apertemuan 3keputusan struktur modal

KEPUTUSAN
STRUKTUR MODAL
Konsep Risiko: Risiko Bisnis dan Finansial

Hamada Equation
Analisis Leverage
Pendekatan EBIT-EPS
Pendekatan Biaya Modal
Muniya Alteza
[email protected]

Risiko Bisnis & Finansial





Risiko bisnis: ketidakpastian pendapatan operasi perusahaan di masa
mendatang.
Diukur dengan
 NOPAT 

σ ROIC  σ

Capital


Risiko bisnis dipengaruhi oleh:
1. Variabilitas permintaan
2. Variabilitas harga
3. Variabilitas biaya input
4. Kemampuan menyesuaikan harga jika ada perubahan biaya.
5. Tingkat penggunaan biaya tetap (operating leverage)

[email protected]

Risiko Bisnis & Finansial (Lanj.)



Risiko finansial: risiko tambahan akibat keputusan penggunaan hutang
(financial leverage)

Diukur dengan σROE(L)  σROE(U)



Penggunaan hutang akan memberikan keuntungan dan kerugian.

• Contoh:
Perusahaan U dan L sama-sama memiliki aset $20.000, tingkat pajak
40%, dengan risiko bisnis dan operating leverage sama serta EBIT
dalam berbagai kondisi ekonomi dengan besaran sama. Bedanya U tidak
memiliki hutang dan L menggunakan hutang sebesar $10.000 dengan
bunga 12%. Bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas dan risiko
kedua perusahaan tersebut?
[email protected]

Risiko Bisnis & Finansial (Lanj.)

Prob.
EBIT
Interest

EBT
Taxes
NI
BEP
ROIC
ROE
Note

PERUSAHAAN U
Kondisi Ekonomi
Buruk
Rata2
Baik
0,25
0,50
0,25
$2.000 $3.000 $4.000
0
0
0

$2.000 $3.000 $4.000
800
1.200
1.600
$1.200 $1.800 $2.400
10%
15%
20%
6%
9%
12%
6%
9%
12%

PERUSAHAAN L
Kondisi Ekonomi
Buruk
Rata2
Baik

0,25
0,50
0,25
$2.000 $3.000 $4.000
1.200
1.200
1.200
$800 $1.800 $2.800
320
720
1120
$480 $1.080 $1.680
10%
15%
20%
6%
9%
12%
4,8% 10,8% 16,8%


: Asset = Debt + Equity
: Basic Earning Power (BEP) = EBIT/ Total Asset
: ROIC = NOPAT/ Capital = EBIT (1-T)/Total Asset
: ROE
= NI/Equity

[email protected]

Risiko Bisnis & Finansial (Lanj.)
Uk.
Profitabilitas

U

L

E(BEP)

15%


15% σ ROIC

2,12%

2,12%

E(ROIC)

9%

9% σ ROE

2,12%

4,24%

E(ROE)

9%


Note L

Uk. Risiko

U

L

10,8%

: L memiliki expected ROE lebih besar
: L memiliki fluktuasi ROE lebih besar
: Risiko finansial L = σ ROE-σ ROIC =4,24%-2,12% =2,12%
: Risiko finansial U = 0

• Kesimpulan:
1. Basic Earning Power (BEP) dan ROIC tidak terpengaruh penggunaan
hutang.
2. Agar financial leverage bermanfaat maka BEP > cost of debt
[email protected]


Hamada Equation





Persamaan untuk mengkuantifikasi pengaruh financial leverage terhadap
beta
Kenaikan rasio hutang meningkatkan risiko pemegang saham sehingga
cost of equity juga naik.
Memanfaatkan penggunaan unlevered beta
Dirumuskan:
bL = bU [1+(1-T)(D/E)]
bU = bL / [1+(1-T D/E)]
bL
=beta perusahaan yang menggunakan utang
bU
=beta perusahaan yang tidak menggunakan utang
T

=tingkat pajak
D
=utang
E
=modal sendiri
[email protected]

Analisis Leverage
1. Operating leverage
• Adalah kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan.
• Timbul karena perusahaan menggunakan biaya operasi tetap.
• Dengan penggunaan operating leverage perusahaan mengharapkan
bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan EBIT
yang lebih besar.
• Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap EBIT
disebut dengan degree of operating leverage (DOL).
• DOL
= % perubahan EBIT / % perubahan penjualan
= ( EBIT / EBIT ) /(Q / Q)
= [ Q(P  V ) / Q(P  V )  F] /(Q / Q)

= [Q (P-V)] / [Q(P-V)-F]
= (penjualan-biaya variabel)/ EBIT
[email protected]

Analisis Leverage (Lanj.)
2. Financial leverage
• Penggunaan sumber dana yang mempunyai beban tetap (hutang)
dengan harapan meningkatkan keuntungan yang tersedia.
• Menunjukkan perubahan laba per lembar saham akibat perubahan
EBIT.
• Multiplier effectnya disebut dengan degree of financial leverage (DFL).
• DFL
= % perubahan EPS / % perubahan EBIT
= EBIT/ (EBIT-interest)

[email protected]

Analisis Leverage (Lanj.)
3. Kombinasi leverage
• Terjadi apabila perusahaan memakai baik operating maupun financial
leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi
pemegang saham biasa.
• Multiplier effectnya disebut dengan degree of combined leverage
(DCL)/ degree of total leverage (DTL).
• Menunjukkan keseluruhan variabilitas laba per lembar saham (EPS)
karena adanya biaya operasi tetap dan biaya modal tetap.
• DCL mengukur risiko perusahaan secara keseluruhan (risiko bisnis &
keuangan).
• DCL
= DOL x DFL
= (penjualan-biaya variabel)/ EBIT x EBIT/ (EBIT-interest)
= (penjualan-biaya variabel)/ (EBIT-interest)
[email protected]

Analisis Biaya-Volume-Laba & Leverage
• Analisis biaya-volume-laba menunjukkan sejauh mana
perusahaan mencapai titik impas (Break Even Point)
• Dimanfaatkan manajer untuk mengindektifikasi langkah yang
diambil dalam rangka peningkatan laba
• Penggunaan operating leverage mengakibatkan perusahaan
harus menanggung titik break even yang lebih tinggi artinya
untuk mencapai break even diperlukan penjualan yang lebih
tinggi.

[email protected]

Pendekatan EBIT-EPS



Merupakan pendekatan untuk menentukan utang optimal
Caranya dengan membandingkan EPS yang diperoleh apabila
kebutuhan dana perusahaan dipenuhi lewat alternatif emisi saham baru
atau utang

• CONTOH KASUS

PT ABC saat ini tidak mempunyai utang. Harga per lembar sahamnya
Rp500,00 dengan jumlah saham beredar 100.000 lembar. Tingkat pajak
40%. Perusahaan sedang memerlukan tambahan dana Rp10 juta.
Alternatif yang tersedia adalah:
(1) Menerbitkan saham baru
(2) Menggunakan utang dengan bunga 20%

[email protected]

Saham Baru vs Utang
Kasus 1

Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp15 juta
EBIT
Bunga
Earning Before Taxes
Pajak
Laba bersih
Jumlah saham beredar
EPS

Saham Baru
Utang
15.000.000 15.000.000
0 2.000.000
15.000.000 13.000.000
6.000.000 5.200.000
9.000.000 7.800.000
120.000
100.000
75
78

Note:
Jika perusahaan menerbitkan saham baru maka diterbitkan 20.000 lembar
saham baru (Rp10 juta/Rp500,00) sehingga saham beredar menjadi 120.000
lembar
[email protected]

Saham Baru vs Utang
Kasus 2

Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp9 juta

EBIT
Bunga
Earning Before Taxes
Pajak
Laba bersih
Jumlah saham beredar
EPS

Saham Baru
9.000.000
0
9.000.000
3.600.000
5.400.000
120.000
45

Utang
9.000.000
2.000.000
7.000.000
2.800.000
4.200.000
100.000
42

[email protected]

Saham Baru vs Utang
Kasus 3

Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp12 juta

EBIT
Bunga
Earning Before Taxes
Pajak
Laba bersih
Jumlah saham beredar
EPS

Saham Baru
Utang
12.000.000 12.000.000
0 2.000.000
12.000.000 10.000.000
4.800.000 4.000.000
7.200.000 6.000.000
120.000
100.000
60
60

[email protected]

Kesimpulan
• EBIT Break Even

Alternatif saham baru akan menghasilkan EPS yang sama dengan
alternatif utang

(EBIT * B1)(1  T)  Dp1
N1

EBIT*
B1,B2
T
Dp1,Dp2
N1,N2



(EBIT * B2 )(1  T)  Dp2
N2

=EBIT break even
= bunga untuk alternatif 1 dan 2
= tingkat pajak
= dividen saham preferen untuk alternatif 1 dan 2
= jumlah saham beredar untuk alternatif 1 dan 2

[email protected]

Kesimpulan (Lanj.)


Untuk kasus PT ABC:
EBIT break even:
[(EBIT*-0)(1-0,4)-0]100.000
60.000 EBIT*
60.000 EBIT*
12.000 EBIT*
EBIT*

= [(EBIT*-2 juta)(1-0,4)-0]120.000
=[(0,6EBIT*-1,2 juta)]120.000
=(72.000 EBIT*-144.000 juta)
=144.000 juta
=12.000.000

Jadi:
 Apabila PT ABC memperoleh EBIT>12 juta maka utang lebih baik
 Apabila PT ABC memperoleh EBIT