NH Weekly September 24 2018 (Bahasa)

  NH Korindo Research

Weekly Brief (September 24

  • – 28) Ringkasan:

  Pekan lalu IHSG masih mampu melanjutkan penguatan seiring dengan bursa global yang mencetak rally. Memudarnya kekuatiran pasar terhadap tensi perang dagang AS dan China menjadi faktor utama bagi rally IHSG. Di sisi lain, rilis neraca perdagangan Indonesia menunjukkan bahwa pada Agustus Indonesia masih mencatatkan defisit. Namun, defisit ini lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada Juni.

  Pekan ini pasar akan memusatkan perhatiannya pada agenda pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Pada pertemuan kali ini, the Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya sepanjang 2018. Perhatian pasar bukan pada kenaikan suku bunga September namun kepada setiap statement the Fed yang dapat memberikan indikasi apakah mereka akan menaikkan lagi suku bunga pada Desember. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) juga akan menjadi perhatian pasar. BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga apabila the Fed menunjukkan indikasi pengetatan moneter pada Desember. Pada pekan ini, kami merekomendasikan ANTM yang ditopang oleh kinerja penjualan emas. Kami juga merekomendasikan INDF di tengah ekspektasi pemulihan segmen tepung.

  JCI - one year JCI - one month Last Week’s Recap : 5.957,74 (+0,45%)

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Investor Asing : net buy sebesar Rp1,0 triliun (Vs net sell pekan sebelumnya sebesar Rp748 miliar) USDIDR : 14.817 (+0,07%)

  Yield obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun : 8,140% (-27,3 bps)

  • Penurunan Defisit Neraca Perdagangan Agustus 2018

    Neraca perdagangan pada Agustus 2018 tercatat defisit sebesar USD1,02 miliar. Defisit perdagang Agustus menurun dibandingkan dengan defisit sebesar USD2,01

    miliar pada Juli 2018. Penurunan defisit perdagangan tersebut didukung oleh kinerja neraca perdagangan nonmigas yang kembali surplus. Neraca perdagangan

    non-migas pada Agustus 2018 mencatatkan surplus USD0,64 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan migas pada Agustus 2018 tercatat defisit USD1,66 miliar, yang

    lebih besar dari dari defisit sebesar USD1,23 miliar pada Juli 2018. Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan impor migas terutama, impor minyak mentah.
  • Memudarnya Kekhawatiran Perang Dagang

    Tiongkok telah resmi mengumumkan untuk membalas pengenaan tarif oleh AS dengan membebankan tarif impor 10% untuk produk AS senilai USD60 miliar. Tarif impor

    ini lebih rendah dari tarif impor 20% yang direncanakan sebelumnya. Sebelumnya, AS telah memutuskan untuk mengenakan tariff impor 10% terhadap produk Tiongkok

    senilai USD200 miliar per 24 September 2018. Tarif impor ini akan naik menjadi 25% pada akhir 2018. Pengenaan tarif yang lebih rendah dari perkiraan oleh China

    meredakan kekhawatiran atas perang dagang. Pekan lalu, rupiah nyaman di posisi 14.800 per dolar.

  Global Equity Market Sector Index This Week’s Outlook

  • Rapat FOMC pada September Investor global akan mengamati rapat FOMC pada Selasa, 25/09/18 dan Rabu 26/09/18. Investor memperkirakan bahwa the Fed akan menaikan suku bunga acuannya. Survei oleh CME Group’s FedWatch Tool mengidentifikasi bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuannya dengan persentase sebesar 97,4%. Fokus utama investor bukan kenaikan suku bunga the Fed pada September, tetapi investor akan fokus pada setiap pernyataan the Fed yang terkait dengan kemungkinan kenaikan suku bunga yang akan diumumkan pada rapat FOMC Desember. Terlebih, survei oleh CME Group’s FedWatch Tool menyatakan bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember sebesar 83,3%.
  • Rapat Dewan Gubernur BI Dari domestik, Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu 26/9/18 dan Kamis 27/9/18 akan menjadi perhatian utama para investor. Bank Indonesia (BI) sengaja menjadwalkan rapat kali ini pada akhir bulan setelah rapat FOMC. BI memutuskan untuk menunggu pengumuman rapat FOMC. Meskipun tensi perang dagang global sudah perlahan mereda dan rupiah mulai stabil di kisaran 14700-14900 per dolar, BI diperkirakan akan mewaspadai dampak dari potensi kenaikan suku bunga the Fed pada Desember 2018. Apabila peluang kenaikan suku bunga the Fed semakin tinggi, BI diperkirakan akan segera menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat demi menghindari pelemahan rupiah yang lebih tajam hingga akhir tahun.
  • Kami memperkirakan pada pekan ini IHSG akan bergerak flat di kisaran 5871-6060. Sikap antisipatif terhadap agenda the Fed akan membatasi pergerakan IHSG.

  BI Benchmark Rate & USDIDR Fed Fund Rate Aneka Tambang (ANTM

  • – Metal & Mineral)

  Dec 2019 TP 1,200

  • 2Q18 : Margin Turun Pada 2Q18, ANTM mencatatkan penjualan sebesar Rp6,08 triliun (+6% q-q atau +347% y-y). Pendapatan

  Consensus Price 1,251

  1H18 secara kumulatif mencapai Rp11,85 triliun (+292,4% y-y). Laba bersih 2Q18 tercatat sebesar Rp99

  TP to Consensus Price -4.1%

  miliar vs. laba bersih pada 1Q18 sebesar Rp246 miliar (-60% q-q). Sementara itu, EBT margin tercatat

  vs. Last Price

  • 46.3% sebesar 3,3% (vs. 5.5% pada 1Q18) dan net profit margin tercatat sebesar 1,6% (vs. 4,3% pada 1Q18).

  Last Price (IDR) 820

  Price date as of Sep 21, 2018

  • 2Q18 : Bottom Line Tertekan Apresiasi Dolar A.S

  52wk range (Hi/Lo) 1,015 / 600 Tercatat beban keuangan sebesar Rp190 miliar yang melonjak 120% q-q (vs. Rp86 miliar pada 1Q18). Free Float (%) 35.0 Kontribusi terbesar datang dari beban bunga hutang jangka panjang dan bunga hutang obligasi.

  Sementara itu, rugi selisih kurs tercatat sebesar Rp173 miliar yang melonjak 122% (vs. Rp 78 miliar pada

  Outstanding sh. (mn) 24,031

  1Q18). 72% dari total hutang ANTM berdenominasi mata uang dolar A.S. yang sensitif terhadap tren

  Market Cap (IDR bn) 19,705 pelemahan IDR/USD.

  Market Cap (USD mn) 1,328 Avg. Trd Vol

  67.56

  • – 3M (mn)
    • 2018E : Tingkatkan Target Penjualan Emas

  Avg. Trd Val

  58.73

  • – 3M (bn)

  ANTM merevisi target penjualan emas dari 24 ton pada awal 2018 menjadi 25,3 ton dengan komposisi 13

  Foreign Ownership 5.8%

  ton penjualan domestik dan 12,3 ton penjualan ekspor. Hingga 8M18, volume penjualan emas ANTM telah Sales Breakdown: mencapai 18,1 ton yang terdiri dari 10,7 ton penjualan domestik dan 7,4 ton ekspor. Angka tersebut mencapai 71,5% dari target penjualan 2018 sebesar 25,3 ton emas.

  Gold 68.1%

  Nickel 26.9%

  Others 5.0%

  Share Price Performance Gold Revenue & ASP | 2012 - 2019F

  IDR bn FY2017 FY2018E FY2019E FY2020E Sales 12,654 22,573 24,763 26,281

  y-y 39.0% 78.4% 9.7% 6.1%

  EBITDA 1,434 3,255 3,160 3,453 Net profit 136 868 1,045 1,125 EPS (IDR)

  6

  36

  43

  47

  y-y 110.6% 535.7% 20.4% 7.7%

  NPM 1.1% 3.8% 4.2% 4.3% ROE 0.7% 4.6% 5.3% 5.4%

  14.8x 8.6x 9.2x 9.3x Indofood Sukses Makmur (INDF

  • – Packaged Food & Agricultural Products)

  Dec 2019 TP 8,175

  • Divisi CBP Sebagai Penopang Utama Pertumbuhan

  INDF diperkirakan masih mampu mencatatkan pertumbuhan single digit sepanjang 2-3 tahun ke depan

  Consensus Price 8,235

  ditopang oleh penjualan produk premium dengan margin yang lebih tinggi. Produk premium ini menyasar

  TP to Consensus Price -0.7%

  segmen kelas menengah yang terus bertumbuh di Indonesia. Penjualan divisi CBP meningkat sebesar 7%

  vs. Last Price

  • 34.6%

  dan 8% pada 1Q18 dan 2Q18 dibandingkan dengan 4% dan -0.3% pada 1Q17 dan 2Q17. Divisi CBP Last Price (IDR) 6,075 berkontribusi 52% terhadap total penjualan INDF.

  Price date as of Sep 21, 2018 52wk range (Hi/Lo) 8,750 / 5,850

  • Divisi Tepung Menjadi Andalan Percepatan Pertumbuhan

  Free Float (%)

  49.9 Divisi tepung INDF merupakan penggilingan tepung terbesar di Indonesia. Dengan strategi penjualan cost Outstanding sh. (mn)

  plus, pemulihan harga gandum yang terjadi sejak awal 2018 menjadi penopang pertumbuhan divisi

  8,780

  tepung. Penjualan divisi tepung meningkat 6% dan 12% pada 1Q18 dan 2Q18 dibandingkan dengan

  Market Cap (IDR bn) 53,341 penurunan penjualan sebesar 5% dan 6% pada 1Q17 dan 2Q17. Market Cap (USD mn) 3,596 Avg. Trd Vol

  6.40

  • – 3M (mn)
    • Divisi Agri – Pemberat Pertumbuhan

  Avg. Trd Val

  40.54

  • – 3M (bn)

  Dengan masih melemahnya harga komoditas sawit, divisi agribisnis INDP masih belum menunjukkan

  Foreign Ownership 98.7%

  gejala pembalikan arah pertumbuhan penjualan. Penjualan divisi agri turun 30% dan 19% pada 1Q18 dan Sales Breakdown:

  2Q18 dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 42% dan 18% pada 1Q17 dan 2Q17. Dengan program

  Consumer Branded Product 52.4% mandatori biodiesel, harga sawit diharapkan meningkat yang dipacu oleh peningkatan permintaan CPO. Flour Division 22.5% Others

  25.1%

  Share Price Performance Wheat Price (IDR/kg) | 2015 - 2018

  IDR bn FY2017 FY2018E FY2019E FY2020E Sales

  70,187 74,313 80,492 87,963

  y-y 5.1% 5.9% 8.3% 9.3%

  EBITDA 10,436 11,615 13,231 14,546

  Net profit 4,139 4,593 5,269 5,805

  EPS (IDR) 471 523 600 661

  y-y

  • -0.1% 11.0% 14.7% 10.2%

  NPM

  5.9% 6.2% 6.5% 6.6%

  ROE

  9.1% 9.6% 10.4% 10.8%

  P/E 16.2x 11.6x 10.1x 9.2x

  

DISCLAIMER

This report and any electronic access hereto are restricted and intended only for the clients and related entities of PT NH Korindo Sekuritas Indonesia.

  This report is only for information and recipient use. It is not reproduced, copied, or made available for others. Under no circumstances is it considered as a selling offer or solicitation of securities buying. Any recommendation contained herein may not suitable for all investors. Although the information hereof is obtained from reliable sources, its accuracy and completeness cannot be guaranteed. PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, its affiliated companies, employees, and agents are held harmless form any responsibility and liability for claims, proceedings, action, losses, expenses, damages, or costs filed against or suffered by any person as a result of acting pursuant to the contents hereof. Neither is PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, its affiliated companies, employees, nor agents are liable for errors, omissions, misstatements, negligence, inaccuracy contained herein.

  All rights reserved by PT NH Korindo Sekuritas Indonesia

  Head Office :

  Wisma Korindo 7

  th

  Floor Jl. M.T. Haryono Kav. 62 Pancoran, Jakarta 12780 Indonesia Telp : +62 21 7976202 Fax : +62 21 7976206

  Branch Office BSD:

  ITC BSD Blok R No.48 Jl. Pahlawan Seribu Serpong Tangerang Selatan 15322 Indonesia Telp : +62 21 5316 2049 Fax : +62 21 5316 1687

  Branch Office Solo :

  Jl. Ronggowarsito No. 8 Kota Surakarta Jawa Tengah 57111 Indonesia Telp : +62 271 664763 Fax : +62 271 661623

  

PT NH Korindo Sekuritas Indonesia

Member of Indonesia Stock Exchange