PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI KEPALA

PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM
KEPEMIMPINAN PENGAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) NEGERI 2 KATINGAN TENGAH
Dewi Ratna Juwita
Dosen FKIP Universitas PGRI Palangka Raya
Abstract
Schools as formal educational institutions are expected to achieve the purpose of
education and teaching. to achieve this goal is one of the principal kompone n important
role to encourage and stimulate teachers to improve their skills in implementing learning.
Encouraging and stimulating activities is known as the supervision activities. In
supervision, communication and a good approach would be to foster understanding and a
positive perception of teachers' supervision activities carried principal. Good supervision
activities are activities that are not having the character test supervision, bersipat
patronizing or intimidating teachers, but the activities carried out by the communication
and exchange opinions in solving the problems of education and teaching. The purpose of
this study was to determine the perceptions of teachers to supervise principals in
leadership teaching with research subjects teachers SMP Negeri 2 Subdistrict Katingan
Middle totaling 25 people. The method used is descriptive method, data collection
techniques using observation, questionnaires and interviews and the analysis of data
using percentages. The results showed perceptions of teachers to supervise the behavior
of principals in teaching leadership at SMP Negeri 2 Subdistrict Katingan Middle, "Very

Good" is (3.1%), "Good" is (71%), "Pretty Good" is (22 , 3%), "less good" is (3.6%),
"not good" is (0%). Of the overall percentage of the above, the answer is the answer of
the most respondents "Good" (71%) showed significant criteria of "Good". Thus the
perception Teacher Supervision Against Behavior Teaching Leadership Principal in SMP
Negeri 2 Subdistrict Katingan Middle can be categorized 'Good "
Key words : Perception Teachers Supervision, Leadership Lesson, School First

bawahan di sekolah sehingga tercipta

PENDAHULUAN
Kepala sekolah sebagai pembina
di

sekolah

memberikan

dorongan,

suasana kerja yang harmonis di sekolah.

Dalam fungsi sebagai pembina maka

bantuan, petunjuk dan saran kepada

kepala

personil sekolah agar mereka dapat

kompetensi

bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan

bawahannya, terutama kompetensi yang

pendidikan yang diharapkan. Di samping

berhubungan dengan kegiatan akademik

itu pula kepala sekolah menampilkan


dan kegiatan administratif di sekolah, hal

sikap yang ramah dan bersahabat kepada

ini sejalan dengan asumsi yang diuraikan

sekolah
yang

perlu
lebih

memiliki
dari

pada

189

oleh Mulyasa dalam bukunya Menjadi


itulah

Kepala Sekolah Professional mengatakan

pelayanan

bahwa : “Secara umum Kepala Sekolah

Supervisi pendidikan itu pada dasarnya

harus

untuk

adalah pemberian bantuan kepada guru-

mengelola

guru yang menghadapi masalah dalam


administrasi peserta didik, mengelola

pembelajaran di sekolah, hal ini sejalan

administrasi

personalia,

mengelola

dengan pendapat Piet. A. Sahertian 1981

administrasi

umum,

mengelola

tentang


tugas

administrasi sarana prasarana, mengelola

tersebut

adalah

administrasi kearsipan dan mengelola

Membantu guru-guru melihat dengan

administrasi

jelas kaitan antara tujuan-tujuan yang

memiliki

mengelola


kemampuan

kurikulum,

keuangan.

(Mulyasa,2003:107).

yang

dimaksudkan
supervisi

dengan

pendidikan.

supervisi


pendidikan

sebagai

berikut

:

pendidikan. Membantu guru-guru agar

Titik berat pembinaan pendidikan

lebih mampu membimbing pengalaman

di sekolah yang lebih urgen adalah

belajar

pelayanan


kuantitatif belajar (Learning activities)

supervisi

pendidikan

dan

(Learning

Experince)

dan

pengajaran. Supervisi pendidikan dan

murid-murid,

pengajaran


menggunakan berbagai sumber media

merupakan

salah

satu

Membantu

guru

kegiatan kepala sekolah dalam rangka

belajar,

pembinaan terhadap guru-guru bertujuan

menerapkan metode dan teknik mengajar


untuk meningkatkan mutu pendidikan di

yang berdayaguna dan berhasil guna,

sekolah.

Membantu

Guru

operasional

merupakan

guru

guru

dalam

dalam

menganalisa

pendidikan

kesulitan-kesulitan belajar murid-murid,

disekolah yang dalam kesehariannya

Membantu guru dalam menilai proses

melaksanakan proses belajar mengajar

belajar dan hasil belajar dan (membantu

dikelas. Untuk itulah guru-guru perlu

guru dalam menyusun test yang tepat).”

dibina dan diarahkan secara intensif di

(Piet. A. Sahertian 1981:139).

sekolah

kegiatan

pelaksana

Membantu

sehingga

memiliki

Guru merupakan ujung tombak

kompetensi, keterampilan, pengalaman

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran

dan

dalam

di sekolah, maka oleh karena itu kualitas

melaksanakan tugas pembelajaran di

guru akan dituntut secara profesional,

sekolah. Orang yang bertugas dalam

karena

membina guru di sekolah tidak lain

menentukan

adalah kepala sekolah. Pembinaan yang

dihasilkan oleh pendidikan di sekolah.

intensif terhadap guru-guru di sekolah

Dukungan moral kepada guru-guru tidak

kesungguhan

mereka

hati

pekerjaan

guru

kualitas

itulah

yang

lulusan

yang

190

lain adalah pelayanan yang ramah dan

Kegiatan pelayanan supervisi pendidikan

bersahabat sehingga memberi peluang

dari kepala sekolah selama ini tentu akan

bagi mereka untuk bebes berkreasi dalam

dirasakan oleh masing-masing guru yang

jabatannya.

ada di sekolah tersebut.

Tidak bisa dipungkiri,

sampai saat ini guru-guru masih berada di

Berdasarkan pengamatan peneliti

dalam belenggu kekurangan penghasilan,

selama ini di SMP Negeri 2 Kecamatan

dimana kesejahteraan guru masih belum

Katingan Tengah, ada beberapa masalah

mencapai kelayakan minimal, kondisi

yang

inilah yang sering menyebabkan kualitas

supervisi pendidikan oleh kepala sekolah

layanan menjadi rendah, akibatnya guru-

terhadap guru-guru di sekolah. Sering

guru sering mencari sumber dana dari

terjadi kesalah pahaman antara guru

sektor

dengan kepala sekolah. Di satu sisi ada

lain,

pelayanan

sehingga

guru-guru

mengganggu

dengan

pelayanan

para

guru yang merasa seperti digurui oleh

siswanya di sekolah. Oleh karena itulah

kepala sekolah, dan ada juga guru yang

pemerintah

untuk

merasa risih karena kegiatan belajar

memperbaiki nasib guru, salah satunya

mengajar mereka diawasi, dan ada juga

dengan Sertifikasi yang merupakan salah

kepala sekolah yang tidak ada sama

satu upaya pemerintah untuk memberikan

sekali memberikan pelayanan supervisi

motivasi dan dorongan bagi guru untuk

kepada guru-guru di sekolah. Ketiga

meningkatkan

disekolah.

masalah tersebutlah yang menyebabkan

Namun hal tersebut masih belum mampu

peneliti tertarik sekali untuk mengkaji

mencapai standar kelayakan minimal.

masalah persepsi guru terhadap supervisi

Belum lagi tugas kemasyarakatan lainnya

kepala

yang kadang kala menyita waktu para

pengajaran sebagai mana yang terungkap

guru. Kondisi inilah yang sering kali

dalam judul penelitian ini adalah sebagai

mengganggu ketenangan guru dalam

berikut :

melaksanakan tugas dan pekerjaan di

Supervisi

sekolah

pembinaan

sudah

terhadap

berkaitan

berusaha

kinerjanya

secara

intensif.

Dalam

sekolah

dalam

membina

“Persepsi Guru terhadap
Kepala

Sekolah

Pengajaran

di

dalam
Sekolah

melaksanakan supervisi pendidikan di

Menengah Pertama (SMP) Negeri 2

sekolah kepala sekolah dinilai oleh guru-

Kecamatan Katingan Tengah”.

guru. Maka oleh karena itu pelayanan

Tinjauan teoritis

supervisi yang baik dari kepala sekolah

1. Persepsi

akan memberikan persepsi yang positif

Persepsi merupakan pendapat

dari para guru di sekolah atau sebaliknya.

atau pandangan seseorang terhadap
191

orang lain atau benda atas perlakuan

sehingga

memiliki

atau

mapan

dan

kepentingan

tersebut.

dari

Persepsi

sesuatu

berhubungan

pribadi

matang

yang
dalam

menghadapi kehidupan selanjutnya.

dengan perasaan seseorang, sehingga

Menurut Usman dalam

masing-masing

pasti

menjelaskan pengertian guru adalah

memiliki tanggapan atau persepsi

“Suatu jabatan atau profesi yang

yang berbeda terhadap individu atau

memerlukan

benda

adalah

keterampilan khusus dalam setiap

tanggapan atau penerimaan langsung

proses belajar mengajar”. (Usman,

tentang sesuatu. Dalam kamus besar

1995:1) Dengan demikian dapat

bahasa

disimpulkan

individu

tertentu.

Persepsi

Indoensia istilah persepsi

diartikan sama dengan

bukunya

keahlian

bahwa

guru

dan

adalah

tanggapan.

salah satu komponen manusia dalam

Poerwadarminta,

kegitan pembelajaran yang memiliki

menjelaskan istilah persepsi diartikan

sejumlah kompetensi tertentu yang

“Sebagai suatu yang diserap, diterima

ikut

dengan cara panca indra, seperti

pembentukan sumber daya manusia

melihat, mendengar merasai ataupun

yang

sering

pendidikan.

Oleh

W.J.S

diterjemahkan

bayangan

dalam

sebagai

berperan

dalam

potensial

dalam

usaha

bidang

angan-angan,

Jadi yang dimaksud dengan

pendapat, pemandangan, sebutan atau

persepsi guru adalah cara pandang

reaksi

seorang

yang

mengarah

pada

hakikatnya

kepada

apa

yang

guru

dalam

melihat,

merasakan dan menanggapi hal-hal

ditanggapinya melalui panca indra

yang

terbayang

kerjanya. Menurut Muhyadi (1989)

dalam

anga-angannya”.

(W.J.S Poerwadarminta 1976:675).

adalah

orang

dalam

lingkungan

persepsi seseorang dalam menangkap
informasi

2. Persepsi guru
Guru

terjadi

dan

peristiwa-peristiwa

yang

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1)

mengajar

orang yang membentuk persepsi, 2)

yaitu melakukan kegiatan pendidikan

stimulus yang berupa obyek maupun

dan pengajaran terhadap anak didik,

peristiwa tertentu, dan 3) stimulasi

memberikan ilmu pengetahuan dan

dimana pembentukan persepsi itu

mengajarkan mereka untuk dapat

terjadi baik tempat, waktu maupun

menerapkan

pengetahuan

suasana. Sedangkan Siagian (1995)

kehidupannya

mengemukakan bahwa komponen-

pekerjaannya/profesinya

tersebut

ilmu
dalam

192

komponen

yang

mempengaruhi

proses membantu guru memperkecil

persepsi ada tiga faktor, yaitu:

ketidak

pertama, pelaku persepsi. apabila

antara tingkah laku pengajar yang

seorang individu memandang suatu

nyata dengan tingkah laku mengajar

obyek dan mencoba menafsirkan apa

yang ideal”. (Suharsimi Arikunto dan

yang dilihatnya, penafsiran itu sangat

Lia

dipengaruhi

karakteristik

supervise pendidikan dan pengajaran

pribadi dari pelaku persepsi individu

adalah menilai kemampuan guru

itu, seperti sikap, motif, kepentingan,

sebagai pendidik dan pengajar dalam

minat, pengalaman dan harapan.

bidang

Kedua, sasaran/obyek. Karakteristik

membantu

dari target yang akan diamati dapat

perbaikan-perbaikan

mempengaruhi

diperlukan

oleh

apa

yang

sesuaian

Yuliani,

(kesenjangan)

2008:373).

masing-masing
mereka

bilamana

dengan

menunjukan

kekurangan-kekurangannya

berupa orang, benda atau peristiwa.

diatasi

Dan

dengan

guna

melakukan

dipersepsikan, sasaran itu mungkin

agar

usaha

sendiri”.

situasi.

Unsur

(Hadari Nawawi, 1994:105) Jadi

sekitarnya

bisa

Tugas seorang supervisor bukanlah

ketiga,

lingkungan

Tujuan

mempengaruhi persepsi kita. Jadi

untuk

persepsi

membantu,

harus

dilihat

secara

mengadili

tetapi

untuk

mendorong

dan

kontekstual, artinya dalam situasi

memberikan keyakinan kepada guru,

mana persepsi itu timbul perlu

bahwa proses pembelajaran dapat

mendapat perhatian.

dan harus diperbaiki, dengan cara
mengembangkan

3. Supervisi pengajaran

berbagai

membantu,

pengalaman, pengetahuan, sikap dan

menstimulir atau mendorong atau

keterampilan sehingga guru dapat

memotivasi guru untuk semangat dan

bertumbuh dalam pekerjaannya.

Kegiatan

giat dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran

ini

sering

dikenal

Muhamad
bukunya

Rifai

dalam

Ngalim

Purwanto

untuk

menjalankan

dengan nama supervisi, yang lebih

menjelaskan

khususnya dikenal dengan nama

tindakan-tindakan supervisi Kepala

supervise

Dalam

Sekolah hendaknya memperhatikan

Pendidikan

prinsip-prinsip berikut : 1.Supervise

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliani

hendaknya bersifat konstruktif dan

menjelaskan “Supervise adalah suatu

kreatif, yaitu pada yang dibimbing

bukunya

pembelajaran.
Manajemen

193

dan

diawasi

menimbulkan

harus
dorongan

bekerja,

2.Supervise

didasarkan

atas

keadaan

dapat

Wahjosumidjo mengartikan bahwa:

untuk

“Kepala sekolah adalah seorang

harus

tenaga fungsional guru yang diberi

dan

tugas untuk memimpin suatu sekolah

kenyataan yang sebenar-benarnya,

di

3.Supervise harus sederhana dan

belajar mengajar, atau tempat di

informal

pelaksanaannya,

mana terjadi interaksi antara guru

4.Supervise harus dapt memberikan

yang memberi pelajaran dan murid

perasaan aman pada guru-guru dan

yang

pegawai sekolah yang disupervisi,

(Wahjosumidjo,2002:83) Keberadaan

5.Supervise harus didasarkan atas

kepala sekolah bukan hanya sebagai

hubungan professional, bukan atas

mitra bagi guru, melainkan juga sebagai

dasar hubungan pribadi, 6.Supervise

pengawas

harus

mengoptimalkan sekaligus menghindari

dalam

selalu

memperhitungkan

kesanggupan, sikap dan

mungkin

mana

adanya

diselenggarakan

menerima

proses

pelajaran”.

dalam

rangka

kesalahan-keslahan

yang

prasangka guru-guru dan pegawai

mungkin

sekolah, 7.Supervise tidak bersifat

hubungan

mendesak

suatu organisasi merupakan ciri akan

tidak

(otoriter),

boleh

8.Supervise

didasarkan

atas

terjadi.

Terjalinnya

yang harmonis

keberhasilan

organisasi

dalam

tersebut.

kekuasaan pangkat, kedudukan atau

Kepala sekolah dituntut menjalin

kekuasaan pribadi, 9.Supervise tidak

hubungan baik dari pihak inter sekolah

boleh bersifat mencari-cari kesalahan

maupun

dan kekurangan, 10.Supervise tidak

adanya komunikasi yang baik, maka

dapat terlalu cepat mengharapkan

akan tercipta suasana yang harmonis

hasil,

yang melahirkan tim kerja yang

11.

bersifat

Supervise

preventif,

hendaknya

korektif,

pihak

ekstem.

Dengan

dan

kompak dalam rangka pencapaian

kooperatif. (Ngalim Purwanto dan

tujuan. Terkait dengan jenis atau tipe

Lia Yuliani, 2008:379)

atau perilaku kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam supervisi pengajaran

4. Kepala sekolah
Kepala Sekolah adalah orang

Burton dan Brueckner dalam Ngalim

atau guru yang memimpin di suatau

Purwanto mengemukakan ada lima

organisai

dikenal

tipe supervise yang dapat diterapkan

dengan guru kepala” (Kamus Bahasa

kepal sekolah yaitu : Supervise

Indonesia,

sebagai inspeksi, Supervise laissez

sekolah

2006)

atau

Selanjutnya

194

supervision,

dan sampel penelitian adalah Guru-Guru

Supervise sebagai latihan bimbingan,

yang mengajar SMP Negeri 2 Kecamatan

Kepengawasan yang demokratis.

Katingan Tengah.

faire,

Coercive

Dari beberapa uraian tentang

Berikut adalah kisi-kisi variabel

supervisi dan kepemimpinan kepala

dan indikator serta item angket dari

sekolah

dapat

penelitian tentang Persepsi guru terhadap

menyimpulkan bahwa perilaku atau

perilaku supervisi Kepala Sekolah dalam

sikap kepemimpinan kepala sekolah

kepemimpinan pengajaran sekolah Di

yang sesuai dengan tuntutan dan

SMP Negeri 2 Kecamatan Katingan

kemauan para guru serta sesuai

Tengah.

maka,

penulis

dengan teori-teori supervise, akan
memberikan makna yang fositif bagi
guru-guru begitu juga sebaliknya jika
dalam kegiatan supervisinya kepala
sekolah

melakukannya

memperhatikan

perasaan

Tabel 1.
Kisi-Kisi Pengumpulan Data Persepsi Guru
Terhadap Supervisi Kepala Sekolah Dalam
kepemimpinan Pengajaran Di SMP Negeri 2
Kecamatan Katingan Tengah
Variabel

Item

Indikator

Angket

tanpa

Persepsi

Supervisi Kepala Sekolah Dalam Pengajaran

1,2,3,4,5,

guru

Meliputi :

6,7,8,9,1

dan

terhadap

1.

Kepala

Sekolah

memberikan

0,

supervisi

pemahaman kepada guru tentang tujuan

11,12,13,

kepala

pendidikan

14,15,16,

kemungkinan besar supervise yang

sekolah

kurikulum pendidikan sekolah

diberikan tidak akan memberikan

membina

membimbing

pengajaran

perencanaan pengajaran yang baik.

pendapat atau apresiasi guru maka

makna apapun dalam meningkatkan
kegiatan

guru

pembelajaran

sebagai

yang

agen

melaksanakan

kegiatan mengajar, mendidik dan

dalam

Di SMP

2.

3.

Negeri

Sekolah

dalam

17,1

membantu

guru

Sekolah

dan

menyusun

membantu

8,19,20,2
1,22,23

dan

pembelajaran di kelas.
4.

Kepala Sekolah dalam membantu dan

Raya

membimbing

Kabupaten

melaksanakan

Lamandau.

melatih siswa.

Kepala

pengajaran

membimbing guru pada implementasi

Kecamatan
Menthobi

Kepala

dan

guru

menyusun

kegiatan

dan

evaluasi

pembelajaran.
5.

Kepala Sekolah dalam membantu guru,
bila mendapat

kendala atau kesulitan

dalam melaksanakan tugasnya sebagai

METODE PENELITIAN

agen pembelajaran.
6.

Penelitian ini merupakan jenis

kepada

guru

kegiatan

penelitian deskriptif yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan data, menyusun,

Kepala Sekolah Memberikan semangat
untuk

melaksanakan

pembelajaran

guna

meningkatkan dan mencapai tujuan
pendidikan
7.

menjelaskan, menganalisis serta menarik

Kepala Sekolah dalam menggunakan
tipe

kepemimpinan

pada

kegiatan

supervisi dalam rangka mencapai tujuan

kesimpulan

berdasarkan

data

yang

didapat peneliti di lapangan. Penelitian

supervisi.
8.

Kepala Sekolah dalam berkomunikasi
dengan guru pada kegiatan supervisi.

ini dilaksanakan di SMP Negeri 2
Kecamatan Katingan Tengah. Populasi
195

Dalam penelitian ini, digunakan

adalah

sebesar

(3,1%,)

dan

yang

data

menjawab “Baik” adalah sebesar (71%),

sebagai berikut : observasi, angket,

dan yang menjawab “Cukup Baik” adalah

wawancara dan dokumentasi dengan

sebesar (22,3%), dan yang menjawab

Teknik

menggunakan

“Kurang baik” adalah sebesar (3,6%) ,

analisis persentase dengan rumus sebagai

dan yang menjawab “tidak ada” adalah

berikut :

sebesar (0%).

beberapa

P 

teknik

Analisis

pengumpulan

Data

F
X100%
N

SIMPULAN

Keterangan :
F

Dari hasil analisis tersebut diatas,

= Frekuensi yang sedang dicari

diperoleh persentase paling tinggi yaitu

persentasenya

jawaban

= Jumlah frekuansi/banyaknya

menunjukan

kriteria

individu

membuktikan

bahwa

= Angka persentase

Terhadap

100 % = Angka pengali tetap (Anas

Sekolah

dalam

Pengajaran

Sekolah

N

P

Sudijono, 2001:40)

“Baik”

Perilaku

(7,1%)

berarti

“Baik”
Persepsi

Supervisi

ini
Guru

Kepala

Kepemimpinan
di

SMPN

2

Kecamatan Katingan Tengah dapat di
HASIL DAN PEMBAHASAN

kategori baik..

Tabel 2. Persentase Analisis Data Persepsi Guru
terhadap Supervisi Kepala Sekolah
No
Kategori
Persentase
1

Sangat baik

3,1%

2

Baik

71%

3

Cukup baik

22,3%

4

Kurang baik

3,6%

5

Tidak baik

0%

Berdasarkan hasil analisis data
tersebut di atas mengenai Persepsi Guru
terhadap

Perilaku

Supervisi

Sekolah

dalam

Pengajaran

Sekolah

di

Kecamatan

Katingan

Tengah,

Kepala

Kepemimpinan
SMPN

2

dapat

bahwa yang menjawab “Sangat Baik”
196

DAFTAR RUJUKAN
Anassudijono. 2001 Pengantar Statistik
Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cifta
Ahmad

Rohani, 1987. Pengelolaan
Pengajaran. PT. Asd iMahasatya.
Jakarta.

Arikunto, S danyuliani L. 2008
Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Aditya Media.
Bakir. R. SuyotodanSuryanto. 2006.
KamusLengkapBahasa Indonesia.
KarismaPublising Group
H.D.

Sudjana. 2004. Manajemen
Program Pendidikan. Falah
Production. Bandung.

Hadari Nawawi. 1994
Administrasi
Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masagung
Joko.

P. Soebagyo. 2004. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Rosdakarya

Usman M. O. 1995 Menjadi Guru
Professional Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003. Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung:
Citra Umbara
Purwanto, N. (1991) Administrasi dan
Supervisi Pendidikan, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Riduwan. (2005). Belajar Mudah
Penelitian Untuk Guru Karyawan
Dan Peneliti Pemula . Bandung:
Alfabeta
Sutjipto dan Basori Mukti. (1993)
Administrasi Pendidikan. Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sahertian A. Piet, Dimensi-dimensi
Administrasi
Pendidikan
di
sekolah, Surabaya,
Usaha Nasional.
Sahertin, Piet. A. danMatahetu, Frans.
1981. Prinsip dan Teknik Supervisi
Pendidikan. Surabaya :Usana Offset
Printing
Sudjana. 2000 Cara Belajar Siswa Aktif
Dalam Proses Belajar Mengajar .
Bandung: Sinar Baru Algesindo
Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar
Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito

197