Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Kunjungan K1-K4 Di Desa Kelambir Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengetahuan

A. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari ‘Tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni Indra pengetahuan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagaian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. ( Notoatmodjo, 2011).

1. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2011), tingkat pengetahuan mempunyai enam tingkat yaitu :

a . Know (tahu)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall ) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang di terima.

b. Comprehension (memahami)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat mengintreprestasikan materi tersebut secara benar. c. Application (aplikasi)

Dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ), aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan huku-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebaginya dalam konteks atau situasi yang lain.


(2)

d. Analysis (analisa)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam kompnen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur orgnisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e.Syntesis(sintesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan merangkum atau meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan untuk justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. misalnya, dapat membandingkan anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi (Notoadmodjo,2007). B. Sikap

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Maka sikap merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoadmotdjo,2007)

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu 1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)


(3)

Merespon diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (volving)

Menghargai diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoadmodjo,2007)

C. Asuhan Antenatal Care

Asuhan antenatal care adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan (Marmi,2011)

D. Tujuan Asuhan Kehamilan (ANC)

Tujuan utama ANC adalah menurunkan/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal, adapun tujuan khususnya:

1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal

2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan

3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi


(4)

( pantikawati,2010)

E. Manajemen Pelayanan Kebidanan (Antenatal Care)

Manajemen sering dikenal oleh dengan defenisi “proses melaksanakan pekerjaan melalui orang lain” dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah suatu proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberkan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraaan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider. Manajemen pelayanan kebidanan tentu saja mengngambil sistem manajemen pada umumnya dalam pelayanannya juga melaksanakan aktivitas manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan supervisi dan evaluasi (erna,2008)

F. Kunjungan Antenatal Care

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah seorang wanita merasa dirinya hamil, kebijakan pemerintah tentang kunjungan

antenatal care sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut.

1.Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = KI. 2.Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua =K2.

3.Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga = K3 dan K4 (Bartini, 2012).

a. Jadwal kunjungan ulang dan tujuannya:

1. Kunjungan ulang 1 ( 16 minggu) dilakukan untuk: a. Penapisan dan pengobatan anemia

b. perencanaan persalinan


(5)

2. Kunjungan 2 (24 minggu-28 minggu)

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

b. apenapisan pre eklampsia, gameli, infeksi alat reproduksi dan saluran kemih,

c. mengulang rencana persalinan

3. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) a. sama seperti kegiatan kunjungan II dan III b. mengenali kelainan letak dan presentasi c. memantapkan rencana persalinan

d. mengenali tanda-tanda persalinan (marmi,2011)

Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah, keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak, dan sebagainya, maka frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.

1) Timbang berat badan 2) Ukur tekanan darah 3) Ukur tinggi fundus uteri

4) Pemberian imunisasi TT lengkap

5) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 6) Tes terhadap penyakit menularseksual, HIV/AIDS dan malaria 7) Temu wicara (konseling) dalam rangka rujukan ( Bartini,2012) 1. Asuhan Kunjungan pertama

Pada kunjungan pertama bidan harus

a. Melakukan anamnesis riwayat dan mengisi KMS ibu hamilsecara lengkap Petunjuk komunikasi yang baik dan efektif yaitu


(6)

2) Gunakan bahasa yang dimengerti oleh ibu, jangan menggunakan kata-kata medis, gunakan bahasa tubuh (non verbal) misal, senyuman, sentuhan dll.

3) Dengarkan keluhan dan ungkapan perasaan ibu, jangan memotong pembicaraan

4) Beri kesan bahwa kita sedang mendengarkan dan mencoba memahami apa yang diungkapkan ibu.

5) Jawab setiap pertanyaan yang diungkapkan ibu.

6) Berikan penjelasan secara singkat, lengkap dan mudah dimengerti, ulangi informasi penting yang harus diketahui ibu

Data yang yang dikaji dalam anamnesis mencakup data:

1. Identitas ibu dan suami (nama, usia, pekerjaan , agama,alamat, dan nomor telepon) untuk mengenal status sosial ekonominya, sebagai pertimbangan untuk anjuran dan pengobatan yang diperlukan.

2. Keluhan yang dirasakan, apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain .

3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan. 4. Riwayat perkawinan

5. Riwayat ini: HPHT, siklus haid, perdarahan pervaginam, keputihan, mual, dan muntah, masalah/kelainan pada kehamilan sekarang, riwayat imunisasi TT, gerakan janin, pemakaian obat-obatan termaksud jamu-jamuan

6. Riwayat obstetri lalu: jumlah kehamilan, jumlah persalinan, jumlah anak hidup, jumlah keguguran, jumlah aborsi, perdarahan pada kehamilan dan persalinan serta nifas terdahulu, adanya hipertensi pada kehamilan


(7)

lalu,berat bayi<2,5 kg atau >4 kg dan masalah pada kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

7. Riwayat KB

8. Riwayat penyakit keluarga

9. Riwayat penyakit: jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, pernah operasi,hepatitis B, ginjal, asma, epilepsi, malaria, PMS, dan HIV/AIDS 10. Riwayat sosial ekonomi: status perkawinan, respon ibu dan keluarga

terhadap kehamilan, siapa pembuat keputusan, rencana melahirkan kebiasaan makan dan minum. Kebiasaan merokok, alkohol dan obat-obatan terlarang , kehidupan seksual, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, pendidikan, dan penghasilan.

11. Data pola pemenuhan sehari-hari: pola nutrisi, eliminasi,istirahat, dan aktifitas

12. Data psikososial dan spritual: hubungan ibu dengan keluarga dan masyarakat, tanggapan ibu dan keluarga tentang kehamilan, rencanapersalinan ( tempat, penolong, dan persiapan persalinan)

b. Melakukan Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil meliputi: 1. Pemeriksaan Luar

a) Pemeriksaan Umum

1) Bagaimana keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.

2) Adakah anemia,cyanosis, ikterus, dan dysponea

3) Keadaan jantung dan paru, periksa suhu, tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan


(8)

4) Oedema 5) Tinggi badan 6) Berat badan 7) Refleks

8) Pemeriksaan laboratorium sederhana, untuk kadar Hb, golongan darah dan urine rutin

b) Pemeriksaan kebidanan

1) Inspeksi: Kepala dan leher adakah; rambut rontok, edema dan cloasma di wajah, kelainan pada konjungtiva dan sklera mata, mulut (bibir pucat, lidah pucat,caries gigi), leher (pembesaran vena jugularis, pembengkakan saluran limfe, kelenjar tyroid dan tonsil) 2) Dada: Bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keluarnya

colustrum (dilakukan setelah 28 minggu)

3) Perut: pembesaran , keadaan pusut, linea alba, gerakan anak, kontrasi rahim, bekas luka operasi.

4) Vulva: tanda chadwick, fluor albous, condyloma, dan keadaan perenium

5) Anggota bawah: cari varices, oedem, dan luka

6) Palpasi: besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan, dan letak anak dalam rahim. Palpasi leopod akan dibahas di bab selanjunya

7) Auskultasi: dengan steteskop atau dopler untuk mendengarkan bunyi jantung, bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus

2) Pemeriksaan dalam: dilakukan pada kunjungan awal dan diulangi pada trimester III untuk menentukan keadaan panggul


(9)

Asuhan Kebidan Kunjungan Ulang atau setiap kunjungan

Pada unjungan ulang atau setiap kunjungan bidan harus melaksanakan hal-hal berikut:

a. Menilai keadaan umum ( fisik) dan psikologis ibu hamil

b. Memeriksa urine untuk test protein dan glukosa urine atas indikasi. Bila ada kelainan, ibu dirujuk.

c. Mengukur berat badan dan lingkar lengan atas. Jika beratnya tidak bertambah, atau lingkar lengannya menunjukkan kurang gizi, beri penyuluhan tentang gizi dan rujuk untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut. Waspadai kenaikan berat badan pada trimester III, jika ditemukan ketiga tanda tersebut, lanjutkan dengan penatalaksanaan preeklampsia

d. Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan bantal. Letakkan tensimeter di permukaan yang datar setinggi jantungnya. Gunakan selalu ukuran manset yang sesuai. Jika tekanan darah diatas 140/90mmhg, atau peningkatan diastole 10 mmhg /lebih sebelum kehamilan 16 minggu atau paling sedikit pada pengukuran dua kali berturut-turut dengan selisih waktu 1 jam, berarti ada selisih ada yang nyata dan ibu perlu dirujuk

e. Periksa Hb pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 28 minggu-30 minggu atau lebih sering jika ada tanda anemia. Pada daerah endemis malariaperlu diwaspadai terhadap anemia

f. Berikan tablet besi minimal 90 tablet selama hamil dan dimunum sehari sekali dengan air putih, hindari teh, kopi karena akan menghambat penyerapan


(10)

g. Menanyakan adanya tanda dan gejala PMS

h. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap, termaksud payudara untuk persiapan menyusui

i. Ukur TFU (tinggi fundus uteri) dalam centimeter, TFU sesudah 24 minggu sama dengan umur kehamilan dalam cm

j. Mendengarkan denyut jantung janin dan tanyakan pergerakan janin, rujuk jika terjadi penurunan

k. Beri nasehat tentang cara perawatan diri selama selama kehamilan l. Dengarkan keluhan dan bicarakan rencana persalinan (Bartini,2012) G. Standart Asuhan Kehamilan

Terdapat enam standar dalam standar pelayanan asuhan antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan kebidanan.

Standar 1 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untukmemeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.

Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal, pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal, bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan, serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang


(11)

diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. Standar 3 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksam dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan bila usia kehamilan bertambah,memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin kedalam ronnga panggul untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.

Standar 4 : Pengelolahan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 5 : Pengelola Dini Hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan mengenali tanda dan gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya.

Standar 6 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami,dan keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah(Vivian ,2012).

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah seorang wanita merasa dirinya hamil. Kebijakan pemerintah tentang kunjungan antenatal care sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut


(12)

H. Pinsip Pokok Asuhan Kehamilan (ANC)

Prinsip yang seharusnya dilakukan oleh bidan selama melakukan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut.

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal,alami, dan sehat. Sebagai bidan, kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu meakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence based practice).

2. Pemberdayaan

Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan, oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu dan keluarga dengan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu, hindari sikap negatif dan banyak mengkritik.

3. Otonomi .

Pengambilan keputusan adalah ibu dan keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang risiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun tes/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu dan bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/ keluarga.

4. Tidak membahayakan

Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas tes-tes rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan yang dapat


(13)

membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus mengetahui kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.

5. Tanggung jawab

Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisis, dan pertimbangan yang matang, akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu dan janin, bukan atas kebutuhan bidan, asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu, serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktik terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan( vivian,2012)

H. Tipe pelayanan 1. Mandiri

Manajemen primer, manajemen pengelolahan mandiri dan lengkap dari asuhan ibu dan bayi, termasuk mengidentifikasikan kebutuhan untuk konsultasi dan atau rujukan untuk petugas kesehatan lainnya.

1. Kolaborasi

Mengidentifikasi masalah yang membutuhkan keterlibatan seorang dokter atau petugas kesehatan lainnya, melakukan konsultasi perencanaan dan pelaksanaan asuhan yang melibatkan baik bidan, dokter, maupun petugas kesehatan lainnya.

3. Rujukan

Mengidentifikasi kebutuhan untuk asuhan selanjutnya yang berada diluar lingkup praktek kebidanan, menentukan sumber daya yang sesuai, bermitra dengan wanita yang bersangkutan dan mengalihkan tanggung jawab asuhan


(14)

klien kepada profesi kesehatan lainnya (Ai yeyeh,2009). I. Lingkup asuhan kehamilan

memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif/ menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi.

1. Mengumpulkan data dan riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.

2 Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.3.

3 Melakukan pemeriksaan abdomen termaksud tinggi fundus uteri (TFU)/posisi/presentasi dan penurunan janin.

4 Melakukan penilaian pelvic dan struktur panggul.

5 Menilai keadaan janin selama kehamilan termaksud denyut jantung janin dengan

6 Fetoskope dan gerakan janin dengan palpasi.

a. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL). b. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin. c. Mengkaji berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi

d. Memberikan penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.

e. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat1, abortus iminiens, dan preeklampsi ringan.

f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan alam kehamilan.

g. Memberi imunisasi.


(15)

termaksud rujukan tepat pada: kurang gizi,pertumbuhan janin tiak adekuat,PEB, dan hipertensi,perdarahan pervaginam, kehamilan ganda, oedem, kematian janin, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastriumkarena hipertensi,KPSW, persangkaan polihidramnion,DM, kelainan congenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti: infeksi menural seksual, vaginistis, dan infeksi saluran kencing.

i. Memberikan bimbingan persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.

j. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan, keamanan , merokok.

k. Penggunaan secara aman atau obat-obatan tradisional yang tersedia ( janah,2012)


(1)

g. Menanyakan adanya tanda dan gejala PMS

h. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap, termaksud payudara untuk persiapan menyusui

i. Ukur TFU (tinggi fundus uteri) dalam centimeter, TFU sesudah 24 minggu sama dengan umur kehamilan dalam cm

j. Mendengarkan denyut jantung janin dan tanyakan pergerakan janin, rujuk jika terjadi penurunan

k. Beri nasehat tentang cara perawatan diri selama selama kehamilan l. Dengarkan keluhan dan bicarakan rencana persalinan (Bartini,2012) G. Standart Asuhan Kehamilan

Terdapat enam standar dalam standar pelayanan asuhan antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan kebidanan.

Standar 1 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untukmemeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.

Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal, pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal, bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan, serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang


(2)

diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. Standar 3 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksam dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan bila usia kehamilan bertambah,memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin kedalam ronnga panggul untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.

Standar 4 : Pengelolahan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 5 : Pengelola Dini Hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan mengenali tanda dan gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya.

Standar 6 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami,dan keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah(Vivian ,2012).

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah seorang wanita merasa dirinya hamil. Kebijakan pemerintah tentang kunjungan antenatal care sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut


(3)

H. Pinsip Pokok Asuhan Kehamilan (ANC)

Prinsip yang seharusnya dilakukan oleh bidan selama melakukan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut.

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal,alami, dan sehat. Sebagai bidan, kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu meakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence based practice). 2. Pemberdayaan

Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan, oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu dan keluarga dengan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu, hindari sikap negatif dan banyak mengkritik.

3. Otonomi .

Pengambilan keputusan adalah ibu dan keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang risiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun tes/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu dan bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/ keluarga.

4. Tidak membahayakan

Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas tes-tes rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan yang dapat


(4)

membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus mengetahui kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.

5. Tanggung jawab

Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisis, dan pertimbangan yang matang, akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu dan janin, bukan atas kebutuhan bidan, asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu, serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktik terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan( vivian,2012)

H. Tipe pelayanan 1. Mandiri

Manajemen primer, manajemen pengelolahan mandiri dan lengkap dari asuhan ibu dan bayi, termasuk mengidentifikasikan kebutuhan untuk konsultasi dan atau rujukan untuk petugas kesehatan lainnya.

1. Kolaborasi

Mengidentifikasi masalah yang membutuhkan keterlibatan seorang dokter atau petugas kesehatan lainnya, melakukan konsultasi perencanaan dan pelaksanaan asuhan yang melibatkan baik bidan, dokter, maupun petugas kesehatan lainnya.

3. Rujukan

Mengidentifikasi kebutuhan untuk asuhan selanjutnya yang berada diluar lingkup praktek kebidanan, menentukan sumber daya yang sesuai, bermitra dengan wanita yang bersangkutan dan mengalihkan tanggung jawab asuhan


(5)

klien kepada profesi kesehatan lainnya (Ai yeyeh,2009). I. Lingkup asuhan kehamilan

memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif/ menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi.

1. Mengumpulkan data dan riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.

2 Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.3.

3 Melakukan pemeriksaan abdomen termaksud tinggi fundus uteri (TFU)/posisi/presentasi dan penurunan janin.

4 Melakukan penilaian pelvic dan struktur panggul.

5 Menilai keadaan janin selama kehamilan termaksud denyut jantung janin dengan

6 Fetoskope dan gerakan janin dengan palpasi.

a. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL). b. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin. c. Mengkaji berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi

d. Memberikan penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.

e. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat1, abortus iminiens, dan preeklampsi ringan.

f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan alam kehamilan.

g. Memberi imunisasi.


(6)

termaksud rujukan tepat pada: kurang gizi,pertumbuhan janin tiak adekuat,PEB, dan hipertensi,perdarahan pervaginam, kehamilan ganda, oedem, kematian janin, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastriumkarena hipertensi,KPSW, persangkaan polihidramnion,DM, kelainan congenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti: infeksi menural seksual, vaginistis, dan infeksi saluran kencing.

i. Memberikan bimbingan persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.

j. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan, keamanan , merokok.

k. Penggunaan secara aman atau obat-obatan tradisional yang tersedia ( janah,2012)