Kuliah Lapang Dendologi di Kebun Raya Bo

LAPORAN KULIAH LAPANG DENDROLOGI
KEBUN RAYA BOGOR

Oleh : Tomi Ardiansyah
Hari, tanggal : 20 Desember 2015

Asisten Praktikum
1.
2.
3.
4.
5.

Abdulah, S.Hut
Yuniar (E24120047)
Putri Auliya Almadhana (E24130053)
Merlin Dianti (E44120051)
Kuatman (E44130033)

Dosen Pembimbing
Dr Ir Iwan Hilwan, MS


LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
foresteract.com

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mahasiswa Fakultas Kehutanan harus memiliki kemampuan dalam
mengenali berbagai jenis tumbuhan melalui sifat morfologi, khususnya tumbuhan
yang termasuk ke dalam jenis pohon. Kemampuan tersebut harus dimiliki karena
vegetasi dominan yang terdapat dalam kawasan hutan sebagian besar adalah
pohon.
Ilmu yang mempelajari tentang pohon adalah dendrologi. Secara harfiah
dendro berarti pohon dan logi dari kata logos berarti ilmu. Dendrologi merupakan
ilmu pengetahuan yang berperan sebagai pondasi bagi ilmu pengetahuan yang lain

dalam bidang kehutanan. Dendrologi tidak hanya membahas mengenai morfologi
pohon tetapi lebih luas lagi mencakup fungsi dan manfaat dari pohon.
Kemampuan identifikasi jenis pohon perlu ditingkatkan dan
dikembangkan maka pembelajaran di luar ruangan perlu dilakukan. Kuliah lapang
Dendrologi di Kebun Raya Bogor merupakan salah satu implementasi dari
pembelajaran dendrologi di luar ruangan.

1.2 Tujuan
Kuliah lapang Dendrologi ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. meningkatkan kualitas dan kuantitas pengetahuan mahasiswa dalam ilmu
pengetahuan kehutanan khususnya mata kuliah Dendrologi,
2. memberikan kesadaran kepada mahasiswa dalam hal konservasi sumber
daya alam hayati, dan
3. memberikan berbagai pengetahuan mengenai aktivitas pembelajaran di
lapangan.

BAB II
KONDISI UMUM KEBUN RAYA BOGOR

Kebun Raya Bogor atau biasa disingkat KRB merupakan kawasan

konservasi ex-situ yang telah lama dimanfaatkan masyarakat luas sebagai objek
wisata dan di banyak negara, KRB menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat
diminati karena menyajikan panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami.
Peranan ini menjadi populer karena para pengunjung dapat menikmati langsung
keindahan Kebun Raya serta dapat menambah wawasan dan pengetahuannya
tentang tumbuh-tumbuhan (Salim 2010).
Kebun Raya Bogor memiliki ragam koleksi flora dan merupakan tempat
bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan
sebagainya (Hidayah 2008). KRB juga merupakan habitat bagi beberapa jenis
burung, namun keberadaannya semakin terancam akibat dari perubahan kondisi
lingkungan baik di dalam maupun di sekitar KRB (Hermawan 2001).
Pembuatan Kebun Raya Bogor dilatarbelakangi oleh peperangan yang
terjadi di Eropa. Kerjaan Belanda yang saat itu mengalami kelesuan berusaha
mengembangkan ilmu pengetahuan maka Caspar George Carl Reinwardt selaku
penasihat dari Jerman di kirim ke Indonesia untuk mempelajari tumbuhtumbuhan. Reinwardt selanjutnya diangkat menjadi Direktur Pertanian, Seni, dan
Pendidikan untuk Pulau Jawa. Reinwardt kemudian memutuskan untuk
mengumpulkan semua tanaman hasil eksplorasinya di sekitar halaman istana
Bogor yang merupakan cikal bakal dari Kebun Raya Bogor. Tanggal 18 Mei 1817
Kebun Raya Bogor didirikan oleh G.A.G.P. van der Capellen yang saat itu disebut
Buitenzorg (bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”) dengan nama

Lands Plantentuin te Buitzorg.
Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan
bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda. Namun
pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali
perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagai wadah bagi ilmuwan
terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880 1905). Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca
Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860),
Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Terkait dengan pengembangan koleksi tanaman yang sesuai dengan iklim
di Indonesia, Kebun Raya Bogor membangun beberapa cabang kebun raya
lainnya:
1. Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus dan Laboratorium
Cibodas) di Jawa Barat. Luasnya 120 hektar berada pada ketinggian 1400
mdpl, didirikan oleh Johannes Elias Teijsmann tahun 1866, mempunyai

koleksi tanaman khas dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan subtropis. Tahun 1891 Kebun ini dilengkapi dengan Laboratorium untuk
Penelitian flora dan fauna.
2. Kebun Raya Purwodadi (Hortus Purwodadi) di Jawa Timur. Luasnya 85
hektar berada pada ketinggian 250 mdpl, didirikan oleh Van Sloten tahun
1941, mempunyai koleksi tanaman khas dataran rendah beriklim kering

daerah tropis.
3. Kebun Raya "Eka Karya" Bedugul-Bali didirikan tahun 1959 oleh Prof. Ir.
Kusnoto Setyodiwiryo. Luasnya 159,4 hektar berada pada ketinggian 1400
mdpl, mempunyai koleksi tanaman khas dataran tinggi beriklim kering.

BAB IV
SIMPULAN

Kuliah lapang Dendrologi memberikan tambahan pengetahuan bagi
mahasiswa pada bidang dendrologi, konservasi, dan aktivitas pembelajaran di
lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Hermawan W. 2001. Keragaman Jenis Burung di Kebun Raya Bogor. [SKRIPSI].
Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
Hidayah S N I. 2008. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata)
di Kebun Raya Bogor. [SKRIPSI]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
LIPI. 2014. Sejarah Kebun Raya Bogor. http://www.krbogor.lipi.go.id [23

Desember 2015].
Salim, M. 2010. Analisis Strategi Pengembangan Kebun Raya Bogor sebagai
Objek Wisata. [SKRIPSI]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.

DOKUMENTASI KEGIATAN