Makalah Otoritas Jasa Keuangan Penerap

MAKALAH
OTORITAS JASA KEUANGAN
PENERAPAN OJK DI AMERIKA SERIKAT

`

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
NOVEMBER 2017
1

MAKALAH
OTORITAS JASA KEUANGAN
PENERAPAN OJK DI AMERIKA SERIKAT
Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Otoritas
Jasa Keuangan
yang dibimbing oleh Dr. Khairunnisa Musari, ST, MM

Oleh :
1. Machallafri Iskandar (E20151001)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
NOVEMBER 2017
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul Penerapan OJK di Amerika Serikat.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad

SAW,

para

keluarga,

sahabat-sahabat


dan

pengikut-

pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan dari Dosen Otoritas Jasa Keuangan dan saran dari
teman-teman

maka

disusunlah

Makalah

ini,

semoga

dengan


tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Otoritas Jasa Keuangan dan semoga
segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah
keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi
arahan dan tuntunan agar yang membaca bias menciptakan hal-hal
yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Otoritas Jasa Keuangan, Ibu Dr.
Khairunnisa Musari, ST, MM
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami
berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para
pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Jember, 20 November 2017

3

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................

i

HALAMAN JUDUL..........................................................................

ii

KATA PENGANTAR........................................................................

iii

DAFTAR ISI...................................................................................

iv


BAB I

PENDAHULUAN.............................................................

1

1.1. Latar Belakang....................................................

1

1.2. Rumusan Masalah...............................................

2

1.3. Tujuan Penulisan..................................................

2

1.4. Sistematika Penulisan.........................................


2

PEMBAHASAN...............................................................

3

2.1
2.2

3
7

BAB II

BAB IV

Penerapan OJK di Amerika Serikat.......................
The Federal Reserve System...............................


PENUTUP......................................................................

14

1.1

Simpulan.............................................................

14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

15

4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk

berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa
keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan lainnya.
Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 21 tersebut.
Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal secara resmi
beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK pada 31 Desember
2012. Sedangkan pengawasan di sektor perbankan beralih ke OJK pada 31 Desember
2013 dan Lembaga Keuangan Mikro pada 2015.
Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan bahwa OJK
dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan
terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel dan mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu
melindungi kepentingan konsumen maupun masyarakat.
Dengan pembentukan OJK, maka lembaga ini diharapkan dapat mendukung
kepentingan sektor jasa keuangan secara menyeluruh sehingga meningkatkan daya
saing perekonomian. Selain itu, OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional.

Antara lain meliputi sumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan
kepemilikan di sektor jasa keuangan dengan tetap mempertimbangkan aspek positif
5

globalisasi. OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik,
yang meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi, dan
kewajaran (fairness).
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah yang
berjudul Penerapan OJK di Amerika Serikat, antara lain :
 Bagaimana OJK di Amerika?
 Apa itu The FED?
1.3 TujuanPenulisan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Penerapan OJK di Amerika
Serikat, yaitu:
 Mengetahi OJK di Amerika
 Paham Apa itu The FED
1.4 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan:
a.


LatarBelakang

b.

RumusanMasalah

c.

TujuanPenulisan

d.

SistematikaPenulisan

Bab II Pembahasan:
a. Penerapan OJK di Amerika Serikat
b. The Federal Reserve System
Bab III Penutup:
1. Simpulan


BAB II
PEMBAHASAN
6

2.1 OJK di Amerika
Kejatuhan dan kegagalan bank kerap terjadi di berbagai belahan dunia,
secanggih apapun sistem pengawasan yang dilakukan oleh otoritas pengawas. Amerika
Serikat dan Inggris adalah contoh dua Negara yang sudah sangat canggih dan berlapis
system pengawasan perbankannya, namun tetap “kecolongan” dengan praktik-praktik
perbankan yang merugikan. Oleh karena itu, kuncinya adalah, siapapun pengawasnya,
secanggih atau sehebat apapun lembaga pengawas, keberhasilan pengawasan
tergantung dari berbagai pihak yang terlibat.
A .Bagaimana pendapat Saudara tentang Pengawasan dan Pembinaan Bank
disatukan di bawah Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) bersama-sama dengan
Pengawasan Penyedia Jasa Keuangan lainnya? Pembentukan OJK adalah amanat dari
Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia (“UU BI”). Sehingga
untuk menghindari adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang, maka OJK
sebaiknya tetap dibentuk. Oleh karena itu, saya lebih sepakat dengan pendapat
sebagaimana dikatakan oleh Sigit Pramono, Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank
Umum Nasional (Perbanas), menurut beliau, perlu adanya ide “OJK mini” yang hanya
mengawasi perbankan semata-mata. Setelah nanti berjalan beberapa lama, perluasan
pengawasan perbankan dan jasa keuangan lainnya bisa mulai melekat secara bertahap.
Pendapat Sigit Pramono ini adalah jalan tengah untuk menjembatani pendapat yang
pro OJK dan kontra OJK, khususnya dalam hal pengawasan perbankan, apakah masih
berada di tangan BI atau berpindah ke tangan OJK. Skenario OJK mini ini lebih
mudah dan tidak menimbulkan resiko transisi yang berbahaya.
Pertama, organisasi dan SDM serta anggaran sudah tersedia. Kedua, tidak perlu
melakukan amandemen UU BI. Ketiga, diperkirakan tidak menimbulkan komplikasi
bagi pengawasan bank yang kini masih memegang porsi pasar keuangan sebesar 83%.
Toh apabila ingin dikaji lebih dalam, pembentukan OJK juga tidak menjamin adanya
pengawasan yang lebih berkualitas. Sebab, sebagaimana saya katakan dalam jawaban
a. tersebut sebelumnya, apapun sistem yang digunakan, jika pelaku-pelaku perbankan
terkait pengawasan perbankan tidak becus, maka selama itu pula selalu ada celah bagi
kecurangan/penyalahgunaan.
7

OJK juga terbukti gagal di Inggris walaupun relatif sukses di Jepang. Jerman,
yang sempat menjadi konsultan pemerintah dalam pembentukan BI yang independen
telah kembali berbalik arah ke pengawasan bank oleh bank sentral. Memang, menurut
dokumen Biro Riset infobank, alasan-alasan pemisahan pengawasan bank dari BI dan
menggabungkannya ke dalam OJK, antara lain untuk menghindari konflik kepentingan
antara kebijakan moneter dan kebijakan pengawasan konglomerasi sektor jasa
keuangan di Indonesia di masa depan, dalam hal ini terdapatnya suatu integrasi produk
perbankan dan sektor jasa keuangan non bank maupun tindakan yang disebut sebagai
regulatory arbitrage.
Namun, BI tetap memiliki alasan mengapa mereka masih berharap pengawasan
bank masih berada di ketiak BI. Pertama adalah agar akses informasi dapat terjaga
dengan mempertimbangkan perkembangan situasi global terkini. Kedua, struktur yang
tepat

untuk

meminimalisasi

permasalahan,

dengan

tetap

memperhatikan

perkembangan situasi perbankan dan keuangan baik nasional maupun global, adalah
struktur yang menempatkan kegiatan operasional pengawasan bank tetap berada di
bank sentral, dalam hal ini, BI. Menurut infobank, jika OJK tetap akan dibentuk, BI
mengusulkan agar sistem pengawasan lembaga keuangan ini dapat dituangkan dalam
suatu model di mana deputi gubernur BI bidang pengawasan ex-officio akan menjadi
anggota dewan komisioner OJK sekaligus sebagai chief supervisory officer otoritas
pengawasan bank. Hal ini berarti, sharing informasi dan koordinasi antara OJK dan BI
akan berjalan baik karena chief supervisory officer otoritas pengawasan bank dijabat
oleh salah satu deputi gubernur BI.
Model pengawasan bank yang diberikan kepada lembaga pengawas yang masih
menginduk ke BI namun dengan China Wall yang ketat bisa membatasi conflict of
interest karena komisionernya berasal dari BI dan Departemen Keuangan. Walaupun
model seperti ini, menurut infobank, hanya kompromi politik agar tidak perlu
mengamandemen UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BI. Model ini sebenarnya untuk
menghindari komplikasi dan prospek transisi yang murah, tidak hanya menyangkut
biaya tapi juga dampaknya, karena koordinasi dan informasi data masih bisa
didapatkan. Jadi, saya masih sepakat dengan usul Sigit Pramono yang berpendapat
perlunya ide OJK mini, yang semata-mata melakukan pengawasan dalam bidang
8

perbankan, namun secara bertahap OJK ini nantinya akan melekat pada dirinya fungsi
pengawasan jasa keuangan lainnya, tentu setelah juga melalui proses evaluasi.
B.Bagaimana saran Saudara tentang RUU OJK? RUU OJK lahir dengan
argumentasi untuk memenuhi keinginan kuat adanya otoritas jasa keuangan yang
mandiri dan independen. Jika dimungkinkan adanya perubahan, maka berkaca dari
pengalaman Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris atau bahkan
Jerman, maka sebaiknya ide OJK ini tidak perlu diteruskan. Sebab kenyataannya,
Negara-negara maju tersebut justru kembali pada pemberian kewenangan pengawasan
perbankan oleh bank sentral. Pengalaman dan argumentasi mereka lah yang perlu kita
pelajari. Hal-hal prinsip apakah yang menyebabkan mereka pada akhirnya kembali
pada pemberian kewenangan pengawasan perbankan oleh bank sentral. Namun,
seandainya kita tetap kukuh untuk melaksanakan amanat UU BI, sebaiknya ketentuan
pasal yang menyatakan bahwa dewan komisioner sebagai pemimpin OJK yang
namanya diusulkan Presiden kepada DPR, pasal ini dihapus saja. Sebab, sebagaimana
dikatakan oleh Viraguna Bagoes Oka dalam KOLOM infobank, salah satu, bahkan
simpul kerawanan yang utama adalah pintu celah di mana anggota DPR diberikan
kesempatan untuk menyetujui atau tidak menyetujui calon dewan gubernur BI.
Maka dalam konteks OJK, hal tersebut juga bisa berlaku. Hal ini membuka
kemungkinan intervensi politik. Mata publik tidak bisa lagi dibohongi, apalagi
sekarang sedang terkuak skandal pelolosan salah satu dewan gubernur BI oleh fraksi
tertentu di DPR. Sebagai gantinya, dewan komisioner sebagai pimpinan OJK,
namanya diusulkan oleh Presiden memperhatikan pertimbangan atau saran dari BI,
Departemen Keuangan, dan DPR. Tanpa perlu lagi persetujuan DPR. DPR hanya
sebatas dimintai saran. Persetujuan menjadi wewenang penuh Presiden dengan tetap
memperhatikan saran dari BI, Depkeu, dan DPR. Usul dari Korea Selatan juga perlu
dipertimbangkan oleh Negara kita. Ketika kepala delegasi Korea Selatan yang juga
mantan wakil perdana menteri serta menteri strategi dan keuangan Korea Selatan,
Okyu Kwon berkunjung ke Jakarta bulan Januari 2010 lalu.
Keberadaan Okyu di Indonesia dimaksudkan untuk melaporkan hasil penelitian
yang diramu dalam program pemberian rekomendasi kebijakan terhadap negara
berkembang atau KSP (Knowledge Sharing Program) yang dikembangkan Departemen
9

Strategis dan Keuangan (MOSF) Korea Selatan. Tidak semua negara mendapatkan
program ini, hanya negara-negara yang dianggap memiliki potensi untuk menjadi
mitra strategis yang diberi program lengkap konsultasi hingga survei keuangan serta
ekonomi ini. Okyu menyarankan Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan terpisah dari
Bank Indonesia dan juga pemerintah. Untuk itu, baik pemerintah maupun BI mesti
dengan rela melepas sebagian kewenangannya. BI harus melepaskan pengawasannya
terhadap perbankan, sedangkan Depkeu harus melepaskan pengawasan terhadap
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Dengan begitu, menurut Okyu, OJK yang
didirikan akan berdiri independen.
C.Di Negara mana sajakah ada OJK yang mengawasi seluruh PJK? Di Inggris,
Jepang, Australia. Korea Selatan sempat memiliki OJK, namun menurut Prof.Erman
Radjagukguk dalam perkuliahan beliau pada perkuliahan Hukum Investasi dan Pasar
Modal dalam program Magister Hukum Ekonomi Universitas Indonesia, Korea
Selatan dianggap tidak berhasil menerapkan OJK, karena juga terjadi perdebatan
sengit di sana, sehingga OJK berjalan kurang mulus. Amerika Serikat memperkuat
kewenangan The Fed (bank sentral AS) dalam hal pengawasan perbankan dan jasa
keuangan lainnya; Inggris memiliki Financial Service Authority; Jepang memiliki
Japan Financial Service Authority; Australia memiliki Australian Prudential
Regulatory Authority (APRA).
D.Bagaimanakah pengalaman Negara-negara tersebut dalam menerapkan OJK,
berhasilkah atau kurang berhasil? Kurang berhasil. Seperti di Amerika Serikat, dengan
pengawasan yang berlapis dan pelopor pengawasan berbasis resiko bisa terpuruk
dalam krisis ekonomi, yang bermula dari macetnya subprime mortgage. Hal ini
mencerminkan tetap adanya sisi kelemahan suatu sistem pengawasan, yang dalam hal
ini bersumber dari keserakahan pelaku pasarnya. Krisis itu akhirnya membuat AS
terpuruk dalam resei serta jatuhnya bank dan lembaga keuangan papan atas yang tidak
terbayangkan sebelumnya. Dalam kasus Amerika Serikat ini, pemicu krisis disebabkan
adanya kelemahan pengawasan di bidang nonbank (shadow banking), yang
membiarkan akumulasi resiko yang berlebihan pada lembaga-lembaga tersebut.
Tercatat sekurangnya 40 bank bangkrut di Amerika Serikat. Sekarang, Amerika Serikat
memberikan kewenangan yang lebih besar kepada The Fed (bank sentral AS). Presiden
10

Obama klebih tegas telah memperluas ruang lingkup pengawasan untuk The Fed karea
meyakini bahwa unsure pengawasan terhadap microprudential juga begitu penting.
Inggris pun yang telah memisahkan pengawasan bank dari bank sentralnya tidak
luput dari krisis dan mengalami kegagalan bank dalam krisis keuangan global saat ini.
Pada kasus Northern Rock di Inggris, Bank of England (BoE) sebagai otoritas yang
mempunyai kewenangan memberikan lender of resort tidak dapat mengakses
informasi individual bank secara cepat. Pada akhirnya Inggris melalu parlemennya,
memberikan kewenangan kembali kepada BoE untuk mengawasi lembaga perbankan
dan jasa keuangan. Padahal sebelumnya Financial Service Authority (FSA) diberi
kekuasaan untuk mengawasi perbankan dan jasa keuangan lainnya, seperti OJK di
Indonesia. Bahkan Jerman yang menjadi konsultan pemerintah dalam pembentukan BI
yang independen, pun sudah berbalik arah kembali pada pengawasan bank ke bank
sentral. Korea Selatan sempat memiliki OJK, namun menurut Prof.Erman
Radjagukguk dalam perkuliahan beliau pada perkuliahan Hukum Investasi dan Pasar
Modal dalam program Magister Hukum Ekonomi Universitas Indonesia, Korea
Selatan dianggap tidak berhasil menerapkan OJK, karena juga terjadi perdebatan
sengit di sana, sehingga OJK berjalan kurang mulus.
2.2 The Federal Reserve System
The Federal Reserve System merupakan sistem keuangan sentral Amerika
Serikat yang dibangun pada tahun 1913 oleh Kongres Amerika. Seperti yang telah
diimplikasikan sebelumnya, The Fed diciptakan untuk mengatasi masalah kepanikan
finansial di AS.
2.1 Struktur Organisasi The Fed
Struktur The Fed terdiri dari enam bagian, yaitu Board of Governors,
bank

Federal

Reserve,

bank-bank

anggota,

institusi-institusi

tempat

penyimpanan lainnya, Federal Open Market Committee (FOMC), dan Dewan
Penasihat.
1. Dewan Gubernur (Board of Governors)
Dewan Gubernur (Board of Governors), atau yang disebut juga
Federal Reserve Board, berpusat di Washington D.C. Badan ini merupakan
11

induk dari The Fed yang terdiri dari tujuh anggota. Ketujuh anggota tersebut
dipilih oleh presiden dengan pertimbangan dan persetujuan dari Senat AS.
Masing-masing anggota dewan ini memiliki masa jabatan penuh selama 14
tahun, dengan ketua dan wakil ketua mengalami pergantian setiap empat
tahun sekali. Tujuan dari masa jabatan yang relatif lama tersebut adalah
untuk menjaga kestabilan dan kelangsungan sistem. Dalam teorinya,
presiden hanya akan menunjuk dua orang dari tujuh anggota dewan dalam
masa empat tahunan, namun dalam praktiknya, presiden dapat menunjuk
lebih dari dua anggota dalam masa yang sama disebabkan oleh kematian dan
pengunduran diri di antara para anggota3. Meskipun sebenarnya jabatan
seorang dewan tidak dapat digantikan karena mengambil masa jabatan
penuh, tetap saja posisi tersebut dapat diambil alih jika terdapat situasi luar
biasa yang mengharuskan pergantian
Tugas-tugas atau tanggung jawab dari Board of Governors adalah
sebagai berikut
a. Berpartisipasi dalam Federal Open Market Committee (FOMC);
b. Melaksanakan kontrol pengawasan yang luas terhadap industri jasa
finansial;
c. Mengontrol dan mengawasi reserve bank;
d. Membimbing penerapan kebijakan moneter;
e. Menganalisis kondisi-kondisi ekonomi dan finansial domestik maupun
internasional;
f. Memimpin sebuah panitia yang mempelajari tentang masalah-masalah
ekonomi yang sedang berlangsung; dll.
2. Bank Federal Reserve
Berdasarkan Federal Reserve Act, Federal Reserve System tersusun
oleh 12 bank Federal Reserve dan 24 reserve bank di bawah pengawasan
Board of Governors. Ketetapan tersebut membagi Amerika Serikat ke dalam
12 distrik atau wilayah yang setiap distriknya mempunyai satu Bank
Cadangan di kota besar. Dua belas distrik tersebut disebut distrik Federal
Reserve yang meliputi Boston, New York, Philadelphia, Richmond,
12

Cleveland, Atlanta, Chicago, Dallas, Kansas City, St. Louis, Minneapolis,
dan San Francisco. Di antara 12 Bank Cadangan tersebut, terdapat tiga Bank
Cadangan terbesar yang memiliki aset The Fed lebih dari 50 persen, yaitu
Bank Cadangan New York, Chicago, dan San Francisco15. Masing-masing
Bank Cadangan memiliki sembilan anggota Dewan yang menetapkan
presiden untuk The Fed dan pegawai-pegawai untuk bank-bank perwakilan
di setiap kota besar.
Setiap Bank Cadangan juga mempunyai tugas yang signifikan dalam
perputaran roda finansial negara. Tugas-tugas tersebut meliputi pelayanan
kepada bank-bank, Perbendaharaan AS, dan masyarakat secara tidak
langsung; pengawasan terhadap bank-bank komersial di wilayah mereka
masing-masing; penelitian pada masalah-masalah ekonomi regional,
nasional, dan internasional; dan lain sebagainya. Dewan direksi dari Bank
Cadangan mengawasi dan mengontrol pengelolaan dan aktivitas-aktivitas
bank Distrik16.
3. Bank Anggota
Bank-bank anggota merupakan bank-bank nasional yang wajib
menjadi anggota dari The Fed serta chartered bank yang memenuhi syarat
tertentu untuk bergabung menjadi bank anggota. Bank anggota juga menjadi
pemegang saham di Reserve Bank di distrik mereka masing-masing. Saat ini,
terdapat kurang lebih 38 persen dari 8.038 bank komersil di AS yang
menjadi bank anggota The Fed.
4. Institusi Tempat Penyimpanan Lainnya
Institusi-institusi ini bukan merupakan bagian formal dari The Fed
yang terdiri dari bank-bank komersil bukan anggota, bank-bank untuk
menabung, asosiasi-asosiasi simpan pinjam, dan perserikatan-perserikatan
kredit (credit unions) . Terdapat sekitar 17.000 institusi tempat penyimpanan
lain di AS yang menyediakan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat Amerika
Serikat. Institusi-institusi ini mempunyai peran yang penting dalam
penyelenggaraan regulasi Sistem The Fed, termasuk syarat-syarat cadangan,
dan memiliki akses ke pelayanan pembayaran Sistem.
13

5. Federal Open Market Committe (FOMC)
Federal Open Market Committee (FOMC) merupakan badan pembuat
kebijakan pokok dari The Fed. Panitia ini memiliki 12 orang anggota yang
terdiri dari tujuh orang anggota Dewan Gubernur dan lima dari 12 orang
presiden Bank Cadangan. Dari lima orang presiden tersebut, presiden dari
Bank Cadangan New York akan selalu mendapatkan posisi dan hak pilih
permanen dalam FOMC ini dikarenakan Bank Cadangan tersebut
menerapkan kebijakan moneter sesuai dengan instruksi FOMC. Tugas dari
FOMC adalah merumuskan kebijakan moneter yang dibuat untuk menjaga
kestabilan harga dan pertumbuhan ekonomi dan mengawasi penerapannya
dalam praktik, sehingga dapat dikatakan bahwa panitia ini mengatur
persediaan uang negara.
Pertemuan FOMC diadakan delapan kali dalam satu tahun di
Washington D.C. secara tertutup dan agenda yang dibahas adalah mengenai
pandangan terhadap ekonomi AS dan pilihan-pilihan kebijakan moneter yang
akan diberlakukan. Dalam pertemuan tersebut, ketua Dewan Gubernur akan
selalu memimpin jalannya rapat dan semua presiden Bank-Bank Cadangan
yang bukan merupakan anggota FOMC juga turut serta dalam diskusi yang
berlangsung

dalam

setiap

pertemuan.

Oleh

karena

FOMC

ini

menggabungkan kepentingan-kepentingan dari struktur-struktur penting The
Fed, yaitu Dewan Gubernur dan 12 presiden dari Bank Cadangan, maka
panitia ini merupakan struktur paling signifikan dalam The Fed.
6.

Dewan Penasihat
Dewan Penasihat terdiri dari tiga dewan, yaitu Dewan Penasihat
Federal, Dewan Penasihat Konsumen, dan Dewan Penasihat Lembaga
Penghematan yang diambil dari 12 distrik Federal Reserve. Ketiga dewan
tersebut memberikan saran dan nasihat kepada Dewan mengenai masalah
kepentingan saat itu. Pertemuan mereka merupakan pertemuan tahunan yang
diadakan dua hingga empat kali. Setiap Bank Cadangan juga memiliki
panitia penasihatnya masing-masing.

2.2 Tugas-Tugas The Fed
14

Tugas-tugas yang The Fed yang tercantum dalam Undang-Undang Fed
adalah sebagai berikut :
1. Institusi untuk mengatasi kepanikan bank.
2. Melakukan tugas Bank Sentral untuk negara Amerika Serikat.
3. Menjadi lembaga penyeimbang dari bank swasta dan bank pemerintah.
a) Mengawasi kebijakan Institusi Perbankan;
b) Melindungi hak kredit dari konsumen.
4. Mengelola Persediaan Uang Negara melalui kebijakan moneter.
a) Tingkat tenaga kerja yang maksimal;
b) Kestabilan harga;
c) Tingkat suku bunga yang sedang dalam jangka panjang.
5. Menjaga kestabilan dari sistem keuangan dan mengawasi sistem
resiko dari pasar uang.
6. Menyediakan jasa keuangan seperti deposito, obligasi pemerintah,
saham asing, termasuk di dalamnya adalah berperan dalam sistem
pembayaran antarnegara.
7. Fungsi nasional:
a) Memfasilitasi pembayaran antarnegara bagian dan internasional;
b) Sebagai katalisator dalam pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
8. Fungsi regional:
a) Merespon kebutuhan keuangan di negara Amerika Serikat.
2.3 Fungsi The Fed

Berkembangnya ekonomi dan finansial Amerika Serikat menjadikan
bank sentral The Fed memiliki kontrol dan kekuatan yang lebih untuk
mengatasi perkembangan yang signifikan tersebut. Pada dasarnya, The Fed ini
memiliki kekuasaan terpisah dengan pemerintah AS karena mereka dimiliki
oleh swasta, sehingga mereka memiliki kontrol signifikan dalam pengelolaan
finansial AS. Berikut adalah fungsi-fungsi The Fed:
1. Formulasi dan Implementasi Kebijakan Moneter
15

Fungsi ini merupakan fungsi utama The Fed. Tujuan dari pelaksanaan
kebijakan moneter adalah untuk memastikan uang dan kredit yang cukup
beredar sehingga ekonomi dapat berkembang luas bersamaan dengan tren
pertumbuhan potensial jangka panjangnya di bawah kondisi-kondisi inflasi
yang relatif kecil maupun tidak ada inflasi. Selain itu, dalam pelaksanaan
jangka pendek, pelaksanaan kebijakan moneter juga bertujuan untuk
meminimalisir fluktuasi di sekitar tren jangka panjang seperti yang
disebutkan.
The Fed sebagai bank sentral dan lembaga keuangan di AS secara
general sangat memengaruhi finansial negara. Semua keputusan yang dibuat
oleh lembaga ini akan berpengaruh secara langsung kepada lembagalembaga penyimpanan dalam peluasan kredit, persediaan uang negara, dan
suku bunga negara, sehingga keseluruhan finansial negara dan aktivitas
ekonomi AS sangat tergantung dengan keputusan-keputusan bank ini.
2. Pengawasan dan Regulasi Sistem Finansial
Pengawasan

ditujukan

untuk

mempromosikan

keamanan

dan

kenyamanan lembaga-lembaga penyimpanan. Aktivitas ini dilakukan The
Fed dengan cara mengirim tim auditor ke masing-masing lembaga
penyimpanan untuk memastikan bahwa mereka beroperasi sesuai prosedur
dan mematuhi semua peraturan yang ada. Sebenarnya, fungsi ini dilakukan
The Fed bersama dengan pemerintah yang bersangkutan, namun The Fed
mempunyai andil yang lebih besar dan lebih luas dalam pelaksanaan fungsi
ini.
Aktivitas yang mendukung fungsi pengawasan mereka adalah
pemberitahuan mengenai regulasi atau peraturan. Regulasi melibatkan
perancangan dan penerbitan peraturan spesifik yang mengatur struktur dan
pelaksanaan perbankan. Tujuan dari regulasi adalah untuk membangun
sebuah kerangka tingkah laku bank sehingga menjamin dan menjamin
kelangsungan sistem perbankan yang aman dan nyaman.
Contoh lain dalam pelaksanaan fungsi ini adalah ketika terjadi masalah
dalam bank-bank di bawah mereka, The Fed bersama dengan agensi
16

pemerintah yang bersangkutan mencoba untuk mencari solusi dari
permasalahan tersebut seperti mencari rekan merger untuk lembaga yang
lemah atau hampir bangkrut, meminjamkan sejumlah dana untuk
memberikan lembaga tersebut waktu dalam menyelesaikan masalah mereka.
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kepercayaan publik kepada sistem
finansial mereka. Dalam kasus yang lebih ekstrim lagi, The Fed dapat
mencabut manajemen dari lembaga yang bermasalah tersebut jika memang
diperlukan.
3. Fasilitasi Mekanisme Pembayaran
Memastikan perkembangan dan pemeliharaan transfer dana sehari-hari
adalah fungsi dari The Fed. Fungsi ini juga sangat penting karena
pembayaran selalu terjadi dalam kehidupan perekonomian negara manapun.
Jika terjadi sedikit saja hambatan dalam proses ini, ekonomi negara dapat
terganggu. The Fed menjaga kelancaran ini dengan cara menyediakan uang
dan cek.
4. Agen Fiskal untuk Pemerintah
Fungsi The Fed termasuk menyediakan dana bagi pemerintah karena
perannya sebagai bankir utama pemerintah. Fungsi ini sama dengan fungsi
bank swasta menyediakan dana untuk para konsumennya. Di sini, The Fed
menjaga akun khusus bagi pemerintah yang berguna untuk pembayaran alatalat yang dibutuhkan negara serta pembayaran yang dibayarkan kepada
pemerintah seperti pajak akan dimasukkan ke dalam akun bank pemerintah
ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Memisahkan pengawasan terhadap perbankan bukan merupakan salah satu solusi
yang tepat dalam suatu Negara, terutama di Negara yang bisa dikatakan maju. Hal ini
dibuktikan dengan bubarnya OJK di Amerika Serikat dan di Inggris. Kedua Negara
maju tersebut lebih memilih memfokuskan kembali system pengawasan perbankan di

17

negaranya kepada Bank Sentral. Hal itu dikarekan ketidakmaksimalan dalam
menghandle pengawasan terhadap perbankan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Artikel,’(Online),
(https://www.kompasiana.com/bayuimantoro/masih-perlukah-otoritas-jasa-keuangan-diindonesia_54ffc9bfa33311ea4a511595, Di akses 14 November 2017)

Anonim. 2011. Jurnal, (Online),
(http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2702/E.%20BAB%20II.pdf?

sequence=5&isAllowed=y, Di akses 14 November 2017)

18