PENGARUH KREATIVITAS GURU, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV-VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Diskripsi Teori
1. Kreativitas Guru
a. Pengertian Kreativitas Guru
Pengertian kreativitas yang masih banyak dianut sekarang adalah
suatu kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data,
informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas dapat pula diartikan
sebagai proses berfikir kreatif atau divergen yaitu merupakan suatu
kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia.1
Menurut James J. Gallagher dalam Yeni Rachmawati mengatakan
bahwa” Creativity is a mental process by which an individual crates new
ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion
that is novel to him or her ” (kreativitas merupakan suatu proses mental

yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau
mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat
pada dirinya).2
Menurut Guilford, kemampuan berpikir manusia bisa berbentuk
berpikir convergent dan divergent. Kemampuan berpikir convergent
adalah kemampuan berpikir analistis, logis dan sistematis dan terarah,

menuju pemecahan masalah dengan satu jawaban yang benar.Sedangkan
1

Tahana Taufik Andrian, Cara Cerdas Melejitkan IQ Kreativ Anak,( Jogjakarta: Kata Hati,2013),
91.
2
Yeni Rahmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta:
Kencana,2010), 13.

18

19

berpikir divergen adalah berpikir ke berbagai arah, secara luwes dan
tidak kehabisan akal.3
Ngainun Naim menyebutkan bahwa kreatifitas bukan hanya hasil
dari proses berfikir yang disengaja, tapi juga suatu anugrah dari Tuhan.
Maka dari itu, kreatifitas merupakan potensi alamiah yang ada pada
semua manusia yang disebut sebagai fitrah, yaitu potensi yang bersifat
suci, positif dan siap berkembang mencapai puncaknya.4

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa kreativitas
adalah kemampuan untuk menghubungkan sesuatu yang berbeda, dan
bermanfaat yang membawa tujuan yang baru dalam menyelesaikan
masalah.
Perubahan yang terjadi dalam individu banyak sekali sehingga
tidak setiap perubahan dalam individu merupakan perubahan dalam arti
belajar.Perubahan dalam tingkah laku belajar adalah perubahan yang
terjadi secara sadar, bersifat positif dan aktif, fungsional serta bertujuan
atau terarah. Dengan demikian perubahan tingkah laku seseorang yang
berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam-aspek-aspek
kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar.5

3

Imam,Musbikin, Anak-Anak Didikan Teletabies (mitra Pustaka, 2004), 139.
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 133.
5
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi,(Jakarta: Rinekacipta, 1991), 121.


4

20

Dalam perspektif Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap
Muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga derajat
kehidupannya meningkat.6
Guru adalah tokoh yang bermakna dalam kehidupan siswanya.
Guru tidak hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai pendidik dalam
arti yang sebenarnya. Peluang untuk memunculkan siswa yang kreatif
akan lebih besar dari guru yang kreatif pula. Guru yang kreatif
mengandung pengertian ganda, yakni guru yang secara kreatif mempu
menggunakan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar dan
juga guru yang senang melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dalam
hidupnya. Guru senantiasa memegang posisi kunci dalam dalam proses
pembelajaran. Sebagai pengajar guru berperan menciptakan suasana yang
kondusif, sehingga mendorong berfungsinya proses mental pra kesadaran
yang merupakan dasar bagi lahirnya kreasi siswanya.
Peran guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah
guru berperan sebagai fasilitator. Guru harus memahami dan terbuka

pada anak. Bakat anak tidak datang secara simultan atau tiba-tiba,
melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan hukum alam yang ada,
bahwa manusia tumbuh dan berkembang setahap demi setahap.Anak
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, jika anak memiliki
kesulitan-kesulitan dalam kegiatan belajar di sekolah, guru berusaha

6

Muhibin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), 94.

21

mengatasi atau mencari alternatif pemecahannya dengan memilih atau
memberikan kegiatan-kegiatan yang disukai atau diminati anak.7
Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, guru tidak
mengawasi, tetapi mengarahkan kepada anak untuk mencapai tujuan,
guru harus bisa menciptakan lingkungan di dalam kelas yang dapat
merangsang belajar kreatif anak supaya anak merasa aman dan kerasan
berada di dalam kelas, dengan begitu kreativitas anak dapat berkembang

dengan baik.8
Kegiatan

belajar

mengajar

di

sekolah

berorientasi

pada

pencapaian prestasi belajar akademik yang tinggi oleh semua
siswa.Kreativitas siswa apabila memperoleh peluang untuk berkembang
di dalam iklim belajar mengajar yang kondusif, maka prestasi belajar
yang tinggi dapat dicapai.Karena kreativitas guru dalam mengajar,
dijadikan sebagai asumsi yang dinilai mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa.9
Guru yang mempunyai kreativitas yang tinggi akan mampu
memberikan motivasi belajar kepada anak didiknya. Motivasi berfungsi
sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Adanya motivasi
yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Intensitas
motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian

Hasan, Maimunah, Membangun kreativitas … 2001, 205.
Sardiman AM, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001), 120.
9
Munandar, S.C.Utami, Krerativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif &
Bakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), 42.

7

8

22


prestasi belajar, sehingga prestasi belajar pendidikan agama Islam akan
tercapai dengan hasil yang baik.10
a. Ciri-Ciri Orang Kreatif
Menurut Hamzah B. Uno ciri orang kreatif antara lain:
1). Memiliki rasa ingin tahu
2). Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
3). Memberikan banyak gagasan dan usul dari suatu masalah
4). Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
5). Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak
mudah terpengaruh orang lain
6). Memiliki rasa humor
7). Mempunyai daya imajinasi yang kuat
8). Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang
berbeda dengan orang lain
9). Dapat bekerja sendiri
10). Senang mencoba hal-hal baru
11). Mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan
elaborasi)11
Sebagian besar penelitian menunjukkan empat ciri khas orang
kreatif12 yaitu keberanian, ekspresif , humor, dan intuisi. Ciri psikologi

lain yang umumnya dimiliki orang kreatif, yang dapat diidentifikasikan

10

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002), 38.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar..., 251.
12
Jotce Wycoff, Menjadi Super Kreatif (Bandung: Kaifa , 2003), 47.

11

23

David N. Parkins, wakil direktur project zero di universitas Havard
adalah13:
1) Dorongan untuk menemukan keteraturan dalam keadaan kacau balau.
2) Minat

menemukan


masalah

yang

tidak

umum,

juga

cara

penyelesaiannya.
3) Kemampuan membentuk kaitan-kaitan baru dan menentang anggapan
tradisional.
4) Kemampuan

menyeimbangkan

kreasi


gagasan-gagasan

dengan

pengujian dan penilaian.
5) Hasrat untuk melenyapkan berbagai hal yang membatasi kemampuan
mereka.
6) Termotivasi oleh masalah atau tugas itu sendiri, bukannya oleh
kemungkinan lain seperti uang, jabatan atau popularitas.
b. Tahap Kreativitas
Menurut Wallar dalam bukunya "the art of tuogt" menyatakan
bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu (1) Persiapan; (2)
Inkubasi; (3) Iluminasi; dan (4) Verifikasi.
1). Tahap Persiapan
Pada tahap ini, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan
masalah dengan belajar bepikir, mencari jawaban, bertanya kepada
orang laian dan lain sebagainya.

13


Ibid, 48.

24

2). Tahap Inkubasi
Pada tahap ini, dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk
sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak
memikirkan masalahnya secara sadar tetapi mengeramnya dalam alam
pra sadar. Tahap ini penting, artinya dalam proses timbulnya inspirasi
yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreatif baru.
3). Tahap Iluminasi
Tahap dimana timbulnya insight, saat timbulnya inspirasi atau
gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan
mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.
4). Tahap Verifikasi
Tahap verifikasi atau evaluasi, dimana ide atau kreasi baru sadar
tersebut harus diuji terhadap realitas.Disini perlukan pemikiran kritis
dan convergent.Dengan perkataan lain proses divergent (pemikiran
kritis).14

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara
harfiah tengah, pengantar, atau perantara.Dalam bahasa Arab media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan dari pengirim
pesan. Sedangkan dalam kepustakaan asing yang ada sementara para ahli

14

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta:Rineke Cipta, 2004), 59.

25

menggunakan istilah Audio Visual Aids (AVA), untuk pengertian yang
sama. Banyak pula para ahli menggunakan istilah Teaching Material atau
Instruksional Material yang artinya identik dengan pengertian keperagaan
yang berasl dari kata “raga” artinya suatu benda yang dapat diraba,
dilihat, didengar, dan diamanati melalui panca indera kita15. Arti dari
media pembelajaran yang telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan
diantaranya :
1. Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and
Technology). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang

digunakan dalam proses penyampaian informasi.16
2. Menurut NEA ( National Educational Assosiation). Media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat,
didengar, dan di baca17.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau
penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan
tersebut. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan
pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses
belajar mengajar.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti ”tengah”, ”perantara” atau ”pengantar”. Dalam bahasa arab media
15

Oemar Hamalik, Media..., 11.
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran .(Jakarta Selatan: Ciputat Pers, 2002), 11.
17
Arif Sadiman, dkk, Media Pengajaran: Pengertian..., 6.
16

26

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal18.
Dalam proses pembelajaran, media dapat diartikan sebagai berikut:
a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
b. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti
buku, film, video, slide, dan sebagainya .
c. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,
termasuk teknologi dengan perangkat kerasnya19.
Dari uraian tentang beberapa pengertian media, dapat peneliti
simpulkan bahwa media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat dimanfaatkan untuk proses komunikasi, penanaman konsep (dari
yang abstrak ke yang konkrit) agar siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.

18

Rudi Susilana, Media Pembelajaran (Bandung: CV Wacana Ilmu, 2007), 5.
Ibid, 7.

19

27

Winkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran menyatakan bahwa
secara tradisional buku pelajaran, papan tulis, dan gambar dinding
merupakan media pengajaran visual yang seringkali digunakan. Namun
dewasa ini, media pengajaran telah mengalami perluasan yang pesat.
Disamping buku pelajaran, digunakan stensilan, fotokopi, buku kerja,
ensiklopedi, kamus, majalah, dan surat kabar; disamping papan tulis,
digunakan papan flanel, papan spidol, papan magnetis, dan kertas flap
yang besar; disamping gambar dinding digunakan papan pameran
(display), model, dan makette20.
Peneliti berpendapat bahwa untuk membuat media pembelajaran
tidak harus dengan barang-barang yang mahal dan baru, tetapi dapat
memanfaatkan bahan-bahan bekas yang ada di sekitar lingkungan siswa,
yang terpenting adalah dengan media pembelajaran yang ada siswa
termotivasi untuk belajar dan efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut Rudi Brets yang dikutip oleh Asnawir jenis media
dikelompokkan menjadi 8 yaitu:
1) Media audio visual gerak
2) Media audio visual diam
3) Media audio semi gerak
4) Media visual gerak

20

Ibid, 8.

28

5) Media visual diam
6) Media visual semi gerak
7) Media audio
8) Media cetak21
Selanjutnya apabila penggolongan jenis media tersebut atas dasar
ukuran serta kompleks tidaknya alat perlengkapan, maka dapat
diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu :
1) Media tanpa proyeksi dua dimensi : yaitu jenis yang penggunaannya
tanpa proyektor dan hanya mempunyai dua ukuran saja, yakni panjang
dan lebar. Termasuk dalam jenis ini misalnya : papan tulis, papan
tempel, papan fanel, dan lainnya.
2) Media tanpa proyeksi tiga dimensi yaitu : Jenis media yang
penggunaannya tanpa proyektor dan mempunyai ukuran panjang,
lebal tebal, dan tinggi. Termasuk dalam katagori ini misalnya : benda
sebenarnya, boneka, dan sebagainya.
3) Media Audio yaitu media yang hanya memberikan rangsangan suara

saja. Media ini penggunaannya tanpa proyektor, tetapi memiliki alat
perlengkapan khusus yang dapat menyampaikan atau memperkera
suara. Jenis media semacam ini misalnya : radio dan tape recorder.
4) Media dengan proyeksi yaitu : Media yang penggunaannya memakai

proyektor, misalnya : Fim, slide, dan Film strip.

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media …, 27.

21

29

5) Televisi dan Video Tape Recorder yaitu Jenis media yang pada
prinsipnya sama dengan

Audio

Tape

recorder ,

dan Radio.

Perbedaannya jika radio cukup dengan pemancar suara saja,
sedangkan TV memancarkan suara dan gambar. Video Tape Recorder
adalah alat untuk merekam, menyimpan dan menampilkan kembali
secara serempak suara dan gambar dari suatu objek. Sedangkan TV
adalah sebagai alat untuk melihat gambar dan mendengarkan suara
dari jarak jauh22.
Wina Sanjaya mengelompokkan media pembelajaran menjadi beberapa
klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya:
1) Di lihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara.
c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selai mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat.
2) Di lihat dari kemampuan jangkauannya:
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti
radio dan televise.

22

Rudi Susilana, Media..., 47-48.

30

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu.23
c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam hal ini Dick dan Carey menyebutkan bahwa disamping
kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada
empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media
yaitu :pertama, ketersedian sumber setempat yaitu apabila media yang
bersangkutan tidak terdapat sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli
atau dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk membeli atau memproduksi
sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga , adalah faktor
yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama artinya bias digunakan dimanapun
dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah di
bawa atau dipindahkan.Faktor keempat, adalah efektifitas biayanya
dalam jangka waktu yang panjang, sebab ada jenis media yang biaya
produksinya mahal (contohnya program film bingkai) tetapi dapat
dipakai berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang. Menurut Arif
S. Sadiman dkk.dalam bukunya “Media Pendidikan” menjelaskan bahwa:
“faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah
tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa, jenis
rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan latar belakang dan
lingkungan siswa, situasi kondisi setempat dan luas jangkauan yang ingin
23

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desai System Pembelajaran , (Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2009), 211.

31

dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam
norma/kriteria keputusan pemilihan.”24
Adapun kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah :
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media yang dipilih
berdasarkan tujuan insrtuksional yang diterpakan secara umum
mengacu kepada kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga
arah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan ini dapat digambarkan
dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa seperti
menghafal, melakukan kegiatan fisik, dan mengerjakan tugas-tugas
yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi media yang berbeda, contoh film dan grafik
memerlukan simbol dan kode yang berbeda. Agar dapat membantu
proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai
dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
3) Praktis, luwes dan bertahan, jika tidak tersedia waktu, dana, atau
sumber cara lainnya memproduksi, maka tidak perlu dipaksakan.
Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang
ada yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat oleh guru. Media
yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun
dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan
dan dibawa kemana-mana.

24

Arif Sadirman, Media Pendidikan …, 84.

32

4) Guru terampil menggunakannya, ini merupakan salah satu kriteria
utama. Apapun jenis media yang digunakan, guru harus mampu
menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Nilai dan manfaat
media sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
5) Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau
perorangan. Oleh karena itu ada berbagai macam media yang
digunakan untuk jenis kelompok besar, kecil, dan perorangan.
6) Mutu tekhnis, pengembangan visual baik gambar maupun fotografi
harus memenuhi persyaratan tekhnis tertentu. Contohnya visual pada
slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin

disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lainnya yang berupa
latar belakang25.
d. Penggunaan Media Pembelajaran.
Media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka upaya
peningkatan

interaksi

belajar

mengajar.Oleh

karena

itu

harus

diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya.Menurut Asnawir dan M
Basyiruddin Usman.26 Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Pengunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian
yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai
alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila
25

Azhar Arsyad.Media …, 72-74.
Asnawir.M Basyirudin Usman, Media …,19.

26

33

dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan bila sewaktu-waktu
digunakan.
2) Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar
yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses belajar mengajar.
3) Guru hendaknya dapat mengasai teknik-teknik dari suatu media
pembelajaran yang digunakan.
4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu
media pembelajaran.
5) Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis.
6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari beberapa
macam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang
menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat
merangsang motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan
interaksi belajar mengajar.

3. Pengelolaan Kelas
a. Pengertian Pengeloaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar

34

dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar mengajar seperti yang diharapkan.27
Menurut Djamarah pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru
menciptakan

dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi
edukatif.28
Menurut Edi Soegito dan Yuliani Nurani yang dikutip oleh
Barnawi dan Mohammad Arifin pengelolaan kelas adalah seperangkat
kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan
dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan,
mengembangkan hubungan interpersonal, dan iklim sosio-emosional
yang positif, serta menembangkan dan mempertahankan kelas yang
efektif.29
Pengelolaan kelas yang baik dapat menciptakan interaksi belajar
mengajar menjadi efektif dan efisien. Agar pendidik berhasil dalam
mengelola anak didiknya, maka ia harus mempertimbangkan metode
apa yang harus dipakai, melihat waktu, serta kondisi yang ada. Karena
hal itu akan menunjang keberhasilan dalam pengelolaan kelas.
Secara teoritik dapat diketahui bahwa kegiatan pengelolaan
kelas merupakan kemampuan atau ketrampilan guru, dalam

27

SuharsimiArikunto,Pengelolaan Kelas dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: CV.
Rajawali,1986), 143.
28
Syaiful Bahri Djamaroh,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Ilmu,
2010), 144
29
Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika & Profesi Kependidikan , (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), 233.

35

memgelola peserta didik di kelas yang dilakukan untuk menciptakan
dan mempertahankan suasana kelas yang menunjang program
pengajaran guna meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
b. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Setelah guru paham bagaimana mengelola kelas yang baik,
efektif, dan efisien, maka guru harus memahami prinsip-prinsip
mengelola kelas untuk memperkecil masalah gangguan dalam kelas.
Prinsip yang harus dipahami seorang guru dalam mengelola kelas
yaitu:
1) Kehangatan dan Keantusiasan
2) Tantangan
3) Bervariasi
4) Keluwesan
5) Penekanan pada hal-hal positif
6) Penanaman disipin diri30
c. Tujuan Pengelolaan Kelas
Adapun tujuan dari pengelolaan kelas adalah:
1) Menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
2) Mengembalikan kondisi belajar yang optimal
3) Menyadari kebutuhan peserta didik
4) Merespon secara efektif perilaku peserta didik

Syaiful Bahri Djamaroh,Guru dan Anak Didik…, 148-149

30

36

5) Mengembangkan peserta didik agar bertanggung jawab terhadap
tingkah lakunya
6) Membangun kecerdasan peserta didik agar bertingkah lakunya sesuai
dengan tata tertib
7) Menumbuhkan kewajiban untuk melibatkan diri dalam aktifitas
peserta didik31
Sedangkan Syaiful Djamaroh mengatakan semua komponen
ketrampilan mengelola kelas mempunyai tujuan yang baik untuk anak
didik maupun guru, yaitu:
1) Untuk Anak Didik
a) Mendorong anak didik mengembangkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri
sendiri.
b) Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai
dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru
merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
c) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri
dalam tugas dan pada kegiatan yang diadakan.
2) Untuk Guru
a) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan
pembukaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.

31

Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika & Profesi Kependidikan , (Jogjakarta: Ar-Ruz
Media,2012), 233

37

b) Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan
dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik
c) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah
laku anak didik yang mengganggu.
d) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensip yang dapat
digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak
didik yang muncul di dalam kelas.32
d. Tugas Pengelolaan Kelas
Dalam kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas peran guru yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:33
1.

Peran sebagai pengajar/instruksional
Peran ini mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi
pelajaran sesuai dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran, yang
berupa informasi, fakta serta tugas dan ketrampilan yang harus
dikuasai oleh siswa. Untuk itu guru harus menguasai materi
pelajaran, metode mengajar, dan tehnik-tehnik evaluasi.

2.

Peran sebagai pendidik/educational
Fungsi guru yang paling utama adalah memimpin anak-anak
dan membawa mereka kearah tujuan yang tegas.

3.

Peran sebagai pemimpin/manajerial
Peran ini bukan saja pada saat pelajaran berlangsung tetapi
juga sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung. Guru adalah

Syaiful Bahri Djamaroh,Guru dan Anak Didik…,146-147.
Binti, Maunah, Metodologi Pengajaran agama Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), 268-271.

32
33

38

pemimpin dan penanggung jaawab utama di kelasnya. Oleh karena
itu yang terjadi di kelas yang berkaitan dengan siswa secara
langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru kelas.

4. Prestasi Belajar Siswa
a. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata,
yakni prestasi dan belajar, yang

mempunyai arti yang berbeda.

Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan,dikerjakan dan sebagainya).34
Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya „‟Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru’’,yang mengutip dari Mas'ud Hasan
Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan,hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hasil yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun
Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah "penilaian pendidikan
tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.35

34

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai
Pustaka, 1999), 787.
35
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Gur u(Surabaya: Usaha Nasional,
1994), 20-21.

39

Sedangkan belajar menurut Slameto, dalam bukunya Belajar
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya’’ bahwa belajar ialah

"Suatu usaha yang dilakukanseseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi denganlingkungannya.36
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia

adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yangdikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tesatau angka nilai yang diberikan oleh guru.37
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu,umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian
nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana
siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya,
biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau
kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa pada hakekatnya merupakan interaksi dari
beberapa faktor yaitu :38
1). Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu.Faktor intern meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
36

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,2003), 2.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan …, 787.
38
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor …, 18-19.
37

40

2). Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu.Faktor
ekstern meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.
a). Faktor lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri
dari 2 macam.yaitu :
1). Lingkungan alami
2). Lingkungan social budaya
b). Faktor Instrumental
Proses dan hasil peserta didik dalam belajar juga di pengaruhi
oleh beberapa instrument di antaranya :
1). Kurikulum
2). Program
3). Sarana dan prasarana
4). Guru
5. Pelajaran Fiqih
a. Pengertian Fiqih
Menurut T.M Hasbi Ash-Shidqy pengertian Fiqih adalah:
1) Fiqih bila ditinjau secara harfiah artinya pintar, cerdas, dan
paham.39

39

T.M Hasbi Ash-Shidqy, Pengantar..., 29.

41

2) Fiqih adalah ilmuyang menerangkan segala hukum agama yang
berhubungan dengan pekerjaanpara mukallaf yang dikeluarkan
dari dalil-dalil yang jelas.40
3) Fiqih adalah ilmu yangmenerangkan hukum-hukum syara‟ bagi
para mukallaf seperti wajib, haram,mubah, sunnat, makruh,
shahih, dan lain-lain.41
Menurut Asmawi pengertian Fiqih adalah:
1) Menurut bahasa Fiqih adalah al’ilm bi al-shai’ wa al-fahm
lahu(mengetahui sesuatu dan memahaminya), to understand to
comprehend (memahami,mengetahui), dan idrak al-daqaiq alumur (mengetahui perkara-perkara rahasia).

2) Menurut istilah Fiqih adalah mengetahui hokum-hukum shara‟
yang bersifat amaliyah dan dalil-dalil yang terperinci (al-ilmu bi
al-ahkam al-shar’iyah al-amaliyah al-mustafadah min adilatiha
al-tafsiliyah).

3) Menurut terminology Fiqih adalah obyek ilmu yang berupa
perbuatan lahir manusia yang ditinjau dari perlu atau tidaknya
beberapa dalil (adillah) melakukan penilaian sebagai landasan
teologis sebuah perbuatan seorang muslim.42

40

Ibid, 26.
Ibid, 27.
42
Asmawi, Studi Hukum Islam,(Yogyakarya: Teras,2012), 4.
41

42

b. Tujuan Pembelajaran Fiqih
1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam
baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk
dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
manusia,

dan

makhluk

lainnyamaupun

hubungan

dengan

lingkungannya.43
c. Materi Fiqih
Ruang lingkup materi mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:
1). Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik,
seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
2). Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal
dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli
dan pinjam meminjam.44

43

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, 59.
Ibid, 63.

44

43

B. Penelitian terdahulu
Penelitian ini menunjukkan hasil penelitian yang relevan,dengan tujuan
untuk membantu memberikan gambaran dalam menyusun kerangka berpikir.
Adapun hasil penelitian yang relevan yang penulis dapatkan adalah :
1. Tesis Sigit Dwi Laksana, “Srategi Pembelajaran IPA Kelas 5 dengan Media
dan Alat Peraga terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik” dari Program
Pascasarjana IAIN Tulungagung Prodi IBDI pada tahun 2014. Dengan
rumusan masalah (1) bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan media dan alat peraga di kelas 5 di SD Negeri Dono I dan MI
Miftahul Huda Dono terhadap prestasi belajar peserta didik. (2) bagaimana
pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan media dan alat peraga
di kelas 5 di SD Negeri Dono I dan MI Miftahul Huda Dono terhadap
prestasi belajar peserta didik. (3) bagaimana evaluasi yang digunakan oleh
guru dalam penerapan strategi pembelajaran IPA dengan menggunakan
media dan alat peraga di kelas 5 di SD Negeri Dono I dan MI Miftahul
Huda Dono terhadap prestasi belajar peserta didik. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh luar biasa penerapan alat peraga maupun
media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan
kenaikan yang cukup baik dan pemahaman siswa terkait tentang materi IPA
menjadi lebih paham. Mata pelajaran IPA yang dulunya menjadi momok
bagi siswa sekarang menjadi pelajaran yang menyangkut dan membuat anak

44

menjadi lebih tertarik dan semakin suka dengan mata pelajaran IPA karena
ada sesuatu yang membuat mata pelajaran IPA menjadi menarik.45
2. Tesis Dewi Anjarwati. “Pengaruh Kreativitas Guru dan Motifasi Mengelola
Kelas terhadap Prestasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV di Madrasah
Ibtidaiyah Se-Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Tulungagung” dari
Program Pascasarjana IAIN Tulungagung Prodi IBDI pada tahun 2014.
Dengan rumusan masalah (1) bagaimana kreativitas guru, motivasi
mengelola kelas, dan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV di MI SeKecamatan Ringinrejo, (2) bagaimana pengaruh kreativitas guru terhadap
prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV di MI Se-Kecamatan Ringinrejo,
(3) bagaimana pengaruh motivasi mengelola kelas terhadap prestasi belajar
IPA peserta didik kelas IV di MI Se-Kecamatan Ringinrejo, (4) bagaimana
pengaruh kreativitas guru dan motivasi mengelola kelas secara bersamasama terhadap prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV di MI SeKecamatan Ringinrejo. Dengan hasil penelitian yang memperoleh nilai
= 3.167. Sementara itu untuk
diperoleh nilai
>

dengan taraf signifikasi 0,05

= 1,993. Perbandingan antara keduanya menghasilkan
(3.167 > 1,993). Nilai signifikasi t untuk variabel kreativitas

guru adalah 0.002 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probalitas 0.05
(0,002 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa Hₒ
diterima dan Hₒ ditolak. Hal ini berarti bahwa kreativitas guru berpengaruh

45

Sigit Dwi Laksana, Tesisi, Srategi Pembelajaran IPA Kelas 5 dengan Media dan Alat Peraga
terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik, IAIN Tulungagung, 2014.

45

secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa Kelas IV MI Kecamatan
Ringinrejo.46
3. Tesis Erlin Widiastuti yang berjudul “ Pembelajaran IPA dan Media
Pembelajaran Berbasis ICT dengan aplikasi Lectora Inspire” dari Program
Pascasarjana UNS, Prodi Teknologi Pendidikan pada tahun 2013. Adapun
fokus penelitiannya adalah: 1) Bagaimana guru memanfaatkan media
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire dalam
pembelajaran IPA, 2) Faktor apa yang menjadi hambatan dalam
pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora
inspire, 3) Sejau mana penggunaan media pembelajaran berbasis ICT

dengan aplikasi lectora inspire mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunung Kidul.
Hasil penelitian ini mengungkapkan, bahwa berdasarkan temuan penelitian
dapat disimpulkan bahwa: 1) melalui penggunaan

media pembelajaran

berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire ternyata banyak keuntungan
yang diperoleh, antara lain: (a) Media pembelajaran lectora inspire bila
dirancang dengan baik merupakan media pembelajaran yang efekttif, dapat
memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. (b) Mendukung
pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa. Dapat digunakansebagai
penyampai balikan langsung. (c) Materi dapat diulang-ulang sesuai
keperluan, tanpa menimbulkan rasa jenuh. 2) Hambatan dalam pemanfaatan
media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire adalah
46

Dewi Anjarwati, Tesis, Pengaruh Kreativitas Guru dan Motifasi Mengelola Kelas terhadap
Prestasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Ringinrejo
Kabupaten Tulungagung , IAIN Tulungagung, 2014.

46

motivasi belajar siswa yang masih rendah dan sarana prasarana yang belum
memadai dibanding jumlah siswa, 3) Penggunaan media pembelajaran
berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA, hal ini disebabkan karena melalui penggunaan media
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire siswa lebih
tertarik, selain itu sisa yang lamban dalam daya penerimaan dapat
menyesuaikan diri. 47
4. Tesis Nur Hasan yang berjudul “ Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SKI Kelas
IV” dari Program Pascasarjana IAIN Tulungagung Prodi IBDI tahun 2014.
Adapun fokus penelitiannya: 1) Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam
pengelolaan kelas di MI Miftahul Huda Krandang dan MI Al Huda
Rejomulyo Kec. Kras Kab. Kediri? 2) Bagaimanakah pendekatan dalam
pengelolaan kelas di MI Miftahul Huda Krandang dan MI Al Huda
Rejomulyo Kec. Kras Kab. Kediri? 3) Bagaimanakah hasil dari pengelolaan
kelas di MI Miftahul Huda Krandang dan MI Al Huda Rejomulyo Kec. Kras
Kab. Kediri?. Hasil analisis data ditemukan bahwa: 1) prinsip-prinsip
pengelolaan kelas di MI Miftahul Huda Krandang dan MI Al Huda
Rejomulyo Kec. Kras Kab. Kediri yang diterapkan secara garis besar
memiliki kesamaan yaitu (a) prinsip hangat dan antusias (b) tantangan,
bervariasi (c) keluwesan (d) penekanan pada hal-hal positif (e) penanaman
disiplin. 2) Pendekatan dalam pengelolaan kelas yang diterapkan di MI
47

Erlin Widiastuti, Tesis, Pembelajaran IPA dan Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan
aplikasi Lectora Inspire ,UNS, 2013.

47

Miftahul Huda Krandang dan MI Al Huda Rejomulyo Kec. Kras Kab.
Kediri secara garis besar juga memiliki kesamaan yaitu: (a) pendekatan
kekuasaan (b) ancaman (c) kebebasan (d) resep (e) pengajaran (f) perubahan
tingkah laku (g) suasana emosi dan hubungan sosial (h) proses kelompok (i)
elektis atau pluralistik. 3) Hasil pengelolaan kelas MI Miftahul Huda
Krandang dan MI Al Huda Rejomulyo Kec. Kras Kab. Kediri secara garis
besar juga memiliki kesamaan yaiti: (a) anak termotivasi dalam
pembelajaran

(b)

berkurangnya

anak

yang

mengganggu

proses

pembelajaran (c) adanya perhatian terhadap proses pembelajaran (d) anak
yang mau bertanya (e) berani bercerita dan menjawab pertanyaan (f)
terdapat peningkatan nilai pelajaran baik pada ulangan harian, ulangan
tengah semester, dan ulangan akhir semester (g) terdapat dampak bagi siswa
untuk mengaplikasikan materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.48
5. Tesis Ameliany Nanda yang berjudul “ Pengaruh Pengelolaan Kelas dan
Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi
Kelas X SMAN I Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Ajaran
2012/2013”. Dari Program Studi Manajemen Pendidikan Pascasarjana
Universitas Galuh Ciamis. Rumusan masalahnya: 1) Apakah ada pengaruh
pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Ekonomi kelas X SMAN I Bintang Bayu Tahun Ajaran 2012/2013? 2)
Apakah ada pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata
48

Nur Hasan , Tesis,Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran SKI Kelas IV, IAIN Tulungagung 2014.

48

pelajaran Ekonomi kelas X SMAN I Bintang Bayu Tahun Ajaran
2012/2013? 3) Apakah ada pengaruh pengelolaan kelas dan kinerja guru
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X
SMAN I Bintang Bayu Tahun Ajaran 2012/2013?. Hasil penelitiannya: 1)
Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. 2) Terdapat pengaruh
yang signifikan antara kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Ekonomi. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengelolaan kelas dan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Ekonomi. 49
Tabel 2.1
Persamaan dan perbedaan dengan penelitian
N
O
1

49

Judul Penelitian
Srategi Pembelajaran IPA Kelas
5 dengan Media dan Alat Peraga
terhadap Prestasi Belajar Peserta
Didik

2

Pengaruh Kreativitas Guru dan
Motifasi Mengelola Kelas
terhadap Prestasi Belajar IPA
Peserta Didik Kelas IV di
Madrasah Ibtidaiyah SeKecamatan Ringinrejo
Kabupaten Tulungagung

3

Pembelajaran IPA dan Media
Pembelajaran Berbasis ICT
dengan aplikasi Lectora Inspire

Persamaan

 Fokus Media
 Jenjang
SD/MI
 Mata
pelajaran IPA
 Penelitian
Kuantitatif
 Variabel
bebasnya 2
(Kreativitas
Guru dan
Mengelola
kelas)
 Fokus Media
 Jenjang
SD/MI
 Mata

Perbedaan

 Penelitian
Kuantitatif
 Mata pelajaran
Fiqih
 Variabel
bebasnya
3(Kreativitas
guru, media
pembelajaran
dan
pengelolaan
kelas)
 Peneitian
Kuantitatif
 Mata pelajaran
Fiqih

Ameliany Nanda, Tesis,Pengaruh Pengelolaan Kelas dan Kinerja Guru terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMAN I Bintang Bayu Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun Ajaran 2012/2013 ,Universitas Galuh Ciamis,2013.

49

4

Pengelolaan Kelas dalam
Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran SKI
Kelas IV

5

Pengaruh Pengelolaan Kelas dan
Kinerja Guru terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X
SMAN I Bintang Bayu
Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun Ajaran 2012/2013

pelajaran IPA
 Fokus
pengelolaan
kelas
 Jenjang
SD/MI

 Penelitian
Kuantitatif
 Variabel
bebasnya
berbeda

 Fokus
pengelolaan
kelas
 Penelitian
Kuantitatif

 Variabel
bebasnya
berbeda
 Jenjang SD/MI
 Mata
pelajarannya
Fiqih

C. Kerangka konseptual
Berdasarkan penjelasan paparan teori di atas, dapat dikemukakan
kerangka berpikir sebagai berikut :
Kreativitas sebagai ungkapan keunikan kepribadian, baik keunikan
dalam cara berfikir,sikap maupun perilaku, dan potensi yang pada dasarnya
dimiliki setiap individu50. Kreativitas Guru adalah kemampuan menggunakan
berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar, melakukan kegiatankegiatan kreatif dalam hidupnya, dan

berusaha untuk menemukan atau

mengekspresikan apa yang ada dalam diri untuk memecahkan masalah51.
Indikatornya adalah ketrampilan mengajar, motivasi tinggi, demokratis,
percaya diri, berpikir divergen.

50

Utami,Munandar,Pengenalan
danPengembangan
Bakat
Sejak
Dini
(Bandung:
RemajaRosdakarya, 1995), 1.
51
Hasan, Maimunah, Membangun kreativitas Anak secara Islami, (Yogyakarta: Bintang
Cemerlang, 2001), 200

50

Media secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara, atau jembatan
yaitu

pemberi

informasi

dengan

yang

menerima

informasi.52Media

Pembelajaran adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan perasaan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya, karena dengan
penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar
lebih baik dan dapat meningkatkan performen mereka sesuai dengan tujuan
yang dicapai.53 Indikatornya adalah media menarik minat siswa terhadap
materi

pembelajaran,

media

dapat

mengefektifkan

waktu

belajar,

membangkitkan ide-ide yang bersifat konseptual.
Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata
kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur
dan

sumber

belajarnya,

pengaturan

lingkungannya

untuk

memaksimalkanefisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi
masalah-masalah yang mungkin timbul.54 Indikator penelitiannya adalah
Tempat duduk siswa, Alokasi waktu belajar, Perhatian guru kepada siswa,
Pemberian tanggung jawab kepada siswa dan menjalin komunikasi dengan
siswa.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik cecara individual maupun kelompok.55 Sedangkan belajar

52

Yoto dan Saiful Rahman, Manajemen Pembelajaran , (Malang: Yanizar Group, 2001), 57.
Asnawir, M Basyirudin Usman, Media Pembelajaran , (Jakarat: Ciputat Perss, 2002), 11.
54
Wijaya, Cece dan Tabrani RusyanKemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar .
(Bandung: Remaja Rosda Karya,1994), 113
55
Syaiful Bahri Djamaroh, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru , (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), 19.

53

51

adalah perubahan tingkah laku yang mencakup sedikitnya tiga aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Dengan demikian prestasi ini harus mencerminkan
sekurang-kurangnya

tiga

tersebut.56

aspek

Fiqih

adalah

ilmu

yang

menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para
mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas.57 Yang dimaksud prestasi
belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai dalam UTS pada
mata pelajaran Fiqih.
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, maka dapat dikemukakan model
hubungan variable seperti pada gambarberikut :58
Kreatvitas Belajar
X1

Media Pembelajaran
X2

Prestasi Belajar
R

Y

Pengelolaan Kelas
X3

56

OemarHamalik,Media Pendidikan, (Bandung:CitraAdityaBakti, 1994), 61.
T.M Hasbi Ash-Shidqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1996), 29.
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), 44.
57

Dokumen yang terkait

PENGARUH INTELEGENSI DAN REMEDIAL TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 30

PENGARUH INTELEGENSI DAN REMEDIAL TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

PENGARUH INTELEGENSI DAN REMEDIAL TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB IV revisi

0 0 17

PENGARUH KREATIVITAS GURU, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV-VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGARUH KREATIVITAS GURU, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV-VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

PENGARUH KREATIVITAS GURU, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV-VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 26

PENGARUH KREATIVITAS GURU, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV-VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 34

PENGARUH KREATIVITAS GURU, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV-VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 28

PENGARUH KREATIVITAS GURU, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV-VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PENGARUH KREATIVITAS GURU, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV-VI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 25