BAB III METODE PENELITIAN - DETERMINAN PERILAKU NYUMBANG DI MASYARAKAT KELURAHAN SEKARAN, GUNUNGPATI SEMARANG Studi Kasus Berdasarkan TRA (Theory Of Reasoned Action) - Unika Repository

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan asumsi bahwa

  setiap peristiwa memiliki makna atau arti tertentu yang belum tentu mampu diungkapkan dengan angka-angka secara kuantitatif. Moleong (2009) menyatakan seorang peneliti dengan mengunakan metode kualitatif, berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu.

  Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2009). Penelitian dengan pendekatan kualitatif juga lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan meggunakan logika ilmiah (Azwar,2014). Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2015).

  Adapun karakteristik penelitian kualitatif, diantaranya: a) mendasarkan diri pada kekuatan narasi, b) studi dalam situasi alamiah, c) kontak langsung di lapangan, d) cara berpikir induktif, e) perspektif holistik, f) orientasi kasus unik, g) cara memperoleh data netral empiris, h) ada fleksibilitas desain, i) sirkuler dan peneliti adalah instrumen kunci (Poerwandari, 2013).

  Selain asumsi di atas, alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu:

  1. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dapat dipahami secara mendalam pokok permasalahan penelitian, yaitu apa saja yang menjadi determinan perilaku nyumbang dan keterkaitan determinan satu dengan determinan lainnya dalam memengaruhi perilaku nyumbang di masyarakat kelurahan Sekaran, Gunungpati (Studi Kasus berdasarkan TRA Fishbein & Ajzen).

  2. Tema penelitian merupakan hal yang sulit diukur dengan angka dan berhubungan erat dengan proses interaksi sosial

  3. Subyek penelitiannya relatif kecil Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi kasus. Penelitian studi kasus adalah pendekatan kualitatif yang penelitinya mengeksplorasi kehidupan nyata, sistem terbatas kontemporer (kasus) atau beragam sistem terbatas (berbagai kasus), melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi atau sumber informasi majemuk dan melaporkan deskripsi kasus dan tema kasus (Creswell; 2015).

  Alasan digunakannya studi kasus sebagai pendekatan penelitian ini yaitu sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin mendeskripsikan secara mendalam determinan perilaku nyumbang di masyarakat Kelurahan Sekaran, Gunungpati beserta keterkaitan determinan satu dengan determinan lainnya. Dalam hal ini peneliti berusaha memahami makna dibalik setiap peristiwa yang terjadi pada perilaku nyumbang di masyarakat kelurahan Sekaran, Gunungpati. Yin (2006) berpendapat bahwa studi kasus lebih banyak berkutat upaya untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan, bagaimana dan mengapa, serta pada tingkat tertentu juga menjawab pertanyaan apa/ apakah. Creswell (2015) menambahkan bahwa ciri utama studi kasus yaitu memperlihatkan secara mendalam tentang kasus tersebut.

B. Tema-tema yang Diungkap

  Tema-tema yang diungkap dalam penelitian ini sesuai dengan TRA yang dikemukakan Fishbein & Ajzen diantaranya:

  1. Harapan akan hasil subyek dari nyumbang

  2. Nilai akan hasil subyek dari nyumbang

  3. Sikap subyek tentang nyumbang

  4. Keyakinan normatif subyek tentang nyumbang

  6. Norma subyektif subyek tentang nyumbang

  7. Intensi subyek untuk nyumbang

  8. Perilaku subyek dalam nyumbang

  C. Subyek Penelitian

  Bungin (2010) menjelaskan bahwa subyek penelitian adalah seseorang/responden penelitian yang berfungsi sebagai penjaring informasi dan data sebanyak-banyaknya yang bermanfaat bagi bahan analisis. Subyek penelitian perlu ditentukan terlebih dulu agar peneliti dapat secara langsung mengumpulkan data dan informasi di lapangan sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini, subyek penelitian yang digunakan adalah warga Kelurahan Sekaran dengan kriteria:

  1. Memiliki pengalaman nyumbang dan disumbang dalam kegiatan hajatan, seperti pernikahan atau khitanan.

  2. Tokoh masyarakat yang memiliki kesuksesan sebagai pelaku usaha dan kewirausahaan

  3. Berdomisili di Kelurahan Sekaran.

  D. Teknik Pengambilan Subyek

  Teknik pengambilan subyek dalam penelitian menggunakan purposive

  

sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan subyek penelitian

  dilakukan secara purposive atau bertujuan dengan mengikuti kriteria penelitian yang digunakan sebanyak tiga orang dengan memperhatikan perbandingan gender. Hal ini dilakukan supaya peneliti bisa mendapatkan data yang komprehensif. Poerwandari (2013; 106) menambahkan dengan fokusnya pada kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dalam jumlah kasus sedikit.

E. Metode Pengumpulan Data

  Guna mendapatkan data secara mendalam mengenai determinan perilaku nyumbang di masyarakat Kelurahan Sekaran, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Berikut penjelasannya:

1. Wawancara

  Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2008). Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut (Poerwandari, 2013).

  Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstuktur. Melalui metode wawancara ini, peneliti menyusun pedoman wawancara secara rinci. Peneliti dituntut untuk bisa melaksanakan wawancara sesuai sekuensi yang tercantum, serta menanyakannya dengan cara yang sama pada responden-responden yang berbeda (Poerwandari, 2013).

  Berhubung peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur, maka sebelum melakukan penelitian, peneliti harus menyusun pedoman wawancara terlebih dahulu. Berikut pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara yang diajukan peneliti pada subyek penelitian: a. Harapan akan hasil dari nyumbang

  1) Menurut Anda, nyumbang itu apa? 2) Menurut Anda, apakah nyumbang hanya dilakukan pada saat ada hajatan saja? 3) Kalau Anda memberikan sumbangan pada tetangga ketika ada anggota keluarga mereka yang meninggal atau melahirkan itu juga disebut nyumbang?

  4) Istilah yang digunakan untuk nyumbang di Sekaran itu apa saja, apakah ada istilah lain selain nyumbang? 5) Menurut Anda, apa yang Anda harapkan ketika nyumbang?

  b. Nilai akan hasil dari nyumbang Apa yang membuat harapan dari nyumbang tersebut penting bagi

  Anda?

  c. Sikap tentang nyumbang 1) Apa yang Anda rasakan ketika nyumbang? 2) Apa yang membuat perasaan tersebut muncul dalam diri Anda ketika

  3) Bagaimana pandangan Anda tentang tradisi nyumbang?

  d. Norma subyektif dalam nyumbang 1) Siapakah orang yang Anda anggap penting dalam hidup Anda dalam hal nyumbang? 2) Apa yang membuat Anda mengganggapnya sebagai orang penting? 3) Nasehat, pesan atau anjuran apa yang diberikan orang penting tersebut pada Anda ketika nyumbang? 4) Kenapa Anda bersedia untuk mengikuti nasehat, pesan atau anjuran dari orang penting tersebut? e. Intensi untuk nyumbang

  1) Ketika Anda nyumbang, apakah Anda selalu merencanakannya sebelumnya? 2) Kenapa Anda melakukan perencanaan nyumbang? 3) Bagaimana cara Anda dalam merencanakan nyumbang?

  f. Perilaku dalam nyumbang 1) Kapan terakhir kali Anda nyumbang? 2) Apa saja yang Anda bawa ketika nyumbang dan berapa jumlah sumbangan Anda?

  Guna mempermudah peneliti dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tape recorder untuk merekam dan buku catatan penelitian untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting pada data hasil penelitian.

2. Observasi

  Nasution (dalam Sugiyono, 2015) menyebutkan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yakni fakta-fakta nyata mengenai fenomena yang diperoleh melalui observasi. Observasi adalah salah satu alat penting untuk pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Mengobservasi berarti memperhatikan fenomena di lapangan melalui kelima indera peneliti, seringkali dengan instrumen atau perangkat dan merekamnya untuk tujuan ilmiah (Angrosino dalam Creswell, 2015).

  Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan. Peneliti merupakan outsider dari kelompok yang sedang diteliti, menyaksikan dan membuat catatan lapangan dari kejauhan (Creswell, 2015). Observasi dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pada saat peneliti melakukan wawancara. Hasil observasi ini diharapkan dapat mendukung hasil wawancara. Adapun beberapa hal umum yang dapat diungkap melalui observasi ini, diantaranya: a. Kesan umum kondisi fisik subyek

  b. Pembawaan subyek dalam bercerita

  c. Sikap subyek pada saat wawancara

  d. Keadaan rumah subyek dan lingkungan sekitarnya

  e. Hubungan subyek dengan keluarga

F. Kriteria Keabsahan Data

  Moleong (2009) menjelaskan bahwa untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan tehnik pemeriksaan atas sejumlah kriteria tertentu yang terdiri dari derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependendability) dan kepastian (confirmability). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data berupa kredibilitas data. Kredibilitas menjadi istilah yang paling banyak dipilih untuk mengganti konsep validitas, dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif (Poerwandari, 2013). Adapun tiga langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kredibilitas data mengenai determinan perilaku nyumbang subyek berdasarkan TRA, yaitu sebagai berikut:

  1. Triangulasi Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan waktu. Jenis triangulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data, dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

  Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber adalah dengan memperoleh data dari sumber yang berbeda (dalam hal ini adalah keluarga seperti suami, istri, anak, dan anggota keluarga lainnya), harapannya akan semakin memperkaya informasi yang sesuai tujuan penelitian

  2. Ketekunan Pengamat Ketekunan pengamat berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.

  Adapun persiapan peneliti dalam meningkatkan ketekunan yaitu dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait temuan hasil penelitian mengenai kegiatan nyumbang.

  3. Perpanjangan pengamatan Perpanjangan pengamatan dinilai dapat meningkatkan kredibilitas data.

  Karena dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka satu sama lain, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi mengenai determinan perilaku

  nyumbang yang subyek lakukan.

G. Metode Analisis Data

  Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Proses analisis data secara keseluruhan melibatkan usaha memaknai data yang berupa teks atau gambar (Creswell, 2014). Patton (dalam Poerwandari, 2013) mengemukakan hal-hal penting untuk

  1. Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati mulai dari awal hingga akhir.

  2. Melaporkan peristiwa kunci berdasarkan uraian kepentingan peristiwa tersebut.

  3. Mendeskripsikan setting dan atau lokasi yang berbeda sebelum mempresentasikan gambaran dan pola umum.

  4. Memberikan fokus pada analisa dan presentasi pada individu atau kelompok, bila memang individu atau kelompok tersebut menjadi unit analisis primer

  5. Mengorganisasikan data dengan menjelaskan proses yang terjadi

  6. Memfokuskan pengamatan pada isu yang diperkirakan akan berjalan dengan upaya menjawab pertanyaan primer penelitian.

  Poerwandari (2013, 168) menyatakan bahwa pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan mengorganisasikan data. Dengan data kualitatif yang sangat beragam dan banyak, menjadi kewajiban peneliti untuk mengorganisasikan datanya dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin.

  Adapun langkah-langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini mengacu pada langkah spiral analisis data kualitatif menurut Creswell (2015) yakni sebagai berikut:

  1. Mengorganisasikan data Pada tahap awal ini, peneliti biasanya akan mengorganisir data peneliti juga mengkonversi file-filenya menjadi satuan-satuan teks yang sesuai untuk dianalisis.

  2. Membaca dan membuat memo (memoing) Setelah mengorganisir data, langkah selanjutnya yaitu melanjutkan proses analis dengan memaknai database tersebut secara keseluruhan. Menulis catatan atau memo di bagian tepi dari catatan lapangan atau transkrip atau di bawah foto akan membantu dalam proses awal eksplorasi database.

  3. Mendeskripsikan, mengklasifikasi dan menafsirkan data menjadi kode dan tema Dalam lingkaran ini, pembentukan kode atau kategori merupakan jantung dari analisis data kualitatif. Di sini, peneliti membuat deskripsi secara detail, mengembangkan tema atau dimensi dan memberikan penafsiran menurut sudut pandang mereka dan dari perspektif yang ada dalam literatur.

  Proses pengodean (coding) dimulai dengan mengelompokkan data teks atau visual menjadi kategori informasi yang lebih kecil, mencari bukti untuk kode tersebut dari berbagai database yang digunakan dalam studi, kemudian memberikan label pada kode tersebut.

  4. Menafsirkan data Penafsiran dalam penelitian kualitatif adalah keluar dari kode dan tema menuju makna yang lebih luas dari data. Hal ini merupakan dari kode tersebut, dan disusul dengan mengorganisasikan tema menjadi satuan abstraksi yang lebih luas untuk memaknai data.

  5. Menyajikan dan memvisualisasikan data Pada fase akhir analisis data, peneliti menyajikan data yaitu mengemas apa yang ditemukan dalam bentuk teks, tabel atau bagan atau gambar.