PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI REPRODUKSI FIX
PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIOLOGI REPRODUKSI
Penyusun:
Dr. Hj. Bayyinatul Muchtarromah, drh. M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyusun
buku petunjuk praktikum Fisiologi Reproduksi
Praktikum Fisiologi Reproduksi merupakan mata kuliah
pilihan bagi mahasiwa juruisan Biologi sebagai upaya memberikan
ketrampilan bekerja di laboratorium bagi mahasiswa dan
memberikan pengalaman empiris dari teori-teori yang diberikan.
Diharapkan dengan segala bentuk persiapan dan pelaksanaan
praktikum yang melibatkan dosen pembimbing dan mahasiswa
secara aktif memberikan kontribusi live skill bagi mahsiswa dan
memacu kreatifitas dalam pelaksanaan praktikum dan penggalian
ilmu pada umumnya.
Meskipun telah dikerahkan usaha sebaik-baiknya untuk
pembuatan buku petunjuk praktikum ini tentunya masih banyak
kekurangan disana-sini, seiring dengan semakin bervariasinya
peralatan yang akan disediakan, buku petunjuk ini akan semakin
disempurnakan.
Akhirnya kami mengucapkan selamat bekerja semoga buku
ini bermanfaat, Amin.
Malang, Agustus 2014
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Tata tertib praktikum
Praktikum 1: 1. Uji kehamilan
Praktikum 2 : 2. Penampungan semen domba
Praktikum 3 : 3. Menghitung motilitas spermatozoa
Praktikum 4 : 4. Menghitung prosentase hidup dan mati
spermatozoa
Praktikum 5 : 5. Penghitungan konsentrasi spermatozoa
Praktikum 6 : 6. Koleksi spermatozoa epididimis kambing
Praktikum 7 : 7. Peran pengencer pada motilitas dan daya hidup
sperma
Praktikum 8 : 8. Hypoosmotic swelling test (hos)
Praktikum 9 : 9. Kajian aglutinasi spermatozoa dari epididimis
Praktikum 10 : 10. Pengamatan sel kelamin betina
2
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan harus datang 10 menit sebelum praktikum dimulai
dan
jika
terlambat
tanpa
alasan
yang
dapt
dipertanggungjawabkan, tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
2. Praktikan wajib menggunakan jas praktikum selama
melaksanakan kegiatan di laboratorium.
3. Peralatan praktikum yang digunakan harap diteliti terlebih
dahulu jenis, jumlah, dan keadaannya, kerusakan atau
kehilangan peralatan selama praktikum menjadi tanggung
jawab peserta praktikum dan harus mengganti alat tersebut
sesuai spesifikasi
4. Baca dan pelajari buku ini dengan teliti sebelum mengikuti
praktikum. Jika menemukan kesulitan dalam menjalankan
praktikum, bertanyalah kepada asisten praktikum.
5. Dalam menjalankan kegiatan praktikum, hendaklah bersikap
profesional dan hati-hati dalam menggunakan semua
peralatan.
6. Praktikan harus membersihkan semua peralatan yang telah
dipakai dalam praktikum dan mengembalikan kepada petugas
sesuai dengan jenis dan jumlahnya serta dalam keadaan baik.
7. Praktikan wajib menjaga ketertiban dan kebersihan
laboratorium selama praktikum.
8. Pelanggaran atas tata tertib ini diberikan sangsi dikeluarkan
dari pelaksanaan praktikum dan atau tidak diperkenankan
mengikuti acara praktikum selanjutnya.
9. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan
diatur kemudian.
3
PRAKTIKUM I
UJI KEHAMILAN
I. TUJUAN
Mendeteksi kehamilan secara biologik yaitu menggunakan
makhluk hidup lain
Mendeteksi kehamilan menggunakan test pack
II. DASAR TEORI
Fertilisasi atau pembuahan merupakan pusat kejadian dari
seluruh proses reproduksi seksual. Fertilisasi merupakan
penyatuan atau fusi dua sel, gamet-gamet jantan dan betina,
untuk membentuk satu sel, zygot. Fertilisasi adalah satu proses
ganda meliputi pengaktifan ovum oleh spermatozoa dan
pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke dalam ovum
sesudah proses ovulasi, dimulailah masa kebuntingan yang
diakhiri pada waktu kelahiran.
Diagnosa kebuntingan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pada ternak besar seperti sapi, kerbau, kuda, cara yang paling
praktis dan dapat diandalkan adalah diagnosa melalui palpasi
rektal. Pada manusia, cara yang mudah, praktis dan dapat
dilakukan sendiri adalah dengan menggunakan test pack. Test
pack di dalamnya memiliki zat yang bereaksi dengan hormon
kehamilan, Human Chorionic Gonadotropin (HCG). HCG
dihasilkan oleh chorion pada plasenta wanita hamil kira-kira 30
sampai 60 hari sesudah menstruasi terakhir dan diekskresikan
melalui urine. Selain test pack, penentuan kehamilan dengan
menggunakan urine dapat dilakukan dengan cara biologik yaitu
cara Ascheim zondek, Friedman dan Galli Mainini; masingmasing cara biologik menggunakan binatang percobaan yaitu
tikus putih, kelinci dan katak jantan.
III. ALAT DAN BAHAN
Mikroskop
Obyek glass
4
Cover glass
Alat suntik
Beker glass
Cawan petri
Pipet tetes
Pinset
Sarung tangan
Test pack
Urine pertama setelah bangun pagi dari wanita hamil
sekitar 1-3 bulan
Urine pertama setelah bangun pagi dari wanita tidak hamil
Aquades
2 ekor katak jantan (Bufo vulgaris )
IV. CARA KERJA
Pipet cairan di lubang pengeluaran katak
Amati di bawah mikroskop, jika ada sperma. Maka katak
tidak boleh dipakai
Suntikkan 4-5ml air seni wanita hamil di perut kira-kira
11/2 cm didepan kloaka dengan cara mencubit / menarik
kulit katak dengan pinset.
Pegang katak selama beberapa saat dengan posisi sama
seperti waktu penyuntikan.
Kembalikan katak ke tempat yang telah diberi sedikit air
Tunggu selama 1 jam
Ambil katak dari tempatnya
Pakai sarung tangan dan beri rangsangan pada daerah
kloka
Tempatkan cawan petri di bawah kloaka, untuk
menampung cairan yang keluar dari kloaka
Ambil cairan tersebut dengan pipet tetes. Teteskan diatas
obyek glass
Amati di bawah mikroskop
Apabila pada pengamatan ditemukan sperma, berarti
positif.
5
Selama waktu menunggu, lakukan uji kehamilan dengan
test pack pada urin wanita hamil dan tidak.
Catat hasilnya dan bandingkan dengan hasil uji pada
katak.
V. PERTANYAAN
Mengapa dalam uji kehamilan digunakan katak jantan
bukan katak betina?
Apa sebabnya uji kehamilan menggunakan urin sebagai
sampel?
Mengapa lubang pengeluaran atau kloaka katak perlu
diperiksa dulu sebelum digunakan untuk uji kehamilan?
Apa fungsi pemberian rangsang pada kloaka setelah
perlakuan?
Apakah daerah penyuntikan dan lama reaksi (1jam)
mempengaruhi hasil ? jelaskan jawabanmu!
Apa makna positif dan negatif hasil pemeriksaan baik
dengan katak dan test pack!
6
PRAKTIKUM 2
PENAMPUNGAN SEMEN DOMBA
I. TUJUAN
Mengetahui cara dan mempraktekkan penampungan
semen
II. DASAR TEORI
Semen adalah cairan yang diproduksi saat ejakulasi,
terdiri atas bagian sel, yaitu spermatozoa dan cairan tempat
hidup spermatozoa, yaitu plasma semen. Spermatozoa
dihasilkan di dalam testis sedangkan plasma semen adalah
campuran sekresi yang dibuat oleh epididimis dan kelenjarkelenjar kelamin pelengkap yaitu kelenjar-kelenjar veskularis
dan prostate. Sperma atau sel-sel kelamin jantan merupakan
suatu sel kecil, kompak dan sangat khas, yang tidak tumbuh
atau membagi diri. Secara esensial ia terdiri dari kepala yang
membawa materi herider paternal, dan ekor yang
menggandung sarana penggerak. Ia tidak memegang peranan
apapun dalam fisiologi hewan yang menghasilkannya dan
hanya melibatkan diri dalam pembuahan untuk membentuk
individu baru sejenis darimana ia berasal.
III. ALAT DAN BAHAN
Satu unit vagina buatan
Tabung penampung semen berskala
Termos (penampung air hangat)
Thermometer
Vaselin
Air hangat
IV. CARA KERJA
Penampungan Semen
7
• Sterilkan tabung penampung dan tutup sisi luar tabung
penampungan dengan aluminium foil agar semen hasil
penampungan tidak terkena langsung sinar matahari.
• Persiapkan seluruh bahan dan alat untuk keperluan
penampungan, diantaranya dengan merebus air sampai
mendidih agar pencapaian suhu ketika air tersebut
dimasukkan ke dalam vagina buatan bisa maksimal.
• Bersihkan alat penampungan dengan air bersih, juga
bersihkan sisa-sisa dari penampungan yang sebelumnya
• Ikatkan tabung penampungan pada sisi kanan dari vagina
buatan dengan karet atau yang lain dengan tujuan,
diharapkan agar tidak terlepas pada waktu penampungan.
• Masukkan air yang panas/hangat yang telah dipersiapkan
tadi kedalam vagina buatan sampai ± 41ºC didalam
vagina buatan.
• Tak kalah pentingnya juga oleskan vaselin pada sepertiga
sebelah dalam dari vagina buatan tersebut, hal ini
bertujuan agar diharapkan penis dari domba ketika
memasuki vagina buatan tidak terluka dan terjadi infeksi.
• Persiapkan domba jantan dan sebagai pancingan taruh
domba betina seakan-akan siap untuk dikawin.
• Pejantan dibiarkan menaiki pemancing dan berejakulasi
sewaktu penis diarahkan dan memasuki vagina buatan.
• dan lakukan pengamatan lagi.
V. PERTANYAAN
1. Apa fungsi vagina buatan dalam praktikum ini?
2. Apa tujuan dari dimasukkan air hangat kedalam vagina
buatan?
3. Jelaskan peranan domba betina pada praktikum ini?
PRAKTIKUM 3
8
MENGHITUNG MOTILITAS SPERMATOZOA
I. TUJUAN
1. Mengetahui penampungan semen
2. Memeriksa dan menghitung motilitas spermatozoa.
II. DASAR TEORI
a) Morfologi Spermatozoa Domba
Satu spermatozoa terdiri dari; kepala, leher dan ekor.
Kepala spermatozoa berbentuk oval memanjang, lebar dan
datar satu pandangan dan sempit pada pandangan lain
dengan bagian tebal pada pangkal kepala yang melangsing
ke apex yang tipis. Kepala sperma terisi sepenuhnya dengan
materi inti, kromosom, terdiri dari DNA yang bersenyawa
dengan protein. Panjang 4-5µm lebar 2,5-3,5µm, sebagian
besar kepala berisis inti. Leher hanya 1-1,5µm panjangnya.
Bagian ini adalah tempat persambungan ekor dengan
kepala. Persambungan ini membentuk semacam sendi
peluru pada rangka. Dalam leher pulalah terletak sentriol.
Ekor dibedakan atas 3 bagian: bagian tengah (Mid Piece)
bagian utama (Principle Piece), dan bagian ujung (End
Piece). Panjang ekor seluruhnya sekitar 55µm, dengan
diameter yang makin keujung makin kecil.
b) Motilitas Spermatozoa Domba
Spermatozoa mempunyai kecenderungan untuk bergerak
bersama-sama dalam kelompok (gerakan massa) sehingga
akan membentuk gelombang tebal dan tipis. Gerakan massa
yang cepat dan gelombang tebal merupakan indikasi
tingginya presentase motilitas dan konsentrasi spermatozoa
yang terkandung di dalam semen.
III.
ALAT DAN BAHAN
Peralatan penampungan : satu unit vagina buatan,
tabung penampung semen, thermometer
9
Peralatan perlakuan : tabung reaksi, beaker glass,
mikropipet volumerik, rak tabung
Pemeriksaan kwalitas spermatozoa: mikroskop cahaya
binokuler, objek glass, cover glass, kertas tissue.
Bahan penampung semen : vaselin dan air hangat
IV.
CARA KERJA
a). Pemeriksaan Motilitas Spermatozoa
1. Setelah selesai penampungan, lepaslah aluminium foil
yang menutupi tabung penampungan.
2. Semen yang berada di dalam tabung penampungan lihat
dan perhatikan volume jumlah semen yang terkumpul.
Penghitungan volume semen ini bisa dilakukan dengan
melihat langsung pada tabung penampung berskala.
3. Hisaplah semen dari tabung penampungan dengan
mikropipet.
4. Teteskan semen pada objek glass.
5. Amatilah motilitas individu sperma pada objek glass
yang telah ditretesi semen tersebut langsung dibawah
mikroskop dengan tanpa cover glass dengan
pembesaran 400 kali.
6. Untuk pengamatan motilitas massa, dengan melihat
obyek glass yang telah ditetesi semen dengan menutup
bagian atas dengan cover glass, dibawah mikroskop
dengan pembesaran 100kali.
7. Tentukan kriteria penilaian gerak massa spermatozoa
sebagai berikut :
a). Sangat baik (+++), sehingga terlihat gelombang
besar, banyak gelap dan tebal, dan aktif seperti
gumpalan awan hitam menjelang hujan bergerak
cepat berpindah-pindah tempat.
b). Baik (++), bila terdapat gelombang-gelombang
kecil, tipis, jarang, kurang jelas dan bergerak
lamban.
c). Kurang (+), jika tidak terlihat gelombang melainkan
gerakan-gerakan individual aktif progresif.
10
8. Klasifikasikan juga gerak individu spermatozoa dengan
kriteria sebagai berikut :
a). Gerakan progresif atau gerakan maju dari spermatozoa
merupakan gerak terbaik.
b). Gerak mundur dan gerak melingkar sering
merupakan tanda-tanda cold shock sedangkan untuk
spermatozoa yang gerakannya berayun atau
berputar-putar adalah spermatozoa yang tua.
c). Spermatozoa yang berhenti bergerak adalah
spermatozoa yang mati.
V. PERTANYAAN
1. Bagimana motilitas spermatozoa pada praktikum ini?
2. Ada berapa macam gerak spermatozoa yang kalian
temukan dalam praktikum ini?
3. Bagimanakah gerak massa spermatozoa pada praktikum
ini?
4. Apakah ada kaitan antara gerak individu spermatozoa
dengan gerak massa spermatozoa?
11
PRAKTIKUM 4
MENGHITUNG PROSENTASE HIDUP DAN MATI
SPERMATOZOA
I. TUJUAN
a. Mengetahui penampungan semen
b. Mengetahui dan menghitung prosentase motilitas sperma
c. Mengetahui dan menghitung prosentase hidup dan mati
spermatozoa.
II. DASAR TEORI
Untuk mengetahui jumlah spermatozoa yang hidup dan yang
mati adalah dengan pewarnaan deferensial. Dasar penggunan
metode ini adalah perbedaan afinitas zat warna antara sel-sel
spermatozoa yang mati dan yang hidup. Zat warna yang sering
dipakai adalah eosin-negrosin. Pada waktu semen segar
dicampur dengan zat warna karena permiabilitas dinding sel
meninggi sewaktu mati. Eosin akan mewarnai spermatozoa
menjadi merah atau merah muda, sedangkan spermatozoa yang
hidup tetap tidak terwarnai. Zat-zat warna ini akan tetap stabil
memberikan latar belakang biru hitam.
III.
ALAT DAN BAHAN
Alat untuk pengambilan semen : vagina buatan,
selongsong hitam, tabung penampungan
Pemeriksaan semen : mikroskop, obyek glass, cover
glass, 2 counter.
Bahan untuk penampungan semen : vaselin dan air
hangat
Bahan pewarna semen : eosin-negrosin
IV.
CARA KERJA
a) Penampungan semen
Lihat cara kerjanya pada praktikum penampungan semen
domba
b)Memeriksa motilitas spermatozoa
12
Lihat cara kerjanya pada praktikum penampungan semen
domba
c) Memeriksa dan menghitung presentase hidup dan mati
spermatozoa
Setelah penampungan segera lakukan pemeriksaan baik
motilitas atau yang lain sebab dengan kerja seperti ini
bisa diharapkan hasil dari semen penampungan baik
Teteskan semen dengan mikropipet pada objek glass.
Teteskan eosin-negrosin pada sperma yang telah
diteteskan pada objek glass.
Ambil objek glass yang lain dan apuslah objek glass yang
sudah ditetesi dengan sperma dan eosin-negrosin
tersebut.
Mengapusan kedua objek glass tersebut yakni dengan
menempelkan ujung objek glass yang lain pada campuran
tadi tarik kearah sepanjang gelas objek sehingga
membentuk 1 lapisan yang tipis.
Fiksasikan preparat tersebut atau kering anginkan dan
amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 400kali.
Spermatozoa yang hidup tidak akan menyerap warna
Spermatozoa yang mati akan menyerap warna sehingga
berwarna gelap.
Hitunglah sel sperma yang ada sebanyak 200 sel
Hitunglah sel yang hidup dan mati dengan persamaan :
x 100%
Persentase hidup :
h
h+m
Keterangan :
h = sperma yang hidup
m = sperma yang mati
V. PERTANYAAN
1. Bagaimanakah cara mengetahui sperma hidup dan mati?
2. Mengapa sperma yang hidup tidak menyerap warna
sedangkan sperma yang mati menyerap warna?
3. Apa fungsi eosin-negrosin disini?
13
4. Bagaimanakah cara menghitung prosentase hidup dan
mati spermatozoa?
14
PRAKTIKUM 5
PENGHITUNGAN KONSENTRASI SPERMATOZOA
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara penampungan semen domba
2. Mengetahui dan menghitung prosentase motilitas sperma
3. Mengetahui dan menghitung konsentrasi spermatozoa
II. DASAR TEORI
Penilaian konsentrasi dan jumlah per-milimeter semen segar
penting, karena faktor inilah yang menggambarkan sifat-sifat
semen dan dipakai sebagai salah satu kriteria penetuan kualitas
semen. Konsentrasi digabung dengan volume dan prosentase
sperma motil memberikan jumlah sperma motil per ejakulat,
yaitu kuantitas yang menentukan berapa betina yang dapat
diinseminasi dengan ejakulat tersebut. Berbagai metode dapat
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi spermatozoa,
metode mana yang dipakai tergantung situasi, kebutuhan
kebiasaan dan tersedia tidaknya alat yang dipergunakan. Untuk
pemeriksaan rutin dilapangan perlu digunakan metode yang
praktis dan sederhana, sedangkan pemeriksaan incidental
terhadap satu contoh semen, terutama untuk diagnosa atau
tujuan sebaiknya cara-cara yang lebih akurat.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat untuk pengambilan semen domba : vagina buatan,
selongsong hitam, tabung penampungan
Pemeriksaan semen segar : mikropipet, mikroskop, obyek
glass, cover glass, haemocytometer, counter
Sperma uji : sperma domba yang telah birahi diambil
dengan vagina buatan.
Bahan pemekrisaan sperma hasil sexing : pewarna eosinnegrosin dan NaCl 0,3%.
IV. CARA KERJA
15
a) Penampungan semen
Lihat cara kerjanya pada praktikum penampungan semen
Domba
b) Pemeriksaan motilitas spermatozoa
Lihat cara kerjanya pada praktikum penampungan semen
domba
c) Pemeriksaan konsentrasi spermatozoa
1) Mikrometer objektif diperlakukan sama seperti objek
glass dan dicari bayangan skalanya.
2) Bila telah terlihat, mikrometer okuler diletakkan
didalam perangkat wadah lensa okuler, kemudian
dipasang lagi.
3) Skala-skala pada kedua mikrometer tersebut di
sejajarkan, dimana salah satu anak skala diatur
sedemikian rupa sehingga saling lurus. jadi posisi kedua
baris skala tersebut saling berhimpit.
4) Dicari satu anak skalanya pada kedua baris skala
tersebut yang saling lurus berhimpit.
5) Pada masing-masing mikrometer tersebut di hitung
banyaknya anak skala mulai yang paling lurus pertama
kali sampai yang kedua.
6) Dari sini dapat di hitung.
7) 1 skala mikroometer okuler = ………… skala
mikrometer obyektif.
8) Tutup cover glass
d) Penghitungan konsentrasi spermatozoa
1) Hisaplah semen dengan pipet thoma sampai angka 0,5
atau 0,1
2) Hisaplah dengan pipet thoma larutan NaCl fisiologis
3% sehingga pada akhirnya terjadi pengenceran 1/200
(atau 1/100).
3) Tutuplah kedua ujung pipet menggunakan ibu jari dan
jari tengah lakukan pengocokan dengan cara membolak
balik.
4) Keluarkan 1-2 tetes cairan dalam pipet thoma dan
buang, kemudian pada tetesan selanjutnya ujung pipet
16
mikro ditempelkan salah satu sisi bilik hitung yang
telah diberi glass penutup/cover glass dan kertas tissue
pada sisi lainnya.
5) Cairan dalam pipet thoma akan mengalir memenuhi
bilik hitung dan selanjutnya bilik hitung ditaruh di
bawah mikroskop.
6) Hitunglah spermatozoa yang ada di dalam 5 bilik hitung
dengan langkah diagonal dan menyerupai huruf R.
perhitungan dimulai dari sebelah kiri secara zigzag.
Untuk menghindari perhitungan yang kurang tepat
spermatozoa yang ada digaris batas sebelah kiri dan atas
suatu bilik dihitung sebagai spermatozoa yang ada
dalam bilik kecil tersebut.
7) Jumlah spermatozoa sesungguhnya dapat dihitung
dengan perhitungan sebagai berikut :
Panjang sisi 1 bilik R = 0,2mm
Dalamnya bilik hitung = 0,1mm
Pengenceran semen (p) = 100 atau 200
Volume dari 5 bilik hitung = V mm3
Jumlah spermatozoa dari 5 bilik hitung = N
Jumlah spermatozoa per mm3 = N p/V
V. PERTANYAAN
1. Bagaimanakah cara menghitung konsentrasi spermatozoa?
2. Mengapa 1-2 tetes cairan pertama dalam tabung thoma
dibuang terlebih dahulu sebelum diteteskan pada bilik
hitung?
3. Apa manfaat penghitungan konsentrasi spermatozoa?
17
PRAKTIKUM 6
KOLEKSI SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING
I. TUJUAN
1. Mengetahui sumber spermatozoa bisa berasal dari makhluk
hidup yang telah mati.
2. Mengetahui motilitas spermatozoa epididimis.
II. DASAR TEORI
Epidimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat
dengan testis. Epididimis mempunyai 4 fungsi utama: transport,
konsentrasi, maturasi dan penyimpanan sperma. Pemanfaatan
epididimis sebagai sumber spermatozoa memberikan harapan
baru untuk mengumpulkan material genetik hewan jantan
meskipun hewan yang bersangkutan telah mati.
III.
ALAT DAN BAHAN
Mikroskop
Obyek glass
Botol steril
Gunting steril
Sentrifus
Tabung Spuit 10 cc dan jarum 20G
Alimunium foil
Epididimis kambing dari Rumah Pemotongan Hewan
(RPH)
0.9% NaCl
Eosin
antibiotik: penisilin dan sterptomycin sulfate
air kelapa muda
sari buah melon
aquabides
kertas saring
IV.
CARA KERJA
18
1) Epididimis dikoleksi dari rumah pemotongan hewan
2) Bersihkan epididimis dan masukkan ke dalam botol steril
yang didalamnya berisi NaCl fisiologis dan telah ditambah
dengan antibiotik; penisilin dan sterptomycin sulfate. Tutup
rapat.
3) Bawa ke laboratorium dalam kondisi suhu lingkungan.
4) di laboratorium:
Pisahkan epididimis dari testis. Buatlah sayatan-sayatan
pada epididimis kemudian bilas tekan.
Pembilasan
epididimis
dilakukan
dengan
cara
menyemprotkan larutan larutan NaCl fisiologis (0,9%
NaCl) ke epididimis menggunakan spuit 10 cc dan jarum
berukuran 20G sambil ditekan.
Tampung dalam tabung sentrifus cairan yang telah
mengandung spermatozoa
Sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit
pada suhu kamar.
Buang supernatan
Sedimen (endapan di dalam tabung setelah disentrifugasi,
yakni spermatozoa) diencerkan.
Masing-masing dengan pengencer air kelapa muda
antibiotik-kuning telur, sari buah melon antibiotik-kuning
telur, aquabides antibiotik-kuning telur.
Sebelum tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil.
Ambil sedikit cairan dengan pipet tetes.
Teteskan di atas obyek glass. Kemudian tutup dengan
gelas penutup.
Amati motilitas spermatozoa di bawah mikroskop cahaya
pembesaran 400X pada delapan lapang pandang yang
berbeda secara subyektif.
Amati spermatozoa yang hidup, dengan cara teteskan satu
tetes cairan yang diambil dari tabung reaksi, kemudian
tambahkan satu tetes larutan 1% eosin dalam aquabides
campur hingga homogen, buat preparat ulas tipis pada
kaca obyek.
19
Amati di bawah mikroskop cahaya pembesaran 400X,
dengan minimum 200 spermatozoa yang diamati.
Spermatozoa yang hidup ditandai dengan kepala
berwarna putih, sedangkan yang mati ditandai dengan
kepala berwarna merah.
Tabung reaksi kemudian disimpan dalam refrigerator
dengan suhu 3-5ºC selama 3 hari.
V. PERTANYAAN
1. Mengapa epididimis hewan yang telah mati dapat digunakan
sebagai sumber spermatozoa?
2. Sebutkan bagian-bagian epididimis!
3. Apa fungsi penekanan jaringan epididimis pada waktu
pengkoleksian spermatozoa dari epididimis?
4. Bagaimana morfologi spermatozoa epididimis?
Macam-macam pengencer semen
1. bahan pengencer airkelapamuda antibiotik-kuning telur air kelapa
antibiotik : 80%, kuning telur : 20%
2. bahan pengencer sari buah melon antibiotik-kuning telur, sari
buahmelon-antibiotik : 80%, kuning telur : 20%
3. bahan
pengencer
aquabides
antibiotikkuningtelur,
aquabidesantibiotik : 80 %, kuning telur : 20%
4. cara membuat air kelapamuda-antibiotik
991 ml air kelapa muda + 4 ml streptomycin + 5 ml pensisilin.
Campur sampai homogen
5. cara membuat sari buah melon-antibiotik
991 ml sari buah melon + 4 ml streptomycin + 5 ml penisilin.
Campur sampai homogen.
6. kuning telur
pilih telur ayam yang segar ditandai dengan kulit telur yang
bersih, halus dan tidak retak. Kuning telur dipisahkan dari putih
telur. Setelah itu disaring de ngan kertas saring.
7. air kelapa muda
air kelapa muda disaring dengan kertas saring
8. cara membuat antibiotik (untuk 100ml)
20
1. streptomycin 5 gr dilarutkan dengan aquabides hingga 20 ml
2. penisilin 3.000.000 IU dilarutkan dengan aquabides sampai
volumenya 15 ml
3. 1 dan 2 dicampur kemudian ditambahkan aquabides sampai
volume mencapai 100ml
21
PRAKTIKUM 7
PERAN PENGENCER PADA MOTILITAS DAN DAYA
HIDUP SPERMA
I. TUJUAN
1. Mengetahui peran pengencer pada motilitas sperma
2. Mengetahui peran pengencer pada daya tahan hidup sperma
II. DASAR TEORI
Selama proses penyimpana spermatozoa memerlukan
perlindungan dan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Maka
diperlukan bahan pengencer yang dapat menjalankan fungsi
tersebut. Syarat bahan pengencer adalah harus dapat
menyediakan nutrisi bagi kebutuhan spermatozoa selama
penyimpanan, harus memubgkinkan sperma dapat bergerak
secara progresif, tidak bersifat racun bagi sperma, menjadi
penyanggah bagi sperma, dapat melindugi sperma dari kejutan
dingin (cold shock) baik untuk semen beku maupun semen yang
tidak dibekukan (semen cair). Daya tahan hidup sperma adalah
kemampuan sperma untuk bertahan hidup selama penyimpanan
yang diperlihatkan melalui sanggupnya bergerak sampai tidak
adanya pergerakan lagi.
III. ALAT DAN BAHAN
Mikroskop
Pipet tetes
Obyek glass
Spermatozoa epidimis yang telah disimpan selama 3 hari
IV. CARA KERJA
1. Ambil spermatozoa dari refrigerator
2. Diamkan beberapa saat
3. Pipet dengan pipet tetes
4. Teteskan diatas obyek glass
5. Amati dibawah mikroskop; motilitas dan viabilitasnya
(spermatozoa yang hidup dan mati).
22
V. PERTANYAAN
1. Apa peran pengencer selama proses penyimpanan?
2. Bagaimana motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam
pengencer air kelapa muda-kuning telur ayam setelah
mengalami proses penyimpanan?
3. Bagaimana motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam
pengencer sari buah melon-kuning telur setelah mengalami
proses penyimpanan?
4. Bagaimana motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam
pengencer aquabides-kuning telur selama mengalami proses
penyimpanan?
5. Bagaimana motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam
pengencer
aquabides
setelah
mengalami
proses
penyimpanan?
6. dari ke-3 jenis pengencer, manakah yang menghasilkan hasil
yang paling baik?
23
PRAKTIKUM 8
OSMOTIC RESISTANCE TEST (ORT)
ATAU HYPOOSMOTIC SWELLING (HOS) TEST
I. TUJUAN
1. Mengetahui
cara
mengevaluasi
keutuhan
membran
spermatozoa yaitu
dengan metode hypoosmotic swelling
(HOS) test
2. Mengetahui pengaruh lama penyimpanan pada keutuhan
membran plasma spermatozoa.
II. DASAR TEORI
Untuk melakukan fertilisasi, spermatozoa harus bergerak
mencapai tempat pembuahan dengan menggunakan energi yang
diperoleh dari pengencer, sehingga motilitas seringkali
dijadikan indikator fertilitasspermatozoa. Namun demikian
pergerakan spermatozoa dipengaruhi juga oleh integritas
struktur morfologi spermatozoa. Evaluasi terhadap keutuhan
membran plasma spermatozoa (presentase MPU) dilakukan
dengan metode hypoosmotic swelling test (HOS test).
III. ALAT DAN BAHAN
1. Mikroskop
2. Obyek glass
3. Sperma epididimis yang telah diencerkan dengan
pengencer
4. Sperma epididimis yang telah disimpan selama 3 hari
5. Fruktosa
6. Na Citrat
7. aquabides
IV. CARA KERJA
Buat larutan hipoosmotik dengan cara melarutkan 0,3 g
fruktosa dan 0,7 g Na Citrat ke dalam 100 ml aquabides.
24
Sebanyak 0,1ml semen dicampur dengan 9,9 ml medium
hipoosmotik
Setelah dicampurkan sediaan diinkubasi dalam inkubator
CO2 bersuhu 37C selam 45 menit.
Semen kemudian dibuat preparat ulas tipis pada gelas obyek
dan diamati dengan mikroskop cahaya pembesaran 400X
terhadap minimum 200 spermatozoa.
Spermatozoa yang memiliki membran plasma utuh ditandai
oleh ekor yang melingkar atau menggelembung, sedangkan
yang rusak ditandai oleh ekor yang lurus.
Lakukan langkah diatas pada spermatozoa yang telah
disimpan selama 3 hari.
I. V.PERTANYAAN
1. Apa gunanya metode Hypoosmotic swelling test (HOS test)
pada spermatozoa?
2. Bagaimana kalian mengetahui keutuhan dan kerusakan
membran spermatozoa?
3. Apakah lama penyimpanan juga memperngaruhi keutuhan
membran spermatozoa? Jelaskan!
25
PRAKTIKUM 9
KAJIAN AGLUTINASI SPERMATOZOA DARI EPIDIDIMIS
I. TUJUAN
1. Mengetahui aglutinasi spermatozoa
2. Mengetahui manfaat antiaglutinin bagi spermatozoa.
II. DASAR TEORI
Pengambilan
spermatozoa
dari
epididimis
seringkali
mengabaikan cairan plasmanya yang berperan amat penting
yaitu sebagai media untuk menjaga kehidupan sperma. Secara
alami spermatozoa yang dibiarkan dalam media tertentu akan
mengalami proses aglutinasi atau pengumpalan. Proses
aglutinasi terjadi antarkepala spermatozoa, sehingga secara tidak
langsung akan menurunkan tingkat efisiensi spermatozoa dalam
membuahi sel telur. Penghambatan aglutinasi tampaknya dapat
dilakukan dengan antiaglutinin. Dan salah satu sumber
aantiglutinin adalah plasma epididimis. Tingkat aglutinasi
spermatozoa dapat digunakan untuk menentukan keberadaan
antiaglutinin.
III.
IV.
ALAT DAN BAHAN
Sentrifus
Tabung reaksi
Inkubator
Mikropipet
Spuit
Gelas obyek
Mikroskop cahaya
Epididimis kambing dari rumah pemotongan hewan
Medium Krebs Ringer-HEPES (KR-HEPES) 1:50
Giemsa 10% (Merck, Darmstadt Germany)
Glutaraldehid
NaCl Fisiologis
CARA KERJA
26
1. Ambil cairan dari bagian kaput, korpus dan kauda
epididimis dengan cara membuat sayatan-sayatan pada
bagian tersebut kemudian semprotkan larutan NaCl
fisiologis menggunakan spuit 10 cc dan jarum berukuran
20G.
2. Larutan yang mengandung spermatozoa tersebut
ditampung dalam tabung reaksi
3. kemudian disentrifus pada kecepatan 700 g selama 5 menit
pada suhu ruang.
4. Selanjutnya untuk memperoleh plasma, supernatan yang
diperoleh disentrifus kembali dengan kecepatan 10.000 g
selama 10 menit pada suhu 4ºC.
5. Plasma dicampur dengan medium Krebs Ringer-HEPES
(KR-HEPES) 1:50 .
6. Tabung reaksi diinkubasi dalam inkubatoer CO2 5% pada
suhu 38,5ºC selama 1, 2, 3 jam.
7. Setelah 1, 2, 3 jam campuran tersebut diambil 10 µl
dengan mikropipet untuk dibuat preparat ulas pada gelas
obyek.
8. Selanjutnya preparat difiksasi dengan glutaraldehid 0,25%
dalam NaCl fisiologis (1:1)
9. Kemudian dikeringanginkan dan diwarnai dengan Giemsa
10%.
10. Dilakukan penghitungan semua aglutinasi (perlekatan)
antarkepala spermatozoa pada 10 lapang pandang di
bawah mikroskop cahaya pembesaran 400kali.
V. PERTANYAAN
1. Dari bagian epididmis yang manakah diperoleh hasil
aglutinasi tertinggi?
2. Dari bagian epididimis yang manakah diperoleh hasil
aglutinasi terendah?
3. Dari waktu 1,2, 3 jam manakah yang menghasilkan aglutinasi
tertinggi dan manakah yang menghasil;kan aglutinasi
terendah?
4. Apa akibatnya jika spermatozoa mengalami aglutinasi?
27
5. Apa fungsi antiaglutinin bagi spermatozoa?
28
PRAKTIKUM 10
PENGAMATAN SEL KELAMIN BETINA
I. TUJUAN
1. Mengenal struktur morfologi ovarium domba
2. 2. Mengenal struktur morfologi oosit
II. DASAR TEORI
Sel kelamin atau gamet merupakan komponen sistem reproduksi
yang penting, karena dari persatuan antara sel kelamin jantan
dan betina terbentuklah zigot yang akan berkembang menjadi
individu baru. Pengenalan dan pemahaman mengenai ciri-ciri
morfologi sel kelamin hewan vertebrata pada lokasi yang
berbeda-beda dari sistem reproduksi merupakan dasar untuk
penelitian reproduksi dan embriologi yang berkaitan dengan sel
kelamin. Dalam praktikum ini akan diamati struktur morfologi
sel telur dan ovarium.
III.
ALAT DAN BAHAN
1 .Alat untuk pengambilan oosit domba: spuit 5 atau 10 cc
2. Alat pemeriksaan oosit : mikropipet, bisecting mikroskop,
cawan petri
3. Ovarium uji : ovarium domba yang diambil dari rumah
pemotongan hewan
4. Bahan pemeriksaan ovarium : NaCl fisiologis
IV.
CARA KERJA
• Ovarium yang ada folikelnya diaspirasi menggunakan
spuit
• Kemudian dikumpulkan dalam tabung reaksi
• NaCl fisiologis disemprotkan agar oosit tercuci
• Diamati di cawan petri dengan bisecting mikroskop
V. PERTANYAA
1. Bagaiman struktur morfologi ovarium?
29
2. Bagaimana struktur morfologi oosit?
3. Apa perbedaan antar ovarium dan oosit?
4. Bagaimanakah cara pengambilan oosit dari ovarium?
30
FISIOLOGI REPRODUKSI
Penyusun:
Dr. Hj. Bayyinatul Muchtarromah, drh. M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyusun
buku petunjuk praktikum Fisiologi Reproduksi
Praktikum Fisiologi Reproduksi merupakan mata kuliah
pilihan bagi mahasiwa juruisan Biologi sebagai upaya memberikan
ketrampilan bekerja di laboratorium bagi mahasiswa dan
memberikan pengalaman empiris dari teori-teori yang diberikan.
Diharapkan dengan segala bentuk persiapan dan pelaksanaan
praktikum yang melibatkan dosen pembimbing dan mahasiswa
secara aktif memberikan kontribusi live skill bagi mahsiswa dan
memacu kreatifitas dalam pelaksanaan praktikum dan penggalian
ilmu pada umumnya.
Meskipun telah dikerahkan usaha sebaik-baiknya untuk
pembuatan buku petunjuk praktikum ini tentunya masih banyak
kekurangan disana-sini, seiring dengan semakin bervariasinya
peralatan yang akan disediakan, buku petunjuk ini akan semakin
disempurnakan.
Akhirnya kami mengucapkan selamat bekerja semoga buku
ini bermanfaat, Amin.
Malang, Agustus 2014
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Tata tertib praktikum
Praktikum 1: 1. Uji kehamilan
Praktikum 2 : 2. Penampungan semen domba
Praktikum 3 : 3. Menghitung motilitas spermatozoa
Praktikum 4 : 4. Menghitung prosentase hidup dan mati
spermatozoa
Praktikum 5 : 5. Penghitungan konsentrasi spermatozoa
Praktikum 6 : 6. Koleksi spermatozoa epididimis kambing
Praktikum 7 : 7. Peran pengencer pada motilitas dan daya hidup
sperma
Praktikum 8 : 8. Hypoosmotic swelling test (hos)
Praktikum 9 : 9. Kajian aglutinasi spermatozoa dari epididimis
Praktikum 10 : 10. Pengamatan sel kelamin betina
2
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan harus datang 10 menit sebelum praktikum dimulai
dan
jika
terlambat
tanpa
alasan
yang
dapt
dipertanggungjawabkan, tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
2. Praktikan wajib menggunakan jas praktikum selama
melaksanakan kegiatan di laboratorium.
3. Peralatan praktikum yang digunakan harap diteliti terlebih
dahulu jenis, jumlah, dan keadaannya, kerusakan atau
kehilangan peralatan selama praktikum menjadi tanggung
jawab peserta praktikum dan harus mengganti alat tersebut
sesuai spesifikasi
4. Baca dan pelajari buku ini dengan teliti sebelum mengikuti
praktikum. Jika menemukan kesulitan dalam menjalankan
praktikum, bertanyalah kepada asisten praktikum.
5. Dalam menjalankan kegiatan praktikum, hendaklah bersikap
profesional dan hati-hati dalam menggunakan semua
peralatan.
6. Praktikan harus membersihkan semua peralatan yang telah
dipakai dalam praktikum dan mengembalikan kepada petugas
sesuai dengan jenis dan jumlahnya serta dalam keadaan baik.
7. Praktikan wajib menjaga ketertiban dan kebersihan
laboratorium selama praktikum.
8. Pelanggaran atas tata tertib ini diberikan sangsi dikeluarkan
dari pelaksanaan praktikum dan atau tidak diperkenankan
mengikuti acara praktikum selanjutnya.
9. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan
diatur kemudian.
3
PRAKTIKUM I
UJI KEHAMILAN
I. TUJUAN
Mendeteksi kehamilan secara biologik yaitu menggunakan
makhluk hidup lain
Mendeteksi kehamilan menggunakan test pack
II. DASAR TEORI
Fertilisasi atau pembuahan merupakan pusat kejadian dari
seluruh proses reproduksi seksual. Fertilisasi merupakan
penyatuan atau fusi dua sel, gamet-gamet jantan dan betina,
untuk membentuk satu sel, zygot. Fertilisasi adalah satu proses
ganda meliputi pengaktifan ovum oleh spermatozoa dan
pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke dalam ovum
sesudah proses ovulasi, dimulailah masa kebuntingan yang
diakhiri pada waktu kelahiran.
Diagnosa kebuntingan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pada ternak besar seperti sapi, kerbau, kuda, cara yang paling
praktis dan dapat diandalkan adalah diagnosa melalui palpasi
rektal. Pada manusia, cara yang mudah, praktis dan dapat
dilakukan sendiri adalah dengan menggunakan test pack. Test
pack di dalamnya memiliki zat yang bereaksi dengan hormon
kehamilan, Human Chorionic Gonadotropin (HCG). HCG
dihasilkan oleh chorion pada plasenta wanita hamil kira-kira 30
sampai 60 hari sesudah menstruasi terakhir dan diekskresikan
melalui urine. Selain test pack, penentuan kehamilan dengan
menggunakan urine dapat dilakukan dengan cara biologik yaitu
cara Ascheim zondek, Friedman dan Galli Mainini; masingmasing cara biologik menggunakan binatang percobaan yaitu
tikus putih, kelinci dan katak jantan.
III. ALAT DAN BAHAN
Mikroskop
Obyek glass
4
Cover glass
Alat suntik
Beker glass
Cawan petri
Pipet tetes
Pinset
Sarung tangan
Test pack
Urine pertama setelah bangun pagi dari wanita hamil
sekitar 1-3 bulan
Urine pertama setelah bangun pagi dari wanita tidak hamil
Aquades
2 ekor katak jantan (Bufo vulgaris )
IV. CARA KERJA
Pipet cairan di lubang pengeluaran katak
Amati di bawah mikroskop, jika ada sperma. Maka katak
tidak boleh dipakai
Suntikkan 4-5ml air seni wanita hamil di perut kira-kira
11/2 cm didepan kloaka dengan cara mencubit / menarik
kulit katak dengan pinset.
Pegang katak selama beberapa saat dengan posisi sama
seperti waktu penyuntikan.
Kembalikan katak ke tempat yang telah diberi sedikit air
Tunggu selama 1 jam
Ambil katak dari tempatnya
Pakai sarung tangan dan beri rangsangan pada daerah
kloka
Tempatkan cawan petri di bawah kloaka, untuk
menampung cairan yang keluar dari kloaka
Ambil cairan tersebut dengan pipet tetes. Teteskan diatas
obyek glass
Amati di bawah mikroskop
Apabila pada pengamatan ditemukan sperma, berarti
positif.
5
Selama waktu menunggu, lakukan uji kehamilan dengan
test pack pada urin wanita hamil dan tidak.
Catat hasilnya dan bandingkan dengan hasil uji pada
katak.
V. PERTANYAAN
Mengapa dalam uji kehamilan digunakan katak jantan
bukan katak betina?
Apa sebabnya uji kehamilan menggunakan urin sebagai
sampel?
Mengapa lubang pengeluaran atau kloaka katak perlu
diperiksa dulu sebelum digunakan untuk uji kehamilan?
Apa fungsi pemberian rangsang pada kloaka setelah
perlakuan?
Apakah daerah penyuntikan dan lama reaksi (1jam)
mempengaruhi hasil ? jelaskan jawabanmu!
Apa makna positif dan negatif hasil pemeriksaan baik
dengan katak dan test pack!
6
PRAKTIKUM 2
PENAMPUNGAN SEMEN DOMBA
I. TUJUAN
Mengetahui cara dan mempraktekkan penampungan
semen
II. DASAR TEORI
Semen adalah cairan yang diproduksi saat ejakulasi,
terdiri atas bagian sel, yaitu spermatozoa dan cairan tempat
hidup spermatozoa, yaitu plasma semen. Spermatozoa
dihasilkan di dalam testis sedangkan plasma semen adalah
campuran sekresi yang dibuat oleh epididimis dan kelenjarkelenjar kelamin pelengkap yaitu kelenjar-kelenjar veskularis
dan prostate. Sperma atau sel-sel kelamin jantan merupakan
suatu sel kecil, kompak dan sangat khas, yang tidak tumbuh
atau membagi diri. Secara esensial ia terdiri dari kepala yang
membawa materi herider paternal, dan ekor yang
menggandung sarana penggerak. Ia tidak memegang peranan
apapun dalam fisiologi hewan yang menghasilkannya dan
hanya melibatkan diri dalam pembuahan untuk membentuk
individu baru sejenis darimana ia berasal.
III. ALAT DAN BAHAN
Satu unit vagina buatan
Tabung penampung semen berskala
Termos (penampung air hangat)
Thermometer
Vaselin
Air hangat
IV. CARA KERJA
Penampungan Semen
7
• Sterilkan tabung penampung dan tutup sisi luar tabung
penampungan dengan aluminium foil agar semen hasil
penampungan tidak terkena langsung sinar matahari.
• Persiapkan seluruh bahan dan alat untuk keperluan
penampungan, diantaranya dengan merebus air sampai
mendidih agar pencapaian suhu ketika air tersebut
dimasukkan ke dalam vagina buatan bisa maksimal.
• Bersihkan alat penampungan dengan air bersih, juga
bersihkan sisa-sisa dari penampungan yang sebelumnya
• Ikatkan tabung penampungan pada sisi kanan dari vagina
buatan dengan karet atau yang lain dengan tujuan,
diharapkan agar tidak terlepas pada waktu penampungan.
• Masukkan air yang panas/hangat yang telah dipersiapkan
tadi kedalam vagina buatan sampai ± 41ºC didalam
vagina buatan.
• Tak kalah pentingnya juga oleskan vaselin pada sepertiga
sebelah dalam dari vagina buatan tersebut, hal ini
bertujuan agar diharapkan penis dari domba ketika
memasuki vagina buatan tidak terluka dan terjadi infeksi.
• Persiapkan domba jantan dan sebagai pancingan taruh
domba betina seakan-akan siap untuk dikawin.
• Pejantan dibiarkan menaiki pemancing dan berejakulasi
sewaktu penis diarahkan dan memasuki vagina buatan.
• dan lakukan pengamatan lagi.
V. PERTANYAAN
1. Apa fungsi vagina buatan dalam praktikum ini?
2. Apa tujuan dari dimasukkan air hangat kedalam vagina
buatan?
3. Jelaskan peranan domba betina pada praktikum ini?
PRAKTIKUM 3
8
MENGHITUNG MOTILITAS SPERMATOZOA
I. TUJUAN
1. Mengetahui penampungan semen
2. Memeriksa dan menghitung motilitas spermatozoa.
II. DASAR TEORI
a) Morfologi Spermatozoa Domba
Satu spermatozoa terdiri dari; kepala, leher dan ekor.
Kepala spermatozoa berbentuk oval memanjang, lebar dan
datar satu pandangan dan sempit pada pandangan lain
dengan bagian tebal pada pangkal kepala yang melangsing
ke apex yang tipis. Kepala sperma terisi sepenuhnya dengan
materi inti, kromosom, terdiri dari DNA yang bersenyawa
dengan protein. Panjang 4-5µm lebar 2,5-3,5µm, sebagian
besar kepala berisis inti. Leher hanya 1-1,5µm panjangnya.
Bagian ini adalah tempat persambungan ekor dengan
kepala. Persambungan ini membentuk semacam sendi
peluru pada rangka. Dalam leher pulalah terletak sentriol.
Ekor dibedakan atas 3 bagian: bagian tengah (Mid Piece)
bagian utama (Principle Piece), dan bagian ujung (End
Piece). Panjang ekor seluruhnya sekitar 55µm, dengan
diameter yang makin keujung makin kecil.
b) Motilitas Spermatozoa Domba
Spermatozoa mempunyai kecenderungan untuk bergerak
bersama-sama dalam kelompok (gerakan massa) sehingga
akan membentuk gelombang tebal dan tipis. Gerakan massa
yang cepat dan gelombang tebal merupakan indikasi
tingginya presentase motilitas dan konsentrasi spermatozoa
yang terkandung di dalam semen.
III.
ALAT DAN BAHAN
Peralatan penampungan : satu unit vagina buatan,
tabung penampung semen, thermometer
9
Peralatan perlakuan : tabung reaksi, beaker glass,
mikropipet volumerik, rak tabung
Pemeriksaan kwalitas spermatozoa: mikroskop cahaya
binokuler, objek glass, cover glass, kertas tissue.
Bahan penampung semen : vaselin dan air hangat
IV.
CARA KERJA
a). Pemeriksaan Motilitas Spermatozoa
1. Setelah selesai penampungan, lepaslah aluminium foil
yang menutupi tabung penampungan.
2. Semen yang berada di dalam tabung penampungan lihat
dan perhatikan volume jumlah semen yang terkumpul.
Penghitungan volume semen ini bisa dilakukan dengan
melihat langsung pada tabung penampung berskala.
3. Hisaplah semen dari tabung penampungan dengan
mikropipet.
4. Teteskan semen pada objek glass.
5. Amatilah motilitas individu sperma pada objek glass
yang telah ditretesi semen tersebut langsung dibawah
mikroskop dengan tanpa cover glass dengan
pembesaran 400 kali.
6. Untuk pengamatan motilitas massa, dengan melihat
obyek glass yang telah ditetesi semen dengan menutup
bagian atas dengan cover glass, dibawah mikroskop
dengan pembesaran 100kali.
7. Tentukan kriteria penilaian gerak massa spermatozoa
sebagai berikut :
a). Sangat baik (+++), sehingga terlihat gelombang
besar, banyak gelap dan tebal, dan aktif seperti
gumpalan awan hitam menjelang hujan bergerak
cepat berpindah-pindah tempat.
b). Baik (++), bila terdapat gelombang-gelombang
kecil, tipis, jarang, kurang jelas dan bergerak
lamban.
c). Kurang (+), jika tidak terlihat gelombang melainkan
gerakan-gerakan individual aktif progresif.
10
8. Klasifikasikan juga gerak individu spermatozoa dengan
kriteria sebagai berikut :
a). Gerakan progresif atau gerakan maju dari spermatozoa
merupakan gerak terbaik.
b). Gerak mundur dan gerak melingkar sering
merupakan tanda-tanda cold shock sedangkan untuk
spermatozoa yang gerakannya berayun atau
berputar-putar adalah spermatozoa yang tua.
c). Spermatozoa yang berhenti bergerak adalah
spermatozoa yang mati.
V. PERTANYAAN
1. Bagimana motilitas spermatozoa pada praktikum ini?
2. Ada berapa macam gerak spermatozoa yang kalian
temukan dalam praktikum ini?
3. Bagimanakah gerak massa spermatozoa pada praktikum
ini?
4. Apakah ada kaitan antara gerak individu spermatozoa
dengan gerak massa spermatozoa?
11
PRAKTIKUM 4
MENGHITUNG PROSENTASE HIDUP DAN MATI
SPERMATOZOA
I. TUJUAN
a. Mengetahui penampungan semen
b. Mengetahui dan menghitung prosentase motilitas sperma
c. Mengetahui dan menghitung prosentase hidup dan mati
spermatozoa.
II. DASAR TEORI
Untuk mengetahui jumlah spermatozoa yang hidup dan yang
mati adalah dengan pewarnaan deferensial. Dasar penggunan
metode ini adalah perbedaan afinitas zat warna antara sel-sel
spermatozoa yang mati dan yang hidup. Zat warna yang sering
dipakai adalah eosin-negrosin. Pada waktu semen segar
dicampur dengan zat warna karena permiabilitas dinding sel
meninggi sewaktu mati. Eosin akan mewarnai spermatozoa
menjadi merah atau merah muda, sedangkan spermatozoa yang
hidup tetap tidak terwarnai. Zat-zat warna ini akan tetap stabil
memberikan latar belakang biru hitam.
III.
ALAT DAN BAHAN
Alat untuk pengambilan semen : vagina buatan,
selongsong hitam, tabung penampungan
Pemeriksaan semen : mikroskop, obyek glass, cover
glass, 2 counter.
Bahan untuk penampungan semen : vaselin dan air
hangat
Bahan pewarna semen : eosin-negrosin
IV.
CARA KERJA
a) Penampungan semen
Lihat cara kerjanya pada praktikum penampungan semen
domba
b)Memeriksa motilitas spermatozoa
12
Lihat cara kerjanya pada praktikum penampungan semen
domba
c) Memeriksa dan menghitung presentase hidup dan mati
spermatozoa
Setelah penampungan segera lakukan pemeriksaan baik
motilitas atau yang lain sebab dengan kerja seperti ini
bisa diharapkan hasil dari semen penampungan baik
Teteskan semen dengan mikropipet pada objek glass.
Teteskan eosin-negrosin pada sperma yang telah
diteteskan pada objek glass.
Ambil objek glass yang lain dan apuslah objek glass yang
sudah ditetesi dengan sperma dan eosin-negrosin
tersebut.
Mengapusan kedua objek glass tersebut yakni dengan
menempelkan ujung objek glass yang lain pada campuran
tadi tarik kearah sepanjang gelas objek sehingga
membentuk 1 lapisan yang tipis.
Fiksasikan preparat tersebut atau kering anginkan dan
amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 400kali.
Spermatozoa yang hidup tidak akan menyerap warna
Spermatozoa yang mati akan menyerap warna sehingga
berwarna gelap.
Hitunglah sel sperma yang ada sebanyak 200 sel
Hitunglah sel yang hidup dan mati dengan persamaan :
x 100%
Persentase hidup :
h
h+m
Keterangan :
h = sperma yang hidup
m = sperma yang mati
V. PERTANYAAN
1. Bagaimanakah cara mengetahui sperma hidup dan mati?
2. Mengapa sperma yang hidup tidak menyerap warna
sedangkan sperma yang mati menyerap warna?
3. Apa fungsi eosin-negrosin disini?
13
4. Bagaimanakah cara menghitung prosentase hidup dan
mati spermatozoa?
14
PRAKTIKUM 5
PENGHITUNGAN KONSENTRASI SPERMATOZOA
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara penampungan semen domba
2. Mengetahui dan menghitung prosentase motilitas sperma
3. Mengetahui dan menghitung konsentrasi spermatozoa
II. DASAR TEORI
Penilaian konsentrasi dan jumlah per-milimeter semen segar
penting, karena faktor inilah yang menggambarkan sifat-sifat
semen dan dipakai sebagai salah satu kriteria penetuan kualitas
semen. Konsentrasi digabung dengan volume dan prosentase
sperma motil memberikan jumlah sperma motil per ejakulat,
yaitu kuantitas yang menentukan berapa betina yang dapat
diinseminasi dengan ejakulat tersebut. Berbagai metode dapat
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi spermatozoa,
metode mana yang dipakai tergantung situasi, kebutuhan
kebiasaan dan tersedia tidaknya alat yang dipergunakan. Untuk
pemeriksaan rutin dilapangan perlu digunakan metode yang
praktis dan sederhana, sedangkan pemeriksaan incidental
terhadap satu contoh semen, terutama untuk diagnosa atau
tujuan sebaiknya cara-cara yang lebih akurat.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat untuk pengambilan semen domba : vagina buatan,
selongsong hitam, tabung penampungan
Pemeriksaan semen segar : mikropipet, mikroskop, obyek
glass, cover glass, haemocytometer, counter
Sperma uji : sperma domba yang telah birahi diambil
dengan vagina buatan.
Bahan pemekrisaan sperma hasil sexing : pewarna eosinnegrosin dan NaCl 0,3%.
IV. CARA KERJA
15
a) Penampungan semen
Lihat cara kerjanya pada praktikum penampungan semen
Domba
b) Pemeriksaan motilitas spermatozoa
Lihat cara kerjanya pada praktikum penampungan semen
domba
c) Pemeriksaan konsentrasi spermatozoa
1) Mikrometer objektif diperlakukan sama seperti objek
glass dan dicari bayangan skalanya.
2) Bila telah terlihat, mikrometer okuler diletakkan
didalam perangkat wadah lensa okuler, kemudian
dipasang lagi.
3) Skala-skala pada kedua mikrometer tersebut di
sejajarkan, dimana salah satu anak skala diatur
sedemikian rupa sehingga saling lurus. jadi posisi kedua
baris skala tersebut saling berhimpit.
4) Dicari satu anak skalanya pada kedua baris skala
tersebut yang saling lurus berhimpit.
5) Pada masing-masing mikrometer tersebut di hitung
banyaknya anak skala mulai yang paling lurus pertama
kali sampai yang kedua.
6) Dari sini dapat di hitung.
7) 1 skala mikroometer okuler = ………… skala
mikrometer obyektif.
8) Tutup cover glass
d) Penghitungan konsentrasi spermatozoa
1) Hisaplah semen dengan pipet thoma sampai angka 0,5
atau 0,1
2) Hisaplah dengan pipet thoma larutan NaCl fisiologis
3% sehingga pada akhirnya terjadi pengenceran 1/200
(atau 1/100).
3) Tutuplah kedua ujung pipet menggunakan ibu jari dan
jari tengah lakukan pengocokan dengan cara membolak
balik.
4) Keluarkan 1-2 tetes cairan dalam pipet thoma dan
buang, kemudian pada tetesan selanjutnya ujung pipet
16
mikro ditempelkan salah satu sisi bilik hitung yang
telah diberi glass penutup/cover glass dan kertas tissue
pada sisi lainnya.
5) Cairan dalam pipet thoma akan mengalir memenuhi
bilik hitung dan selanjutnya bilik hitung ditaruh di
bawah mikroskop.
6) Hitunglah spermatozoa yang ada di dalam 5 bilik hitung
dengan langkah diagonal dan menyerupai huruf R.
perhitungan dimulai dari sebelah kiri secara zigzag.
Untuk menghindari perhitungan yang kurang tepat
spermatozoa yang ada digaris batas sebelah kiri dan atas
suatu bilik dihitung sebagai spermatozoa yang ada
dalam bilik kecil tersebut.
7) Jumlah spermatozoa sesungguhnya dapat dihitung
dengan perhitungan sebagai berikut :
Panjang sisi 1 bilik R = 0,2mm
Dalamnya bilik hitung = 0,1mm
Pengenceran semen (p) = 100 atau 200
Volume dari 5 bilik hitung = V mm3
Jumlah spermatozoa dari 5 bilik hitung = N
Jumlah spermatozoa per mm3 = N p/V
V. PERTANYAAN
1. Bagaimanakah cara menghitung konsentrasi spermatozoa?
2. Mengapa 1-2 tetes cairan pertama dalam tabung thoma
dibuang terlebih dahulu sebelum diteteskan pada bilik
hitung?
3. Apa manfaat penghitungan konsentrasi spermatozoa?
17
PRAKTIKUM 6
KOLEKSI SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING
I. TUJUAN
1. Mengetahui sumber spermatozoa bisa berasal dari makhluk
hidup yang telah mati.
2. Mengetahui motilitas spermatozoa epididimis.
II. DASAR TEORI
Epidimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat
dengan testis. Epididimis mempunyai 4 fungsi utama: transport,
konsentrasi, maturasi dan penyimpanan sperma. Pemanfaatan
epididimis sebagai sumber spermatozoa memberikan harapan
baru untuk mengumpulkan material genetik hewan jantan
meskipun hewan yang bersangkutan telah mati.
III.
ALAT DAN BAHAN
Mikroskop
Obyek glass
Botol steril
Gunting steril
Sentrifus
Tabung Spuit 10 cc dan jarum 20G
Alimunium foil
Epididimis kambing dari Rumah Pemotongan Hewan
(RPH)
0.9% NaCl
Eosin
antibiotik: penisilin dan sterptomycin sulfate
air kelapa muda
sari buah melon
aquabides
kertas saring
IV.
CARA KERJA
18
1) Epididimis dikoleksi dari rumah pemotongan hewan
2) Bersihkan epididimis dan masukkan ke dalam botol steril
yang didalamnya berisi NaCl fisiologis dan telah ditambah
dengan antibiotik; penisilin dan sterptomycin sulfate. Tutup
rapat.
3) Bawa ke laboratorium dalam kondisi suhu lingkungan.
4) di laboratorium:
Pisahkan epididimis dari testis. Buatlah sayatan-sayatan
pada epididimis kemudian bilas tekan.
Pembilasan
epididimis
dilakukan
dengan
cara
menyemprotkan larutan larutan NaCl fisiologis (0,9%
NaCl) ke epididimis menggunakan spuit 10 cc dan jarum
berukuran 20G sambil ditekan.
Tampung dalam tabung sentrifus cairan yang telah
mengandung spermatozoa
Sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit
pada suhu kamar.
Buang supernatan
Sedimen (endapan di dalam tabung setelah disentrifugasi,
yakni spermatozoa) diencerkan.
Masing-masing dengan pengencer air kelapa muda
antibiotik-kuning telur, sari buah melon antibiotik-kuning
telur, aquabides antibiotik-kuning telur.
Sebelum tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil.
Ambil sedikit cairan dengan pipet tetes.
Teteskan di atas obyek glass. Kemudian tutup dengan
gelas penutup.
Amati motilitas spermatozoa di bawah mikroskop cahaya
pembesaran 400X pada delapan lapang pandang yang
berbeda secara subyektif.
Amati spermatozoa yang hidup, dengan cara teteskan satu
tetes cairan yang diambil dari tabung reaksi, kemudian
tambahkan satu tetes larutan 1% eosin dalam aquabides
campur hingga homogen, buat preparat ulas tipis pada
kaca obyek.
19
Amati di bawah mikroskop cahaya pembesaran 400X,
dengan minimum 200 spermatozoa yang diamati.
Spermatozoa yang hidup ditandai dengan kepala
berwarna putih, sedangkan yang mati ditandai dengan
kepala berwarna merah.
Tabung reaksi kemudian disimpan dalam refrigerator
dengan suhu 3-5ºC selama 3 hari.
V. PERTANYAAN
1. Mengapa epididimis hewan yang telah mati dapat digunakan
sebagai sumber spermatozoa?
2. Sebutkan bagian-bagian epididimis!
3. Apa fungsi penekanan jaringan epididimis pada waktu
pengkoleksian spermatozoa dari epididimis?
4. Bagaimana morfologi spermatozoa epididimis?
Macam-macam pengencer semen
1. bahan pengencer airkelapamuda antibiotik-kuning telur air kelapa
antibiotik : 80%, kuning telur : 20%
2. bahan pengencer sari buah melon antibiotik-kuning telur, sari
buahmelon-antibiotik : 80%, kuning telur : 20%
3. bahan
pengencer
aquabides
antibiotikkuningtelur,
aquabidesantibiotik : 80 %, kuning telur : 20%
4. cara membuat air kelapamuda-antibiotik
991 ml air kelapa muda + 4 ml streptomycin + 5 ml pensisilin.
Campur sampai homogen
5. cara membuat sari buah melon-antibiotik
991 ml sari buah melon + 4 ml streptomycin + 5 ml penisilin.
Campur sampai homogen.
6. kuning telur
pilih telur ayam yang segar ditandai dengan kulit telur yang
bersih, halus dan tidak retak. Kuning telur dipisahkan dari putih
telur. Setelah itu disaring de ngan kertas saring.
7. air kelapa muda
air kelapa muda disaring dengan kertas saring
8. cara membuat antibiotik (untuk 100ml)
20
1. streptomycin 5 gr dilarutkan dengan aquabides hingga 20 ml
2. penisilin 3.000.000 IU dilarutkan dengan aquabides sampai
volumenya 15 ml
3. 1 dan 2 dicampur kemudian ditambahkan aquabides sampai
volume mencapai 100ml
21
PRAKTIKUM 7
PERAN PENGENCER PADA MOTILITAS DAN DAYA
HIDUP SPERMA
I. TUJUAN
1. Mengetahui peran pengencer pada motilitas sperma
2. Mengetahui peran pengencer pada daya tahan hidup sperma
II. DASAR TEORI
Selama proses penyimpana spermatozoa memerlukan
perlindungan dan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Maka
diperlukan bahan pengencer yang dapat menjalankan fungsi
tersebut. Syarat bahan pengencer adalah harus dapat
menyediakan nutrisi bagi kebutuhan spermatozoa selama
penyimpanan, harus memubgkinkan sperma dapat bergerak
secara progresif, tidak bersifat racun bagi sperma, menjadi
penyanggah bagi sperma, dapat melindugi sperma dari kejutan
dingin (cold shock) baik untuk semen beku maupun semen yang
tidak dibekukan (semen cair). Daya tahan hidup sperma adalah
kemampuan sperma untuk bertahan hidup selama penyimpanan
yang diperlihatkan melalui sanggupnya bergerak sampai tidak
adanya pergerakan lagi.
III. ALAT DAN BAHAN
Mikroskop
Pipet tetes
Obyek glass
Spermatozoa epidimis yang telah disimpan selama 3 hari
IV. CARA KERJA
1. Ambil spermatozoa dari refrigerator
2. Diamkan beberapa saat
3. Pipet dengan pipet tetes
4. Teteskan diatas obyek glass
5. Amati dibawah mikroskop; motilitas dan viabilitasnya
(spermatozoa yang hidup dan mati).
22
V. PERTANYAAN
1. Apa peran pengencer selama proses penyimpanan?
2. Bagaimana motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam
pengencer air kelapa muda-kuning telur ayam setelah
mengalami proses penyimpanan?
3. Bagaimana motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam
pengencer sari buah melon-kuning telur setelah mengalami
proses penyimpanan?
4. Bagaimana motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam
pengencer aquabides-kuning telur selama mengalami proses
penyimpanan?
5. Bagaimana motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam
pengencer
aquabides
setelah
mengalami
proses
penyimpanan?
6. dari ke-3 jenis pengencer, manakah yang menghasilkan hasil
yang paling baik?
23
PRAKTIKUM 8
OSMOTIC RESISTANCE TEST (ORT)
ATAU HYPOOSMOTIC SWELLING (HOS) TEST
I. TUJUAN
1. Mengetahui
cara
mengevaluasi
keutuhan
membran
spermatozoa yaitu
dengan metode hypoosmotic swelling
(HOS) test
2. Mengetahui pengaruh lama penyimpanan pada keutuhan
membran plasma spermatozoa.
II. DASAR TEORI
Untuk melakukan fertilisasi, spermatozoa harus bergerak
mencapai tempat pembuahan dengan menggunakan energi yang
diperoleh dari pengencer, sehingga motilitas seringkali
dijadikan indikator fertilitasspermatozoa. Namun demikian
pergerakan spermatozoa dipengaruhi juga oleh integritas
struktur morfologi spermatozoa. Evaluasi terhadap keutuhan
membran plasma spermatozoa (presentase MPU) dilakukan
dengan metode hypoosmotic swelling test (HOS test).
III. ALAT DAN BAHAN
1. Mikroskop
2. Obyek glass
3. Sperma epididimis yang telah diencerkan dengan
pengencer
4. Sperma epididimis yang telah disimpan selama 3 hari
5. Fruktosa
6. Na Citrat
7. aquabides
IV. CARA KERJA
Buat larutan hipoosmotik dengan cara melarutkan 0,3 g
fruktosa dan 0,7 g Na Citrat ke dalam 100 ml aquabides.
24
Sebanyak 0,1ml semen dicampur dengan 9,9 ml medium
hipoosmotik
Setelah dicampurkan sediaan diinkubasi dalam inkubator
CO2 bersuhu 37C selam 45 menit.
Semen kemudian dibuat preparat ulas tipis pada gelas obyek
dan diamati dengan mikroskop cahaya pembesaran 400X
terhadap minimum 200 spermatozoa.
Spermatozoa yang memiliki membran plasma utuh ditandai
oleh ekor yang melingkar atau menggelembung, sedangkan
yang rusak ditandai oleh ekor yang lurus.
Lakukan langkah diatas pada spermatozoa yang telah
disimpan selama 3 hari.
I. V.PERTANYAAN
1. Apa gunanya metode Hypoosmotic swelling test (HOS test)
pada spermatozoa?
2. Bagaimana kalian mengetahui keutuhan dan kerusakan
membran spermatozoa?
3. Apakah lama penyimpanan juga memperngaruhi keutuhan
membran spermatozoa? Jelaskan!
25
PRAKTIKUM 9
KAJIAN AGLUTINASI SPERMATOZOA DARI EPIDIDIMIS
I. TUJUAN
1. Mengetahui aglutinasi spermatozoa
2. Mengetahui manfaat antiaglutinin bagi spermatozoa.
II. DASAR TEORI
Pengambilan
spermatozoa
dari
epididimis
seringkali
mengabaikan cairan plasmanya yang berperan amat penting
yaitu sebagai media untuk menjaga kehidupan sperma. Secara
alami spermatozoa yang dibiarkan dalam media tertentu akan
mengalami proses aglutinasi atau pengumpalan. Proses
aglutinasi terjadi antarkepala spermatozoa, sehingga secara tidak
langsung akan menurunkan tingkat efisiensi spermatozoa dalam
membuahi sel telur. Penghambatan aglutinasi tampaknya dapat
dilakukan dengan antiaglutinin. Dan salah satu sumber
aantiglutinin adalah plasma epididimis. Tingkat aglutinasi
spermatozoa dapat digunakan untuk menentukan keberadaan
antiaglutinin.
III.
IV.
ALAT DAN BAHAN
Sentrifus
Tabung reaksi
Inkubator
Mikropipet
Spuit
Gelas obyek
Mikroskop cahaya
Epididimis kambing dari rumah pemotongan hewan
Medium Krebs Ringer-HEPES (KR-HEPES) 1:50
Giemsa 10% (Merck, Darmstadt Germany)
Glutaraldehid
NaCl Fisiologis
CARA KERJA
26
1. Ambil cairan dari bagian kaput, korpus dan kauda
epididimis dengan cara membuat sayatan-sayatan pada
bagian tersebut kemudian semprotkan larutan NaCl
fisiologis menggunakan spuit 10 cc dan jarum berukuran
20G.
2. Larutan yang mengandung spermatozoa tersebut
ditampung dalam tabung reaksi
3. kemudian disentrifus pada kecepatan 700 g selama 5 menit
pada suhu ruang.
4. Selanjutnya untuk memperoleh plasma, supernatan yang
diperoleh disentrifus kembali dengan kecepatan 10.000 g
selama 10 menit pada suhu 4ºC.
5. Plasma dicampur dengan medium Krebs Ringer-HEPES
(KR-HEPES) 1:50 .
6. Tabung reaksi diinkubasi dalam inkubatoer CO2 5% pada
suhu 38,5ºC selama 1, 2, 3 jam.
7. Setelah 1, 2, 3 jam campuran tersebut diambil 10 µl
dengan mikropipet untuk dibuat preparat ulas pada gelas
obyek.
8. Selanjutnya preparat difiksasi dengan glutaraldehid 0,25%
dalam NaCl fisiologis (1:1)
9. Kemudian dikeringanginkan dan diwarnai dengan Giemsa
10%.
10. Dilakukan penghitungan semua aglutinasi (perlekatan)
antarkepala spermatozoa pada 10 lapang pandang di
bawah mikroskop cahaya pembesaran 400kali.
V. PERTANYAAN
1. Dari bagian epididmis yang manakah diperoleh hasil
aglutinasi tertinggi?
2. Dari bagian epididimis yang manakah diperoleh hasil
aglutinasi terendah?
3. Dari waktu 1,2, 3 jam manakah yang menghasilkan aglutinasi
tertinggi dan manakah yang menghasil;kan aglutinasi
terendah?
4. Apa akibatnya jika spermatozoa mengalami aglutinasi?
27
5. Apa fungsi antiaglutinin bagi spermatozoa?
28
PRAKTIKUM 10
PENGAMATAN SEL KELAMIN BETINA
I. TUJUAN
1. Mengenal struktur morfologi ovarium domba
2. 2. Mengenal struktur morfologi oosit
II. DASAR TEORI
Sel kelamin atau gamet merupakan komponen sistem reproduksi
yang penting, karena dari persatuan antara sel kelamin jantan
dan betina terbentuklah zigot yang akan berkembang menjadi
individu baru. Pengenalan dan pemahaman mengenai ciri-ciri
morfologi sel kelamin hewan vertebrata pada lokasi yang
berbeda-beda dari sistem reproduksi merupakan dasar untuk
penelitian reproduksi dan embriologi yang berkaitan dengan sel
kelamin. Dalam praktikum ini akan diamati struktur morfologi
sel telur dan ovarium.
III.
ALAT DAN BAHAN
1 .Alat untuk pengambilan oosit domba: spuit 5 atau 10 cc
2. Alat pemeriksaan oosit : mikropipet, bisecting mikroskop,
cawan petri
3. Ovarium uji : ovarium domba yang diambil dari rumah
pemotongan hewan
4. Bahan pemeriksaan ovarium : NaCl fisiologis
IV.
CARA KERJA
• Ovarium yang ada folikelnya diaspirasi menggunakan
spuit
• Kemudian dikumpulkan dalam tabung reaksi
• NaCl fisiologis disemprotkan agar oosit tercuci
• Diamati di cawan petri dengan bisecting mikroskop
V. PERTANYAA
1. Bagaiman struktur morfologi ovarium?
29
2. Bagaimana struktur morfologi oosit?
3. Apa perbedaan antar ovarium dan oosit?
4. Bagaimanakah cara pengambilan oosit dari ovarium?
30