S GEO 1000917 Abstract

ABSTRAK
Gunung Galunggung merupakan satu-satunya gunungapi yang ada di
Kabupaten Tasikmalaya. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1982, dan masih
sangat berpotensi meletus kembali. Kondisi tersebut menyebabkan penduduk
yang tinggal di kawasan Gunung Galunggung terancam. Untuk meminimalisir
dampak dari bencana tersebut perlu dilakukan pengkajian resiko bencana salah
satunya dengan mengetahui tingkat kerentanan wilayah tersebut, hal ini berkaitan
dengan usaha mitigasi yang tepat untuk mengurangi dampak. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerentanan bencana letusan
Gunung Galunggung, yang terdiri dari indikator kerentanan fisik, sosial, ekonomi,
dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena data yang
diperoleh dideskripsikan dan dianalisis. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi yang berkaitan dengan melakukan
observasi dan dokumentasi langsung di lapangan. Indikator dari kerentanan fisik
terdiri dari rumah, fasilitas umum, dan fasilitas kritis, untuk indikator kerentanan
sosial adalah kepadatan penduduk dan rasio kelompok penduduk rentan, untuk
indikator kerentanan ekonomi adalah lahan produktif dan PDRB sementara untuk
indikator kerentanan lingkungan adalah luas hutan pada wilayah kajian. Keempat
indikator kerentanan tersebut dianalisis dengan mengacu kepada skoring dan
pembobotan dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
No.12 Tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan kawasan rawan bencana

Gunung Galunggung memiliki nilai indeks kerentanan yang tinggi, yaitu Desa
Sukaratu 0,808, Desa Sinagar 0,779, Desa Linggajati 0,700, Desa Mekarjaya
adalah 0,842 dan Desa Cisaruni adalah 0,828. Peta kerentanan tersebut kemudian
dioverlay dengan peta ancaman yang menghasilkan kesimpulan Desa Linggajati,
Desa Sinagar dan Desa Sukaratu adalah desa dengan tingkat kerentanan dan
ancaman yang tinggi, kemudian dapat diketahui bagian tenggara Desa Sinagar dan
Desa Sukaratu memiliki tingkat ancaman sedang, serta Desa Mekarjaya dan Desa
Cisaruni memiliki tingkat ancaman sedang. Hal itu menunjukkan potensi kerugian
dan korban jiwa terhadap ancaman yang ada tinggi, sehingga upaya mitigasi yang
tepat sangat diperlukan untuk mengurangi dampak bencana letusan Gunung
Galunggung.
Kata kunci : Kerentanan bencana, bencana letusan, gunungapi

Noneng Nita Kardinasari, 2014
Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten
Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT
Galunggung is the only volcanic activity report in Tasikmalaya Regency.

The history of the last eruption took place in 1982, and still potentially to erupt
again. The condition causes the residents living in the area of Mount
Galunggung was threatened. To minimize the impact of such disaster needs to
be done risk assessment by knowing the degree of vulnerability of the region, it
is relates with to the proper mitigation efforts to reduce the impact. The purpose
of this research is to analyse the level of vulnerability of the eruption of Mount
Galunggung, consisting of physical vulnerability, social indicators, economy,
and environment. This research uses descriptive method, because the data that
is retrieved is described and analyzed. The Data used are secondary data
obtained from institutions that are associated with performing observation and
documentation directly in the field. Indicators of physical vulnerability consists
of houses, public facilities, and critical facilities, to social vulnerability indicator
is population density and the ratio of vulnerable population groups, to the
economic vulnerability indicator is productive land and GDP while
environmental vulnerability indicators for the vast forest region is the review.
The four indicators of vulnerability are analyzed with reference to the skoring
and the weighting in the regulations of the national disaster mitigation Agency
Head No. 12 in 2012. The results showed a disaster-prone area of Galunggung
has a high vulnerability index value, which is the village of Sukaratu 0,808,
village of Sinagar 0,779, village of Linggajati 0,700, village of Mekarjaya is

0,842 and village of Cisaruni 0.828. Map of vulnerability then overlay to map
threats that result in conclusion of the village, the village of Linggajati Sinagar
and Sukaratu Villages was villages with levels of vulnerability and the threat is
high, then it can be known to the southeastern village of Sukaratu and the
villages Sinagar have threat level medium, as well as the village of Mekarjaya
and the village of Cisaruni has a low threat level. It shows the potential losses
and casualties against the threat that there is high, so the proper mitigation
efforts are needed to reduce the impact of the eruption of Mount Galunggung.
Keywords:disaster vulnerability, eruption disaster, volcano
Noneng Nita Kardinasari, 2014
Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten
Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Noneng Nita Kardinasari, 2014
Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten
Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu