BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen - PENGARUH FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN STUDIPADA PERUSAHAAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT FOOD AND BEVERAGE Y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dividen

  2.1.1 Pengertian Dividen

  Dividen adalah distribusi yang biasa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan, dan saham, kepada pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemilik.(Ross et al dalam Dini, 2009) menyatakan bahwa dividen adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemiliknya, baik dalam bentuk kas maupun saham. Dividen dikatakan juga sebagai “komponen pendapatan” dari return investasi pada saham.

  2.1.2 Jenis-Jenis Dividen

  Dividen yang diberikan oleh perusahaan ada 5 (lima) bentuk, yaitu: a.) Stock Dividen

  Merupakan pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock) dan bukan dalam bentuk kas. Pemberian stock dividen tambahan sering dimaksudkan untuk menahan kas dalam membiayai aktivitas perusahaan yang dihubungkan dengan pertumbuhan perusahaan.

  Tetapi ada perusahaan yang melakukan stock dividen sebagai alat

  7 untuk mengganti cash dividend dan dalam hal ini, stock dividen tidak mencerminkan prospek pendapatan yang menguntungkan.

  b.) Cash Dividen Dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan adalah dalam bentuk kas.Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. c.)Property Dividends

  

Property Dividends adalah dividen yang dibagikan dalam

  bentuk aktiva selain kas. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut. Akan tetapi perusahaan yang membagi property dividens akan mencatat dividen ini sebesar nilai buku aktiva yang dibagikan.

  d.) Liquidation Dividen Yang dimaksud dengan dividen likuidasiadalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal.Dividen likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham.Dalam perusahaan yang mempunyai wasting assets yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara periodik. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deplesi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.

  e.) Scrip Dividen

  Scrip Dividen atau dividen utangadalah alternatif lain apabila

  perusahaan tidak mempunyai kas, investasi saham, dan biasanya perusahaan akan menerbitkan wesel (hutang wesel). Dimana hutang wesel ini adalah hutang wesel yang berbunga.

2.2 Kebijakan Dividen

2.2.1. Pengertian Kebijakan Dividen

  Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvesment) atau ditahan (retained) didalam perusahaan.

  Dari pengertian tersebut, kebijakan dividen didasarkan pada rentang pertimbangan atau kepentingan pemegang saham di satu sisi dan kepentingan perusahan disisi lain. Kebijakan dividen merupakan penggunaan laba bersih setelah pajak yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa besar bagian laba bersih yang akan digunakan untuk membiaya investasi perusahaan.

  Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama.Dividen dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pemimpin.

  Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan.Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan.Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran deviden merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz dalam Puspita, 2009).

  Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga dapat memaksimumkan harga saham perusahaan.

  Adapun tujuan dari pembagian dividen adalah sebagai berikut:

  a. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham.

  b. Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan dimata investor bagus dan dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor.

  c. Sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah lebih rendah dibanding resiko capital gain.

2.2.2 Jenis Kebijakan Dividen

  Ada tiga jenis kebijakan dividen menurut (Sundjaja dan Barlian, 2003) yaitu:

  a. Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan Kebijakan dividen yang didasarkan dengan persentase tertentu dari pendapatan.Masalah dengan kebijakan ini adalah jika pendapatan perusahaan turun atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen menjadi rendah atau tidak ada. Karena dividen merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham.

  b. Kebijakan dividen teratur Kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode. Seringkali dividen teratur digunakan dengan memakai target rasio pembayaran.

  c. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan. Semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, makin sedikit dana yang tersedia untuk

  reinvestasi, sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah masa mendatang, dan hal ini akan menekan harga saham.

  Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya juga akan memperkecil pertumbuhan dividen.

2.3Faktor –faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

  Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukanberapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham.Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih setelah pajak (EAT) dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan.Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suharli, 2004).Kebijakan dividen diukur dengan dividend payout ratio (DPR) yang disebut dengan rasio pembayaran dividen.Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dalam penelitian ini adalah free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan.

  

Free cash flow sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi

  perusahaan. Free cash flow adalah kas dari aktivitas operasi dikurangi

  capitalexpenditures yang dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi kapasitas

  produksi saat ini (White et al dalam Dini, 2009). Free cash flow dapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan (growth-oriented), pembayaran hutang, dan pembayaran kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin besar freecash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen.

  Menurut Partington (1989) dalam Suharli dan Oktorina (2005) rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.Stabilitas keuntungan adalah penting untuk mengurangi resiko apabila terjadi penurunan laba yang memaksa manajemen untuk mengurangi dividen.Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran dividen dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar dividen yang akan dibagikan kepada investor.

  Keputusan suatu perusahaan untuk membagikan dividen serta besarnya dividen yang akan dibagikan kepada para investor bergantung pada posisi kas atau likuiditas perusahaan. Meskipun perusahaan dapat memperoleh laba yang yang tinggi, namun apabila posisi likuiditas menunjukkan keadaan yang tidak begitu baik perusahaan mungkin tidak dapat membagikan dividen. Sebaliknya jika posisi kas atau likuiditas menunjukkan keadaan baik, perusahaan mungkinakan membagikan dividen.

  Menurut Rozef (1982) dalam Suharli dan Oktorina (2005) perusahaan yang leverage operasi atau keuangannya tinggi akan memberikan dividen yang rendah. Struktur permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh utang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dulu sebelum membagikan dividen. Perusahaan yang memiliki rasio uang lebih besar seharusnya membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajiban.

  Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan pembagian dividen. Perusahaan yang besar akan cenderung membagikan dividen yang tinggi untuk menjaga reputasi di kalangan investor. Sedangkan ukuran perusahaan yang kecil akan mengalokasikan laba ke laba ditahan untuk menambah aset perusahaan sehingga perusahaan cenderung membagikan dividen yang rendah (Dewi, 2008).

  Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut:

  H1 Free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran

  perusahaansecara simultan berpengaruh signifikanterhadap kebijakan dividen

  Penjelasan lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut :

2.3.1 Free Cash Flow

  Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar.Free Cash Flow (aliran kas bebas) menggambarkan tingkat fleksibilitas keuangan perusahaan. Semakin kuat posisi arus kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham.Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik antara pemegang saham dan manajer. Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Perusahaan dengan aliran kas bebas tinggi bisa diduga lebih

  

survive dalam situasi yang buruk. Sedangkan aliran kas bebas negatif

  berarti sumber dana internal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan sehingga memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru.

  Manajer biasanya lebih menginginkan kas untuk di investasikan kembali pada asset-asset perusahaan dan meningkatkan penjualan.Sedangkan pemegang saham mengingikan kas tersebut sebagai dividen.Berbagai kondisi perusahaan dapat mempengaruhi nilai aliran kas bebas, misalnya bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dengan tingkat pertumbuhan rendah maka aliran kas bebas ini seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham, tetapi bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dan tingkat pertumbuhan tinggi maka aliran kas bebas ini dapat ditahan sementara dan bisa dimanfaatkan untuk investasi pada periode mendatang. Karena kondisi tersebut di atas, maka mengindikasikan bahwa adanya aliran kas bebas yang besar dalam suatu perusahaan belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut akan membagikan dividen dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan ketika perusahaan memiliki aliran kas bebas yang kecil.

  

Free cash flow menggambarkan kepada investor bahwa dividen

  yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar “strategi” menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan. Sementara bagi perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal,free cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan di masa depan atau tidak.

  Menurutfree cash flow hypothesis ketika perusahaan memiliki kelebihan kas, maka yang dibutuhkan adalah mendanai proyek yang memiliki Net Present Value (NPV) positif. Namun sebaiknya manajer mengembalikan kelebihan kas kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Hal tersebut menunjukan bahwa dividen dapat mengurangi agency cost karena mengurangifree cash flow yang tersedia bagi manajer.

  Free cash flow (FCF) secara sederhana dapat diterjemahkan

  sebagai kas yang menganggur, yaitu sisa kas setelah digunakan untuk berbagai keperluan proyek yang telah direncanakan perusahaan, seperti: melunasi hutang, membayar dividen, melakukan investasi, dan lain- lain. Dengan demikian tingkat FCF yang relatif rendah akan mengurangi biaya agen sehingga kebutuhan dari dividen untuk membayar biaya agen menjadi berkurang. Oleh karena itu semakin tinggi FCF maka semakin tinggi rasio pembayaran dividen.

  Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut:

  

H2Free cash flow secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

  kebijakan dividen

2.3.2 Profitabilitas

  Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profit).Laba inilah yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan, apakah dividen tunai atau dividen saham. Profitabilitas perusahaan merupakan cara untuk menilai sejauhmana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya.Investor mempunyai harapan atas sejumlah pengembalian investasinya.Jika dari tahun ke tahun perusahaan memiliki keuntungan yang signifikan maka investor pun memiliki harapan yang optimis dengan pengembalian yang akan didapatnya.

  Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dan para calon investor dalam suatu perusahaan adalah profitabilitas.

  Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen terhadap dana yang diinvestasikan pemilik dan investor. Semakin besar tingkat laba atau profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan mengakibatkan semakin besar dividen yang akan dibagikan dan sebaliknya.

  Peningkatan laba bersih perusahaan dapat meningkatkan tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen bagi investor.Manajemen terkadang menggunakan aspek profitabilitas sebagai kriteria keberhasilan, karena profitabilitas menggambarkan perbandingan antara laba dengan modal yang telah ditanamkan.Profitabilitas mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak.Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhidevidend payout ratio.Penelitian Kadir (2010) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut:

  

H3Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

  kebijakan dividen

2.3.3 Likuiditas

  Keputusan suatu perusahaan untuk membagikan dividen serta besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham sangat bergantung pada posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan.Meskipun perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi, namun apabila posisi likuiditas menunjukan keadaan yang tidak begitu baik perusahaan mungkin tentu tidak dapat membayar dividen.

  Misalnya, apabila perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai investasinya atau perusahaan tersebut sedang tumbuh sehingga sebagian besar dananya tertanam dalam aktiva tetap dan modal kerja, maka kemampuan untuk membayar cash dividend pun sangat terbatas.

  Pembagian dividen perusahaan kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang. Kas adalah salah satu komponen dalam aktiva lancar, sehingga pembagian dividen kas tersebut akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan.

  Likuiditas perusahaan dapat diukur melalui rasio keuangan seperti: current ratio, quick ratio, dan cash acid-ratio.Likuiditas perusahaan diasumsikan dalam penelitian ini mampu menjadi alat prediksi tingkat pengembalian investasi berupa dividen bagi investor.Likuiditas perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya.Current ratioseringkali dijadikan sebagai ukuran likuiditas, termasuk dalam persyaratan kontrak kredit. Hanya perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akanmembagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Penelitian Andriyani (2008) menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut:

  

H4Likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadapkebijakan

  dividen

2.3.4 Leverage

  Struktur permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh utang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terdahulu sebelum membagikan dividen. Perusahaan yang memiliki rasio utang lebih besar seharusnya membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajiban.

  Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi agency cost of debt-nya dengan mengurangi hutang, sehingga untuk membiayai investasinya digunakan pendanaan dari aliran kas internal. Pemegang saham akan merelakan aliran kas internal yang sebelumnya dapat digunakan untuk pembayaran dividen untuk membiayai investasi.Asimetri informasi menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi perusahaan, karena itu perusahaan lebih memprioritaskan dana internal daripada eksternal. Apabila dana internal tidak mencukupi, maka perusahaan dituntut untuk melakukan pendanaan eksternal yang biasanya lebih mengutamakan pendanaan utang daripada saham. Sehingga leverageperusahaan digunakan untuk pembayaran dividen agar dapat menjaga performa dan signal perusahaan bagi investor.

  Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut:

  

H5Leveragesecara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

  dividen

2.3.5 Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaanyang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih teridentifikasi dan yang masih kecil akan mengalami dampak kesulitan untuk memasuki area pasar modal.

  Perusahaan besar memiliki kemudahan daripada perusahaan kecil untuk menghasilkan keuntungan dan memperoleh sumber pendanaan.Oleh karena itusemakin besar ukuran perusahaan, besarnya dividen yang dibayarkan semestinya juga ikut meningkat. Namun di sisi lain, ukuran perusahaan juga dapat berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena sekalipun perusahaan

  ‐perusahaan besar memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan lebih besar, namun modal yang digunakan juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa jadi tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan kecil. Dengan demikian, dana yang dapat dibagikan sebagai dividen juga tidak begitu besar. Selain itu, set kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan besar juga lebih banyak sehingga laba yang ditahan pada perusahaan besar juga lebih besar daripada pada perusahaan kecil (Intan dan Akram, 2007).Penelitian Dewi (2008) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut:

  H6Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

  kebijakan dividen

2.4 Penelitian Terdahulu

  Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian ini diantaranya, penelitian free

  

cash flow dilakukan oleh Dini (2009) dengan hasil free cash flow berpengaruh

  signifikan terhadap kebijakan dividen tetapi hasil tersebut berbeda dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arilaha (2009) bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  Penelitian rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen telah banyak dilakukan diantaranya oleh Suharli dan Oktorina (2005), Arilaha (2009), Puspita (2009), Kadir (2010) dengan hasil profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Namun hasil tersebut berbeda dengan Yunita (2008) yang menyatakan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.Wahyudi dan Baidori (2008), Andriyani (2008), Kadir (2010)meneliti pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen dengan hasil bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen, namun Arilaha (2009) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  Penelitian tentang rasio hutang (leverage) terhadap kebijakan dividen yang dilakukan oleh Prihantoro (2003), Priono (2006), Hartadi (2006) dengan hasil berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR). Arilaha (2009), Puspita (2009) menyatakan hasil yang berbeda bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR).Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR) merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartadi (2006), Nadjibah (2008), Puspita (2009).Hasil penelitian Intan dan Akram (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

2.5 Kerangka Pemikiran

  Pentingnya mempertimbangkanfaktor-faktor apa saja yang

  

mempengaruhi ketika akan mengambil keputusan kebijakan dividen.Dalam

penelitian ini, faktor-faktor tersebut diantaranya free cash flow, profitabilitas,

likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan.

  Free cash flow (aliran kas bebas) menggambarkan tingkat fleksibilitas

  keuangan perusahaan. Free cash flow dapat mempengaruhi kebijakan dividen dimana perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebutkarena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen.

  Penelitian Dini (2009) menyatakan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  Profitabilitasadalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya.Faktor ini juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak.Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen. Dengan kata lain semakin besar keuntungannya yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuannya bagi perusahaan untuk membayar dividen.Hasil penelitian Suharli dan Oktorina (2005), Arilaha (2009), Nadjibah (2008), Puspita (2009), Kadir (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yangharus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkanbesarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Olehkarena dividen merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi kasperusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayardividen.Sebaliknya jika posisi kas atau likuiditas lemah, maka semakin kecil dividen yang dibagikan perusahaan.Penelitian Wahyudi dan Baidori (2008), Andriyani (2008), Kadir (2010) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  

Leverage mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

  seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Semakin besar proporsi hutangyang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividenyang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Menurut Prihantoro (2003),

  Priono (2006), Hartadi (2006) leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

  Suatu perusahaan besar dan mapan akan memiliki akses yang mudah untuk menuju ke pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memilki akses ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan pembayaran dividen yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hartadi (2006), Nadjibah (2008), Puspita (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen

  Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut:

  H1 FREE CASHFLOW

  1 H2 H3 PROFITABILITAS H4 LIKUIDITAS KEBIJAKAN DIVIDEN H5 LEVERAGE H6 UKURAN PERUSAHAAN

  Gambar 2.1Model Penelitian

2.6 Hipotesis Penelitian

  Sesuai dengan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H1: Free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaansecara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen

  H2: Free cash flowsecara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen H3: Profitabilitassecara parsialberpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen H4: Likuiditassecara parsialsecara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen H5: Leverage secara parsialberpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen H6: Ukuran perusahaansecara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen

Dokumen yang terkait

PENGARUH LIKUIDITAS, FREE CASH FLOW, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIFE CYCLE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN CONSUMER GOODS DI BEI PERIODE 2011-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH LIKUIDITAS, FREE CASH FLOW, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIFE CYCLE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN CONSUMER GOODS DI BEI PERIODE 2011-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH LIKUIDITAS, FREE CASH FLOW, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIFE CYCLE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN CONSUMER GOODS DI BEI PERIODE 2011-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 25

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, FREE CASH FLOW, UKURAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, FREE CASH FLOW, UKURAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, GROWTH, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, GROWTH, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, GROWTH, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

PENGARUH FREE CASH FLOW, LEVERAGE, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 17

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI INDONESIA

0 0 21