Contoh Kata Pengantar Belajarpsikologi Com - Makalah 648644be1db73d52

MODEL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP ALTERNATIF
BUMI MADANIA TINGKIR LOR

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

OLEH:
FERNINDA MAELA SARI
NIM. 11109101

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2014

i

ii

MODEL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP ALTERNATIF
BUMI MADANIA TINGKIR LOR
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

OLEH:
FERNINDA MAELA SARI
NIM. 11109101

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2014

iii

KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

H. M. Farid Abdullah S.Pdi, M.Hum
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 Eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Saudara Ferninda Maelasari
Kepada:
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
: FERNINDA MAELASARI
NIM
: 11109058

Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
:“MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM SMP ALTERNATIF BUMI MADANIA TINGKIR
LOR, SALATIGA”.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 6 Februari 2014
Pembimbing

H. M. Farid Abdullah S.Pdi, M.Hum
NIP. 19780816 200312 1 006

iv

v


vi

vii

PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku Pak Suroto dan Ibuku Bu Marlina tersayang yang selalu mendo‟akan,
memberikan banyak kasih sayang dan banyak berkorban untukku hingga
menyelesaikan pendidikan ini.
2. Adikku Fahmi Adam, Azima dan Alaik Fahri semua saudara dan seluruh keluarga
yang telah mendukungku.
3. Semua teman-temanku PAI D yang telah melukis begitu banyak kenangan, serta
semua teman-teman angkatan 2009 yang tidak akan pernah saya lupakan
kenangan kebersamaan kita.
4. Sahabatku Innayatul Fu‟aida, Nahdliyah Anggraeni, Afief Rahman dan Asa
maulida yang senantiasa mendukung dan memberi masukan serta memberi
semangat yang tiada terkira.
5. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku.
6. Seluruh Pembimbing dan Siswa Bumi Madania yang telah memberikan Inspirasi.


viii

MOTTO

ِ ‫ومن جاه َد فَِإنَما يج‬
‫اه ُد لِنَ ْف ِس ِه إِ َن اللَهَ لَغَنِ ٌي َع ِن ال َْعالَ ِمين‬
َ َ ْ ََ
َُ َ
"Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk
dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari alam semesta." – (QS.29:6)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan rendah hati penulis mengucapkan puji
syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat

menyelesaikan

PEMBELAJARAN

skripsi

ini,

PENDIDIKAN

dengan
AGAMA

“MODEL

judul

ISLAM


SMP

ALTERNATIF BUMI MADANIA”.
Skripsi ini telah disusun dengan sebaik-baiknya berdasarkan teori
yang diperoleh selama masa kuliah maupun literatur-literatur yang
mendukung. Walaupun demikian, penulis tidak akan menutup diri atas
munculnya kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga
2. Ibu Dra. Asdiqoh, M. Si, selaku Ketua Program Studi PAI
3. Ibu Muna Erawati M.Si, selaku Pembimbing Akademik
4. Bapak H. Farid Abdullah, S.Pdi, M.Hum, selaku dosen pembimbing
yang penuh

perhatian, semangat


dan

kesabaran

memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Mahasiswa PAI angkatan 2009 STAIN Salatiga, atas bantuan dan

x

kerjasamanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan administrasi, khususnya jurusan Tarbiyah,
program studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga yang turut memperlancar penulisan skripsi
ini.
7. Orang tuaku, keluargaku dan sahabat-sahabatku yang telah mendukung
dan memperlancar penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak
tersebut diatas besar kemungkinan tidak akan terwujud skripsi ini. Dan

tidak lupa penulis ucapkan do‟a kepada Allah SWT semoga amal beliau
diterima Allah SWT dan mendapat balasan sesuai amalnya.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman, Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 6 Februari 2014

Peneliti

xi

ABSTRAK

Maelasari, Ferninda. 2014. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP
Slternatif Bumi Madania . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Dosen Pembimbing M. Farid Abdullah S.Pdi, M.Hum.
Kata kunci: Model Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam
Penelitian ini dirasa penting mengingat peran pendidik di SMP Bumi

Madania adalah sebagai orang yang menyampaikan ilmu untuk mencapai tujuan
belajar. Tugas tersebut tidaklah ringan, karena menuntut perubahan tingkah laku
peserta didik sesuai dengan ajaran Islam. Maka dibutuhkan strategi atau model
pembelajaran yang sesuai agar peserta didik belajar dengan nyaman dan dapat
menerima pelajaran dengan baik untuk mencapai tujuan belajar.
Penelitian ini digunakan untuk menjawab (1) Model pembelajaran apa
yang digunakan dalam proses belajar mengajar di SMP Bumi Madania? (2) Apa
saja faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran tersebut? (3) apa
faktor penghambat dalam menerapkan model pembelajaran di SMP Bumi
Madania?
Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Data
diperoleh melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Data dikumpulkan
berdasarkan catatan lapangan dan observasi, kemudian data di transkrip menjadi
data yang lengkap dengan pemilihan dan penyederhanaan data. Selanjutnya
dilakukan penyajian data sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Hasi penelitian adalah pendidik di SMP Bumi Madania menggunakan
model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mata pelajaran pendidikan
Agama Islam dengan materi Al qur‟an, hadis, akhlak, sejarah Islam. Hambatan
yang ditemukan dalam menerapkan model pembelajaran di SMP Bumi Madania
adalah: Keterbatasan waktu guru dalam mengajar. tidak ada target input dalam

penerimaan siswa baru oleh karena itu keberagaman intelektual siswa berbeda,
faktor yang timbul dari intern guru sendiri. Pendukungnya Jika siswa dalam
keadaan kondusif ketika proses belajar mengajar berlangsung kesiapan guru
dalam mengajar.

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………..

I

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….

iv

PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………....

v

DEKLARASI…………………………………………………..

vi

MOTTO………………………………………………………...

vii

PERSEMBAHAN……………………………………………...

viii

KATA PENGANTAR …………………………………………

ix

ABSTRAK ..................………………………………………….

xi

DAFTAR ISI……………………………………………………

xii

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang……………………………....

1

B.

Fokus Penelitian..…………………………....

5

C.

Tujuan Penelitian………………………........

6

D.

Kegunaan Penelitian ……………………......

6

E.

Penegasan Istilah………………………........

7

F.

Metode Penelitian……………………………

8

G.

Sistematika Penulisan……………………......

18

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.

Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran……..........

20

2. Tinjauan Konsep Belajar……………..........

22

3. Kriteria Penerapan Model Pembelajaran......

24

4. Komponen Model Pembelajaran…………..

28

5. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model
Pembelajaran………………………………..
6. Jenis Model Pembelajaran…………………...

32
32

B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam……………..45
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam…………………46
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam………..49
4. Belajar dan Model Pembelajaran dalam Islam……50
BAB III PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN
A. Profil SMP Bumi Madania
1.

Sejarah SMP Bumi Madania Salatiga……. 59

2.

Nama Sekolah……………… ……………... 62

3.

Visi Dan Misi………………………………..64

4.

Program-Program……………………………65

5.

Data Pembimbing……………………………66

6.

Peserta Didik………………………………...67

7.

Sumber Dana Sekolah……………………….68

xiv

8.

Struktur Organisasi Sekolah……………… 69

B. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Model Pembelajaran ……………… 70
2. Model Pembelajaran SMP Bumi Madania…… 71
BAB IV ANALISIS
A. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Bumi Madania………………....................................... 77
B. Hambatan dalam Menerapkan Model Pembelajaran….. 86
C. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model
Pembelajaran………………………………………….. 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………............

90

B. Saran………………………………......................

91

xv

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dan tidak bisa
dipisahkan dengan terjadinya proses meningkatkan kecerdasan dan faktor
pendewasaan manusia. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi
lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik
dan membaca ketika bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa
mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Menurut

Kamus

Besar

Bahasa Indonesia

kata pendidikan

berasal dari kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟,
maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

(http://kamus-

sunda.com/res-44105-pada-dasarnya-pengertian-pendidikan-ditunjau-dari.html diakses hari Senin tanggal 3-17-2014 jam 9:18)
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: pendidikan
yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anakanak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

17

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/diakses
Hari Senin jam 2:10 Tanggal 12-12-2013).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya
dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Adanya suatu pendidikan mempunyai tujuan yang akan dicapai
manusia dalam menjalani kehidupan mendatang. Tujuan dari pendidikan
adalah untuk menjadi manusia atau individu yang bertaqwa dan beriman
kepada Tuhan YME, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,
berperasaan, dan dapat berkarya untuk memenuhi kebutuhan secara wajar,
dapat mengendalikan hawa nafsu, bermasyarakat, berbudaya, dan
berkepribadian.
Implikasi

dari

pendidikan

mampu

mewujudkan

atau

mengembangkan segala potensi yang ada pada diri manusia dalam
berbagai konteks dimensi seperti moralitas, keberagaman, individualitas
(personalitas),

sosialitas,

keberbudayaan

yang

menyeluruh

dan

terintegrasi. Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan mempunyai fungsi
untuk memanusiakan manusia.
Pendidikan yang berkembang dewasa ini bermacam-macam.
Dimulai dengan pendidikan dalam kandungan, pendidikan umur 0–5
bulan. Ada juga pendidikan usia dini yang sering disebut PAUD, taman

18

kanak-kanak (TK),

sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama

(SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi. Sedangkan
jalur pendidikanya meliputi sekolah formal, non formal dan in formal.
Dari bermacam-macam pendidikan itulah para ahli mengembangkan suatu
model pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Model pembelajaran yang menarik dan disampaikan secara
menarik pula akan meningkatkan motifasi belajar peserta didik. Cara
pendidik yang menyampaikan materi pelajaran melalui contoh-contoh
ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara pendidik menyampaikan
manfaat dari mempelajari pokok-pokok bahasan yang dipelajari akan
sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai desain pengajaran
(instruksional) yang menggambarkan (mendeskripsikan) proses khusus
dan penyediaan iklim belajar tertentu yang dapat membuat peserta didik
berinteraksi sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan perilaku misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu. (School of Education, PU: 2011). Pendapat
yang lebih sederhana menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah
standar tingkah laku dalam mengajar yang teridentifikasi agar dapat
mencapai situasi mengajar tertentu. (www.education.com hari Senin jam
2.01 Tanggal 12-12-2013).
Pakar pendidikan seperti Joyce dan Marsha Weil‟s (1980)
menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rancangan atau

19

pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (pembelajaran
dalam jangka waktu lama), untuk mendesain bahan-bahan pembelajaran
dan untuk mengarahkan guru mengajar serta setting lainnya di dalam kelas
agara kelas tercipta rasa nyaman. (nezakhoirotunnisa.blogspot.com/2012
diakses tanggal 12-12-2013 jam 07:45)
Model pembelajaran dapat peneliti simpulkan menjadi suatu
rancangan atau pola yang didesain oleh pendidik dalam mengajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran
pendidik dapat menentukan pembelajaran yang ingin dilakukan untuk
membuat peserta didik nyaman dalam belajar dan paham dengan apa yang
diajarkanya, untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Gambaran ideal tersebut tidak selamanya dikuasai oleh pendidik.
Banyak pendidik yang tidak menguasai model maupun metode ketika
dalam proses belajar mengajar. Sistem hafalan menjadi dominan dari pada
dialog, rasa ingin tahu, ide segar, orisinilitas, inovasi sehingga kreatifitas
peserta didik sebagai manusia unik menjadi terhambat. Pendidikan Islam
terkesan menjadi pendidikan kelas dua. (Al-Fandi, 2011:30).
Mencermati deskripsi model pembelajaran di atas, pendidik
mempunyai peran sebagai pengajar yang menyampaikan materi ajar
dengan kreatif mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kreatifitas
mengajar diperlukan oleh seorang pendidik.
Peneliti melakukan penelitian di Sekolah Alternatif Bumi Madania,
yang berlokasi di Tingkir Lor Salatiga. Sekolah ini tidak mempunyai target

20

input dalam penerimaan peserta didik. Latar belakang peserta didik yang
berbeda dari segi karakter maupun kecerdasan membuat pendidik harus
cerdas dan cermat dalam menerapkan model pembelajaran yang
digunakan. Karena kondisi tersebut, sekolah ini membutuhkan suatu usaha
atau upaya dalam mengembangkan keberagamaan peserta didiknya. Hal
tersebut menjadi tugas yang berat bagi pendidik untuk mengantarkan
peserta didik menjadi manusia yang mampu menerapkan ajaran agama
Islam dalam keluarga dan masyarakat.
Sekolah ini mempunyai suatu model pembelajaran untuk
meningkatkan keberagamaan peserta didik melalui pendidikan Agama
Islam. Yang mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Maka penulis tertarik untuk meneliti model pembelajaran yang diterapkan
di Sekolah Alternatif Bumi Madania. Terutama dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Adapun judul penelitian ini adalah:
“ MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SEKOLAH ALTERNATIF BUMI MADANIA TINGKIR LOR”.
B. Fokus Penelitian
Penelitian

ini

terfokus

pada

permasalahan-permasalahan

Pendidikan Agama Islam tertuju pada model pembelajaran, hambatanhambatan dan faktor pendukung dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Alternatif Bumi Madania.
Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

21

1. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania?
2. Apa saja faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania dan
hambatan-hambatan

yang

terjadi

dalam

menerapkan

model

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi
Madania.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar Pendidikan Agama Islam di SMP Alternatif Bumi Madania.
2. Mengetahui faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah
Alternatif Bumi Madania dan mengetahui hambatan-hambatan yang
terjadi dalam menerapkan model tersebut dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
khususnya tentang model pembelajaran kepada pendidik atau guru
agar menciptakan rasa nyaman dan semangat peserta didik dalam
menerima materi yang diajarkan serta menumbuhkan motifasi untuk
belajar lebih giat untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.

22

2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan.
b. Bagi SMP Alternatif BumiMadania
Agar dapat memberikan contoh dalam menerapkan model
pembelajaran terutama untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
E. Penegasan Istilah
Sebelum diuraikan lebih panjang tentang penelitian ini terlebih
dahulu peneliti memberikan penjelasan-penjelasan terhadap istilah-istilah
yang terkandung dalam skripsi ini, dengan maksud agar nantinya tidak
salah pengertian di kalangan pembaca dalam memahami skripsi ini.
Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah:
Agus Suprijono berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial. (http://www.academia.edu
6326350 Pengertian Model Pembelajaran diakses jam 10.36 hari Senin).
Sedangkan Richard I Arends mendefinisikan model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran,
lingkungan

pembelajaran

dan

pengelolaan

kelas.

(http://neza-

khoirotunnisa.blogspot.com/2012/09/definisi-metode model pembelajaran
.html diakses tanggal 17-3-2014 jam 9:43).

23

Yang dimaksud model pembelajaran dalam penelitian ini adalah
strategi yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup komponen yang
terdapat dalam metode yang digunakan.
Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah mata
pelajaran Agama Islam sebagai proses penyampaian informasi dalam
rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia
menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu
memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan
alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa
(termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya). (Ali, 1995 : 139).
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Lexy J.

Moleong (1988: 6) menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku , persepsi, motivasi, tindakan,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen.
Sekaligus menjadi pengumpul data, instrument lain yang digunakan

24

penulis adalah alat, note book atau catatan serta alat dokumentasi.
Akan tetapi instrument ini hanya sebagai pendukung tugas penulis
sebagai instrument. (Sugiono, 2011: 222).
Selain itu kehadiran peneliti

di lapangan mutlak di perlukan.

Penulis juga sebagai partisipan penuh yang mana penulis membaur
dengan obyek penelitian. Kehadiran penulis sebagai peneliti diketahui
statusnya sebagai peneliti.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP ALTERNATIF BUMI MADANIA
yang berlokasi di pondok pesantren Asta'in kelurahan Tingkir Lor,
kecamatan Tingkir Salatiga.
4. Sumber Data
Salah satu hal yang penting dalam sebuah penelitian adalah
ketersediaan sumber data. Sumber data dalam penelitian kualitatif akan
menghasilkan kekayaan data dalam sebuah penelitian kualitatif. Jenis
sumber data dalam penelitian kualitatif di klasifikasikan sebagai
berikut:
a. Informan
Informan digunakan sebagai sumber data dan aktor atau
pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian
berdasarkan informasi yang diberikan. Informan dalam penelitian
ini adalah guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang
dijadikan sebagai sumber data dengan melakukan wawancara.

25

Selain informan ada responden yaitu peserta didik untuk
mengklarifikasi kebenaran penggunaan model pembelajaran yang
digunakan pendidik.
b. Peristiwa atau Aktifitas
Data atau

informasi

juga dapat

diperoleh melalui

pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau aktivitas ini,
peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara
lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara lansung. Dengan
mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat
melakukan Cross Check terhadap informasi verbal yang diberikan
oleh subyek yang diteliti.
c. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau
permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber
data. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau
aktivitas bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan
tempat maupun lingkungan. Dari pemahaman lokasi dan
lingkungan, peneliti bisa secara cermat mencoba mengkaji dan
secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan.
d. Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang
berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa

26

merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base
surat-surat, atau gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan
dengan suatu peristiwa. (Suprayogo, 2001: 163).
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi menurut Sutresno Hadi merupakan suatu proses
yang komplek, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses
biologis dan psikologis. Dua diantaranya adalah proses–proses
pengamatan dan ingatan. (Sugiono, 2011: 145)
Black dan Champion mengelompokkan observasi dalam
dua kelompok besar yaitu observasi nonpartisipan dan observasi
partisipan. Observasi yang sesuai dengan penelitian ini adalah
observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak banyak dituntut
peranan tingkah laku atau keterlibatannya terhadap kegiatan atau
fenomena dari subjek yang diteliti. Perhatian peneliti terfokus pada
bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari dan
mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Dan observasi
ini bersifat terbuka karena diketahui oleh subjek yang diteliti.
(Suprayogo, 2003: 167).
Pedoman

observasi

pengumpulan

data

dapat

menerapkan

model

dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kondisi

obyektif

pendidik

pembelajaran

27

dalam

Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan langsung
kondisi

obyektif

pendidik

dalam

menerapkan

model

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan proses belajar
mengajar yang dilakukan di SMP Alternatif Bumi Madania
dengan melakukan pengamatan.
2) Hambatan yang dialami dalam proses belajar mengajar
Peneliti melakukan pengamatan kepada pendidik dalam
menerapkan

model

pembelajaran

dalam

proses

belajar

mengajar dengan pedoman yang sudah ada.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka
dengan maksud tertentu (Sugiono, 2011: 172). Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong,2008:186).
Menurut Guba dan Lincoln, wawancara terbagi menjadi 4. Yaitu
wawancara oleh tim atau panel, wawancara tertutup dan
wawancara terbuka (covert and overt interview), wawancara
riwayat secara lisan, dan wawancara terstruktur dan wawancara tak
terstruktur. Kemudian wawancara yang sesuai dengan penelitian ini
adalah wawancara terbuka dimana para subjeknya tahu bahwa
mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan
tujuan wawancara itu. Selain itu, penelitian ini juga termasuk

28

kedalam jenis wawancara terstruktur dimana dalam suatu kegiatan
wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah
dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Untuk itu
pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapid dan ketat. (Moleong,
2008:188) .
Wawancara
mendapatkan

ini

dilakukan

informasi

tentang

dengan
model

pendidik

pembelajaran,

untuk
dan

hambatan yang ditemukan dalam proses belajar mengajar guna
mendukung penelitian. Sedangkan wawancara kepada peserta didik
untuk mengklarifikasi kebenaran pendidik dalam menerapkan
model pembelajaran tersebut.
c. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2006: 231) menjelaskan metode
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau fariabel
yang berupa catatan, buku dan sebagainya.
Metode ini digunakan sebagai pedoman untuk mencari data
mengenai beberapa hal, baik yang berupa catatan dan data dari
SMP Alternatif Bumi Madania. Metode ini digunakan sebagai
salah satu pelengkap dalam memperoleh data.
Pedoman dokumentasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sejarah SMP Bumi Madania
2. Visi dan Misi SMP Bumi Madania
3. Data-data lain yang menunjang penelitian.

29

6. Teknik Analisis Data
Menurut (Bogden & Biklen: 1982) analisis data kualitatif adalah
upaya

yang

dilakukan

dengan

jalan

bekerja

dengan

data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong,
1989: 247). Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data
kualitatif, dimana data dianalisa dengan metode diskriptif analisis non
statistik yang meliputi cara berfikir induktif yaitu peneliti berangkat
dari pengetahuan yang bersifat khusus untuk menilai suatu kejadian
umum.
7. Pengecekan Keabsahan Temuan
a. Kriteria Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data
diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang
digunakan

yaitu:

(transferability),

kepercayaan
ketergantungan

(creadibility),
(dependebility),

keteralihan
kepastian

(konfermability). (Moleong, 2008: 324).

Pengecekan keabsahan temuan ini dilakukan dengan cara terjun
langsung untuk wawancara sehingga mendapatkan data yang
langsung dari Guru tersebut dengan demikian data tersebut akurat

30

dan dapat dipercaya.
1) Kriteria yang peneliti gunakan sebagai pemeriksaan keabsahan
temuan yaitu derajat kepercayaan (credibility), kriteria ini
berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa
sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan
dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda
yang sedang diteliti.
2) Keteralihan (transferability), kriteria ini digunakan peneliti
untuk memastikan usaha memverifikasi dengan melakukan
penelitian kecil.
3) Kebergantungan (dependability), kriteria ini digunakan untuk
mengadakan replikasi studi secara berulang-ulang untuk
mendapatkan hasil yang secara esensian sama dan sekaligus
untuk mendapatkan kepercayaan pada instrumen penelitian.
4) Kriteria yang keempat yaitu, kepastian (confirmability), kriteria
ini dikatakan sebagai sesuatu yang objektif, berarti dapat
dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Untuk membuktikan
penelitian ini dianggap sebagai hal yang faktual, dapat
dipercaya maka peneliti melakukan wawancara langsung
kepada subjek yang berhubungan yaitu pendidik sebagai
sumber langsung yang menerapkan model pembelajaran.
Setelah menggunakan kriteria diatas kemudian data tersebut

31

tentu akan peneliti simpulkan dan akan dicocokkan dengan
hambatan yang ada di SMP Bumi Madania dalam menerapkan
model pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk
mengecek

keabsahan

data.

Dimana

dalam

pengertiannya

triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil
wawancara terhadap objek penelitian. (Moloeng, 2004: 330)
Pada Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987:
329), terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat
kepercayaan

penemuan

hasil

penelitian

beberapa

teknik

pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong,
2005:331). Misalnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepecayaan data dengan cara melakukan pengecekan dokumen
yang dikemukakan oleh informan, responden melalui wawancara
dan obserfasi yang dilakukan peneliti.
8. Tahap-tahap penelitian
Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum ke
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap
penelitian laporan.
Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:

32

a. Tahap sebelum ke lapangan
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian
paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup
observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang
diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang
berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan dan
hambatan dalam menerapkan model pembelajaran untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang
diperoleh melalui observasi, dokumen maupun wawancara
mendalam tentang model yang diterapkan dalam proses belajar
mengajar. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan
konteks permasalahan

yang diteliti selanjutnya melakukan

pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data
yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar
valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang
merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian
yang sedang diteliti.
d. Tahap Penelitian Laporan
Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian

33

dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data

sampai

pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil
penelitian

dengan

dosen

pembimbing

untuk

mendapatkan

perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian
ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan peneliti skripsi
yang

sempurna.

Langkah

terakhir

melakukan

penyusunan

kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat
sistematika penelitian skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang
dimasud adalah:
Bab I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,
sistematika penelitian.
Bab II:KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang model pembelajaran pendidikan Agama Islam,
pengertian model pembelajaran, tinjauan konsep belajar, kriteria
menerapkan model pembelajaran, komponen dalam model pembelajaran.
Jenis model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model
pembelajaran Quantum, model pembelajaran active learning, model
pembelajaran kontekstual.
Pendidikan Agama Islam, pengertian pendidikan Agama Islam, ruang

34

lingkup materi Pendidikan Agama Islam, tujuan belajar Pendidikan Agama
Islam, belajar dan model pembelajaran dalam Islam.
Bab III : PAPARAN DATA HASIL TEMUAN PENELITIAN
Berisi tentang paparan data sejarah SMP Bumi Madania, visi dan misi
SMP Bumi Madania, kondisi obyektif pendidik dan peserta didik.
Temuan Penelitian, mengetahui model pembelajaran Pendidikan
Agama Islam SMP Bumi Madania, mengetahui hambatan yang terjadi
saat

menerapkan

Pendidikan Agama

model
Islam,

pembelajaran
mengetahui

untuk
faktor

mata

pelajaran

pendukung

dalam

menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bab IV : PEMBAHASAN
Mengetahui model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Bumi Madania beserta kriteria dan komponen pendukung dalam
menerapkan model pembelajaran yang digunakan dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania.
Bab V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
Lampiran.

35

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.

Model Pembelajaran
1.

Pengertian Model Pembelajaran
Sebelum membahas tentang pengertian model pembelajaran
peneliti akan membahas pengertian model dan pembelajaran, yang
sering disebut juga dengan strategi pembelajaran atau pola
pembelajaran (http:// mtk 2012 unindra. blogspot. com/ 2012
/10/definisi- model- pembelajaran- menurut. html diakses tanggal 173-2014 jam 10.08).
Model adalah bentuk representatif akurat sebagai proses aktual
yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba
bertindak berdasarkan model itu (http://neza-khoirotunnisa .blogspot.
com diakses tanggal 19-11-2013 Jam 10.21).
Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa model adalah kegiatan yang
dipilih yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan, contoh, acuan
dan sebagainya yang memungkinkan kelompok atau seseorang
bertindak sesuai dengan model tersebut. Sedangkan pengertian
pembelajaran berasal dari kata belajar yang berimbuhan kata pe dan
an. Banyak pengertian belajar telah dikemukakan oleh para ahli.
Salah satu di antaranya ialah menurut Gagne (1985) (Anitah, 2008:

36

3.1) bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Surya (1997:9) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Tohirin, 2006:8).
Ali (1987:14) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Terdapat

berbagai

pendapat

tentang

pengertian

strategi

pembelajaran atau model pembelajaran menurut beberapa ahli, di
antaranya adalah: Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih,
yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
Gerlach dan Eri (1980) (dalam Uno,2007:1) menjelaskan strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode

pembelajaran

dalam

lingkungan

pembelajaran.

Memperhatikan beberapa pengertian strategi atau model dan
pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang
pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan

37

mempermudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai
diakhir kegiatan pembelajaran.
2.

Tinjauan Konsep Belajar
a. Teori Model Pembelajaran
Menurut Cambell (Sudjana, 1990), teori diartikan sebagai
perangkat proposisi atau pernyataan ilmiah yang terintegrasi
secara sintaksis dan berfungsi menjelaskan, membedakan,
meramalkan dan mengontrol fenomena yang diamati. Sedangkan
model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sebenarnya model
pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,
strategi atau metode pembelajaran.
Teori model pembelajaran peneliti simpulkan sebagai teori
pernyataan ilmiah yang menjelaskan tentang prosedur yang
sistematis untuk menjelaskan prosedur pengalaman belajar
peserta didik guna mencapai tujuan belajar.
Tujuan dari belajar diharapkan agar peserta didik
mengalami perubahan dari tingkah laku. Perubahan tingkah laku
tersebut biasanya permanen atau jangka

panjang yang

membawa perubahan aktual maupun potensial. Perubahan belajar

38

juga memberikan kecakapan baru bagi seseorang dan perubahan
itu terjadi karena adanya usaha atau disengaja (Suwardi dkk,
2009: 18).
Syah (2009) menjelaskan bahwa perubahan sebagai hasil
belajar itu memiliki tiga ciri yaitu:
1) Perubahan Intensional
Perubahan intensional adalah perubahan yang
terjadi dalam diri individu dilakukan dengan sengaja dan
disadari. Maksudnya, perubahan sebagai hasil belajar bukan
sebuah keberhasilan, perubahan itu disadari sebelum aktifitas
belajar. Apabila perubahan itu tidak disadari dan tidak
disengaja maka itu bukan belajar.
2) Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan sebagai ciri belajar bersifat positif dan
aktif. Bersifat positif maksudnya perubahan itu baik,
bermanfaat, dan sesuai yang diharapkan individu. Apabila
perubahan dalam diri individu membawa kesengsaraan, maka
bukanlah aktifitas belajar. Kemudian perubahan bersifat aktif,
maksudnya perubahan yang terjadi dalam diri individu
merupakan hasil usahanya. Perubahan terjadi dalam diri
individu secara alamiah.

39

3) Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan

sebagai

ciri

bersifat

efektif

dan

fungsional. Perubahan bersifat efektif, artinya perubahan itu
berhasil guna. Perubahan yang berhasil guna adalah
perubahan yang bermakna dan bermanfaat bagi individu.
Sedangkan perubahan bersifat funsional dan permanen dan
siap dibutuhkan setiap saat (Suwardi dkk, 2009: 18).
3. Kriteria Penerapan Model Pembelajaran
Kriteria pemilihan model pembelajaran atau strategi
pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip efisiensi dan efektifitas
dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan
peserta didik. Untuk itu, pendidik haruslah berpikir model
pembelajaran manakah yang paling efektif dan efisien dapat
membantu peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Ada beberapa faktor lagi yang harus diperhatikan
yaitu: (Anitah, 2008: 1.31)
a. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam
menentukan pilihan dalam menerapkan model pembelajaran.
Sebagai seorang pendidik haruslah menguasai setiap jenis
tingkat kompleksitas bahan pelajaran yang akan diajarkan.
Apakah materi yang diajarkan materi baru, jika materi tersebut
belum dikenal peserta didik, pendidik hendaknya memulai

40

pelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau demonstrasi
yang menarik perhatian peserta didik.
Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan
materi yang sudah dikenal peserta didik maka pendidik dapat
meminta peserta didik untuk mengemukakan pengetahuanya
yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau mengajukan
permasalahan yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
Apabila materi yang disajikan berisi tentang konsep-konsep
yang abstrak tentu pendidik harus memberikan banyak contoh
agar peserta didik menguasai dengan mudah konsep yang
dibahas.
b. Peserta Didik
Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran
ialah peserta didik. Mengingat tujuan yang harus dicapai dari
proses tersebut adalah perubahan perilaku peserta didik. Oleh
karena itu, di dalam memilih dan menggunakan model
pembelajaran, faktor peserta didik tidak boleh diabaikan.
(Anitah, 2008: 3.1).
Setelah pendidik menemukan model atau strategi apa
yang akan dipilih sebaiknya gunakan pilihan berdasarkan
pertimbangan tujuan dan materi atau bahan pelajaran sehingga
dalam menentukan bagaimana teknik menggunakan model
pembelajaran tersebut, faktor peserta didik menjadi faktor

41

pertimbangan pendidik.
Peserta didik mempunyai kepribadian yang berbeda.
Bijaknya, dalam penggunaan model atau strategi pembelajaran,
hendaknya pendidik mempertimbangkan perbedaan tersebut.
Selain mempertimbangkan peserta didik secara individual,
jumlah peserta didik juga mempengaruhi dalam pemilihan
model pembelajaran.
c. Guru atau Pendidik
Setiap pendidik mempunyai kemampuan sendiri dalam
menguasai materi atau kemampuan menerangkan materi
kepada peserta didik. Jika seorang pendidik tidak mempunyai
kriteria tersebut maka peserta didik akan cepat bosan dengan
materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran tidak
tercapai. (Anitah, 2008: 3.2).
Pendidik hendaklah mempunyai kemampuan fisik siap
mengabdi untuk peserta didik, mempunyai ketrampilan dalam
menyampaikan materi, mengetahui metode pelajaran agar
sesuai diterapkan saat proses pembelajaran. Dan paling penting
adalah kemampuan menentukan model yang akan diterapkan
dan merancang metode sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan.

d. Sarana, Waktu dan Ruangan

42

Alat yang menjadi pertimbangan seorang pendidik
adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran seperti
alat peraga, seperti peta, globe, dan sebagainya. Selain itu juga
harus memperhatikan jumlah dan karakteristiknya. Hal itu
menjadi pertimbangan pendidik untuk menentukan model
pembelajaran atau strategi yang akan digunakan (Anitah, 2008:
3.2).
Disamping ketersedian alat atau sarana penunjang
pembelajaran pendidik harus mempertimbangkan waktu. Jika
seorang pendidik misalnya hanya mempunyai waktu 20 menit
untuk menerangkan suatu konsep tidak mungkin pendidik
tersebut menggunakan metode belajar kelompok. Waktu akan
habis untuk membagi kelompok, sebaliknya jika pendidik
mempunyai banyak waktu dengan belajar kelompok akan bisa
diterapkan.
Mempertimbangkan

hal

tersebut

pendidik

dapat

mengetahui model pembelajaran yang akan dipakai dalam
proses belajar mengajar, sehingga dapat menumbuhkan
semangat belajar peserta didik sehingga tercapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.

4. Komponen Model Pembelajaran

43

Selain kriteria pembelajaran harus diperhatikan juga
komponen yang digunakan dalam memilih model pembelajaran.
Komponen model pembelajaran atau strategi pembelajaran yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum

pendidik

menentukan model pembelajaran yang akan dipilih, baiknya
mengetahui komponen dalam kegiatan belajar dan penerapanya.
Berikut ada 5 komponen yang harus diketahui. (Uno, 2007: 3).
a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran. Pada bagian awal ini diharapkan
pendidik dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar.
Kegiatan pendahuluan yang menarik meningkatkan motifasi
belajar peserta didik.
Cara

pendidik

memperkenalkan

materi

pelajaran

melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari
atau cara pendidik meyakinkan apa manfaat mempelajari
pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motifasi
belajar peserta didik. Persoalan motifasi ekstrinsik ini menjadi
sangat penting bagi peserta didik yang lebih dewasa karena
kelompok ini lebih menyadari pentingnya kewajiban belajar
serta manfaat bagi mereka.
b. Penyampaian Informasi

44

1) Urutan penyampaian
Urutan

penyampaian

materi

pelajaran

harus

menggunakan pola yang tepat. Urutan materi yang
diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang
bersifat kongkrit ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari
hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal
yang lebih kompleks atau sulit dilakukan. Selain itu,
diperlukan apakah suatu materi harus disampaikan secara
berurutan atau boleh melompat-lompat atau dibolak-balik,
misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik ke teori.
2) Ruang lingkup materi yang disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang
lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik peserta
didik dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya ruang
lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan
pembelajaran. Yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam
memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan
teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagianbagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna
apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan
tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar
teori tersebut perlu diperhatikan hal-hal berikut:

45

(a) Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk
bagian-bagian

kecil

seperti

dalam

pembelajaran

terprogram.
(b) Apakah materi akan disampaikan secara global dulu
baru kebagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui
pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian
dijelaskan melalui urutan per bab.
(c) Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya gabungan antara
jenis

materi

yang

berbentuk

pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Meril membedakan isi
pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep,
prosedur, dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat
masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan
strategi

penyampaian

yang berbeda-beda.

(Uno,

2007:6).
c. Partisipasi Peserta Didik
Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan
partisipasi peserta didik, yaitu latihan dan praktik yang
diberikan kepada peserta didik setelah diberi informasi tentang
suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan. Agar materi
tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif mantap dan
termantapkan dalam diri mereka) maka dalam kegiatan

46

selanjutnya adalah peserta didik diberi kesempatan untuk
berlatih atau mempraktikkan pengetahuan, sikap, atau
keterampilan tersebut.
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai
hasil belajarnya, maka pendidik memberikan umpan balik
terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang
diberikan oleh pendidik, peserta didik akan segera mengetahui
apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka
lakukan benar atau salah, tepat atau tidak tepat atau ada
sesuatu yang diperbaiki.
d. Tes
Serangkaian tes umum digunakan oleh pendidik untuk
mengetahui apakah tujuan telah tercapai dan apakah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh
peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya dilakukan
di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui
berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa
materi pelajaran pelaksanaan, tes juga dilakukan setelah
peserta didik melakukan latihan atau praktik.
e. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu
hasil

kegiatan

yang

telah

dilakukan

seringkali

tidak

dilaksanakan dengan baik oleh pendidik. Dalam kenyataanya

47

setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta
didik yang berhasil dengan bagus atau diatas rata-rata.
5. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model Pembelajaran
Ada

beberapa

hal

selain

mendukung

penerapan

model

pembelajaran juga dapat menghambat proses penerapan model
pembelajaran
pemahaman

dalam

proses

belajar

guru terhadap model

mengajar,

di

antaranya

pembelajaran baik

dalam

perancangan maupun penerapannya masih sangat kurang. Kurangnya
pemahaman guru terhadap pembelajaran ini terjadi pada semua guru.
Latar belakang dan pengalaman mengajar pendidik yang rendah.
Pendidik kurang memahami karakteristik yang dimiliki peserta didik
sehingga dalam proses belajar mengajar pendidik tidak mengetahui
gaya mengajar siswa dan menyebabkan kesenjangan pengetahuan.
Lingkungan yang kurang kondusif untuk proses belajar mengajar,
sarana prasarana yang kurang memadai. (http:// mbegedut. blogspot.
com/ 2011/ 01/ faktor-pendukung-dan-penghambat .html diakses hari
Rabu jam 2.03).
6. Jenis Model Pembelajaran
Sebagai seorang pendidik harus merencanakan berbagai
program pembelajaran, seperti program

pembelajaran dikelas,

program pembelajaran individual yang menginginkan siswa belajar
sendiri atau belajar secara kelompok. Model pembelajaran mendesain
pembelajaran yang menyenangkan yang menempatkan peserta didik

48

sebagai subjek pendidikan, selain itu memberi ruang peserta didik
untuk berimajinasi, mengembangkan kreatifitasnya, dan berpikir kritis
analitis (Al Fandi, 20011: 246).
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-

sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu
kelompok atau satu tim. Falsafah yang mendasari model belajar
ini adalah Homo Homoni Sosius. Falsafah ini menekankan bahwa
manusia adalah mahluk sosial. Model pembelajaran ini
dikembangkan oleh Robert E Selfin. (Al Fandi, 2011: 249).
Menurut Kagan (1994) pembelajaran kooperatif adalah
strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil, masingmasing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda,
menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim
bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan
tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan
suasana prestasi bersama-sama.
Pembelajaran

kooperatif

di

desain

sebagai

pola

pembelajaran yang dibangun oleh lima elemen penting sebagai
prasyarat, sebagai berikut: (http