Bimbingan dan Konseling (1). docx
BAB II
PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG PSIKOLOGIS
Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Latar belakang
psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang
tingkah laku individu ynag menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena
bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkahlakuklien, yaitu tingkah laku
klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalahmasalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya
(Prayitno,200:154-155).
Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia
yang sifatnya unik,
berbeda dari individu lain dalam perkembangannya. Implikasi
dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk
memilih dan mengembangkan diri sesuai dengan keunikan dan potensi masing-masing
tanpa
menimbulkan
keragaman
individu
konflik
dengan lingkungannya.
bimbingan
diperlukan untuk
Dari
sisi
membantu
keunikan
setiap
dan
individu
mencapai perkembangan yang sehat didalam lingkungannya.
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan
pribadi pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu
yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki
kebutuhan dan
dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat
perbedaan individual antara siswa yang satu dengan lainnya. Di samping itu, siswa
sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar.
a) Perkembangan individu
Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun dari
luar. Dari dalam dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan, dan dan luar
dipengaruhi oleh r
lingkungan. Perkembangan dapat berhasil baik jika faktor lingkungan. Perkembangan
dapat berhasil baik jika faktor--faktor tersebut dapat saling melengkapi. Untuk mencapai
perkembangan yang baik harus ada asuhan yang terarah. Asuhan dalam perkembangan
dengan melalui proses belajar sering disebut pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam
memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling
akan merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai
tugas
–tugas
perkembangannya
dengan
baikDilihat
dari
proses
dan
fase
perkembangannya, para siswa berada Dilihat dari proses dan fase perkembangannya,
para siswa berada fase masa remaja (adolescent). Masa ini ditandai dengan berbagai fase
masa remaja (adolescent). Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan menuju kearah
tercapainya kematangan dlm berbagai perubahan menuju kearah tercapainya kematangan
dlm berbagai aspek seperti biologis, intelektual, emosional, sikap, nilai, dsb. aspek
seperti biologis, intelektual, emosional, sikap, nilai, dsb.
Para siswa yg berada pada masa transisi di akhir masa anak -anak dan memasuki
masa remaja sbg persiapan memasuki dunia
dewasa. Dalam situasi ini siswa akan
mengalami berbagai guncangan yang akan mempengaruhi seluruh pola perilakunya dan
secara langsung atau tdk langsung mempengaruhi proses belajarnya. Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para
siswa dlm proses pendidikan dalam proses perkembangannya.
b) Masalah Perbedaan Individu
Keunikan dan individu mengandung anti bahwa tidak ada dua orang individu
yang sama persis di dalam aspek -aspek pribadinya , baik aspek jasmaniah maupun
rohaniah. Individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Timbulnya
perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan
sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan
akan memungkinkan perbedaan
individu meskipun dengan lingkungan sama. Dan
sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya pembawaannya
sama.
Di sekolah seringkali tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya ada siswa
Di sekolah yang sangat cepat dan ada yang lambat belajar, ada yang cerdas, dan ada yang
berbakat dalam bidang tertentu, dan sebagainya. Kenyataan ini akan
membawa
konsekwensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran,
metode mengajar, alat --alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lain. Di samping itu,
perbedaan perbedaan ini seringkali banyak
menimbulkan masalah menimbulkan
masalah--masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan. Siswa akan
menghadapi dalam penyesuaian diri antara dalam penyesuaian diri antara
keunikan
dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya.
Maka masalah individu ini perlu mendapat perhatian dalam pelayanan
pendidikan. Sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa dalam masalah
siswa dalam masalah--masalah sehubungan dengan perbedaan individu. Dengan kata
lain lain sekolah hendak nya memberikan pelayanan kepada para siswa secara invidual
sesuai dengan keunikan masing-masing. Usaha melayani siswa secara individual dapat
diselenggarakan melalui program bimbingan dan konseling.
Dengan demikian keunikan diri masing -masing siswa itu tidak banyak
menimbulkan masalah yang menghambat mereka dalam
seluruh proses pendidikan.
Sehingga sebagai pribadi yang unik, dinamik danberkembang,memerlukan pendekatan
dan bantuan yang khusus melalui layanan bimbingan dan konseling
B. Latar belakang sosio-kultural
Salah satu dimensi kemanusiaan adalah dimensi kesosialan sebagai makhluk
social, manusi tidak pernah dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Di manapun
dan bilamanapun manusia hidup senantiasa membentuk kelompok hidup terdiri dari
sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan,perkembangan, maupun keturunan.
Setiap anak sejak lahirnya, harus memenuhi tidak hanya kebutuhan biologis tetapi
juga tuntutan kebudayaan tempat ia hidup. Tuntutan budaya itu menghendaki agar ia
mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima
dalam budaya tersebut. Kegagalan memnuhi kebutuhan biologis inividu akan
mengakibatkan kematian/kepunahan, dan kegagalan memenuhi tuntutan budaya akan
mengakibatkan ia tersingkir dari kehidupan bersama.
Sehingga kebutuhan akan konseling bagi siswa khususnya di Indonesia semakin
terasa mengingat penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki
beraneka corak sub-kultur yang berbeda-beda. Para konselor Indonesia di hadapkan pada
kenyataan
adanya
keanekaragaman
budaya
yang
menguasai
kehidupan
para
penduduknya. Bimbingan dan konseling secara social cultural memberikan pemahaman
tentang peranan individu dalam berfungsinya masyarakat, keluaraga, interaksi
antarindividu dalam kelompok dalam kehidupan yang majemuk.
Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswa baik sbg pribadi maupun
sebagai calon anggota masyarakat masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan siswa
agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan berbagai
masyarakat dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Program bimbingan
dan konseling membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya.
C. Latar belakang pendidikan
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu
usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di
luar sekolah dan
dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan
sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah: “ adalah: “Untuk Untuk meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan, keterampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta serta bersama bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa”
Pengertian dari
tujuan di atas, jelas bahwa yang menjadi tujuan inti dari
pendidikan adalah perkembangan kepribadian
sebagai pribadi.
secara optimal dan setiap anak didik
Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan
kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang sesuai dengan potensi masingmasing.
Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan
hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak
hanya berupa kegiatan instruksional
(pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik
secara
meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi
mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal.
Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut di atas, adalah kegiatan
pendidikan yang ditandai dengan
pengadministrasian yang baik, kurikulum beserta
proses belajar , proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi kepada anak
didik melalui bimbingan.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam
pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak agar berkembang secara optimal al.
Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak
didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun maupun sosial.
Kalau kita menyimak kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia
pada umumnya, masih terdapat kecenderungan bahwa pendidikan belum sepenuhnya
dapat membantu perkembangan kepribadian anak didik secara optimal. Secara akademis
masih nampak gejala
bahwa anak didik belum mencapai prestasi belajar . Hal ini
nampak antara lain gejala: putus sekolah, tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi
rendah, kekurang berprestasi rendah, kekurang--percayaan masyarakat terhadap basil
pendidikan terhadap hasil pendidikan, dan sebagainya. Secara psikologis masih banyak
adanya gejala psikologis perkembangan kepribadian yang
percaya pada diri sendiri, kecemasan, putus asa,
kurang matang, kurang
bersikap santai, kurang responsif,
ketergantungan, bersikap santai, kurang responsif, pribadi yang tidak seimbang, dan
sebagainya. Demikian juga secara sosial ada kecenderungan anak didik belum memiliki
kemampuan penyesuaian sosial secara memadai.
D. Latar Belakang IPTEK dan Globalisasi
Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam
masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb.
Akibatnya ialah berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh
individu misalnya,
pengangguran, syarat pengangguran, syarat--syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan
kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah
hubungan
sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi dsb. Walaupun pada umumnya
-masing individu
berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih
perlu
mendapatkan bantuan.
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang
memilki dasar-dasar keilmuwan baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan
kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.
Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,
kesempatan kerja berkembang dengan cepat pula, sehingga para siswa memerlukan
bantuan dari pembimbing untuk menyesuaikan minat dan kemampuannya terhadap
kesempatan dunia kerja yang selalu berubah dan meluas.
PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG PSIKOLOGIS
Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Latar belakang
psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang
tingkah laku individu ynag menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena
bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkahlakuklien, yaitu tingkah laku
klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalahmasalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya
(Prayitno,200:154-155).
Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia
yang sifatnya unik,
berbeda dari individu lain dalam perkembangannya. Implikasi
dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk
memilih dan mengembangkan diri sesuai dengan keunikan dan potensi masing-masing
tanpa
menimbulkan
keragaman
individu
konflik
dengan lingkungannya.
bimbingan
diperlukan untuk
Dari
sisi
membantu
keunikan
setiap
dan
individu
mencapai perkembangan yang sehat didalam lingkungannya.
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan
pribadi pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu
yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki
kebutuhan dan
dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat
perbedaan individual antara siswa yang satu dengan lainnya. Di samping itu, siswa
sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar.
a) Perkembangan individu
Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun dari
luar. Dari dalam dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan, dan dan luar
dipengaruhi oleh r
lingkungan. Perkembangan dapat berhasil baik jika faktor lingkungan. Perkembangan
dapat berhasil baik jika faktor--faktor tersebut dapat saling melengkapi. Untuk mencapai
perkembangan yang baik harus ada asuhan yang terarah. Asuhan dalam perkembangan
dengan melalui proses belajar sering disebut pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam
memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling
akan merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai
tugas
–tugas
perkembangannya
dengan
baikDilihat
dari
proses
dan
fase
perkembangannya, para siswa berada Dilihat dari proses dan fase perkembangannya,
para siswa berada fase masa remaja (adolescent). Masa ini ditandai dengan berbagai fase
masa remaja (adolescent). Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan menuju kearah
tercapainya kematangan dlm berbagai perubahan menuju kearah tercapainya kematangan
dlm berbagai aspek seperti biologis, intelektual, emosional, sikap, nilai, dsb. aspek
seperti biologis, intelektual, emosional, sikap, nilai, dsb.
Para siswa yg berada pada masa transisi di akhir masa anak -anak dan memasuki
masa remaja sbg persiapan memasuki dunia
dewasa. Dalam situasi ini siswa akan
mengalami berbagai guncangan yang akan mempengaruhi seluruh pola perilakunya dan
secara langsung atau tdk langsung mempengaruhi proses belajarnya. Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para
siswa dlm proses pendidikan dalam proses perkembangannya.
b) Masalah Perbedaan Individu
Keunikan dan individu mengandung anti bahwa tidak ada dua orang individu
yang sama persis di dalam aspek -aspek pribadinya , baik aspek jasmaniah maupun
rohaniah. Individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Timbulnya
perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan
sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan
akan memungkinkan perbedaan
individu meskipun dengan lingkungan sama. Dan
sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya pembawaannya
sama.
Di sekolah seringkali tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya ada siswa
Di sekolah yang sangat cepat dan ada yang lambat belajar, ada yang cerdas, dan ada yang
berbakat dalam bidang tertentu, dan sebagainya. Kenyataan ini akan
membawa
konsekwensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran,
metode mengajar, alat --alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lain. Di samping itu,
perbedaan perbedaan ini seringkali banyak
menimbulkan masalah menimbulkan
masalah--masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan. Siswa akan
menghadapi dalam penyesuaian diri antara dalam penyesuaian diri antara
keunikan
dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya.
Maka masalah individu ini perlu mendapat perhatian dalam pelayanan
pendidikan. Sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa dalam masalah
siswa dalam masalah--masalah sehubungan dengan perbedaan individu. Dengan kata
lain lain sekolah hendak nya memberikan pelayanan kepada para siswa secara invidual
sesuai dengan keunikan masing-masing. Usaha melayani siswa secara individual dapat
diselenggarakan melalui program bimbingan dan konseling.
Dengan demikian keunikan diri masing -masing siswa itu tidak banyak
menimbulkan masalah yang menghambat mereka dalam
seluruh proses pendidikan.
Sehingga sebagai pribadi yang unik, dinamik danberkembang,memerlukan pendekatan
dan bantuan yang khusus melalui layanan bimbingan dan konseling
B. Latar belakang sosio-kultural
Salah satu dimensi kemanusiaan adalah dimensi kesosialan sebagai makhluk
social, manusi tidak pernah dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Di manapun
dan bilamanapun manusia hidup senantiasa membentuk kelompok hidup terdiri dari
sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan,perkembangan, maupun keturunan.
Setiap anak sejak lahirnya, harus memenuhi tidak hanya kebutuhan biologis tetapi
juga tuntutan kebudayaan tempat ia hidup. Tuntutan budaya itu menghendaki agar ia
mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima
dalam budaya tersebut. Kegagalan memnuhi kebutuhan biologis inividu akan
mengakibatkan kematian/kepunahan, dan kegagalan memenuhi tuntutan budaya akan
mengakibatkan ia tersingkir dari kehidupan bersama.
Sehingga kebutuhan akan konseling bagi siswa khususnya di Indonesia semakin
terasa mengingat penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki
beraneka corak sub-kultur yang berbeda-beda. Para konselor Indonesia di hadapkan pada
kenyataan
adanya
keanekaragaman
budaya
yang
menguasai
kehidupan
para
penduduknya. Bimbingan dan konseling secara social cultural memberikan pemahaman
tentang peranan individu dalam berfungsinya masyarakat, keluaraga, interaksi
antarindividu dalam kelompok dalam kehidupan yang majemuk.
Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswa baik sbg pribadi maupun
sebagai calon anggota masyarakat masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan siswa
agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan berbagai
masyarakat dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Program bimbingan
dan konseling membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya.
C. Latar belakang pendidikan
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu
usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di
luar sekolah dan
dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan
sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah: “ adalah: “Untuk Untuk meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan, keterampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta serta bersama bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa”
Pengertian dari
tujuan di atas, jelas bahwa yang menjadi tujuan inti dari
pendidikan adalah perkembangan kepribadian
sebagai pribadi.
secara optimal dan setiap anak didik
Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan
kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang sesuai dengan potensi masingmasing.
Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan
hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak
hanya berupa kegiatan instruksional
(pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik
secara
meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi
mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal.
Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut di atas, adalah kegiatan
pendidikan yang ditandai dengan
pengadministrasian yang baik, kurikulum beserta
proses belajar , proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi kepada anak
didik melalui bimbingan.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam
pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak agar berkembang secara optimal al.
Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak
didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun maupun sosial.
Kalau kita menyimak kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia
pada umumnya, masih terdapat kecenderungan bahwa pendidikan belum sepenuhnya
dapat membantu perkembangan kepribadian anak didik secara optimal. Secara akademis
masih nampak gejala
bahwa anak didik belum mencapai prestasi belajar . Hal ini
nampak antara lain gejala: putus sekolah, tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi
rendah, kekurang berprestasi rendah, kekurang--percayaan masyarakat terhadap basil
pendidikan terhadap hasil pendidikan, dan sebagainya. Secara psikologis masih banyak
adanya gejala psikologis perkembangan kepribadian yang
percaya pada diri sendiri, kecemasan, putus asa,
kurang matang, kurang
bersikap santai, kurang responsif,
ketergantungan, bersikap santai, kurang responsif, pribadi yang tidak seimbang, dan
sebagainya. Demikian juga secara sosial ada kecenderungan anak didik belum memiliki
kemampuan penyesuaian sosial secara memadai.
D. Latar Belakang IPTEK dan Globalisasi
Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam
masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb.
Akibatnya ialah berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh
individu misalnya,
pengangguran, syarat pengangguran, syarat--syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan
kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah
hubungan
sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi dsb. Walaupun pada umumnya
-masing individu
berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih
perlu
mendapatkan bantuan.
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang
memilki dasar-dasar keilmuwan baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan
kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.
Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,
kesempatan kerja berkembang dengan cepat pula, sehingga para siswa memerlukan
bantuan dari pembimbing untuk menyesuaikan minat dan kemampuannya terhadap
kesempatan dunia kerja yang selalu berubah dan meluas.