Prosedur Pelaksanaan Dan Pengawasan Kredit Usaha Kecil Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Usu Chapter III IV
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang
atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya
kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998
menyebutkan
bahwa
kredit
adalahpenyediaan
uang
atau
tagihan
yang
dapatdipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan
dikenakan bunga tagihan.
Dalam
bahasa
latin
kredit
disebut
“credere”
yang
artinya
percaya.Pemberian kredit kepada debitur berdasarkan atas kepercayaan. Bank
percaya bahwa kredit yang telah diberikan kepada debitur akan dapat
dikembalikan di kemudian hari pada saat jatuh tempo kredit, sesuai dengan
kondisi yang tertulis dalam perjanjian kredit (pokok pinjaman, bunga pinjaman,
jangka waktu kredit tanggal jatuh tempo dan lain-lain).
PT. Bank Sumut KCP USU ,kredit adalah sebagai produk utama dalam
kegiatannya usahanya, dimana lewat kredit PT. Bank Sumut memperoleh laba
melaului bunga pinjaman dan dana yang disalurkan kepada debitur diberikan
dengan prinsip kehatian-kehatian dan didasari dengan kepercayaan kepada debitur
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
B. Unsur- Unsur Kredit
Usaha nasabah debitur atau peminjam akan meningkat. Dengan pemberian
kredit investasi maupun kredit modal, peminjam diharapkan dapat meningkatkan
usahanya.Unsur-Unsur Kredit. Berikut ini merupakan unsur-unsur yang terdapat
dalam kredit.
1. Kepercayaan
Keyakinan pihak bank selaku pemberi kredit terhadap prestasi yang
diberikan kepada nasabah debitur untuk melunasi cicilan sesuai jangka
waktu yang telah ditentukan.
2. Jangka Waktu
Adanya jangka waktu yang telah disepakati bersama mengenai pemberian
kredit oleh pihak bank dan pelunasan kredit oleh pihak nasabah debitur.
3. Prestasi
Prestasi boleh dikatakan sebagai objek berupa bunga atau imbalan yang
telah disepakati bank dan nasabah debitur.
4.
Risiko
Untuk menghindari risiko buruk dalam perjanjian kredit, diadakan
pengikatan angunan atau jaminan yang dibebankan pada pihak nasabah
debitur atau peminjam.
5. Balas Jasa
Balas jasa bagi bank merupakan keuntungan atau pendapatan atas
pemberian kredit. Dalam bank konvensional balas jasa dikenal dengan
nama bunga. Selain balas jasa dalam bentuk bunga, bank juga
membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga
Universitas Sumatera Utara
merupakan keuntungan bank. Bagi bank dengan prinsip syariah balas
jasanya ditentukan dengan prinsip bagi hasil.
PT. Bank Sumut KCP USU dalam kegiatan menyalurkan dana lewat kredit,
juga memiliki unsur-unsur kredit yang sama yang melekat pada pemberian kredit
nya. Hal tersebut terlihat dari bagaimana pihak PT. Bank Sumut KCP USU dalam
pemberian kreditnya dintaranya :
a. Kepercayaan kepada calon debitur dapat
memenuhi kewajiban.
Kepercayaan diberikan melalui analisis permohonan kredit calon debitur.
Kesepakatan merupakan hal penting dalam pemberian kredit.
b. Kesepakatan
Pihak calon debitur akan menandatangani kesepakan untuk melunasi
seluruh tanggung jawab dan kewajiban.
c. Jangka waktu
Dalam penentuan jangka waktu PT. Bank Sumut KCP USU melihat dari
seberapa penghasilan calon debitur dibandingkan dengan berapa plafond
kredit yang akan direalisasikan.
d. Dalam pengendalian resiko kredit dimana kredit tidak dapat ditagih, PT.
Bank Sumut KCP USU menjadikan agunan sebagai alat pengendalian
dari resiko tersebut.
e. Balas jasa
Balas jasa merupakan bagian terpenting dari pemberian kredit. PT. Bank
Sumut KCP USU mendapatkan balas jasa lewat bunga kredit, biaya
administrasi, dan biaya provisi.
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan dan Fungsi Kredit
Berikut ini merupakan beberapa tujuan kredit.
1. Bank selaku pemberi kredit mendapatkan keuntungan berupa bunga,
biaya , imbalan, provisi, dan biaya-biaya lain yang dibebankan pada
nasabah debitur atau peminjam
2. Banyaknya
pelaksanaan
kredit
yang
pembangunan
disalurkan
di
bank
mampu
sektor ekonomi.
meningkatkan
Dengan
demikian,
pemberian kredit dapat membantu tugas pemerintah.
Fungsi Kredit
Selain memiliki tujuan, kredit memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
1.
Meningkatkan daya guna uang.
2.
Meningkatkan jumlah peredaran uang serta lalu lintas uang.
3.
Meningkatkan nilai atau daya guna barang.
4.
Meningkatkan peredaran atau penyebaran barang.
5.
Sebagai alat penunjang stabilitas perekonomian.
6.
Mengaktifkan dan meningkatkan kegunaan atau potensi ekonomi yang
ada.
7.
Sebagai
salah
satu
jembatan
peningkatan
pemerataan
pendapatan nasional.
8.
Sebagai salah satu alat untuk menjalin hubungan internasional
Bagi PT. Bank Sumut KCP USU selain untuk mendapatkan laba lewat
kredit, PT. Bank Sumut KCP USU membantu dan mendorong pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu
sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Universitas Sumatera Utara
D. Kredit Mikro Sumut Sejahtera II (KMSS II)
Kredit Mikro Sumut Sejahtera II (KMSS II) adalah produk kredit yang
melayani segmen kredit mikro pada PT. Bank Sumut. Kredit ini dibentuk untuk
melayani debitur mikro Bank Sumut dalam skala Rp. 50 Juta-50 Juta.
Tujuan kredit
1. Meningkatakan akses usaha mikro yang ada dimayarakat terhadap
pelayanan kredit di Bank Sumut.
2. Bank Sumut sebagai agen pembangunan di daerah mendukung
peningkatan dan perkembangan usaha di sektor rill untuk masyarakat
berpengahasilan rendah.
Sasaran kredit
Sasaran kredit adalah diprioritaskan kepada masyarakat adatau pengusaha
mikro yang bergerak di semua sektor
Jenis kredit dan penggunannya
1. Kredit modal kerja
Kredit yang digunakan untuk membiayai keperluaan modal lancar yang
memeiliki siklus yang pendek, baik dalam usaha dagang maupun
manufaktur dan sebagainya. Dana yang derlukan dalam modal kerja
dalam modal kerja relative pendek masa pengembaliaannya, namun
secara permanen tetap diperlukan untuk memepertahankan produksi
yang dkehendaki.
2. Kredit investasi
Kredit yang digunakan untuk membiayai pembeliaan barang-barang
modal tetap dan tahan lama, denagn jangka waktu pemakaiaan yang
Universitas Sumatera Utara
lebih lama seperti mesin, gedung, kendaraan, dan barang barang
investasi lainnya.
Sektor usaha yang dapat dibiayai
1. Pertanian tanaman panagan dan hortikultura
2. Perdaganagan dan restoran
3. Industri rumah tangga (home industry)
4. Industri jasa
5. Dan usaha lainnya
Plafond Kredit
Besar plafond kredit yang dapat diberikan kepada setiap calon debitur
disesuakan denga kondisi usaha saat ini dan atau berdasarkan kemampuan
pengembaliaan/ kemampuan angsuran (repayment capacity) bulanan yang
tercermin dari besarnya arus kas (cashflow bulanan) dari calon debitur dengan
ketentuan pinjaman:
1.
Minimal sebesar
: Rp. 5.000.000,-
2.
Maksimal sebesar
: Rp. 50.000.000,-
Jangka waktu kredit
Batsan waktu kredit didasarkan pada jenis kredit
1. Kredit modal kerja
Jangka waktu mulai 6 bulan s/d 36 bulan
2. Kredit investasi
Jangka waktu 12 s/d 36 bulan, teramasuk masa tenggang/grace period
selama 3 bulan dengan catatn selama masa tenggang tersebut debitur
wajib membayar bunga kredit.
Universitas Sumatera Utara
Suku bunga dan biaya kredit
1. Suku bunga kredit : 12 % Flat to annuity pertahun denga
sistem
floating rate.
2. Biaya kredit
a. Biaya Provisi : Bebas
b. Biaya administrasi : Rp. 50.000,c. Baiaya materai : sesuai kebutuhan
d. Biaya tersebut diatas merupakan beban debitur
Bentuk Angsuran
1. Angsuran (pokok+bunga) ditetapkan secara bulanan, baik modal kerja
maupun kredit investasi serta tidak dibenarkan adanya kelonggaran
tari dari baki kredit debet yang telah disetor.
2. Perhitungan angsuran bulana (pokok=bunga) dibebankan maksimal
50% dari cash in Flow / hasil usaha rata-rata perbulan debitur.
Jenis Pengikat
1. Perikatan Kredit
Denagn Mengguanakan Perjanjian Kerdit (PK) yang dilegalisir oleh
Notaris
2. Periaktan aguanan
a. Tanah dan atau banguna
Dengan Kuasa Jual Murni Secara Notarial Akte dengan
mencantumkan nilai jual (sesuai harga taksasi), jangka waktu dan
tidak dikaitkan dengan hutang
Universitas Sumatera Utara
b. Diluar tanah dan atau bangunan perikatan dilakukan dengan Kuasa
Jual Mutlak dibawah tangan.
Jaminan Kredit
1. Jaminan yang dapat diserahkan dapat berupa
a. Harta bergerak: Peralatan rumah tangga, persediaan barang
dagangan, piutang dagang, peralatn kerja, mesin dan kendaraan.
b. Harta tak bergerak : Tanah dan bangunan
Bukti kepemilikan atas bangunan tersebut dapat berupa Sertifikat
Hak Milik (SHM), SHGB, Akta Juak Beli (AJB) APHGR, Akta
Hibab, Hak sewa/ Ijin berjualan, Surat keterangan dari lurah, dan
lain – lain jenis hak kepemilikan atas penggunaan yang sah.
c. Untuk kepemulikan berupa sertifikat (Hak Milik,Hak guna Banguan)
tidak diwajibkan dilakukan cek bersih sedangkan yang non setifikat
tidak diwajibkan melampirkan Surat Keteranagan Silang Sengketa.
d. Besar agunan/jaminan yang harus diserahkan sebesar minimal 70%
dari Plafon kredit yang diusulkan
e. Nilai Agunan/ jamina harus harus ditetapkan berdasarkan liquidation
basis/nilai likuidasi
f. Persentase nilai pasar agunan/ jaminan yang dapat diterima
sebagai nilai likuidasi minimal sebagai berikut :
a. Tanah hak milik/HGB
85 %
b. Banguan
75 %
c. Banguan diatas hak pakai
75 %
d. Mesin berat
60 %
Universitas Sumatera Utara
e. Persediaan
50 %
f. Inventaris, peralatan, mesi-mesin rinagn
50%
g. Kendaraan baru
(maximal 1tahun pemakaian)
80 %
h. Kendaraan bekas
i.
50%
Alat-alat rumah tangga
(Kulkas, TV, Kompor Gas, dll)
50 %
2. Agunan/jaminan harus dinilai kembali (retaksasi) apabila :
a. Kolektabulitas kredit berubah memburuk (terutama pembayaran
angsuran pertamatelah menunggak) dilakukan retaksasi oleh
pimpianan unit pegawai diluar AO yang ditujukan oleh pimpinan
unit.
b. Restrukturisasi kredit ataupun pemberian kredit yang kedua
(repition).
c. Agunan telah mencapai selambat-lambanya 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal taksasi terakhir.
3.
Jaminan pihak lain diperbolehkan hanya sebatas jaminan tersebut
dimiliki oleh pihak yang memiliki hubungan darah langsung dengan
debitur (orang tua, mertua anak, kakak atau adik)
4. Ketentuan mengenai agunan yang diatur dalam BPP ini tidak terkait
dengan surat edaran (SE) Direksi tentang agunan yang ada, sedangkan
ketentuan lain mengenai agunan yang belum cukup ditaur disni tetap
berpedoman kepada (SE) agunan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Debitur
1. Warga Negara Indonesian berusia 21 Tahun sampai dengan 65 tahun
atau sudah menikah dan sehat jasmani dan rohani.
2. Usaha perseoranagan
3. Telah menjalankan usaha minimal 1 tahun buku dan terhadap usaha
yag baru berjalan atau start up tidak dapat dibiayai oleh Bank.
4. Fasulitas kredit Mikro ini tidak diperkenankan kepada debitur yang
sedang menikmati fasilitas kredit pada bank lain, tidak termasuk
pinjaman CREDIT CARD, LEASING dan KPR (Kredit Kepemilikan
Rumah) serta kredit konsumtif lainnya.
5. Calon debitur tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu fasiitas
kredit di PT. Bank Sumut, kecuali pegai dan konsumtif lainnya.
Persyaratan kredit
Persyaratan yang harus dipenuhi :
1. Surat permohonan diajukan secar tertulis dengan memuat imformasi
sekurang-kurangnya :
a. Profil debitur
b. Jenis usaha
c. Jumlah kredit yang dibutuhkan
d. Untuk kredit investasi maupun modal kerja, wajib divamtumkan
jenis barang yang akan dibeli dan harga belinya.
2. Foto copy identitas
a. KTP
b. Kartu keluarga
Universitas Sumatera Utara
c. Buku nikah/ surat keterngan menikah
d. Pas photo diri dan suami/isteri ukuran 4x6 , sebanyak 2 lembar
e. Bukti memiliki rekening Bank Sumut (dapat dibuka pada sat
SPPK) disampaikan.
3. Memiliki izin-izin usaha dalam menjalankan usaha minimal surat usaha
dari lurah/ kepala desa/ camat
4. Besarnya kredit yang diberikan oleh Bank , baik untuk kredit investasi
maupun mdal kerja mempunyai Self Financing (pendanaan sendiri)
minimal sebesar 30 %
5. Foto lokasi usaha dan tempat tinggal sebagai data awal
6. Menyerahkan fotocopy bukti agunan/ jaminan (asli diserahkan pada saat
pengikatan kredit dan jaminan)
7. Seluruh transaksi keuangan dan atau usaha setelah pencairan harus
dilakukan melaui rekening di Bank Sumut.
E. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT
Menurut Kasmir (2008 : 106) tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk
memastiakan kelayakan kredit, diterima atau ditolak. Prosedur pemberian dan
penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan
bank yang lain tidak jauh berbeda. Prosedur pemberian kredit oleh badan hukum
sebagai berikut :
1. Pengajuan proposal
Merupakan tahapan pertama pemohon kredit mengajukan permohonan
kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus dilampiri
Universitas Sumatera Utara
dengan dokumen-dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Yang perlu
diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit hendaknya yang
berisikan keterangan tentang :
a. Riwayat perusahaan
b. Tujuan pengambilan kredit
c. Besar kredit dan jangka waktu
d. Cara pemohon mengembalikan kredit
e. Jaminan kredit
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah
dipersyaratkan seperti :
a. Akta pendirian perusahaan
b. Bukti diri (KTP) para pengurus atau pemohon kredit
c. Tanda daftar Perusahaan (TDP)
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
e. Neraca dan laba rugi 3 tahun terakhir
f. Fotocopy sertifikat yang dijadikan aguunan
g. Kartu Keluarga (KK) bagi perorangan
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap
sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.
3. Dalam penilaiaan layak atau tidaknya suatu kredit disalurkan, maka
diperlukan suatu penilaian kredit. Aspek – aspek dalam penilain kredit
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Aspek hukum adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan
dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.
b. Aspek pemasaran adalah untuk menilai apakah kredit yang dibiayai
akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang
dilakukan.
c. Aspek keuangan adalah untuk menilai keuangan perusahaan yang
dilihat dari laporan keuangan.
d. Aspek Teknis adalah untuk menilai kelengkapan sarana dan
prasarana yang dimiliki.
e. Aspek Manajemen adalah untuk menilai pengalaman peminjam
dalam mengelola usahanya termasuk sumber daya manusia yang
dimiliki.
f. Aspek ekonomi sosial adalah untuk menilai dampak usaha yang
diberikan terutama bagi masyarakat luas baik ekonomi maupun
sosial.
g. Aspek AMDAL adalah untuk menilai apakah usaha yang dijalanakan
memenuhi analisia dampak lingkungan.
4. Wawancara pertama
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkasberkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan.
5. On the Spot
Yang dimaksud On the Spot adalah kunjungan langsung ke tempat
usaha/domisili (calon) debitur. On the Spot dimaksudkan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengecek kebenaran data dengan melihat secara fisik tampat
usaha/domisili dan agunan, serta menggali aktifitas usaha debitur,
dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau
jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil
wawancara I.
6.
Wawancara II
Merupakan kegitaan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
7. Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menetukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak. Jika diterima maka, dipersiapkan adminitrasinya,
biasanya keputusan kredit yang akan mencakup :
a. Akad kredit yang akan ditandatagani
b. Jumlah uang yang diterima
c. Jangka waktu kredit
d. Dan biaya- biaya yang harus dibayar
8. Penandatangaan akad kredit/ perjanjian lainnya
Kegiataan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka
sebelum kredit di cairkan maka terlebih dulu calon nasabah
menandatangani akad kredit, mengingkat jaminan dengan hipotik dan
surat perjanjian atau penandatangan dilaksanakan :
a. Antara bank dengan debitur secara langsung
b. Dengan melalui notaris
Universitas Sumatera Utara
9. Realisasi Kredit
Realisai kredit diberikan setelah penandatangani surat- surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang
bersangkutan.
10. Penyaluran / Penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi
dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan
kredit yaitu bisa diambil secara sekaligus atau secara bertahap.
Pada pelaksaannya PT. Bank Sumut Cabang Pembantu USU juga
melakukan prosedur pemberiankredit, dianataranya adalah sebagai berikut:
1. Permohonan kredit
Permohonan kredit secara tertulisdan langsung diajaukan oleh pemohon
ke kantor
cabang dengan melampirkan dokumen yang telah
dipersyaratkan.
2. Identifikasi pendahuluan
Setelah menrima berkas permohonan tersebut diatas kantor cabang
harus melakukan identifikasi pendahuluan dengan lamgkah-langkah
sebagai berikut :
a. Meminta informasi kredit atas nama calon debitur (suami dan istri),
pengurus dan pemiilik perusahaan melalui fasilitas SID dan OLIBs,
sekaligus termaksud tidaknya pihak-pihak tersebut dalam daftar
hitam (blacklist)
b. Sebelum melakukan analisis terhadap permohona kredit, cabang
terlebih dahulu harus melakukan verifikasi terhadap :
Universitas Sumatera Utara
1. Kelengkapan dokumen yang disyaratkan
2. Keabsahan dokumen-dokumen pendukung permohona kredit
3. Kebutuhan data pendukung lainnya yang diperlukan
c. Data/ berkas pendukungyang diminta kantor cabang berupa
fotocopy diwajibkan pengecekan ulang dengan aslinya dan
dilegalisir oleh pihak yang bersangkutan
d. Melakukan konfirmasi ulang kepada instansi terkait terhadap
legalitas dan izin usaha yang diragukan kebenarannya
e. Memastikan kebenaran asli slip gaji terakhir/ surat keterangan
penghasilan dari tempat bekerja, bagi pemohon yang berstaus
pegwai/ profesinal selanjutnya menyipakan analisis pendahuluan
f. Melakukan checking on the spot terhadap usaha dan taksasi agunan
sesuai ketentuan yang berlaku
g. Membuat laporan taksasi agunan dan analisa pendahuluan
h. Untuk kredit diatas 5 Milyar penilaian agunan harus didukung
dengan hasil penilaian dari kantor jasa penilai public.
3. Analisa kredit
Merupakan analisa lanjutan untuk menilai kelayakan permohonan dari
berbagai aspek sesuia kebujakan perkreditan Di PT. Bank Sumut
dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian/ prudential. Analisis kredit
dilaksanakan oleh petugas analis yang ditujukan guna memberikan
gambaran tentang kondisi pemohon, keadaan keuangan pemohon dan
kemampuan bayar pemohon sebagai bahan pertimbangan dalam proses
keputusan kredit.
Universitas Sumatera Utara
4. Perhitungan kebutuhan kredit
Kebutuhan kredit dapat dihutung dengan metode antara lain :
a. Sumber pengembalian kredit dari penghasilan tetap
b. Sumber pengembalian kredit dari usaha
c. Perhitungan kebutuhan kredit investasi berdasarkan proyeksi arus
las selama masa kredit yang disuusn secara cash basis. Sumber data
yang digunakan antara lalin :
a.
Neraca, laba rugi, arus kas 2 (dua) tahun terakhir
b.
Proyeksi neraca dan laba rugi
c.
Proyeksi arus kas
5. Keputusan kredit
Dalam melalukan keputusan kredit, didasarkan terhadap analisi yang
telah dilakukan
6. Perjanjian kredit
Dalam perjanjian kredit dilakukan setelah pemohon menyetujui dan
menandatangani Surat Persetujuan Kredit (SPPKK)
7.
Pengikatan agunan
8. Pengikatan agunan kredit dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
9. Realisasi kredit
Merupakan proses pencairan kredit
F. Prinsip Pemberian Kredit
Untuk memperkecil resiko yang terjadi, maka permohonan kredit harus
dinilai oleh bank atas dasar syarat yang dikenal dengan 5 C, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1.
Character ( watak/kepribadian)
Yaitu suatu penilaian tentang sifat- sifat pribadi, watak dan kejujuran calon
debitur
dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban
finansialnya.
Adapun
beberapa petunjuk bagi bank untuk memenuhi karakter nasbah adalah
mengenal dari deat, megumpulkan keterangan mengenai ativitas calon debitur
dalam perbankan dan mengumpulkan keterangan dari rekan-rekannya serta
saingan-saingan mengenai reputasi, kebiasaan, pribadi, dan juga perilaku
nasabah dimasa lalu.
2.
Capacity ( kemampuan)
Yaitu kemampuan untuk membayar hutang-hutangnya. Hal ini berkaitan
dengan keahlian peminjam dibidang usahanya dan atau kemampuan
peminjam, sehingga bank merasa yakin bahwa usaha yang dibiayai kredit
adalah dikelola oleh orang-orang yang tepat. Karena sebagaimana diketahui
sumber utama pelunasan kredit adalah kempampuan peminjam untuk
menghasilkan pendapatan.
3.
Capital ( modal )
Capital adalah modal yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan dan
memelihara kelangsungan hidup usahanya. Penilaian terhadap besarnya
modal sangat penting, hal ini berkaitan dengan pembiayaan proyek usaha
peminjam, mengingat kredit yang akan dibeikan kepada peminjam hanya
merupakn tambahan pembiayaan.
4.
Collateral ( jaminan)
Adalah barang yang digunakn sebgai jaminan atas kredit yang telah diterima.
Jaminan kredit ini diperluka agar kredit yang akan diberikan oleh bnk
Universitas Sumatera Utara
terjamin pengembaliannya baik dari usahanya maupun dar jaminan yang akan
dicairkan bila pemohon kredit tidak mampu mengembalikan kreditnya.
Adapun syrat-syarat dari barang jaminan adalah memiliki harga pasar, tidak
dalam sengketa, tidak dalam keadaan sedang dijaminkan, memilik bukti-bukti
kepemilikan yang sah dan memiliki nilai yang cukup untuk menjamin kredit.
5. Condition of economy ( kondisi ekonomi )
Dalam memberikan kredit perlu dipertimbangkan factor perekonomian secara
keseluruhan. Factor-faktor tersebut meliputi peranan pemerintah, moneter,
perbankan keuangan,ekonomi, dan faktor-faktor ain yang mengahambat
kegiatan usaha peminjam.Dari kelima persyaratan diatas.
Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan lebih mengutamakan
persyaratan pada character dan capacity dalam pemberian kredit. Karena menurut
pengalaman dari Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan, nasabah dapat
diketahui karakternya pada saat wawancara permohonan kredit, dapat diketahui
capacitinya dengan langsung on the spot memantau ke tempat usaha nasabah.
Bank Sumut Cabang USU Medan memegang prinsip kehati-hatian dalam
menyalurkan kreditnya kepada nasabah sehingga terhindar dari kredit macet.
E. Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit dalam arti luas meliputi pengawasan sebelum kredit
diberikan, pengawasan pada waktu proses persetujuan dan pengawasan kredit
setelah diberikan. Dalam rangka pengawasan kredit, bank melakukan pengawasan
yang seksama atas perjalanan kredit, baik secara keseluruhan maupun secara
individual per nasabah / debitur apakah pelaksaan pemberian kredit sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
rencana yang disusun atau tidak. Pengawasan kredit dapat dilakukan bank dapat
bersifat aktif dan dapat pula bersifat pasif. Pengawasan aktif dilakukan dengan
pengawasan on the spot yaitu, ditempat usaha para debitur sehingga secara
langsung akan dapat diketahui bagaimana keaadaan dan kondisi serta
perkembangan bisnis yang dijalankan debitur.
Pengawasan pasif dilakukan melalui penelitian laporan- laporan tertulis
yang dilakukan debitur seperti laporan keadaan keuangan (dari Neraca dan Rugi/
Laba), laporan penyaluran keuangan (dari Mutasi Rekening Pinjaman), laporan
aktivitas (dari keadaan stok dan perkembangan Usaha) dan sebagainya. Salah satu
fungsi manajemen yang penting adalah pengawasaan, demikian juga dalam
pemberian perkreditan karena kegiataan pengawasaan merupakan penjagaan dan
pengamanan terhadaap kekayaan bank yang di berikan atau di investasikan
dibidang perkreditan. Pengawasan individual debitur dilakukan melalui hasil
analisis kreditnya. Segala aspek dalam analisis diikuti terus selama kredit berjalan,
terutama sekali tentang target produktivitas yang harus dicapainya. Bila terdapat
keseimbangan antara keduanya, dilihat apakah perputaran keuangan dalam
rekening pinjamannya (penyetoran- penyetoran dan pengambilan- pengambilan)
telahsesuai dengan kegiataan usahanya itu. Bila mana produktivitasnya dan
penjualan berjalan lancar dari bulan ke bulan akan tetapi jumlah penyetoran tidak
seimbang dengan perputaran keuangan perusahaan, maka bank harus meneliti,
kearah mana perputaran keuangnanya dilakukan.
(Muchdarsyah, 2000:269) Dalam melakukan pengawasan kredit, pejabatpejabat bank harus benarbenar dapat menguasai seni pengawasan. Pajabat- pejabat
pengawas harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan para
Universitas Sumatera Utara
debiturnya yang dilandasi dengan pemikiran dan sikap yang saling menghormati,
saling membutuhkan dan satu sama lain mempunyai saling ketergantungan.
Pengusaha membutuhkan kredit untuk peningkatan usahanya demikian pula bank
membutuhkan pengusaha untuk memutarkan uangnya.
Akhirnya timbulah sifat saling ketergantungan satu sama lain. Bilamana
nasabah mengalami kesulitan- kesulitan dalam usahanya, maka kesulitan itu tidak
hanya harus ditanggulangi oleh nasabah bersangkut an saja akan tetapi bank
sebagai partner harus dapat pula ikut berusaha membantu nasabah menyelesaikan
berbagai masalahnya. Untuk mengetahui keadaan nasabah secara aktif, maka bank
harus mempersiapkan data- data yang diperlukannya. Kegiatan pengawasan ini
akan lebih penting bila diketahui bahwa kredit merupakan kekayaan yang
beresiko atau risk asset, karena kekayaan tersebut dikuasai oleh pihak luar
bank.PT Bank Sumut Cabang Pembantu USU melakukan pengawasan untuk
mengetahui apakah kredit yang diberikan kepada nasabah benar- benar di
pergunakan sesuai dengan kesepakatan. Adapun jenis- jenis pengawasan yang ada
pada PT.Bank Sumut Cabang Pembantu USU adalah:
1.
Pengawasan ganda (Dual Control)
Adalah pengawasan yang dilakukan oleh dua orang pejabat yang berbeda
fungsi, terhadap tahapan pemberian kredit yang mengandung kerawanan
penyalahgunaan kredit atau kredit yang dapat menimbulkan kerugian
keuangan bagi PT. Bank Sumut Pada tahapan pengawasan ganda masih
terdapat pengawasan yang lain mendukung jalannya pengawasan ini, di
antaranya adalah :
a.
Pengawasan pada tahap pendaftaran permohonan kredit
Universitas Sumatera Utara
b.
Pengawasan pada tahap pemeriksaan permohonan kredit
c.
Pengawasan pada tahap putusaan permohonan kredit
d.
Pengawasan sebelum pencairan kredit
e.
Pengawasan saat pencairan kredit
f.
Pengawasan setelah pencairan kredit
2. Pengawasan aktif Pengawasan yang dilakukan Bank Sumut dengan
pengawasan on the spot yaitu, secara langsung mengawasi ke tempat usaha
debitur dengan jangka waktu tertentu, misalnya 3 bulan sekali, satu bulan
sekali. Dengan seperti itu, dapat diketahui bagaimana keaadaan dan
konidsi serta perkembangan bisnis yang dijalankan debitur.
3.
Pengawasan pasif Pengawasan pasif dilakukan Bank Sumut melalui check
by online dengan melihat perputaran keuangan pada transaksi di buku
tabungan debitur. Dengan pengawasan ini, dapat diketahui uang yang
masuk dan keluar. Dalam rangka untuk mencapai tujuan keamanan dari
proses pemberian kredit, bank Sumut Cabang Pembantu USU mengambil
langkah-langkah untuk mengelompokkan kredit berdasarkan kelancaran
pelunasannya. Hal ini sangat perlu untuk dilaksanakan demi kelancaran
tugas pengamanan kredit atau fasilitasfasilitas yang diberikan kepada
nasabah, sehingga sikap dan cara menghadapi nasabah dapat disesuaikan
sedemikian rupa demi kelancarannya.
Sesuai dengan maksud pengawasan, maka kolektivitas kredit
disusun kriteria-kriteriadan penggolongan masing-masing kriteria dalam
kelompok tersendiri. Penggolongan kredit yang dimaksud adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Kelompok kredit lancar ( sandi 1 ) Jika kewajiban dapat dipenuhi
debitur dan tidak pernah terjadi penunggakan, tidak lewat satu bulan
dari jadwalnya.
2. Dalam perhatian khusus ( sandi 2 ) Jika kewajiban selama dua bulan
berturut-turut tidak dibayar.
3. Kelompok kurang lancar ( sandi 3 ) Jika kewajiban selama 3 bulan
berturut-turut tidak dibayar.
4. Kelompok diragukan( sandi 4 ) Jika setelah jatuh tempo ditambah
masa kesempatan mengusahakan perbaikan selama 3 bulan setelah
jatuh tempo tersebut, tetapi kredit dapat dilunasi .
5. Kelompok Kredit macet ( sandi 5 ) Debitur tidak mampu membayar
lagi, jika tidak dibayar maka akan dihapuskan dengan cara melakukan
pengamanan berupa penjualan barang-barang jaminan, agunan.
Kegiatan pengawasan ini terus menerus dilakukan Bank Sumut
Cabang USU, sebab mereka sadar bahwa keberhasilan kredit
sepenuhnya tergantung dari kemampuan nasabah dalam menciptakan
laba. Keuntungan yang diperoleh akan menghasilkan kekuatan
nasabah untuk memenuhi kewajibannya.
Dalam memberikan kredit kepada debitur, PT. Bank Sumut dituntut untuk
dapat mengambil suatu kebijakan agar tidak terjebak kepada banyaknya jumlah
piutang yangtidak tertagih atau kredit macet. PT. Bank Sumut Capem USU dalam
pelaksanaan kebijakan pemberian kreditnya sudah melaksanakan kebijakan umum
perkreditan ( KUP ) Bank Sumut, dimana Bank dalam memberikan kredit harus
meneliti dahulu siapa orang yang akan memperoleh kredit, apa jenis usahanya,
Universitas Sumatera Utara
berapa jumlah kredit serta bagaimana metode pembayaran kredit tersebut.
Semuanya ini merupakan penilaian bank terhadap debitur beserta usahanya. Hal
ini dapat dilihat dari tabel penyaluran kredit Pada PT. Bank Sumut Capem USU.
Dari tabel tersebut terdapat kredit macet sebanyak 2 orang nasabah kredit dengan
total baki debet sebesar Rp.38.449.172.36. nasabah yang dikategorikan macet
inimenimbulkan efek terhadap tingkat NPL dalam laporan kredit PT. Bank Sumut
Capem USU setiap bulannya. Posisi tingkat NPL pada PT. Bank Sumut Capem
USU pada bulan Oktober sebesar 0.19 % . Tingkat NPL disini telah mengalami
penurunan dari tingkatNPL sebelumnya dibandingkan dengan posisi NPL Pada
bulan agustus yaitu sebesar 0.21%. Penurunan ini diakibatkan karena jumlah
kredit yang macet tidak bertambah dandibarengi dengan makin bertambahnya
jumlah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit sehingga factor pembaginya
semakin besar.
Tingkat NPL sebesar 0.19 pada posisi Oktober masih dalam batas wajar
dan dapat dikategorikan baik karena masih berada dibawahstandar dari BI yaitu 5
%. Hal ini tidak lepas dari bagaimana kebijakan perusahan tersebut dalam
penagihan piutangnya di bab ini penulis juga akan memaparkan langkah-langkah
apa
yang
telah
dilakukan
pegawai
pada
bagian
pemasaran
dalam
meminimalisirpiutang yang tidak tertagih sehingga dapat menurunkan tingkat
NPL yang tentunya hal ini akan berdampak pada laba perusahaan.Seperti yang
dikemukakan diatas salah satu hal yang paling penting dalam pemberian dan
penolakan kredit kepada nasabah / debitur adalah analisa pemberian kredit.
Tujuan utama dari analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh
keyakinan
apakah
nasabah
mempunyai
kemauan
dan
kemampuan
Universitas Sumatera Utara
memenuhikewajibannya kepada Bank secara tertib, baik pembayaran pokok
pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank.
Untuk itu perlu dilakukan kunjungan langsung ke lapangan (Checking on the spot)
dengan calon debitur maupun pihak lain untuk melihat dan mengukur kemampuan
perusahaan melaksanakan kegiatan-kegiatan usahanya saat ini maupun yang
direncanakan dlam memenuhi kewajiban kepada Bank. Untuk mengukur jaminan
perlu dilakukan penelitian mendalam atas berbagai factor yang relevan terutama
5C ( Character, Capital, Capacity, Colateral dan Condition of Economic ).
Dalam pemberian kredit kepada nasabah oleh PT. Bank Sumut Capem
USU dinilai telah melaksanakan prosedur yang tepat. Tetapi analisa mengenai
kelayakan suatu usaha perlu mendapat perhatian . Analisa kelayakan usaha ini
sangat
penting
dalam
melihatkemampuan
suatu
usaha
memperthankan
kelangsungan hidup dan berkembang yang akan meperngaruhi kemapuan
perusahaan memenuhi kewajiban membayar bungadan pokok kredit. Aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisa suatu usaha adalah :
1.Aspek Manajemen
Aspek ini meliputi hak dan tanggung jawab, kedudukan calon debitur di
dalam perusahaan, jumlah saham yang dimiliki, gaji dan pendapatn lainnnya serta
kekayaan lain yang dimiliki. Dalam hal ini yang dinilai adalah orangnya yang
meliputi latar belakang, rrecord, reputasi , kemampuan manajemen dan teknis,
sikap moral tanggung jawab ya ng datanya diperoleh dari relasi usaha atau
langganan –langganan sponsor.
2.Aspek Hukum
Penilaiannya meliputi legalitas badan usaha , pendirian badan usaha,
legalitas pengajuan permohonan kredit, status hukum dari kekayaan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
yang hendak dijaminkan dan kaitan-kaitan hukum dengan pihak lain. Semua hal
diatas harus diteliti kebenaran dan masa berlakunya.
3.Aspek Teknis
Meliputi penilaian atas gambaran proyek secara singkat dan jelas, sifat
proyek ( baru, perluasan. Modernisasi, renovasi ) produk dan kapasitas produksi
yang akan dicapai., maksud pembiayaan, proses produksi, bahan baku, lokasi,
tenanga kerja dan analisa mengenai dampak lingkungan ( AMDAL )
4.Aspek Pemasaran
Dalam hal ini aspek dasar yang harus diteliti adalah demand dan supply,
daerah, strukturharga, karakteristik pasar, strategi cara –cara memasarkan produk.
Penilaian dari aspek ini yang terpentinga adalah bagaimana kemampuan
perusahaan memasarkan barang / jasa hasil usahanya baik yang sekarang maupun
yang direncanakan.
5.Aspek keuangan
Dalam aspek keuangan perlu diketahui terlebih dahulu, apakah untuk
pembiayaan usaha baru atau perluasan. Dalam pelaksanaan analisa keuangan
proyek atas usaha yang berjalan meliputi :
a. Analisa laporan keuangan , neraca dan laba rugi (minimal 3 tahun terakhir
dengan menggunakan ratio-ratio tertentu
b. Menaksir biaya proyek
c. Cara pembiayaan dan sumber dana
d. Proyeksi laba rugi, cash flow , neraca
e. Aspek Sosial ekonomi dan Analisis Dampak Lingkungan ( AMDAL )
Universitas Sumatera Utara
Dalam aspek ini yang perlu ditinjau adalah pengaruh perusahaan tersebut
terhadap sosial ekonomi masyarakat setempat.Apakah proyek tersebut dapat
menumbuhkan kehidupan perekonomian masyrakat setempat atau sebaliknya
mematikan sektor-sektor usaha masyarakat setempat yang sudah ada saat ini.
Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana proses pemberian kredit dan
sistem penagihan piutang yang telah diberlakukan oleh PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu USU
Catatan :
Dari hasil Analisis permohonan kredit yang terdapat diatas maka permohonan
kreditan dapat direalisasikan dikarenakan jumlah modal kerja yang dibutuhkan
mendekati jumlah permohonan kredit yang diajukan yaitu sebesar Rp.
100.000.000,-
B.Prosedur Pencatatan dan Penagihan Kredit
PT. Bank Sumut yang bergerak dalam bidang jasa perbankan tidak lepas
dari adanya suatu prosedur adan teknik pencatatan atas kredit yang diberikan
kepada nasabahnya. Disini akan dianalisis prosedur pencatatan kredit yang
diberikan oleh Bank sumut kepada debitur. Prosedur dan teknik pencatatan pada
Bank Sumut sudah cukup baik dan tidak menimbulkan masalah meskipun
pencatatan transaksi atas pinjaman atau kredit yang diberikan tidak dilakukan oleh
satu fungsi saja namun Bank sudah membagi tugas – tugas ini ke setiap seksi di
dalam bank sesuai dengan jenis produk dari kredityang diberikan.
Adapun proses pencatatan yang dilakukan oleh PT.Bank Sumut telah
menggunakan system pencatatan sentral dimana meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1.
Pencatatan pada saat persetujuan pemberian kredit
2.
Pencatatan atas penarikan pinjaman / kredit oleh debitur
3.
Pencatatan atas pembebanan bunga kredit
4.
Pencatatan pelunasan pinjaman / kredit oleh debitur
PT. Bank Sumut di dalam memberikan kredit kepada nasabahnya
sebenarnya mengandung resiko untuk tidak dapat dikembalikan yang dalam
perbankan dikenal dengan istilah kredit macet ( Non Performing Loans ) PT. Bank
Sumut Capem USU di dalam melakukan penagihan piutang ( kredit ) kepada
debiturnya dapat dilakukan dengan cara :
1.
PT. Bank Sumut melakukan surat menyurat serta mendatangi nasabah
secara terus – menerus untuk menagih piutang yang telah jatuh tempo .
2.
PT. Bank Sumut mengirimkan surat peringatan kepada nasabah yaitu surat
peringatan pertama samapai dengan surat peringatan ketiga.
3.
Atas barang-barang jaminan yang diikat secara fiducia dapat mengajukan
melalui prosedur gugatan terlebih dahulu ke pengadilan negeri terutama
untuk menghindari tindakan penggelapan, penjualan dan perbuatan lain
yang dilakukan oleh debitur sehingga mengakibatkan berkurangnya nilai
atau harga barang jaminan
4.
Mengajukan gugatan sebagai perkara perdat biasa bila barang jaminan
yang belum mempunyai kepemilikan yang sempurna atau bukti
kepemilikan yang tidak sempurna tetapi belum dibebani dengan hak
tanggungan.
5.
Penyelesaian kredit melalui pembukuan:
a.
Bantuan atau perubahan manajemen atau pengelolaan keuangan
Universitas Sumatera Utara
b.
Penjadwalan kembali ( rescheduling )
Perubahan syarat kredit berupa perubahan jadwal pembayaran
termasuk tenggang waktu pembayaran guna meringankan atau
menurunkan besaran angsuran dan waktu dimulainya angsuran.
c.
Persyaratan kembali ( Reconditioning )
Perubahan sebahagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak
terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau
persyaratan
lainnya
sepanjang
tidak
menyangkut
perubahan
maksimum saldo kredit.
d.
Penataan kembali ( restructuring )
Perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan dana
bank seluruh atau sebagaian tunggakan bunga menjadi pokok kredit
baru. Pembukuan setoran debitur untuk penyelesaian kredit dapat
dibukukan terlebih dahulu untuk menurunkan pokok pinjaman. Teknik
pembukuan lebih lanjut diatur oleh devisi akuntan manajemen dan
keuangan Bank sumut. Untuk menghindari resiko yang lebih besar
atas kredit bermasalah ( macet ) yang sudah diupayakan penagihannya
secara optimal namun tidak memberikan hasil, maka pihak Bank
sumut melakukan upaya penghapusbukuan (Write Off) atas kredit –
kredit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka sebagai
penutup dari tugas akhir ini penulis memberikan suatu kesimpulan dan disertai
dengan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan
perusahaan yang bersangkutan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah di buat penulis, maka penulis
mengambil kesimpulan beriku:
1.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian
kredit mikro pada PT. Bank Sumut KCP USU diberikan berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan.
2.
Dalam Prosedur dan Pengawasaan pemberian kreditnya, PT. Bank Sumut
melakukan analisis kredit yang mengacu pada Prinsip 5c:
1.
Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari
seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya.
Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki
reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal
yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau
penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur
dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup
Universitas Sumatera Utara
atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa
sosial.
2.
Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas
kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari
waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak
mampu melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan
bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak permohonan dari
calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.
3.
Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang
dikelola calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain
besarnya juga strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal apakah
efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi
laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
4.
Condition
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi
ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benarbenar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit
tersebut bermasalah relatif kecil.
Universitas Sumatera Utara
5.
Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya
melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang
dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
.
B. Saran
Dari pemaparan beberapa kesimpulan, maka saran yang dianggap perlu
sebagai masukan PT.Bank Sumut Pembantu USU Medan. Adapun saran-saran
tersebut adalah:
1. PT. Bank Sumut KCP USU dalam hal pemberian kredit usaha kecil
atau mikro tetap harus memperhatikan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Dalam Analsis pemberian kredit PT. Bank Sumut KCP USU harus
melakukan analisis secara akurat untuk mendapatkan informasi calon
debitur yang lengkap sehingga dapat menghindari kredit macet.
Universitas Sumatera Utara
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang
atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya
kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998
menyebutkan
bahwa
kredit
adalahpenyediaan
uang
atau
tagihan
yang
dapatdipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan
dikenakan bunga tagihan.
Dalam
bahasa
latin
kredit
disebut
“credere”
yang
artinya
percaya.Pemberian kredit kepada debitur berdasarkan atas kepercayaan. Bank
percaya bahwa kredit yang telah diberikan kepada debitur akan dapat
dikembalikan di kemudian hari pada saat jatuh tempo kredit, sesuai dengan
kondisi yang tertulis dalam perjanjian kredit (pokok pinjaman, bunga pinjaman,
jangka waktu kredit tanggal jatuh tempo dan lain-lain).
PT. Bank Sumut KCP USU ,kredit adalah sebagai produk utama dalam
kegiatannya usahanya, dimana lewat kredit PT. Bank Sumut memperoleh laba
melaului bunga pinjaman dan dana yang disalurkan kepada debitur diberikan
dengan prinsip kehatian-kehatian dan didasari dengan kepercayaan kepada debitur
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
B. Unsur- Unsur Kredit
Usaha nasabah debitur atau peminjam akan meningkat. Dengan pemberian
kredit investasi maupun kredit modal, peminjam diharapkan dapat meningkatkan
usahanya.Unsur-Unsur Kredit. Berikut ini merupakan unsur-unsur yang terdapat
dalam kredit.
1. Kepercayaan
Keyakinan pihak bank selaku pemberi kredit terhadap prestasi yang
diberikan kepada nasabah debitur untuk melunasi cicilan sesuai jangka
waktu yang telah ditentukan.
2. Jangka Waktu
Adanya jangka waktu yang telah disepakati bersama mengenai pemberian
kredit oleh pihak bank dan pelunasan kredit oleh pihak nasabah debitur.
3. Prestasi
Prestasi boleh dikatakan sebagai objek berupa bunga atau imbalan yang
telah disepakati bank dan nasabah debitur.
4.
Risiko
Untuk menghindari risiko buruk dalam perjanjian kredit, diadakan
pengikatan angunan atau jaminan yang dibebankan pada pihak nasabah
debitur atau peminjam.
5. Balas Jasa
Balas jasa bagi bank merupakan keuntungan atau pendapatan atas
pemberian kredit. Dalam bank konvensional balas jasa dikenal dengan
nama bunga. Selain balas jasa dalam bentuk bunga, bank juga
membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga
Universitas Sumatera Utara
merupakan keuntungan bank. Bagi bank dengan prinsip syariah balas
jasanya ditentukan dengan prinsip bagi hasil.
PT. Bank Sumut KCP USU dalam kegiatan menyalurkan dana lewat kredit,
juga memiliki unsur-unsur kredit yang sama yang melekat pada pemberian kredit
nya. Hal tersebut terlihat dari bagaimana pihak PT. Bank Sumut KCP USU dalam
pemberian kreditnya dintaranya :
a. Kepercayaan kepada calon debitur dapat
memenuhi kewajiban.
Kepercayaan diberikan melalui analisis permohonan kredit calon debitur.
Kesepakatan merupakan hal penting dalam pemberian kredit.
b. Kesepakatan
Pihak calon debitur akan menandatangani kesepakan untuk melunasi
seluruh tanggung jawab dan kewajiban.
c. Jangka waktu
Dalam penentuan jangka waktu PT. Bank Sumut KCP USU melihat dari
seberapa penghasilan calon debitur dibandingkan dengan berapa plafond
kredit yang akan direalisasikan.
d. Dalam pengendalian resiko kredit dimana kredit tidak dapat ditagih, PT.
Bank Sumut KCP USU menjadikan agunan sebagai alat pengendalian
dari resiko tersebut.
e. Balas jasa
Balas jasa merupakan bagian terpenting dari pemberian kredit. PT. Bank
Sumut KCP USU mendapatkan balas jasa lewat bunga kredit, biaya
administrasi, dan biaya provisi.
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan dan Fungsi Kredit
Berikut ini merupakan beberapa tujuan kredit.
1. Bank selaku pemberi kredit mendapatkan keuntungan berupa bunga,
biaya , imbalan, provisi, dan biaya-biaya lain yang dibebankan pada
nasabah debitur atau peminjam
2. Banyaknya
pelaksanaan
kredit
yang
pembangunan
disalurkan
di
bank
mampu
sektor ekonomi.
meningkatkan
Dengan
demikian,
pemberian kredit dapat membantu tugas pemerintah.
Fungsi Kredit
Selain memiliki tujuan, kredit memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
1.
Meningkatkan daya guna uang.
2.
Meningkatkan jumlah peredaran uang serta lalu lintas uang.
3.
Meningkatkan nilai atau daya guna barang.
4.
Meningkatkan peredaran atau penyebaran barang.
5.
Sebagai alat penunjang stabilitas perekonomian.
6.
Mengaktifkan dan meningkatkan kegunaan atau potensi ekonomi yang
ada.
7.
Sebagai
salah
satu
jembatan
peningkatan
pemerataan
pendapatan nasional.
8.
Sebagai salah satu alat untuk menjalin hubungan internasional
Bagi PT. Bank Sumut KCP USU selain untuk mendapatkan laba lewat
kredit, PT. Bank Sumut KCP USU membantu dan mendorong pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu
sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Universitas Sumatera Utara
D. Kredit Mikro Sumut Sejahtera II (KMSS II)
Kredit Mikro Sumut Sejahtera II (KMSS II) adalah produk kredit yang
melayani segmen kredit mikro pada PT. Bank Sumut. Kredit ini dibentuk untuk
melayani debitur mikro Bank Sumut dalam skala Rp. 50 Juta-50 Juta.
Tujuan kredit
1. Meningkatakan akses usaha mikro yang ada dimayarakat terhadap
pelayanan kredit di Bank Sumut.
2. Bank Sumut sebagai agen pembangunan di daerah mendukung
peningkatan dan perkembangan usaha di sektor rill untuk masyarakat
berpengahasilan rendah.
Sasaran kredit
Sasaran kredit adalah diprioritaskan kepada masyarakat adatau pengusaha
mikro yang bergerak di semua sektor
Jenis kredit dan penggunannya
1. Kredit modal kerja
Kredit yang digunakan untuk membiayai keperluaan modal lancar yang
memeiliki siklus yang pendek, baik dalam usaha dagang maupun
manufaktur dan sebagainya. Dana yang derlukan dalam modal kerja
dalam modal kerja relative pendek masa pengembaliaannya, namun
secara permanen tetap diperlukan untuk memepertahankan produksi
yang dkehendaki.
2. Kredit investasi
Kredit yang digunakan untuk membiayai pembeliaan barang-barang
modal tetap dan tahan lama, denagn jangka waktu pemakaiaan yang
Universitas Sumatera Utara
lebih lama seperti mesin, gedung, kendaraan, dan barang barang
investasi lainnya.
Sektor usaha yang dapat dibiayai
1. Pertanian tanaman panagan dan hortikultura
2. Perdaganagan dan restoran
3. Industri rumah tangga (home industry)
4. Industri jasa
5. Dan usaha lainnya
Plafond Kredit
Besar plafond kredit yang dapat diberikan kepada setiap calon debitur
disesuakan denga kondisi usaha saat ini dan atau berdasarkan kemampuan
pengembaliaan/ kemampuan angsuran (repayment capacity) bulanan yang
tercermin dari besarnya arus kas (cashflow bulanan) dari calon debitur dengan
ketentuan pinjaman:
1.
Minimal sebesar
: Rp. 5.000.000,-
2.
Maksimal sebesar
: Rp. 50.000.000,-
Jangka waktu kredit
Batsan waktu kredit didasarkan pada jenis kredit
1. Kredit modal kerja
Jangka waktu mulai 6 bulan s/d 36 bulan
2. Kredit investasi
Jangka waktu 12 s/d 36 bulan, teramasuk masa tenggang/grace period
selama 3 bulan dengan catatn selama masa tenggang tersebut debitur
wajib membayar bunga kredit.
Universitas Sumatera Utara
Suku bunga dan biaya kredit
1. Suku bunga kredit : 12 % Flat to annuity pertahun denga
sistem
floating rate.
2. Biaya kredit
a. Biaya Provisi : Bebas
b. Biaya administrasi : Rp. 50.000,c. Baiaya materai : sesuai kebutuhan
d. Biaya tersebut diatas merupakan beban debitur
Bentuk Angsuran
1. Angsuran (pokok+bunga) ditetapkan secara bulanan, baik modal kerja
maupun kredit investasi serta tidak dibenarkan adanya kelonggaran
tari dari baki kredit debet yang telah disetor.
2. Perhitungan angsuran bulana (pokok=bunga) dibebankan maksimal
50% dari cash in Flow / hasil usaha rata-rata perbulan debitur.
Jenis Pengikat
1. Perikatan Kredit
Denagn Mengguanakan Perjanjian Kerdit (PK) yang dilegalisir oleh
Notaris
2. Periaktan aguanan
a. Tanah dan atau banguna
Dengan Kuasa Jual Murni Secara Notarial Akte dengan
mencantumkan nilai jual (sesuai harga taksasi), jangka waktu dan
tidak dikaitkan dengan hutang
Universitas Sumatera Utara
b. Diluar tanah dan atau bangunan perikatan dilakukan dengan Kuasa
Jual Mutlak dibawah tangan.
Jaminan Kredit
1. Jaminan yang dapat diserahkan dapat berupa
a. Harta bergerak: Peralatan rumah tangga, persediaan barang
dagangan, piutang dagang, peralatn kerja, mesin dan kendaraan.
b. Harta tak bergerak : Tanah dan bangunan
Bukti kepemilikan atas bangunan tersebut dapat berupa Sertifikat
Hak Milik (SHM), SHGB, Akta Juak Beli (AJB) APHGR, Akta
Hibab, Hak sewa/ Ijin berjualan, Surat keterangan dari lurah, dan
lain – lain jenis hak kepemilikan atas penggunaan yang sah.
c. Untuk kepemulikan berupa sertifikat (Hak Milik,Hak guna Banguan)
tidak diwajibkan dilakukan cek bersih sedangkan yang non setifikat
tidak diwajibkan melampirkan Surat Keteranagan Silang Sengketa.
d. Besar agunan/jaminan yang harus diserahkan sebesar minimal 70%
dari Plafon kredit yang diusulkan
e. Nilai Agunan/ jamina harus harus ditetapkan berdasarkan liquidation
basis/nilai likuidasi
f. Persentase nilai pasar agunan/ jaminan yang dapat diterima
sebagai nilai likuidasi minimal sebagai berikut :
a. Tanah hak milik/HGB
85 %
b. Banguan
75 %
c. Banguan diatas hak pakai
75 %
d. Mesin berat
60 %
Universitas Sumatera Utara
e. Persediaan
50 %
f. Inventaris, peralatan, mesi-mesin rinagn
50%
g. Kendaraan baru
(maximal 1tahun pemakaian)
80 %
h. Kendaraan bekas
i.
50%
Alat-alat rumah tangga
(Kulkas, TV, Kompor Gas, dll)
50 %
2. Agunan/jaminan harus dinilai kembali (retaksasi) apabila :
a. Kolektabulitas kredit berubah memburuk (terutama pembayaran
angsuran pertamatelah menunggak) dilakukan retaksasi oleh
pimpianan unit pegawai diluar AO yang ditujukan oleh pimpinan
unit.
b. Restrukturisasi kredit ataupun pemberian kredit yang kedua
(repition).
c. Agunan telah mencapai selambat-lambanya 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal taksasi terakhir.
3.
Jaminan pihak lain diperbolehkan hanya sebatas jaminan tersebut
dimiliki oleh pihak yang memiliki hubungan darah langsung dengan
debitur (orang tua, mertua anak, kakak atau adik)
4. Ketentuan mengenai agunan yang diatur dalam BPP ini tidak terkait
dengan surat edaran (SE) Direksi tentang agunan yang ada, sedangkan
ketentuan lain mengenai agunan yang belum cukup ditaur disni tetap
berpedoman kepada (SE) agunan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Debitur
1. Warga Negara Indonesian berusia 21 Tahun sampai dengan 65 tahun
atau sudah menikah dan sehat jasmani dan rohani.
2. Usaha perseoranagan
3. Telah menjalankan usaha minimal 1 tahun buku dan terhadap usaha
yag baru berjalan atau start up tidak dapat dibiayai oleh Bank.
4. Fasulitas kredit Mikro ini tidak diperkenankan kepada debitur yang
sedang menikmati fasilitas kredit pada bank lain, tidak termasuk
pinjaman CREDIT CARD, LEASING dan KPR (Kredit Kepemilikan
Rumah) serta kredit konsumtif lainnya.
5. Calon debitur tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu fasiitas
kredit di PT. Bank Sumut, kecuali pegai dan konsumtif lainnya.
Persyaratan kredit
Persyaratan yang harus dipenuhi :
1. Surat permohonan diajukan secar tertulis dengan memuat imformasi
sekurang-kurangnya :
a. Profil debitur
b. Jenis usaha
c. Jumlah kredit yang dibutuhkan
d. Untuk kredit investasi maupun modal kerja, wajib divamtumkan
jenis barang yang akan dibeli dan harga belinya.
2. Foto copy identitas
a. KTP
b. Kartu keluarga
Universitas Sumatera Utara
c. Buku nikah/ surat keterngan menikah
d. Pas photo diri dan suami/isteri ukuran 4x6 , sebanyak 2 lembar
e. Bukti memiliki rekening Bank Sumut (dapat dibuka pada sat
SPPK) disampaikan.
3. Memiliki izin-izin usaha dalam menjalankan usaha minimal surat usaha
dari lurah/ kepala desa/ camat
4. Besarnya kredit yang diberikan oleh Bank , baik untuk kredit investasi
maupun mdal kerja mempunyai Self Financing (pendanaan sendiri)
minimal sebesar 30 %
5. Foto lokasi usaha dan tempat tinggal sebagai data awal
6. Menyerahkan fotocopy bukti agunan/ jaminan (asli diserahkan pada saat
pengikatan kredit dan jaminan)
7. Seluruh transaksi keuangan dan atau usaha setelah pencairan harus
dilakukan melaui rekening di Bank Sumut.
E. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT
Menurut Kasmir (2008 : 106) tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk
memastiakan kelayakan kredit, diterima atau ditolak. Prosedur pemberian dan
penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan
bank yang lain tidak jauh berbeda. Prosedur pemberian kredit oleh badan hukum
sebagai berikut :
1. Pengajuan proposal
Merupakan tahapan pertama pemohon kredit mengajukan permohonan
kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus dilampiri
Universitas Sumatera Utara
dengan dokumen-dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Yang perlu
diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit hendaknya yang
berisikan keterangan tentang :
a. Riwayat perusahaan
b. Tujuan pengambilan kredit
c. Besar kredit dan jangka waktu
d. Cara pemohon mengembalikan kredit
e. Jaminan kredit
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah
dipersyaratkan seperti :
a. Akta pendirian perusahaan
b. Bukti diri (KTP) para pengurus atau pemohon kredit
c. Tanda daftar Perusahaan (TDP)
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
e. Neraca dan laba rugi 3 tahun terakhir
f. Fotocopy sertifikat yang dijadikan aguunan
g. Kartu Keluarga (KK) bagi perorangan
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap
sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.
3. Dalam penilaiaan layak atau tidaknya suatu kredit disalurkan, maka
diperlukan suatu penilaian kredit. Aspek – aspek dalam penilain kredit
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Aspek hukum adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan
dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.
b. Aspek pemasaran adalah untuk menilai apakah kredit yang dibiayai
akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang
dilakukan.
c. Aspek keuangan adalah untuk menilai keuangan perusahaan yang
dilihat dari laporan keuangan.
d. Aspek Teknis adalah untuk menilai kelengkapan sarana dan
prasarana yang dimiliki.
e. Aspek Manajemen adalah untuk menilai pengalaman peminjam
dalam mengelola usahanya termasuk sumber daya manusia yang
dimiliki.
f. Aspek ekonomi sosial adalah untuk menilai dampak usaha yang
diberikan terutama bagi masyarakat luas baik ekonomi maupun
sosial.
g. Aspek AMDAL adalah untuk menilai apakah usaha yang dijalanakan
memenuhi analisia dampak lingkungan.
4. Wawancara pertama
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkasberkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan.
5. On the Spot
Yang dimaksud On the Spot adalah kunjungan langsung ke tempat
usaha/domisili (calon) debitur. On the Spot dimaksudkan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengecek kebenaran data dengan melihat secara fisik tampat
usaha/domisili dan agunan, serta menggali aktifitas usaha debitur,
dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau
jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil
wawancara I.
6.
Wawancara II
Merupakan kegitaan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
7. Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menetukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak. Jika diterima maka, dipersiapkan adminitrasinya,
biasanya keputusan kredit yang akan mencakup :
a. Akad kredit yang akan ditandatagani
b. Jumlah uang yang diterima
c. Jangka waktu kredit
d. Dan biaya- biaya yang harus dibayar
8. Penandatangaan akad kredit/ perjanjian lainnya
Kegiataan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka
sebelum kredit di cairkan maka terlebih dulu calon nasabah
menandatangani akad kredit, mengingkat jaminan dengan hipotik dan
surat perjanjian atau penandatangan dilaksanakan :
a. Antara bank dengan debitur secara langsung
b. Dengan melalui notaris
Universitas Sumatera Utara
9. Realisasi Kredit
Realisai kredit diberikan setelah penandatangani surat- surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang
bersangkutan.
10. Penyaluran / Penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi
dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan
kredit yaitu bisa diambil secara sekaligus atau secara bertahap.
Pada pelaksaannya PT. Bank Sumut Cabang Pembantu USU juga
melakukan prosedur pemberiankredit, dianataranya adalah sebagai berikut:
1. Permohonan kredit
Permohonan kredit secara tertulisdan langsung diajaukan oleh pemohon
ke kantor
cabang dengan melampirkan dokumen yang telah
dipersyaratkan.
2. Identifikasi pendahuluan
Setelah menrima berkas permohonan tersebut diatas kantor cabang
harus melakukan identifikasi pendahuluan dengan lamgkah-langkah
sebagai berikut :
a. Meminta informasi kredit atas nama calon debitur (suami dan istri),
pengurus dan pemiilik perusahaan melalui fasilitas SID dan OLIBs,
sekaligus termaksud tidaknya pihak-pihak tersebut dalam daftar
hitam (blacklist)
b. Sebelum melakukan analisis terhadap permohona kredit, cabang
terlebih dahulu harus melakukan verifikasi terhadap :
Universitas Sumatera Utara
1. Kelengkapan dokumen yang disyaratkan
2. Keabsahan dokumen-dokumen pendukung permohona kredit
3. Kebutuhan data pendukung lainnya yang diperlukan
c. Data/ berkas pendukungyang diminta kantor cabang berupa
fotocopy diwajibkan pengecekan ulang dengan aslinya dan
dilegalisir oleh pihak yang bersangkutan
d. Melakukan konfirmasi ulang kepada instansi terkait terhadap
legalitas dan izin usaha yang diragukan kebenarannya
e. Memastikan kebenaran asli slip gaji terakhir/ surat keterangan
penghasilan dari tempat bekerja, bagi pemohon yang berstaus
pegwai/ profesinal selanjutnya menyipakan analisis pendahuluan
f. Melakukan checking on the spot terhadap usaha dan taksasi agunan
sesuai ketentuan yang berlaku
g. Membuat laporan taksasi agunan dan analisa pendahuluan
h. Untuk kredit diatas 5 Milyar penilaian agunan harus didukung
dengan hasil penilaian dari kantor jasa penilai public.
3. Analisa kredit
Merupakan analisa lanjutan untuk menilai kelayakan permohonan dari
berbagai aspek sesuia kebujakan perkreditan Di PT. Bank Sumut
dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian/ prudential. Analisis kredit
dilaksanakan oleh petugas analis yang ditujukan guna memberikan
gambaran tentang kondisi pemohon, keadaan keuangan pemohon dan
kemampuan bayar pemohon sebagai bahan pertimbangan dalam proses
keputusan kredit.
Universitas Sumatera Utara
4. Perhitungan kebutuhan kredit
Kebutuhan kredit dapat dihutung dengan metode antara lain :
a. Sumber pengembalian kredit dari penghasilan tetap
b. Sumber pengembalian kredit dari usaha
c. Perhitungan kebutuhan kredit investasi berdasarkan proyeksi arus
las selama masa kredit yang disuusn secara cash basis. Sumber data
yang digunakan antara lalin :
a.
Neraca, laba rugi, arus kas 2 (dua) tahun terakhir
b.
Proyeksi neraca dan laba rugi
c.
Proyeksi arus kas
5. Keputusan kredit
Dalam melalukan keputusan kredit, didasarkan terhadap analisi yang
telah dilakukan
6. Perjanjian kredit
Dalam perjanjian kredit dilakukan setelah pemohon menyetujui dan
menandatangani Surat Persetujuan Kredit (SPPKK)
7.
Pengikatan agunan
8. Pengikatan agunan kredit dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
9. Realisasi kredit
Merupakan proses pencairan kredit
F. Prinsip Pemberian Kredit
Untuk memperkecil resiko yang terjadi, maka permohonan kredit harus
dinilai oleh bank atas dasar syarat yang dikenal dengan 5 C, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1.
Character ( watak/kepribadian)
Yaitu suatu penilaian tentang sifat- sifat pribadi, watak dan kejujuran calon
debitur
dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban
finansialnya.
Adapun
beberapa petunjuk bagi bank untuk memenuhi karakter nasbah adalah
mengenal dari deat, megumpulkan keterangan mengenai ativitas calon debitur
dalam perbankan dan mengumpulkan keterangan dari rekan-rekannya serta
saingan-saingan mengenai reputasi, kebiasaan, pribadi, dan juga perilaku
nasabah dimasa lalu.
2.
Capacity ( kemampuan)
Yaitu kemampuan untuk membayar hutang-hutangnya. Hal ini berkaitan
dengan keahlian peminjam dibidang usahanya dan atau kemampuan
peminjam, sehingga bank merasa yakin bahwa usaha yang dibiayai kredit
adalah dikelola oleh orang-orang yang tepat. Karena sebagaimana diketahui
sumber utama pelunasan kredit adalah kempampuan peminjam untuk
menghasilkan pendapatan.
3.
Capital ( modal )
Capital adalah modal yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan dan
memelihara kelangsungan hidup usahanya. Penilaian terhadap besarnya
modal sangat penting, hal ini berkaitan dengan pembiayaan proyek usaha
peminjam, mengingat kredit yang akan dibeikan kepada peminjam hanya
merupakn tambahan pembiayaan.
4.
Collateral ( jaminan)
Adalah barang yang digunakn sebgai jaminan atas kredit yang telah diterima.
Jaminan kredit ini diperluka agar kredit yang akan diberikan oleh bnk
Universitas Sumatera Utara
terjamin pengembaliannya baik dari usahanya maupun dar jaminan yang akan
dicairkan bila pemohon kredit tidak mampu mengembalikan kreditnya.
Adapun syrat-syarat dari barang jaminan adalah memiliki harga pasar, tidak
dalam sengketa, tidak dalam keadaan sedang dijaminkan, memilik bukti-bukti
kepemilikan yang sah dan memiliki nilai yang cukup untuk menjamin kredit.
5. Condition of economy ( kondisi ekonomi )
Dalam memberikan kredit perlu dipertimbangkan factor perekonomian secara
keseluruhan. Factor-faktor tersebut meliputi peranan pemerintah, moneter,
perbankan keuangan,ekonomi, dan faktor-faktor ain yang mengahambat
kegiatan usaha peminjam.Dari kelima persyaratan diatas.
Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan lebih mengutamakan
persyaratan pada character dan capacity dalam pemberian kredit. Karena menurut
pengalaman dari Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan, nasabah dapat
diketahui karakternya pada saat wawancara permohonan kredit, dapat diketahui
capacitinya dengan langsung on the spot memantau ke tempat usaha nasabah.
Bank Sumut Cabang USU Medan memegang prinsip kehati-hatian dalam
menyalurkan kreditnya kepada nasabah sehingga terhindar dari kredit macet.
E. Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit dalam arti luas meliputi pengawasan sebelum kredit
diberikan, pengawasan pada waktu proses persetujuan dan pengawasan kredit
setelah diberikan. Dalam rangka pengawasan kredit, bank melakukan pengawasan
yang seksama atas perjalanan kredit, baik secara keseluruhan maupun secara
individual per nasabah / debitur apakah pelaksaan pemberian kredit sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
rencana yang disusun atau tidak. Pengawasan kredit dapat dilakukan bank dapat
bersifat aktif dan dapat pula bersifat pasif. Pengawasan aktif dilakukan dengan
pengawasan on the spot yaitu, ditempat usaha para debitur sehingga secara
langsung akan dapat diketahui bagaimana keaadaan dan kondisi serta
perkembangan bisnis yang dijalankan debitur.
Pengawasan pasif dilakukan melalui penelitian laporan- laporan tertulis
yang dilakukan debitur seperti laporan keadaan keuangan (dari Neraca dan Rugi/
Laba), laporan penyaluran keuangan (dari Mutasi Rekening Pinjaman), laporan
aktivitas (dari keadaan stok dan perkembangan Usaha) dan sebagainya. Salah satu
fungsi manajemen yang penting adalah pengawasaan, demikian juga dalam
pemberian perkreditan karena kegiataan pengawasaan merupakan penjagaan dan
pengamanan terhadaap kekayaan bank yang di berikan atau di investasikan
dibidang perkreditan. Pengawasan individual debitur dilakukan melalui hasil
analisis kreditnya. Segala aspek dalam analisis diikuti terus selama kredit berjalan,
terutama sekali tentang target produktivitas yang harus dicapainya. Bila terdapat
keseimbangan antara keduanya, dilihat apakah perputaran keuangan dalam
rekening pinjamannya (penyetoran- penyetoran dan pengambilan- pengambilan)
telahsesuai dengan kegiataan usahanya itu. Bila mana produktivitasnya dan
penjualan berjalan lancar dari bulan ke bulan akan tetapi jumlah penyetoran tidak
seimbang dengan perputaran keuangan perusahaan, maka bank harus meneliti,
kearah mana perputaran keuangnanya dilakukan.
(Muchdarsyah, 2000:269) Dalam melakukan pengawasan kredit, pejabatpejabat bank harus benarbenar dapat menguasai seni pengawasan. Pajabat- pejabat
pengawas harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan para
Universitas Sumatera Utara
debiturnya yang dilandasi dengan pemikiran dan sikap yang saling menghormati,
saling membutuhkan dan satu sama lain mempunyai saling ketergantungan.
Pengusaha membutuhkan kredit untuk peningkatan usahanya demikian pula bank
membutuhkan pengusaha untuk memutarkan uangnya.
Akhirnya timbulah sifat saling ketergantungan satu sama lain. Bilamana
nasabah mengalami kesulitan- kesulitan dalam usahanya, maka kesulitan itu tidak
hanya harus ditanggulangi oleh nasabah bersangkut an saja akan tetapi bank
sebagai partner harus dapat pula ikut berusaha membantu nasabah menyelesaikan
berbagai masalahnya. Untuk mengetahui keadaan nasabah secara aktif, maka bank
harus mempersiapkan data- data yang diperlukannya. Kegiatan pengawasan ini
akan lebih penting bila diketahui bahwa kredit merupakan kekayaan yang
beresiko atau risk asset, karena kekayaan tersebut dikuasai oleh pihak luar
bank.PT Bank Sumut Cabang Pembantu USU melakukan pengawasan untuk
mengetahui apakah kredit yang diberikan kepada nasabah benar- benar di
pergunakan sesuai dengan kesepakatan. Adapun jenis- jenis pengawasan yang ada
pada PT.Bank Sumut Cabang Pembantu USU adalah:
1.
Pengawasan ganda (Dual Control)
Adalah pengawasan yang dilakukan oleh dua orang pejabat yang berbeda
fungsi, terhadap tahapan pemberian kredit yang mengandung kerawanan
penyalahgunaan kredit atau kredit yang dapat menimbulkan kerugian
keuangan bagi PT. Bank Sumut Pada tahapan pengawasan ganda masih
terdapat pengawasan yang lain mendukung jalannya pengawasan ini, di
antaranya adalah :
a.
Pengawasan pada tahap pendaftaran permohonan kredit
Universitas Sumatera Utara
b.
Pengawasan pada tahap pemeriksaan permohonan kredit
c.
Pengawasan pada tahap putusaan permohonan kredit
d.
Pengawasan sebelum pencairan kredit
e.
Pengawasan saat pencairan kredit
f.
Pengawasan setelah pencairan kredit
2. Pengawasan aktif Pengawasan yang dilakukan Bank Sumut dengan
pengawasan on the spot yaitu, secara langsung mengawasi ke tempat usaha
debitur dengan jangka waktu tertentu, misalnya 3 bulan sekali, satu bulan
sekali. Dengan seperti itu, dapat diketahui bagaimana keaadaan dan
konidsi serta perkembangan bisnis yang dijalankan debitur.
3.
Pengawasan pasif Pengawasan pasif dilakukan Bank Sumut melalui check
by online dengan melihat perputaran keuangan pada transaksi di buku
tabungan debitur. Dengan pengawasan ini, dapat diketahui uang yang
masuk dan keluar. Dalam rangka untuk mencapai tujuan keamanan dari
proses pemberian kredit, bank Sumut Cabang Pembantu USU mengambil
langkah-langkah untuk mengelompokkan kredit berdasarkan kelancaran
pelunasannya. Hal ini sangat perlu untuk dilaksanakan demi kelancaran
tugas pengamanan kredit atau fasilitasfasilitas yang diberikan kepada
nasabah, sehingga sikap dan cara menghadapi nasabah dapat disesuaikan
sedemikian rupa demi kelancarannya.
Sesuai dengan maksud pengawasan, maka kolektivitas kredit
disusun kriteria-kriteriadan penggolongan masing-masing kriteria dalam
kelompok tersendiri. Penggolongan kredit yang dimaksud adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Kelompok kredit lancar ( sandi 1 ) Jika kewajiban dapat dipenuhi
debitur dan tidak pernah terjadi penunggakan, tidak lewat satu bulan
dari jadwalnya.
2. Dalam perhatian khusus ( sandi 2 ) Jika kewajiban selama dua bulan
berturut-turut tidak dibayar.
3. Kelompok kurang lancar ( sandi 3 ) Jika kewajiban selama 3 bulan
berturut-turut tidak dibayar.
4. Kelompok diragukan( sandi 4 ) Jika setelah jatuh tempo ditambah
masa kesempatan mengusahakan perbaikan selama 3 bulan setelah
jatuh tempo tersebut, tetapi kredit dapat dilunasi .
5. Kelompok Kredit macet ( sandi 5 ) Debitur tidak mampu membayar
lagi, jika tidak dibayar maka akan dihapuskan dengan cara melakukan
pengamanan berupa penjualan barang-barang jaminan, agunan.
Kegiatan pengawasan ini terus menerus dilakukan Bank Sumut
Cabang USU, sebab mereka sadar bahwa keberhasilan kredit
sepenuhnya tergantung dari kemampuan nasabah dalam menciptakan
laba. Keuntungan yang diperoleh akan menghasilkan kekuatan
nasabah untuk memenuhi kewajibannya.
Dalam memberikan kredit kepada debitur, PT. Bank Sumut dituntut untuk
dapat mengambil suatu kebijakan agar tidak terjebak kepada banyaknya jumlah
piutang yangtidak tertagih atau kredit macet. PT. Bank Sumut Capem USU dalam
pelaksanaan kebijakan pemberian kreditnya sudah melaksanakan kebijakan umum
perkreditan ( KUP ) Bank Sumut, dimana Bank dalam memberikan kredit harus
meneliti dahulu siapa orang yang akan memperoleh kredit, apa jenis usahanya,
Universitas Sumatera Utara
berapa jumlah kredit serta bagaimana metode pembayaran kredit tersebut.
Semuanya ini merupakan penilaian bank terhadap debitur beserta usahanya. Hal
ini dapat dilihat dari tabel penyaluran kredit Pada PT. Bank Sumut Capem USU.
Dari tabel tersebut terdapat kredit macet sebanyak 2 orang nasabah kredit dengan
total baki debet sebesar Rp.38.449.172.36. nasabah yang dikategorikan macet
inimenimbulkan efek terhadap tingkat NPL dalam laporan kredit PT. Bank Sumut
Capem USU setiap bulannya. Posisi tingkat NPL pada PT. Bank Sumut Capem
USU pada bulan Oktober sebesar 0.19 % . Tingkat NPL disini telah mengalami
penurunan dari tingkatNPL sebelumnya dibandingkan dengan posisi NPL Pada
bulan agustus yaitu sebesar 0.21%. Penurunan ini diakibatkan karena jumlah
kredit yang macet tidak bertambah dandibarengi dengan makin bertambahnya
jumlah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit sehingga factor pembaginya
semakin besar.
Tingkat NPL sebesar 0.19 pada posisi Oktober masih dalam batas wajar
dan dapat dikategorikan baik karena masih berada dibawahstandar dari BI yaitu 5
%. Hal ini tidak lepas dari bagaimana kebijakan perusahan tersebut dalam
penagihan piutangnya di bab ini penulis juga akan memaparkan langkah-langkah
apa
yang
telah
dilakukan
pegawai
pada
bagian
pemasaran
dalam
meminimalisirpiutang yang tidak tertagih sehingga dapat menurunkan tingkat
NPL yang tentunya hal ini akan berdampak pada laba perusahaan.Seperti yang
dikemukakan diatas salah satu hal yang paling penting dalam pemberian dan
penolakan kredit kepada nasabah / debitur adalah analisa pemberian kredit.
Tujuan utama dari analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh
keyakinan
apakah
nasabah
mempunyai
kemauan
dan
kemampuan
Universitas Sumatera Utara
memenuhikewajibannya kepada Bank secara tertib, baik pembayaran pokok
pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank.
Untuk itu perlu dilakukan kunjungan langsung ke lapangan (Checking on the spot)
dengan calon debitur maupun pihak lain untuk melihat dan mengukur kemampuan
perusahaan melaksanakan kegiatan-kegiatan usahanya saat ini maupun yang
direncanakan dlam memenuhi kewajiban kepada Bank. Untuk mengukur jaminan
perlu dilakukan penelitian mendalam atas berbagai factor yang relevan terutama
5C ( Character, Capital, Capacity, Colateral dan Condition of Economic ).
Dalam pemberian kredit kepada nasabah oleh PT. Bank Sumut Capem
USU dinilai telah melaksanakan prosedur yang tepat. Tetapi analisa mengenai
kelayakan suatu usaha perlu mendapat perhatian . Analisa kelayakan usaha ini
sangat
penting
dalam
melihatkemampuan
suatu
usaha
memperthankan
kelangsungan hidup dan berkembang yang akan meperngaruhi kemapuan
perusahaan memenuhi kewajiban membayar bungadan pokok kredit. Aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisa suatu usaha adalah :
1.Aspek Manajemen
Aspek ini meliputi hak dan tanggung jawab, kedudukan calon debitur di
dalam perusahaan, jumlah saham yang dimiliki, gaji dan pendapatn lainnnya serta
kekayaan lain yang dimiliki. Dalam hal ini yang dinilai adalah orangnya yang
meliputi latar belakang, rrecord, reputasi , kemampuan manajemen dan teknis,
sikap moral tanggung jawab ya ng datanya diperoleh dari relasi usaha atau
langganan –langganan sponsor.
2.Aspek Hukum
Penilaiannya meliputi legalitas badan usaha , pendirian badan usaha,
legalitas pengajuan permohonan kredit, status hukum dari kekayaan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
yang hendak dijaminkan dan kaitan-kaitan hukum dengan pihak lain. Semua hal
diatas harus diteliti kebenaran dan masa berlakunya.
3.Aspek Teknis
Meliputi penilaian atas gambaran proyek secara singkat dan jelas, sifat
proyek ( baru, perluasan. Modernisasi, renovasi ) produk dan kapasitas produksi
yang akan dicapai., maksud pembiayaan, proses produksi, bahan baku, lokasi,
tenanga kerja dan analisa mengenai dampak lingkungan ( AMDAL )
4.Aspek Pemasaran
Dalam hal ini aspek dasar yang harus diteliti adalah demand dan supply,
daerah, strukturharga, karakteristik pasar, strategi cara –cara memasarkan produk.
Penilaian dari aspek ini yang terpentinga adalah bagaimana kemampuan
perusahaan memasarkan barang / jasa hasil usahanya baik yang sekarang maupun
yang direncanakan.
5.Aspek keuangan
Dalam aspek keuangan perlu diketahui terlebih dahulu, apakah untuk
pembiayaan usaha baru atau perluasan. Dalam pelaksanaan analisa keuangan
proyek atas usaha yang berjalan meliputi :
a. Analisa laporan keuangan , neraca dan laba rugi (minimal 3 tahun terakhir
dengan menggunakan ratio-ratio tertentu
b. Menaksir biaya proyek
c. Cara pembiayaan dan sumber dana
d. Proyeksi laba rugi, cash flow , neraca
e. Aspek Sosial ekonomi dan Analisis Dampak Lingkungan ( AMDAL )
Universitas Sumatera Utara
Dalam aspek ini yang perlu ditinjau adalah pengaruh perusahaan tersebut
terhadap sosial ekonomi masyarakat setempat.Apakah proyek tersebut dapat
menumbuhkan kehidupan perekonomian masyrakat setempat atau sebaliknya
mematikan sektor-sektor usaha masyarakat setempat yang sudah ada saat ini.
Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana proses pemberian kredit dan
sistem penagihan piutang yang telah diberlakukan oleh PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu USU
Catatan :
Dari hasil Analisis permohonan kredit yang terdapat diatas maka permohonan
kreditan dapat direalisasikan dikarenakan jumlah modal kerja yang dibutuhkan
mendekati jumlah permohonan kredit yang diajukan yaitu sebesar Rp.
100.000.000,-
B.Prosedur Pencatatan dan Penagihan Kredit
PT. Bank Sumut yang bergerak dalam bidang jasa perbankan tidak lepas
dari adanya suatu prosedur adan teknik pencatatan atas kredit yang diberikan
kepada nasabahnya. Disini akan dianalisis prosedur pencatatan kredit yang
diberikan oleh Bank sumut kepada debitur. Prosedur dan teknik pencatatan pada
Bank Sumut sudah cukup baik dan tidak menimbulkan masalah meskipun
pencatatan transaksi atas pinjaman atau kredit yang diberikan tidak dilakukan oleh
satu fungsi saja namun Bank sudah membagi tugas – tugas ini ke setiap seksi di
dalam bank sesuai dengan jenis produk dari kredityang diberikan.
Adapun proses pencatatan yang dilakukan oleh PT.Bank Sumut telah
menggunakan system pencatatan sentral dimana meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1.
Pencatatan pada saat persetujuan pemberian kredit
2.
Pencatatan atas penarikan pinjaman / kredit oleh debitur
3.
Pencatatan atas pembebanan bunga kredit
4.
Pencatatan pelunasan pinjaman / kredit oleh debitur
PT. Bank Sumut di dalam memberikan kredit kepada nasabahnya
sebenarnya mengandung resiko untuk tidak dapat dikembalikan yang dalam
perbankan dikenal dengan istilah kredit macet ( Non Performing Loans ) PT. Bank
Sumut Capem USU di dalam melakukan penagihan piutang ( kredit ) kepada
debiturnya dapat dilakukan dengan cara :
1.
PT. Bank Sumut melakukan surat menyurat serta mendatangi nasabah
secara terus – menerus untuk menagih piutang yang telah jatuh tempo .
2.
PT. Bank Sumut mengirimkan surat peringatan kepada nasabah yaitu surat
peringatan pertama samapai dengan surat peringatan ketiga.
3.
Atas barang-barang jaminan yang diikat secara fiducia dapat mengajukan
melalui prosedur gugatan terlebih dahulu ke pengadilan negeri terutama
untuk menghindari tindakan penggelapan, penjualan dan perbuatan lain
yang dilakukan oleh debitur sehingga mengakibatkan berkurangnya nilai
atau harga barang jaminan
4.
Mengajukan gugatan sebagai perkara perdat biasa bila barang jaminan
yang belum mempunyai kepemilikan yang sempurna atau bukti
kepemilikan yang tidak sempurna tetapi belum dibebani dengan hak
tanggungan.
5.
Penyelesaian kredit melalui pembukuan:
a.
Bantuan atau perubahan manajemen atau pengelolaan keuangan
Universitas Sumatera Utara
b.
Penjadwalan kembali ( rescheduling )
Perubahan syarat kredit berupa perubahan jadwal pembayaran
termasuk tenggang waktu pembayaran guna meringankan atau
menurunkan besaran angsuran dan waktu dimulainya angsuran.
c.
Persyaratan kembali ( Reconditioning )
Perubahan sebahagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak
terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau
persyaratan
lainnya
sepanjang
tidak
menyangkut
perubahan
maksimum saldo kredit.
d.
Penataan kembali ( restructuring )
Perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan dana
bank seluruh atau sebagaian tunggakan bunga menjadi pokok kredit
baru. Pembukuan setoran debitur untuk penyelesaian kredit dapat
dibukukan terlebih dahulu untuk menurunkan pokok pinjaman. Teknik
pembukuan lebih lanjut diatur oleh devisi akuntan manajemen dan
keuangan Bank sumut. Untuk menghindari resiko yang lebih besar
atas kredit bermasalah ( macet ) yang sudah diupayakan penagihannya
secara optimal namun tidak memberikan hasil, maka pihak Bank
sumut melakukan upaya penghapusbukuan (Write Off) atas kredit –
kredit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka sebagai
penutup dari tugas akhir ini penulis memberikan suatu kesimpulan dan disertai
dengan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan
perusahaan yang bersangkutan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah di buat penulis, maka penulis
mengambil kesimpulan beriku:
1.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian
kredit mikro pada PT. Bank Sumut KCP USU diberikan berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan.
2.
Dalam Prosedur dan Pengawasaan pemberian kreditnya, PT. Bank Sumut
melakukan analisis kredit yang mengacu pada Prinsip 5c:
1.
Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari
seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya.
Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki
reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal
yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau
penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur
dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup
Universitas Sumatera Utara
atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa
sosial.
2.
Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas
kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari
waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak
mampu melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan
bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak permohonan dari
calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.
3.
Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang
dikelola calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain
besarnya juga strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal apakah
efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi
laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
4.
Condition
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi
ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benarbenar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit
tersebut bermasalah relatif kecil.
Universitas Sumatera Utara
5.
Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya
melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang
dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
.
B. Saran
Dari pemaparan beberapa kesimpulan, maka saran yang dianggap perlu
sebagai masukan PT.Bank Sumut Pembantu USU Medan. Adapun saran-saran
tersebut adalah:
1. PT. Bank Sumut KCP USU dalam hal pemberian kredit usaha kecil
atau mikro tetap harus memperhatikan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Dalam Analsis pemberian kredit PT. Bank Sumut KCP USU harus
melakukan analisis secara akurat untuk mendapatkan informasi calon
debitur yang lengkap sehingga dapat menghindari kredit macet.
Universitas Sumatera Utara