LAPORAN KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN KALI (1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN II
KALIUM NITRAT

OLEH
NAMA

: AMRIN

STAMBUK

: F1C1 14 059

KELOMPOK

: X (SEPULUH)

ASISTEN

: KARTIKA APRIYANTI


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan rumus
molekul KNO3. Senyawa ini dkenal orang dengan istilah sendawan, sedangkan garam
nitrat dari logam natrium dikenal sebagai sendawan chili, terutama dalam bentuk
natrium nitrat. Garam natrium memiliki daya jual yang murah, oleh karena itu untuk
memenuhi berbagai kebutuhan dengan nilai jual relatif lebih tinggi, garam natrium
sebaiknya diubah ke bentuk garam kalium.
Penggunaan kalium nitrat dalam pasta gigi untuk gigi sensitif telah bertambah
secara dramatis, walau nyatanya telah tak ditampakkan untuk membantu dengan
sebenarnya hipersensitivitas gigi. Dengan melihat banyaknya manfaat yang
ditimbulkan oleh senyawa Kalium Nitrat, maka berdasarkan latar belakang diatas
perlu dilakukan percobaan tentang pembuatan Kalium Nitrat.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dipelajari lebih lanjut cara pembuatan

dari Kristal KNO3 tersebut, dimana caranya adalah dengan mengkristalisasi dan
menrekristalisasi KI dengan NaNO3.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dijawab praktikum Kalium Nitrat adalah
bagaimana teknik dan proses pembuatan garam kalium nitrat dengan menggunakan
bahan dasar natrium nitrat?

C. Tujuan
Tujuan yang mendasari terjadinya praktikum Kalium Nitrat adalah untuk
memberikan gambaran tentang teknik dan proses pembuatan garam kalium nitrat
dengan menggunakan bahann dasar natrium nitrat.
D. Manfaat

Manfaat yang akan diperoleh dalam makalah pembuatan Kalium Nitrat adalah
dapat memahami teknik dan proses pembuatan garam kalium nitrat dengan
menggunakan bahann dasar natrium nitrat.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Kalium adalah logam putih perak yang lunak, logam ini melebur pada 63,6oC.
Ia tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara

lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam itu menguraikan air
dengan dahsyat, sambil melepaskan hydrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.
Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K+. Garam-garam ini biasanya
larut dan membentuk larutan yang berwarna, kecuali bila anionnya berwarna (Vogel,
1979).
Kalium adalah mineral yang memiliki manfaat bagi tubuh manusia yaitu
berfungsi mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan
karbondioksida di dalam darah. Kekurangan kalium dapat berefek buruk dalam tubuh
karena mengakibatkan hipokalemian yang menyebabkan frekuensi denyut jantung
melambat. Sedangkan untuk kelebihan kalium mengakibatkan hiperkalemia yang
menyebabkan aritmia jantung, konsentrasi yang lebih tinggi lagi yang dapat
menimbulkan henti jantung atau fibrilasi jantung (Fitriani dkk., 2012)
Secara umum, garam merujuk pada suatu senyawa kimia dengan nama
Sodium Klorida atau Natrium Klorida (NaCl). Garam merupakan salah satu
kebutuhan pelengkap untuk pangan dan sumber elektrolit bagi tubuh manusia
(Purbani, 2000). Garam merupakan satu dari sembilan jenis bahan kebutuhan pokok

masyarakat

menurut


keputusan

Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.

15/MPP/KEP/2/1998 (Assadad dan Bagus, 2011).
Nitrat dan nitrit merupakan salah satu zat pengawet yang digunakan
dalam proses pengawetan daging untuk memperoleh warna yang baik dan
mencegah

pertumbuhan

mikroba.

Nitrit

sebagai

pengawet


diijinkan

penggunaannya, akan tetapi perlu diperhatikan penggunaannya dalam makanan
agar tidak melampaui batas, sehingga tidak berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia. Konsumsi nitrit yang berlebihan dapat menimbulkan kerugian bagi
pemakainya, baik yang bersifat langsung, yaitu keracunan, maupun yang bersifat
tidak langsung, yaitu nitrit bersifat karsinogenik (Hayati dan Dyah, 2011)
Dalam arti yang luas, senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk
karena penggantian dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat
berdiri sendiri. Senyawa ini dianggap senyawa kompleks. Contoh lain yang benarbenar bersifat elektrostatik dapat terjadi dalam larutan ion kalium dan ion nitrat,
misalnya ternyata bergabung dalam larutan, meskipun sedikit jumlahnya. Dalam
persamaan reaksi ini senyawa kompleks disebut pasangan ion atau senyawa kompleks
gabungan ion. Reaksi jenis ini terutama terjadi dalam pelarut-pelarut yang
mempunyai tetapan dielektrika rendah (Underwood, 2002).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Oktober 2015 pukul
07.30 – 10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Kalium Nitrat terdiri dari
gelas kimia 50 mL, gelas ukur 25 mL, hot plate, corong, batang pengaduk,
penangas air, timbangan analitik dan pipet tetes.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan Kalium Nitrat terdiri dari
kristal Kalium iodida (KI), Natrium nitrat (NaNO3), aluminium foil, aquades
dan kertas saring,

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja percobaan Kalium Nitrat adalah sebagai berikut :
Kristal Kalium Iodida (KI)

Natrium Nitrat (NaNO3)

- ditimbang 7,5 gram dengan

- ditimbang 8,5 gram dengan


teliti
- dilarutkan dengan 25 mL

teliti
- dilarutkan dengan 25 mL air

aquades dalam gelas kimia
100 mL

panas dalam gelas kimia 100
mL

Larutan A

Larutan B

- dicampurkan sambil diaduk
- diuapkan sampai volume larutan
menjadi setengahnya

- disaring dalam keadaan panas
Filtrat

Residu
- diuapkan hingga volume menjadi
setengah
- didinginkan hingga terbentuk
kristal kalium nitrat
- disaring

Residu

Kristal KNO3
- Direkristalisasi menggunnakan aquades
- Dikeringkan
- Ditimbang
- Dibandingkan dengan bahan dasarnya

IV.


HASIL DAN PEMBAHASAN
% Rendemen = 55,19%

A. Hasil pengamatan
1.

Tabel Pengamatan

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

.
Ditimbang KI 7,5 gram dan dilarutkan
1.

dalam 25 mL aquades panas


2.

Ditimbang NaNO3 8,5 gram dan dilarutkan

Larutan KI

Larutan NaNO3

dalam 25 mL aquades panas
3.

Larutan KI+ NaNO3 diuapkan sampai
volumenya setengah dan disaring

4.

Larutan KNO3, diambil filtratnya

Filtrate KNO3 diuapkan sampai volumenya
setengah, disaring, ditimbang


Massa kertas saring : 1,377 gram
2. Reaksi-reaksi yang Terjadi
K+(aq)

+

I- (aq)

KI(aq)

Na+(aq) + NO3-(aq)

NaNO3(aq)

KI(aq) + NaNO3(S)

NaI(aq) + KNO3(aq)

Berat KNO3, 2,5 gram

3. Analisis Data
Menghitung % Rendamen KNO3
Dik : Berat KI

= 7,5 gram

Mr KI

= 167 gram/mol

Berat NaNO3

= 8,5 gram

Mr NaNO3

= 85 gram/mol

Mr KNO3

= 101 gram/mol

Berat kristal praktek = 2,5 gram
Dit : % Rendamen

=...?

Penyelesaian :
a. Mol KNO3 :


KI + NaNO3

NaI + KNO3



1 mol KI

1 mol KNO3



Mol KI =

berat KI
Mr KI
=

7,5 gram
167 gram/mol

= 0,04 mol

b. Berat teoritis KNO3


KI+ NaNO3

NaI + KNO3



Berdasarkan keterangan reaksi diatas 1 mol KI

1 mol

KNO3


Sehingga berat teoritis KNO3 = Mol KNO3 × Mr KNO3
= 0,04 mol × 101 gram/mol
= 4,53 gram

c. % Rendamen
% Rendamen =

=

Berat Praktikum
Berat Teori
2,5 gram
4,53 gram

× 100%

× 100%

= 55,19 %

B. Pembahasan
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan
larutan, melt (campuran lelehan), atau pengendapan langsung dari gas, namun hal ini
jarang terjadi. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan

padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suatu zat terlarut
(solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat
terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal
dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang
sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga
100%.
Rekristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan
dalam pelarut yang cocok. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat
yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya. Larutan
yang terjadi dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan
dikristalkan dengan cara menjenuhkannya.
Mula-mula molekul zat terlarut membentuk agrerat dengan molekul pelarut,
lalu terjadi kisi-kisi diantara molekul zat terlarut yang terus tumbuh membentuk
Kristal yang lebih besar diantara molekul pelarutnya, sambil melepaskan sejumlah
energy. Kristalisasi dari zat akan menghasilkan Kristal yang identik dan teratur
bentuknya sesuai dengan sifat Kristal senyawanya. Dan pembentukan Kristal ini akan
mencapai optimum bila berada dalam kesetimbangan.
Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih pelarut yang
cocok dengan senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut dilarutkan kedalam pelarut
yang sesuai kemudian dipanaskan sampai semua senyawanya larut sempurna. Apabila

pada temperatur kamar, senyawa tersebut telah larut sempurna di dalam pelarut, maka
tidak perlu lagi dilakukan pemanasan. Pemanasan hanya dilakukan apabila
senyawa tersebut belum atau tidak larut sempurna pada keadaan suhu kamar. Salah
satu faktor penentu keberhasilan proses kristalisasi dan rekristalisasi adalah pemilihan
zat pelarut.
Membuat Kristal KNO3 dimulai dengan melarutkan 7,5 gram Kristal KI dan
8,5 gram kristal NaNO3 dengan masing-masing 50ml aquades panas yang telah
didinginkan. Setelah larut, kedua larutan dicampur dan diaduk. Kemudian diuapkan
sampai volume habis menjadi separuhnya. Setelah itu disaring dalam keadaan panas.
Filtratnya diuapkan hingga menjadi separuh volumenya. Kemudian didinginkan
sampai terbentuk Kristal. Tahap ini disebut tahap kristalisasi.
Kristal yang terbentuk di pisahkan dari larutannya dan kemudian dicuci
dengan aquades untuk menghilangkan kandungan kloridanya. Kemudian ditimbang
untuk mengetahui randemennya. Hal ini dilakukan untuk menentukan kemurnian
Kristal tersebut. Tahap ini disebut tahap re-kristalisasi.
Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau memadat serta membentuk
Kristal karena mengalami proses kristalisasi. Kristal-kristal juga akan terbentuk dari
suatu larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin besar kristalnya
maka semakin baik, karena semakin kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran.
Setelah itu dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk memisahkan suatu endapan
dari larutan. Sehingga diperoleh endapan kristal Kalium Nitrat yang berwarna putih
jernih dengan berat 2,5 gram dan rendamen sebanyak 55,19 %.

V.

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa garam kalium nitrat dapat diperoleh dengan cara mereaksikan antara KI dan
NaNO3 dimana larutan tersebut dijenuhkan dengan cara penguapan bertingkat,
sehingga Kristal KNO3 dapat terbentuk. Dan untuk memurnikannya dilakukan
rekristalisasi, yaitu dengan mencucinya dengan air lalu mengeringkannya kembali.
Kemudian dihitung rendamennya untuk menentukan kemurnian kristalnya. Hasil
akhir dari percobaan ini adalah 2,5 berat kristal dengan rendemen 55,19%.

DAFTAR PUSTAKA
Assadad, L., dan Bagus, S.B.U. 2011. Pemanfaatan Garam dalam Industri Pengolahan
Produk Perikanan. Jurnal Squalen. Vol. 6(1).
Fitriani, N.L.C., Walanda, D.K., dan Rahman, N. 2012. Penentuan Kadar Kalium (K)
dan Kalsium (Ca) dalam Labu Siam (Sechium Edule) serta Pengaruh Tempat
Tumbuhnya. Jurnal Akademika Kimia. Vol. 1(4).
Nur, H.H., dan Dyah, S. 2011. Analisis Kandungan Nitrit dalam Sosis pada
Distributor Sosis Di Kota Yogyakarta. Jurnal KESMAS. ISSN: 1978-0575.
Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
Vogel. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media
Pustaka. Jakarta.