Official Site of Missa Lamsani - Gunadarma University Eldas 3. Transistor
Elektronika Dasar - 3
Transistor Bipolar
BJT
Bipolar Junction Transistor
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 1
SAP
bentuk fisik transistor NPN dan PNP
injeksi mayoritas dari emiter, lebar daerah base, rekomendasi hole-elektron,
efisiensi emitter
persamaan arus tegangan pada transistor dengan kurva arus tegangan
karakteristik transistor dengan kurva arus tegangan
faktor penguatan arus dan tegangan
konfigurasi common emitter, common base dan common collector
daerah operas: aktif, cutoff dan saturasi dan aplikasinya
tegangan-tegangan pada pada dioda B/E dan dioda B/C, dan hubungan arus
collector dan arus base pada ketiga daerah operasi
jenis-jenis pemberian prategangan: bias tetap, emiter bias, voltage divder, dc bias
dengan feedback tegangan, prategangan yang lain
analisa garis beban untuk menentukan titik kerja
efek perubahan temperatur terhadap parameter transistor
menentukan stabilitas transistor untuk berbagai konfigurasi prategangan
Rangkaian gerbang logika dengan menggunakan transistor
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 2
BJT
Bipolar Junction Transistor
Selama tahun 1904 – 1947 vacuum tube
digunakan sebagai komponen elektronika
Pada akhir 1947 ditemukan transistor sebagai
pengganti dari vacuum tube
Transistor tersusun atas tiga buah lapisan
semikonduktor (tipe-n dan tipe-p)
Transistor bipolar (BJT)
NPN (contohnya tipe 2N3904)
PNP (contohnya tipe 2N3906)
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 3
Lambang BJT
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 4
Struktur Fisik BJT
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 5
Transistor PNP
Bagian junction Base-Emitter → reverse bias
Bagian junction Base-Collector → forward bias
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 6
Transistor NPN
Bagian junction Base-Emitter → forward bias
Bagian junction Base-Collector → reverse bias
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 7
Aliran Arus pada BJT
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 8
Common Base Configuration
Base (basis) dihubungkan bersama ke bagian
input dan output dari transistor
Biasanya base dihubungkan ke ground
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 9
Common Base Configuration
PNP dan NPN
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 10
Kurva Karakteristik
Common Base Configuration
Saturation
Aktif
Cutoff
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 11
Kurva Karakteristik
Common Base Configuration
Pada
Active
Region,
collector-base
mengalami reverse bias, sementara baseemitter mengalami forward bias
Pada Cuttoff Region, collector-base dan
base-emitter mengalami reverse bias
Pada Saturation Region, collector-base dan
base-emitter mengalami forward bias
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 12
Alpha (
)
Dalam analisa DC, besarnya arus � berkaitan
dengan besarnya arus � yang diakibatkan
adanya pembawa mayoritas
Hubungan ini disebut dengan alpha ( )
Elektronika Dasar
=
�
Missa Lamsani
Hal 13
Common Emitter Configuration
Emitter dihubungkan bersama ke bagian input
dan output dari transistor
Biasanya emitter terhubung ke ground
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 14
Common Emitter Configuration
PNP dan NPN
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 15
Kurva Karakteristik
Common Emitter Configuration
Saturation
Aktif
Cutoff
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 16
Kurva Karakteristik
Common Emitter Configuration
Pada
Active
Region,
collector-base
mengalami reverse bias, sementara baseemitter mengalami forward bias
Pada Cuttoff Region, collector-base dan
base-emitter mengalami reverse bias
Pada Saturation Region, collector-base dan
base-emitter mengalami forward bias
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 17
Beta (
)
Dalam analisa DC, besarnya arus � dan �
direlasikan dengan sebutan beta ( )
Dalam datasheet,
biasa dituliskan sebagai
ℎ .
Elektronika Dasar
=
Missa Lamsani
Hal 18
Hubungan antara α dan β
Elektronika Dasar
� =
=
=
+
−
+
�
Missa Lamsani
Hal 19
Common Collector Configuration
Collector dihubungkan bersama ke input dan
output dari transistor
Mempunyai input impedance yang tinggi dan
output impedance yang rendah
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 20
Common Collector Configuration
PNP dan NPN
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 21
Rangkuman Common
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 22
Rangkaian Transistor Linier
Rangkaian transistor linier beroperasi pada :
Dioda emitter di bias forward
Dioda kolektor dibias reverse
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 23
Pembiasan BJT
Tujuannya untuk menentukan titik kerja transistor
Analisa rangkaian elektronik mempunyai 2 komponen
Analisa DC
untuk menetapkan titik operasi dari transistor dengan jalan mengatur
besarnya arus dan tegangan
Analisa AC
penguatan tegangan dan arus, impedansi input dan output
� = .7�
� = + � ≅ �
� = �
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 24
Daerah Kerja (Titik Operasi ) pada transistor
Daerah aktif
Daerah saturasi
Daerah cutoff
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 25
Rangkaian Fixed Bias
C
B
E
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 26
Rangkaian Fixed Bias
Sederhanakan menjadi rangkaian ekivalen DC :
C
B
E
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 27
Rangkaian Fixed Bias
Forward Bias pada Basis – Emiter
Menggunakan hukum Krichoff Tegangan pada loop B-E
+� − � − � =
+� − � � − � =
�
−� �
� =
�
Catt : � = 0.7 V
Karena � dan �
C
B
bernilai tetap, maka
E
Arus basis dapat diatur dengan memilih nilai �
untuk operasi yang diinginkan
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 28
Rangkaian Fixed Bias
Loop Kolektor – Emitter
Menggunakan hukum kirchoff tegangan pada loop C-E
Nilai arus pada kolektor berhubungan
� = �
+� − � − � � =
� +� � −� =
� =� − � �
� =� − �
� =� − �
Dengan � dimana
Karena � = 0, maka �
Elektronika Dasar
=�
���
C
B
E
Missa Lamsani
Hal 29
Rangkaian Fixed Bias
Contoh Perhitungan
Hitunglah nilai-nilai berikut :
� dan �
�
� dan �
�
12V
2,2KΩ
240KΩ
10μF
10μF
C
Β = 50
B
E
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 30
Rangkaian Fixed Bias
Contoh Perhitungan
�
�
�
�
�
�
=
=
�
−� �
�
� − .7�
�Ω
12V
= 47.08 μA
= �
= (50)(47.08 μA) = 2.35 mA
=� −� �
= 12V – (2.35mA)(2.2KΩ)
= 6.83 V
= � = 0.7 V
= � = 6.83 V
=� −�
= 0.7V – 6.83V = -6.13V
Elektronika Dasar
2,2KΩ
240KΩ
10μF
C
B
β = 50
10μF
E
Missa Lamsani
Hal 31
�
�
�
�
�
�
Latihan :
jika ��� = 10 V ; � = 2K Ω ; �� = 4 Ω
=
=
�
−� �
�
� − .7�
=
�Ω
4.65 mA
= �
= (50)(4.65 mA) = 232.5 mA
=� −� �
= 10V – (232.5mA)(4Ω)
= 10 – 930 mV = 10 – 0.93 = 9.07V
= � = 0.7 V
= � = 9.07 V
=� −�
= 0.7V – 9.07V = - 8.37 V
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 32
Rangkaian Fixed Bias
Transistor Saturation
Daerah saturasu adalah daerah dimana
arus kolektor bernilai maksimum.
Secara normal kondisi saturasi adalah
kondisi yang dihindari karena akan
berakibat sinyal output terdistorsi
Pada keadaan saturasi, collekctor dan
emitter terhubung singkat, sehingga :
Karena � = 0, maka :
� − � =
� = �
� � � =�
�
�
=
�
�
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 33
Rangkaian Fixed Bias
Load Line Analysis
�
�
�
�
=�
=
�
�
=�
Elektronika Dasar
− � �
.
.�
�=
= �
�
Missa Lamsani
Hal 34
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Konfigurasi rangkaian
ini adalah merupakan
modifikasi rangkaian
fixed bias dengan
maksud untuk
memperoleh stabilitas
yang lebih baik
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 35
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Loop Base - Emiter
+� − � − �
+� − � � − �
+� − � � − �
� =
� −� �
� + + ��
Elektronika Dasar
− � =
−� � =
−
+
� � =
Missa Lamsani
Hal 36
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Loop Kolektor - Emiter
+� − � − � − � =
� =� −� − �
� =� −� � − � �
� = � , maka :
� =� −� � +�
Tegangan antara emitter dan ground (� )
� =� � = � �
Tegangan antara kolektor dan ground (� )
� =� − � �
Tegangan antara basis dan ground (� )
� =� + � �
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 37
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Contoh Latihan
Tentukan nilai – nilai berikut, jika
diketahui :
� = 20 V,
� = 430 KΩ
� = 2 KΩ
� = 1 KΩ
Carilah : � ; � ; �
�
Elektronika Dasar
;� ;� ;� ;
Missa Lamsani
Hal 38
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Contoh Latihan
� =
� −� �
� + + ��
=
� − .7�
�Ω+
+
�Ω
= 40.12 μA
� = � = (50)(40.1 μA) = 2006 μA = 2.006 mA
� =� −� � +�
= 20V – 2.006 mA (2KΩ + 1KΩ)=13.985V
� =� − � �
= 20V – (2.006 mA)(2KΩ)=15.988V
� = � � = � � = (2.005 mA)(2KΩ) = 4.01V
� =� + � �
= 0.7V + (2.005 mA)(1KΩ) = 2.705V
� = � - � = 2.705V - 15.99 V = -13.285V
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 39
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Tingkat Saturasi
Tingkat saturasi / arus kolektor yang
maksimum pada konfigari dapat diketahui
dengan menghubung singkat terminal
kolektor dengan emitter
�
�
=
�
� + ��
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 40
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Bias Pembagi Tegangan
Arus bias � dan tegangan � merupakan
fungsi dari penguatan arus (β) transistor
Β sangat sensitif terhadap perubahan suhu
Bias pembagi tegangan yang lebih
independent terhadap β
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 41
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Bias Pembagi Tegangan
Bagian Input dari rangkaian pembagi
tegangan
�� diperoleh dengan mematikan sumber
tegangan
�� = � ⫽ �
�� = ��
�� =
� �
� +�
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 42
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Bias Pembagi Tegangan
Rangkaian ekuivalen Thevenin
Menerapkan KVL pada loop basis –
emitter dan loop kolektor – emitter
� =
�
�−� �
� �+
=�
+ ��
− � � + �
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 43
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Contoh Bias Pembagi Tegangan
Tentukan tegangan bias �
untuk rangkaian ini
Elektronika Dasar
dan arus �
Missa Lamsani
Hal 44
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Tingkat Saturasi Transistor
�
�
=
�
� +��
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 45
Bias DC dengan tegangan Umpan Balik
Menerapkan KVL pada semua loop :
� =
�
�
� +
=�
−� �
� + ��
− � � + �
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 46
Rangkaian Bias Lain
q
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 47
Alhamdulillah….
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 48
Transistor Bipolar
BJT
Bipolar Junction Transistor
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 1
SAP
bentuk fisik transistor NPN dan PNP
injeksi mayoritas dari emiter, lebar daerah base, rekomendasi hole-elektron,
efisiensi emitter
persamaan arus tegangan pada transistor dengan kurva arus tegangan
karakteristik transistor dengan kurva arus tegangan
faktor penguatan arus dan tegangan
konfigurasi common emitter, common base dan common collector
daerah operas: aktif, cutoff dan saturasi dan aplikasinya
tegangan-tegangan pada pada dioda B/E dan dioda B/C, dan hubungan arus
collector dan arus base pada ketiga daerah operasi
jenis-jenis pemberian prategangan: bias tetap, emiter bias, voltage divder, dc bias
dengan feedback tegangan, prategangan yang lain
analisa garis beban untuk menentukan titik kerja
efek perubahan temperatur terhadap parameter transistor
menentukan stabilitas transistor untuk berbagai konfigurasi prategangan
Rangkaian gerbang logika dengan menggunakan transistor
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 2
BJT
Bipolar Junction Transistor
Selama tahun 1904 – 1947 vacuum tube
digunakan sebagai komponen elektronika
Pada akhir 1947 ditemukan transistor sebagai
pengganti dari vacuum tube
Transistor tersusun atas tiga buah lapisan
semikonduktor (tipe-n dan tipe-p)
Transistor bipolar (BJT)
NPN (contohnya tipe 2N3904)
PNP (contohnya tipe 2N3906)
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 3
Lambang BJT
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 4
Struktur Fisik BJT
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 5
Transistor PNP
Bagian junction Base-Emitter → reverse bias
Bagian junction Base-Collector → forward bias
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 6
Transistor NPN
Bagian junction Base-Emitter → forward bias
Bagian junction Base-Collector → reverse bias
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 7
Aliran Arus pada BJT
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 8
Common Base Configuration
Base (basis) dihubungkan bersama ke bagian
input dan output dari transistor
Biasanya base dihubungkan ke ground
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 9
Common Base Configuration
PNP dan NPN
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 10
Kurva Karakteristik
Common Base Configuration
Saturation
Aktif
Cutoff
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 11
Kurva Karakteristik
Common Base Configuration
Pada
Active
Region,
collector-base
mengalami reverse bias, sementara baseemitter mengalami forward bias
Pada Cuttoff Region, collector-base dan
base-emitter mengalami reverse bias
Pada Saturation Region, collector-base dan
base-emitter mengalami forward bias
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 12
Alpha (
)
Dalam analisa DC, besarnya arus � berkaitan
dengan besarnya arus � yang diakibatkan
adanya pembawa mayoritas
Hubungan ini disebut dengan alpha ( )
Elektronika Dasar
=
�
Missa Lamsani
Hal 13
Common Emitter Configuration
Emitter dihubungkan bersama ke bagian input
dan output dari transistor
Biasanya emitter terhubung ke ground
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 14
Common Emitter Configuration
PNP dan NPN
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 15
Kurva Karakteristik
Common Emitter Configuration
Saturation
Aktif
Cutoff
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 16
Kurva Karakteristik
Common Emitter Configuration
Pada
Active
Region,
collector-base
mengalami reverse bias, sementara baseemitter mengalami forward bias
Pada Cuttoff Region, collector-base dan
base-emitter mengalami reverse bias
Pada Saturation Region, collector-base dan
base-emitter mengalami forward bias
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 17
Beta (
)
Dalam analisa DC, besarnya arus � dan �
direlasikan dengan sebutan beta ( )
Dalam datasheet,
biasa dituliskan sebagai
ℎ .
Elektronika Dasar
=
Missa Lamsani
Hal 18
Hubungan antara α dan β
Elektronika Dasar
� =
=
=
+
−
+
�
Missa Lamsani
Hal 19
Common Collector Configuration
Collector dihubungkan bersama ke input dan
output dari transistor
Mempunyai input impedance yang tinggi dan
output impedance yang rendah
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 20
Common Collector Configuration
PNP dan NPN
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 21
Rangkuman Common
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 22
Rangkaian Transistor Linier
Rangkaian transistor linier beroperasi pada :
Dioda emitter di bias forward
Dioda kolektor dibias reverse
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 23
Pembiasan BJT
Tujuannya untuk menentukan titik kerja transistor
Analisa rangkaian elektronik mempunyai 2 komponen
Analisa DC
untuk menetapkan titik operasi dari transistor dengan jalan mengatur
besarnya arus dan tegangan
Analisa AC
penguatan tegangan dan arus, impedansi input dan output
� = .7�
� = + � ≅ �
� = �
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 24
Daerah Kerja (Titik Operasi ) pada transistor
Daerah aktif
Daerah saturasi
Daerah cutoff
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 25
Rangkaian Fixed Bias
C
B
E
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 26
Rangkaian Fixed Bias
Sederhanakan menjadi rangkaian ekivalen DC :
C
B
E
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 27
Rangkaian Fixed Bias
Forward Bias pada Basis – Emiter
Menggunakan hukum Krichoff Tegangan pada loop B-E
+� − � − � =
+� − � � − � =
�
−� �
� =
�
Catt : � = 0.7 V
Karena � dan �
C
B
bernilai tetap, maka
E
Arus basis dapat diatur dengan memilih nilai �
untuk operasi yang diinginkan
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 28
Rangkaian Fixed Bias
Loop Kolektor – Emitter
Menggunakan hukum kirchoff tegangan pada loop C-E
Nilai arus pada kolektor berhubungan
� = �
+� − � − � � =
� +� � −� =
� =� − � �
� =� − �
� =� − �
Dengan � dimana
Karena � = 0, maka �
Elektronika Dasar
=�
���
C
B
E
Missa Lamsani
Hal 29
Rangkaian Fixed Bias
Contoh Perhitungan
Hitunglah nilai-nilai berikut :
� dan �
�
� dan �
�
12V
2,2KΩ
240KΩ
10μF
10μF
C
Β = 50
B
E
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 30
Rangkaian Fixed Bias
Contoh Perhitungan
�
�
�
�
�
�
=
=
�
−� �
�
� − .7�
�Ω
12V
= 47.08 μA
= �
= (50)(47.08 μA) = 2.35 mA
=� −� �
= 12V – (2.35mA)(2.2KΩ)
= 6.83 V
= � = 0.7 V
= � = 6.83 V
=� −�
= 0.7V – 6.83V = -6.13V
Elektronika Dasar
2,2KΩ
240KΩ
10μF
C
B
β = 50
10μF
E
Missa Lamsani
Hal 31
�
�
�
�
�
�
Latihan :
jika ��� = 10 V ; � = 2K Ω ; �� = 4 Ω
=
=
�
−� �
�
� − .7�
=
�Ω
4.65 mA
= �
= (50)(4.65 mA) = 232.5 mA
=� −� �
= 10V – (232.5mA)(4Ω)
= 10 – 930 mV = 10 – 0.93 = 9.07V
= � = 0.7 V
= � = 9.07 V
=� −�
= 0.7V – 9.07V = - 8.37 V
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 32
Rangkaian Fixed Bias
Transistor Saturation
Daerah saturasu adalah daerah dimana
arus kolektor bernilai maksimum.
Secara normal kondisi saturasi adalah
kondisi yang dihindari karena akan
berakibat sinyal output terdistorsi
Pada keadaan saturasi, collekctor dan
emitter terhubung singkat, sehingga :
Karena � = 0, maka :
� − � =
� = �
� � � =�
�
�
=
�
�
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 33
Rangkaian Fixed Bias
Load Line Analysis
�
�
�
�
=�
=
�
�
=�
Elektronika Dasar
− � �
.
.�
�=
= �
�
Missa Lamsani
Hal 34
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Konfigurasi rangkaian
ini adalah merupakan
modifikasi rangkaian
fixed bias dengan
maksud untuk
memperoleh stabilitas
yang lebih baik
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 35
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Loop Base - Emiter
+� − � − �
+� − � � − �
+� − � � − �
� =
� −� �
� + + ��
Elektronika Dasar
− � =
−� � =
−
+
� � =
Missa Lamsani
Hal 36
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Loop Kolektor - Emiter
+� − � − � − � =
� =� −� − �
� =� −� � − � �
� = � , maka :
� =� −� � +�
Tegangan antara emitter dan ground (� )
� =� � = � �
Tegangan antara kolektor dan ground (� )
� =� − � �
Tegangan antara basis dan ground (� )
� =� + � �
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 37
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Contoh Latihan
Tentukan nilai – nilai berikut, jika
diketahui :
� = 20 V,
� = 430 KΩ
� = 2 KΩ
� = 1 KΩ
Carilah : � ; � ; �
�
Elektronika Dasar
;� ;� ;� ;
Missa Lamsani
Hal 38
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Contoh Latihan
� =
� −� �
� + + ��
=
� − .7�
�Ω+
+
�Ω
= 40.12 μA
� = � = (50)(40.1 μA) = 2006 μA = 2.006 mA
� =� −� � +�
= 20V – 2.006 mA (2KΩ + 1KΩ)=13.985V
� =� − � �
= 20V – (2.006 mA)(2KΩ)=15.988V
� = � � = � � = (2.005 mA)(2KΩ) = 4.01V
� =� + � �
= 0.7V + (2.005 mA)(1KΩ) = 2.705V
� = � - � = 2.705V - 15.99 V = -13.285V
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 39
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Tingkat Saturasi
Tingkat saturasi / arus kolektor yang
maksimum pada konfigari dapat diketahui
dengan menghubung singkat terminal
kolektor dengan emitter
�
�
=
�
� + ��
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 40
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Bias Pembagi Tegangan
Arus bias � dan tegangan � merupakan
fungsi dari penguatan arus (β) transistor
Β sangat sensitif terhadap perubahan suhu
Bias pembagi tegangan yang lebih
independent terhadap β
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 41
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Bias Pembagi Tegangan
Bagian Input dari rangkaian pembagi
tegangan
�� diperoleh dengan mematikan sumber
tegangan
�� = � ⫽ �
�� = ��
�� =
� �
� +�
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 42
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Bias Pembagi Tegangan
Rangkaian ekuivalen Thevenin
Menerapkan KVL pada loop basis –
emitter dan loop kolektor – emitter
� =
�
�−� �
� �+
=�
+ ��
− � � + �
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 43
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Contoh Bias Pembagi Tegangan
Tentukan tegangan bias �
untuk rangkaian ini
Elektronika Dasar
dan arus �
Missa Lamsani
Hal 44
Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter
Tingkat Saturasi Transistor
�
�
=
�
� +��
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 45
Bias DC dengan tegangan Umpan Balik
Menerapkan KVL pada semua loop :
� =
�
�
� +
=�
−� �
� + ��
− � � + �
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 46
Rangkaian Bias Lain
q
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 47
Alhamdulillah….
Elektronika Dasar
Missa Lamsani
Hal 48