DOCRPIJM 9429ab69c8 BAB IBAB 1 PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mew ujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita- citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan mew ujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perw ujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahw a pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahw a salah satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibiltas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai.
Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Prov insi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kaw asan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahw a Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengaw as pembangunan infrastruktur permukiman di I ndonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di I ndonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah (RPI JM) bidang Cipta Karya. RPI JM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh w ilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. RPI JM mulai dirintis sejak tahun 2005 berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. Pr. 02.03-Dc/496 perihal Penyusunan RPI JM Bidang Cipta Karya. Sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran tersebut, Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun Buku Pedoman Penyusunan RPI JM bidang Cipta Karya sebagai panduan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun RPI JM.
RPI JM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPI JM sudah sepatutnya memiliki kualitas yang baik serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu. Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan kualitas RPI JM perlu dilakukan penyempurnaan Pedoman Penyusunan RPI JM. Dalam pedoman RPI JM yang baru, substansi dokumen akan ditajamkan sesuai dengan kebijakan baru dan perubahan pengaturan terkait bidang Cipta Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPI JM perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah, serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial setempat. Dengan adanya Pedoman RPI JM yang baru, diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menggerakkan semua sumber daya secara optimal dalam memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman, sekaligus mendukung upaya percepatan pencapai sasaran nasional pembangunan bidang Cipta Karya.
1.2. Pengertian dan Kedudukan RPIJM
Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPI JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/sw asta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mew ujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.
Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor adalah RPI JM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Permukiman, dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPI JM sesuai kewenangan dan peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPI JM meliputi pemerintah pusat, prov insi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi-pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPI JM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah prov insi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat.
RPI JM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Prov insi. Sebagai dokumen teknis, RPI JM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPI JM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersamasama oleh para pemangku kepentingan.
RPI JM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun RPI JM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana inv estasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPI JM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Prov insi, dan RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Prov insi, dan RPJMD Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPI JM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah.
I ntegrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat penting, termasuk antara Rencana I nduk Sistem Penyediaan Air Minum (RI -SPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan I nfrastruktur Perkotaan (SPPI P) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPI P ini akan diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan Kaw asan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kaw asan. RPI JM perlu mempertimbangkan dokumen- dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu. RPI JM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah, prov insi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota dalam jangka w aktu 5 tahun.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud RPI JM yaitu untuk mew ujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan pembangunan nasional.
Sedangkan tujuan RPI JM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan lainnya. RPI JM memuat rencana program dan inv estasi dalam jangka w aktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya, yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase).
1.4. Acuan Peraturan dan Perundangan
Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam penyusunan RPI JM Bidang Cipta Karya, adalah sebagai berikut:
Undang – Undang (UU)
UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun; UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal; UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air; UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan; UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
Peraturan Pemerintah (PP)
PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah; PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Prov insi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah; PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau
Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah; PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan; PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM; PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);
PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan Presiden (Perpres)
Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan I nfrastruktur; Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014; Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan I nfrastruktur;
Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005
Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan I nfrastruktur;
Perpres No. 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Prov insi Papua dan Prov insi Papua Barat;
Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi I ndonesia; Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU yang Merupakan Kew enangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri; Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014; Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM; Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang; Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;
Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung; Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan; Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL; Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum; Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM); Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)
Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiata Wajib AMDAL; Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS; Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL
- – UPL dan SPPLH;
Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki I zin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan; Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direv isi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.
Peraturan Kementerian Lainnya
Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan I nfrastruktur; Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; Keputusan Menteri PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegaw ai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegaw ai Negeri Sipil.
1.5. Prinsip Penyusunan RPIJM
Prinsip dasar RPI JM secara sederhana adalah:
1. Multi Tahun, yang diw ujudkan dalam kerangka w aktu 5 (lima) tahun untuk rencana inv estasi yang disusun.
2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kaw asan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kaw asan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kaw asan kumuh, pengembangan kaw asan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.
3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan sw asta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Prov insi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana sw asta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Sw asta (KPS) dan Coorporate
Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam
pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Sw asta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI JM maupun pada saat pelaksanaan program.
5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan prov insi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diw ujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat I ndonesia. RPI JM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPI JM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yang mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah.
1.6. Muatan Dokumen RPIJM
Secara substansi muatan RPI JM Kabupaten/Kota terdiri 8 (delapan) bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPI JM, dasar hukum penyusunan RPI JM, dan mekanisme penyusunan RPI JM. Bab 2 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai konsep perencanaan dan pelaksanaan
program Ditjen Cipta Karya, kebijakan-kebijakan amanat pembangunan nasional, peraturan perundangan pembangunan bidang PU/CK, amanat internasional, serta prioritas bidang cipta karya.
Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai arahan Spasial RPIJM Pada bab ini berisikan mengenai RTRW nasional, RTRW kaw asan strategis nasional, RTRW pulau, RTRW prov insi dan RTRW kabupaten/kota Bab 4 Profil Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas
administrasi w ilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi w ilayah.
Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana
seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD), Strategi Pengembangan Permukiman dan I nfrastruktur Perkotaan (SPPI P), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana I nduk Sistem PAM (RI SPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Pengembangan Kaw asan Permukiman Prioritas (RPKPP), serta penjelasan mengenai
Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kaw asan.
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program inv estasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan
bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah; analisis kebutuhan; serta usulan program dan pembiayaan masing – masing sektor.
Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Pada bab ini berisikan mengenai entitas regional, entitas kabupaten/kota, entitas
kaw asan dan entitas lingkungan/komunitas
Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting
lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Bab 9 Aspek Pembiayaan Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil inv estasi dan
proyeksi inv estasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan inv estasi bidang Cipta Karya.
Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah
yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.
Bab 11 Matriks Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan matriks program inv estasi RPI JM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program inv estasi RPI JM Kabupaten/Kota.
1.7. Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPIJM
1.7.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM
A. Unit Pelaksana Dipusat dan Daerah
Penyusunan RPI JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah prov insi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah prov insi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI JM.
Di dalam mekanisme penyusunanan RPI JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI JM/Randal yang terdiri dari pejabat yang mew akili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korw il) yang terdiri dari Kasubdit Program dan Anggaran (Korw il Sumatera), Kasubdit Ev aluasi Kinerja (Korw il Jaw a), Kasubdit Kerjasama Luar Negeri (Korw il Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara), Kasubdit Data dan I nformasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korw il Maluku dan Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012.
Pada tingkat prov insi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI JM. Satgas Prov insi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Prov insi.
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI JM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Adapun keterkaitan organisasi dalam penyusun RPI JM tercermin pada gambar 1.1.
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2012
Gambar 1.1 Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/KotaB. Tugas dan Tanggung Jawab Satgas Randal Pusat, Satgas RPIJM Provinsi dan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota
Setiap tingkatan Satgas RPI JM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jaw abnya masing-masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korw il berperan sebagai Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan dan pengaw asan dalam penyusunan RPI JM Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jaw abnya yaitu:
1. Tim Pengarah
a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya; dan b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara Kabupaten/Kota, Prov insi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar Kementerian PU.
2. Kepala Satuan Tugas
a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya; b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program
Bidang Cipta Karya;
c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan program Bidang Cipta Karya;dan d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia
Randal Prov insi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian program di Bidang Cipta Karya.
3. Koordinator Wilayah
a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota melalui Pemerintah Prov insi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta Karya;
b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di daerah, khususnya sampai dengan tataran Prov insi, dan tidak tertutup kemungkinan bagi Kabupaten/Kota; c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPI JM, Memorandum Program,
SPPI P, SSK, RI SPAM, dan RTBL;
d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota;
e. Bersama Pemerintah Prov insi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program Bidang Cipta Karya tahun 2013 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan berbasiskan pada RPI JM Kabupaten/Kota; f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPI JM Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Kabupaten/Kota; g. Bersama dengan Pemerintah Prov insi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternativ e sumber pembiayaan Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll; h. Memonitoring dan mengev aluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran dokumen
- – dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota;
i. Membina dan mendampingi Prov insi dalam mengev aluasi tahunan dari pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program I nfrastruktur Permukiman di tingkat pusat.
4. Sekretariat
a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian; b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya; c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu member w adah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal; d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Prov insi serta
Pemerintah Kabupaten/Kota;
e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Prov insi untuk penyelesaian permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya;
f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta Karya kepada Randal Prov insi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;
g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan Koordinator Wilayah; h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau yang sudah terlaksana; dan i. Memberi masukan dan ev aluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja
Randal Pusat dan Koordinator Wilayah. Satgas RPI JM/Randal pada tingkat Prov insi memiliki peran dalam melakukan pendampingan penyusunan RPI JM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di w ilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim sekretariat. Adapun tugas dari masing – masing tim tersebut yaitu:
1. Tim Pengarah
a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah (RPI JM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi;
b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra kerjasama di dalam dan di Propinsi; c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah
Kota/Kabupaten,dan Propinsi; dan
d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPI JM Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi.
2. Tim Pelaksana
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI JM Daerah Kota/Kabupaten;
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat Kota dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPI JM di tingkat Kota dan Kabupaten;
c. Melaksanakan tugas ev aluasi atas usulan RPI JM Daerah Kota/Kabupaten yang akan dihasilkan dari proses pendampingan ini; d. Melaksanakan ev aluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus pendampingan RPI JM Daerah Kota/Kabupaten.
3. Tim Sekretariat
a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistic pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana; b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan ev aluasi pelaksanaan RPI JM Kota/Kabupaten; dan c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana.
Peran Satgas RPI JM/Randal Kabupaten/Kota pada dasarnya adalah sebagai perumus dokumen RPI JM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota ini ditetapkan oleh Keputusan Bupati/Walikota. Sebagaimana halnya Satgas prov insi, Satgas tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung jaw ab masing-masing, yaitu:
1. Pengarah
a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPI JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten/Kota; b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait mitra kerjasama; dan c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kabupaten/Kota.
2. Pelaksana
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI JM Daerah Kabupaten/Kota;
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat Kabupaten/Kota; c. Menyusun RPI JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya ;
d. Melaksanakan tugas ev aluasi atas usulan RPI JM Daerah Kabupaten/Kota yang akan dihasilkan dari proses pendampingan; e. Melaksanakan ev aluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus Pendampingan RPI JM Kabupaten/Kota.
3. Sekretariat
a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan Pelaksana;
b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan ev aluasi pelaksanaan RPI JM Daerah Kabupaten/Kota; dan c. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana.
Dalam dokumen RPI JM yang disusun oleh pemerintah kabupaten/kota harus dilampirkan SK Bupati/Walikota yang menjadi dasar pembentukan Satgas RPI JM Kabupaten/Kota.
1.7.2. Langkah Penyusunan RPIJM
Dalam penyusunan RPI JM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan yang dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPI JM juga mengacu pada dokumen perencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI - SPAM, SSK, RTBL, dan dokumen Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan w ilayah. Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan I nfrastruktur Perkotaan (SPPI P). SPPI P ini memberikan arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPI JM merupakan penjabaran program dari strategi tersebut.
Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana, dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan inv estasi di setiap sektor. Proses analisis teknis ini diaw ali identifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting infrastruktur permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan ke depan. Setelah itu, dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul programprogram pembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut. Apabila
readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang telah
teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan dalam bentuk rencana program dan inv estasi sektoral.
Selain melihat rencana inv estasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPI JM Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumber pendanaan keuangan daerah dalam inv estasi pembangunan jangka menengah.
Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis keorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia dalam implementasi RPI JM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.
Gambar 1.2 Langkah Penyusunan Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota Bidang Cipta KaryaSeperti yang telah disebutkan sebelumnya bahw a pada dasarnya RPI JM dirumuskan oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direv iew oleh Satgas tingkat prov insi dan pusat. Adapun, skema koordinasi dalam RPI JM dapat terlihat pada gambar dibaw ah ini.
Gambar 1.3 Skema Penyusunan RPIJM Kabupaten/KotaAdapun alur kegiatan penyusunan RPI JM yang dilakukan pada setiap tingkatan Satgas adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Draft I RPI JM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota) Penyusunan RPI JM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam perumusan Draft I RPI JM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia usaha dan organisasi berbasis komunitas.
2. Penyusunan Draft I I RPI JM (tingkat Satgas Prov insi) Di tingkat prov insi, satgas prov insi akan melakukan penilaian kelengkapan dokumen RPI JM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan infrastruktur permukiman berskala regional. Pembahasan Draft I I ini perlu mengikutsertakan unsur akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/ kota yang berbatasan.
3. Penyusunan Draft Final RPI JM (tingkat Satgas Pusat) Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah kabupaten/kota. Setelah melakukan rev iew , maka akan dilakukan pembahasan yang melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya untuk memadukan program dan inv estasi dalam RPI JM dengan upaya pencapaian sasaran nasional.
4. Penyusunan RPI JM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota) Setelah direv isi, maka Satgas Kabupaten/Kota melakukan finalisasi dan legalisasi dokumen RPI JM setelah mendapat persetujuan Bupati/Walikota.
1.7.3. Penilaian Kelayakan RPIJM
Kelayakan suatu dokumen RPI JM perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen RPI JM kabupaten/kota. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. I ndikator Penilaian Dokumen RPI JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:
1. Kelengkapan Dokumen Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI JM.
2. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kaw asan Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen pendukung RPI JM seperti RTRW, RPJMD, KSPD, SPPI P serta dokumen sektoral lainnya.
3. Kelayakan Program Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program inv estasi sektor pengembangan permukiman, rencana program inv estasi sektor PBL, rencana program inv estasi sektor PLP, rencana program inv estasi sektor SPAM.
4. Kelayakan Lingkungan dan Sosial Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
5. Kelayakan Pendanaan Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPI JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.
6. Kelayakan Kelembagaan Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI JM di daerah.
7. Matriks Program Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program yang tertuang dalam RPI JM.
Adapun indikator penilaian kelayakan dokumen RPI JM Kabupaten/Kota beserta nilai maksimal dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1 Indikator Penilaian RPIJM Setelah dilakukan penilaian terhadap kelayakan dokumen RPI JM berdasarkan langkah-langkah diatas, maka didapatkan hasil penilaian dokumen RPI JM berupa jumlah nilai yang dihitung berdasarkan skoring dari masing- – masing indicator penilaian. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui kualitas suatu dokumen RPI JM. Kualitas suatu dokumen RPI JM dapat dilihat berdasarkan status hasil penilaiannya, dimana dokumen RPI JM yang memiliki nilai 0
- – 50 revisi besar, 51 – 80 revisi kecil, dan 81 – 100 revisi penyempurnaan.
1. Penyusunan Dokumen RPI JM Kabupaten/Kota dilakukan oleh Satgas RPI JM Kab/Kota, Satgas RPI JM Prov insi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Prov insi;
2. Pembahasan Progress Dokumen RPI JM Kabupaten/Kota dilakukan oleh Satgas RPI JM Kab/Kota, Satgas RPI JM Prov insi, Satker Perencanaan dan Pengendalian Prov insi, Satgas RPI JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korw il dan Satker Perencanaan dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan Direktorat Pengembangan Air Minum. Pembahasan progress dokumen RPI JM Kab/Kota ini dilakukan secara berkala;
3. Finalisasi Dokumen RPI JM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPI JM Kab/Kota, Satgas RPI JM Prov insi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Prov insi;
4. Ev aluasi Penilaian Dokumen RPI JM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPI JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korw il dan Satker Perencanaan dan Pengendalian, Dorektorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan Direktorat Pengembangan Air Minum; dan
5. Rev isi Final Dokumen RPI JM Kab/Kota yang dilakukan oleh Satgas RPI JM Kab/Kota, Satgas RPI JM Prov insi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Prov insi.
Dalam kegiatan penilaian dokumen RPI JM peran Satgas Prov insi yaitu: Memberikan masukan dan arahan pada kegiatan merev iew outline dokumen
RPI JM terhadap buku pedoman RPI JM dimana semua aspek sesuai dengan buku pedoman penyusunan; Rev iew strategi / skenario pengembangan wilayah dengan melihat dokumen
SPPI P; Mengkaji dokumen SPPIP dan RPKPP serta mengkaji rencana program inv estasi pengembangan permukiman;
Mengkaji dokumen RTBL dengan melihat kesesuaian rencana program inv estasi penataan bangunan dan lingkungan yang ada pada dokumen RPI JM Kab/Kota; Mengkaji dokumen SSK dan Masterplan Drainase lalu merev iew rencana program inv estasi penyehatan lingkungan permukiman; Mengkaji RI-SPAM lalu mereview rencana program inv estasi sistem penyediaan air minum; Mengkaji dokumen perencanaan yang ada untuk merev iew aspek sosial dan lingkungan; Melakukan sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk merev iew terhadap penetapan prioritas program inv estasi; serta Berkoordinasi dengan Satgas RPIJM Pusat dan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota untuk aspek legalisasi.
Untuk Satgas RPI JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Koordinasi Wilayah (Korw il), Satker Perencanaan dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Pengembangan Air Minum, dan Setditjen CK, kegiatan yang dilakukan dalam rev iew RPI JM adalah:
Mengkaji strategi pengembangan Bidang Cipta Karya untuk memberikan masukan terhadap rev iew strategi/ skenario pengembangan w ilayah terhadap kesesuaian dengan RTRW Nasional, Prov insi, dan Kabupaten/Kota dengan dokumen strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPI P); Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Permukiman pada kegiatan rev iew terhadap rencana program inv estasi pengembangan permukiman terhadap kesesuaian dengan dokumen rencana pembangunan kaw asan permukiman prioritas (RPKPP); Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk mengecek dokumen RTBL dan merev iew rencana program inv estasi penataan bangunan dan lingkungan terhadap kesesuaian dengan dokumen RTBL; Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman untuk mengecek kesesuaian dokumen SSK dan Masterplan Drainase dan merev iew rencana program inv estasi penyehatan lingkungan permukiman; Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Air Minum untuk mengecek kesesuaian terhadap RI -SPAM dan merev iew Rencana Program I nv estasi Air Minum; Satker Perencanaan dan Pengendalian dan semua komponen yang termasuk dalam Satgas RPI JM Pusat berkoordinasi dengan Satgas Prov insi dalam kegiatan sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk penetapan prioritas program inv estasi; dan Direktorat Bina Program yang terdiri dari Koordinator Wilayah dan Satker Perencanaan dan Pengendalian beserta Bagian Hukum (Setditjen CK) berkoordinasi dengan Satgas Prov insi dalam aspek legalisasi RPI JM.