapangan kerja. Seperti yang dinyatakan oleh Hutagalung dan Santoso (2013) jika tingkat inflasi yang diinginkan adalah rendah maka akan terjadi tingkat pengangguran yang sangat tinggi, dan sebaliknya jika tingkat inflasi yang diinginkan tinggi, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang relatif rendah.

  c.

  Efek Inflasi

  Inflasi yang terjadi di provinsi Aceh kebiasaan terjadi akibat produksi barang-barang yang ada hampir semuanya tidak di produksi di provinsi Aceh, sehingga biaya pengadaan produk menjadi besar, dan inflasi seperti ini termasuk cost-push inflstion . Sukirno (2012:492) menyatakan cost-push inflstion dapat disimpulkan inflasi akibat dari kenaikan biaya produksi menyeluruh diberbagai jenis indusrti/produk dalam perekonomian, dan terjadinya inflasi.

  3. Cost-push inflation, yaitu terjadi inflasi karena didorong kenaikan upah dan kenaikan harga input, dengan demikian harga akan dinaikan oleh pebisnis.

  2. Wage-push inflation, yaitu terjadi inflasi ketika dunia bisnis harus meniakan upah untuk mempertahankan dan memikat pekerja dalam tingkat pengangguran rendah, dan kemudian menaikan harga mereka, dan.

  1. Demand-pull inflation, yaitu terjadi inflasi karena konsumen menikan tawaran harga, dan biasanya disebabkan tingkat tersedianya lapangan pekerjaan tinggi sehingga pendapatan meningkat.

  Menurut Gorman (2009:169) ada tiga tipe inflasi, yaitu:

  average price of good and service in tems of money .

  Tingkat harga yang naik bukan hanya pada satu komoditi saja, tetapi untuk harga barang secara umum. Sedangkan, Hooker (2004) menemukan bahwa tingkat inflasi mempengaruhi secara signifikan terhadap harga-harga komoditi. Ada bebarapa faktor dominan yang menyebabkan terjadinya inflasi (Maggi dan Saraswati, 2013), yaitu faktor tingkat bunga memiliki pengaruh signifikan terhadap inflasi di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dan faktor jumlah uang beredar dan harga minyak dunia akan menciptak inflasi dalam waktu jangka panjang. Sejalan dengan pendapat Mankiw (2003:188) bahwa ketika bank sentral memutuskan untuk menaikan pertumbuhan penawaran uang, maka hasilnya adalah tingkat inflasi dan suku bunga nominal yang lebih tinggi. Sedangkan, Romer (2012:514) menyatakan inflation is an increase ibn the

  Menurut Kuznet dalam Todaro dan Smith ISSN 2460-5891@ JEMSI Vol.1 No.1 Tahun 2015 (2003:99) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapsitas dalam jangka panjang dari Negara atau kawasan yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonkomi kepada penduduknya, dan merupakan perpaduan efek dari produktivitas yang tinggi dan populasi yang besar. Dan pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan perkembangan upah minimum regional. Upah minimum regional adalah upah bulanan terendah yang meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/1999). Dan, perkembangan UMR dapat diartikan penambahan atau persentase kenaikan UMR yang diberikan satu periode ke periode berikutnya.

  Penetapan upah mjnimum sering menjadi perdebatan terutama dari sisi dampaknya (Flinn, 2006). Dan kenaikan UMR dapat meninkatkan kinerja para pekerja, sehingga dapat menambah pendapatan dan akhirnya menurunkan kemiskinan (Maipita, 2012). Prinsip-prinsip yang harus ditaati dalam penetapan upah minimum di Indonesia menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1999, yaitu: 1.

  (UNDP) mulai tahun 1990 telah menyusun suatu indicator kesejahteraan manusia yang dapat mennjukan kemajuan manusia berdasarkan faktor-faktor, seperti rata-rata usia harapan hidup, rata-rata lama sekolah, angka melek huruf, dan kesejahteraa secara keseluruhan yang dikenal dengan Human

  4. Situasi Studi Data-data dalam peneletian ini pengujiannya bersifat data sekunder, sehingga dapat dikatakan bahwa situasi data-datanya sudah ditentkan

  3. Tingkat Intervensi Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan intervensi atau manipulasi data untuk mempengaruhi hasil, dan tingkat intervensinya minimal. Peneliti tidak melakukan intervensi dan manipulasi data apapun disebut intervensi minimal (Sekaran, 2006:167).

  2. Jenis Investigasi Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu suatu studi dimana peneliti ingin mengetahui hubungan sebab akibat melalui analisis regresi (Sekaran, 2006:165).

  Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya sifat hubuhungan tertentu, atau mnentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan dua atau lebih faktor dalam suatu situasi (Sekaran, 2006:162).

  research ), yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

  1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat dan hubungan antar variabel dalam suatu pengujian hipotesis (hypothesis testing

  Sekaran (2006:152) menyatakan bahwa desain penelitian meliputi serangkaian pilihan pengambilan keputusan rasional berkaitan dengan tujuan studi, letaknya, jenis yang sesuai untuk penelitian, tingkat manipulasi dan control peneliti, aspek temporal, dan level analisis data. Adapun desain penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

  METODE PENELITIAN Desain Dan Objek Penelitian

  Pembangunan Manusia (IPM) (UNDP, 1994:94 dalam Sasana, 2009).

  Development Index (HDI) atau Indeks

   United Nations Development Programe

  Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap.

  (2008) menyatakan untuk mencapai IPM digunakan empat indikator, yaitu AHH (angka harapan hidup), AMH (Angka melek hidup), APK (persentase antara siswa jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk kelompok usian sekolah, dan PPP (purchasing parity power ).

  Tingkat kesejahteraan dapat diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM). Menurut Suryadi (2008) IPM adalah ukuran yang menggunakan angka harapan hidup, melek aksara, pendidikan dan standar hidup dalam bentuk indeks komposit. Sedangkan, Kinrami

  Indeks Pembangunan Manusia

  9. Dengan kenaikan upah minimum, pekerja diwajibkan untuk memelihara prestasi kerja atau produktivitasnya.

  8. Perusahaan yang telah memberikan upah diatas upah minimum tidak dibolehkan menutunkan upah.

  7. Uapah harian lepas ditetapkan secara bulanan berdasarkan hari kehadiran (dengan prorata basis).

  6. Pekerja dengan sistem borongan atau dengan satuan hasil serendah rendahnya adalah sebesar upah minimum untuk upah bulanannya.

  5. Peninjauan uapah dilakukan atas kesepakatan antara pekerja/serikat pekerja dan pengusaha.

  3. Besarnya upah pekerja yang berstatus tetap, tidak tetap, atau dalam masa percobaan adalah serendah-rendahnya sebesar upah minimum.

  2. Wajib dibaryarkan kepada bekerja secara bulanan atau dengan kesepakatan antara pekerja dan pengusaha.

4. Upah minimum hanya berlaku untuk pekerja yang bekerja dibawah satu tahun.

  sebelumnya. Studi ini dilakukan pada laporan Bada Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia periode 2005 hingga 2013.

  Notasi:

  HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan

  , , = Koefisen atau parameter = Epsilon atau Error Term

  Regional Bruto) = Perkembangan UMR

  = Inflasi = PDRB (Produk Domestik

  Notasi: = Tingkat Kesejahteraan diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia = Konstanta

  = + + ……………….... (3.2.3)

  = + + ………………… (3.2.2)

  = + + …………………(3.2.1)

  = + + + + … (3.2)

  Regional Berdasarkan formula fungsional, maka dapat dinyatakan dalam bentuk model ekonokmetrik, yaitu:

  Bruto UMR = Perkembangan Upah Minimum

  IF = Inflasi PDRB = Pendapatan Domestik Regional

  IPM = Tingkat Kesejahteraan diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia

  IPM = f (IF, PDRB, UMR ) ……(3.1)

  5. Unit Analisis Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulakan selama tahap analisis data selanjutnya (Sekaran, 2006:173). Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan BPS berupa Tingkat kesejahteraan diukur dengan

  Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi lineir berganda dengan metode ordinary least square (OLS). Model lineir berganda akan memperlihatkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan dapat di formulakan model fungsional sebagai berikut:

  Metode Analisis Data

  Sumber data-data tersebut adalah dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia melalui Disamping data tersebut, penelitian ini juga menghimpun data- data dari publikasi ilmiah berupa jurnal, artikel, berita surat kabar, buku-buku teks, dan lain sebagainya sebagai yang berhubungan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian ini.

  4. Data perkembangan Upah Minimum Regional provinsi Aceh.

  3. Data Produk Domestik Regional Bruto provinsi Aceh.

  2. Data laju Inflasi provinsi Aceh.

  1. Data berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia provinsi Aceh.

  Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) dari tahun 2005 hingga tahun 2013. Data-data tersebut berkaitan dengan variabel yang ada pada penelitian ini, yaitu:

  Sumber dan Teknik Pengumpulan data

  Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunya kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, dan sampel adalah bagian dari objek yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2008:115-116). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan BPS dari tahun 2005 hingga 2013 tentang Indeks Pembangunan manusia, Inflasi, Produk Domestik Regional Bruto, dan Perkembangan Upah Minimum Regional provinsi Aceh. Untk penarikan sampel dilakukan secara sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2008:122). Arikunto (2006:126) menyatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil semuanya untuk dijadikan sampel, sehingga penelitian disebut penelitian populasi.

  Populasi Dan Sampel

  6. Horizon Waktu Waktu yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah gabungan studi longitudinal dan studi cross- sectional. Studi longitudinal adalah data dikumpulkan pada dua atau lebih batas waktu, dan studi cross-sectional adalah sebuah studi dapat dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan (Sekaran, 177-178). Penelitian ini dilakukan di provinsi Aceh, dan bersiat kuatitatif, dimana objeknya Tingkat Kesejahteraan yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia, Inflasi, Produk Domestik Regional Bruto, dan Pertumbuhan Ekonomi yang diukur dengan Perkembangan Upah Minimum Regional.

  IPM (Indeks Pembangunan Manusia), Inflasi, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), dan Pertumbuhan Ekonomi yang diukur dengn Perkembangan Upah Minimum Regional (UMR) di provinsi Aceh.

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis didapat bahwa secara bersama-sama variabel inflasi, PDRB, dan perkembangan UMR berpengaruh terhadap indeks pembangunan

  • – 0,062639 terhadap indeks pembangunan manusia, hal ini menunjukan setiap terjadinya inflasi satu satuan maka akan berakibat menurunya IPM sebesar 6,2639%. Begitu juga PDRB yang berpengaruh negatif sebesar - 0,46873 terhadap IPM, dimana apabila adanya peningkatan PDRB sebesar satu satuan akan menrunkan IPM sebesar 46,873%. Kenaikan PDRB akan menurunkan IPM mungkin saja terjadi, karena PDRB tersebut mengukur total tidak melihat pemerataannya.

  Pengujian ini dilakukan agar diketahui adanya hal-hal yang tidak bisa dilakukan (terjadi penyimpangan), dan apabila hal tersebut terjadi, maka tidak bisa diteruskan pengujian hipotesis atau uji F dan Uji t pada penelitian ini. Pengujian asumsi klasik dilakukan pada penelitian ini seperti pengujian multikolinearitas dan pengujian heteroskedastisitas.

  2. Hasil Pengujian Secara Parsial/individu Pengujian hipotesis secara parsial atau secara indvidu pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

  0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ( ) ditolak, dan hipotesis alternatif ( diterima. Artinya inflasi, produk domestic regional bruto, dan perkembangan upah minimu regional secara bersama-sama berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi Aceh.

  0,46873, dan = 0,032894, maka dapat dinyatakan bahwa =

  Hasil Pengujian Secara Bersama-sama Koefesien atau parameter dari variabel independen adalah = - 0,062639, = -

  Berdasarkan hasil regresi linear berganda, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: 1.

  Hasil Uji Hipotesis

  Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel. Dimana, sebaiknya dalam sebuah penelitian tidak tejadi korelasi yang besar. Apabila terjadi korealasi, maka penelitian ini tidak ontagonal.

  Uji Multikolinearitas

  Uji Asumsi Klasik

  , dan Pertumbuhan Ekonomi yang diukur dengan Perkembangan Upah Minimum Regional (UMR) dilambangkan dengan . Observasi ke empat variabel tersebut dilakukan dalam rentang waktu 9 (sembilan) tahun, jadi jumlah observasi atau pengamatan adalah 9 x 4 = 36 pengamatan. Selama observasi didapat bahwa IPM provinsi Aceh memiliki tingkat rata-rata sebesar 71,3670%/71,37%, dan tingkat maksimum sebesar 73,31%, dengan variabilitas penyebarannya sebesar 1,5514%/1,55%. Laju inflasi yang terjadi di provinsi Aceh rata-rata dalam periode observasi sebesar 7.5078% atau 7,51%, dan tingkat maksimum sebesar 17,11%, sedangkan tingkat minimumnya sebesar 2,78%, dan tingkat penyebarannya sebesar 4,3876% atau 4,39%. PDRB rata-rata terjadi di provinsi Aceh selama periode observasi adalah sebesar 1,7067% atau 1,71%, dan tingkat maksimumnya sebesar 2,26%, sedangkan tingkat minimumnya sebesar 1,36% dengan tingkat variabilitasnya sebesar 0,3371% atau 11,74%. Sedangkan, rata-rata perkembangan UMR sebesar 16,191% selama periode pengamatan, dan tingkat perkembangan maksimum sebesar 36,58% dan tingkat perkembangan minimum sebesar 3,7%, dan tingkat penyebarannya sebesar 11,739%.

  Dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu satu variabel independen dan tiga variabel dependen. Dimana variabel dependen adalah Indeks Pemabangunan Manusia (IPM) dilambangkan dengan y, dan variabel independen adalah Inflasi dilambangkan dengan , Prodok Domestik Regional Bruto (PDRB) dilambangkan dengan

  Diskripsi Variabel

  Nilai sebsar 0,9294 menandakan bahwa kemampuan independen variabel dapat menjelaskan variabilitas dependen variabel sebesar 92,94% dan selebihnya sebesar 7,06% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

  IPM, hal ini terjadi karena IPM tersebut diukur secara rata-rata dari ppopulasi masyarakat, dan UMR juga dirasakan oleh kebanyakan masyarakat.

  IPM, dengan demikian apabila penambahan UMR sebesar satu satuan akan berakibat meningkatnya IPM sebesar 3,2894%. Oleh karena itu, perkembangan UMR dapat dikatakan memiliki andil untuk meningkatkan

  Sedangkan, perkembangan UMR berpengaruh positif sebesar 0,032894 terhadap

  Inflasi berpengaruh negatif sebesar

  • Nilai = - 0,062639, maka dapat dinyatakan

  ISSN 2460-5891@ JEMSI Vol.1 No.1 Tahun 2015 manusia (IPM) di provinsi Aceh. Kenyataan ini menunjukan bahwa ada yang berpengaruh positif dan ada juga berpengaruh negative. Dan secara parsial ketiga variabel independen berpengaruh terhadap IPM.

  0. Dengan demikian, dapat disimpilkan bahwa hipotesis nol ( ) ditolak, dan hipotesis alternatif ( diterima. Artinya inflasi berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Countries: Old And New Perspectives provinsi Aceh. On The Policy Issues . MIT Press.

  • dinyatakan

  = - 0,46873, maka dapat Cambridge. MA. Nilai

  0. Dengan demikian, Dollar, D dan Kraay, A. 2001. Growth is Good dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol

  For The Poor. World Bank Policy ( ) ditolak, dan hipotesis alternatif ( diterima. Artinya PDRB berpengaruh

  Research Working Paper 2587. Washington D.C, terhadap indeks pembangunan manusia di World Bank. provinsi Aceh.

  • = 0,032894, maka dapat

  Nilai Fields, G. S. 1989. Changes In Poverty And dinyatakan

  0. Dengan demikian, Inequality In Developing Countries. dapat disimpilkan bahwa hipotesis nol ( ) Mimeographed Paper. ditolak, dan hipotesis alternatif (

  Flinn, C. J. 2006. Changes In Proverty And diterima. Artinya perkembangan UMR Inequality In Developing Countries. berpengaruh terhadap indeks pembangunan Mimeographed Paper. manusia di provinsi Aceh.

  Gujarati, Donwer N. dan Porter, Down C. 2009.

SIMPULAN DAN SARAN

  Basic Econometric . Fifth Edition. Mc Graw Hill. New York.

  Simpulan

  Berdsarakan uraian hasil penelitian dan Gorman, Tom. 2003. Economics. Cetakan ke 1. pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik Alpha Book. Jakarta. beberapa kesimpulan, yaitu baik secara bersama-sama maupun secara parsial atau

  Green, William H. 2012. Econometrics Analysis. individu variabel inflasi, produk domestic Pearson Education Limited. England. regional bruto, dan perkembangan upah minimum regional berpengaruh terhadap indeks

  Hooker, Mark A. 2004. Macroeconomic Factors pembangunan manusia di provinsi Aceh. and Emerging Market Equity

  Kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen sebesar 92,94% ini Returns; A Bayesian Model Selection Approach. menandakan begitu besar pengaruh independen Emerging Markets Review.5;379-387. terhadap dependen.

  Hutagalung, Paul SP dan Santoso, Perbayu

  Saran

  Budi. 2013. Analisis Pengaruh Upah Pada penelitian lanjutan, lebih baik

  Minimum Dan Inflasi Terhadap variabel independen dapat diperluas dan Kesempatan Kerja Sektor Industri rentang waktu observasi lebih panjang. Model Pengolahan Besar Dan Sedang Di Jawa pengelohan data hendaknya dilakukan melalui

  • – Tengah. Vol 2, Nomor 4, Tahun, Hal 1 analisis jalur atau parth analysis 12.

  Husen, Sharifuddin. 2013. Pengaruh

  REFERENSI

  Pengeluaran Agragat Dalam Mendorong Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Apriana, Dina dan Suryanto, Rudy. 2010. Dan Implikasinya Pada Kesejahteraan

  Analisis Hubungan Antara Belanja Sosial. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Modal, Pendapatan Asli Daerah, Vol. 12, Nomor. 1, Hal. 130-158. Kemandirian Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah.

  Kewal, Suramaya Suci. 2012. Pengaruh Inflasi, Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol.

  Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan XI, NO. 1. Hal : 64-74. PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia. Vol. 8. No.

  Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur 1. Hal 53-64.

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Rieneka Cipta. Jakarta.

  Kairupan, Sietri Paristina. 2013. Produk Domestik Regional Bruto, Inflasi,

  Badan Puasat Statistik. http/www.bps.go.id Dan Belanja Daerah Pengaruhnya Terhadap Kesempatan Kerja Di Bruno, M., Ravalion. M., dan Squir, L. 1998. Sulawesi Utara Tahun 2000-2012.

  Equity And Growth In Developing ISSN 2460-5891@ JEMSI Vol.1 No.1 Tahun 2015 Jurnal EMBA. Vol. 1, No. 4, Hal.

  2206-2216. Maipita, Indra. 2013. Simulasi Dampak

  Ekonomi . Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

  5 Countries: A Panel Smooth Transaction Regresion Approach. Journal Of Economic. Nomor: 20. Hal. 41-48. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 13

  Inflation On Growth In The ASEAN-

  United Kingdom. Thanh, Sun Dinh. 2015. Treshold Effects Of

  Economic Development. Eighth Edition. Pearson Education Limited.

  Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi Dengan SPSS. CV. Andi Offset. Yokyakarta. Todaro, Micheal P, dan Smith Stephen C. 2003.

  Negara-Negara Di Lingkungan ASEAN. Benchmeking Indonesia dan Vietnam. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 23, No. 1, Hal : 57-76.

  Vol. 9, Nomor. 1, Hal : 113-132. Suryadi, Ace. 2008. Mengejar Peringkat HDI

  2012. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,DAU, DAK, PAD Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dengan pengalokasian Anggaran Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Prestasi.

  Yon. Buku I. Edsisi 4. Salemba Empat. Jakarta. ______ . 2006. Research Mathod For Business. Terjemahan Kwan Men Yon.Buku II. Edsisi 4. Salemba Empat. Jakarta. Setyowati, Lilis dan Suparwati, Yohana Kus.

  Business . Terjemahan Kwan Men

  ______ . 2012. Makroekonomi Modern. Raja Grafindo. Jakarta. Sekaran, Uma. 2006. Research Mathod For

  Alfabeta. Bandung. Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Makro

  Kenaikan Upah Minimum Terhadap Pendapatan Dan Kemiskinan. Ekuitas. Vol.17, No. 3. Hal. 391-410. Mankiw, N. Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi, Jilid 2 . Erlangga. Jakarta.

  Sugiono. 2008. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D .

  Pertumbuhan Ekonomi, Kesenjangan Antar Daerah Dan Tenaga Kerja Terserap Terhadap Kesejahteraan Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah dalam Era Desentralisasi Fiskal. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol. 16, No. 1. Hal. 50-69.

  McGraw-Hill Companies. New York, NY, 10020. Sasana, Hadi. 2009. Analisis Dampak

  Romer, David. 2012, Advanced Macroeconomics . Fourth Edition.

  Pratomo, Devanto Shasta,. Dan Saputra, Putu Maharddika Adi. 2011. Kebijakan Upah Minimum Untuk Perekonomian Yang Berkeadilan: Tinjauan UUD 1945. Vo. 5, No. 2, Hal. 269-285.

  Jurnal EMBA. Vol. 1, No. 3, Hal. 465-475.

  Pangkey, Hanna Tantri. 2013. Pengaruh Alokasi Kredit Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Utara Periode 2008-2012.

  Grafindo Persada. Jakarta. Peraturan Menteri Tenaga Kerja. Nomor: 1 / 1999. Tentang Tenaga Kerja. Jakarta.

  Makroekonomi, Edsisi 1 . PT.

  Yokyakarta Nanga, Muana. 2001.

  Nopirin. 2006. Ekonomi Moneter II. BPFE.

  Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCAFFOLDING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT - View of Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sc

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 20152016 NUR FITRIA STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT - View of Pengaruh Model Pembelajaran Artikulasi te

0 0 7

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 20142015 VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRAC

0 0 6

PENGGUNAAN BAHASA EROTISME DAN PEMAJASAN DALAM KUMPULAN CERPEN 1 PEREMPUAN 14 LAKI-LAKI KARYA DJENAR MAESA AYU DKK Tri Riya Anggraini STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG ABSTRACT - View of Penggunaan Bahasa Erotisme dan Pemajasan dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 1

0 0 14

ANALISIS KATA MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM PENERJEMAHAN BAHASA INGGRIS Erika Agustiana Universitas Indraprasta PGRI Jakarta ABSTRACT - View of Analisis Kata Majemuk Bahasa Indonesia dalam Penerjemahan Bahasa Inggris

0 0 20

PENINGKATAN PAJAK DAN RETRIBUSI KEDAI KOPI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KOTA BANDA ACEH Muzakkir1

1 1 7

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI KECAMATAN BALARAJA Ade Siti Haryanti Universitas Indraprasta PGRI Jakarta ABSTRACT - View of Pengaruh Media Pembelajaran da

0 0 24

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KETAATAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK DI KOTA BANDA ACEH Rahmah Yulianti

0 0 7

PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS TERHADAP MANAJEMEN LABA

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP CAPAIAN HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIF BERPRESTASI (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Semester IV Program Studi Bimbingan dan Konseling di STKIP PGRI Bandar Lampung Tahun Akademik 20152016) Ambyah

0 0 11