Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB II A
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1.
Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
a.
Karakteristik Lokasi dan Wilayah
1.
Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Provinsi Sulawesi Tengah terletak di bagian tengah Pulau Sulawesi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 8 Tahun
2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi
Tengah, maka luas wilayah daratan mencapai 65.526,72 Km2 atau 6.552.672
Ha. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
NO
I
Tabel 2.1
Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tengah
LUAS
FUNGSI KAWASAN
(Ha)
%
Kawasan Lindung
2.329.745
35,55
656.270*
10,00
340.120
5,19
1.333.355*
21,00
Kawasan Budidaya Hutan
Hutan Produksi Tetap (HPT)
Hutan Produksi (HP)
Hutan Produksi yang dapat
dikonversi (HPK)
2.078.858
1.442.649
412.746
223.463
31,73
22,02
6,30
3,41
Areal Penggunaan Lain (APL)
APL
2.083.765
2.083.765
32,00
32,00
Kawasan Konservasi Suaka
Alam dan Pelestarian Alam
Kawasan Konservasi Suaka Alam
dan Pelestarian Alam Air
Hutan Lindung
II
III.
7
KETERANGAN
* Termasuk DPCLS
seluas 5.510 Ha. Dalam
Proses Persetujuan
DPR
RI
* Termasuk DPCLS
seluas 9.802 Ha. Dalam
Proses Persetujuan
DPR
RI
NO
IV.
LUAS
(Ha)
FUNGSI KAWASAN
Perairan (Danau dan
Sungai)
Jumlah III & IV
Luas Wilayah Provinsi
Sulawesi Tengah (I+II+III+IV)
60.304
2.144.069
6.552.672
%
KETERANGAN
0,92
32,72
100,00
Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 20132033
Selanjutnya pola ruang Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada
gambar 2.1. di bawah ini.
Gambar 2.1
Peta Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tengah
Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 20132033
Luas perairan laut Sulawesi Tengah mencapai 193.923,75 Km 2 dengan
jumlah pulau sebanyak 1.140 pulau dengan batasbatas wilayah sebagai
berikut:
-
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi
Gorontalo;
8
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku dan Provinsi
Maluku Utara;
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Provinsi Sulawesi Tenggara;
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar dan Provinsi
Sulawesi Barat.
Secara administrasi, hingga saat ini Provinsi Sulawesi Tengah telah
memiliki 12 Kabupaten dan 1 Kota, yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten
Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Banggai, Kabupaten Buol, Kabupaten
Morowali, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Banggai Kepulauan,
Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Sigi, Kabupaten Morowali Utara,
Kabupaten Banggai Laut dan Kota Palu, yang terdiri dari 171 Kecamatan,
169 Kelurahan dan 1.775 Desa (BPS, Sulteng Dalam Angka 2014).
2. Letak dan Kondisi Geografis
Posisi astronomi Sulawesi Tengah terletak antara 2 022’ Lintang Utara
dan 3048’ Lintang Selatan serta 119022’ dan 124022’ Bujur Timur. Posisi
geostrategis Sulawesi Tengah berada di tengah Wilayah Nusantara dan di
tengah Pulau Sulawesi, berada di lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia
(ALKI) II dan ALKI III.
3. Topografi
Berdasarkan Kemiringan lahan, dataran Sulawesi Tengah dirinci
sebagai berikut:
Kemiringan 0 3 derajat sekitar 11,8 persen;
Kemiringan 3 15 derajat sekitar 8,9 persen;
Kemiringan 15 40 derajat sekitar 19,9 persen;
Kemiringan di atas 40 derajat sekitar 59,9 persen.
Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran wilayah
Sulawesi Tengah terbagi atas:
Ketinggian 0 m – 100 m
= 20,2 persen;
Ketinggian 101 m – 500 m
= 27,2 persen;
9
Ketinggian 501 m – 1.000 m = 26,7 persen; dan
Ketinggian 1.001 m ke atas = 25,9 persen.
4. Geologi
Struktur dan karakteristik geologi wilayah Sulawesi Tengah didominasi
oleh bentangan pegunungan dan dataran tinggi, yakni mulai dari wilayah
Kabupaten Buol dan Tolitoli, terdapat deretan pegunungan yang berangkai ke
jajaran pegunungan di Provinsi Sulawesi Utara. Di tengah wilayah Sulawesi
Tengah yaitu Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong terdapat tanah
genting yang diapit oleh Selat Makassar dan Teluk Tomini, selain itu
sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Di selatan
dan timur yang mencakup wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Unauna,
Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai, berjejer deretan pegunungan
yang sangat rapat seperti Pegunungan Tokolekayu, Verbeek, Tineba,
Pampangeo, Fennema, Balingara, dan Batui. Sebagian besar dari daerah
pegunungan itu mempunyai lereng yang terjal dengan kemiringan di atas 45
derajat.
5. Hidrologi
Di sepanjang wilayah Sulawesi Tengah terdapat Daerah Aliran Sungai
(DAS) yang mengalir di wilayah kabupaten/kota. Selain daerah aliran sungai
juga terdapat beberapa danau yang hampir seluruhnya berada di kawasan
lindung.
Tabel 2.2
Wilayah Sungai Lintas Provinsi
No.
Nama WS
1.
Palu – Lariang
Nama DAS
Lariang
Minti
Sulung
Pangian
Sawi
Randomayang
Kasuloang
Bambara
Tampoare
Luas DAS
Km2
7.152,00
267,95
40,62
10
Nama Kabupaten/Kota
Kabupaten Sigi/Kota Palu
Kabupaten Sigi / Kota Palu Kota
Palu
Kabupaten Donggala /
Kabupaten Mamuju Utara
Kabupaten Donggala
No.
Nama WS
Nama DAS
1.
Palu – Lariang
Lariang
Minti
Sulung
Pangian
Sawi
Randomayang
Kasuloang
Bambara
Tampoare
Kumbod
Surumana
Bambalombi
Mamera
Tolongano
Kangando
Towale Tomaku
Donggala
Uwemole
Lotu Nggoji
Watusampu
Bulun
Owenumpu
Palu
Letapa Watutela
Biuluniongga
Taipa
Tabao
Tavaili
Lambagu
Kaili Toaya
Masaengi
Tibo
Batusuya
Alindau
Lara Sinopa
Sikara
Omba
Tondo
Lente
Tompe
Lende
Almakukni
Kusu
Kamonji
Tompo
Maruri
Luas DAS
Km2
7.152,00
267,95
40,62
319,00
119,00
3.043,00
82,00
101,00
133,50
102,50
11
Nama Kabupaten/Kota
Kabupaten Sigi/Kota Palu
Kabupaten Sigi / Kota Palu Kota
Palu
Kabupaten Donggala /
Kabupaten Mamuju Utara
Kabupaten Donggala
No.
Nama WS
2.
PompenganLorena
3.
Lasolo –
Sampara
4.
RandanganPaguyaman
5.
Kaluku Karama
Nama DAS
Luas DAS
Km2
Nama Kabupaten/Kota
Sulawesi Selatan –
Sulawesi Tenggara –
Kabupaten Morowali
Lasolo
Sampara
Lalindu Aopa
Luhumbuti
Landawe
Amesiu
Sulawesi Selatan –
Sulawesi Tenggara –
Kabupaten Morowali
Gorontalo – Sulawesi
Tengah
Sulawesi Barat - Sulawesi
Tengah
Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 20132033.
Sedangkan wilayah sungai strategis nasional yang terdapat di Sulawesi
Tengah sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3
Wilayah Sungai Strategis Nasional
No.
1.
Nama WS
Parigi – Poso
Luas DAS Km2
Nama DAS
Tompis
Kasimbar
Toribulu
Topoyo
Silanga
Marantele
Salumba
Toboli
Pelawa
Baliara
Olaya
Korontua
Dolago
Tindaki
Sampaloe
Toreu
Tolai
Topeau
140,61
63,39
156,54
112,55
51,18
44,29
84,71
46,15
61,27
204,25
152,5
64,14
66,16
35,34
85,43
12
Nama
Kabupaten/Kota
No.
Nama WS
Luas DAS Km2
Nama DAS
Suli
Sausu
Tambarana
Kalora
Samalera
Kilo
Kameasi
Tiwa’a
Masani
Lape
Puna
Mapane
Poso
Tongko
Malei
Bambalo
Toliba
Tambiano
Mawomba
Kabalo
Tayawa
Uekuli
Bataue
Ue Dele
Sandada
Tojo
Masalongi
Pancuma
Tongku
Ue Podi
Padapu
Kayunyole
Nama
Kabupaten/Kota
112,47
567,18
234,89
30,97
36,25
34,07
70,45
692,93
58,45
2.647,87
286,87
224,51
209,54
64,82
130,73
82,53
120,02
30,06
255,47
233,11
71,72
147,94
147,94
Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20132033.
Selain Wilayah Sungai Strategis Nasional, Sulawesi Tengah juga
memiliki wilayah sungai lintas kabupaten/kota, seperti tabel berikut.
Tabel 2.4
13
Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota
No.
1.
Nama WS.
Lambunu - Buol
Nama DAS
Siwali
Sibualo
Sibayu
Sabang
Sioyong
Malonas
Siraurang
Long
Binamo
Bayang
Siraru
Ou
Taipa
Babatona
Siboang
Silempu
Silamboo
Balukang
Baloni
Sampaga
Bantayang
Resi
Tandaiyo
Malukang
Ogoamas
Cendrana
Angudangeng
Soni
Bangkir
Silumba
Mimbala
Telanja
Kabiunang
Ogotua
Koni
Manuawa
Bantoli
Banagan
Luok
Kulasi
Luas DAS Km2
37,58
22,69
50,74
87,46
97,62
134,2
91,68
66,15
40,93
18,25
25,55
27,52
32,45
56,86
74,06
28,34
38,72
83,58
29,48
100,3
29,84
74,7
116,3
167,2
129
48,46
33,1
65,77
44,51
77,43
18,75
18,45
20,54
9,68
68,45
20,04
7,62
129,90
22,45
11,74
14
Nama
Kabupaten/Kota
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
No.
Nama WS.
Nama DAS
Luas DAS Km2
Nama
Kabupaten/Kota
Maloma
Bailo
Bambapun
Lais
Ogogasang
Ogogili
Ogolalo
Maraja
Salugan
Janja
Talaut
Dadakitan
Tuwelei
Kalangkangan
Bajugan
Dongingis
Lingadan
Salumpaga
Diule
Pinjan
Binontoan
Lakuan
Busak
Botakna Busak
Buol Bokat
Ponagoan
Lomu
Bunobogu
Motinunu
Bulongidun
Bodi
Butakitotanggelodoka
Butakiodata
Lobu
Tuladengi
Lambunu
Tampo
Bataonyo Malino
Ongka Malino
Mepanga
Moubang/Mepanga
12,80
9,68
48,22
32,63
42,95
12,35
138,86
910,04
379,40
227,20
152,60
136,81
85,12
246,10
48,69
63,10
101,32
139,80
52,55
78,34
197,70
121,50
168,70
161,48
2.321,80
381,10
259,60
174,50
62,68
109,80
92,60
145,60
119,04
213,80
214,70
746,80
784,00
35,78
293,24
59,65
164,00
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
15
No.
2.
Nama WS.
Bongka - Mentawa
Nama DAS
Tilung
Ogotumubu
Bangkalang
Ogomojolo
Palasa
Bangkalang Bobalo
Tinombo
Bangkalan Dongkas
Bainaa
Punasela
Sidoan
Malanggo
Sigenti
Maninili
Tada
Koala Posona
Simatang
Kabetan
Bongka
Bongka
Bongka
Podimati
Bailo
Ampana
Toba
Dondo
Sumoli
Siba
Masapi
Borone
Balanggala
Padauleyo
Sabo
Balingara
Balingara
Kauhangkang
Bangketa
Bolaang
Auk/Hek
Tomeang
Lialiatongoa
16
Luas DAS Km2
147,40
81,05
147,40
78,17
595,00
116,11
183,62
137,50
11,26
175,00
58,00
64,75
83,32
107,20
74,05
23,95
9,62
224,38
1.520,49
1.578,95
134,95
24,36
57,23
25,05
34,84
62,79
69,37
73,09
46,19
81,81
165,25
174,89
516,73
244,87
87,91
456,36
84,76
123,56
6,09
6,24
Nama
Kabupaten/Kota
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Banggai
Morowali Utara
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Banggai
Tojo Una-Una
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
No.
Nama WS.
Nama DAS
Petak
Bela
Kalumbangan
Kalaka
Bunta
Toima Lobu
Pakowa
Lambangan
Poh
Kaunyo siuna
Pagimana
Salipi
Sambuang
Mayayap
Toiba
Patipati
Samaku
Oma
Longkonga
Boalemo
Nipa
Malik
Toku Luok
Balantak
Dolian
Owan
Sukon
Lomba
Waru
Montu
Bantayan
Hunduhon
Sandimak
Mansandak
Biak
Soho
Simpong
Maahas
Nombo
Mendono
Kintom
Luas DAS Km2
24,59
96,66
84,4
20,69
260,14
232,97
348,33
105,06
147,42
152,17
129,44
31,13
20,49
44,64
69,66
34,18
69,16
59,63
31,14
41,52
152,07
67,71
190,82
13,10
69,64
87,07
153,11
47,24
162,51
152,14
83,04
89,83
120,31
26,21
31,53
53,53
62,70
44,31
70,06
148,52
152,56
17
Nama
Kabupaten/Kota
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
No.
Nama WS.
Nama DAS
Tangkiang
Omolu
Uso
Luk Batui
Bakung
Kayowa
Matinduk
Sinorang
Mangsahang
Singkoyo
Singkoyo
Topo
Dongin
Mentawa
Mentawa
Rata
Pareoti
Pareoti
Odolia
Odolia
Tanasumpu
Damar
Wine
Bonebone
Taningkola
Tanimpu
Tanjungpude
Lengo
Pomangana
Ompotan
Baulu
Talaiakoh
Malengke
Tiga Pulau
Waleakodi
Kaunpo minanga
Poat
Tampo
Urulepe
Pemantingan
Bajangan
18
Luas DAS Km2
126,26
46,58
32,04
21,13
18,68
561,66
179,04
149,87
58,95
307,35
325,27
0,41
448,08
125,01
124,02
15,78
145,35
44,17
11,80
69,61
87,53
0,48
67,58
59,87
62,26
183,19
2,04
30,13
0,14
32,36
9,86
6,67
126,39
94,86
13,41
68,88
15,63
9,74
5,22
7,20
2,58
Nama
Kabupaten/Kota
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Morowali Utara
Banggai
Banggai
Banggai
Morowali Utara
Banggai
Banggai
Morowali Utara
Banggai
Morowali Utara
Banggai
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
No.
3.
Nama WS.
Laa – Tambalako
Nama DAS
Urundaka
Unauna
Lemba
Awo
Kololio
Bambacolo
Tampabatu
Maduna
Tirangan
Solato
Tiworo
Morowali
Sumara
Laa
Tambalako
Solonsa
Ungkaya
Karaupa
Ambunu
Wosu
Earekoreko
Lalona
Kantobamalangu
Bente
Ipi Tofu
Bohontue
Lahuafu
Unsongi
Larongsangi
Siumbatu
Lalampu
Dopi
Fatufia
Labota
Padabaha
Puungkeu
Warubobotol
Tandaoleo
Tinala
Sambalagi
Matarase
19
Luas DAS Km2
2,74
5,80
12,47
2,81
3,30
2,43
5,81
4,89
270
446
290
761
787
3.269
1.858
108
229
482
143
172
64
97
30
24
102
28
32
15
25
323
242
63
201
10
40
116
27
24
16
199
49
Nama
Kabupaten/Kota
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
No.
Nama WS.
Nama DAS
Luas DAS Km2
Menui
Lamontoli
Matano
59
50
30
Nama
Kabupaten/Kota
Morowali
Morowali
Morowali
Sumber: RTRW Provinsi Sulteng, Tahun 20132033
Selanjutnya Wilayah Danau Kawasan Lindung di Sulawesi Tengah
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5
Wilayah Danau Kawasan Lindung di Sulawesi Tengah
Sumber: Provinsi Sulteng, Tahun 20132033
6.
Klimatologi
Kota Palu memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
Musim panas terjadi antara Bulan AprilSeptember, sedangkan musim hujan
terjadi pada Bulan Oktober – Maret. Hasil pencatatan
20
suhu
udarapadaStasiun UdaraMutiara Palu selama Tahun 2013menunjukan
bahwacurah hujan tinggi terjadi pada bulan November sekitar 152,0 mm,
sedang curah hujan terendah terjadi pada bulan Pebruari sekitar 28,0 mm.
Gambar 2.2
Curah Hujan Kota Palu Menurut Bulan
Tahun 2013
Sumber: BPS, Tahun 2014.
Sepanjang tahun 2013, suhu udara ratarata terendah yaitu 26,6 0C
terjadi pada bulan Juli dan September, semenrata tertinggi sebesar 28,5 0C
terjadi pada bulan Maret. Arah angin terbanyak selama tahun 2013 yaitu
dari posisi Barat Daya, dengan kecepatan ratarata 3,6 knots.
Gambar 2.3
Suhu Udara RataRata Kota Palu Menurut Bulan
Tahun 2013
21
Sumber: BPS,2014.
Selama tahun 2013 kelembaban udara di Kota Palu mencapai 76,4
persen.Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 80,8
persen, dan terendah 73,1 persen terjadi pada bulan Maret.
Tabel 2.6
Ratarata Parameter Cuaca pada Stasiun Meteorologi
Mutiara Palu Tahun 20092013
Kondisi Iklim
0
Suhu ( C)
Kelembaban Udara (%)
Tahun
2009
2010
26,6
27,6
2011
27,7
2012
27,7
2013
27,7
79,30
74,90
76,70
76,00
76,40
Tekanan Udara (mb)
1.010,4
1.010,4
1.009,9
1.010,3
1.010,2
Arah Angin Terbanyak
Utara
Utara
Utara
Barat
Daya
Kecepatan Angin (Knots)
Curah Hujan (mm)
Penyinaran Matahari (%)
Barat Daya
3,6
4,4
3,7
3,8
3,6
79,09
46,9
71,98
63,38
62,33
54,3
65,2
63,5
62,9
57,7
Sumber: BPS, Tahun 2014
Selanjutnya penyinaran matahari selama Tahun 2013 ratarata
mencapai 57,7 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2012
yang ratarata penyinaran mencapai 62,9 persen.
7.
Penggunaan Lahan
22
Hutan mempunyai peran penting dalam menunjang kelangsungan
hidup dan kehidupan mahluk hidup, khususnya umat manusia. Hutan tidak
hanya memberikan manfaat langsung (tangible use) sebagai sumber
penghasil hasil hutan berupa kayu dan non kayu, tetapi hutan juga
memberikan manfaat tidak langsung (intangible use) sebagai pengatur tata
air, kesuburan tanah, iklim mikro, pencegah erosi dan longsor, sehingga
eksistensinya harus tetap dipertahankan melalui pengaturan fungsi hutan.
Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi yang dikaruniai
potensi sumberdaya hutan yang melimpah, baik ditinjau dari gatra luas
kawasan hutan maupun gatra keanekaan hayati.
Berdasarkan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah 20132033, Luas
Kawasan Lindung yaitu 2.329.745 Ha, Kawasan Budidaya Hutan seluas
2.078.858 Ha, Areal Pengguna Lain (APL) seluas 2.083.765 Ha.
b. Potensi Pengembangan Wilayah
1) Pertanian
Potensi lahan Pertanian seluas 672.795 Ha, lahan ini masih dapat
diperluas dengan memanfaatkan kawasan hutan konversi seluas 297.859,78
Ha, sehingga potensi keseluruhan pertanian adalah 942.206 Ha.
Pengembangan Potensi Pertanian dibagi atas dua bagian, yaitu: (1) Pertanian
Tanaman Pangan Lahan Basah (TPLB); (2) Pertanian Tanaman Pangan Lahan
Kering (TPLK).
Untuk lahan basah; pengembangan kawasan pertanian diarahkan
pada kawasan yang sesuai untuk penanaman tanaman lahan pangan lahan
basah yang mempunyai dan didukung sistem atau potensi pengembangan
prasarana pengairan dengan mempertimbangkan faktorfaktor; Ketinggian
kawasan di bawah 1000 m, kelerengan kawasan dibawah 40% dan
kedalaman efektif lapisan tanah di atas 30 cm.
Untuk Lahan Kering; lebih diarahkan pada areal yang tidak
mempunyai sistem dan atau potensi pengembangan pengairan/irigasi
dengan mempertimbangkan faktorfaktor; Ketinggian kawasan di bawah
23
1000 m, kelerengan kawasan dibawah 40% dan kedalaman efektif lapisan
tanah di atas 30 cm.
Saat ini Provinsi Sulawesi Tengah telah menerbitkan Peraturan
Gubernur Nomor 3 Tahun 2014, tentang Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) dengan rincian sebagai berikut :
Untuk Lahan Sawah Irigasi dan Tadah Hujan seluas 168.250 Ha yang
pengelolaannya lebih diarahkan pada pola tanam satu kali seluas 12.630 Ha,
tanam dua kali seluas 124.713 Ha, tanam tiga kali seluas 6.132 Ha, tidak
tanam padi seluas 3.689 Ha, tidak diusahakan atau bero seluas 21.086 Ha.
Untuk lahan kering yang terdiri dari tegalan atau kebun seluas
577.490 Ha dan ladang atau huma seluas 241.220 Ha. Selanjutnya total luas
lahan pertanian di Provinsi Sulawesi Tengah yang diarahkan untuk Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 266.552 Ha yang terdiri
masingmasing Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas
119.702 Ha dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B)
seluas 146.850 Ha. Ketersediaan lahan ini diharapkan untuk dapat
mempertahankan ketahanan pangan di Provinsi Sulawesi Tengah melalui
Program Sawah Lestari.
2) Perkebunan
Kawasan Perkebunan Tanaman Tahunan/Perkebunan; diarahkan pada
areal tanaman tahunan/perkebunan dengan karakteristik/lingkungan yaitu
ketinggian dibawah 2000 m, kelerengan kawasan di bawah 40 persen dan
kedalaman efektif lapisan tanah di atas 30 cm. Potensi perkebunan Provinsi
Sulawesi Tengah seluas 289.805 Ha, dengan potensi komoditi kelapa seluas
61.999 Ha, kakao 120.085 Ha, cengkeh 33.361 Ha, karet 6.250 Ha, jambu
mente 9.815 Ha, pala 11.434 Ha dan sawit rakyat 23.115 Ha.
3) Peternakan
Pengembangan kawasan peternakan umumnya berada pada kondisi
lingkungan dengan ketinggian di bawah 1.000 meter, kelerengan di bawah
1.000 meter dan jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang rumput
24
alamiah. Pemanfaatan kawasan secara optimal seluas 130.955,5 Ha,
sedangkan Potensial areal peternakan yang sudah dimanfaatkan seluas
120.955,5 Ha.
Adapun Jenis ternak yang diusahakan di klasifikasikan sebagai
berikut: (a) Ternak Besar meliputi: sapi, kerbau dan kuda; (b) Ternak kecil
meliputi: kambing, domba dan babi; (c) Ternak unggas meliputi: ayam ras,
ayam kampung dan itik.
4) Perikanan
Potensi perairan laut Sulawesi Tengah seluas 193.923,75 km 2 yang
banyak mengandung berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya, terbagi
dalam 3 (tiga) zona yaitu (1) Selat Makasar dan Laut Sulawesi (sebesar
929.700 ton), (2)Teluk Tomini (sebesar 595.620 ton), (3) Teluk Tolo (sebesar
68.456 ton). Potensi sumberdaya ikan di perairan tersebut kurang lebih
sebanyak 330.000 ton per tahun. Sedangkan ikan yang bisa dikelola secara
lestari sekitar 214.000 ton per tahun. Di Teluk Tolo terdapat 68.000 ton per
tahun, Teluk Tomini 78.000 ton per tahun, Selat Makasar dan Laut Sulawesi
68.000 ton per tahun. Dari potensi ikan lestari tersebut jumlah ikan yang
dapat ditangkap sebesar 217.280 ton per tahun.
5)
Industri
Pengembangan kawasan industri mempunyai persyaratan lokasi
industri sesuai dengan hasil studi kelayakan. Rencana pemanfataan kawasan
industri diarahkan pada lokasi yang teridentifikasi memiliki potensi sumber
daya alam. Pengembangan kawasan diarahkan pula pada lokasi yang
mempunyai daya dukung sarana dan prasarana.
Untuk pengembangan industri kedepan di Provinsi Sulawesi Tengah
diarahkan pada pengolahan barang manufaktur yang mengandalkan
kegiatan produksi yang dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota
Palu. Titik simpul (core) pengembangan KEK dipusatkan di Kota Palu,
sedangkan pengembangan sumber alam yang menghasilkan bahan baku
olahan dalam rangka mendukung kegiatan KEK difokuskan di 12 Kabupaten
sebagai daerah belakang (hinterland).
25
6)
Pariwisata
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi wisata yang cukup untuk
dikembangkan menjadi obyek dan atraksi wisata bahari, wisata alam dan
wisata budaya. Potensi pariwisata dapat dikembangkan atas dasar nilai
budaya yang sudah ada dalam masyarakat, nilai adat istiadat dan agama
yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat.
Adapun Potensi dan obyek pariwisata yang dapat dikembangkan di
Sulawesi Tengah adalah:
(a)
Kabupaten Banggai Kepulauan dengan obyek dan daya tarik wisata
yaitu Pulau Makaliu (pulau Tikus), Pulau Lambangan Pouno, Pulau
Tolobundu, Pulau Bandang Besar dan Kecil, Pulau Lesampuang,Pulau Delopo,
Pantai Pasir Putih, Pulau Kembongan, dan Pulau Kokungan;
(b) Kabupaten Buol dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Taman
Wisata Alam Kumaligon, Goa Kolera, Pantai Kamaligon, Air Terjun
Talokan, Sumber Air Panas, Air Terjun Pinamula, Rumah Adat Buol,
Pantai Pelepas Rindu Hulubalang, Pantai Batu Susun, Pemandian Alam
Tirtaria, Rumah Raja Buol, Pulau Ringgit/Pulau Lamari, Pulau Lesman,
Pulau Boki, Pulau Busak, Pulau Raja, Gunung Pogogul, Pulau Panjang;
(c) Kabupaten Donggala dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Pantai
Batusuya, Taman Rekreasi Umum Loly Indah, Teluk Telenggano,
Pusentasi, Pantai Boneoge, Toravega Cottage, Pantai Enu, Tanjung
Karang, Harmony Cottage, Golden park Cottage, Lokasi
Berkemah/Camping Ground, Pulau Pasoso.
(d) Kabupaten Morowali – Morowali Utara dengan obyek dan daya tarik
wisata yaitu Cagar Alam Morowali, Pemancingan Putri Malu, Air Terjun
Mempueno, Sumber Air Panas One Pute, Teluk Tomori, Pulau Rumbia,
Batu Payung, Tebing Toppohulu, Batu Putih, Pulau Ulu, Pengia, Taman
Laut Kaleroang, Menui Kepulauan, Benteng Fafontofure, Mesjid Tua
Bungku, Budaya Masyarakat Wana, Istana Bungku, Rumah
Controleur/Pengawas, Kubur Raja Marunduh, Situs Istana Raja Mori,
dan Bangunan Bersejarah;
26
(e) Kabupaten Parigi Moutongdengan obyek dan daya tarik wisata yaitu
Pulau Kelelawar, Tanjung Makakata, Situs Rumah Raja Moutong,
Rumah Klerek, Air terjun dan Tebing Likunggavali, Pantai Bambalemo,
Pantai Indah Bomba Kaili, Habitat Burung Maleo, Perkebunan Ebony,
Pantai Junayasa, Pantai Prajurit Posona, Benda Cagar Budaya, Situs
Tanalanto, Makam Raja Torikota, Makam Raja Maruf(Magau Janggo),
Makam Magau Langi Maili, Makam Magau Nguni Pasolemba, Makam
Magau Tagunu, Pantai Tumpapa;
(f)
Kabupaten Poso dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Pantai
Seribu Bintang, Pantai wisata Tamongajo, Lembah Napu,Besoa dan
Bada, Situs Rumah Adat Tambi, Megalith, Situs Suso, Situs Sepe, Situs
Tadulako, Situs Megalit Pokekea, Situs Lempe, Deas Wuasa, Situs
Padang Padali, Situs Megalith Tamadue, Situs Watulumu, Situs
Watutau, Situs Megalith Betue, Situs Mungku Padampaa, Situs
Watunongko, Danau Poso, Watubaula, Goa Tangkaboba, Pantai
Tandolala, Siuri Cottage, Taman Anggrek Bancea, Padamariri, Goa
Pamona;
(g) Kabupaten Tolitoli dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Gua
Pompaile, Air Terjun Kolasi, Air Panas Tanigi, Bendungan Kolondom,
Tanjung Matop, Air Terjun Sigelang, Pulau Lutungan, Pantai Tende
Sabang, Tanjung Simuntu, Pantai Lalos, Pantai Bajugan, Rumah Adat
Etnis Tolitoli.
(h)
Kabupaten Tojo Unauna dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu
Kepulauan Togean, Air Terjun Tolibaz, Pantai Tipae, Pantai Pasir Putih
Matako, Pemandian Malatong, Air Panas Marowo, Pulau Pangempa,
Tanjung Api, Sungai Bongka, Pantai Capatana, Pulau Kabalutan, Pulau
Malenge, Jembatan Bakau, Pulau Bolilanga, Pulau Taipi, Pulau Unauna,
Tanjung Keramat, Pulau Kadidiri;
(i)
Kabupaten Banggai dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu:Air Panas
Uwedaka, Permandian Salodik, Danau Makapa, Air Terjun Hanga
Hanga, Permandian Sandakan, Permandian Dondo, Air Terjun Nambo,
27
Permandian Ampata, Gua Wira, Permadian Kilo Lima, Teluk Lalong,
Pantai Pandaan Wangi, Pulau Dua, Pulau Poat, Boli Cotage Cafe, Gereja
Tua Simpangan, Situs Totonga Bola Matindok;
(j)
Kota Palu dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu: Niki Beach,
Museum Negeri Sulawesi Tengah, Souraja atau Banua Oge, Kolam
Renang Milenium, Lokasi MTQ Jabal Nur, Taman Ria, Dayo mpoluku,
Teluk Palu, Makam Dato Karama, Kerajinan Tangan dan Makanan Khas
Daerah, Makam Pue Njidi, Kolam Renang Graha Tirta, Pantai Taipa, Jazz
HoteldanRecreation Zone, Pantai Talise, Bumi Roviga, dan Cagar Alam
Poboya.
(k) Kabupaten Sigi dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Situs Bangga,
Camping Ground Paneki, Matantimali, Pemandaian UweleraPorame,
Porame Paradise, Mantikole, Taman Wisata Kapopo, Air Terjun Wera,
Desa Dombu, Desa Toro, Lobo, Air Terjun Pawelua, Air Panas Bora,
Gampiri, Kulit Kayu, Habitat Burung Maleo, Desa Pakuli, Danau Lindu,
Sungai Lariang, Lembah Pipikoro, Air TerjunTamunggu Indah;
8. Pertambangan
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi sumberdaya alam yang
melimpah, antara lain terdapat potensi bahan galian dan mineral,serta
potensi gas dan minyak bumi.
Potensi minyak bumi yang terdapat di Kecamatan Bungku Utara
Kabupaten Morowali terdapat di lapangan Minyak Tiaka Blok Trili yang
terletak 17 mil dari garis pantai. Cadangan minyak dilapangan Tiaka sebesar
106,56 Million Barrel Oil/juta Barrel minyak (MMBO). Sedangkan potensi
minyak bumi yang terdapat di Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai
memiliki kapasitas 16,523 juta barrel per tahun dengan total kapasitas
produksi 6.500 Barrel (BOPD) yang diperoleh dari enam sumur, dan produksi
ratarata setiap sumur yaitu 1.100 BOPD.Disamping itu, Kabupaten Banggai
juga memiliki potensi gas alam cair yang terdapat di DonggiSenoro dengan
perkiraan cadangan sebesar 2028 trilyun kaki kubik (tcf), jumlah
28
kandungan gas di ladangladang DonggiSenoro besarnya dua kali lipat
dibandingkan sisa kandungan yang terdapat di ladang gas alam Arun di Aceh
yang jumlahnya mencapai 14 tcf.
Selain potensi minyak bumi dan gas alam tersebut, Sulawesi Tengah
juga memiliki potensi pertambangan. Potensi emas di Sulawesi Tengah
terdapat di Kota Palu (Kecamatan Mantikulore dan Palu Utara), dengan luas
wilayah tambang 561.050 Ha, Kabupaten Parigi Moutong (Kecamatan Parigi
dan Moutong) dengan luas wilayah tambang 46.400 Ha, Kabupaten Buol
(Kecamatan Paleleh, Bunobogu, Dondo) dengan luas wilayah tambang
746.400 Ha, Kabupaten Poso (Kecamatan Lore Utara) dengan luas wilayah
tambang 19.180 Ha, dan Kabupaten Sigi (Kecamatan Sigi Biromaru) dengan
luas wilayah tambang 228.700 Ha.
Secara umum potensi pertambangan yang terdapat di Sulawesi Tengah
dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 2.7
Potensi dan Sebaran Pertambangan Di Sulawesi Tengah
No.
I.
Bahan Galian
Ciri Khas - Lokasi
Keterangan
Batuan Ornamen/poles
1.
Granit, Granodiorit, Gabro,
Basal, Dasit dan Andesit
2
Marmer/pualam dan
Sarpentin
II.
3
III.
4
Batuan Bahan Konstruksi
Sirtukil
Mineral Non Logam lainnya
Batugamping
Granit warna Merah Daging terdapat di
Kab. Banggai Kepulauan Granit Warna
abu-abu, Abu-abu gelap terdapat di Kab.
Donggala, Parigi Moutong dan Tolitoli
Marmer Hijau terdapat di Kab. Tojo Una
una, Parigi Moutong dan Poso Marmer
Coklat, Putih, Krem dan Abu-abu terdapat
di Kab. Morowali dan Kab. Banggai
Marmer Coklat Kemerahan terdapat di
Kab. Parigi Moutong Marmer Coklat
terdapat di kab. Morowali
Gabro di Kab. Donggala pernah
ditambang yang dipasar disebut
Granit HI TAM
Terdapat Kota Palu dan disemua
Kabupaten se Sulawesi Tengah
Material berasal dari rombakan
batuan yang terdiri dari batuan
Granit, Granodiorit, Basal, Gabro,
Andesit, Dasit, Serpentinit, Dunit,
juga dari Breksi dan Konglomerat
Di Kab. Donggala dan Kota Palu
diantar-pulaukan ke Kalimantan
Timur.
Kab. Donggala, Buol, Poso, Banggai
Kepulauan dan Morowali
Kab. Donggala, Banggai
Kepulauan mempunyai potensi
29
Marmer Hijau-Muda pernah
dieksploitasi di Poso dan Morowali.
No.
Bahan Galian
Ciri Khas - Lokasi
5
Lempung
Disemua Kabupaten se Sulawesi
Tengah
6.
Pasir Kwarsa
7.
Gypsum
Kab. Donggala, Parigi Moutong,
Tolitoli dan Banggai Kepulauan
Kab. Banggai Kepulauan dan Kota Palu
8.
Talk
Kab. Banggai, dan Tojo Unauna
9.
Dolomit
Kab. Banggai
Keterangan
Bahan Baku Semen yang sudah
melalui studi Kelayakan dan
AMDAL.
Sebagian baru dimanfaatkan
dalam pembuatan batu bata,
Genteng dan batako.
Umumnya mempunyai kadar
SiO3 kurang dari 75 %
Dipersiapkan untuk Pabrik Semen
di Banggai Kepulauan
Berupa Sisipan pada batuan
batuan Ultrabasa
Sebagai bahan baku Kapur
Pertanian (Kaptan), Kadar Mg 03
( Magnesium ) sampai 35 %
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Sulteng, Tahun 2014
Selain hal tersebut diatas, Sulawesi Tengah juga memiliki potensi
sumberdaya energi yang terbarukan dan tidak terbarukan, yaitu antara lain:
Gas Bumi
: 9,6 triliun kaki kubik
Panas Bumi
: 378 mWe
Sumber Energi Terbarukan:
Air
: 1.001,980 MW
Matahari
: 5.512 kWh/m2
Angin
: 2 – 5 m/s
Biogas
: 19.026 kW
Luas Lahan Kritis Untuk Budi Daya Tanaman Jarak Pagar (Biofuel) :
260.070 ha.
Potensi energi air di Sulawesi Tengah cukup banyak baik skala besar
(PLTA), menengah (PLTM) maupun skala kecil (PLTMH). Salah satu potensi
tenaga air skala besar yang ada di Sulawesi Tengah adalah potensi tenaga
air sungai Sulewana yang memiliki 3 titik potensi yaitu PLTA poso1 dengan
kapasitas 50 MW, PLTA Poso2 dengan kapasitas 180 MW dan PLTA Poso3
360 Mw. Untuk Poso1 dan Poso2 saat ini pekerjaan konstruksi telah selesai
30
dilaksanakan namun untuk pekerjaan jaringan transmisi masih dalam taraf
pengerjaan. Yang sementara dibangun (dalam tahap konstruksi) adalah PLTA
Poso3 dengan kapasitas 360 MW oleh PT. Poso Energy. Potensi energi air
skala besar yang sedang dalam proses perizinan adalah PLTA Gumbasa
dengan kapasitas 45 MW yang akan dikerjakan oleh PT. Gumbasa Energy.
Potensi tenaga air skala (mini) yang sedang dibangun adalah PLTM Tomini
2 dengan kapasitas 2 x1 MW oleh Pikitring Sulmapa dengan kemajuan
pembangunan sudah mencapai 78,48 %. Potensi tenaga air di Provinsi
Sulawesi Tengah masih banyak yang belum dimanfaatka terutama potensi
skala menengah (PLTM) dan kecil (PLTMH).
Untuk Potensi Panas Bumi terdapat dibeberapa titik yang tersebar di
Kabupaten Poso dan Donggala dengan potensi berkisar antara 20 s/d 40
Mwe.Sulawesi Tengah mempunyai intensitas sinar matahari cukup tinggi
karena dilalui garis khatulistiwa. Penyinaran sinar matahari ratarata 64 –
78 %, yang dapat dikembangkan sebagai sumber energi alternatif dengan
memanfaatkan Solar Home System (SHS) khususnya di daerah pedesaandan
pulaupulau kecil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik PLN.
Secara geografis kedudukan Sulawesi Tengah mempunyai garis pantai
yang panjang kurang lebih 4.013 km, hal ini merupakan potensi energi yang
dapat dimanfaatkan baik untuk pembangkit listrik maupun untuk tenaga
penggerak bagi mesinmesin tertentu. Kecepatan ratarata angin di Sulawesi
tengah setiap bulannya berkisar antara 2–5 m/s.
C.
Wilayah Rawan Bencana
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah termasuk kategori Kawasan Rawan
Bencana, antara lain kawasan rawan letusan gunung berapi yang terletak di
Pulau Unauna Kabupaten Tojo Unauna, kawasan rawan gempa yang
berskala tinggi di Kabupaten Banggai, Bangkep, Parigi Moutong, berskala
menengah di Kabupaten Sigi, Tolitoli, Morowali, Poso dan Kota Palu,
sementara berskala rendah di Kabupaten Buol dan Morowali.
31
Gambar 2.4
Peta Rawan Bencana Gempa BumiProvinsi Sulawesi Tengah
Sumber: Badan Informasi Geospasial (BIG) RI
Kawasan tanah longsor di Kabupaten Parigi Moutong, Sigi, Donggala,
Poso dan Morowali, sedangkan kawasan rawan banjir di Kabupaten Sigi,
Morowali, Banggai dan Kota Palu.
Gambar 2.5
Peta Rawan Bencana Longsor Provinsi Sulawesi Tengah
Badan Informasi Geospasial (BIG) RI.
32
d. Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah cenderung meningkat
setiap tahunnya. Berdasarkan hasil sensus penduduk oleh BPS jumlah
penduduk Provinsi Sulawesi Tengah pada Tahun 2010 sebanyak 2.635.009
jiwa, meningkat menjadi 2.683.722 jiwa pada tahun 2011, tahun 2012
meningkat menjadi 2.729.227 jiwa, pada tahun 2013 menjadi 2.785.488 jiwa,
dan pada tahun 2014 jumlah penduduk mencapai 2.831.283 jiwa. Dengan
laju pertumbuhan penduduk (20102014) sebesar 1,9% dan tingkat
kepadatan penduduk mencapai 45 jiwa per kilometer persegi.
Gambar 2.6
Perkembangan Penduduk Sulawesi Tengah
Tahun 19712014
Tahun
1971
1980
1990
2000
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
913.662
1.289.635
1.711.327
2.175.993
2.635.009
2.683.722
2.729.227
2.785.488
2.831.283
Pertambahan
(Jiwa)
375.973
421.692
464.666
459.016
48.713
45.505
56.261
45.795
Laju
Pertumbuhan (%)
3,87 (19711980)
2,87 (19801990)
2,52 (19902000)
1,95 (20002010)
1,71 (20102011)
1,71 (20102012)
1,95 (20102013)
1,9 (20102014)
Sumber: BPS, Sulteng Dalam Angka Tahun 2014.
Dilihat dari sebaran penduduk Tahun 2014, sebaran penduduk
terbanyak berada di Kabupaten Parigi Moutong yaitu sebanyak 449.197 jiwa
atau sebesar 15,87% dari total penduduk Sulawesi Tengah, sedangkan
penduduk terendah terdapat di Kabupaten Banggai Laut sebanyak 68.078
jiwa atau sebesar 2,40% dari total penduduk Provinsi Sulawesi Tengah.
33
Gambar 2.7
Sebaran Penduduk Sulawesi Tengah
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
Sumber: BPS, 2015.
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1.
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a.
Pertumbuhan PDRB
Kinerja pembangunan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah terus
menunjukkan prestasi yang menggembirakan. Prestasi kinerja ini dapat
dilihat dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar
9,38% lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2012 yaitu
sebesar 9,27%. Capaian pertumbuhan ekonomi yang diraih pada tahun
2013, jauh diatas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,78% dan
melampaui target yang diamanatkan didalam RPJMD Provinsi Sulawesi
Tengah 20112016 yang menargetkan sebesar 8,35% pada tahun 2013. Pada
tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah mengalami
perlambatan hingga menjadi 5,11%. Perlambatan ini terjadi pada sektor
pertambangan dan penggalian yang diakibatkan oleh adanya Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan
34
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Namun demikian, tanpa adanya tambang realisasi pertumbuhan
ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2014 masih signifikan yakni sebesar 9,09
persen, dan laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah masih berada
diatas pertumbuhan ekonomi nasional (5,02%).
Selanjutnya hingga Triwulan I2015 kinerja ekonomi Sulawesi Tengah
kembali membaik yang ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi Triwulan
I2015 sebesar 17,76% (y o y), capaian ini signifikan dibanding triwulan I
2014 yang hanya sebesar 2,89% (y o y). Sedangkan secara q to q (Triwulan I
2015 terhadap Triwulan IV2014) laju pertumbuhan ekonomi sebesar 2,35%,
capaian ini juga signifikan dibanding triwulan I2014 (q to q) yang mengalami
kontraksi sebesar 4,57%.
Gambar 2.8
Trend Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2011Triwulan I’2015
Sumber: BPS 2015.
Dalam skala nasional, realisasi laju pertumbuhan ekonomi Triwulan I
2015 (Triwulan I2015 terhadap Triwulan I2014, y o y) Provinsi Sulawesi
Tengah menempati posisi pertama nasional.
35
Gambar 2.9
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah
Dalam Skala Nasional, Triwulan I2015 (y o y)
Sumber: BPS 2015.
Sedangkan secara q to q (Triwulan I2015 terhadap Triwulan IV2014)
laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah menempati posisi ke 5
nasional, dan posisi ke 2 KTI.
36
Gambar 2.10
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah
Dalam Skala Nasional, Triwulan I2015 (q to q)
Sumber: BPS 2015.
Ekonomi Sulawesi Tengah triwulan I2015 dibanding triwulan I
2014 (yony) tumbuh 17,76%. Pertumbuhan didukung oleh hampir
semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Industri
Pengolahan sebesar 89,92%, diikuti terbesar kedu dan ketiga masing
masing adalah Sektor Konstruksi sebesar 38,47 persen, dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,90 persen. Dilihat dari penciptaan
sumber/andil pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah triwulan I2015 (yon
y), Sektor Industri Pengolahan memiliki andil/sumber pertumbuhan
tertinggi sebesar 5,43 persen, diikuti Sektor Konstruksi sebesar 4,05%,
Sektor Pertanian sebesar 3,31%, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sebesar dengan andil sebesar 1,74%.
Sementara dilihat dari Triwulan I2015 dibanding Triwulan IV2014 (q
to q), Ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh sebesar 2,35%. Capaian ini lebih
tinggi dibanding pertumbuhan Triwulan I2014 (q to q) yang mengalami
kontraksi yaitu sebesar 4,57%. Capaian positif Kinerja ekonomi Sulawesi
37
Tengah Triwulan I2015 ini diwarnai oleh mulainya beroperasi industri
pengolahan biji logam (Nickel Pig Iron) di Sulawesi Tengah yang menyebabkan
terjadinya pertumbuhan pada Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar
69,68% dengan andil pertumbuhan sebesar 4,09%, dan Laju pertumbuhan
Industri Pertambangan dan Penggalian sebesar 11,14% dengan andil
pertumbuhan sebesar 1,10%.
Tabel 2.7
Laju dan Andil Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah
Menurut Sektor Lapangan Usaha, Triwulan I2015
Sumber: BPS 2015.
Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi
Sulawesi Tengah cenderung meningkat setiap tahun. Pada tahun 2013 PDRB
Nominal mencapai Rp. 79.820 milyar meningkat menjadi Rp. 90.256 Milyar
pada tahun 2014, dan hingga Triwulan I2015 mencapai Rp. 25.541 Milyar.
Sedangkan PDRB Ril dari Rp. 79.820 Milyar pada tahun 2013 meningkat
menjadi Rp. 71.678 Milyar pada tahun 2014, dan hingga Triwulan I2015
mencapai 19.797 Milyar.
38
Tabel 2.8
Perkembangan Nilai PDRB Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2013 Triwulan I’2015
Sumber: BPS 2015.
Dilihat dari pola distribusi PDRB menurut Sektor Lapangan Usaha,
Triwulan I2015, meski kontribusinya cenderung menurun namun Sektor
Pertanian masih dominan dalam pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi
Tengah yaitu sebesar 31,93%, disusul terbesar kedua dan ketiga masing
masing adalah Sektor Konstruksi sebesar 13,81%, dan Sektor Industri
Pengolahan sebesar 9,66%.
39
Tabel 2.9
Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Ekonomi
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 – Triwulan I 2015
Sumber: BPS 2015.
Selanjutnya dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan I
2015 terhadap triwulan I2014 (y o y) terjadi pada seluruh komponen sektor
pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Perubahan
Inventori sebesar 367,18%, diikuti oleh komponen impor sebesar 77,48%,
komponen Ekspor sebesar 53,13%, komponen PMTB sebesar 17,83%,
komponen Net Ekspor antar Daerah sebesar 13,09%, komponen Konsumsi
Pemerintah sebesar 6,33%, komponen Konsumsi Rumha Tangga sebesar
4,39%, dan komponen Konsumsi LNPRT sebesar 0,80%. Sedangkan lihat
andil pertumbuhan ekonomi Triwulan I2015 (y o y), Komponen yang
memberi sumbangan pertumbuhan tertinggi adalah Investasi atau Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 8,17% menyusul terbesar
kedua dan ketiga masingmasing adalah Komponen Perubahan Inventori
sebesar 6,97%, dan komponen Ekspor sebesar 2,99%.
40
Tabel 2.10
Laju dan Andil Pertumbuhan Ekonomi Dari Sisi Pengeluaran
Provinsi Sulawesi Tengah, Triwulan I 2015
Sumber: BPS 2015.
Struktur PDRB Sulawesi Tengah menurut pengeluaran atas dasar
harga berlaku triwulan I 2015 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga sebesar 54,97% disusul oleh Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) sebesar 43,41%, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
sebesar 12,62%, Perubahan Inventori sebesar 8,73%, dan Ekspor Barang dan
Jasa sebesar 6,99%, sedangkan Pengeluaran Konsumsi LNPRT dan Impor
Barang dan Jasa, relatif kecil, masingmasing yaitu 1,73% dan 0,85%.
Tabel 2.11
Distribusi PDRB ADHB Menurut Komponen Pengeluaran
Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2014Triwulan I 2015
41
Sumber: BPS 2015.
b. Potensi Daerah
1) Pertanian
Sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah merupakan daerah pertanian
dan mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam/berkebun dan
nelayan. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi sektor pertanian dalam
perekonomian Sulawesi Tengah Tahun 2014 sebesar 34,32 persen.
Perkembangan produksi tanaman padi dan palawija cenderung
meningkat setiap tahun. Pada Tahun 2014, Produksi tertinggi masih
komoditi padi sawah dengan produksi mencapai 1.004.944 ton dan luas
panen 213.314 ha dengan tingkat produktivitas sebesar 47,11 kw/ha,
sedangkan produksi terendah adalah komoditi kacang hijau dengan produksi
hanya 719 ton dan luas panen 4.073 ha dengan tingkat produktivitas sebesar
8,58 kw/ha.
Tabel 2.12
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi
dan Palawija Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2013 2014
Tahun 2013
No.
Komoditi
1
2
3
4
5
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
Luas
Panen
(Ha)
217.428
6.898
34.174
7.642
3.971
Produksi
(Ton)
1.011.101
20.263
139.265
12.654
7.303
Tahun 2014*
Hasil Per
Hektar
(Kw/Ha)
46,50
29,38
40,75
16,56
18,39
42
Luas
Panen
(Ha)
213.314
5.959
41.600
9.876
3.748
Produksi
(Ton)
1.004.944
15.617
170.022
15.976
5.847
Hasil Per
Hektar
(Kw/Ha)
47,11
26,21
40,87
16,18
15,60
6
Kacang Hijau
1.009
839
8,31
838
7
Ubi Kayu
4.844
100.950
208,40
4.073
8
Ubi Jalar
2.001
21.549
107,69
1.834
Sumber: BPS dan Dinas Pertanian Daerah Provinsi Sulteng, 2015.
719
84.654
20.469
8,58
207,84
111,61
2) Perkebunan
Sub Sektor Perkebunan juga telah memberikan andil yang cukup baik
dalam perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah. Pada Tahun 2014 Sub Sektor
Perkebunan telah berkontribusi sebesar 13 persen terhadap perekonomian
Provinsi Sulawesi Tengah.
Produksi komoditi tanaman perkebunan setiap tahunnya ratarata
mengalami peningkatan. Produksi terbesar masih didominasi oleh tanaman,
kakao, kelapa, kelapa sawit, cengkeh dan kopi.
Tabel 2.13
Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan
Di Sulawesi Tengah,
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1.
Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
a.
Karakteristik Lokasi dan Wilayah
1.
Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Provinsi Sulawesi Tengah terletak di bagian tengah Pulau Sulawesi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 8 Tahun
2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi
Tengah, maka luas wilayah daratan mencapai 65.526,72 Km2 atau 6.552.672
Ha. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
NO
I
Tabel 2.1
Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tengah
LUAS
FUNGSI KAWASAN
(Ha)
%
Kawasan Lindung
2.329.745
35,55
656.270*
10,00
340.120
5,19
1.333.355*
21,00
Kawasan Budidaya Hutan
Hutan Produksi Tetap (HPT)
Hutan Produksi (HP)
Hutan Produksi yang dapat
dikonversi (HPK)
2.078.858
1.442.649
412.746
223.463
31,73
22,02
6,30
3,41
Areal Penggunaan Lain (APL)
APL
2.083.765
2.083.765
32,00
32,00
Kawasan Konservasi Suaka
Alam dan Pelestarian Alam
Kawasan Konservasi Suaka Alam
dan Pelestarian Alam Air
Hutan Lindung
II
III.
7
KETERANGAN
* Termasuk DPCLS
seluas 5.510 Ha. Dalam
Proses Persetujuan
DPR
RI
* Termasuk DPCLS
seluas 9.802 Ha. Dalam
Proses Persetujuan
DPR
RI
NO
IV.
LUAS
(Ha)
FUNGSI KAWASAN
Perairan (Danau dan
Sungai)
Jumlah III & IV
Luas Wilayah Provinsi
Sulawesi Tengah (I+II+III+IV)
60.304
2.144.069
6.552.672
%
KETERANGAN
0,92
32,72
100,00
Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 20132033
Selanjutnya pola ruang Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada
gambar 2.1. di bawah ini.
Gambar 2.1
Peta Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tengah
Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 20132033
Luas perairan laut Sulawesi Tengah mencapai 193.923,75 Km 2 dengan
jumlah pulau sebanyak 1.140 pulau dengan batasbatas wilayah sebagai
berikut:
-
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi
Gorontalo;
8
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku dan Provinsi
Maluku Utara;
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Provinsi Sulawesi Tenggara;
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar dan Provinsi
Sulawesi Barat.
Secara administrasi, hingga saat ini Provinsi Sulawesi Tengah telah
memiliki 12 Kabupaten dan 1 Kota, yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten
Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Banggai, Kabupaten Buol, Kabupaten
Morowali, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Banggai Kepulauan,
Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Sigi, Kabupaten Morowali Utara,
Kabupaten Banggai Laut dan Kota Palu, yang terdiri dari 171 Kecamatan,
169 Kelurahan dan 1.775 Desa (BPS, Sulteng Dalam Angka 2014).
2. Letak dan Kondisi Geografis
Posisi astronomi Sulawesi Tengah terletak antara 2 022’ Lintang Utara
dan 3048’ Lintang Selatan serta 119022’ dan 124022’ Bujur Timur. Posisi
geostrategis Sulawesi Tengah berada di tengah Wilayah Nusantara dan di
tengah Pulau Sulawesi, berada di lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia
(ALKI) II dan ALKI III.
3. Topografi
Berdasarkan Kemiringan lahan, dataran Sulawesi Tengah dirinci
sebagai berikut:
Kemiringan 0 3 derajat sekitar 11,8 persen;
Kemiringan 3 15 derajat sekitar 8,9 persen;
Kemiringan 15 40 derajat sekitar 19,9 persen;
Kemiringan di atas 40 derajat sekitar 59,9 persen.
Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran wilayah
Sulawesi Tengah terbagi atas:
Ketinggian 0 m – 100 m
= 20,2 persen;
Ketinggian 101 m – 500 m
= 27,2 persen;
9
Ketinggian 501 m – 1.000 m = 26,7 persen; dan
Ketinggian 1.001 m ke atas = 25,9 persen.
4. Geologi
Struktur dan karakteristik geologi wilayah Sulawesi Tengah didominasi
oleh bentangan pegunungan dan dataran tinggi, yakni mulai dari wilayah
Kabupaten Buol dan Tolitoli, terdapat deretan pegunungan yang berangkai ke
jajaran pegunungan di Provinsi Sulawesi Utara. Di tengah wilayah Sulawesi
Tengah yaitu Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong terdapat tanah
genting yang diapit oleh Selat Makassar dan Teluk Tomini, selain itu
sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Di selatan
dan timur yang mencakup wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Unauna,
Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai, berjejer deretan pegunungan
yang sangat rapat seperti Pegunungan Tokolekayu, Verbeek, Tineba,
Pampangeo, Fennema, Balingara, dan Batui. Sebagian besar dari daerah
pegunungan itu mempunyai lereng yang terjal dengan kemiringan di atas 45
derajat.
5. Hidrologi
Di sepanjang wilayah Sulawesi Tengah terdapat Daerah Aliran Sungai
(DAS) yang mengalir di wilayah kabupaten/kota. Selain daerah aliran sungai
juga terdapat beberapa danau yang hampir seluruhnya berada di kawasan
lindung.
Tabel 2.2
Wilayah Sungai Lintas Provinsi
No.
Nama WS
1.
Palu – Lariang
Nama DAS
Lariang
Minti
Sulung
Pangian
Sawi
Randomayang
Kasuloang
Bambara
Tampoare
Luas DAS
Km2
7.152,00
267,95
40,62
10
Nama Kabupaten/Kota
Kabupaten Sigi/Kota Palu
Kabupaten Sigi / Kota Palu Kota
Palu
Kabupaten Donggala /
Kabupaten Mamuju Utara
Kabupaten Donggala
No.
Nama WS
Nama DAS
1.
Palu – Lariang
Lariang
Minti
Sulung
Pangian
Sawi
Randomayang
Kasuloang
Bambara
Tampoare
Kumbod
Surumana
Bambalombi
Mamera
Tolongano
Kangando
Towale Tomaku
Donggala
Uwemole
Lotu Nggoji
Watusampu
Bulun
Owenumpu
Palu
Letapa Watutela
Biuluniongga
Taipa
Tabao
Tavaili
Lambagu
Kaili Toaya
Masaengi
Tibo
Batusuya
Alindau
Lara Sinopa
Sikara
Omba
Tondo
Lente
Tompe
Lende
Almakukni
Kusu
Kamonji
Tompo
Maruri
Luas DAS
Km2
7.152,00
267,95
40,62
319,00
119,00
3.043,00
82,00
101,00
133,50
102,50
11
Nama Kabupaten/Kota
Kabupaten Sigi/Kota Palu
Kabupaten Sigi / Kota Palu Kota
Palu
Kabupaten Donggala /
Kabupaten Mamuju Utara
Kabupaten Donggala
No.
Nama WS
2.
PompenganLorena
3.
Lasolo –
Sampara
4.
RandanganPaguyaman
5.
Kaluku Karama
Nama DAS
Luas DAS
Km2
Nama Kabupaten/Kota
Sulawesi Selatan –
Sulawesi Tenggara –
Kabupaten Morowali
Lasolo
Sampara
Lalindu Aopa
Luhumbuti
Landawe
Amesiu
Sulawesi Selatan –
Sulawesi Tenggara –
Kabupaten Morowali
Gorontalo – Sulawesi
Tengah
Sulawesi Barat - Sulawesi
Tengah
Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 20132033.
Sedangkan wilayah sungai strategis nasional yang terdapat di Sulawesi
Tengah sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3
Wilayah Sungai Strategis Nasional
No.
1.
Nama WS
Parigi – Poso
Luas DAS Km2
Nama DAS
Tompis
Kasimbar
Toribulu
Topoyo
Silanga
Marantele
Salumba
Toboli
Pelawa
Baliara
Olaya
Korontua
Dolago
Tindaki
Sampaloe
Toreu
Tolai
Topeau
140,61
63,39
156,54
112,55
51,18
44,29
84,71
46,15
61,27
204,25
152,5
64,14
66,16
35,34
85,43
12
Nama
Kabupaten/Kota
No.
Nama WS
Luas DAS Km2
Nama DAS
Suli
Sausu
Tambarana
Kalora
Samalera
Kilo
Kameasi
Tiwa’a
Masani
Lape
Puna
Mapane
Poso
Tongko
Malei
Bambalo
Toliba
Tambiano
Mawomba
Kabalo
Tayawa
Uekuli
Bataue
Ue Dele
Sandada
Tojo
Masalongi
Pancuma
Tongku
Ue Podi
Padapu
Kayunyole
Nama
Kabupaten/Kota
112,47
567,18
234,89
30,97
36,25
34,07
70,45
692,93
58,45
2.647,87
286,87
224,51
209,54
64,82
130,73
82,53
120,02
30,06
255,47
233,11
71,72
147,94
147,94
Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20132033.
Selain Wilayah Sungai Strategis Nasional, Sulawesi Tengah juga
memiliki wilayah sungai lintas kabupaten/kota, seperti tabel berikut.
Tabel 2.4
13
Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota
No.
1.
Nama WS.
Lambunu - Buol
Nama DAS
Siwali
Sibualo
Sibayu
Sabang
Sioyong
Malonas
Siraurang
Long
Binamo
Bayang
Siraru
Ou
Taipa
Babatona
Siboang
Silempu
Silamboo
Balukang
Baloni
Sampaga
Bantayang
Resi
Tandaiyo
Malukang
Ogoamas
Cendrana
Angudangeng
Soni
Bangkir
Silumba
Mimbala
Telanja
Kabiunang
Ogotua
Koni
Manuawa
Bantoli
Banagan
Luok
Kulasi
Luas DAS Km2
37,58
22,69
50,74
87,46
97,62
134,2
91,68
66,15
40,93
18,25
25,55
27,52
32,45
56,86
74,06
28,34
38,72
83,58
29,48
100,3
29,84
74,7
116,3
167,2
129
48,46
33,1
65,77
44,51
77,43
18,75
18,45
20,54
9,68
68,45
20,04
7,62
129,90
22,45
11,74
14
Nama
Kabupaten/Kota
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Donggala
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
No.
Nama WS.
Nama DAS
Luas DAS Km2
Nama
Kabupaten/Kota
Maloma
Bailo
Bambapun
Lais
Ogogasang
Ogogili
Ogolalo
Maraja
Salugan
Janja
Talaut
Dadakitan
Tuwelei
Kalangkangan
Bajugan
Dongingis
Lingadan
Salumpaga
Diule
Pinjan
Binontoan
Lakuan
Busak
Botakna Busak
Buol Bokat
Ponagoan
Lomu
Bunobogu
Motinunu
Bulongidun
Bodi
Butakitotanggelodoka
Butakiodata
Lobu
Tuladengi
Lambunu
Tampo
Bataonyo Malino
Ongka Malino
Mepanga
Moubang/Mepanga
12,80
9,68
48,22
32,63
42,95
12,35
138,86
910,04
379,40
227,20
152,60
136,81
85,12
246,10
48,69
63,10
101,32
139,80
52,55
78,34
197,70
121,50
168,70
161,48
2.321,80
381,10
259,60
174,50
62,68
109,80
92,60
145,60
119,04
213,80
214,70
746,80
784,00
35,78
293,24
59,65
164,00
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Tolitoli
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Buol
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
15
No.
2.
Nama WS.
Bongka - Mentawa
Nama DAS
Tilung
Ogotumubu
Bangkalang
Ogomojolo
Palasa
Bangkalang Bobalo
Tinombo
Bangkalan Dongkas
Bainaa
Punasela
Sidoan
Malanggo
Sigenti
Maninili
Tada
Koala Posona
Simatang
Kabetan
Bongka
Bongka
Bongka
Podimati
Bailo
Ampana
Toba
Dondo
Sumoli
Siba
Masapi
Borone
Balanggala
Padauleyo
Sabo
Balingara
Balingara
Kauhangkang
Bangketa
Bolaang
Auk/Hek
Tomeang
Lialiatongoa
16
Luas DAS Km2
147,40
81,05
147,40
78,17
595,00
116,11
183,62
137,50
11,26
175,00
58,00
64,75
83,32
107,20
74,05
23,95
9,62
224,38
1.520,49
1.578,95
134,95
24,36
57,23
25,05
34,84
62,79
69,37
73,09
46,19
81,81
165,25
174,89
516,73
244,87
87,91
456,36
84,76
123,56
6,09
6,24
Nama
Kabupaten/Kota
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Parigi Moutong
Banggai
Morowali Utara
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Banggai
Tojo Una-Una
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
No.
Nama WS.
Nama DAS
Petak
Bela
Kalumbangan
Kalaka
Bunta
Toima Lobu
Pakowa
Lambangan
Poh
Kaunyo siuna
Pagimana
Salipi
Sambuang
Mayayap
Toiba
Patipati
Samaku
Oma
Longkonga
Boalemo
Nipa
Malik
Toku Luok
Balantak
Dolian
Owan
Sukon
Lomba
Waru
Montu
Bantayan
Hunduhon
Sandimak
Mansandak
Biak
Soho
Simpong
Maahas
Nombo
Mendono
Kintom
Luas DAS Km2
24,59
96,66
84,4
20,69
260,14
232,97
348,33
105,06
147,42
152,17
129,44
31,13
20,49
44,64
69,66
34,18
69,16
59,63
31,14
41,52
152,07
67,71
190,82
13,10
69,64
87,07
153,11
47,24
162,51
152,14
83,04
89,83
120,31
26,21
31,53
53,53
62,70
44,31
70,06
148,52
152,56
17
Nama
Kabupaten/Kota
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
No.
Nama WS.
Nama DAS
Tangkiang
Omolu
Uso
Luk Batui
Bakung
Kayowa
Matinduk
Sinorang
Mangsahang
Singkoyo
Singkoyo
Topo
Dongin
Mentawa
Mentawa
Rata
Pareoti
Pareoti
Odolia
Odolia
Tanasumpu
Damar
Wine
Bonebone
Taningkola
Tanimpu
Tanjungpude
Lengo
Pomangana
Ompotan
Baulu
Talaiakoh
Malengke
Tiga Pulau
Waleakodi
Kaunpo minanga
Poat
Tampo
Urulepe
Pemantingan
Bajangan
18
Luas DAS Km2
126,26
46,58
32,04
21,13
18,68
561,66
179,04
149,87
58,95
307,35
325,27
0,41
448,08
125,01
124,02
15,78
145,35
44,17
11,80
69,61
87,53
0,48
67,58
59,87
62,26
183,19
2,04
30,13
0,14
32,36
9,86
6,67
126,39
94,86
13,41
68,88
15,63
9,74
5,22
7,20
2,58
Nama
Kabupaten/Kota
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Banggai
Morowali Utara
Banggai
Banggai
Banggai
Morowali Utara
Banggai
Banggai
Morowali Utara
Banggai
Morowali Utara
Banggai
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
No.
3.
Nama WS.
Laa – Tambalako
Nama DAS
Urundaka
Unauna
Lemba
Awo
Kololio
Bambacolo
Tampabatu
Maduna
Tirangan
Solato
Tiworo
Morowali
Sumara
Laa
Tambalako
Solonsa
Ungkaya
Karaupa
Ambunu
Wosu
Earekoreko
Lalona
Kantobamalangu
Bente
Ipi Tofu
Bohontue
Lahuafu
Unsongi
Larongsangi
Siumbatu
Lalampu
Dopi
Fatufia
Labota
Padabaha
Puungkeu
Warubobotol
Tandaoleo
Tinala
Sambalagi
Matarase
19
Luas DAS Km2
2,74
5,80
12,47
2,81
3,30
2,43
5,81
4,89
270
446
290
761
787
3.269
1.858
108
229
482
143
172
64
97
30
24
102
28
32
15
25
323
242
63
201
10
40
116
27
24
16
199
49
Nama
Kabupaten/Kota
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Tojo Una-Una
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali Utara
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
Morowali
No.
Nama WS.
Nama DAS
Luas DAS Km2
Menui
Lamontoli
Matano
59
50
30
Nama
Kabupaten/Kota
Morowali
Morowali
Morowali
Sumber: RTRW Provinsi Sulteng, Tahun 20132033
Selanjutnya Wilayah Danau Kawasan Lindung di Sulawesi Tengah
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5
Wilayah Danau Kawasan Lindung di Sulawesi Tengah
Sumber: Provinsi Sulteng, Tahun 20132033
6.
Klimatologi
Kota Palu memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
Musim panas terjadi antara Bulan AprilSeptember, sedangkan musim hujan
terjadi pada Bulan Oktober – Maret. Hasil pencatatan
20
suhu
udarapadaStasiun UdaraMutiara Palu selama Tahun 2013menunjukan
bahwacurah hujan tinggi terjadi pada bulan November sekitar 152,0 mm,
sedang curah hujan terendah terjadi pada bulan Pebruari sekitar 28,0 mm.
Gambar 2.2
Curah Hujan Kota Palu Menurut Bulan
Tahun 2013
Sumber: BPS, Tahun 2014.
Sepanjang tahun 2013, suhu udara ratarata terendah yaitu 26,6 0C
terjadi pada bulan Juli dan September, semenrata tertinggi sebesar 28,5 0C
terjadi pada bulan Maret. Arah angin terbanyak selama tahun 2013 yaitu
dari posisi Barat Daya, dengan kecepatan ratarata 3,6 knots.
Gambar 2.3
Suhu Udara RataRata Kota Palu Menurut Bulan
Tahun 2013
21
Sumber: BPS,2014.
Selama tahun 2013 kelembaban udara di Kota Palu mencapai 76,4
persen.Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 80,8
persen, dan terendah 73,1 persen terjadi pada bulan Maret.
Tabel 2.6
Ratarata Parameter Cuaca pada Stasiun Meteorologi
Mutiara Palu Tahun 20092013
Kondisi Iklim
0
Suhu ( C)
Kelembaban Udara (%)
Tahun
2009
2010
26,6
27,6
2011
27,7
2012
27,7
2013
27,7
79,30
74,90
76,70
76,00
76,40
Tekanan Udara (mb)
1.010,4
1.010,4
1.009,9
1.010,3
1.010,2
Arah Angin Terbanyak
Utara
Utara
Utara
Barat
Daya
Kecepatan Angin (Knots)
Curah Hujan (mm)
Penyinaran Matahari (%)
Barat Daya
3,6
4,4
3,7
3,8
3,6
79,09
46,9
71,98
63,38
62,33
54,3
65,2
63,5
62,9
57,7
Sumber: BPS, Tahun 2014
Selanjutnya penyinaran matahari selama Tahun 2013 ratarata
mencapai 57,7 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2012
yang ratarata penyinaran mencapai 62,9 persen.
7.
Penggunaan Lahan
22
Hutan mempunyai peran penting dalam menunjang kelangsungan
hidup dan kehidupan mahluk hidup, khususnya umat manusia. Hutan tidak
hanya memberikan manfaat langsung (tangible use) sebagai sumber
penghasil hasil hutan berupa kayu dan non kayu, tetapi hutan juga
memberikan manfaat tidak langsung (intangible use) sebagai pengatur tata
air, kesuburan tanah, iklim mikro, pencegah erosi dan longsor, sehingga
eksistensinya harus tetap dipertahankan melalui pengaturan fungsi hutan.
Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi yang dikaruniai
potensi sumberdaya hutan yang melimpah, baik ditinjau dari gatra luas
kawasan hutan maupun gatra keanekaan hayati.
Berdasarkan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah 20132033, Luas
Kawasan Lindung yaitu 2.329.745 Ha, Kawasan Budidaya Hutan seluas
2.078.858 Ha, Areal Pengguna Lain (APL) seluas 2.083.765 Ha.
b. Potensi Pengembangan Wilayah
1) Pertanian
Potensi lahan Pertanian seluas 672.795 Ha, lahan ini masih dapat
diperluas dengan memanfaatkan kawasan hutan konversi seluas 297.859,78
Ha, sehingga potensi keseluruhan pertanian adalah 942.206 Ha.
Pengembangan Potensi Pertanian dibagi atas dua bagian, yaitu: (1) Pertanian
Tanaman Pangan Lahan Basah (TPLB); (2) Pertanian Tanaman Pangan Lahan
Kering (TPLK).
Untuk lahan basah; pengembangan kawasan pertanian diarahkan
pada kawasan yang sesuai untuk penanaman tanaman lahan pangan lahan
basah yang mempunyai dan didukung sistem atau potensi pengembangan
prasarana pengairan dengan mempertimbangkan faktorfaktor; Ketinggian
kawasan di bawah 1000 m, kelerengan kawasan dibawah 40% dan
kedalaman efektif lapisan tanah di atas 30 cm.
Untuk Lahan Kering; lebih diarahkan pada areal yang tidak
mempunyai sistem dan atau potensi pengembangan pengairan/irigasi
dengan mempertimbangkan faktorfaktor; Ketinggian kawasan di bawah
23
1000 m, kelerengan kawasan dibawah 40% dan kedalaman efektif lapisan
tanah di atas 30 cm.
Saat ini Provinsi Sulawesi Tengah telah menerbitkan Peraturan
Gubernur Nomor 3 Tahun 2014, tentang Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) dengan rincian sebagai berikut :
Untuk Lahan Sawah Irigasi dan Tadah Hujan seluas 168.250 Ha yang
pengelolaannya lebih diarahkan pada pola tanam satu kali seluas 12.630 Ha,
tanam dua kali seluas 124.713 Ha, tanam tiga kali seluas 6.132 Ha, tidak
tanam padi seluas 3.689 Ha, tidak diusahakan atau bero seluas 21.086 Ha.
Untuk lahan kering yang terdiri dari tegalan atau kebun seluas
577.490 Ha dan ladang atau huma seluas 241.220 Ha. Selanjutnya total luas
lahan pertanian di Provinsi Sulawesi Tengah yang diarahkan untuk Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 266.552 Ha yang terdiri
masingmasing Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas
119.702 Ha dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B)
seluas 146.850 Ha. Ketersediaan lahan ini diharapkan untuk dapat
mempertahankan ketahanan pangan di Provinsi Sulawesi Tengah melalui
Program Sawah Lestari.
2) Perkebunan
Kawasan Perkebunan Tanaman Tahunan/Perkebunan; diarahkan pada
areal tanaman tahunan/perkebunan dengan karakteristik/lingkungan yaitu
ketinggian dibawah 2000 m, kelerengan kawasan di bawah 40 persen dan
kedalaman efektif lapisan tanah di atas 30 cm. Potensi perkebunan Provinsi
Sulawesi Tengah seluas 289.805 Ha, dengan potensi komoditi kelapa seluas
61.999 Ha, kakao 120.085 Ha, cengkeh 33.361 Ha, karet 6.250 Ha, jambu
mente 9.815 Ha, pala 11.434 Ha dan sawit rakyat 23.115 Ha.
3) Peternakan
Pengembangan kawasan peternakan umumnya berada pada kondisi
lingkungan dengan ketinggian di bawah 1.000 meter, kelerengan di bawah
1.000 meter dan jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang rumput
24
alamiah. Pemanfaatan kawasan secara optimal seluas 130.955,5 Ha,
sedangkan Potensial areal peternakan yang sudah dimanfaatkan seluas
120.955,5 Ha.
Adapun Jenis ternak yang diusahakan di klasifikasikan sebagai
berikut: (a) Ternak Besar meliputi: sapi, kerbau dan kuda; (b) Ternak kecil
meliputi: kambing, domba dan babi; (c) Ternak unggas meliputi: ayam ras,
ayam kampung dan itik.
4) Perikanan
Potensi perairan laut Sulawesi Tengah seluas 193.923,75 km 2 yang
banyak mengandung berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya, terbagi
dalam 3 (tiga) zona yaitu (1) Selat Makasar dan Laut Sulawesi (sebesar
929.700 ton), (2)Teluk Tomini (sebesar 595.620 ton), (3) Teluk Tolo (sebesar
68.456 ton). Potensi sumberdaya ikan di perairan tersebut kurang lebih
sebanyak 330.000 ton per tahun. Sedangkan ikan yang bisa dikelola secara
lestari sekitar 214.000 ton per tahun. Di Teluk Tolo terdapat 68.000 ton per
tahun, Teluk Tomini 78.000 ton per tahun, Selat Makasar dan Laut Sulawesi
68.000 ton per tahun. Dari potensi ikan lestari tersebut jumlah ikan yang
dapat ditangkap sebesar 217.280 ton per tahun.
5)
Industri
Pengembangan kawasan industri mempunyai persyaratan lokasi
industri sesuai dengan hasil studi kelayakan. Rencana pemanfataan kawasan
industri diarahkan pada lokasi yang teridentifikasi memiliki potensi sumber
daya alam. Pengembangan kawasan diarahkan pula pada lokasi yang
mempunyai daya dukung sarana dan prasarana.
Untuk pengembangan industri kedepan di Provinsi Sulawesi Tengah
diarahkan pada pengolahan barang manufaktur yang mengandalkan
kegiatan produksi yang dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota
Palu. Titik simpul (core) pengembangan KEK dipusatkan di Kota Palu,
sedangkan pengembangan sumber alam yang menghasilkan bahan baku
olahan dalam rangka mendukung kegiatan KEK difokuskan di 12 Kabupaten
sebagai daerah belakang (hinterland).
25
6)
Pariwisata
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi wisata yang cukup untuk
dikembangkan menjadi obyek dan atraksi wisata bahari, wisata alam dan
wisata budaya. Potensi pariwisata dapat dikembangkan atas dasar nilai
budaya yang sudah ada dalam masyarakat, nilai adat istiadat dan agama
yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat.
Adapun Potensi dan obyek pariwisata yang dapat dikembangkan di
Sulawesi Tengah adalah:
(a)
Kabupaten Banggai Kepulauan dengan obyek dan daya tarik wisata
yaitu Pulau Makaliu (pulau Tikus), Pulau Lambangan Pouno, Pulau
Tolobundu, Pulau Bandang Besar dan Kecil, Pulau Lesampuang,Pulau Delopo,
Pantai Pasir Putih, Pulau Kembongan, dan Pulau Kokungan;
(b) Kabupaten Buol dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Taman
Wisata Alam Kumaligon, Goa Kolera, Pantai Kamaligon, Air Terjun
Talokan, Sumber Air Panas, Air Terjun Pinamula, Rumah Adat Buol,
Pantai Pelepas Rindu Hulubalang, Pantai Batu Susun, Pemandian Alam
Tirtaria, Rumah Raja Buol, Pulau Ringgit/Pulau Lamari, Pulau Lesman,
Pulau Boki, Pulau Busak, Pulau Raja, Gunung Pogogul, Pulau Panjang;
(c) Kabupaten Donggala dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Pantai
Batusuya, Taman Rekreasi Umum Loly Indah, Teluk Telenggano,
Pusentasi, Pantai Boneoge, Toravega Cottage, Pantai Enu, Tanjung
Karang, Harmony Cottage, Golden park Cottage, Lokasi
Berkemah/Camping Ground, Pulau Pasoso.
(d) Kabupaten Morowali – Morowali Utara dengan obyek dan daya tarik
wisata yaitu Cagar Alam Morowali, Pemancingan Putri Malu, Air Terjun
Mempueno, Sumber Air Panas One Pute, Teluk Tomori, Pulau Rumbia,
Batu Payung, Tebing Toppohulu, Batu Putih, Pulau Ulu, Pengia, Taman
Laut Kaleroang, Menui Kepulauan, Benteng Fafontofure, Mesjid Tua
Bungku, Budaya Masyarakat Wana, Istana Bungku, Rumah
Controleur/Pengawas, Kubur Raja Marunduh, Situs Istana Raja Mori,
dan Bangunan Bersejarah;
26
(e) Kabupaten Parigi Moutongdengan obyek dan daya tarik wisata yaitu
Pulau Kelelawar, Tanjung Makakata, Situs Rumah Raja Moutong,
Rumah Klerek, Air terjun dan Tebing Likunggavali, Pantai Bambalemo,
Pantai Indah Bomba Kaili, Habitat Burung Maleo, Perkebunan Ebony,
Pantai Junayasa, Pantai Prajurit Posona, Benda Cagar Budaya, Situs
Tanalanto, Makam Raja Torikota, Makam Raja Maruf(Magau Janggo),
Makam Magau Langi Maili, Makam Magau Nguni Pasolemba, Makam
Magau Tagunu, Pantai Tumpapa;
(f)
Kabupaten Poso dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Pantai
Seribu Bintang, Pantai wisata Tamongajo, Lembah Napu,Besoa dan
Bada, Situs Rumah Adat Tambi, Megalith, Situs Suso, Situs Sepe, Situs
Tadulako, Situs Megalit Pokekea, Situs Lempe, Deas Wuasa, Situs
Padang Padali, Situs Megalith Tamadue, Situs Watulumu, Situs
Watutau, Situs Megalith Betue, Situs Mungku Padampaa, Situs
Watunongko, Danau Poso, Watubaula, Goa Tangkaboba, Pantai
Tandolala, Siuri Cottage, Taman Anggrek Bancea, Padamariri, Goa
Pamona;
(g) Kabupaten Tolitoli dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Gua
Pompaile, Air Terjun Kolasi, Air Panas Tanigi, Bendungan Kolondom,
Tanjung Matop, Air Terjun Sigelang, Pulau Lutungan, Pantai Tende
Sabang, Tanjung Simuntu, Pantai Lalos, Pantai Bajugan, Rumah Adat
Etnis Tolitoli.
(h)
Kabupaten Tojo Unauna dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu
Kepulauan Togean, Air Terjun Tolibaz, Pantai Tipae, Pantai Pasir Putih
Matako, Pemandian Malatong, Air Panas Marowo, Pulau Pangempa,
Tanjung Api, Sungai Bongka, Pantai Capatana, Pulau Kabalutan, Pulau
Malenge, Jembatan Bakau, Pulau Bolilanga, Pulau Taipi, Pulau Unauna,
Tanjung Keramat, Pulau Kadidiri;
(i)
Kabupaten Banggai dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu:Air Panas
Uwedaka, Permandian Salodik, Danau Makapa, Air Terjun Hanga
Hanga, Permandian Sandakan, Permandian Dondo, Air Terjun Nambo,
27
Permandian Ampata, Gua Wira, Permadian Kilo Lima, Teluk Lalong,
Pantai Pandaan Wangi, Pulau Dua, Pulau Poat, Boli Cotage Cafe, Gereja
Tua Simpangan, Situs Totonga Bola Matindok;
(j)
Kota Palu dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu: Niki Beach,
Museum Negeri Sulawesi Tengah, Souraja atau Banua Oge, Kolam
Renang Milenium, Lokasi MTQ Jabal Nur, Taman Ria, Dayo mpoluku,
Teluk Palu, Makam Dato Karama, Kerajinan Tangan dan Makanan Khas
Daerah, Makam Pue Njidi, Kolam Renang Graha Tirta, Pantai Taipa, Jazz
HoteldanRecreation Zone, Pantai Talise, Bumi Roviga, dan Cagar Alam
Poboya.
(k) Kabupaten Sigi dengan obyek dan daya tarik wisata yaitu Situs Bangga,
Camping Ground Paneki, Matantimali, Pemandaian UweleraPorame,
Porame Paradise, Mantikole, Taman Wisata Kapopo, Air Terjun Wera,
Desa Dombu, Desa Toro, Lobo, Air Terjun Pawelua, Air Panas Bora,
Gampiri, Kulit Kayu, Habitat Burung Maleo, Desa Pakuli, Danau Lindu,
Sungai Lariang, Lembah Pipikoro, Air TerjunTamunggu Indah;
8. Pertambangan
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi sumberdaya alam yang
melimpah, antara lain terdapat potensi bahan galian dan mineral,serta
potensi gas dan minyak bumi.
Potensi minyak bumi yang terdapat di Kecamatan Bungku Utara
Kabupaten Morowali terdapat di lapangan Minyak Tiaka Blok Trili yang
terletak 17 mil dari garis pantai. Cadangan minyak dilapangan Tiaka sebesar
106,56 Million Barrel Oil/juta Barrel minyak (MMBO). Sedangkan potensi
minyak bumi yang terdapat di Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai
memiliki kapasitas 16,523 juta barrel per tahun dengan total kapasitas
produksi 6.500 Barrel (BOPD) yang diperoleh dari enam sumur, dan produksi
ratarata setiap sumur yaitu 1.100 BOPD.Disamping itu, Kabupaten Banggai
juga memiliki potensi gas alam cair yang terdapat di DonggiSenoro dengan
perkiraan cadangan sebesar 2028 trilyun kaki kubik (tcf), jumlah
28
kandungan gas di ladangladang DonggiSenoro besarnya dua kali lipat
dibandingkan sisa kandungan yang terdapat di ladang gas alam Arun di Aceh
yang jumlahnya mencapai 14 tcf.
Selain potensi minyak bumi dan gas alam tersebut, Sulawesi Tengah
juga memiliki potensi pertambangan. Potensi emas di Sulawesi Tengah
terdapat di Kota Palu (Kecamatan Mantikulore dan Palu Utara), dengan luas
wilayah tambang 561.050 Ha, Kabupaten Parigi Moutong (Kecamatan Parigi
dan Moutong) dengan luas wilayah tambang 46.400 Ha, Kabupaten Buol
(Kecamatan Paleleh, Bunobogu, Dondo) dengan luas wilayah tambang
746.400 Ha, Kabupaten Poso (Kecamatan Lore Utara) dengan luas wilayah
tambang 19.180 Ha, dan Kabupaten Sigi (Kecamatan Sigi Biromaru) dengan
luas wilayah tambang 228.700 Ha.
Secara umum potensi pertambangan yang terdapat di Sulawesi Tengah
dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 2.7
Potensi dan Sebaran Pertambangan Di Sulawesi Tengah
No.
I.
Bahan Galian
Ciri Khas - Lokasi
Keterangan
Batuan Ornamen/poles
1.
Granit, Granodiorit, Gabro,
Basal, Dasit dan Andesit
2
Marmer/pualam dan
Sarpentin
II.
3
III.
4
Batuan Bahan Konstruksi
Sirtukil
Mineral Non Logam lainnya
Batugamping
Granit warna Merah Daging terdapat di
Kab. Banggai Kepulauan Granit Warna
abu-abu, Abu-abu gelap terdapat di Kab.
Donggala, Parigi Moutong dan Tolitoli
Marmer Hijau terdapat di Kab. Tojo Una
una, Parigi Moutong dan Poso Marmer
Coklat, Putih, Krem dan Abu-abu terdapat
di Kab. Morowali dan Kab. Banggai
Marmer Coklat Kemerahan terdapat di
Kab. Parigi Moutong Marmer Coklat
terdapat di kab. Morowali
Gabro di Kab. Donggala pernah
ditambang yang dipasar disebut
Granit HI TAM
Terdapat Kota Palu dan disemua
Kabupaten se Sulawesi Tengah
Material berasal dari rombakan
batuan yang terdiri dari batuan
Granit, Granodiorit, Basal, Gabro,
Andesit, Dasit, Serpentinit, Dunit,
juga dari Breksi dan Konglomerat
Di Kab. Donggala dan Kota Palu
diantar-pulaukan ke Kalimantan
Timur.
Kab. Donggala, Buol, Poso, Banggai
Kepulauan dan Morowali
Kab. Donggala, Banggai
Kepulauan mempunyai potensi
29
Marmer Hijau-Muda pernah
dieksploitasi di Poso dan Morowali.
No.
Bahan Galian
Ciri Khas - Lokasi
5
Lempung
Disemua Kabupaten se Sulawesi
Tengah
6.
Pasir Kwarsa
7.
Gypsum
Kab. Donggala, Parigi Moutong,
Tolitoli dan Banggai Kepulauan
Kab. Banggai Kepulauan dan Kota Palu
8.
Talk
Kab. Banggai, dan Tojo Unauna
9.
Dolomit
Kab. Banggai
Keterangan
Bahan Baku Semen yang sudah
melalui studi Kelayakan dan
AMDAL.
Sebagian baru dimanfaatkan
dalam pembuatan batu bata,
Genteng dan batako.
Umumnya mempunyai kadar
SiO3 kurang dari 75 %
Dipersiapkan untuk Pabrik Semen
di Banggai Kepulauan
Berupa Sisipan pada batuan
batuan Ultrabasa
Sebagai bahan baku Kapur
Pertanian (Kaptan), Kadar Mg 03
( Magnesium ) sampai 35 %
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Sulteng, Tahun 2014
Selain hal tersebut diatas, Sulawesi Tengah juga memiliki potensi
sumberdaya energi yang terbarukan dan tidak terbarukan, yaitu antara lain:
Gas Bumi
: 9,6 triliun kaki kubik
Panas Bumi
: 378 mWe
Sumber Energi Terbarukan:
Air
: 1.001,980 MW
Matahari
: 5.512 kWh/m2
Angin
: 2 – 5 m/s
Biogas
: 19.026 kW
Luas Lahan Kritis Untuk Budi Daya Tanaman Jarak Pagar (Biofuel) :
260.070 ha.
Potensi energi air di Sulawesi Tengah cukup banyak baik skala besar
(PLTA), menengah (PLTM) maupun skala kecil (PLTMH). Salah satu potensi
tenaga air skala besar yang ada di Sulawesi Tengah adalah potensi tenaga
air sungai Sulewana yang memiliki 3 titik potensi yaitu PLTA poso1 dengan
kapasitas 50 MW, PLTA Poso2 dengan kapasitas 180 MW dan PLTA Poso3
360 Mw. Untuk Poso1 dan Poso2 saat ini pekerjaan konstruksi telah selesai
30
dilaksanakan namun untuk pekerjaan jaringan transmisi masih dalam taraf
pengerjaan. Yang sementara dibangun (dalam tahap konstruksi) adalah PLTA
Poso3 dengan kapasitas 360 MW oleh PT. Poso Energy. Potensi energi air
skala besar yang sedang dalam proses perizinan adalah PLTA Gumbasa
dengan kapasitas 45 MW yang akan dikerjakan oleh PT. Gumbasa Energy.
Potensi tenaga air skala (mini) yang sedang dibangun adalah PLTM Tomini
2 dengan kapasitas 2 x1 MW oleh Pikitring Sulmapa dengan kemajuan
pembangunan sudah mencapai 78,48 %. Potensi tenaga air di Provinsi
Sulawesi Tengah masih banyak yang belum dimanfaatka terutama potensi
skala menengah (PLTM) dan kecil (PLTMH).
Untuk Potensi Panas Bumi terdapat dibeberapa titik yang tersebar di
Kabupaten Poso dan Donggala dengan potensi berkisar antara 20 s/d 40
Mwe.Sulawesi Tengah mempunyai intensitas sinar matahari cukup tinggi
karena dilalui garis khatulistiwa. Penyinaran sinar matahari ratarata 64 –
78 %, yang dapat dikembangkan sebagai sumber energi alternatif dengan
memanfaatkan Solar Home System (SHS) khususnya di daerah pedesaandan
pulaupulau kecil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik PLN.
Secara geografis kedudukan Sulawesi Tengah mempunyai garis pantai
yang panjang kurang lebih 4.013 km, hal ini merupakan potensi energi yang
dapat dimanfaatkan baik untuk pembangkit listrik maupun untuk tenaga
penggerak bagi mesinmesin tertentu. Kecepatan ratarata angin di Sulawesi
tengah setiap bulannya berkisar antara 2–5 m/s.
C.
Wilayah Rawan Bencana
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah termasuk kategori Kawasan Rawan
Bencana, antara lain kawasan rawan letusan gunung berapi yang terletak di
Pulau Unauna Kabupaten Tojo Unauna, kawasan rawan gempa yang
berskala tinggi di Kabupaten Banggai, Bangkep, Parigi Moutong, berskala
menengah di Kabupaten Sigi, Tolitoli, Morowali, Poso dan Kota Palu,
sementara berskala rendah di Kabupaten Buol dan Morowali.
31
Gambar 2.4
Peta Rawan Bencana Gempa BumiProvinsi Sulawesi Tengah
Sumber: Badan Informasi Geospasial (BIG) RI
Kawasan tanah longsor di Kabupaten Parigi Moutong, Sigi, Donggala,
Poso dan Morowali, sedangkan kawasan rawan banjir di Kabupaten Sigi,
Morowali, Banggai dan Kota Palu.
Gambar 2.5
Peta Rawan Bencana Longsor Provinsi Sulawesi Tengah
Badan Informasi Geospasial (BIG) RI.
32
d. Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah cenderung meningkat
setiap tahunnya. Berdasarkan hasil sensus penduduk oleh BPS jumlah
penduduk Provinsi Sulawesi Tengah pada Tahun 2010 sebanyak 2.635.009
jiwa, meningkat menjadi 2.683.722 jiwa pada tahun 2011, tahun 2012
meningkat menjadi 2.729.227 jiwa, pada tahun 2013 menjadi 2.785.488 jiwa,
dan pada tahun 2014 jumlah penduduk mencapai 2.831.283 jiwa. Dengan
laju pertumbuhan penduduk (20102014) sebesar 1,9% dan tingkat
kepadatan penduduk mencapai 45 jiwa per kilometer persegi.
Gambar 2.6
Perkembangan Penduduk Sulawesi Tengah
Tahun 19712014
Tahun
1971
1980
1990
2000
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
913.662
1.289.635
1.711.327
2.175.993
2.635.009
2.683.722
2.729.227
2.785.488
2.831.283
Pertambahan
(Jiwa)
375.973
421.692
464.666
459.016
48.713
45.505
56.261
45.795
Laju
Pertumbuhan (%)
3,87 (19711980)
2,87 (19801990)
2,52 (19902000)
1,95 (20002010)
1,71 (20102011)
1,71 (20102012)
1,95 (20102013)
1,9 (20102014)
Sumber: BPS, Sulteng Dalam Angka Tahun 2014.
Dilihat dari sebaran penduduk Tahun 2014, sebaran penduduk
terbanyak berada di Kabupaten Parigi Moutong yaitu sebanyak 449.197 jiwa
atau sebesar 15,87% dari total penduduk Sulawesi Tengah, sedangkan
penduduk terendah terdapat di Kabupaten Banggai Laut sebanyak 68.078
jiwa atau sebesar 2,40% dari total penduduk Provinsi Sulawesi Tengah.
33
Gambar 2.7
Sebaran Penduduk Sulawesi Tengah
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
Sumber: BPS, 2015.
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1.
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a.
Pertumbuhan PDRB
Kinerja pembangunan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah terus
menunjukkan prestasi yang menggembirakan. Prestasi kinerja ini dapat
dilihat dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar
9,38% lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2012 yaitu
sebesar 9,27%. Capaian pertumbuhan ekonomi yang diraih pada tahun
2013, jauh diatas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,78% dan
melampaui target yang diamanatkan didalam RPJMD Provinsi Sulawesi
Tengah 20112016 yang menargetkan sebesar 8,35% pada tahun 2013. Pada
tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah mengalami
perlambatan hingga menjadi 5,11%. Perlambatan ini terjadi pada sektor
pertambangan dan penggalian yang diakibatkan oleh adanya Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan
34
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Namun demikian, tanpa adanya tambang realisasi pertumbuhan
ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2014 masih signifikan yakni sebesar 9,09
persen, dan laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah masih berada
diatas pertumbuhan ekonomi nasional (5,02%).
Selanjutnya hingga Triwulan I2015 kinerja ekonomi Sulawesi Tengah
kembali membaik yang ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi Triwulan
I2015 sebesar 17,76% (y o y), capaian ini signifikan dibanding triwulan I
2014 yang hanya sebesar 2,89% (y o y). Sedangkan secara q to q (Triwulan I
2015 terhadap Triwulan IV2014) laju pertumbuhan ekonomi sebesar 2,35%,
capaian ini juga signifikan dibanding triwulan I2014 (q to q) yang mengalami
kontraksi sebesar 4,57%.
Gambar 2.8
Trend Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2011Triwulan I’2015
Sumber: BPS 2015.
Dalam skala nasional, realisasi laju pertumbuhan ekonomi Triwulan I
2015 (Triwulan I2015 terhadap Triwulan I2014, y o y) Provinsi Sulawesi
Tengah menempati posisi pertama nasional.
35
Gambar 2.9
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah
Dalam Skala Nasional, Triwulan I2015 (y o y)
Sumber: BPS 2015.
Sedangkan secara q to q (Triwulan I2015 terhadap Triwulan IV2014)
laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah menempati posisi ke 5
nasional, dan posisi ke 2 KTI.
36
Gambar 2.10
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah
Dalam Skala Nasional, Triwulan I2015 (q to q)
Sumber: BPS 2015.
Ekonomi Sulawesi Tengah triwulan I2015 dibanding triwulan I
2014 (yony) tumbuh 17,76%. Pertumbuhan didukung oleh hampir
semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Industri
Pengolahan sebesar 89,92%, diikuti terbesar kedu dan ketiga masing
masing adalah Sektor Konstruksi sebesar 38,47 persen, dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,90 persen. Dilihat dari penciptaan
sumber/andil pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah triwulan I2015 (yon
y), Sektor Industri Pengolahan memiliki andil/sumber pertumbuhan
tertinggi sebesar 5,43 persen, diikuti Sektor Konstruksi sebesar 4,05%,
Sektor Pertanian sebesar 3,31%, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sebesar dengan andil sebesar 1,74%.
Sementara dilihat dari Triwulan I2015 dibanding Triwulan IV2014 (q
to q), Ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh sebesar 2,35%. Capaian ini lebih
tinggi dibanding pertumbuhan Triwulan I2014 (q to q) yang mengalami
kontraksi yaitu sebesar 4,57%. Capaian positif Kinerja ekonomi Sulawesi
37
Tengah Triwulan I2015 ini diwarnai oleh mulainya beroperasi industri
pengolahan biji logam (Nickel Pig Iron) di Sulawesi Tengah yang menyebabkan
terjadinya pertumbuhan pada Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar
69,68% dengan andil pertumbuhan sebesar 4,09%, dan Laju pertumbuhan
Industri Pertambangan dan Penggalian sebesar 11,14% dengan andil
pertumbuhan sebesar 1,10%.
Tabel 2.7
Laju dan Andil Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah
Menurut Sektor Lapangan Usaha, Triwulan I2015
Sumber: BPS 2015.
Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi
Sulawesi Tengah cenderung meningkat setiap tahun. Pada tahun 2013 PDRB
Nominal mencapai Rp. 79.820 milyar meningkat menjadi Rp. 90.256 Milyar
pada tahun 2014, dan hingga Triwulan I2015 mencapai Rp. 25.541 Milyar.
Sedangkan PDRB Ril dari Rp. 79.820 Milyar pada tahun 2013 meningkat
menjadi Rp. 71.678 Milyar pada tahun 2014, dan hingga Triwulan I2015
mencapai 19.797 Milyar.
38
Tabel 2.8
Perkembangan Nilai PDRB Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2013 Triwulan I’2015
Sumber: BPS 2015.
Dilihat dari pola distribusi PDRB menurut Sektor Lapangan Usaha,
Triwulan I2015, meski kontribusinya cenderung menurun namun Sektor
Pertanian masih dominan dalam pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi
Tengah yaitu sebesar 31,93%, disusul terbesar kedua dan ketiga masing
masing adalah Sektor Konstruksi sebesar 13,81%, dan Sektor Industri
Pengolahan sebesar 9,66%.
39
Tabel 2.9
Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Ekonomi
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 – Triwulan I 2015
Sumber: BPS 2015.
Selanjutnya dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan I
2015 terhadap triwulan I2014 (y o y) terjadi pada seluruh komponen sektor
pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Perubahan
Inventori sebesar 367,18%, diikuti oleh komponen impor sebesar 77,48%,
komponen Ekspor sebesar 53,13%, komponen PMTB sebesar 17,83%,
komponen Net Ekspor antar Daerah sebesar 13,09%, komponen Konsumsi
Pemerintah sebesar 6,33%, komponen Konsumsi Rumha Tangga sebesar
4,39%, dan komponen Konsumsi LNPRT sebesar 0,80%. Sedangkan lihat
andil pertumbuhan ekonomi Triwulan I2015 (y o y), Komponen yang
memberi sumbangan pertumbuhan tertinggi adalah Investasi atau Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 8,17% menyusul terbesar
kedua dan ketiga masingmasing adalah Komponen Perubahan Inventori
sebesar 6,97%, dan komponen Ekspor sebesar 2,99%.
40
Tabel 2.10
Laju dan Andil Pertumbuhan Ekonomi Dari Sisi Pengeluaran
Provinsi Sulawesi Tengah, Triwulan I 2015
Sumber: BPS 2015.
Struktur PDRB Sulawesi Tengah menurut pengeluaran atas dasar
harga berlaku triwulan I 2015 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga sebesar 54,97% disusul oleh Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) sebesar 43,41%, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
sebesar 12,62%, Perubahan Inventori sebesar 8,73%, dan Ekspor Barang dan
Jasa sebesar 6,99%, sedangkan Pengeluaran Konsumsi LNPRT dan Impor
Barang dan Jasa, relatif kecil, masingmasing yaitu 1,73% dan 0,85%.
Tabel 2.11
Distribusi PDRB ADHB Menurut Komponen Pengeluaran
Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2014Triwulan I 2015
41
Sumber: BPS 2015.
b. Potensi Daerah
1) Pertanian
Sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah merupakan daerah pertanian
dan mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam/berkebun dan
nelayan. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi sektor pertanian dalam
perekonomian Sulawesi Tengah Tahun 2014 sebesar 34,32 persen.
Perkembangan produksi tanaman padi dan palawija cenderung
meningkat setiap tahun. Pada Tahun 2014, Produksi tertinggi masih
komoditi padi sawah dengan produksi mencapai 1.004.944 ton dan luas
panen 213.314 ha dengan tingkat produktivitas sebesar 47,11 kw/ha,
sedangkan produksi terendah adalah komoditi kacang hijau dengan produksi
hanya 719 ton dan luas panen 4.073 ha dengan tingkat produktivitas sebesar
8,58 kw/ha.
Tabel 2.12
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi
dan Palawija Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2013 2014
Tahun 2013
No.
Komoditi
1
2
3
4
5
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
Luas
Panen
(Ha)
217.428
6.898
34.174
7.642
3.971
Produksi
(Ton)
1.011.101
20.263
139.265
12.654
7.303
Tahun 2014*
Hasil Per
Hektar
(Kw/Ha)
46,50
29,38
40,75
16,56
18,39
42
Luas
Panen
(Ha)
213.314
5.959
41.600
9.876
3.748
Produksi
(Ton)
1.004.944
15.617
170.022
15.976
5.847
Hasil Per
Hektar
(Kw/Ha)
47,11
26,21
40,87
16,18
15,60
6
Kacang Hijau
1.009
839
8,31
838
7
Ubi Kayu
4.844
100.950
208,40
4.073
8
Ubi Jalar
2.001
21.549
107,69
1.834
Sumber: BPS dan Dinas Pertanian Daerah Provinsi Sulteng, 2015.
719
84.654
20.469
8,58
207,84
111,61
2) Perkebunan
Sub Sektor Perkebunan juga telah memberikan andil yang cukup baik
dalam perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah. Pada Tahun 2014 Sub Sektor
Perkebunan telah berkontribusi sebesar 13 persen terhadap perekonomian
Provinsi Sulawesi Tengah.
Produksi komoditi tanaman perkebunan setiap tahunnya ratarata
mengalami peningkatan. Produksi terbesar masih didominasi oleh tanaman,
kakao, kelapa, kelapa sawit, cengkeh dan kopi.
Tabel 2.13
Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan
Di Sulawesi Tengah,