KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 1
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Manusia sebagai
makhluk Tuhan telah banyak diberi karunia, yaitu berbagai kemampuan dasar
baik yang bersifat jasmani maupun rohani yang dapat ditumbuhkembangkan
secara optimal. Dengan kemampuan tersebut diharapkan manusia mampu
mempertahankan serta memajukan kehidupan ke arah yang lebih baik.
Kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam sejarah kehidupan dan
pertumbuhan merupakan modal dasar untuk memenuhi berbagai kebutuhan


1

Departemen Agama Republik Indonesia. Memahami Paradigma Baru Pendidikan
Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas. (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag,
2003). hlm. 34

1

2

dalam

kehidupan.

Dengan

demikian

manusia


harus

mampu

mengembangkan kemampuannya, berdasarkan hal tersebut pendidikan
ditujukan untuk mempersiapkan setiap pribadi dalam membentuk kemampuan
yang seimbang, satu, organis, harmonis, dinamis guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan.
Di dalam dunia pendidikan, kita diperkenalkan dengan istilah
pendidikan matematika. Istilah matematika sendiri berasal dari kata Yunani
“mathematein” atau “manthenein”, yang artinya “mempelajari”.2 Menurut
Russefendi, matematika adalah cabang dari pendidikan yang lebih menekankan
kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil
eksperimen atau hasil observasi, matematika terbentuk karena pikiran-pikiran
manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.3
Menurut Reys, matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. 4 Kline
berpendapat matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,

ekonomi, dan alam.5

2

Masykur, Moch. Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan
Menanggulangi Kesulitan Belajar , (Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia, 2000) hlm. 42
3
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Hakikat
Matematika .
dalam
web
http://file.upi.edu/Direktori/DualModes/Model_Pembelajaran_Matematika/Hakikat_Matematika.pdf, diakses 16 rebemser2015,
8:27:36 PM. Hlm. 4
4
Ibid. Hlm. 4
5
Ibid. Hlm. 4


3

Pendidikan

matematika

berkesinambungan

untuk

dijalankan
memperoleh

dengan

proses

konsep-konsep


yang
baru

berdasarkan pengalaman sebelumnya. Atas hal tersebut, ilmu matematika terus
menerus disampaikan kepada para siswa di setiap jenjang pendidikan.
Siswa sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk
mampu mengimbangi bahkan melampaui ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang di masyarakat. Hal inilah yang mengharuskan siswa untuk
memenuhi tuntutan tersebut, salah satunya dalam hal mendalami matematika.
Melihat dari kualitas belajar siswa, masyarakat dan para ahli pendidikan
banyak yang berpendapat bahwa mutu pendidikan belum seperti yang
diharapkan. Banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Selain dari
faktor masih kurangnya sarana dan fasilitas belajar yang tersedia, faktor
lainnya ialah siswa itu sendiri.
Jika kita kembali pada tujuan pembelajaran matematika dalam standar
isi

yang dikeluarkan

Badan


Standar

Nasional

Pendidikan

(BNSP),

menunjukkan bahwa penguasaan matematika tidak hanya sebatas penguasaan
fakta dan prosedur matematika serta pemahaman konsep, tetapi juga berupa
kemampuan proses matematika siswa seperti pemecahan masalah, penalaran,
komunikasi, dan koneksi matematis. Semuanya harus saling menunjang dalam
proses pembelajaran matematika sehingga siswa dapat menguasai matematika
secara utuh.6

6

Dindin Abdul Muiz Lidinillah, Investigasi Matematika dalam Pembelajaran Matematika
di Sekolah Dasar, dalam web http://file.upi.edu., diakses 1 November 2016


4

Melihat fenomena tersebut, maka perlu ditetapkan suatu sistem
pembelajaran yang melibatkan kemampuan peserta didik secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar matematika.
langkah awal untuk memulainya ialah dengan mengenali dan menggali
kemampuan matematika siswa, salah satunya kemampuan koneksi matematis.
Pada tahun 2015 juga telah dilakukan sebuah penelitian yang
menunjukkan hasil bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa
sekolah menengah masih rendah, yakni hanya berada pada nilai 34%. Oleh
karena itu, diperlukan suatu inovasi sebagai upaya pengembangan kemampuan
koneksi matematis siswa.7
Jika kita kembali pada tujuan pembelajaran matematika dalam standar
isi

yang dikeluarkan

Badan


Standar

Nasional

Pendidikan

(BNSP),

menunjukkan bahwa penguasaan matematika tidak hanya sebatas penguasaan
fakta dan prosedur matematika serta pemahaman konsep, tetapi juga berupa
kemampuan proses matematika siswa seperti pemecahan masalah, penalaran,
komunikasi, dan koneksi matematis. Semuanya harus saling menunjang dalam
proses pembelajaran matematika sehingga siswa dapat menguasai matematika
secara utuh.8
National Council of The Teachers Mathematics (NCTM), menyatakan

bahwa standar matematika meliputi standar isi dan standar proses. Standar isi
meliputi number and operation, algebra, geometry, measurement, data analysis

7


Saminanto dan Kartono. Analysis of Mathematical Connection Ability in Linear Equation
with One Variable Based on Connectivity Theory. Semarang. hlm. 262
8
Dindin Abdul Muiz Lidinillah, Investigasi Matematika dalam Pembelajaran Matematika
di Sekolah Dasar, dalam http://file.upi.edu., diakses 1 November 2016

5

and probability. Standar proses yang digunakan siswa dalam belajar
matematika meliputi pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, koneksi,
komunikasi, dan representasi. Standar proses tersebut secara bersama-sama
merupakan keterampilan dan pemahaman dasar yang sangat dibutuhkan para
siswa pada abad ke-21 ini.9
Melihat fenomena tersebut, maka perlu ditetapkan suatu sistem
pembelajaran yang melibatkan kemampuan peserta didik secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar matematika.
Langkah awal untuk memulainya ialah dengan mengenali dan menggali
kemampuan matematika siswa, salah satunya kemampuan koneksi matematis.
Koneksi matematis sendiri merupakan salah satu dari pilar standar

proses belajar matematika. Koneksi matematis diilhami oleh karena ilmu
matematika tidaklah terpartisipasi dalam berbagai aspek yang saling terpisah,
namun matematika merupakan satu kesatuan. selain itu, matematika juga tidak
bisa terpisah dari ilmu selain matematika dan masalah-masalah yang terjadi
dalam kehidupan. Tanpa koneksi matematis, maka siswa harus belajar dan
mengingat terlalu banyak konsep dan prosedur matematika yang saling
terpisah.10
Untuk mengasah kemampuan siswa dalam melakukan kalkulasi,
diperkenalkan matematika di lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah, pada
kelas VIII siswa telah dikenalkan dengan istilah-istilah penjumlahan dan

NCTM, Principle and Standard for School Mathematics dalam Hasratud in,”Membangun
Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”,Volume 6 Nomor 2 2014, dalam web
http://unimed.ac.id/journal/index.php/.../12, diakses pada 1 November 2016
10
NCTM. Curriculum and Evaluation....hlm. 274
9

6


pengurangan bentuk aljabar, misalnya 8x2 + 2xy + 2. Bentuk aljabar tersebut
terdiri atas 3 suku, yaitu 8x2, 2xy, dan 2. Huruf x2 dan xy disebut peubah
(variabel), sedangkan angka di depan peubah disebut koefisien. Angka 2 yang
tidak diikuti dengan peubah disebut konstanta (bilangan tetap). Pada bentuk
2xy, angka 2, x dan y dinamakan faktor. Bentuk 8x2, 2xy, dan 2 dinamakan
suku. Suku-suku pada bentuk aljabar ada yang sejenis dan tidak sejenis
misalnya: 3x dan 0, 5x, 4ax dan (–2a + 2)x, 7x2 dan 3x2 disebut suku-suku
sejenis dalam x, sedangkan 7x dan 8y, 2x dan 3xy bukan suku-suku sejenis,
biasa disebut suku-suku tak sejenis.
Dalam materi faktorisasi suku aljabar ini diperkenalkan pengetahuan
tentang operasi hitung aljabar, sifat-sifat operasi hitung aljabar, pemfaktoran
suku aljabar, operasi pecahan suku aljabar, dan pengaplikasian faktorisasi
aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
Operasi hitung aljabar meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian. Sifat-sifat dalam pengerjaan operasi hitung aljabar ialah sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif. Sifat-sifat ini hanya berlaku untuk operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan.
Pada pembahasan, materi lebih menekankan pada pemahaman konsep
yaitu bagaimana siswa mengoneksikan setiap materi yang ada, karena dengan
menguasai konsepnya, siswa akan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan
terkait dengan faktorisasi suku aljabar.
Kenyataan di sekolah, kerumitan proses hitung akan meningkat di
setiap jenjangnya pendidikan. Dan hal lain yang tak bisa diabaikan pula,

7

sesungguhnya tingkat kemampuan siswa berbeda pada masing-masing siswa.
Ada siswa yang mampu memenuhi target standar, ada pula yang belum dapat
memenuhi. Ini seperti halnya yang penulis dapati dari wawancara dengan
seorang guru matematika kelas VIII di MTb Abbafi’iyah Gondang. Guru
mengatakan jika siswanya lancar-lancar saja jika diajarkan materi matematika,
kalaupun merasa kesulitan, jika dijelaskan kembali, siswa bisa memahami.
Akan tetapi hal yang masih terus perlu diasah kembali adalah kemampuan para
siswanya. Contohnya, siswa dihadapkan pada soal cerita, siswa mampu
mengolahnya ke dalam bentuk matematika, akan tetapi jika memasuki proses
hitung perkalian dan pembagian, siswa kembali kesulitan.
Hal ini memunculkan inisiatif peneliti untuk mengkaji kemampuan
koneksi matematis siswa dan akhirnya peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian dengan judul “Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas VIII
dalam Menyelesaikan Soal Faktorisasi Suku Aljabar di MTb Abbafi’iyah
Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya pada latar
belakang di atas dan agar pembahasan sesuai dengan harapan, maka peneliti
merumuskan masalah:
1. Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII-A dengan
prestasi belajar matematika tinggi di kelas dalam menyelesaikan soal

8

faktorisasi suku aljabar di MTb Abbafi’iyah Gondang Tulungagung tahun
pelajaran 2016/2017?
2. Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII-A dengan
prestasi yang baik pada saat kuis dalam menyelesaikan soal faktorisasi
suku aljabar di MTb Abbafi’iyah Gondang Tulungagung tahun pelajaran
2016/2017?
3. Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII-A sebagai
peserta kompetisi tingkat kabupaten dalam menyelesaikan soal faktorisasi
buku aljasar di MTb Abbafi’iyah Gondang Tulungagung tahun pelajaran
2016/2017?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini ialah:
1. Mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII-A dengan
prestasi belajar matematika tinggi di kelas dalam menyelesaikan soal
faktoribabi buku aljasar di MTb Abbafi’iyah Gondang Tulungagung tahun
pelajaran 2016/2017.
2. Mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII-A dengan
prestasi yang baik pada saat kuis dalam menyelesaikan soal faktorisasi
buku aljasar di MTb Abbafi’iyah Gondang Tulungagung tahun pelajaran
2016/2017.
3. Mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII-A sebagai
peserta kompetisi tingkat kabupaten dalam menyelesaikan soal faktorisasi

9

suku aljasar di MTb Abbafi’iyah Gondang Tulungagung tahun pelajaran
2016/2017.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Harapan peneliti adalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang model pembelajaran matematika yang dapat diterapkan
pada siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif
dan dapat meningkatkan pemahaman matematika pada para siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bekal pengetahuan agar bisa
memahami konsep dari pengetahuan yang sudah diperoleh sebelumnya
dan digunakan untuk proses materi berikutnya.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengorganisir isi bidang studi sebelum materi diberikan kepada para siswa
dan guru dapat memilih metode yang tepat.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan dalam
bidang studi matematika maupun pada mata pelajaran lain.

10

d. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian sejenis yang
terkait peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan koneksi
matematis terhadap materi matematika apapun.

E. Penegasan Istilah
1. Secara Konseptual:
a. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah bentuk
kesiapan seseorang dalam menghadapi suatu hal.11 Kemampuan juga
dapat diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.
b. Siswa atau murid adalah orang (anak) yang sedang berguru (belajar,
bersekolah).12 Siswa adalah salah satu komponen dalam dunia
pendidikan. Siswa ialah pihak yang menerima pembelajaran yang
diberikan oleh seorang guru. Sedangkan, peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.13
c. Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan seseorang dalam
menyajikan hubungan internal dan eksternal dalam matematika, yang
11

Stephen P.Robin dalam Sakti, Indra. Korelasi Pengetahuan Alat Praktikum Fisika dengan
Kemampuan Psikomotorik Siswa di SMA Negeri 2 Kota Bengkulu . hlm. 69
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline. dalam web http://ebsoft.web.id. diakses 22 Mei
2017, 19:11 WIB
13
Departemen Agama Republik Indonesia. Memahami Paradigma Baru Pendidikan
Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas. (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag,
2003). hlm. 35

11

meliputi koneksi antara topik matematika, koneksi dengan disiplin lain,
dan koneksi dalam kehidupan sehari-hari.14 Koneksi matematis sendiri
merupakan salah satu dari pilar standar proses belajar matematika.
Koneksi matematis diilhami oleh karena ilmu matematika tidaklah
terpartisipasi dalam berbagai aspek yang saling terpisah, namun
matematika merupakan satu kesatuan. Selain itu, matematika juga tidak
bisa terpisah dari ilmu selain matematika dan masalah-masalah yang
terjadi dalam kehidupan. Tanpa koneksi matematis, maka siswa harus
belajar dan mengingat terlalu banyak konsep dan prosedur matematika
yang saling terpisah.
d. Soal adalah sebuah kalimat dalam bentuk interogatif, ditujukan kepada
seseorang untuk mendapatkan informasi dan jawabannya.15
e. Faktorisasi suku aljabar adalah menyatakan bentuk penjumlahan aljabar
menjadi suatu bentuk perkalian faktor-faktor dari bentuk aljabar
tersebut.16

14

Kusuma, Rohendi, dan Dulpaja dalam Dwi Warih, Pratiwi, dkk. Analisis Kemampuan
Koneksi Matematis Siswa Kelas VIII pada Materi Teorema Pythagoras (Malang: Universitas
Negeri Malang) hlm. 2
15
Dalam web http://www.dictionary.com/browse/question, diakses pada 10 Juni 2017, 9.48
WIB
16
Eni Mulyani, Proposal Skripsi: Efektivitas Penerapan Metode Bermain Sambil Belajar
terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas VIII SMPN 5 Kota Bima Pokok Bahasan
Operasi
Aljabar
Tahun
Pelajaran
2013/2014
dalam
web
https://www.academia.edu/6008748/Bab_II_Kajian_Putaka?auto=download
(Bima:
tidak
diterbitkan) 2014, hlm. 11

12

2. Secara Operasional:
a.

Kemampuan adalah kesanggupan seseorang individu untuk melakukan
suatu hal. Seseorang dikatakan mampu apabila ia kuat dalam melakukan
apa yang telah disanggupinya.

b.

Siswa adalah seseorang yang diajar oleh seorang pendidik. Siswa sering
juga disebut peserta didik atau murid.

c.

Kemampuan koneksi matematis adalah kesanggupan seorang siswa
dalam menghubungkan antar tiap topik matematika, matematika dengan
disiplin ilmu lain, dan matematika dengan kehidupan sehari-hari.

d.

Soal adalah kalimat yang digunakan untuk menggali informasi tentang
suatu hal. Soal sering disebut juga dengan pertanyaan.

e.

Faktorisasi suku aljabar adalah materi yang disampaikan pada jenjang
pendidikan menengah pertama yang berisi tentang bagaimana proses
mengubah suku atau bentuk penjumlahan maupun pengurangan suku
aljabar menjadi dalam bentuk faktor-faktornya.

F. Sistematika Penulisan Skripsi
Setelah penelitian ini dilakukan, penulis kemudian menuangkan hasil
penelitiannya ke dalam sebuah laporan penelitian. Adapun sistematika
penulisan laporan adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal menunjukkan identitas peneliti dan identitas penelitian yang
dilakukan. Dimana komponennya meliputi halaman judul, abstrak
penelitian, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan,

13

kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiranlampiran.
2. Bagian utama, menjelaskan inti dari kegiatan penelitian, meliputi:
a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan ini bertujuan untuk memberi pengantar kepada pembaca
dalam memahami isi laporan penelitian.
b. Bab II Kajian Pustaka
Pada bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka atau buku-buku teks
yang berisi teori-teori besar dan hasil dari peneliti terdahulu.
c. Bab III Metode Penelitian
Berisi tentang pendekatan dan rancangan peneliti, kehadiran peneliti,
lokasi penetian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data,
pengecekan

keabsahan

data,

indikator

keberhasilan,

tahap-tahap

penelitian.
d. Bab IV Hasil Penelitian
Berisi tentang paparan data atau temuan peneliti yang disajikan dalam
bentuk topik sesuai dengan pernyataan-pernyataan penelitian dan hasil
analisis data.
e. Bab V Pembahasan
Berisi pembahasan secara rinci tentang penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti.

14

f. Bab VI Penutup
Memuat tentang kesimpulan dan saran-saran.
3. Bagian akhir, meliputi daftar kepustakaan lampiran-lampiran dan daftar
riwayat hidup.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI OPERASI ALJABAR KELAS VIII-A MTs NEGERI NGANTRU TAHUN AJARAN 2016/2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 3

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 28

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 5 20

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII-A DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI MTs ASSAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6