Pembangkitan Plasma Lucutan Pijar Korona menggunakan Sumber Tegangan Tinggi DC - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

Pembangkitan Plasma Lucutan Pijar Korona menggunakan
Sumber Tegangan Tinggi DC
Pandji Triadyaksa, Anggoro Eko Setiawan, Ari Sugiarto SL, Umar Hanafi, Muhammad Nur
Divisi Center for Plasma Research, Pusat Studi Aplikasi Radiasi dan Rekayasa Bahan
Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro

Abstrak- Pembangkitan Plasma Lucutan Pijar
Korona telah dilakukan dengan menggunakan
sumber tegangan tinggi DC. Tegangan tinggi DC
dihasilkan dari rangkaian elektronik sederhana
bercatu daya 12V DC dengan pembangkitan sinyal
pulsa melalui IC 555 timer guna menimbulkan flux
listrik pada flyback sebagai pelipat tegangan untuk
menghasilkan tegangan maksimal 13kV. Plasma
lucutan pijar korona dibangkitkan pada ruang
antar elektroda kawat-silinder yang berisi udara
bebas pada tekanan atmosfer. Karakteristik plasma
lucutan pijar korona dilakukan dengan melalui
analisa V-I pada jarak antar elektroda 10 mm.
Daerah plasma terukur pada penelitian ini
diperoleh antara tegangan 7,35kV-7,6kV dengan

arus terukur sebesar 30µA-80µA. Secara visual,
pada penelitian ini plasma lucutan pijar korona
teramati melalui timbulnya pijaran berwarna ungu
pada elektroda kawat.

1. Pendahuluan
Sejak ditemukannya lampu listrik oleh
Thomas Alva Edison pada tahun 1883 hingga
pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir
pada era millenium, perkembangan teknologi
ketenagalistrikan terus menunjukkan peran
yang sangat besar dan nyata dalam mengubah
sejarah peradaban manusia. Pemanfaatan
tenaga listrik berkembang dengan sangat pesat
seiring terus timbulnya rasa keingintahuan
manusia pada setiap fenomena kelistrikan yang
mereka temukan. Salah satu fenomena
kelistrikan yang hangat dikaji pada abad ke dua
puluh dan menunjukkan aplikasi yang luas
adalah perkembangan teknologi plasma.

Plasma merupakan kondisi ketika gas terisi
oleh partikel bermuatan dengan energi
potensial antar partikelnya lebih kecil
dibandingkan dengan energi kinetik partikelpartikel yang terdapat dalam gas tersebut [1].
Keuntungan dari kondisi plasma adalah
pemanfaatannya dalam bidang industri seperti
pelapisan
logam
dan
semikonduktor,
penerangan, proses pemotongan logam,
sterilisasi, sistem keamanan, proses fusi hingga
pelestarian lingkungan.
Salah satu cara pembangkitan plasma dapat
dilakukan melalui lucutan listrik [ 2-3]. Plasma
yang terbentuk dalam lucutan listrik dikenal

dengan plasma lucutan pijar korona [4-5].
Pada penelitian ini dilakukan proses
pembangkitan plasma lucutan pijar korona

melalui sumber tegangan tinggi DC pada
tekanan atmosfer. Plasma lucutan pijar korona
dibangkitkan pada ruang antar elektroda
kawat-silinder yang berisi udara bebas.
Analisa pembentukan plasma dilakukan
melalui karakteristik tegangan-arus (V-I) guna
memperoleh daerah optimal pembangkitan
plasma. Hasil dari penelitian ini dapat di
aplikasikan
pada
bidang
pelestarian
lingkungan dimana lucutan korona pada
tekanan
atmosfer
digunakan
dalam
pembentukan radikal bebas guna pembersihan
udara [6].
2. Dasar teori

Konsep tentang plasma pertama kali
dikemukakan oleh Langmuir dan Tonks pada
tahun1928. Mereka mendefinisikan plasma
sebagai gas yang terionisasi dalam lucutan
listrik [7]. Ketika medan listrik di kenakan
pada
gas,
elektron
energetik
akan
mentransferkan energinya pada gas molekul
melalui proses tumbukan, eksitasi molekul,
tangkapan elektron, disosiasi, dan ionisasi
seperti tampak pada gambar 1. Plasma terjadi
ketika terbentuk percampuran kuasinetral dari
elektron, radikal, ion positif dan negatif [8].
Kondisi kuasinetral merupakan daerah dimana
terdapat kerapatan ion (ni) yang hampir sama
dengan kerapatan elektron (ne) sehingga dapat
dikatakan ni ≈ ne ≈ n, dengan n menyatakan

kerapatan secara umum yang disebut
kerapatan plasma [9].
Proses
Ionisa
si
e+A
A+ + e
+e
Eksit
asi
e+A
A’
+e
Disosia
e + AB
B+e

1015

si


A+

Proses
Transfer
muatan
A+ + B
+ B+
Transfer
energi

A
Diaktiv
asi

Thermalisasi
elektron
Pembentukan

10-10


Rekombin
asi
Ion-Ion radikal-radikal
radikal-netral
Reaksi
Radikal
Radikal
Primer

Netralis
asi
Aeros
ol

Radikal
Sekunder

OH, O,


Reaksi
thermal
Produk
Padatan

O3, HO2

10

10

-6

-4

10

10

-2


Waktu

Gambar 1. Proses elementer pada plasma
Non-thermik dalam skala waktu [10]

C- 12

Korona merupakan proses pembangkitan
arus di dalam fluida netral diantara dua
elektroda
bertegangan
tinggi
dengan
mengionisasi
fluida
tersebut
sehingga
membentuk plasma di sekitar salah satu
elektroda dan menggunakan ion yang

dihasilkan dalam proses tersebut sebagai
pembawa muatan menuju elektroda lainnya
seperti tampak pada gambar 2. [11]. Proses
terjadinya lucutan pijar korona dalam medan
listrik diawali dengan lucutan townsend
kemudian diikuti oleh lucutan pijar (glow
discharge) atau korona (corona discharge) dan
berakhir dengan lucutan arc [12]. Lucutan
korona dibangkitkan menggunakan pasangan
elektroda
tak
simetris
yang
akan
membangkitkan lucutan di dalam daerah
dengan medan listrik tinggi di sekitar elektroda
yang memiliki bentuk geometri lebih runcing
dibanding elektroda lainnya [13]. Elektroda
dimana disekitarnya terjadi proses ionisasi
disebut elektroda aktif [14].


adalah flyback TV 21 inch dengan
karakteristik kerja pada frekuensi 60-70 kHz
dan duty cycle 50-55%. Tegangan keluaran
yang dihasilkan memiliki tegangan maksimal
DC 13 kV.
Input
DC V

Sistem
pembangkit
sinyal pulsa

Penguat
daya

Pelipat
tegangan

Sistem
elektroda
Output DC kV

Gambar 3. Skema pembangkitan plasma
lucutan pijar korona menggunakan sumber
tegangan tinggi DC
Elektroda
yang
digunakan
dalam
penelitian ini merupakan elektroda kawatsilinder dengan jarak antar elektroda 10 mm
seperti tampak pada gambar 4., dan panjang
penampang lintang 200 mm. Plasma lucutan
pijar korona dibangkitkan pada ruang antar
elektroda yang berisi udara bebas pada tekanan
atmosfer. Pada proses pembangkitan plasma,
elektroda kawat dihubungkan dengan polaritas
positif sumber tegangan sedangkan elektroda
silinder ditanahkan.

10 mm

Elektroda
kawat

Gambar 2. Proses pembangkitan plasma
lucutan pijar korona pada ruang antar elektroda
[11].
3. Metode penelitian
Pembangkitan plasma lucutan pijar korona
pada penelitian ini memanfaatkan sumber
tegangan DC dengan skema peralatan
pembangkit tegangan tinggi tampak seperti
pada gambar 3. Masukan tegangan yang
digunakan menggunakan catu daya DC 12V.
Untuk dapat menimbulkan flux listrik pada
flyback maka digunakan IC 555 sebagai
pembangkit sinyal pulsa. Penguatan daya
dalam peralatan ini menggunakan transistor
NPN. Sedangkan flyback yang digunakan
dalam menaikkan tegangan pada penelitian ini

Elektroda
silinder

Gambar 4. Tampak samping sistem elektroda
kawat-silinder
Proses pembangkitan plasma lucutan pijar
korona pada penelitian ini dianalisa melalui
karakteristik tegangan-arus (V-I). Secara
visual plasma lucutan pijar korona teramati
melalui kenaikan arus secara signifikan
disertai penampakan pijaran berwarna ungu
dari elektroda aktif [15].
4. Hasil dan Diskusi
Pemberian tegangan tinggi DC pada
sistem elektroda kawat-silinder menunjukkan
terbentuknya plasma lucutan pijar korona pada
ruang antar elektroda yang terisi udara bebas
pada tekanan atmosfer. Analisa karakteristik

C- 13

V-I yang dilakukan seperti pada gambar 5.
menunjukkan bahwa pada pemberian awal
tegangan terjadi kenaikan arus hingga 30 µA
untuk pemberian tegangan 0 kV-7,35 kV.
Timbulnya arus pada ruang antar elektroda
mula-mula
disebabkan
oleh
terjadinya
pergerakan
spesies gas bermuatan yang
dipercepat menuju elektroda dengan sifat
muatan yang berbeda oleh adanya medan
listrik tak seragam. Hal ini menimbulkan
tumbukan-tumbukan antar spesies gas yang
memacu terjadinya proses eksitasi, deeksitasi,
ionisasi, rekombinasi. Proses–proses tersebut
menimbulkan adanya elektron bebas yang
bergerak menuju elektroda dan terbaca sebagai
arus. Proses ini dikenal sebagai proses lucutan
townsend.

antar elektroda dan hanya terpusat di elektroda
aktif [11]. Daerah di luar plasma pada ruang
antar elektroda merupakan daerah aliran
muatan yang pada gambar 6. tampak sebagai
daerah dengan tingkat kecerahan warna ungu
yang memudar.

Karakteristik V-I Pembangkitan Plasma
Lucutan Pijar Korona

Arus (mikro ampere)

200

Daerah plasma
V =7,35 kV- 7,6 kV
I = 30µA-80µA

150
100
50
0
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Tegangan (kVolt)

Gambar 5. Grafik karakteristik
V-I
pembangkitan plasma lucutan pijar korona
Peningkatan
tegangan
tinggi
yang
diberikan pada sistem elektroda menunjukkan
terjadinya peningkatan arus yang tinggi yakni
30 µA-80µA pada rentang tegangan yang
mulai 7,35 kV-7,6 kV. Kenaikan arus ini
secara visual disertai dengan munculnya
pijaran berwarna ungu dari elektroda kawat
seperti tampak pada gambar 6. Kondisi ini
dikenal sebagai kondisi plasma lucutan pijar
korona. Kenaikan arus secara signifikan
menunjukkan terjadinya peningkatan densitas
elektron dan pembentukan ion-ion pada ruang
antar elektroda. Peningkatan ini disebabkan
oleh semakin mudahnya proses eksitasi,
deeksitasi, ionisasi, rekombinasi untuk terjadi.
Ketika densitas elektron dan ion memiliki
harga yang relatif sama maka terbentuklah
plasma. Plasma yang terbentuk tergolong nonuniform plasma karena kesamaan densitas
elektron dan ion terjadi tidak diseluruh ruang

Gambar 6. Plasma lucutan pijar korona pada
sistem elektroda kawat-silinder
Pemberian tegangan diatas 7,6 kV
membuat seluruh ruang antar elektroda telah
memiliki karakteristik sebagai penghantar
listrik sehingga mengakibatkan terjadinya
breakdown electric yang ditandai penurunan
tegangan dan kenaikan arus secara drastis
seperti tampak pada gambar 7. proses ini
secara visual tampak melalui adanya kilatan
yang menghubungkan kedua elektroda dan
dikenal dengan lucutan arc.

Gambar 7. Lucutan arc pada sistem elektroda
kawat-silinder.

C- 14

5. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan memberikan
kesimpulan sebagai berikut.
1. Plasma lucutan pijar korona mampu
dibangkitkan pada sistem elektroda kawatsilinder yang berisi udara bebas pada
tekanan atmosfer.
2. Plasma lucutan pijar korona dibangkitkan
pada tegangan 7,35 kV-7,6 kV dengan arus
terukur 30µA-80µA.
3. lucutan townsend dan lucutan arc yang
merupakan
rangkaian
dari
proses
pembangkitan plasma lucutan pijar korona
teramati pada penelitian ini.

[9]

[10]

[11]

[12]
Referensi
[13]
[1]
[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

Nicholson, D.R. 1983, Introduction to
Plasma Theory, John Wiley & Sons
Czech, T., Mizeraczyk, J., Jaworek, A.,
Krupa,
A.,
Karpinski,
L.,
and
Jakubowski, J., 1995, Pulsed and DC
Streamer Corona Induced Plasmas for
NOx Removal From Exhaust Gases, 2nd
National
Symposioum
PLASMA,
Warsawa
Sigmond,
R.S.,
1982,
Simple
Approximation Treatment of Unipolar
Space-charge-dominated Coronas : The
Warburg Law and The Saturation
Current, J. Appl. Phys., Vol 53
Champman, B., 1990, Glow Discharge
Processes, John Willey & Sons, New
York
Chang, J.S., 1991, Corona Discharge
Processes, IEEE Transaction on Plasma
Science Vol. 19
Shimizu, K., Kinoshita, K., Yanagihara,
K., Rajanikanth, B.S., Katsura, S., and
Mizuno A., 1997, Pulsed-Plasma
Treathment of Polluted Gas Using Wet/Low-Temperature Corona Reactors,
IEEE
Transaction
on
Industry
Applications, Vol 33

[7] Tarenbaum, S.B., 1967,
Physics, McGraw-Hill
[8]

[14]

[15]

Francis, F.C., 1974, Introduction to
Plasma Physics, Plenum Press, New
York
Kim,H.H.Prieto, G., Takashima, K.,
Katsura, S., Mizuno, A., 2002,
Performance Evaluation of Discharge
Plasma for Gaseous Pollutant Removal,
Journal of Electrostatic Elsevier Vol. 55
Chen, J., and Davidson, J.H., 2002,
Electron
Density
and
Energy
Distributions in the Positive DC Corona
: Interpretation for Corona-Enhanced
Chemical Reactions, Plasma Chemistry
and Plasma Processing, Vol. 22
Raizer, Y.P., 1997, Gas Discharge
Physics, Springer-Verlag, Berlin
Veldhuizen, E.M. van, and Rutgers,
W.R., 2002, Corona Discharges :
Fundamental and Diagnostics, Journal
Physics D: Appl. Phys., Vol 35
Spyrout, N., Peruos, R., and Hield, B.,
1994, New Result on a Point–to-Plane
DC Plasma Reactor in Low-Pressure
Dried Air, Journal Phys. D: Appl. Phys.,
Vol. 27
Akses, A., 2003, Electromagnetic
Characteristics of High Voltage DC
Corona, 2003 IEEE International
Symphosium
on
Electromagnetic
Compatibility, Istambul,Turkey

Plasma

Tseng, C.H., 1999, The application of
Pulsed Corona Discharge Technology in
Flue
Gas
Desulfurization
and
Denitrification, The Air & Wasre
Management association’s 92nd Annual
Meeting & Exhibition, St. Louis,
Missouri, USA

C- 15