ANALISIS VEGETASI HABITAT ANOA (Bubalus sp.) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA PADAYORA KECAMATAN PAMONA SELATAN KABUPATEN POSO | Lapuno | Jurnal Warta Rimba 6360 21061 1 PB

WARTA RIMBA
Volume 3, Nomor 2
Desember 2015

ISSN: 2406-8373
Hal: 132-139

ANALISIS VEGETASI HABITAT ANOA (Bubalus sp.) DI KAWASAN HUTAN
LINDUNG DESA PADAYORA KECAMATAN PAMONA SELATAN
KABUPATEN POSO
Daniel Oktavianus Lapuno1), Elhayat Labiro2), Abdul Wahid 2)
Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1)
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
2)
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Abstract
Anoa (Bubalus sp) is a member of bovidae family and classified to the endemic species of
Sulawesi island, Indonesia. This species is categorized as endangered species by IUCN and
Appendix II by CITIES. The decreasing of Anoa’s territory has reduced the feed availability in

natural habitat. This study was aimed to analyze vegetation of Anoa ( Bubalus sp) habitats.
Research was performed as field research at protection forest areas, Pandayora village, Pamona
Selatan District, Poso Regency, Central Sulawesi. This research was conducted from April
through June 2014. Eight sample plots were made by the size of 20x20 m. Ploting was done by
purposive sampling method. Hence vegetation date were analysed to determine the density,
frequency, dominant, Importance Value Index and the Diversity Index of Shannon-Wienner.
The results showed that there were 15 plant species belongs to 13 families at tree level, 15 plant
species belongs to 11 families at pole level, 13 plant species belongs to 11 families at sapling
level and 8 plant species belongs to 7 families, respectively. Furthermore, the highest
Importance Value Index (IVI) at tree level of vegetation wasbejau(Mangifera sp) with
value71,18%. At pole level, the highest IVI was Lithocarpus sp.(35,74%). Hence, the highest
IVI at sapling level was Erithrina subumbrans (10,14%) while at seedling level was Diplasium
sp. (40,27%). In addition, recorded that there were 51 plants species used as food source by
anoa.
Key words: Vegetation, Habitat, Bubalus sp, Endemic species, Protection Forest
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sulawesi merupakan salah satu pulau
yang berukuran besar dan penting di
Indonesia. Secara biogeografi pulau ini

termasuk termasuk kawasan Wallacea.
Kawasan Wallacea terdiri atas Pulau
Sulawesi, Maluku, Kepulauan Banda, dan
Pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara.
Anoa merupakan satwa endemik di Pulau
Sulawesi terdiri dari dua jenis kerbau kerdil
Bubalus depressicornis & B. quarlesi yang
tergolong dalam famili bovidae Habitatnya
tersebar mulai dari daerah dataran rendah
hingga dataran tinggi, di antara garis Wallace
di sebelah Barat dan garis Weber di sebelah
Timur (Burton, JA 2007; Yudi, dkk. 2009;
Tandilolo 2013).
Anoa tergolong satwa liar yang
langka dan dilindungi Undang-Undang di
Indonesia
sejak
tahun
1931
dan


dipertegas dengan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 301/KPTS-II/1991 dan No.
882/KPTS-II/1992. Anoa (Bubalus sp.) masuk
kategori terancam punah (endangered) oleh
IUCN. CITES juga memasukkan satwa
langkah ini dalam Appendiks I (CITES 2010).
Selain itu habitat mengalami kerusakan
akibat perambahan, perladangan berpindah
dan rendahnya sikap masyarakat terhadap
satwa tersebut. Untuk itu perlu adanya upaya
konservasi
terhadap
anoa
sehingga
keberadaanya di alam dapat dipertahankan.
Hal ini sangat penting terutama untuk
menjaga keseimbangan ekosistem seperti
yang tercantum dalam undang-undang No.5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam dan Ekosistemnya.
Langkah awal yang penting dalam upaya
konservasi anoa yaitu dengan mengetahui
habitat ideal bagi satwa anoa. Wardah, dkk,
(2012) menjelaskan bahwa habitat yang dapat
memenuhi segala kebutuhan biologis dan

132

WARTA RIMBA
Volume 3, Nomor 2
Desember 2015

ISSN: 2406-8373
Hal: 132-139

ekologis satwa. Olehnya itu, perlu dilakukan
suatu penelitian tentang analisis vegetasi
habitat di Kawasan Hutan Lindung Desa
Pandayora Kecamatan Pamona Selatan

Kabupaten Poso.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis vegetasi habitat anoa (Bubalus
sp) yang ada di Kawasan Hutan Lindung
Pandayora Kecamatan Pamona Selatan
Kabupaten Poso.
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi dalam upaya
konservasi anoa yang berada di Kawasan
Hutan Lindung Pandayora Kecamatan
Pamona Selatan Kabupaten Poso.
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian
dilaksanakan di Kawasan
Hutan Lindung Pandayora Kecamatan
Pamona Selatan Kabupaten Poso, selama 3
(tiga) bulan mulai bulan April sampai Juni
2014.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah beberapa item kompenen vegetasi
yang menjadi penyusun habitat anoa (Bubalus
sp.), spritus, kertas koran, dan label gantung.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: GPS (Global Positioning System),
kompas, Peta Kawasan Hutan Lindung Desa
Pandayora, tali rafia, gunting, kamera, pita
ukur 1 m, dan alat tulis menulis.
Jenis dan Sumber Data
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode analisis vegetasi dengan
metode penempatan petak secara sengaja
(purposive sampling) pada habitat anoa
dengan melihat tanda-tanda adanya jejak kaki,
sengutan, kotoran anoa atau tempat
berlindung anoa.
Petak ukur pengamatan berbentuk bujur

sangkar berukuran 40 m x 40 m. Setiap petak
dibuat 4 sub plot yang berukuran 20 m x 20 m
untuk tingkat pohon, 10 m x 10 m untuk
tingkat tiang, 5 m x 5 m untuk tingka
pancang, 2 m x 2 m untuk tingkat semaii
(Wardah, dkk., 2012).

A
B
C
D

Gambar 1. Skema petak ukur pengamatan
Keterangan:
a. Petak 20 m x 20 m
b. Petak 10 m x 10 m
c. Petak 5 m x 5 m
d. Petak 2 m x 2 m

Analisis Data

Indeks Nilai Penting (INP)
Menurut Fachrul (2007), indeks nilai
penting INP dihitung berdasarkan jumlah
seluruh nilai Frekuensi Relatif (FR),
Kerapatan Relatif (KR), dan Dominansi
Relatif (DR). Untuk vegetasi pada tingkat
semai, nilai pentingnya hanya dihitung dengan
cara menjumlahkan nilai kerapatan relatif
(KR) dengan frekuensi relatif (FR):
a. Kerapatan (K)
jumlah individu suatu jenis
K = -----------------------------------Luas petak contoh
b. Kerapatan relative (KR)
Kerapatan suatu jenis
KR = ----------------------------- x 100%
Kerapatan seluruh jenis
c. Frekuensi (F)
Jumlah petak ditemukan suatu jenis
F = -----------------------------------------Jumlah seluruh petak


d. Frekuensi Relatif (FR)
Frekuensi suatu jenis
FR = ----------------------------- x 100%
Frekuensi seluruh jenis
e. Dominansi (D)
Jumlah luas bidang datar suatu jenis
D = ------------------------------------------Luas petak contoh
f. Dominansi Relatif ( DR)
Dominansi suatu jenis
D = ----------------------------------- x 100%
Dominansi seluruh jenis

133

WARTA RIMBA
Volume 3, Nomor 2
Desember 2015

ISSN: 2406-8373
Hal: 132-139


Indeks nilai penting (INP) untuk pohon, tiang
pancang = KR + FR + DR, Indeks nilai
penting (INP) untuk semai = KR + FR
Indeks Keanekaragaman
Keanekaragaman jenis dianalisis dengan
Indeks Keanekaragaman jenis ShannonWiener (1963) dalam Fahrul (2007).

Keterangan:
H' = Indeks Keanekaragaman ShannonWienner
ni = Jumlah individu dari jenis i
n
= Jumlah total individu seluruh jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN
Vegetasi Tingkat Pohon
Hasil penelitian pada habitat anoa di
Hutan lindung Desa Pandayora ditemukan
jejak kaki, dan kotoran anoa.
Analisis

vegetasi dilakukan pada lokasi yang menjadi
habitat anoa ditemukan 31 jenis vegetasi dan
termasuk dalam 21 famili baik dari tingkat
pohon, tiang, pancang, semai dan tumbuhan
bawah. Lima jenis tumbuhan yang memiliki
INP tertinggi pada semua tingkatan dapat
dilihat pada tabel 1. Tabel tersebut
menunjukkan adanya beberapa vegetasi yang
selalu ditemukan dan merupakan jenis

vegetasi dominan pada empat lokasi misalnya:
Syzigium accuminatisimum, Castanopsis
acuminatissima , Litsea formanii, Popowiia
pisocarpa dan Calamus sp. Jenis-jenis
vegetasi yang ditemukan di tiga lokasi seperti
Garuga floribunda, Dysoxyllum posasiticum,
Litsea densiflora, Pouteria firma, Polyalthia
laterifolia, Platea sp, Ardisia celebica , dan
Casearia grewiaacfolia . Selain itu juga ada
jenis-jenis vegetasi yang hanya ditemukan di
dua lokasi yaitu: Antidesma stipulare, Areca
vestiaria, Didymochlaena truncatula,Orophea
celebica, dan Pinanga sp.
Jenis-jenis vegetasi yang ditemukan pada
beberapa lokasi tersebut kemungkinan
merupakan vegetasi yang penting bagi anoa
sebagai habitatnya. habitat mempunyai
peranan penting sebagai tampat mencari
makan, minum, berkubang, tidur, istirahat,
berlindung dan berkembang biak.
Nilai
penting
digunakan
untuk
mengamati dominansi jenis tumbuhan dalam
kelompok bentuk hidup maupun kelompok
umur di setiap tapak.
Nilai penting
didapatkan dari hasil penjumlahan kerapatan
relatif, kerimbunan relatif, dan frekuensi
relatif yang jika dijumlahkan bernilai 300
persen (Ningsih, 2009).

Tabel 1. Jenis Vegetasi Tingkat Pohon Pada Lokasi Pengamatan
Spesies
Famili
KR
FR
N0

2
3
4

Calophyllum sp.
Eucaliptus deglupta
Blume
Litsea sp.
Asrtonia sp.

5

DR

INP

Clusiaceae

5,71

5,71

2,89

14,32

Myrtaceae

2,86

2,86

1,37

7,09

Lauraceae
Melastomataceae

2,86
5,71

2,86
5,71

1,37
3,70

7,09
15,13

Mangifera sp.

Annacardiaceae

20,00

20,00

31,18

71,18

6

Dacrydium sp.

Podocarpaceae

2,86

2,86

4,51

10,22

7

Melicopesp 1

Rutaceae

2,86

2,86

1,34

7,06

8

Ardisia sp3
Buchanania
arborescens Blume
Unidentified 7
Unidentified 9
Unidentified
Jumlah

Primulaceae

8,57

8,57

8,93

26,07

Annacardiaceae

11,43

11,43

9,75

32,61

Sapindaceae

5,71
20,00
11,43
100

5,71
20,00
11,43
100

2,49
26,45
6,00
100

13,92
66,45
28,86
300

1

9
10
11
12

134

WARTA RIMBA
Volume 3, Nomor 2
Desember 2015

ISSN: 2406-8373
Hal: 132-139

Menurut Febriliani (2013) INP untuk
tingkat pohon, tiang, pancang dan semai
dihitung berdasarkan penjumlahan nilai
Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif
(FR), dan Dominansi Relatif (DR), karena
INP menggambarkan besarnya pengaruh yang
diberikan oleh suatu spesies dalam
komunitasnya.
Menurut Susanto (2012) Index Nilai
Penting (INP) suatu jenis tumbuhan dalam
komunitas tumbuhan memperlihatkan tingkat
kepentingan atau peranan jenis tersebut dalam
komunitas.
Tabel 1 menunjukan bahwa jenis vegetasi
habitat anoa di Kawaan Hutan Lindung Desa
Pandayora pada tingkat pohon yang
mempunyai nilai INP tertinggi, nilai kerapatan
relatif tertinggi persentase tingkat penyebaran
tertinggi adalah beja’u (mangifera sp), dengan
INP 71,18%, nilai KR 20,00% dan nilai FR
20,00%. Jenis ini termasuk jenis pohon yang
berukuran
besar
dengan
diameternya
mencapai 100 cm bahkan lebih.
Menurut Hamidun (2013) Indeks Nilai
Penting jenis tumbuhan pada suatu komunitas

merupakan salah satu parameter yang
menunjukkan peranan jenis tumbuhan tersebut
dalam komunitasnya tersebut. Kehadiran
suatu jenis tumbuhan pada suatu daerah
memunjukkan kemampuan adaptasi dengan
habitat dan toleransi yang lebar terhadap
kondisi lingkungan.
Vegetasi habitat anoa di Kawasan Hutan
Lindung Desa Pandayora pada tingat pohon
mempunyai nilai keragaman spesies sebesar
1,01449. Nilai hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa vegetasi habitat anoa
pada tingkat pohon di Kawasan Hutan
Lindung Desa Pandayora termasuk dalam
keragaman spesies sedang (1˂H˂3) (ShannonWiener 1963 dalam Fahrul 2007).
Frekuensi suatu jenis menunjukkan
penyebaran suatu jenis dalam suatu areal.
Semakin merata penyebaran jenis tertentu,
nilai frekuensinya semakin besar sedangkan
jenis yang nilai frekuensinya kecil,
penyebarannya semakin tidak merata pada
suatu areal atau kawasan yang diamati (Kaide
dkk, 2011).

Tabel 2. Jenis vegetasi yang menjadi pakan anoa
No

Nama Ilmiah

Famili

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Bagian tumbuhan yang dimakan

Ardisia sp
Primulaceae
Pucuk/ daun muda, buah
Astronia sp
Arecaceae
Daun muda, buah, umbut/ batang muda
Calamus sp
Arecaceae
Daun muda, umbut/ batang muda***)
Melastoma Malabathricum Melastomataceae
Pucuk/ daun muda***), buah***)
Calophylum sp
Clusiaceaae
Daun muda, umbut/ batang muda
sysygium sp
Myrtaceae
Pucuk/ daun muda
Eurya acuminata
Myrtaceae
Pucuk/ daun muda
Mangifera sp
Annacardiaceae
Pucuk/ daun muda, buah**)
Unidentified
Theaceae
Pucuk/ daun muda
Unidentified 4
Pucuk/ daun muda
Urophyllum sp
Rubiaceae
Pucuk/ daun muda
Bukhanania arborescens
12
Annacardiaceae
Daun muda, umbut/ batang muda
(Blume)
13 Syzigium sp
Myrtaceae
Daun muda*), buah
14 Ficus sp
Moraceae
Daun muda, umbut/ batang muda
*)
**)
Keterangan sumber : Basri & Rukmi (2008); Peuru (2011); ***) Sandrit (2012)
Hasil penelitian menunjukan bahwa 14
pucuk/daun muda, buah, batang dan umbut
jenis dari 9 famili sebagai pakan anoa (±50%)
batang tanaman.
dari semua jenis vegetasi. Jenis vegetasi yang
Jenis-jenis vegetasi tersebut memiliki
menjadi pakan anoa disajikan pada tabel 2,
perbedaan dominasi pada setiap tingkat
tabel tersebut menunjukkan organ-organ
pertumbuhan karena terjadi persaingan dalam
tumbuhan yang di makan anoa terdiri dari

135

WARTA RIMBA
Volume 3, Nomor 2
Desember 2015

ISSN: 2406-8373
Hal: 132-139

pada setiap lokasi pengamatan merupakan
vegetasi kunci untuk menentukan habitat
anoa.
Vegetasi pakan jenis
melastoma
malabathricum L, Calamus Sp, dan
mangifera. Jenis Calamus Sp, ficus sp,
Melastoma Malabathricum L, juga terdapat
di. Jenis calamus sp (Arecaceae) juga terdapat
di Hutan Lindung Desa Sangginora (Sandrit,
2012). Sedangkan jenis pakan lainnya tidak
terdapat pada beberapa lokasi di atas. Hal ini
diduga karena anoa beradaptasi dengan
vegetasi yang berada di habitatnya.
Pujaningsi dkk (2004), menyatakan bahwa
anoa mempunyai kemampuan adaptasi yang
tinggi untuk mengkomsumsi pakan alternatif.
Purwaningsih (2004) mengatakan tingkat
keanekaragaman jenis pohon juga dapat
dilihat dari jumlah individu dalam setiap
jenis. Semakin kecil jumlah individu dalam
setiap jenis dalam petak maka semakin tinggi
keanekaragaman jenisnya.
Komara (2008) menyatakan bahwa
adanya variasi dari jenis-jenis yang dominan
dan kodominan pada setiap tingkat
pertumbuhan memberikan pengertian bahwa
jenis
dominan
pada
suatu
tingkat
pertumbuhan tidak selalu dominan pada
tingkat pertumbuhan yang lain.

hal mendapatkan unsur hara, air dan cahaya
(Wardah, dkk. 2008).
Vegetasi dasar atau tumbuhan bawah
merupakan komponen penting dalam
ekosistem hutan yang harus diperhitungkan
Perannya (Syam, dkk 2012).
Menurut Basri (2007) bahwa jumlah
komsumsi bahan kering dan urutan preferensi
merupakan ukuran kemampuan anoa dalam
memilih pakan yang disukai.
Herbivora menghendaki makan yang
tinggi kandungan proteinnya dan mudah
dicerna sehingga herbivora selalu memilih
hijauan yang memiliki kandungan protein
tinggi seperti daun, pucuk, bunga dan buah.
(Mustari 2003; Pujaningsih dkk, 2004 dalam
Jahidin 2003).
Beberapa
famili
Arecaceae,
Melastomataceae, Annacardiaceae sebagian
besar ditemukan sebagai pakan anoa. Jenis
Pakan anoa yang dominan yaitu Ardisia,
Beja’u sp, Calamus sp, Lithocarpus sp, Litsea
sp, Unidentified, Calophylum sp, Astronia sp,
Syzigium sp, dan Unidentivied 4 selalu
ditemukan di keempat lokasi dan cukup
mendominasi di tiap lokasi pengamatan. Hal
ini menunjukkan bahwa ketersediaan pakanpakan tersebut cukup baik.
Wardah, dkk., (2012), menyatakan
bahwa jenis-jenis yang secara konsisten hadir

Gambar 1. Jenis Pakan Anoa (Bubalus sp) yang di Temukan di Hutan Lindung Desa Pandayora

Ardisia sp

Beja’u sp

Calamus sp

Lithocarpus sp

Litsea sp

Unidentified 13

136

WARTA RIMBA
Volume 3, Nomor 2
Desember 2015

Calophylum sp

ISSN: 2406-8373
Hal: 132-139

Astronia sp

Indeks Keanekaragaman Jenis Vegetasi
Vegetasi tingkat pohon yang dijumpai
sebanyak 61 individu dari 15 jenis dan13
famili. Jenis yang menempati Indeks Nilai
Penting tertinggi adalah (Mangifera sp.)
dengan INP 71,18%. Vegetasi tingkat tiang
yang dijumpai sebanyak 51 individu dari 15
jenis dan11 famili. Jenis yang menempati
Indeks Nilai Penting tertinggi adalah Kaha
(Uptocaphus sp.) dengan INP 35,74%.
Vegetasi tingkat pancang yang dijumpai
sebanyak 54 individu dari 13 jenis
dan 11famili. Jenis yang menepati Indeks
Nilai Penting tertinggi Jonggi ( Dillenia ),
dengan INP 33.75%.
Vegetasi tingkat semai dan tumbuhan
bawah yang dijumpai sebanyak 215 dari 21
jenis dan 18 famili. Yang menempati Indeks
Nilai Penting adalah Marangkapi (Meliosma
nitida ), dengan INP 40,27%.
Ditemukan 19 jenis vegetasi pakan anoa,
beberapa jenis vegetasi yang menjadi pakan
anoa menempati ukuran Indeks Nilai Penting
(INP) tertinggi pada semua tingkat vegetasi.
Nilai indeks keanekaragaman jenis
umumnya berada pada kisaran antara 13, 5, dimana semakin mendekati nilai
3,5
maka
tingkat
keanekaragaman
jenisnya semakin besar (Ginting,
2011).

Syzigium sp

KESIMPULAN
1. Vegetasi tingkat pohon yang dijumpai
sebanyak 61 individu dari 15jenis dan13
famili. Jenis yang menempati Indeks Nilai
Penting tertinggi adalah (Mangifera sp.)
dengan INP 71,18%.
2. Vegetasi tingkat tiang yang dijumpai
sebanyak 51 individu dari 15 jenis
dan11famili. Jenis yang menempati Indeks
Nilai Penting tertinggi adalah Kaha
(Uptocaphus sp.) dengan INP 35,74%
3. Vegetasi tingkat pancang yang dijumpai
sebanyak 54 individu dari 13 jenis
dan11famili.
Jenis yang mempunyai
Indeks Nilai Penting tertinggi Jonggi
(Dillenia ), dengan INP 33.75%.
4. Vegetasi tingkat semai dan tumbuhan
bawah yang dijumpai sebanyak 215 dari 21
jenis dan 18 famili. Yang mempunyai
Indeks Nilai Penting adalah Marangkapi
(Meliosma nitida ), dengan INP 40,27%.
5. Ditemukan 19 jenis vegetasi pakan anoa,
beberapa jenis vegetasi yang menjadi
pakan anoa menempati ukuran Indeks
Nilai Penting (INP) tertinggi pada semua
tingkat vegetasi.

137

WARTA RIMBA
Volume 3, Nomor 2
Desember 2015

ISSN: 2406-8373
Hal: 132-139

DAFTAR PUSTAKA
Bakri. 2009. Analisis vegetasi dan Pendugaan
Cadangan Karbon Tersimpan pada
Pohon di Hutan Taman Wisata Alam
Taman Eden Desa Sionggang Utara
Kecamatan Lumban Julu Kabupaten
Toba Samosir. Tesis. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Basri, M. dan Rukmi. 2011. Jenis dan
Kandungan Tanin Pakan Satwa Anoa
(Bubalus sp). Media Peternakan 34 (1)
: 30-34.
Burton, J.A, A.H. Mustari. 2007. Status And
Recommendations For In Situ Anoa
(Bubalus
Sp.)
With
Suggested
Implications For The Conservation
Breeding Population.
Faculty of
Forestry,
Bogor
Agricultural
University.
CITES (Convention on the International
Trade in Endangered Species of
WildFlora
and
Fauna).
2010.
Appendices I, II, and III, valid from 14
October 2010. http://www.cites.org, ,
diakses pada tanggal 24 Juli 2013.
Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling
Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.
Ginting, M.E.K. 2011. Komposisi Jenis dan
Struktur Tegakan Hutan di Cagar Alam
Sibolangit, Sumatra Utara. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor.
Febriliani. 2013. Analisis Vegetasi Habitat
Anggrek di Sekitar Danau Tambing
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu.
WARTA RIMBA Volume 1, Nomor 1.
Hamidun, S.M dan Baderan K,W,D. 2013.
Analisis Vegetasi Hutan Produksi
Terbatas
Boliyohuto
Provinsi
Gorontalo. Jurnal. Jurusan Biologi
Fakultas
Matematika
dan
IPA
Universitas Negeri Gorontalo.
Kaide, RP., SP. Ratag, J.S.Tasirin dan D.
Faryanti. 2011.
Analisis Vegetasi
Hutan Lindung Gunung Tumpa.
Fakultas
Pertanian
Univesitas
Samratulangi Manado.
Eugenia
Volume 17 No. 3 Desember 2011.
Komara, A. 2008. Komposisi Jenis dan
Struktur Tegakan Shorea balangeran,
Hopea bancana, dan Coumarouna
odorata di Hutan Penelitian Dramaga
Bogor Jawa Barat. Skripsi. Fakultas

Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Labiro, E. 2001. Analisis Komposisi Pakan
Utama Satwaliar Anoa (Bubalus sp) di
Kawasan Hutan Taman Nasional Lore
Lindu.
Tesis.
Universitas
Mulawarman. Tidak dipublikasikan.
Ningsih, H. 2009. Struktur Komunitas Pohon
Pada Tipe Lahan Yang Dominan di
Desa Lubuk Beringin, Kabupaten
Bungo, Jambi. Skripsi. Program Studi
Biologi Sekolah Ilmu Dan Teknologi
Hayati Institut Teknologi Bandung.
Okarda, B. 2010. Potential Habitat and
Spatial Distribution of Anoa (Bubalus
spp.) in Lore Lindu National Park.
Thesis. Graduate school. Bogor
Agricultural University. Bogor.
Peuru, D. 2011. Karakteristik Biofisik Habitat
Anoa Dataran Rendah (Bubalus
depressicornis) di Kawasan Cagar
Alam Morowali. Skripsi. Fakultas
Kehutanan Universitas Tadulako. Palu.
Tidak dipublikasikan.
Pujaningsih, R.I, B. Sukamto, dan E. Labiro.
2004. Identifikasi dan Teknologi
Pengolahan Pakan Hijauan dalam
Upaya Penangkaran Anoa. Laporan
Penelitian Dasar. Direktorat Jenderal
Pendidikan
Tinggi.
Departemen
Pendidikan Nasional.
Purwaningsih. 2004. Komposisi Jenis dan
Struktur Vegetasi Hutan di Kawasan
Pakuli, Taman Nasional Lore Lindu,
Sulawesi Tengah.
Biodiversitas.
Volume 6, Nomor 2.
Sandrit, A. 2012. Karakteristik Biofisik
Habitat Anoa Dataran Rendah (Bubalus
depressicornis) di Kawasan Hutan
Lindung Desa Sangginora. Skripsi.
Fakultas
Kehutanan
Universitas
Tadulako. Palu. Tidak dipublikasikan.
Susanto, A. 2012. Struktur Komposisi
Vegetasi Di Kawasan Cagar Alam
Manggis Gadungan. Jurnal. Fakultas
Pertanian Universitas Merdeka Madiun.
Syam, Z., Chairul & Asmayannur, I. 2012.
Analisis vegetasi dasar di bawah
tegakan Jati Emas (Tectona grandis L.)
dan tegakan Jati Putih (Gmelina
arborea Roxb.) di Kampus Universitas
Andalas. Jurnal. Jurusan Biologi
FMIPA, Universitas Andala.

138

WARTA RIMBA
Volume 3, Nomor 2
Desember 2015

ISSN: 2406-8373
Hal: 132-139

Yudi, T. L. Yusuf, B. Purwantara, D. Sajuthi,
S. Mulyono, & J. Manangsang. 2009.
Biometri organ reproduksi bagian luar
dan karakteristik ejakulat anoa (Bubalus
sp.) yang dikoleksi menggunakan
elektroejakulator setelah diinjeksi hCG.
Med. Pet. 32: 1-11.

Wardah, E. Labiro, S. Dg Massiri, Sustri,
Mursidin. 2012. Vegetasi Kunci Habitat
Anoa di Cagar Alam Pangi Binangga
Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi
Tengah.Jurnal Penelitian Kehutanan
Wallacea 1(1) : 1-12.

139

Dokumen yang terkait

STUDI POPULASI DAN HABITAT ANOA (Bubalus sp) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA SANGGINORA KABUPATEN POSO | Ariawan Ranuntu | Mitra Sains 4270 13748 1 PB

0 0 14

ANALISIS VEGETASI HABITAT ANGGREK DI SEKITAR DANAU TAMBING KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Febriliani | Jurnal Warta Rimba 1958 5725 1 PB

1 5 9

STUDI VEGETASI PADA HABITAT TARSIUS (Tarsius Sp.) DI DESA KAMARORA KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Ekawati | Jurnal Warta Rimba 1955 5713 1 PB

0 1 7

SIFAT FISIK TANAH PADA HUTAN PRIMER, AGROFORESTRI DAN KEBUN KAKAO DI SUBDAS WERA SALUOPA DESA LEBONI KECAMATAN PAMONA PUSELEMBA KABUPATEN POSO | Tolaka | Jurnal Warta Rimba 1954 5709 1 PB

0 0 8

KOMPOSISI JENIS VEGETASI HABITAT ANOA (Bubalus sp.) DI CAGAR ALAM PANGI BINANGGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Tandilolo | Jurnal Warta Rimba 1950 5693 1 PB

0 0 8

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI DESA TINDOLI KECAMATAN PAMONA TENGGARA KABUPATEN POSO | Tudjuka | Jurnal Warta Rimba 3584 11280 1 PB

0 1 9

KOMPOSISI VEGETASI PADA HUTAN EBONI DI KELOMPOK HUTAN TAMBARANA KECAMATAN POSO PESISIR UTARA KABUPATEN POSO SULAWESI TENGAH | Rukmi | Jurnal Warta Rimba 6663 22168 1 PB

1 1 8

STUDI HABITAT MONYET BOTI (Macaca tonkeana) DI HUTAN LINDUNG DESA SANGGINORA KECAMATAN POSO PESISIR SELATAN KABUPATEN POSO | Pombu | Jurnal Warta Rimba 3611 11363 1 PB

0 2 8

ANALISIS SPASIAL TINGKAT PERAMBAHAN DI KAWASAN HUTAN LINDUNG KECAMATAN DOLO SELATAN KABUPATEN SIGI | Mujiani | Jurnal Warta Rimba 8710 28604 1 PB

0 0 8

POTENSI VEGETASI HUTAN MANGROVE DI WILAYAH PESISIR PANTAI DESA KHATULISTIWA KECAMATAN TINOMBO SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Lisna | Jurnal Warta Rimba 8703 28576 1 PB

0 0 8