( File)

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madiyah

OLEH:

AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006


(3)

(APIKES) IMELDA MEDAN TA.2015/2016


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG

SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN

OLEH :

AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006

Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

Disetujui : Dosen Pembimbing

(Esraida Simanjuntak, SKM)


(5)

LEMBAR PENGUJIAN

Penelitian dengan Judul :

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG

SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN

OLEH

AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal Bulan Tahun

Penguji I : ………..………..……….. ( )

Penguji II : ………..………..……….. ( )

Penguji III : ……….………..……….. ( )

Disahkan :

Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda


(6)

PERNYATAAN

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG

SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2016

AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Aulia Budi Pratama

Tempat/Tanggal lahir : Aceh Tengah, 26 Agustus 1995

Agama : Islam

Anak : 1 dari 3 bersaudara

Alamat : Jl. Alfitrah Kec. Bebesen Aceh Tengah

II. IDENTITAS ORANGTUA

Nama Ayah : Mahdi Aldiansyah

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Syafrida Rahmad, SE

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Alfitrah Kec. Bebesen Aceh Tengah

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

2001 – 2007 : SD Negeri 8 Takengon 2007 – 2010 : SMP Negeri 3 Takengon 2010 – 2013 : SMA Negeri 4 Takengon 2013 – 2016 : APIKES Imelda Medan


(8)

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA MEDAN

Nama : Aulia Budi Pratama NIM : 1313466006

Judul : Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

ABSTRAK

Rekam medis tidak hanya sekedar mempunyai pengertian sebagai kegiatan pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 9 orang dengan tehnik pengambilan sampling secara total samping dan jumlah sampel sebanyak 9 orang. Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden (100%) yang berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebannyak 2 orang (22,2%). dapat kita lihat bahwa sebanyak 7 orang (77,8%) dijumpai umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur 26-30 tahun, sebanyak 1 orang (11,1%) yang dijumpai berumur >30 tahun. dapat dilihat bahwa jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%). dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan D3 dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpendidikan S1 dijumpai sebanyak 4 orang (44,4%). dapat kita lihat bahwa sebanyak 6 orang (66,7%) dijumpai dengan lama bekerja selama 0-4tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%) dijumpai dengan lama bekerja selama >5 Tahun tahun. Setelah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan dengan 9 responden (100%), maka dapat disimpulkan pengetahuan petugas rekam medis dikatakan cukup dengan mayoritas pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis terhadap 9 responden (100%) sebanyak 5 responden (55,6%). Untuk itu disarankan kepada perekam medis agar lebih meningkatkan pengetahuan dan melakukan pelatihan dan bimbingan tekhnis terhadap uraian tugas dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam penyelenggaraan pelayanan rekam medis di Rsu Sufina Aziz Medan.

Kata kunci : Pengetahuan, Rekam Medis, sistem penyimpanan Berkas, Rumah Sakit


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan

Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sistem penyimpanan berkas rekam medis khususnya di RSU Sufina Aziz Medan.

Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. H. R. I. Ritonga, MSc, selaku ketua Yayasan Imelda Medan.

2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan Yayasan Imelda Medan.

3. dr. Suheri P. Gultom, MARS selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

4. Esraida Simanjuntak, SKM selaku Wadir I sekaligus Pembimbing dan Penguji III yang selalu memberikan arahan kepada penulis mulai dari awal sampai terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ali Sabela Hasibuan, S.Kep, Ns selaku Wadir II di Apikes Imelda Medan. 6. Rani Robetty, M.Kom selaku Wadir III sekaligus Penguji I


(10)

8. Siti, M.Kes selaku wali kelas yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada kami.

9. Seluruh staf dosen Akademi Perkam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

10.Direktur dan seluruh staf pegawai RSU Sufina Aziz Medan khususnya petugas rekam medis yang telah banyak membantu penulis.

11.Ayahanda dan Ibunda, kakak dan adik-adik dan seluruh keluarga yang memberikan dukungan serta doa selama perkuliahan sampai dengan terselesainya penelitian ini

12.Teman-teman satu kelas stambuk 2016, dan sahabat-sahabat saya Dea Rima Silana, Kenan, Ahmad Fadhil, Dodi Eltona, Jasanda, Suprizal, Rysad, Arnia, Wafa, Seruni, Tamara Khairun, Silvia, Dilly, Ester, Yunika.

13.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.

Medan, Agustus 2016 Peneliti


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 3

1.3.Pembatasan Masalah ... 3

1.4.Rumusan Masalah ... 4

1.5.Tujuan ... 4

1.6.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Konsep Pengetahuan ... 5

2.1.1. Definisi Pengetahuan ... 5

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 5

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 7 2.2. Konsep Rekam Medis ... 7

2.2.1. Pengertian Rekam Medis ... 9

2.2.2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ... 10

2.2.3. Kegunaan Rekam Medis ... 11

2.2.4. Alur Rekam Medis ... 13

2.3. Konsep Sistem Penyimpanan Rekam Medis ... 14

2.3.1. Pengertian Sistem Penyimpanan Rekam Medis .. 14

2.3.2. Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis ... 19

2.4. Konsep Rumah Sakit ... 21

2.4.1. Pengertian Rumah Sakit ... 21

2.4.2. Sistem Penomoran Rekam Medis ... 22

2.5 Kerangka Konsep ... 22

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.2.1. Tempat Penelitian ... 23

3.2.1. Waktu Penelitian ... 24

3.3. Populasi,Teknik Sampling dan Sampel Penelitian ... 24


(12)

3.4. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ... 25

3.5.1. Variabel Penelitian ... 25

3.5.2. Defenisi Operasional ... 26

3.5.3. Teknik Pengumpulan Data ... 27

2.5.4. Teknik Pengukuran ... 28

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 29

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1. Hasil Penelitian ... 30

4.2. Hasil Penelitian ... 33

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1. Kesimpulan ... 39

5.2.Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Berdasarkan Umur di RSU Sufina Aziz Medan ... 30 Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis

tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Sufina Aziz Medan. .... 31 Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis

tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Berdasarkan Pendidikan di RSU Sufina Aziz Medan. ... 31 Tabel 4.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis

tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Masa Kerja di RSU Sufina Aziz Medan. ... 32 Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis

tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Berdasarkan Pengetahuan Di RSU Sufina Aziz Medan ... 32


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

Lampiran II : Surat Balasan Izin Penelitian di RSUP. Supina Aziz Medan Lampiran III : SK dosen Pembimbing KTI

Lampiran IV : Master Tabel Lampiran V : Lembar Konsul


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO, 2000) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik dalam penyembuhan penyakit (kuartif) dan pemulihan penyakit (rehabilitatif). Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

Penyedia pelayanan kesahatan yang baik harus membuat rekam medis yang baik untuk kepentingan pasiendalam jalannya pengobatan karena baik buruknya suatu pelayanan kesehatan dapat diukur dari rekam medisnya. Menurut peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 296/MENKES/PER/III/2008, rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Rekam medis tidak hanya sekedar mempunyai pengertian sebagai kegiatan pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien rumah sakit, diteruskan


(16)

kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit dilanjutkan dengan pengamanan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dan tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman dari pasien atau keperluan lainnya (Depkes RI, 1997).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu ( Notoatmodjo, 2007). Tingkat pengetahuan petugas rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz masih kurang, dapat dilihat dalam sistem penyimpanan mereka yang masih buruk. Penyimpanan berkas rekam medis yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan, tentunya jika didukung sistem yang baik Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau fasilitas penyimpanan yang memadai.

Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti yang sangat penting sehubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasian yang terkandung didalamnya. Oleh sebab itu cara penyimpananpun harus diatur sedemikian rupa sehingga terjaga rahasianya dan mudah memperoleh kembali untuk disediakan guna pelayanan kunjungan ulang dan sarana pelayanan kesehatan.

Rumah sakit Sufina Aziz Medan adalah rumah sakit swasta yang bertipe C, merupakan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan optimal di rumah sakit,


(17)

3

antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas kesehatan, peningkatan sumber daya manusia yang baik secara kualitas dan kuantitas.

Berdasarkan hasil awal yang dilakukan oleh peneliti di rumah sakit Sufina Aziz Medan, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang sering terjadi dalam unit rekam medis adalah terlamabatnya pengembalian berkas ke rekam medis dan penyalahgunaan berkas rekam medis kepada pihak yang tidak berwenang serta alur rekam medis yang tidak jelas sehingga menyebabkan berkas rekam medis tercecer.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit Sufina Aziz Medam” 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pengetahuanpetugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz Medan sudah baik ?

2. Bagaimana sistem penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz Medan ?

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian dibatasi dengan maksud untuk memperoleh ruangan lingkup yang lebih jelas menghindari terjadinya pengembangan analisi data. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :


(18)

1. Tingkat pengetahuan petugas rekam medis pada penyimpanan berkas rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan.

2. Sistem penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz aaMedan. 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil dari penelitian ini adalah tingakat pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan di rumah sakit Sufina Aziz Medan

1.5 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz Medan

1.6Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan khusunya pada tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkasa rekam medis rumah sakit.

2. Bagi lembaga pendidikan APIKES Imelda Medan untuk menambah referensi pustaka yang diprgunakan untuk penelitian selanjutnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaraan, penciuman, rasa, dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2010).

Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan

(beliefs), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru

(misinformation). Pengetahuan adalah segala apa yang diketahuai berdasarkan

pengalaman yang didapat oleh setiap manusia (Mubarak, 2011). 2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup mempunyai domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu “Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa


(20)

yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.

2. Memahami (Comperehension)

diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari atau suatu kondisi yang sebenarnya.

4. Analis (Analysis)

Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintetis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi, atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoadmojo, 2010).


(21)

7

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderunng untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak pengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek poositif dan negatif. Kedua objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tersebut.

2. Media masa/informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya


(22)

teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seeperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menetukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar selain bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman


(23)

9

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

5. Umur

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoadmojo, 2010).

2.2 Konsep Rekam Medis 2.2.1 Pengertian Rekam Medis

Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identits pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Rekam medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien selama di rumah sakit. Untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan suatu diagnosis, jaminan, pengobatan, dan hasil akhir (Rastiyanto, 2009)

Rekam medis disini diartikan sebagai “keterangan yang baik tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik laboraturium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”. Kalau diartikan secara dangkal, rekam medis seakan-akan hanya merupseakan-akan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun


(24)

kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada catatan biasa, sesudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yag akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit.

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatan sendiri hanya merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit dan dilanjutkan dengan penangananberkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya (Depkes RI, 1997)

2.2.2 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Di dalam uraian tujuan dan kegunaan rekam medis ini terdapat dua pengertian yang sangat erat kaitannya yaitu tujuan dan kegunaan.

Tujuan rekam medis adalah :

a. Menunjang tertib admistrasi dalam rangka upayapeningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit (Depkes RI, 1997).


(25)

11

dengan penekanan kejadian-kejadian yang mempengaruhi kepada pasien selama episode perawatan.

2.2.3 Kegunaan Rekam Medis 1. Aspek admistrasi

Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2. Aspek Medis

Dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien.

3. Aspek Hukum

Karena isinya menyngkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan.

4. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan

5. Aspek penelitian

Karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengambilan ilmu pengetahuan si bidang kesehatan.


(26)

6. Aspek Pendidikan

Karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

Kegunaan rekam medis secara umum adalah :

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c. Sebagai buktin tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung dorawat di rumah sakit.

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.


(27)

13

f. Menyediakan data-data khusu yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan.

g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.

h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan. Serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

i. Untuk mengidentifikasikan insiden penyakit sehingga rencana bisa disusun untuk memperbaiki kesehatan menyeluruh.

j. Sbagai dasar untuk perencanaan dan pasaran untuk mengidentifikasikan data yang perlu untuk memilih dan mempromosikan fasilitas pelayanan kesehatan.

2.2.4 Alur Rekam Medis

Alur rekam medis pasien rawat jalan dari mulai pendafataran hingga penyimpanan rekam medis secara garis besar (Depkes RI, 1997)

1. Pasien membeli karcis diloket pendaftaran

2. Pasien dengan membawa karcis mendaftar ketempat penerimaan pasien rawat jalan.

a. Petugas tempat penerimaan, pasien rawat jalan mencatat pada buku register nama pasien, nomor rekam medis, identitas, dan dta sosial pasien dan mencatat keluhan pada kartu poliklinik

b. Petugas tempat penerimaan pasien membuat kartu berobat untuk diberikan kepada pasien, yang harus dibawa saat pasien berobat ulang.


(28)

c. Pasien ulangan yang sudah memiliki kartu berobat disamping harus memperlihatkan karcis juga harus menunjukan kartu berobat kepada petugas akan mengambil berkas rekam medis pasien ulang tersebut.

a. Kartu poliklinik dikirim ke poliklinik yang dituju sesuai dengan keluhan pasien, sedangkan pasien datang sendiri ke poliklinik. 3. Petugas poliklinik mencatat pada buku register pasien rawat jalan nama,

nomor rekam medis, jenis kunjungan, tindakan atau pelayanan yang diberikan dan sebagainya.

4. Petugas poliklinik (perawat) membuat laporan atau rekapitulasi harian pasien rawat jalan.

5. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian rekam medis dan untuk yang belum lengkap segera diupayakan kelengkapannya.

6. Berkas rekam medis pasien disimpan menurut nomor rekam medisnya. 2.3 Konsep Sistem Penyimpanan Rekam Medis

2.3.1 Pengertian Sistem Penyimpanan Rekam Medis

Kegiatan menyimpan rekam medis merupakan usaha melindungi ekam medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis harus disimpan dan dirawat dengan baik, karena rekam medis merupakan harta benda rumah sakit yang sangat berharga.


(29)

15

Ada 2 cara pengurusan penyimpanan dalam pengelolahan rekam medis yaitu: 1. Sentralisasi

Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada kekurangannya.

Kebaikannya :

a. Mengurangi terjadinya pengadaan pemeliharaan dan penyimpangan rekam medis.

b. Mengurai jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan. c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah

distandarisasikan.

d. Memungkinkan peningkatan efesiensi kerja petugas penyimpanan, mudah menerapkan sistem unit record.

Kekurangan :

a. Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap.

b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas 24 jam. 2. Desentralisasi

Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis penderita di rawat. Rekam medis poliklinik disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis penderita di rawat disimpan di bagian pencatatan medis.


(30)

Kebaikannya :

a. Efesien waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat. b. Beban kerja yang dilakukan oleh petugas lebih ringan.

Kekurangan :

a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis

b. Biaya yang diperlukan untuk perawatan dan ruangan lebih banyak. Secara teori cara sistem sentralisasi lebih baik dari pada cara desentralisasi, tetapi pada pelaksanaannya sangat tergantung pada situasi dan kondisi rumah sakit masing-masing.

Hal-hal yang mempengaruhi yang berkaitan dengan situasi dan kondisi tersebut antara lain (Depkes RI, 1997)

1. Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang menangani pengelolaan rekam medis.

2. Kemampuan dana rumah sakit yang dikelola oleh direktur. Fasilitas fisik ruangan penyimpanan.

Alat penyimpanan yang baik, penerangan yang baik, pengaturan suhu, pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap faktor keselamatan, bagi suatu kamar penyimpanan rekam medis sangat membantu memelihara dan mendorong kegairahan kerja dan produktivitas pegawai-pegawai yang berkerja disitu

Alat penyimpanan rekam medis yang umum dipakai : a. Rak terbuka (open self file unit)


(31)

17

Disamping itu masih ada alat penyimpanan yang lain yang lebih modern, misalnya roll opac, akan tetapi alat penyimpanan ini hanya mampu dimiliki oleh rumah sakit, rumah sakit tertentu saja mengingat harganya yang mahal.

Rak terbuka dianjurkan pemakaiannya dengan alasan 1. Harga lebuh murah

2. Petugas dapat mengambil dan menyimpan rekam mdis lebih cepat. 3. Menghemat ruangan dengan menampung lebih banyak rekam medis

dan tidak terlalu makan tempat.

Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk :

a. Memelihara keutuhan susunan lembaran-lembaran rekam medis. b. Mencegah, terlepas atau sobek lembara, akibat sering bolak – balik

lembaran tersebut. Sampul yang sering dipakai :

a. Sampul pelindung b. Map

c. Amplop

Sampul pelindung dilengkapi dengan penjepit (fastener) untuk mengikat lembaran-lembaran rekam medis atau disebelah kiri seperti lembaran buku. Penjepit dipasang pada bagian atas lembaran-lembaran rekam medis atau disebelah kiri seperti lembaran buku.

Jika menggunakan bagian map bagian tengah map harus diberi lipatan, sehingga memungkinkan bertambah tebalnya lembaran-lembaran yanf tersimpan didalamnya. Sampul-sampul penyimpanan dapat disimpan dengan pencantuman


(32)

nomor-nomor yang dicetak, sehingga kelihatan rapi, nama penderita dan nomor harus jelas tertulis pada sampul (map)

Ketentuan dan prosedur penyimpanan rekam medis lainnya (Depkes, 2006).

1. Pada saat rekam medis dikembalikan ke bagian rekam medis, harus disortir menurut nomor sebelum disimpan. Hal ini membantu menentukan rekam medis yang diperlukan tetapi tidak ada dalam tempat penyimpanan dan memudahkan pekerjaan penyimpanan.

2. Hanya petugs-petugas rekam medis yang dibenarkan menangani rekam medis, pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit yang bertugas pada sore hari dan malam hari. Dokter-dokter, staf rumah sakit, pegawai-pegawai dari bagian lain tidak diperkenankan mengambil berkas rekam medis dari tempat penyimpanan.

Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus segera diperbaiki untuk mencegah makin rusak atau hilangnya lembaran-lembaran yang diperlukan.

3. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik, untuk menentukan salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang rekam medisnya masih belum dikembalikan.

4. Rekam medis yang tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid.

5. Petugas yang mengepalai kegiatan penyimpanan harus membuat laporan rutin, kegiatan yang meliputi :


(33)

19

a. Jumlah rekam meis yang dikeluarkan setiap hari dari rak penyimpanan untuk memenuhi permintaan.

b. Jumlah permintaan darurat. c. Jumlah salah simpan.

d. Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan. 2.3.2 Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis

Menurut Departemen Kesehatan RI bahwa pengetahuan petugas adalah kemampuan atau karakteristik yang dimiliki seseorang berupa keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan yang dilakukan secara profesional, efektif dan efesien.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai suatu, lebih jelasnya, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca indra manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kongnitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).

Selain itu, pengetahuan adalah segala maklumat yang berguna bagi tugas yang jelas dilakukan jadi, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah persepsi yang jelas mengenai sesuatu, pemahaman, pembelajaran, pengalaman partikel, kemahiran, serta kumpulan maklumat yang dapat dapat digunakan untuk menjawab persoalan ataupun memecahkan masalah yang dihadapinya.


(34)

Pengetahuan yang dicakup di dalam dominan kongitif mempunyai 6 tingkat, yakni (Notoatmodjo, 2007).

1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingatkembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu terhadap sesuatu yang spesifiknya dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (comprehension), suatu kemampuan untuk menjelaskan

tentangobyek yang diketahui secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan dan sebagainya.

3. Aplikasi (application), suatu kemampuan untuk menggunakan matri yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi yang disni dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata.

4. Analisis (analysis), suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sam yang lain.

5. Sintetis (synthesis), suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Intinya, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation), kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian-penilaian ini


(35)

21

didasarkan pada suatu kriteria yang dutentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota maupun organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang rekam medis atau informasi kesehatan

2.4 Konsep Rumah Sakit 2.4.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dari kata bahasa latin hospital yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah suatu lembaga yang bersifat kedermawanan (charitable), untuk merawat pengungsi atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang mampu atau miskin, berusia lanjut, cacat, atau para pemuda (Kemenkes RI. 2012). Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah sakit juga merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam budaya hidup bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI. 2009).


(36)

2.4.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Depkes RI (2009) rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas rumah sakit mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis . c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang menjadi kerangka konsep dalam karya tulis ilmiah ini adalah

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Penghubung

1. Pendidikan 2. Lama Kerja 3. Umur

4. Jenis Kelamin

Sistem penyimpanan berkas rekam medis


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis pendekatan analisisnya adalah analisis Deskriiptif kualitatif yaitu menggambarkan tentang suatu variabel melaui angka-angka (Arikunto, 1998).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Rumah Sakit Umum Sufina Aziz Medan adalah Rumah Sakit swasta yang berdiri pada tanggal 02 Maret 2001.Dan saat ini sudah beroperasional sejak 11 tahun yang lalu.Rumah Sakit ini berkedudukan di Jalan Karya Baru No 1 Kelurahan Helvetia Timur, kecamatan Medan Helvetia. Adapun cita-cita dari pendirian rumah sakit ini adalah untuk memberikan pelayanan yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan Warga Negara Indonesia. Dengan berkembangnya dunia kesehatan, maka kami rumah sakit umum Sufina Aziz Medan melengkapi berbagai fasilitas yang menunjang untuk meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya unutuk masyarakat kurang mampu.

Dalam Rangka menunjang program – program pemerintah, khususnya disektor kesehatan,maka RSU Sufina Aziz Medan adalah salah satu yang mendukung program pemerintah seperti menerima dan melayani peserta


(38)

Jamkesmas dan JPKMS. Rumah Sakit Sufina Aziz juga bekerjasama dengan PT Jamsostek dan perusahaan Swasta khususnya dibidang Kesehatan.

Kecamatan Medan Helvetia berbatasan langsung dengan kecamatan Medan Baru di sebelah Selatan, Kecamatan Medan Barat disebelah Utara, kecamatan Medan Sunggal sebelah Barat dan Kecamatan Medan Barat disebelah Timur.Kecamatan Helvetia memiliki luas wilayah mencapai 11,55 Km2.

3.2.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016. 3.3 Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2006), Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis dibagian penyimpanan berkas rekam medis 9 orang.

3.3.2 Teknik Sampling

Metode sampling yang digunakan adalah Total Sampling, dimana peneliti mengambil seluruh populasi yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian yang berjumlah 9 orang. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).

3.3.3 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan objek-bjek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2005). Sampel dalam penelitin ini adalah semua petugas dirumah sakit jumlah


(39)

25

dari total sampling yang petugas rekam medisnya dibagian penyimpanan berkas rekam medis yang berjumlah 11 orang.

3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sebagai berikut : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dengan melakukan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan konsep tertulis.

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau institusi yang secara rutin mengumpulkan data, data ini diambil dari rekam medik Rumah Sakit Sufina Aziz Medan Medan.

3.5Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Adapun variabel-variabel yang akan diamati oleh penelitian sebagai berikut :

1. Umur

2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Lama kerja


(40)

3.5.2 Defenisi Operasional 1. Umur

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2010)

2. Jenis kelamin

Jenis petugas rekam medis dikatagorikan a. Perempuan

b. Laki-laki 3. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderunng untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak


(41)

27

di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek poositif dan negatif. Kedua objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tersebut.

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: 1. Metode Angket/Kuesioner

Angket/Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angket dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir - formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

2. Metode Observasi

Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi, melihat, dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Melihat secara langsung tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis tentang sistem penyimpanan rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan.

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis tentang sistem penyimpanan di Rumah Sakit Umum Sufina Azis Medan, peneliti


(42)

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Irchman (2009) dengan rumus sebagai berikut :

F

P = x 100 %

N

Keterangan : P :Persentase

F :Jumlah jawaban yang benar N :Jumlah soal

3.5.4 Teknik Pengukuran

Penilaian tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis tentang sistem penyimpanan rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan.

diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi 15 pertayaan, skala pengukuran penilaian, penerapan akreditasi dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Skala ordinal adalah pengukuran dimana skala yang dipergunakan disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu sehingga penyusunannya disusun secara terurut dari yang rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri tertentu (Nasir, 2011).

Rumus range = (NTt – NTr) (20– 0) = 15 Rumus interval = �����

����� = 20

3 = 6.66 = 7 Keterangan :


(43)

29

NTr : Nilai terendah Kelas : 3

Jadi kategori penilaian dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.Sangat baik, bila mampu menjawab benar sebanyak 12 – 20 pertanyaan 2.Baik , bila mampu menjawab benar sebanyak 6 - 12 pertanyaan

3.Cukup , bila mampu menjawab benar sebanyak 0 – 6 pertanyaan 3.6 Teknik Analisa Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teknik analisis deskriptif yaitu dengan cara mendiskripsikan data yang telah dikumpulkan dan diolah menjadi hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis.


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan dengan jumlah responden sebanyak 9 orang. Maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

4.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Umur di RSU Sufina Aziz Medan

No. Umur Frekuensi %

1 20-25 tahun 2 22,2

2 26-30 tahun 7 77,8

3 >30 1 11,1

Total 9 100

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 7 orang (77,8%) dijumpai umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur 26-30 tahun, sebanyak 1 orang (11,1%) yang dijumpai berumur >30 tahun.


(45)

31

Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Sufina Aziz Medan

No Jenis kelamin Frekuensi %

1 Perempuan 7 77,8

2 Laki - laki 2 22,2

Total 9 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%).

Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan di RSU Sufina Aziz Medan

No Pendidikan Frekuensi %

1 D3 5 55,6

2 S1 4 44,4

Total 9 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan D3 dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpendidikan S1 dijumpai sebanyak 4 orang (44,4%).

Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Masa Kerja di RSU Sufina Aziz Medan

No Masa kerja Frekuensi %

1 0-4 6 66,7

2 5 > 3 33,3

Total 9 100

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 6 orang (66,7%) dijumpai dengan lama bekerja selama 0-4 tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%) dijumpai dengan lama bekerja selama >5 Tahun tahun.


(46)

4.1.2.Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pengetahuan Di RSU Sufina Aziz Medan

No. Pengetahuan Frekuensi %

1. Baik 2 22,2

2. Cukup 5 55,6

3. Kurang 2 22,2

Total 9 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa paling banyak responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 2 orang (22,2%), berpengetahuan cukup dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%), berpengetahuan kurang dijumpai sebanyak 2 orang (22,2%).


(47)

33

4.2. Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan dengan 9 responden (100%), maka dapat disimpulkan pengetahuan petugas rekam medis dikatakan cukup dengan mayoritas pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis terhadap 9 responden (100%) sebanyak 5 responden (55,6%).

4.2.1. Tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis

Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden (100%) yang berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebannyak 2 orang (22,2%).

Menurut notoatmodjo, pengetahuan ialah hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penciuman, rasa dan raba.

Menurut asumsi penulis bahwa responden pada umumnya berpengetahuan baik yakni disebabkan karena peran dan fungsi penginderaan dimana seseorang dapat menerima stimulus dari suatu objek tertentu, dari yang tidak tahu menjadi tahu atau muncl pengetahuan baru terhadap suatu objek tertentu.

4.2.2. Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di RSU Sufina Aziz Medan. Penyimpananberkas rekam medis merupakan penjajaran rekam medis (filling) menurut cara dan sistem yang berlaku dan disimpan dalam ruang


(48)

cara sistem sentralisasi dalam satu ruangan tersendiri dan hanya dikelola oleh petugas rekam medis urusan filling ( penjajaran ).

Tujuan penyimpanan di RSU Sufina Aziz Medan adalah

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyimpanan rekam medis agar terjamin keutuhan, keamanan, kerahasiaan serta mempermudah pengambilan kembali berkas ream medis untuk kebutuhan pelayanan, pendidikan, penelitian maupun keperluan hukum.

Ketentuan dan prosedur penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan.

1. Rekam medis yang sudah selesai di koding dan indexing berkas rekam medis diserahkan kepada petugas rak file dengan menggunakan buku ekspedisi. 2. Bagaian penjajaran (filling) setelah menerima berkas rekam medis tersebut

maka petugas penjajaran bertanggung jawab atas pengelompokkan penjajaran pada rak penyimpanan .

3. Penjajaran penyimpanan berkas rekam medis dalam rak penyimpanan dilakukan berdasarkan sistem penjajaran angka akhir ( terminal digit filing system ).

4. Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ini harus melihat kelompok angka dengan pemberian nomor rak penyimpanan dari nomor 00 s.d 99.

5. Selain petugas rekam medis bagian filling (penjajaran) dilarang masuk/ mengambil berkas rekam medis dari rak penyimpanan.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas akhirnya penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1. Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden yang berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (22,2%).

2. Berdasarkan umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur 26-30 tahun, sebanyak 1 orang (11,1%) yang dijumpai berumur >26-30 tahun.

3. Berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%).

4. Berdasarkan berpendidikan D3 dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpendidikan S1 dijumpai sebanyak 4 orang (44,4%).

5. Berdasarkan lama bekerja selama 0-4 tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%) dijumpai dengan lama bekerja selama >5 Tahun tahun

5.2. Saran

1. Perlu kebijakan rumah sakit dalam upaya peningkatan kepuasan kerja keamanan dan keselamatan kerja, dengan menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang nyaman seperti menyediakan fasilitas pendingin ruangan, sehingga petugas rekam medis termotivasi dalam melaksanakan pekerjaan.


(50)

peningkatan frekuensi pelatihan dan bimbingan tekhnis terhadap uraian tugas dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam penyelenggaraan pelayanan rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan 2. Mengingat pelayanan rekam medis merupakan pelayanan unit

pelayanan terpenting dalam penyelenggaraan pelayanan suatu rumah sakit, maka hendaknya alokasi anggaran untuk bagian rekam medis perlu diperhatikan, khususnya pelatihan secara bergilir bagi petugas rekam medis, baik dilakukan dirumah sakit, maupun pengutus petugas rekam medis untuk mengikuti pelatihan di instansi lain atau yang diadakan di Depkes RI.

3. Untuk responden lebih meningkatkan minat baca agar memperluas pengetahuan tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: rineka cipta

Departemen Kesehatan RI. 1998. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam

Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan

Medik.

Departemen Kesehatan RI. 1997. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam

Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan

Medik.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam

Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan

Medik.

Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: UI-Press.

Menkes RI. 2008. Permenkes RI.Nomor 269/MENKES/PER/III/2008. Jakarta: Menkes RI.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2003. Tingkat pengetahauan . Jakarta: Rineka Cipta

http.//www.World Health Organization WHO, 2000. tanggal 22 Mei 2016 pukul 11.30 wib

http://www.scribd.com/doc/44431865/BAB-1-Proposlku.pada tanggal 17 Mei 2016 pukul 12.30 wib


(52)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini yang dilaksanakan oleh :

Nama : Aulia Budi Pratama

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan.

Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap fisik dan mental saya, dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh peneliti.

Karena itu saya tidak akan menuntut penelitian dan hasil penelitiannya dikemudian hari.

Medan, Juli 2016


(53)

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

SUFINA AZIZ MEDAN TAHUN 2016

A.Identitas Responden : 1. Jenis kelamin :

2. Usia : …….tahun

3. Pendidikan: 1. ( ) SMA

2. ( ) D3 Rekam medis 3. ( ) D3 Komputer 4. ( ) Lain-lain 3. Masa kerja : ….. Tahun

Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda checklist ( √ ) pada tempat yang disediakan sesuai dengan kondisi anda.

2. Bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti pada saat pengumpulan data.


(54)

1. Penyimpanan berkas rekam medis merupakan usaha melindungi rekam medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri.

2. Sistem penyimpanan yang dianjurkan adalah sistem desentralisasi.

3. Berkas rekam medis yang sudah siap disimpan adalah berkas rekam medis yang sudah di assembling, koding, indeks, analisa, fileing.

4. Rekam medis harus disimpan dan dirawat dengan baik, karena rekam medis merupakan harta benda rumah sakit yang sangat berharga.

5. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian rekam medis dan berkas rekam medis yang belum lengkap segera di upaya kelengkapannya.

6. Berkas rekam medis pasien disimpan menurut nomor rekam medisnya.

7. Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk memelihara keutuhan susunan lembaran-lembaran rekam medis.

8. Alat penyimpanan rekam medis yang umum dipakai rak terbuka yaitu (open self file unit).


(55)

penderita dan nomor harus jelas tertulis pada sampul (map).

10. Diperlukan tracer pada sistem penyimpanan. 11. Penyimpanan ditentukan berdasarkan terminal digit. 12. Petugas rekam medis harus melihat kembali berkas

rekam medis yang dikembalikan dan diurutkan menurut nomor sebelumnya.

13. Petugas rekam medis diwajibkan untuk selalu menjaga kerapian diruangan guna untuk mencegah berkas rekam medis yang terlepas atau sobek lembaran.

14. Pengalaman kerja mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas dalam melaksanakan tugas di unit rekam medis.

15. Pendidikan, pengalaman kerja, dan umur mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas.


(56)

1. Benar 2. Benar 3. Benar 4. Benar 5. Benar 6. Benar 7. Benar 8. Benar 9. Benar 10. Benar 11. Benar 12. Benar 13. Benar 14. Benar 15. Benar


(57)

MASTER TABEL

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN TAHUN 2016

NO U mur P e ndi di ka n L a m a B ek erj a J e n is K e la m in

Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

J uml a h Ka ra k teri st ik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3

2. 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9 2

3. 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2

4. 2 2 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2

5. 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2

6. 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3

7. 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 2

8. 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1

9. 3 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1

Lama Bekerja 0-4 Tahun = 1 >5 Tahun = 2

Pendidikan: = 1 D III Apikes = 2 S1 = 3

Jenis Kelamin Laki-laki = 1 Perempuan = 2

Umur

20-25 Tahun = 1 26-29 Tahun = 2 >30 Tahun = 3


(1)

INFORMENT CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini yang dilaksanakan oleh :

Nama : Aulia Budi Pratama

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem

Penyimpanan di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan.

Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap fisik dan mental saya, dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh peneliti.

Karena itu saya tidak akan menuntut penelitian dan hasil penelitiannya dikemudian hari.


(2)

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

SUFINA AZIZ MEDAN TAHUN 2016

A.Identitas Responden :

1. Jenis kelamin :

2. Usia : …….tahun

3. Pendidikan: 1. ( ) SMA

2. ( ) D3 Rekam medis 3. ( ) D3 Komputer 4. ( ) Lain-lain

3. Masa kerja : ….. Tahun

Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda checklist ( √ ) pada tempat yang disediakan sesuai dengan kondisi anda.

2. Bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada


(3)

No. Pertanyaan Benar Salah

1. Penyimpanan berkas rekam medis merupakan usaha

melindungi rekam medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri.

2. Sistem penyimpanan yang dianjurkan adalah sistem

desentralisasi.

3. Berkas rekam medis yang sudah siap disimpan adalah

berkas rekam medis yang sudah di assembling, koding, indeks, analisa, fileing.

4. Rekam medis harus disimpan dan dirawat dengan baik,

karena rekam medis merupakan harta benda rumah sakit yang sangat berharga.

5. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan

pengisian rekam medis dan berkas rekam medis yang belum lengkap segera di upaya kelengkapannya.

6. Berkas rekam medis pasien disimpan menurut nomor

rekam medisnya.

7. Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk

memelihara keutuhan susunan lembaran-lembaran rekam medis.


(4)

penderita dan nomor harus jelas tertulis pada sampul (map).

10. Diperlukan tracer pada sistem penyimpanan. 11. Penyimpanan ditentukan berdasarkan terminal digit. 12. Petugas rekam medis harus melihat kembali berkas

rekam medis yang dikembalikan dan diurutkan menurut nomor sebelumnya.

13. Petugas rekam medis diwajibkan untuk selalu menjaga kerapian diruangan guna untuk mencegah berkas rekam medis yang terlepas atau sobek lembaran.

14. Pengalaman kerja mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas dalam melaksanakan tugas di unit rekam medis.

15. Pendidikan, pengalaman kerja, dan umur mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas.


(5)

KUNCI JAWABAN

1. Benar

2. Benar

3. Benar

4. Benar

5. Benar

6. Benar

7. Benar

8. Benar

9. Benar

10. Benar

11. Benar

12. Benar

13. Benar

14. Benar


(6)

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN TAHUN 2016

NO U mur P e ndi di ka n L a m a B ek erj a J e n is K e la m in

Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

J uml a h Ka ra k teri st ik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3

2. 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9 2

3. 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2

4. 2 2 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2

5. 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2

6. 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3

7. 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 2

8. 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1

9. 3 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1

Lama Bekerja

0-4 Tahun = 1

>5 Tahun = 2

Pendidikan: = 1 D III Apikes = 2

S1 = 3

Jenis Kelamin

Laki-laki = 1

Perempuan = 2

Umur

20-25 Tahun = 1

26-29 Tahun = 2

>30 Tahun = 3