Modifikasi Speed-Up Robust Feature (SURF) dengan Histogram of Oriented Gradient (HOG) pada Klasifikasi Citra Blur Chapter III V

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alur Kerja Penelitian
Alur Kerja Penelitian ini di ilustrasikan pada gambar 3.1 :

Mengidentifikasi Masalah

Melakukan Studi Pustaka

Menentukan Tujuan Penelitian

Mengumpulkan Data

Menyimpulkan Penelitian

Menganalisa dan Mengevaluasi Metode

Menguji Coba Metode

Merancang dan Mengimplementasi

Metode

Gambar 3.1 Diagram Alur Kerja Penelitian

Berdasarkan gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa alur kerja penelitian ini dimulai
dengan tahapan mengidentifikasi sebuah masalah yang akan diteliti, kemudian dilakukan
studi pustaka yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dilanjutkan dengan
menentukan tujuan penelitian agar penelitian tidak menyebar ke ruang lingkup yang lain,
selanjutnya dilakukan pengumpulan data atau sampel yang akan diteliti khususnya citra
blur berdasarkan jenisnya dilanjutkan dengan merancang dan mengimplementasi motode
menggunakan

sampel

yang

telah

dikumpulkan


dimana

perancangan

dan

pengimplementasian sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap metode yang telah dirancang dan diimplementasikan dan
pada tahapan akhir dilakukan analisa dan evaluasi metode sehingga dapat diambil
kesimpulan terhadap penelitian.

Universitas Sumatera Utara

22

3.2. Data dan Peralatan Penelitian Yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 392 citra dengan ukuran 640x480
pixel yang diklassifikasikan menjadi 4 kategori, yaitu average blur, motion blur, gaussian
blur dan citra non blur. Data yang digunakan sebagai training set adalah 60 % dari total
imageset yang digunakan dan 40 % imageset sebagai testing set dimana pembagiannya

ditentukan secara acak. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah matlab
versi 2016b, dan file citra yang digunakan yaitu file yang berformat .jpg . Alasan pemilihan
file citra .jpg adalah untuk menjaga keaslian citra yang diperoleh, dimana citra diperoleh
menggunakan kamera.

3.3. Tahapan Modikifkasi Speed-up Robust Feature Dengan Histogram of Oriented
Gradient
Penelitian ini memodifikasi speed-up robust feature sebagai pendeteksi interest point
dengan histogram of oriented gradient sebagai interest deskriptor. Dengan speed-up robust
feature sebagai interest point detector, mendeteksi interest point pada citra yang blur
dengan skala yang berbeda-beda (multiscale). Setelah interest point diperoleh, maka akan
diextract dengan menggunakan histogram of oriented gradient (HOG). Dengan
mendapatkan intesitas histogram pada deskriptor akan diperoleh pola degradasi pada tiap
interest point. Tahapan modifikasi speed-up robust feature dengan histogram of oriented
gradient dalam skema bag of visual word dapat digambarkan seperti berikut:

Universitas Sumatera Utara

23


Training Pola

Input Citra

Citra Keabuan (Grayscale)

Testing Pola

Deteksi Interest Point Speed-Up Robust
Feature

Ekstraksi Interest Point meggunakan
Histogram of Oriented Gradients

Input Citra
Histogram Feature Vector

Citra Keabuan (Grayscale)

Bag Of Visual Words


Menyimpan Pola Bag of Visual Words
pada Support Vector Machine

Deteksi Interest Point Speed-Up Robust
Feature

Ekstraksi Interest Point meggunakan
Histogram of Oriented Gradients

Pencocokan Model Pola Pada Support
Vector Machine

Output (Klasifikasi Citra Blur)

Gambar 3.2 Tahapan Modifikasi speed-up robust feature dengan histogram of oriented
gradient pada skema bag of visual word untuk klassifikasi citra blur.

3.4. Modifikasi Speed-up Robust Feature (SURF) Dengan Histogram of Oriented
Gradient (HOG)

Skala pendeteksian interest point pada speed-up robust feature mempengaruhi
klassifikasi citra blur jika dimodifikasikan dengan histogram of oriented gradien sebagai
ekstraksi fiturnya. Hal ini disebabkan oleh proses ekraksi fitur yang berbeda pada kedua
metode ini. Speed-up robust feature mengintegralkan citra dalam proses pendeteksian
keypoint, sedangkan histogram menggunakan cell blok pada citra secara satu per satu atau
single detector. Seperti pada Gambar 3.3, speed-up robust feature sebagai deteksi fitur
menggunakan pengintegralan citra, dengan menggunakan skala invarian pada citra. Proses
ini mendeteksi fitur pada citra dengan membentuk bulatan-bulatan sebagai deteksi fitur
dalam citra.

Universitas Sumatera Utara

24

Gambar 3.3 Pendeteksian interest point dengan speed-up robust feature

Bulatan pada citra pada Gambar 3.3 dihasilkan dari integral grid speed-up robust feature
dengan menggunakan fast hessian matrix. Gambar 3.4 akan menunjukkan grid yang telah
dibentuk oleh speed-up robust feature. Pengintegralan grid tersebut dapat mengurangi
waktu komputasi dalam pendeteksian fitur yang diperoleh pada citra. Sedangkan

Histogram of oriented gradient, membentuk Cell block yang menghasilkan gradient
sebagai fitur citra. Gambar 3.5, menunjukkan penggunakan grid oleh Histogram of oriented
gradient yang berbeda dengan speed-up robust feature dalam proses pendeteksian fitur.
Proses pendeteksian Hitogram of oriented gradient, lebih lama waktu komputasinya
dibandingkan dengan speed-up robust feature, hal ini dikarenakan Histogram of oriented
gradient membentuk cell blok terhadap keseluruhan citra dan menghitung gradien sebagai
pendeteksian fitur terhadap cell blok yang telah dibentuk (lihat Gambar 3.5).

Universitas Sumatera Utara

25

Gambar 3.4 Grid x dan y pada speed-up robust feature mendeteksi fitur dengan
membentuk bulatan kecil (blob) terhadap citra.

Gambar 3.5 Histogram of oriented gradient membentuk cell blok pada citra dan
menghitung gradien citra sebagai pendeteksian fitur.

Universitas Sumatera Utara


26

Dengan memodifikasi Speed-up robust feature dengan Histogram of oriented gradient
menghasilkan pendeteksian fitur seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.6. Dengan
modifikasi ini dapat mengklasifikasikan citra blur berdasarkan tipe blur pada skema bag of
visual word dengan lebih akurat.

Gambar 3.6 Modifikasi Speed-up robust feature dengan Histogram of oriented gradient

3.5. Pembentukan Bag Of Visual Words
Setelah di dapat fitur dengan menggunakan modifikasi speed-up robust feature dengan
histogram of oriented gradients maka fitur-fitur dibentuk bag visual words atau codebook
fitur dari citra blur yang telah diinputkan. Fitur-fitur yang telah didapatkan akan di cluster
menggunakan k-means algorithm, untuk membedakan kelas fitur-fitur tersebut dengan k =
500. Dimana feature vector yang telah di clusterkan ini akan menjadi bag of visual words
atau codebook fitur untuk mengklasifikasikan citra pada training set maupun test set
menggunakan klassifer support vector machine seperti yang dicontohkan pada Gambar 3.7.

Universitas Sumatera Utara


27

Gambar 3.7 Histogram Feature Vector bag1 dengan K= 500 atau disebut dengan
codebook
3.6. Ukuran Performansi
Pada penelitian ini, pengukuran performansi klassifikasi menggunakan confusion matrix.
Confusion matrix adalah sebuah array 2 dimensi berukuran K x K (dimana K adalah total
jumlah kelas) yang digunakan untuk melaporkan hasil mentah dari eksperimen klasifikasi
(Marques, 2011). Nilai pada baris i, kolom j mengindikasikan berapa kali sebuah objek
yang tergolong benar pada kelas I yang berlabel kelas j. Tabel confusion matrix berisikan
empat kemungkinan keluaran sebagai bahan acuan dalam membandingkan antara kejadian
yang sebenarnya (aktual) dengan kejadian yang terprediksi. Berikut adalah ilustrasinya:

Tabel 3.1 Tabel Confusion Matrix
Prediksi

Aktual

Average Blur


Motion Blur

Average Blur

True Positive (TP)

False Negative (FN)

Motion Blur

False Positive (FP)

True Negative (TN)

Universitas Sumatera Utara

28

dimana :
True Positive (TP) adalah jumlah data average blur yang diprediksi average blur

False Negative (FN) adalah jumlah data average blur yang diprediksi motion blur
False Positive (FP) adalah jumlah data motion blur yang diprediksi average blur
True Negative (TN) adalah jumlah data motion yang diprediksi motion blur
Untuk menghitung akurasi menggunakan confusion matrix dapat dirumuskan sebagai
berikut:


�� + �
� �= (
� � �




)

Sedangkan untuk menghitung tingkat kesalahan klassifikasi adalah sebagai berikut:


� � � ��



�� + �
= (
� � �




)

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang dibahas meliputi modifikasi speed-up robust feature dengan histogram of
oriented gradients, pengujian dengan variasi skala speed-up robust feature, perbandingan
modifikasi metode dengan penelitian sebelumnya dan pembahasan.

4.1.1. Sampel pelatihan dan sampel pengujian
Imageset pada penelitian ini terbagi menjadi sampel pelatihan dan sampel pengujian.
Sampel pelatihan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 236 citra, sedangkan
sampel pengujian terdiri dari 156 citra, yang terdiri dari 4 kategori citra. Yaitu kategori
average blur, citra non blur, gaussian blur dan motion blur, dimana penentuannya dilakukan
secara acak dan ukuran citra pada imageset penelitian ini sebesar 640 width x 480 height
pixel. Berikut adalah 4 contoh citra yang digunakan dalam sampel pelatihan:

Gambar 4.1 Citra 8.jpg pada kategori average blur

Universitas Sumatera Utara

30

Gambar 4.2 Citra 8.jpg pada kategori citra non blur

Gambar 4.3 Citra 8.jpg pada kategori gaussian blur

Gambar 4.4 Citra 8.jpg pada kategori motion blur

Universitas Sumatera Utara

31

4.1.2. Hasil bag of feature
Setelah menginput training set dan testing set, selanjutnya citra-citra pada training set akan
dideteksi interest pointnya menggunakan speed-up robust feature dan di ekstrak fiturnya
menggunakan histogram of oriented gradients. Bag of feature yang dibentuk pada
trainingSet1 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5 Bag of Feature TrainingSet1

Nilai masing-masing index pada gambar 4.5 menjadi acuan terhadap nilai fitur citra
lainnya. Dimana nilai index diatas merupakan nilai fitur yang telah sudah melalui tahapan
deteksi dan ekstraksi fitur, serta clustering nilai fitur-fitur, yang dikelompokkan menjadi
nilai visual word index. Nilai index tersebut, dapat dilihat pada nilai index masing-masing
citra, dimana nilai index pada gambar 4.1, gambar 4.2, gambar 4.3 dan gambar 4.4 tidak
lebih dari 200. Hal ini sesuai dengan penetapan jumlah index pada bag of feature yang
dibentuk, yaitu K=200. Berikut adalah nilai index gambar 4.1, gambar 4.2, gambar 4.3 dan
gambar 4.4 :

Universitas Sumatera Utara

32

Tabel 4.1 Nilai index gambar 4.1
116

95

113

153

16

102

53

113

164

135

87

153

36

123

165

136

178

197

78

18

43

11

69

3

98

150

21

195

160

27

60

73

31

75

126

82

11

94

195

89

142

149

192

11

20

81

50

189

175

49

180

70

146

24

21

117

114

195

70

160

182

182

131

30

158

60

39

29

137

163

164

106

32

119

164

169

112

34

108

1

88

153

200

115

64

199

75

101

142

120

144

118

146

192

14

118

145

43

185

145

7

39

42

13

178

47

75

186

117

104

52

23

9

63

18

196

31

150

116

144

33

110

10

112

146

108

50

81

145

178

42

167

3

121

136

56

35

126

150

32

72

146

108

7

138

190

104

98

122

110

180

65

114

84

94

191

49

171

88

2

199

197

134

160

174

192

103

50

147

183

49

141

177

17

198

115

151

128

187

140

182

44

124

111

133

166

42

115

82

147

52

60

23

200

79

12

26

85

113

11

154

118

158

141

146

125

33

30

125

101

29

80

34

159

177

16

Citra pada gambar 4.1

Histogram index pada citra gambar 4.1

Tabel 4.2 Nilai index gambar 4.2
194

170

170

85

15

34

167

113

153

16

87

130

13

21

111

96

165

161

160

20

162

81

34

161

56

194

151

142

162

15

37

14

110

49

170

28

132

175

184

158

143

166

37

98

37

171

178

195

51

158

13

158

104

147

30

147

170

158

67

11

37

158

98

159

169

114

37

166

121

158

163

183

56

174

134

116

151

185

37

33

158

62

37

158

187

98

158

166

163

98

158

161

37

200

37

37

176

91

82

158

37

151

12

172

127

69

158

37

56

184

34

118

171

143

Universitas Sumatera Utara

33

166

41

166

82

31

91

146

37

184

199

99

58

84

111

158

62

37

130

158

158

152

184

91

60

137

121

104

123

166

37

163

166

37

192

189

37

62

158

104

36

170

7

76

12

172

171

98

37

83

37

121

40

2

153

67

37

37

171

2

37

184

62

171

162

37

161

111

121

158

171

130

125

166

39

33

111

37

67

91

119

150

140

158

37

130

37

162

91

91

137

40

171

67

71

81

37

158

29

62

62

171

98

137

158

37

37

29

161

37

91

62

12

37

139

130

147

161

98

162

149

158

37

56

7

79

37

37

45

158

37

172

171

176

158

37

184

146

171

172

172

176

139

162

172

69

158

200

158

162

45

12

87

98

91

130

37

9

33

164

171

45

158

171

43

171

85

171

158

37

91

149

184

161

59

158

44

130

98

158

37

70

130

171

162

26

130

15

108

170

1

158

158

124

98

158

158

37

12

104

158

198

36

159

143

121

87

32

98

170

171

145

184

12

98

147

31

98

37

12

144

166

37

98

162

158

158

37

162

171

37

152

40

158

22

162

141

37

158

170

140

111

163

130

158

171

172

91

171

166

37

37

166

161

43

174

52

182

37

184

2

158

37

171

177

184

158

104

19

67

37

121

174

184

87

151

158

37

104

171

19

166

108

171

56

37

118

171

162

158

172

108

37

172

98

171

171

158

161

170

171

166

130

104

79

37

189

121

172

140

158

132

31

59

108

37

37

56

119

62

38

171

158

121

107

37

2

37

130

37

91

33

171

85

37

139

30

171

67

37

111

121

162

151

37

171

158

171

59

91

98

80

158

162

37

158

104

85

198

158

37

37

37

191

76

110

170

Citra pada gambar 4.2

Histogram index citra pada gambar 4.2

Universitas Sumatera Utara

34

62

158

79

12

37

158

120

158

172

130

91

194

171

37

158

37

37

91

37

184

182

130

37

170

43

2

158

158

172

37

37

130

171

43

184

81

13

189

91

111

172

124

37

158

21

76

130

21

158

70

17

130

37

161

33

67

63

121

196

37

147

91

111

62

37

47

98

171

176

98

98

98

171

172

100

111

184

184

37

158

98

12

37

67

37

37

37

7

98

172

91

143

158

37

174

159

158

158

98

11

172

13

120

158

78

43

158

117

158

149

37

180

184

82

161

161

182

166

158

143

158

33

172

158

37

17

171

138

140

37

37

21

37

12

176

171

158

98

171

40

98

98

171

91

33

85

158

161

158

37

37

23

183

37

31

37

37

37

9

123

183

43

37

36

161

171

37

147

37

91

37

174

19

171

37

158

37

185

37

108

37

158

189

158

130

130

109

178

37

196

158

37

140

158

67

124

37

110

151

98

37

98

149

158

37

170

143

33

158

37

140

47

12

162

172

62

171

37

37

152

117

130

12

152

37

37

162

171

198

85

171

37

37

96

145

183

139

62

31

12

162

171

37

2

37

140

24

37

37

158

130

147

111

62

37

19

124

171

37

21

62

143

2

162

82

98

59

47

96

158

145

37

37

147

173

37

158

158

171

91

171

98

189

162

43

172

91

98

91

158

13

170

158

171

133

158

174

37

151

145

158

37

98

Universitas Sumatera Utara

35

Tabel 4.3 Nilai index gambar 4.3
116

113

153

16

95

113

153

153

167

102

153

87

135

82

165

12

11

34

14

11

178

3

18

160

114

69

66

75

51

153

59

12

96

137

136

49

196

62

73

150

94

11

170

195

114

135

149

32

27

52

142

31

81

172

185

114

175

185

113

99

187

24

84

89

114

160

138

59

20

192

164

146

189

98

117

140

82

9

157

96

127

60

106

29

35

200

33

137

98

29

14

67

166

199

70

45

60

76

163

163

30

31

30

182

140

81

172

153

200

102

154

143

133

3

11

88

151

1

119

108

120

147

28

120

65

64

69

39

43

162

13

69

172

118

14

183

28

93

41

145

52

23

178

56

41

168

9

42

145

104

178

39

77

10

54

110

33

129

160

18

136

135

34

98

33

186

178

149

13

135

164

117

32

23

19

176

21

121

63

87

168

146

196

4

9

166

45

109

67

29

31

30

94

152

1

12

146

37

104

140

122

161

128

106

110

40

21

160

2

151

34

56

40

183

166

151

174

56

15

53

122

180

35

174

137

21

104

198

121

138

15

190

123

169

17

88

17

172

60

43

26

115

123

11

146

49

166

111

83

29

49

109

143

140

12

178

121

168

12

108

61

121

118

10

63

144

148

177

135

37

125

196

162

61

177

198

111

154

145

141

163

200

143

160

101

166

91

121

159

45

87

145

163

122

159

70

145

17

165

146

78

18

69

160

37

125

95

34

154

40

133

121

160

42

3

170

12

35

130

101

199

137

73

143

145

184

50

121

183

29

186

131

94

200

161

73

197

154

69

182

30

196

148

45

144

92

200

101

79

21

4

168

30

123

Citra pada gambar 4.3

Histogram index citra pada gambar 4.3

Universitas Sumatera Utara

36

177

140

152

167

54

140

37

28

15

163

13

66

180

122

47

111

101

172

166

31

147

Tabel 4.4 Nilai index gambar 4.4
13

95

103

102

1

103

116

60

61

28

135

40

153

95

165

87

11

133

136

96

122

195

172

183

147

92

109

72

30

194

98

64

35

96

96

164

90

131

96

157

105

126

89

11

163

96

109

150

26

101

59

127

128

109

130

85

98

180

94

102

66

146

84

88

165

52

165

3

115

148

139

54

109

133

148

133

106

133

188

199

148

39

109

109

32

80

75

102

78

54

165

96

96

170

60

45

96

115

95

44

66

190

109

88

115

44

125

50

95

153

105

133

165

15

103

115

39

80

165

145

133

166

22

9

28

72

93

196

159

133

130

13

188

59

179

88

44

133

109

165

109

109

196

59

165

133

133

183

7

154

80

26

190

80

196

37

20

96

109

64

161

136

172

44

145

115

109

136

96

133

109

28

103

133

80

200

115

133

144

61

1

43

80

133

101

109

78

103

54

105

54

109

113

179

195

194

109

40

109

95

22

153

109

109

105

106

166

109

183

172

103

75

179

58

165

153

123

46

78

103

145

36

133

133

86

78

44

109

64

145

125

15

148

78

42

133

95

165

96

105

95

96

111

173

131

183

133

133

54

166

109

21

Citra pada gambar 4.4

Histogram index citra pada gambar 4.4

4.1.3. Hasil klasifikasi support vector machine
Setelah masing-masing citra didapatkan nilai visual word indexnya, maka akan
diklasifikasikan menggunakan support vector machine. Support vector machine yang
digunakan dalam penelitian ini, menggunakan fungsi kernel gaussian. Citra 100.jpg, citra

Universitas Sumatera Utara

37

16.jpg, citra 18.jpg, citra 19.jpg, dan citra 20.jpg pada kategori average blur merupakan
citra yang termasuk ke dalam testingSet1. Sebelum diklasifikasikan, citra-citra tersebut
merupakan citra yang tergolong ke dalam average blur, namun hasil prediksi klasifikasi
menggunakan support vector machine tidaklah sama. Hasil prediksi klasifikasinya adalah
sebagai berikut:

Skor
Citra Non Blur
(2)
-0.30684513

Gaussian Blur
(3)
-0.37410361

Motion Blur
(4)
-0.4177559

PredictedLabel

No.

KnownLabel

Tabel 4.5 Hasil Klasifikasi Support Vector Machine

1

1

Average Blur
(1)
-0.23002604

2

1

-0.2938841

-0.4845694

-0.20611589

-0.49983257

3

3

1

-0.19163831

-0.48712417

-0.32290301

-0.43371373

1

4

1

-0.25048715

-0.40238863

-0.26704276

-0.44175404

1

5

1

-0.30074766

-0.46438521

-0.22137639

-0.41469043

3

1

Pada Tabel 4.5, menunjukkan KnownLabel adalah 1, yang merupakan id kategori
average blur. Support vector machine yang menggunakan fungsi kernel gaussian
menghitung skor terhadap data training, yang menghasilkan skor pada tiap-tiap kategori.
Support vector machine memutuskan klasifikasi kategori citra tersebut berdasarkan nilai
skor yang terbesar. Seperti pada citra nomor 2, skor terbesarnya adalah -0.20611589 pada
kategori gaussian blur, maka support vector machine mengkategorikan citra nomor 2 ke
dalam gaussian blur. Hal ini merupakan klasifikasi yang salah, dimana citra nomor 2
merupakan citra yang tergolong ke dalam average blur. Kesalahan klasifikasi ini
disebabkan oleh tipisnya perbedaan skor antara average blur dan gaussian blur. Support
vector machine sendiri mempunyai 3 fungsi kernel yang sering digunakan dalam
penelitian-penelitan

sebelumnya.

Kekurangan

ini

dapat

dikembangkan

dengan

menggunakan fungsi kernel yang berbeda, ataupun memakai fungsi clustering yang
berbeda. Hal ini dikarenakan bag of feature menggunakan visual word index yang terbentuk
dengan mengklusterisasi fitur-fitur pada citra.

Universitas Sumatera Utara

38

4.1.4. Modifikasi Speed-Up Robust Feature dengan Histogram of Oriented Gradients
Modifikasi speed-up robust feature dengan histogram of oriented gradients dimulai dengan
pembentukan grid untuk menentukan lokasi pendeteksian interest point. Grid Step yang
digunakan ialah 8, grid step ini berfungsi sebagai jarak antara pixel x (width) dan y (height).
Dimana untuk setiap x selanjutnya akan berjarak 8 pixel, pada ukuran citra 480 height dan
640 width akan menghasilkan grid x = 80 dan grid y = 60. Berikut adalah tabel koordinat
gridX dan gridY;
Tabel 4.6 Koordinat gridX
1
1
11
81
21
161
31
241
41
321
51
401
61
481
71
561

2
9
12
89
22
169
32
249
42
329
52
409
62
489
72
569

3
17
13
97
23
177
33
257
43
337
53
417
63
497
73
577

4
25
14
105
24
185
34
265
44
345
54
425
64
505
74
585

5
33
15
113
25
193
35
273
45
353
55
433
65
513
75
593

6
41
16
121
26
201
36
281
46
361
56
441
66
521
76
601

7
49
17
129
27
209
37
289
47
369
57
449
67
529
77
609

8
57
18
137
28
217
38
297
48
377
58
457
68
537
78
617

9
65
19
145
29
225
39
305
49
385
59
465
69
545
79
625

10
73
20
153
30
233
40
313
50
393
60
473
70
553
80
633

8
57
18
137
28
217
38
297
48
377
58
457

9
65
19
145
29
225
39
305
49
385
59
465

10
73
20
153
30
233
40
313
50
393
60
473

Tabel 4.7 Koordinat gridY
1
1
11
81
21
161
31
241
41
321
51
401

2
9
12
89
22
169
32
249
42
329
52
409

3
17
13
97
23
177
33
257
43
337
53
417

4
25
14
105
24
185
34
265
44
345
54
425

5
33
15
113
25
193
35
273
45
353
55
433

6
41
16
121
26
201
36
281
46
361
56
441

7
49
17
129
27
209
37
289
47
369
57
449

Universitas Sumatera Utara

39

Pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 menampilkan koordinat gridX (1x80) dan gridY (1x60)
yang akan digunakan dalam pendeteksian interest point pada citra. Sehingga menghasilkan
koordinat deteksi interest point dengan ukuran matriks 4800x2, koordinat deteksi interest
point ini diilustrasikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.6 Koordinat deteksi interest point
Kemudian dengan menggunakan koordinat deteksi pada gambar 4.6 akan dilakukan
deteksi interest point menggunakan speed-up robust feature dengan menggunakan 3 skala
pendeteksian pada citra yaitu skala 1.6, 3.2 dan 4.8. Gambar 4.2 adalah hasil pendeteksian
interest point speed-up robust feature dengan menggunakan 3 skala pendeteksian pada citra
1.jpg.

Gambar 4.7 Hasil pendeteksian speed-up robust feature dengan menggunakan 3 skala

Universitas Sumatera Utara

40

Setelah interest point di dapatkan, maka di ekstrak menggunakan hitogram of
oriented gradients, yang menghasilkan ekstraksi seperti pada gambar 4.8 .

Gambar 4.8 Ekstraksi Histogram of Oriented Gradients

Dengan menerapkan modifikasi metode ini, maka di peroleh fitur 83x36 atau 2.988
fitur pada citra 1.jpg. Selanjutnya metode di uji dengan membentuk bag of visual words,
dimana menghasilkan 41.987 fitur pada trainingSet1. Angka fitur ini tidak tetap, mengingat
penentuan training set dan testing set dilakukan secara acak. Sehingga fitur yang ditemukan
berbeda-beda pada tiap citra, hal ini juga dipengaruhi oleh objek yang berbeda pada citra
dan tipe blur yang berbeda pada masing-masing citra.

4.2. Pengujian Dengan Variasi Skala Speed-Up Robust Feature
Pada Pengujian ini skala variasi speed-up robust feature akan di uji cobakan pada 3
model skala level, model pertama menggunakan 3 skala, model kedua dengan
menggunakan 4 skala dan model terakhir menggunakan 5 skala. Berikut adalah hasil
pengujian dari masing-masing skala.

Universitas Sumatera Utara

41

Tabel 4.8 Pengujian klassifikasi pada trainingSet1 dengan menggunakan 3 skala deteksi
Average Blur

Citra non Blur

Gaussian Blur

Motion Blur

Average Blur

97 %

0%

3%

0%

Citra non Blur

0%

100%

0%

0%

Gaussian Blur

5%

0%

95%

0%

Motion Blur

0%

0%

0%

100%

Rata-rata Akurasi

98%

Tabel 4.9 Pengujian klassifikasi pada testingSet1 dengan menggunakan 3 skala deteksi
Average Blur

Citra non Blur

Gaussian Blur

Motion Blur

Average Blur

44%

3%

46%

7%

Citra non Blur

0%

90%

2%

8%

Gaussian Blur

69%

0%

26%

5%

Motion Blur

13%

3%

2%

82%

Rata-rata Akurasi

60%

Tabel 4.10 Pengujian klassifikasi pada trainingSet1 dengan menggunakan 4 skala deteksi
Average Blur

Citra non Blur

Gaussian Blur

Motion Blur

Average Blur

100%

0%

0%

0%

Citra non Blur

0%

100%

0%

0%

Gaussian Blur

14%

0%

86%

0%

Motion Blur

0%

0%

0%

100%

Rata-rata Akurasi

97%

Tabel 4.11 Pengujian klassifikasi pada testingSet1 dengan menggunakan 4 skala deteksi
Average Blur

Citra non Blur

Gaussian Blur

Motion Blur

Average Blur

62%

0%

28%

10%

Citra non Blur

0%

95%

0%

5%

Gaussian Blur

69%

0%

18%

13%

Motion Blur

0%

2%

3%

95%

Rata-rata Akurasi

67%

Universitas Sumatera Utara

42

Tabel 4.12 Pengujian klassifikasi pada trainingSet1 dengan menggunakan 5 skala deteksi
Average Blur

Citra non Blur

Gaussian Blur

Motion Blur

Average Blur

97%

0%

2%

1%

Citra non Blur

0%

100%

0%

0%

Gaussian Blur

5%

0%

95%

0%

Motion Blur

0%

0%

0%

100%

Rata-rata Akurasi

98%

Tabel 4.13 Pengujian klassifikasi pada testingSet1 dengan menggunakan 5 skala deteksi
Average Blur

Citra non Blur

Gaussian Blur

Motion Blur

Average Blur

56%

0%

31%

13%

Citra non Blur

0%

92%

0%

8%

Gaussian Blur

36%

0%

38%

26%

Motion Blur

3%

0%

5%

92%

Rata-rata Akurasi

70%

Tabel 4.8 menunjukkan klasifikasi dengan akurasi yang cukup tinggi yaitu 98%, namun
pada tabel 4.9 menunjukkan akurasi klasifikasi yang rendah yaitu 60%. Hal ini
menunjukkan diperlukan pengujian lebih lanjut terhadap skala yang digunakan pada
pendeteksian interest point. Dimana pendeteksian pola blur pada citra kurang dikenali
dengan menggunakan hanya 3 skala pendeteksian interest point. Hal ini juga ditunjukkan
pada bag of feature yang terbentuk, dimana bag of feature yang dihasilkan memiliki rentang
index word yang jauh. Gambar 4.9 adalah gambar bag of feature yang dibentuk.

Universitas Sumatera Utara

43

Gambar 4.9 Bag of Visual Word yang dibentuk

Pada pengujian yang telah dilakukan pada tabel 4.11 ditemukan peningkatan akurasi
klasifikasi citra blur sebesar 7% dari sebelumnya yaitu pada tabel 4.9. Dimana pada tabel
4.11 menggunakan 4 skala deteksi dan pada tabel 4.9 menggunakan 3 skala deteksi.
Sedangkan pada tabel 4.13 ditemukan peningkatan akurasi klasifikasi citra blur sebesar 3
% dari sebelumnya yaitu pada tabel 4.11. Dimana pada tabel 4.13 menggunakan 5 skala
deteksi dan pada tabel 4.11 menggunakan 4 skala deteksi. Untuk itu diperlukan pengujian
lebih lanjut dengan melakukan 10 kali pengujian terhadap 3, 4 dan 5 skala pendeteksian
pada metode speed-up robust feature sebelum dimodifikasi dengan metode speed-up robust
feature setelah dimodifikasi. Hal ini berfungsi untuk menemukan akurasi yang konsisten
terhadap klasifikasi citra blur sebelum dan sesudah modifikasi, mengingat penentuan
trainingSet dan testingSet dilakukan secara acak. Selain itu pengujian akan dilakukan
dengan mengubah nilai K pada clustering k-means. Hal ini dikarenakan bag of visul words
yang dihasilkan pada pengujian pada tabel 4.10, tabel 4.11, tabel 4.12 dan tabel 4.13 tidak
mencapai 500 index, seperti terlihat pada gambar 4.9. Untuk itu akan dilakukan
pengurangan nilai K menjadi 200. Berikut adalah hasil pengujiannya :

Universitas Sumatera Utara

44

Tabel 4.14 Percobaan 1 Menggunakan 3 Skala Pendeteksian Interest Point
Percobaan 1 Menggunakan 3 Skala Pendeteksian Interest Point
testingSet1 (sebelum modifikasi speed-up robust feature)
Average Blur Citra Non Blur Gaussian Blur Motion Blur
Average Blur
33%
15%
21%
31%
Citra Non Blur
3%
74%
0%
23%
Gaussian Blur
38%
23%
18%
21%
Motion Blur
15%
5%
3%
77%
Rata-rata Akurasi
51%
testingSet1 (setelah modifikasi speed-up robust feature )
Average blur Citra Non Blur Gaussian Blur Motion Blur
Average Blur
44%
3%
46%
8%
Citra Non Blur
0%
90%
3%
8%
Gaussian Blur
69%
0%
26%
5%
Motion Blur
13%
3%
3%
82%
Rata-rata Akurasi
60%

Pada percobaan 1 menggunakan 3 skala pendeteksian interest point pada testingSet1
sebelum dimodifikasi speed-up robust feature, menghasilkan nilai akurasi average blur
sebesar 33%, citra non blur sebesar 74 %, gaussian blur sebesar 18 %, motion blur sebesar
77 % dengan rata-rata akurasi sebesar 51 %, seperti terlihat pada tabel 4.9. Selain itu terjadi
banyak miss classification, seperti klasifikasi average blur yang diklasifikasikan ke dalam
citra non blur sebesar 15 %, yang diklasifikasikan ke dalam gaussian blur sebesar 21 %,
dan diklasifikasikan ke dalam motion blur sebesar 31 %. Sedangkan pengujian pada
testingSet1 menggunakan speed-up robust feature yang telah dimodifikasi mengalami
peningkatan nilai akurasi average blur sebesar 44 %. Namun masih terjadi miss
classification terhadap 3 kelas lainnya, untuk itu akan dilakukan 10 kali pengujian
menggunakan speed-up robust feature yang belum dimodifikasi dengan speed-up robust
feature yang telah dimodifikasi, untuk mendapatkan nilai akurasi yang konsisten. Hasil
pengujiannya ditunjukkan pada tabel 4.15 dan tabel 4.16.

Universitas Sumatera Utara

45

Tabel 4.15 Hasil Keseluruhan 10 Kali Pengujian Pada testingSet1 Sebelum di Modifikasi
Testing
Test 1
Test 2
Test 3
Test 4
Test 5
Test 6
Test 7
Test 8
Test 9
Test 10
Akurasi Tertinggi
Akurasi Terendah
Rata-rata Akurasi

Skala yang digunakan
3 Skala 4 Skala 5 Skala
51%
50%
48%
50%
47%
46%
53%
47%
53%
49%
51%
49%
50%
49%
49%
54%
45%
49%
52%
52%
47%
52%
50%
53%
50%
54%
49%
49%
46%
53%
54%
54%
53%
49%
45%
46%
51.0%
49.1%
49.6%

Tabel 4.16 Hasil Keseluruhan 10 Kali Pengujian Pada testingSet1 Setelah di Modifikasi
Testing
Test 1
Test 2
Test 3
Test 4
Test 5
Test 6
Test 7
Test 8
Test 9
Test 10
Akurasi Tertinggi
Akurasi Terendah
Rata-rata Akurasi

Skala yang digunakan
3 Skala
4 Skala
5 Skala
60%
67%
70%
63%
70%
70%
69%
71%
74%
67%
75%
77%
61%
72%
73%
65%
67%
69%
70%
69%
71%
60%
71%
69%
67%
74%
76%
63%
72%
74%
70%
75%
77%
60%
67%
69%
64.50% 70.80% 72.30%

Setelah dilakukan 10 kali pengujian pada testingSet1 menggunakan speed-up robust
feature yang belum dimodifikasi dengan speed-up robust feature yang telah dimodifikasi,
didapatkan peningkatan nilai akurasi pada speed-up robust feature yang telah dimodifikasi.

Universitas Sumatera Utara

46

54%

54%
53%
52%
51%
50%
48%

51%
49%

50%
47%
46%

50%
49%

53%
52%
50%

49%

47%

53%
50%
49%

49%

47%
46%

45%

Test 1 Test 2 Test 3 Test 4 Test 5 Test 6 Test 7 Test 8 Test 9 Test 10
Skala yang digunakan 3 Skala

Skala yang digunakan 4 Skala

Skala yang digunakan 5 Skala

Gambar 4.10 Hasil Klasifikasi Citra Blur Sebelum Modifikasi

70%
67%

70%

74%
71%
69%

77%
75%

76%
74%

73%
72%
69%
67%
65%

67%

71%
70%
69%

71%
69%
67%

63%

63%
60%

74%
72%

61%

60%

Test 1 Test 2 Test 3 Test 4 Test 5 Test 6 Test 7 Test 8 Test 9 Test 10
Skala yang digunakan 3 Skala

Skala yang digunakan 4 Skala

Skala yang digunakan 5 Skala

Gambar 4.11 Hasil Klasifikasi Citra Blur Setelah Modifikasi

Dimana rata-rata akurasi tertinggi menggunakan 3 skala pendeteksian interest point
menggunakan speed-up robust feature yang telah dimodifikasi sebesar 64.5 %, sedangkan
nilai akurasi tertinggi mengggunakan speed-up robust feature yang belum dimodifikasi
sebesar 51.0 % . Rata-rata akurasi tertinggi menggunakan 4 skala pendeteksian interest
point menggunakan speed-up robust feature yang telah dimodifikasi sebesar 70.8 %,

Universitas Sumatera Utara

47

sedangkan nilai akurasi tertinggi mengggunakan speed-up robust feature yang belum
dimodifikasi sebesar 49.1 % . Dan rata-rata akurasi tertinggi menggunakan 5 skala
pendeteksian interest point menggunakan speed-up robust feature yang telah dimodifikasi
sebesar 72.3 %, sedangkan nilai akurasi tertinggi mengggunakan speed-up robust feature
yang belum dimodifikasi sebesar 49.6 %. Grafik klasifikasi citra blur sebelum modifikasi
dan sesudah dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11.
Setelah dilakukan 10 kali pengujian pada 3 skala yang berbeda yaitu skala 3, 4 dan 5
pendeteksian interest point, maka ditemukan rata-rata akurasi tertinggi klasifikasi citra blur
sebesar 72,3% dengan menggunakan 5 skala pendeteksian seperti yang ditunjukkan pada
tabel 4.16.

4.3. Pembahasan
Hasil keseluruhan pengujian pada tabel 4.15 menunjukkan nilai akurasi terendah dan
tertinggi pada 3 skala pendeteksian interest point sebelum dimodifikasi. Dimana pada tabel
4.15 yaitu hasil keseluruhan 10 kali pengujian pada testingSet1 sebelum dimodifikasi
menunjukkan nilai akurasi terendah menggunakan 3 skala pendeteksian interest point
sebesar 49 % pada percobaan 4 dan percobaan 10, sedangkan akurasi tertinggi
menggunakan 3 skala pendeteksian interest point sebesar 54 % pada percobaan 6. Nilai
akurasi terendah menggunakan 4 skala pendeteksian interest point sebesar 45 % pada
percobaan 6, sedangkan akurasi tertinggi menggunakan 4 skala pendeteksian interest point
sebesar 54 % pada percobaan 9. Nilai akurasi terendah menggunakan 5 skala pendeteksian
interest point sebesar 46 % pada percobaan 2, sedangkan akurasi tertinggi menggunakan 5
skala pendeteksian interest point sebesar 53 % pada percobaan 3, percobaan 8 dan
percobaan 10.
Hasil keseluruhan pengujian pada tabel 4.16 menunjukkan nilai akurasi terendah dan
tertinggi pada 3 skala pendeteksian interest point setelah dimodifikasi. Dimana pada tabel
4.11 yaitu hasil keseluruhan 10 kali pengujian pada testingSet1 setelah dimodifikasi
menunjukkan nilai akurasi terendah menggunakan 3 skala pendeteksian interest point
sebesar 60 % pada percobaan 1 dan percobaan 8, sedangkan akurasi tertinggi menggunakan
3 skala pendeteksian interest point sebesar 70 % pada percobaan 7. Nilai akurasi terendah

Universitas Sumatera Utara

48

menggunakan 4 skala pendeteksian interest point sebesar 67 % pada percobaan 1 dan
percobaan 6, sedangkan akurasi tertinggi menggunakan 4 skala pendeteksian interest point
sebesar 75 % pada percobaan 4. Nilai akurasi terendah menggunakan 5 skala pendeteksian
interest point sebesar 69 % pada percobaan 6 dan percobaan 8, sedangkan akurasi tertinggi
menggunakan 5 skala pendeteksian interest point sebesar 77 % pada percobaan 4.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan menggunakan 5 skala
pendeteksian interest point pada modifikasi speed-up robust feature dengan histogram of
oriented gradients dapat mengenali pola blur secara konsisten. Seperti yang ditunjukkan
pada tabel 4.16, dimana dalam 10 kali pengujian dalam 8 kali pengujian menghasilkan nilai
akurasi 70%, hanya 2 pengujian yang menghasilkan nilai akurasi dibawah 70%. Hal ini
berkaitan dengan penentuan skala pada interest point citra, yang dijelaskan pada subbab
2.5 dimana menggunakan skala pendeteksian dapat mengenali pola objek pada citra.
Penelitian ini telah membuktikan dengan menggunakan 5 skala pendeteksian interest point
pada modifikasi speed-up robust feature dan histogram of oriented gradients dapat
mengenali pola blur pada citra yang tidak hanya berfokus pada penentuan prediksi model
degradasi citra untuk mengklasifikasikan daerah blur pada citra seperti penelitianpenelitian sebelumnya. Namun modifikasi metode ini masih sulit untuk mengklasifikasikan
jenis gaussian blur pada citra, dimana pada semua skala yang digunakan dalam pengujian
hanya menghasilkan akurasi true positif tertinggi testingSet1 sebesar 56%.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Tesis ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Modifikasi speed-up robust feature dan histogram of oriented gradient, dapat
mengenali pola blur secara konsisten dengan rata-rata akurasi tertinggi klasifikasi
citra blur sebesar 72,3% dengan menggunakan 5 skala pendeteksian.
2. Modifikasi metode speed-up robust feature dan histogram of oriented gradient sulit
untuk mengklasifikasikan jenis gaussian blur pada citra. Dimana pada semua skala
yang digunakan dalam pengujian, dimana pada semua skala yang digunakan dalam
pengujian hanya menghasilkan akurasi true positif tertinggi testingSet1 sebesar
56%.
3. Ditemukan peningkatan akurasi klasifikasi citra blur, dimana sebelum
memodifikasi pendeteksian interest point pada speed-up robust feature hanya
menghasilkan akurasi tertinggi sebesar 51%. Sedangkan setelah memodifikasi
pendeteksian interest point pada speed-up robust feature menghasilkan akurasi
tertinggi sebesar 72.3%. Hal ini membuktikan bahwasanya dengan memodifikasi
pendeteksian interest point speed-up robust feature dengan histogram of oriented
gradient menghasilkan akurasi klasifikasi yang lebih baik pada citra blur.

5.2. Saran
Modifikasi metode ini dapat dikembangkan untuk mengenali pola gaussian blur pada
citra blur dengan memodifikasi pendeteksian interest point yang lebih baik dalam
mengenali pola gaussian blur ataupun dengan memodifikasi klusterisasi feature vector pada
k-means.

Universitas Sumatera Utara