TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

  MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI A Penulis: Drs. H. Haryono Adi Purnomo PPPPTK PKn dan IPS Drs. H. Supandi, M.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Rahma Tri Wulandari, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Magfirotun Nur Insani, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Gatot Malady, S.IP., M.Si. PPPPTK PKn dan IPS Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Universitas Negeri Malang Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Universitas Negeri Malang Penyunting: Gatot Malady, S.I.P., M.Si. Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright © 2018 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial

tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

  PPKn SMP KK A Kata Sambutan

  Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG sejak tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2018 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui Moda Tatap Muka.

  Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) dan, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru moda tatap muka untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

  Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru ini untuk mewujudkan Guru Mulia karena Karya.

  Jakarta, Juli 2018 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

  Dr. Supriano, M.Ed.

  NIP. 196208161991031001

  PPKn SMP KK A Kata Pengantar

  Puji dan syukur NLWD panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul

  Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

  Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

  Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2018 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan terintegrasi pembelajaran berorientasi Higher

  Order Thinking Skils (HOTS), serta berisi materi pedagogik dan profesional yang

  akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

  Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

  Jakarta, Juli 2018 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Drs. Anas M. Adam, M.Pd.

  NIP. 195808181984081001

  PPKn SMP KK A Daftar Isi Hal.

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  PPKn SMP KK A

  

  

  

  Daftar Gambar Hal.

  

  Daftar Tabel Hal.

  

  

  PPKn SMP KK A Pendahuluan

A. Latar Belakang

  Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Guru Pembelajar adalah guru yang ideal yang terus belajar dan mengembangkan diri di setiap saat dan dimanapun. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah substansi materi yang dikemas guna membantu pencapaian peningkatan kompetensi, baik Pedagogi maupun profesional. Hal ini dilaksanakan dalam rangka pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pendahuluan

  Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan- batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

B. Tujuan

  Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama melalui pendekatan pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat sesuai dengan potensi lingkungan dan kearifan lokal yang ada. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi Pedagogi dan profesional guru PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015 dan tahun 2016.

  Kita akan mengajak Saudara, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi Pedagogi dan profesional. Materi Pedagogi berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Saintifk, Model Pembelajaran, RPP, Penyusunan Soal HOTS, serta Sumber dan Media Pembelajaran. Sedangkan materi profesional terkait dengan materi PPKn yang mencakup:

  1. Konsep, struktur, materi dan pola pikir keilmuan PPKn.

  2. Perumusan dan Penetapan Pancasila serta perwujudan nilai-nilai Pancasila.

  3. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

  4. Bentuk dan Kedaulatan Negara serta Lembaga-lembaga Negara di Indonesia

  5. Keberagaman masyarakat Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

  6. Harmoni Keutuhan wilayah dan kehidupan dalam konteks NKRI

  PPKn SMP KK A

C. Peta Kompetensi

  Pembelajaran ke - Kompetensi yang dicapai

  5.

  9. Menjelaskan Perencanaan Pembelajaran PPKn SMP

  8. Menjelaskan Penyusunan Soal HOTS

  

2. Menjelaskan Model Pembelajaran PPKn SMP

  

1. Menjelaskan Pendekatan Saintifik PPKn SMP

  7.

  6. Menjelaskan Harmoni Keutuhan wilayah dan kehidupan dalam konteks NKRI

  2. Menjelaskan Makna Keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

  1. Menjelaskan Keberagaman dalam masyarakat Indonesia.

  2. Menjelaskan Lembaga-lembaga Negara sesuai Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  1. Menguasai Konsep, struktur, materi dan pola pikir Keilmuan PPKn

  Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta mempelajari Modul ini adalah:

  4.

  2. Menjelaskan Nilai dan moral Pancasila dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  1. Menjelaskan Perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

  3.

  2. Menjelaskan Dinamika perwujudan nilai dan moral Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Menjelaskan sejarah Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

  2.

  1. Menjelaskan makna kedaulatan rakyat sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendahuluan

D. Ruang Lingkup

  Gambar 1. Ruang Lingkup Modul M a te ri P P K n S M P

  Profesional Konsep, struktur, materi dan pola pikir Keilmuan PPKn.

  Perumusan dan Penetapan Pancasila serta Dinamika Perwujudan nilai Pancasila Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Bentuk dan Kedaulatan Negara serta Lembaga-lembaga Negara di Indonesia Keberagaman masyarakat Indonesia dalam Bhineka Tunggal Ika Harmoni Keutuhan wilayah dan kehidupan dalam konteks NKRI

  Pedagogi Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran PPKn SMP Penyusunan Soal HOTS Penyusunan RPP PPKn SMP

  PPKn SMP KK A

E. Cara Penggunaan Modul

  Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

  Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

  Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

  Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah. Pendahuluan Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

  Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

  a. Pendahuluan

  Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :  Latar belakang yang memuat gambaran materi  Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi  Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

   Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran  Langkah-langkah penggunaan modul

  b. Mengkaji Materi

  Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A Pengantar PPKn SMP dan Dasar-dasar Perencanaan Pembelajaran, dan Penyusunan Soal HOTS . Fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

  PPKn SMP KK A

  c. Melakukan aktivitas pembelajaran

  Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, bai itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

  Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

  d. Presentasi dan Konfirmasi

  Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

  e. PersiapanTes Akhir

  Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tesakhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

  Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu

  

In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning

  2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini. Pendahuluan Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

  Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

  Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :  latarbelakang yang memuat gambaran materi  tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi  kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.  Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran  langkah-langkah penggunaan modul

  PPKn SMP KK A

  b. In Service Learning 1 (IN-1)

   Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A Pengantar PPKn SMP dan Dasar-dasar Perencanaan Pembelajaran, Penilaian, dan Penelitian Tindakan Kelas, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

   Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Latihan Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN-1.

  Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

  c. On the Job Learning (ON)

   Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A Pengantar PPKn SMP dan Dasar-dasar Perencanaan Pembelajaran, Penilaian, dan Penelitian Tindakan Kelas guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta. Pendahuluan

   Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN-1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

   Mengerjakan Latihan Kerja/Tugas/Kasus Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan Latihan Kerja (LK) /Tugas/Kasus yang menjadi tagihan pada on the job learning.

  d. In Service Learning 2 (IN-2)

  Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada

  bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi yang dianggap sulit bagi peserta untuk dibahas bersama dengan fasilitator berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

  f. Persiapan Tes Akhir

  Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

  PPKn SMP KK A

3. Latihan Kerja

  Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok kompetensi terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

  Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

  Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Kode No Nama LK Keterangan LK

  1. LK 1.1. Konsep, Materi, Struktur, dan Pola Pikir Keilmuan PPKn

  2. LK 2.1. Perumusan dan Penetepan Pancasila serta Dinamika Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila Membuat Kisi-kisi Soal dan Butir Soal USBN 3. LK 2.2. tentang Perumusan dan Penetapan Pancasila

  4. LK 3.1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Membuat Kisi-kisi Soal dan Butir Soal USBN 5. LK 3.2. tentang UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

  6. LK 4.1. Kedaulatan Rakyat dan Lembaga-lembaga Negara

  7. LK 4.2. Membuat Kisi-kisi Soal dan Butir Soal tentang Kedaulatan Rakyat dan Lembaga-lembaga Negara

  8. LK 5.1. Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika

  9. LK 5.2 Membuat Kisi-kisi Soal dan Butir Soal USBN tentang Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika

  10. LK 6.1. NKRI

  11. LK 6.2. Membuat Kisi-kisi Soal dan Butir Soal USBN tentang NKRI

  12. LK 7.1. Pendekatan Saintifik dan Model- Model Pembelajaran

  13. LK 8.1. Penyusunan Soal HOTS

  14. LK 9.1. RPP Pendahuluan Keterangan

  TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

  IN-1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning

  PPKn SMP KK A

4. Kisi-kisi Pengembangan Soal USBN

  Tabel 2. Kisi-kisi Pengembangan Soal USBN PPKn SMP

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI PANCASILA SEBAGAI

  IDEOLOGI NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI Pengetahuan dan Pemahaman

   Mengidentifikasi  Menunjukkan  Menjelaskan  Mendeskripsikan Peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang:  Proses perumusan Pancasila  Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila  Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa

  Peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang:  Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945  Sistem perundang- undangan nasional  Sistem hukum nasional  Bentuk dan kedaulatan negara berdasarkan UUD NRI Tahun 1945  Norma-norma dalam masyarakat

  Peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang:  Semangat Sumpah Pemuda 1928  Kebangkitan Nasional 1908  Aspek-aspek pengokohan NKRI  Persatuan dalam

  Keberagaman  Semangat cinta tanah air dan bela negara

  Aplikasi

   Memberi contoh  Menentukan  Menerapkan  Menginterpretasi  Mengurutkan Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

   Proses perumusan Pancasila  Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila  Pancasila sebagai dasar Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:  Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945  Sistem perundang- undangan nasional

  Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:  Semangat Sumpah Pemuda 1928  Kebangkitan Nasional 1908  Aspek-aspek pengokohan NKRI  Persatuan dalam

  Keberagaman Pendahuluan

LINGKUP MATERI PANCASILA SEBAGAI NORMA DAN KOMITMEN TERHADAP LEVEL KOGNITIF

  negara dan  Sistem hukum  Semangat cinta pandangan nasional tanah air dan bela hidup bangsa  Bentuk dan negara kedaulatan negara berdasarkan UUD NRI Tahun 1945

   Norma-norma dalam masyarakat

  Penalaran

  Peserta didik Peserta didik Peserta didik dapat  Menganalisis dapat dapat menggunakan nalar  Mengevaluasi menggunakan menggunakan dalam mengkaji:

   Semangat Sumpah nalar dalam nalar dalam  Mengaitkan mengkaji: mengkaji:

  Pemuda 1928  Menyimpulkan  Proses  Proses  Kebangkitan perumusan perumusan

  Nasional 1908 Pancasila UUD NRI  Aspek-aspek

   Nilai-nilai dan Tahun 1945 pengokohan NKRI  Sistem moral dalam  Persatuan dalam Pancasila perundang-

  Keberagaman  Pancasila undangan

   Semangat cinta nasional sebagai dasar tanah air dan bela  Sistem hukum negara dan negara. pandangan nasional

   Bentuk dan hidup bangsa kedaulatan negara berdasarkan UUD NRI Tahun 1945  Norma-norma dalam masyarakat

BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL

  PPKn SMP KK A Kegiatan Pembelajaran 1 Konsep, Materi, Struktur, dan Pola Pikir Keilmuan PPKn

  A. Tujuan 1. Menguasai konsep, materi, struktur dan pola pikir keilmuan PPKn.

  2. Menguasai ruang lingkup PPKn.

  3. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial.

  4. Memiliki komitmen moral dalam mengembangkan materi PPKn berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

  B. Indikator Pencapaian Kompetensi

  1. Menjelaskan latar belakang PPKn

  2. Menjelaskan konsep PPKn

  3. Menjelaskan tujuan mata pelajaran PPKn

  4. Menjelaskan kedudukan mata pelajaran PPKn

  5. Menjelaskan fungsi mata pelajaran PPKn

  6. Menjelaskan manfaat mata pelajaran PPKn

  7. Menjelaskan ruang lingkup PPKn

  C. Uraian Materi Latar belakang PPKn

  Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 2 menyebutkan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menyebutkan Pendidikan nasional berfungsi Kegiatan Pembelajaran 1

  mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sementara dalam Pasal 37 disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut, dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pendidikan dimaksudkan untuk

  ” membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Berdasarkan rumusan tersebut, telah dikembangkan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mengakomodasikan perkembangan baru dan perwujudan pendidikan sebagai proses pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti utuh dan luas, maka substansi dan nama mata pelajaran yang sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dikemas dalam Kurikulum 2013 menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

  Konsep PPKn

  Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan termuat dalam ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) terbaru yakni Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Dengan kata lain tentang apa, mengapa, dan bagaimana mata pelajaran PPKn secara imperatif berkedudukan dan berfungsi dalam konteks sistem pendidikan dan kurikulum secara nasional sudah didukung dengan regulasi yang sangat lengkap.

  PPKn SMP KK A

  Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan: (1) Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila. Perubahan tersebut didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran PKn menjadi PPKn yang mengemuka dalam lima tahun terakhir, antara lain: (1) secara substansial, PKn terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan nilai dan moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional; (2) secara metodologis, ada kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan ranah sikap (afektif), ranah pengetahuan (kognitif), pengembangan ranah keterampilan (psikomotorik) belum dikembangkan secara optimal dan utuh.

  Selain itu, melalui penyempurnaan PKn menjadi PPKn tersebut terkandung gagasan dan harapan untuk menjadikan PPKn sebagai salah satu mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas berbagai krisis yang melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn sebagai mata pelajaran yang memiliki misi mengembangkan keadaban Pancasila, diharapkan mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab.

  Berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi dan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SMP, mata pelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013, memiliki karakteristik sebagai berikut. Kegiatan Pembelajaran 1

  a. Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn); b. Mata pelajaran PPKn berfungsi sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter; c. Kompetensi Dasar (KD) PPKn dalam bingkai kompetensi inti (KI) yang secara psikologis-pedagogis menjadi pengintergrasi kompetensi peserta didik secara utuh dan koheren dengan penanaman, pengembangan, dan/atau penguatan nilai dan moral Pancasila; nilai dan norma UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika; serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  d. Pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach) yang dipersyaratkan dalam kurilukum 2013 memusatkan perhatian padaproses pembangunan pengetahuan (KI-3), keterampilan (KI

  • –4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual.

  e. Model pembelajaran dikembangkan sesuai dengan karakteristik PPKn secara holistik/utuh dalam rangka peningkatan kualitas belajar dan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta didik sebagai warganegara yang cerdas dan baik secara utuh dalam proses pembelajaran otentik (authentic instructional and authentic learning) dalam bingkai integrasi Kompetensi Inti sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Serta model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik bersikap dan berpikir ilmiah (scientific) yaitu pembelajaran yang mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

  f. Model Penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar PPKn menggunakan penilaian otentik (authentic assesment). Penilaian otentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih otentik.

  PPKn SMP KK A Tujuan Mata Pelajaran PPKn

  Sesuai dengan PP Nomor 13 Tahun 2015 ditegaskan bahwa Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Secara umum tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic

  responsibility).

  Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut sehingga peserta didik mampu: a. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial; b. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

  Tahun 1945;

  c. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal

  Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

  d. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial Budaya. Kegiatan Pembelajaran 1 Kedudukan, Fungsi dan Manfaat Mata Pelajaran PPKn

  PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan kewarganegaraan khas Indonesia. Begitu pula, PPKn sebagai wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila dan pengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat koheren (runut dan terpadu) dengan komitmen pengembangan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003.

  Manfaat PPKn

  Mata pelajaran PPKn bermanfaat untuk membangun manusia sebagai insan menekankan pada manusia yang berharkat, bermartabat, bermoral dan memiliki jati diri serta karakter tangguh baik dalam sikap mental, daya pikir maupun daya ciptanya.Namun demikian dalam proses pembelajarannya perlu memperhatikan pengembangan proses pembiasaan, kematangan moral, dan penguasaan pengetahuan kewarganegaraan untuk memperkuat pembangunan watak, seperti penghargaan (respect) dan tanggung jawab (responsibility) sebagai warga negara demokratis dan taat hukum (democratic and lawfull). Hal Ini berarti bahwa pembentukan moralitas merupakan fokus yang perlu diwujudkan dalam pembelajaran.

  Fungsi PPKn

  Mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab. Melalui PKn sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dalam kehidupan demokratis.Generasi penerus melalui pendidikan kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional serta memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku yang berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Ruang Lingkup PPKn

  Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

  PPKn SMP KK A

  (PPKn), meliputi:

  a. Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi , dan pandangan hidup bangsa

  b. UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara c. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara

  Republik Indonesia

  d. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

  Sesuai dengan Permendikbud tentang Standar isi dijelaskan bahwa tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi PPKn pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B sebagai berikut :

  Tabel 3. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi PPKn Tingkat Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup Materi Kompetensi Kelas

  4 VII - VIII  Menjelaskan komitmen  Komitmen para pendiri Negara para pendiri Negara dalam merumuskan dan dalam merumuskan menetapkan Pancasila dan menetapkan  Proses perumusan dan Pancasila pengesahan Undang- Undang

   Menganalisis proses Dasar Negara Republik pengesahan Undang- Indonesia Tahun 1945 Undang Dasar  Norma hukum dan kepatutan Republik Indonesia yang berlaku dalam kehidupan tahun 1945 bermasyarakat dan bernegara  Menunjukkan sikap

   Harmoni keutuhan wilayah dan toleransi dalam makna kehidupan dalam konteks keberagaman dalam NKRI bingkai Bhinneka  Makna keberagaman suku, Tunggal Ika agama, ras, budaya, dan

   Menjelaskan gender dalam bingkai karakteristik daerah Bhinneka Tunggal Ika tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI  Menunjukkan perilaku menghargai dengan dasar: moral, norma, prinsip dan spirit kewarganegaraan

4 A

  IX  Menunjukkan sikap  Dinamika perwujudan nilai dan dalam dinamika moral Pancasila dalam perwujudan Pancasila kehidupan sehari-hari dalam kehidupan  Esensi nilai dan moral sehari-hari secara Pancasila dalam individual dan kolektif

  PembukaanUndang-Undang Kegiatan Pembelajaran 1 Tingkat Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup Materi Kompetensi Kelas

   Menganalisis nilai dan Dasar Negara Republik moral yang terkandung Indonesia Tahun 1945  Makna ketentuan hukum yang dalam Pembukaan Undang-Undang berlaku dalam perwujudan Dasar Negara kedamaian dan keadilan Republik Indonesia  Semangat persatuan dan tahun 1945 kesatuan dalam keberagaman

   Menjelaskan masalah masyarakat yang muncul terkait  Aspek-aspek pengokohan keberagaman NKRI masyarakat dan cara pemecahannya  Menerapkan perilaku kewarganegaraan berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam rangka pengokohan NKRI  Menghargai dan menghayati dengan dasar: kesadaran nilai, moral, norma, prinsip dan spirit keseluruhan entitas kehidupan kebangsaan

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Moda Tatap Muka Penuh Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan  Peserta membaca modul KP 1 secara mandiri.

  Persiapan Pembelajaran  Peserta menyiapkan laptop, modul, alat tulis.

   Peserta berdoa sesuai agama dan kepercayaannya Pendahuluan masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.  Peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya  Peserta melakukan curah pendapat tentang fungsi dan kedudukan mata pelajaran PPKn  Peserta menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

  Kegiatan Inti

  1. Peserta diklat mengelompok menjadi 3 kelompok (atau sesuai kebutuhan)

  2. Tiap kelompok mengumpulkan informasi melalui modul, internet atau bahan lainnya.

  PPKn SMP KK A Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan

   Peserta diklat latihan mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian mokul KP 1  Peserta diklat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.  Melaksanakan rencana tindak lanjut

  1) Berdoa bersama sebelum kegaiatan pembelajaran dimulai

  c. Kegiatan In -2

  Peserta diklat mengerjakan LK 1.1 secara mandiri sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul ini.

  b. Kegiatan on

  2) Peserta membagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan 3) Peserta diklat membaca cerdas materi modul. 4) Peserta berdiskusi tentang materi yang disajikan. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok. Diharapkan peserta berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil diskusi yang dicapai oleh kelompok.

  a. Aktivitas In -1 1) Berdoa bersama sebelum kegaiatan pembelajaran dimulai.

   Peserta melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.  memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. Pasca tatap muka

  1. Tiap kelompok mendiskusikan dan mengerjakan LK yang ada.

  7. Peserta menyimak penguatan tentang penyusunan soal yang disampaikan oleh instruktur. Kegiatan Penutup  Peserta menyimpulkan hasil pembelajaran.

  6. Peserta lain memberikan komentar dan saran terhadap penyusunan soal yang dipresentasikan.

  5. Peserta secara acak mempresentasikan hasil penyusunan soalnya.

  4. Peserta menyimak penguatan yang disampaikan oleh instruktur.

  3. Peserta yang lain memberikan pertanyaan, tanggapan, dan saran terhadap hasil presentasi kelompok yang maju.

  2. Tiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerjanya.

2. Moda Tatap Muka In-On-In

  Kegiatan Pembelajaran 1

  2) Peserta mempresentasikan hasil pekerjaan LK 1.1 dan peserta lain memberikan pertanyaan, saran, dan komentar. 3) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain. 4) Peserta bersama fasilitator menyimpulkan hasil pembelajaran. 5) Peserta bersama fasilitator melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

  Pilih jawaban yang paling benar dengan cara memberi silang (X) pada huruf jawaban A, B, C, dan D

  1. Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

  Latar belakang perubahan tersebut adalah, kecuali…..

  A. Mencoba kembali memasukkan pendidikan moral dan budi pekerti

  B. Pancasila menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi.

  C. PKn terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan nilai dan moral Pancasila dirasa kurang.

  LK 1. 1.

  Kerjakan dengan baik soal berikut ini!

  1. Pilihlah salah satu ruang lingkup PPKn!

  2. Tentukan ruang lingkup materi PPKn!

  3. Isilah tiap ruang lingkup materi PPKn tersebut dengan Kompetensi Dasar PPKn SMP!

E. Latihan/Kasus/Tugas

  PPKn SMP KK A

  D. Kecenderungan pembelajaran pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan belum dikembangkan secara optimal dan utuh.