Perpustakaan Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Unda ng Unda ng N o. 1 4 Ta hun 1 9 8 5
Te nt a ng : M a hk a m a h Agung
Oleh
Nom or
Tanggal
Sum ber

:
:
:
:

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
14 TAHUN 1985 ( 14/ 1985)
30 DESEMBER 1985 ( JAKARTA)
LN 1985/ 73; TLN NO. 3316

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Pr esiden Republik I ndonesia,

Menim bang :

a.

bahw a negara Republik I ndonesia, sebagai negara hukum yang
berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, bert uj uan
m ew uj udkan t at a kehidupan bangsa yang sej aht era, am an, t ent er am
dan t er t ib;

b.

bahw a dalam m ew uj udkan t at a kehidupan t ersebut dan m enj am in
persam aan kedudukan w arga negara dalam hukum diperlukan upaya
unt uk m enegakkan ket er t iban, keadilan, kebenar an, dan kepast ian
hukum yang m am pu m em berikan pengayom an kepada m asyarakat ;

c.

bahw a dalam rangka upaya di at as, pengat uran t ent ang susunan dan
kekuasaan Mahkam ah Agung yang selam a ini m asih didasarkan pada
Undang- undang Nom or 13. Tahun 1965 t er nyat a t idak sesuai lagi
dengan j iw a dan sem angat Undang- undang Nom or 14 Tahun 1970;


d.

bahw a selain it u, dengan Undang- undang Nom or 6 Tahun 1969,
Undang- undang Nom or 13 Tahun 1965 t elah dinyat akan t idak ber laku,
t et api saat t idak berlakunya dit et apkan pada saat undang- undang
yang m enggant ikannya m ulai ber laku;

e.

bahw a unt uk m elaksanakan Undang- undang Nom or 14 Tahun 1970,
dipandang per lu m enet apkan undang- undang yang m engat ur
kedudukan, susunan dan kekuasaan Mahkam ah Agung sert a hukum
acara yang berlaku bagi Mahkam ah Agung;

Mengingat :
1.

Pasal 5 ayat ( 1) , Pasal 20 ayat ( 1) , Pasal 24, dan Pasal 25 UndangUndang Dasar 1945;


2.

Ket et apan Maj elis Perm usyaw arat an Rakyat Republik I ndonesia Nom or
I I I / MPR/ 1978 t ent ang Kedudukan dan Hubungan Tat a Ker j a Lem baga
Tert inggi Negara dengan/ at au ant ar Lem baga- lem baga Tinggi Negara;

3.

Undang- undang Nom or 14 Tahun 1970 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pokok Kekuasaan Kehakim an ( Lem baran Negara Tahun 1970 Nom or
74, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2951) ;

Dengan per set uj uan
DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT REPUBLI K I NDONESI A

MEMUTUSKAN :
Menet apkan :
UNDANG- UNDANG TENTANG MAHKAMAH AGUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM
Bagian Pert am a
Kedudukan Mahkam ah Agung
Pasal 1
Mahkam ah Agung adalah Lem baga Tinggi Negara sebagaim ana dim aksudkan
dalam Ket et apan Maj elis Per m usyaw ar at an Rakyat Republik I ndonesia Nom or
I I I / MPR/ 1978.
Pasal 2
Mahkam ah Agung adalah Pengadilan Negara Tert inggi dari sem ua
Lingkungan Peradilan, yang dalam m elaksanakan t ugasnya t er lepas dar i
pengaruh pem erint ah dan pengaruh- pengaruh lain.
Bagian Kedua
Tem pat Kedudukan
Pasal 3
Mahkam ah Agung ber kedudukan di ibukot a Negar a Republik I ndonesia.

BAB I I
SUSUNAN MAHKAMAH AGUNG
Bagian Pert am a
Um um

Pasal 4
Susunan Mahkam ah Agung t erdiri dari Pim pinan, Hakim Anggot a, Panit era,
dan Sekret aris Jenderal Mahkam ah Agung.
Pasal 5
( 1)

Pim pinan Mahkam ah Agung t erdiri dari seorang Ket ua, seorang Wakil
Ket ua, dan beberapa orang Ket ua Muda.

( 2)

Hakim Anggot a Mahkam ah Agung adalah Hakim Agung.
Bagian Kedua
Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda,
dan Hakim Anggot a Mahkam ah Agung
Pasal 6

( 1)

Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan Hakim Anggot a Mahkam ah

Agung adalah pej abat negara yang m elaksanakan t ugas Kekuasaan
Kehakim an.

( 2)

Syar at , dan t at a car a pengangkat an dan pem ber hent ian m er eka yang
t ersebut ayat ( 1) dit et apkan dalam Undang- undang ini.
Pasal 7

( 1)

Unt uk dapat diangkat m enj adi Hakim Agung seorang calon harus
m em enuhi syar at - syarat sebagai berikut :
a.
w arganegara I ndonesia;
b.
bert aqw a kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c.
set ia kepada Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, dasar
negara, dan ideologi nasional, kepada Proklam asi 17 Agust us

1945, Undang- Undang Dasar 1945 sert a kepada revolusi
kem er dekaan bangsa I ndonesia unt uk m engem ban am anat
pender it aan r akyat ;
d.
bukan bekas anggot a organisasi t erlarang Part ai Kom unis
I ndonesia, t er m asuk or ganisasi m assanya at au bukan seseor ang
yang t erlibat langsung at aupun t ak langsung dalam "Gerakan
Kont r a Revolusi G.30.S/ PKI " at au or ganisasi t er lar ang lainnya;

e.
f.
g.

h.
( 2)

berij azah sarj ana hukum at au sarj ana lain dan m em punyai
keahlian di bidang hukum ;
ber um ur ser endah- r endahnya 50 ( lim a puluh) t ahun;
berpengalam an sekurang- kurangnya 5 ( lim a) t ahun sebagai

Ket ua Pengadilan Tingkat Banding at au 10 ( sepuluh) t ahun
sebagai Hakim Tingkat Banding;
berw ibaw a, j uj ur, adil, dan berkelakuan t idak t ercela.

Dalam hal- hal t er t ent u dapat dibuka kem ungkinan unt uk m engangkat
Hakim Agung yang t idak didasarkan at as sist em karier dengan syarat
bahw a yang bersangkut an berpengalam an sekurang- kurangnya 15
( lim a belas) t ahun di bidang hukum .
Pasal 8

( 1)

Hakim Agung diangkat oleh Pr esiden selaku Kepala Negar a dar i daft ar
nam a calon yang diusulkan oleh Dew an Per w akilan Rakyat .

( 2)

Daft ar nam a calon sebagaim ana dim aksudkan dalam ayat ( 1) diaj ukan
oleh Dew an Per w akilan Rakyat kepada Pr esiden selaku Kepala Negar a
set elah Dew an Perw akilan Rakyat m endengar pendapat Mahkam ah

Agung dan Pem er int ah.

( 3)

Ket ua dan Wakil Ket ua Mahkam ah Agung diangkat oleh Pr esiden
selaku Kepala Negar a di ant ar a Hakim Agung yang diusulkan oleh
Dew an Per w akilan r akyat .

( 4)

Ket ua Muda Mahkam ah Agung diangkat oleh Pr esiden selaku Kepala
Negar a diant ara Hakim Agung yang diusulkan oleh Ket ua Mahkam ah
Agung.

( 5)

Unt uk m engisi low ongan j abat an Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan
Hakim Anggot a Mahkam ah Agung, diusulkan m asing- m asing 2 ( dua)
orang calon.
Pasal 9


( 1)

Sebelum m em angku j abat annya Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan
Hakim Anggot a Mahkam ah Agung w aj ib m engucapkan sum pah at au
j anj i m enurut Agam a at au Kepercayaannya yang berbunyi sebagai
ber ikut :
"Saya bersum pah/ berj anj i dengan sungguh- sungguh bahw a saya,
unt uk m em per oleh j abat an saya ini, langsung at au t idak langsung,
dengan m enggunakan nam a at au cara apapun j uga, t iada m em berikan
at au m enj anj ikan barang sesuat u kepada siapapun j uga".
"Saya bersum pah/ berj anj i bahw a saya, unt uk m elakukan at au t idak
m elakukan sesuat u dalam j abat an ini, t iada sekali- kali akan m ener im a

langsung at au t idak langsung dari siapa pun j uga suat u j anj i at au
pem ber ian" .
"Saya bersum pah/ berj anj i bahw a saya akan set ia kepada dan akan
m em pert ahankan sert a m engam alkan Pancasila sebagai dasar dan
ideologi negara, Undang- Undang Dasar 1945, dan segala Undangundang sert a perat uran- perat uran lain yang berlaku bagi negara
Republik I ndonesia" .

"Saya bersum pah/ berj anj i bahw a saya senant iasa akan m enj alankan
j abat an saya ini dengan j uj ur, seksam a dan dengan t idak m em bedabedakan orang dan akan berlaku dalam m elaksanakan kew aj iban saya
sebaik- baiknya dan seadil- adilnya seper t i layaknya bagi seor ang
Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, Hakim Anggot a Mahkam ah Agung.
yang ber budi baik dan j uj ur dalam m enegakkan hukum dan keadilan" .
( 2)

Ket ua, Wakil Ket ua, dan Ket ua Muda Mahkam ah Agung m engucapkan
sum pah at au j anj i dihadapan Presiden selaku Kepala Negara.

( 3)

Hakim Anggot a Mahkam ah Agung diam bil sum pah at au j anj inya oleh
Ket ua Mahkam ah Agung.
Pasal 10

( 1)

( 2)

Hakim Agung t idak boleh m erangkap m enj adi :
a.
pelaksana put usan Mahkam ah Agung;
b.
w ali, pengam pu, dan pej abat yang berkait an dengan suat u
perkara yang akan at au sedang diper iksa olehnya;
c.
penasihat hukum ;
d.
pengusaha.
Kecuali larangan perangkapan j abat an lain yang t elah diat ur dalam
Undang- undang, m aka j abat an yang t idak boleh dirangkap oleh Hakim
Agung selain j abat an t ersebut ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan
Perat uran Pem erint ah.
Pasal 11

( 1)

Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan Hakim Anggot a Mahkam ah
Agung diberhent ikan dengan horm at dari j abat annya oleh Presiden
selaku Kepala Negar a at as usul Mahkam ah Agung kar ena :
a.
per m int aan sendir i;
b.
sakit j asm ani at au r ohani t er us- m ener us;
c.
t elah ber um ur 65 ( enam puluh lim a) t ahun;
d.
t er nyat a t idak cakap dalam m enj alankan t ugas.

( 2)

Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan Hakim Anggot a Mahkam ah
Agung yang m eninggal dunia dengan sendir inya diber hent ikan dengan
hor m at dar i j abat annya oleh Pr esiden selaku Kepala Negar a.

Pasal 12
( 1)

Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan Hakim Anggot a Mahkam ah
Agung diberhent ikan t idak dengan horm at dari j abat annya oleh
Presiden selaku Kepala Negara at as usul Mahkam ah Agung dengan
alasan :
a.
dipidana kar ena ber salah m elakukan t indak pidana kej ahat an;
b.
m elakukan per buat an t er cela;
c.
t er us- m ener us m elalaikan kew aj iban dalam m enj alankan t ugas
peker j aannya;
d.
m elanggar sum pah at au j anj i j abat an;
e.
m elanggar lar angan yang dim aksud dalam Pasal 10.

( 2)

Pengusulan pem ber hent ian t idak dengan hor m at dengan alasan
t er sebut dalam ayat ( 1) hur uf b sam pai dengan hur uf e dilakukan
set elah yang ber sangkut an diber i kesem pat an secukupnya unt uk
m em bela diri dihadapan Maj elis Kehorm at an Mahkam ah Agung.

( 3)

Pem bent ukan, susunan, dan t at a ker j a Maj elis Kehor m at an
Mahkam ah. Agung diat ur oleh Mahkam ah Agung.
Pasal 13

( 1)

Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan Hakim Anggot a Mahkam ah
Agung sebelum diber hent ikan t idak dengan hor m at sebagaim ana
dim aksudkan Pasal 12 ayat ( 1) dapat diberhent ikan sem ent ara dari
j abat annya oleh Pr esiden selaku Kepala Negar a at as usul Mahkam ah
Agung.

( 2)

Ter hadap pengusulan pem berhent ian sem ent ara yang dim aksudkan
ayat ( 1) berlaku j uga ket ent uan sebagaim ana dim aksudkan Pasal 12
ayat ( 2) .
Pasal 14

( 1)

Apabila t erhadap seorang Hakim Agung ada perint ah penangkapan
yang diikut i dengan penahanan, dengan sendir inya Hakim Agung
t er sebut diber hent ikan sem ent ar a dar i j abat annya.

( 2)

Apabila seor ang Hakim Agung dit unt ut di m uka Pengadilan dalam
perkara pidana sepert i t ercant um dalam Pasal 21 ayat ( 4) Undangundang Nom or 8 Tahun 1981 t anpa dit ahan, m aka ia dapat
diberhent ikan sem ent ara dari j abat annya.

Pasal 15
Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a car a pem ber hent ian dengan hor m at ,
pem ber hent ian t idak dengan horm at , dan pem ber hent ian sem ent ar a ser t a
hak- hak pej abat yang diberhent ikan diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.
Pasal 16
( 1)

Kedudukan pr ot okol Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan Hakim
Anggot a Mahkam ah Agung, diat ur dengan Undang- undang.

( 2)

Hak keuangan/ adm inist r at if Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan
Hakim Anggot a Mahkam ah Agung, diat ur dengan Undang- undang.
Pasal 17

( 1)

Ket ua, Wakil Ket ua, Ket ua Muda, dan Hakim Anggot a Mahkam ah
Agung dapat dit angkap at au dit ahan hanya at as perint ah Jaksa Agung
set elah m endapat per set uj uan Pr esiden, kecuali dalam hal :
a.
t ert angkap t angan m elakukan t indak pidana kej ahat an, at au;
b.
berdasarkan bukt i perm ulaan yang cukup, disangka t elah
m elakukan t indak pidana kej ahat an yang diancam dengan
pidana m at i, at au t indak pidana kej ahat an t erhadap keam anan
negara.

( 2)

Pelaksanaan penangkapan at au penahanan t er sebut ayat ( 1) hur uf a
dan hur uf b selam bat- lam bat nya dalam w akt u 2 ( dua) kali 24 ( dua
puluh em pat ) j am harus dilaporkan kepada Jaksa Agung.
Bagian Ket iga
Panit er a Mahkam ah Agung
Pasal 18

Pada Mahkam ah Agung dit et apkan adanya Kepanit eraan yang dipim pin oleh
seor ang Panit er a dan dibant u oleh seor ang Wakil Panit er a, beber apa or ang
Panit era Muda, dan beberapa orang Panit era Penggant i.
Pasal 19
Tugas sert a t anggung j aw ab, susunan organisasi, dan t at a kerj a
Kepanit er aan Mahkam ah Agung dit et apkan dengan Keput usan Pr esiden.
Pasal 20
( 1)

Unt uk dapat diangkat m enj adi Panit era Mahkam ah Agung seorang
calon har us m em enuhi syar at - syarat sebagai berikut :
a.
w arga negara I ndonesia;

b.
c.
d.
e.

bert aqw a kepada Tuhan Yang Maha Esa;
set ia kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945;
berij azah sarj ana hukum ;
berpengalam an sekurang- kurangnya 5 ( lim a) t ahun sebagai
Ket ua Pengadilan Tingkat Banding at au 10 ( sepuluh) t ahun
sebagai Hakim Pengadilan Tingkat Banding at au 15 ( lim a belas)
t ahun sebagai Panit era Muda Mahkam ah Agung.

( 2)

Unt uk dapat diangkat m enj adi Wakil Panit era Mahkam ah Agung
seor ang calon har us m em enuhi syar at - syarat sebagai berikut :
a.
syar at- syarat sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) huruf a, huruf
b, hur uf c, dan hur uf d;
b.
berpengalam an sekurang- kurangnya 3 ( t iga) t ahun sebagai
Ket ua Pengadilan Tingkat Banding at au 7 ( t uj uh) t ahun sebagai
Hakim Pengadilan Tingkat Banding at au 10 ( sepuluh) t ahun
sebagai panit era Muda Mahkam ah Agung.

( 3)

Unt uk dapat diangkat m enj adi Panit era Muda Mahkam ah Agung
seor ang calon har us m em enuhi syar at - syarat sebagai berikut :
a.
syar at- syarat sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) huruf a, huruf
b, huruf, c, dan huruf d;
b.
berpengalam an sekurang- kurangnya 5 ( lim a) t ahun sebagai
Hakim Pengadilan Tingkat Banding at au 5 ( lim a) t ahun sebagai
Ket ua Pengadilan Tingkat Pert am a at au 5 ( lim a) t ahun sebagai
Panit era Penggant i Mahkam ah Agung.

( 4)

Unt uk dapat diangkat m enj adi Panit era Penggant i Mahkam ah Agung
seor ang calon har us m em enuhi syar at - syarat sebagai berikut :
a.
syar at- syarat sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) 'huruf a, huruf
b, hur uf c, dan hur uf d;
b.
berpengalam an sekurang- kur angnya 10 ( sepuluh) t ahun
sebagai Hakim Pengadilan Tingkat Pert am a.
Pasal 21

Panit er a, Wakil Panit er a Mahkam ah Agung diangkat dan diber hent ikan oleh
Presiden at as usul Ket ua Mahkam ah Agung.
Pasal 22
Sebelum m em angku j abat annya Panit era dan Wakil Panit era Mahkam ah
Agung diam bil sum pah at au j anj inya oleh Ket ua Mahkam ah Agung.
Pasal 23
Panit era Muda dan Panit era Penggant i Mahkam ah Agung diangkat dan
diber hent ikan oleh Ket ua Mahkam ah Agung.

Pasal 24
Sebelum m em angku j abat annya Panit era Muda dan Panit era Penggant i
Mahkam ah Agung diam bil sum pah at au j anj inya oleh Ket ua Mahkam ah
Agung.
Bagian Keem pat
Sekr et ar is Jender al Mahkam ah Agung
Pasal 25
Pada Mahkam ah Agung dit et apkan adanya Sekret ariat Jenderal yang
dipim pin oleh seor ang Sekr et ar is Jender al dan dibant u oleh seor ang Wakil
Sekr et ar is Jender al.
Pasal 26
Tugas sert a t anggung j aw ab, susunan organisasi dan t at a kerj a Sekret ariat
Jender al Mahkam ah Agung dit et apkan dengan Keput usan Pr esiden.
Pasal 27
Panit era Mahkam ah Agung m erangkap Sekret aris Jenderal Mahkam ah
Agung.

BAB I I I
KEKUASAAN MAHKAMAH AGUNG
Pasal 28
( 1)

Mahkam ah Agung bert ugas dan berw enang m em eriksa dan m em ut us:
a.
perm ohonan kasasi;
b.
sengket a t ent ang kew enangan m engadili;
c.
per m ohonan peninj auan kem bali put usan Pengadilan yang t elah
m em per oleh kekuat an hukum t et ap.

( 2)

Unt uk kelancaran pelaksanaan t ugas sebagaim ana dim aksudkan ayat
( 1) Ket ua Mahkam ah Agung m enet apkan pem bidangan t ugas dalam
Mahkam ah Agung.
Pasal 29

Mahkam ah Agung m em ut us perm ohonan kasasi t erhadap put usan
Pengadilan Tingkat Banding at au Tingkat Ter akhir dar i sem ua Lingkungan
Per adilan.

Pasal 30
Mahkam ah Agung dalam t ingkat kasasi m em bat alkan put usan at au
penet apan Pengadilan- pengadilan dari sem ua Lingkungan Peradilan karena :
a.
t idak berw enang at au m elam paui bat as w ew enang;
b.
salah m enerapkan at au m elanggar hukum yang berlaku;
c.
lalai m em enuhi syar at - syarat yang diw aj ibkan oleh perat uran
perundang- undangan yang m engancam kelalaian it u dengan bat alnya
put usan yang bersangkut an.
Pasal 31
( 1)

Mahkam ah Agung m em punyai w ew enang m enguj i secara m at eriil
hanya t erhadap perat uran perundang- undangan di baw ah ini Undangundang

( 2)

Mahkam ah Agung berw enang m enyat akan t idak sah sem ua perat uran
perundang- undangan dari t ingkat yang lebih rendah daripada Undangundang at asalasan bert ent angan dengan perat uran perundangundangan yang lebih t inggi.

( 3)

Put usan t ent ang pernyat aan t idak sahnya perat uran perundangundangan t ersebut dapat diam bil berhubungan dengan pem eriksaan
dalam t ingkat kasasi.
Pencabut an perat uran perundang- undangan yang dinyat akan t idak sah
t er sebut , dilakukan seger a oleh inst ansi yang ber sangkut an.
Pasal 32

( 1)

Mahkam ah Agang m elakukan pengaw asan t ert inggi t erhadap
penyelenggar aan per adilan di sem ua lingkungan per adilan dalam
m enj alankan kekuasaan kehakim an.

( 2)

Mahkam ah Agung m engaw asi t ingkah laku dan perbuat an para Hakim
di sem ua lingkungan peradilan dalam m enj alankan t ugasnya.

( 3)

Mahkam ah Agung berw enang unt uk m em int a ket erangan t ent ang halhal yang ber sangkut an dengan t eknis per adilan dar i sem ua
Lingkungan Per adilan.

( 4)

Mahkam ah Agung berw enang m em beri pet unj uk, t egoran, at au
peringat an yang dipandang perlu kepada Pengadilan di sem ua
Lingkungan Per adilan.

( 5)

Pengaw asan dan kew enangan sebagaim ana dim aksudkan dalam ayat
( 1) sam pai dengan ayat ( 4) t idak boleh m engur angi kebebasan Hakim
dalam m em eriksa dan m em ut us perkara.

Pasal 33
( 1)

Mahkam ah Agung m em ut us pada t ingkat pert am a dan t erakhir sem ua
sengket a t ent ang kew enangan m engadili :
a.
ant ar a Pengadilan di lingkungan Per adilan yang sat u dengan
Pengadilan di Lingkungan Per adilan yang lain;
b.
ant ara dua Pengadilan yang ada dalam daerah hukum
Pengadilan Tingkat Banding yang ber lainan dar i Lingkungan
Peradilan yang sam a;
c.
ant ara dua Pengadilan Tingkat Banding di Lingkungan Peradilan
yang sam a at au ant ara lingkungan Peradilan yang ber lainan.

( 2)

Mahkam ah Agung berw enang m em ut us dalam t ingkat pert am a dan
t erakhir, sem ua sengket a yang t im bul karena peram pasan kapal asing
dan m uat annya oleh kapal per ang Republik I ndonesia ber dasar kan
perat uran yang berlaku.
Pasal 34

Mahkam ah Agung m em eriksa dan m em ut us perm ohonan peninj auan kem bali
pada t ingkat pert am a dan t erakhir at as put usan Pengadilan yang t elah
m em per oleh kekuat an hukum t et ap ber dasar kan alasan- alasan yang diat ur
dalam Bab I V Bagian Keem pat Undang- undang ini.
Pasal 35
Mahkam ah Agung m em berikan nasihat hukum kepada Presiden selaku
Kepala Negara dalam rangka pem berian at au penolakan grasi.
Pasal 36
Mahkam ah Agung dan Pem erint ah m elakukan pengaw asan at as Penasihat
Hukum dan Not ar is.

Pasal 37
Mahkam ah Agung dapat m em berikan pert im bangan- pert im bangan dalam
bidang hukum baik dim int a m aupun t idak kepada Lem baga Tinggi Negara
yang lain.
Pasal 38
Mahkam ah Agung berw enang m em int a ket erangan dari dan m em berikan
pet unj uk kepada Pengadilan di sem ua Lingkungan Peradilan dalam rangka
pelaksanaan ket ent uan- ket ent uan Pasal 25 Undang- undang Nom or 14 Tahun
1970 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Kekuasaan Kehakim an.

Pasal 39
Di sam ping t ugas dan kew enangan t er sebut dalam Bab ini Mahkam ah Agung
dapat diserahi t ugas dan kew enangan lain berdasarkan Undang- undang.

BAB I V
HUKUM ACARA BAGI MAHKAMAH AGUNG
Bagian Pert am a
Um um
Pasal 40
( 1)

Mahkam ah Agung m em eriksa dan m em ut us dengan sekurangkurangnya 3 ( t iga) .orang Hakim .

( 2)

Put usan Mahkam ah Agung diucapkan dalam sidang t erbuka unt uk
um um .
Pasal 41

( 1)

Seorang Hakim w aj ib m engundurkan diri dari suat u persidangan
apabila t erdapat hubungan keluarga sedarah at au sem enda sam pai
deraj at ket iga at au hubungan suam i at au ist eri m eskipun sudah
bercerai dengan salah seorang Hakim Anggot a at au Panit era pada
Maj elis yang sam a dim aksudkan Pasal 40 ayat ( 1) .

( 2)

Seorang Hakim at au Panit era w aj ib m engundurkan diri dari
persidangan apabila t erikat hubungan keluarga sedarah at au sem enda
sam pai deraj at ket iga at au hubungan suam i at au ist eri m eskipun
sudah ber cer ai dengan Penunt ut Um um , Odit ur Milit er , Ter dakw a,
Penasihat Hukum , Tergugat at au Penggugat .

( 3)

Hubungan keluarga sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) dan ayat ( 2)
ber laku j uga ant ar a Hakim Agung dan/ at au Panit era Mahkam ah Agung
dengan Hakim dan/ at au Panit er a Pengadilan Tingkat Per t am a ser t a
Hakim dan/ at au Panit er a Pengadilan Tingkat Banding, yang t elah
m engadili perkara yang sam a.

( 4)

Jika seor ang Hakim yang m em ut us per kar a dalam t ingkat pert am a
at au t ingkat banding, kem udian t elah m enj adi Hakim Agung, m aka
Hakim Agung t er sebut dilar ang m em er iksa per kar a yang sam a.

( 5)

Hakim at au Panit era sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) , ayat ( 2) ,
ayat ( 3) , dan ayat ( 4) harus digant i, dan apabila t idak digant i at au
t idak m engundurkan diri sedangkan perkara t elah diput us, m aka

put usan t ersebut bat al dan perkara t ersebut w aj ib segera diadili ulang
dengan susunan Maj elis yang lain.
Pasal 42
( 1)

Seor ang Hakim t idak diper kenankan m engadili suat u per kar a yang ia
sendir i ber kepent ingan, baik langsung m aupun t idak langsung.

( 2)

Dalam hal sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) Hakim yang
ber sangkut an w aj ib m engundur kan dir i baik at as kehendak sendir i
m aupun at as per m int aan Penunt ut Um um , Odit ur Milit er , Ter dakw a,
Penasihat Hukum , Tergugat at au Penggugat .
Apabila ada keragu- raguan at au perbedaan pendapat m engenai hal
sebagaim ana t ersebut ayat ( 1) , m aka :
a.
Ket ua Mahkam ah Agung karena j abat annya bert indak sebagai
pej abat yang berw enang m enet apkan;
b.
dalam hal m enyangkut Ket ua Mahkam ah Agung sendiri, yang
berw enang m enet apkannya adalah suat u panit ia, yang t erdiri
dar i 3 ( t iga) or ang yang dipilih oleh dan di ant ar a Hakim Agung
yang t ert ua dalam j abat an.

( 3)

Bagian Kedua
Pem er iksaan Kasasi
Paragraf 1
Um um
Pasal 43
( 1)

Perm ohonan kasasi dapat diaj ukan hanya j ika pem ohon t erhadap
perkaranya t elah m enggunakan upaya hukum banding kecuali
dit ent ukan lain oleh Undang- undang.

( 2)

Perm ohonan kasasi dapat diaj ukan hanya 1 ( sat u) kali.

Pasal 44
( 1)

Perm ohonan kasasi sebagaim ana dim aksudkan Pasal 43 dapat
diaj ukan oleh :
a.
pihak yang ber per kar a at au w akilnya yang secar a khusus
dikuasakan unt uk it u dalam perkara perdat a at au perkara t at a
usaha negar a yang diper iksa dan diput us oleh Pengadilan
Tingkat Banding at au Tingkat Ter akhir di Lingkungan Per adilan
Um um , Lingkungan Peradilan Agam a, dan Lingkungan Peradilan
Tat a Usaha Negara;

b.

( 2)

Ter dakw a at au w akilnya yang secar a khusus dikuasakan unt uk
it u at au Penunt ut Um um at au Odit ur dalam perkara pidana yang
diper iksa dan diput us oleh Pengadilan Tingkat Banding at au
Tingkat Terakhir di Lingkungan Peradilan Um um dan Lingkungan
Per adilan Milit er .

Dalam pem eriksaan kasasi perkara pidana, sebelum Mahkam ah Agung
m em berikan put usannya, Jaksa Agung karena j abat annya dapat
m engaj ukan pendapat t eknis hukum dalam perkara t ersebut .
Pasal 45

( 1)

Perm ohonan kasasi dem i kepent ingan hukum dapat diaj ukan oleh
Jaksa Agung karena j abat annya dalam perkara perdat a at au t at a
usaha negar a yang diper iksa dan diput us oleh Pengadilan Tingkat
Pert am a at au Pengadilan Tingkat Banding di Lingkungan Peradilan
sebagaim ana dim aksudkan Pasal 44 ayat ( 1) huruf a.

( 2)

Perm ohonan kasasi t ersebut dalam ayat ( 1) dapat diaj ukan hanya 1
( sat u) kali.

( 3)

Put usan kasasi dem i kepent ingan hukum t idak boleh m er ugikan pihak
yang berperkara.
Paragraf 2
Peradilan Um um
Pasal 46

( 1)

Perm ohonan kasasi dalam perkara perdat a disam paikan secara t ert ulis
at au lisan m elalui Panit er a Pengadilan Tingkat Per t am a yang t elah
m em ut us perkaranya, dalam t enggang w akt u 14 ( em pat belas) hari
sesudah put usan at au penet apan Pengadilan yang dim aksudkan
diber it ahukan kepada pem ohon.

( 2)

Apabila t enggang w akt u 14 ( em pat belas) har i t er sebut t elah lew at
t anpa ada perm ohonan kasasi yang diaj ukan oleh pihak ber per kar a,
m aka pihak yang berperkara dianggap t elah m enerim a put usan.

( 3)

Set elah pem ohon m em bayar biaya perkara, Panit era t ersebut ayat ( 1)
m encat at perm ohonan kasasi dalam buku daft ar, dan pada hari it u
j uga m em buat akt a perm ohonan kasasi yang dilam pirkan pada berkas
perkara.

( 4)

Selam bat - lam bat nya dalam w akt u 7 ( t uj uh) har i set elah per m ohonan
kasasi t er daft ar , Panit er a Pengadilan Dalam Tingkat Per t am a yang
m em ut us per kar a t er sebut m em ber it ahukan secar a t er t ulis m engenai
per m ohonan it u kepada pihak law an.

Pasal 47
( 1)

Dalam pengaj uan perm ohonan kasasi pem ohon w aj ib m enyam paikan
pula m em ori kasasi yang m em uat alasan- alasannya, dalam t enggang
w akt u 14 ( em pat belas) har i set elah per m ohonan yang dim aksud
dicat at dalam buku daft ar.

( 2)

Panit era Pengadilan yang m em ut us perkara dalam t ingkat pert am a
m em ber ikan t anda t er im a at as pener im aan m em or i kasasi dan
m enyam paikan salinan m em or i kasasi t er sebut kepada pihak law an
dalam perkara yang dim aksud dalam w akt u selam bat - lam bat nya 30
( t iga puluh) har i.

( 3)

Pihak law an berhak m engaj ukan surat j aw aban t erhadap .m em ori
kasasi kepada Panit era sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) , dalam
t enggang w akt u 14 ( em pat belas) har i sej ak t anggal dit er im anya
salinan m em or i kasasi.
Pasal 48

( 1)

Set elah m enerim a m em ori kasasi dan j aw aban t erhadap m em ori
kasasi sebagaim ana dim aksudkan Pasal 47, Panit era Pengadilan yang
m em ut us perkara dalam t ingkat pert am a, m engirim kan perm ohonan
kasasi, m em ori kasasi, j aw aban at as m em ori kasasi, besert a berkas
per karanya kepada Mahkam ah Agung dalam w akt u selam bat lam bat nya 30 ( t iga puluh) har i.

( 2)

Panit era Mahkam ah Agung m encat at perm ohonan kasasi t ersebut
dalam buku daft ar dengan m em bubuhkan nom or urut m enurut t anggal
penerim aannya, m em buat cat at an singkat t ent ang isinya, dan
m elaporkan sem ua it u kepada Mahkam ah Agung.
Pasal 49

( 1)

Sebelum perm ohonan kasasi diput us oleh Mahkam ah Agung, m aka
perm ohonan t ersebut dapat dicabut kem bali oleh pem ohon, dan
apabila t elah dicabut , pem ohon t idak dapat lagi m engaj ukan
per m ohonan kasasi dalam per kar a it u m eskipun t enggang w akt u
kasasi belum lam pau.

( 2)

Apabila pencabut an kem bali sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1)
dilakukan sebelum berkas perkaranya dikirim kan kepada Mahkam ah
Agung, m aka berkas perkara it u t idak dit eruskan kepada Mahkam ah
Agung.
Pasal 50

( 1)

Pem er iksaan kasasi dilakukan oleh Mahkam ah Agung, ber dasar kan
sur at - surat dan hanya j ika dipandang perlu Mahkam ah Agung
m endengar sendiri para pihak at au para saksi, at au m em erint ahkan
Pengadilan Tingkat Per t am a at au Pengadilan Tingkat Banding yang
m em ut us perkara t ersebut m endengar para pihak at au para saksi.

( 2)

Apabila Mahkam ah Agung m em bat alkan put usan Pengadilan dan
m engadili sendir i per kar a t er sebut , m aka dipakai hukum pem bukt ian
yang ber laku bagi Pengadilan Tingkat Pert am a.
Pasal 51

( 1)

Dalam hal Mahkam ah Agung m engabulkan perm ohonan kasasi
ber dasar kan Pasal 30 hur uf a, m aka Mahkam ah Agung m enyer ahkan
perkara t ersebut kepada Pengadilan lain yang berw enang m em eriksa
dan m em ut usnya.

( 2)

Dalam hal Mahkam ah Agung m engabulkan perm ohonan kasasi
berdasarkan Pasal 30 huruf b, dan huruf c, m aka Mahkam ah Agung
m em ut us sendir i per kar a yang dim ohonkan kasasi it u.
Pasal 52

Dalam m engam bil put usan, Mahkam ah Agung t idak t erikat pada alasanalasan yang diaj ukan oleh pem ohon kasasi dan dapat m em akai alasan- alasan
hukum lain.
Pasal 53
( 1)

Salinan put usan dikir im kan kepada Ket ua Pengadilan Tingkat Per t am a
yang m em ut us per kar a t er sebut .

( 2)

Put usan Mahkam ah Agung oleh Pengadilan Tingkat Pert am a
diber it ahukan kepada kedua belah pihak selam bat - lam bat nya 30 ( t iga
puluh) har i set elah put usan dan ber kas per kar a dit er im a oleh
Pengadilan Tingkat Per t am a t er sebut .
Pasal 54

Dalam pem eriksaan kasasi unt uk perkara pidana digunakan hukum acara
sebagaim ana diat ur dalam Kit ab Undang- undang Hukum Acara Pidana.

Paragraf 3
Peradilan Agam a, Peradilan Tat a Usaha Negara,
Per adilan Milit er
Pasal 55
( 1)

Pem er iksaan kasasi unt uk per kar a yang diput us oleh Pengadilan di
Lingkungan Peradilan Agam a at au yang diput us oleh Pengadilan di
Lingkungan Peradilan Tat a Usaha Negara, dilakukan m enurut
ket ent uan Undang- undang ini.

( 2)

Dalam pem er iksaan kasasi unt uk per kar a yang diput us oleh
Pengadilan di Lingkungan Per adilan Milit er digunakan hukum acar a
yang ber laku di Lingkungan Per adilan Milit er .

Bagian Ket iga
Pem er iksaan Sengket a Tent ang
Kew enangan Mengadili
Paragraf 1
Um um
Pasal 56
( 1)

Mahkam ah Agung m em eriksa dan m em ut us sengket a t ent ang
kew enangan m engadili sebagaim ana dim aksudkan Pasal 33 ayat ( 1) .

( 2)

Sengket a t ent ang kew enangan m engadili t er j adi :
a.
j ika 2 ( dua) Pengadilan at au lebih m enyat akan ber w enang
m engadili perkara yang sam a;
b.
j ika 2 ( dua) Pengadilan at au lebih m enyat akan t idak ber w enang
m engadili perkara yang sam a.

Paragraf 2
Peradilan Um um
Pasal 57
( 1)

Per m ohonan unt uk m em er iksa dan m em ut us sengket a kew enangan
m engadili dalam perkara perdat a, diaj ukan secara t ert ulis kepada
Mahkam ah Agung disert ai pendapat dan alasannya oleh:
a.
pihak yang ber per kar a m elalui Ket ua Pengadilan;
b.
Ket ua Pengadilan yang m em er iksa per kar a t er sebut .

( 2)

Panit era Mahkam ah Agung m encat at perm ohonan t ersebut dalam
buku daft ar sengket a t ent ang kew enangan m engadili perkara perdat a

dan at as per int ah Ket ua Mahkam ah Agung m engir im kan salinannya
kepada pihak law an yang berperkara dengan pem berit ahuan bahw a ia
dalam t enggang w akt u 30 ( t iga puluh) har i set elah m ener im a salinan
perm ohonan t ersebut berhak m engaj ukan j aw aban t ert ulis kepada
Mahkam ah Agung disert ai pendapat dan alasan- alasannya.
( 3)

Set elah per m ohonan t er sebut dit er im a m aka pem er iksaan per kar a
oleh Pengadilan yang m em er iksanya dit unda sam pai sengket a t er sebut
diput us oleh Mahkam ah Agung.

( 4)

Put usan Mahkam ah Agung disam paikan kepada :
a.
par a pihak m elalui Ket ua Pengadilan;
b.
Ket ua Pengadilan yang bersangkut an.
Pasal 58

Per m ohonan unt uk m em er iksa dan m em ut uskan sengket a kew enangan
m egadili per kar a pidana, diaj ukan secar a t er t ulis oleh Penunt ut Um um at au
t erdakw a disert ai pendapat dan alasan- alasannya.
Pasal 59
( 1)

Apabila per m ohonan sebagaim ana dim aksudkan dalam Pasal 58
diaj ukan oleh Penunt ut Um um m aka sur at per m ohonan dan ber kas
per kar anya dikir im kan oleh Penunt ut Um um kepada Mahkam ah
Agung, sedangkan salinannya dikirim kan kepada Jaksa Agung, para
Ket ua Pengadilan dan Penunt ut Um um pada Kej aksaan lain sert a
kepada t erdakw a.

( 2)

Penunt ut Um um pada Kej aksaan lain, dem ikian pula t erdakw a
selam bat - lam bat nya 30 ( t iga puluh) har i set elah m ener im a salinan
perm ohonan sebagaim ana dim aksudkan dalam ayat ( 1)
m enyam paikan pendapat m asing- m asing kepada Mahkam ah Agung.
Pasal 60

( 1)

Apabila perm ohonan diaj ukan oleh t erdakw a, m aka surat
per m ohonannya diaj ukan m elalui Penunt ut Um um yang ber sangkut an,
yang selanj ut nya m ener uskan per m ohonan t er sebut beser t a pendapat
dan berkas perkaranya kepada Mahkam ah Agung.

( 2)

Penunt ut Um um sebagaim ana dim aksudkan dalam ayat ( 1)
m engirim kan salinan surat perm ohonan dan pendapat nya kepada
Penunt ut Um um lainnya.

( 3)

Penunt ut Um um lainnya sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 2)
m engirim kan pendapat nya kepada Mahkam ah Agung selam bat -

lam bat nya 30 ( t iga puluh) har i set elah m ener im a salinan per m ohonan
t er sebut .
Pasal 61
( 1)

Penunt ut Um um sebagaim ana dim aksudkan Pasal 60 ayat ( 1) secepat cepat nya m enyam paikan salinan perm ohonan t ersebut kepada para
Ket ua Pengadilan yang m em ut us per kar a t er sebut .

( 2)

Set elah per m ohonan t er sebut dit er im anya, m aka pem er iksaan per kar a
oleh Pengadilan yang m em er iksanya dit unda sam pai sengket a t er sebut
diput us oleh Mahkam ah Agung.
Pasal 62

( 1)

Mahkam ah Agung dapat m em er int ahkan Pengadilan yang m em er iksa
perkara m em int a ket erangan dari t erdakw a t ent ang hal- hal yang
dianggap per lu.

( 2)

Pengadilan yang diper int ahkan set elah m elaksanakan per int ah
t er sebut ayat ( 1) segera m em uat berit a acara pem eriksaan dan
m engirim kannya kepada Mahkam ah Agung.
Pasal 63

( 1)

Dalam hal sengket a kew enangan sebagaim ana dim aksudkan Pasal 58,
Mahkam ah Agung m em ut us sengket a t er sebut set elah m endengar
pendapat Jaksa Agung.

( 2)

Jaksa Agung m em berit ahukan put usan dim aksudkan ayat ( 1) kepada
t erdakw a dan Penunt ut Um um dalam perkara t ersebut .

Paragraf 3
Peradilan Agam a, Peradilan Tat a Usaha Negara,
Per adilan Milit er
Pasal 64
( 1)

Pem er iksaan sengket a t ent ang kew enangan m engadili ant ar
Pengadilan yang t erj adi :
a.
di lingkungan Per adilan Agam a;
b.
di lingkungan Per adilan Tat a Usaha Negara; dilakukan m enur ut
ket ent uan Pasal 57

( 2)

Pem er iksaan sengket a t ent ang kew enangan m engadili ant ar
Pengadilan di Lingkungan Per adilan Milit er , dilakukan m enur ut
ket ent uan Pasal 58 sam pai dengan Pasal 63.

Paragraf 4
Pem er iksaan Sengket a Tent ang Kew enangan
Mengadili Ant ar Lingkungan Per adilan
Pasal 65
( 1)

Pem er iksaan sengket a t ent ang kew enangan m engadili ant ara :
a.
Pengadilan di Lingkungan Per adilan Um um dengan Pengadilan di
Lingkungan Per adilan Agam a dengan Pengadilan di lingkungan
Peradilan Tat a Usaha Negara;
b.
Pengadilan di Lingkungan Peradilan Agam a dengan Pengadilan
di lingkungan Peradilan Tat a Usaha Negara;
dilakukan m enur ut ket ent uan Pasal 57.

( 2)

Pem er iksaan sengket a t ent ang kew enangan m engadili ant ar a
Pengadilan di Lingkungan Per adilan Um um dengan Pengadilan di
Lingkungan Per adilan Milit er dilakukan m enur ut ket ent uan Pasal 58
sam pai dengan pasal 63.

Bagian Keem pat
Pem er iksaan Peninj auan Kem bali Put usan
Pengadilan Yang Telah Mem per oleh
Kekuat an Hukum Tet ap
Pasal 1
Um um
Pasal 66
( 1)

Perm ohonan peninj auan kem bali dapat diaj ukan hanya 1 ( sat u) kali.

( 2)

Per m ohonan peninj auan kem bali t idak m enangguhkan at au
m enghent ikan pelaksanaan put usan Pengadilan.

( 3)

Per m ohonan peninj auan kem bali dapat dicabut selam a belum diput us,
dan dalam hal sudah dicabut per m ohonan peninj auan kem bali it u t idak
dapat diaj ukan lagi.

Pasal 2
Peradilan Um um
Pasal 67

Perm ohonan peninj auan kem bali put usan perkara perdat a yang t elah
m em per oleh kekuat an hukum t et ap dapat diaj ukan hanya ber dasar kan
alasan- alasan sebagai berikut :
a.

apabila put usan didasarkan pada suat u kebohongan at au t ipu m uslihat
pihak law an yang diket ahui set elah per kar anya diput us at au
didasarkan pada bukt i- bukt i yang kem udian oleh hakim pidana
dinyat akan palsu;

b.

apabila set elah per kar a diput us, dit em ukan sur at - sur at bukt i yang
ber sifat m enent ukan yang pada w akt u per kar a diper iksa t idak dapat
dit em ukan;

c.

apabila t elah dikabulkan suat u hal yang t idak dit unt ut at au lebih dar i
pada yang dit unt ut ;

d.

apabila m engenai sesuat u bagian dar i t unt ut an belum diput us t anpa
dipert im bangkan sebab- sebabnya;

e.

apabila ant ara pihak- pihak yang sam a m engenai suat u soal yang
sam a, at as dasar yang sam a oleh Pengadilan yang sam a at au sam a
t ingkat nya t elah diber ikan put usan yang ber t ent angan sat u dengan
yang lain;

f.

apabila dalam suat u put usan t erdapat suat u kekhilafan Hakim at au
suat u kekelir uan yang nyat a.
Pasal 68

( 1)

Per m ohonan peninj auan kem bali har us diaj ukan sendir i oleh par a
pihak yang berperkara, at au ahli w arisnya at au seorang w akilnya yang
secar a khusus dikuasakan unt uk it u.

( 2)

Apabila selam a pr oses peninj auan kem bali pem ohon m eninggal dunia,
per m ohonan t er sebut dapat dilanj ut kan oleh ahli w ar isnya.
Pasal 69

Tenggang w akt u pengaj uan per m ohonan peninj auan kem bali yang
didasarkan at as alasan sebagaim ana dim aksudkan dalam Pasal 67 adalah
180 ( ser at us delapan puluh) har i unt uk :
a.

yang disebut pada hur uf a sej ak diket ahui kebohongan at au t ipu
m uslihat at au sej ak put usan Hakim pidana m em per oleh kekuat an
hukum t et ap, dan t elah diberit ahukan kepada para pihak yang
berperkara;

b.

yang disebut pada huruf b sej ak dit em ukan sur at - sur at bukt i, yang
hari sert a t anggal dit em ukannya harus dinyat akan di baw ah sum pah
dan disahkan oleh pej abat yang berw enang;

c.

yang disebut pada huruf c, d, dan f sej ak put usan m em peroleh
kekuat an hukum t et ap dan t elah diber it ahukan kepada par a pihak
yang berperkara;

d.

yang t er sebut pada hur uf e sej ak sej ak put usan yang t er akhir dan
ber t ent angan it u m em per oleh kekuat an hukum t et ap dan t elah
diberit ahukan kepada pihak yang berperkara.
Pasal 70

( 1)

Per m ohonan peninj auan kem bali diaj ukan oleh pem ohon kepada
Mahkam ah Agung m elalui Ket ua Pengadilan Neger i yang m em ut us
perkara dalam t ingkat pert am a dengan m em bayar biaya perkara yang
diper lukan.

( 2)

Mahkam ah Agung m em ut us perm ohonan peninj auan kem bali pada
t ingkat pert am a dan t erakhir.
Pasal 71

( 1)

Per m ohonan peninj auan kem bali diaj ukan oleh pem ohon secar a
t er t ulis dengan m enyebut kan sej elas- j elasnya alasan yang dij adikan
dasar perm ohonan it u dan dim asukkan di kepanit eraan Pengadilan
Negeri yang m em ut us perkara dalam t ingkat pert am a.

( 2)

Apabila pem ohon t idak dapat m enulis, m aka ia m enguraikan
perm ohonannya secara lisan di hadapan Ket ua Pengadilan Negeri yang
m em ut us perkara dalam t ingkat pert am a at au hakim yang dit unj uk
oleh Ket ua Pengadilan yang akan m em buat cat at an t ent ang
per m ohonan t er sebut .
Pasal 72

( 1)

Set elah Ket ua Pengadilan Neger i yang m em ut us per kar a dalam t ingkat
per t am a m ener im a per m ohonan peninj auan kem bali, m aka Panit er a
ber kew aj iban unt uk selam bat- lam bat nya dalam w akt u 14 ( em pat
belas) har i m em ber ikan at au m engir im kan salinan per m ohonan
t ersebut kepada pihak law an pem ohon, dengan m aksud :
a.
dalam hal perm ohonan peninj auan kem bali didasarkan at as
alasan sebagaim ana dim aksudkan Pasal 67 huruf a at au huruf b
agar pihak law an m em punyai kesem pat an unt uk m engaj ukan
j aw abannya;

b.

dalam hal per m ohonan peninj auan kem bali didasar kan at as
salah sat u alasan yang t ersebut Pasal 67 huruf c sam pai dengan
huruf f agar dapat diket ahui.

( 2)

Tenggang w akt u bagi fihak law an unt uk m engaj ukan j aw abannya
sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) huruf a adalah 30 ( t iga puluh) har i
set elah t anggal dit er im anya salinan per m ohonan peninj auan kem bali.

( 3)

Surat j aw aban diserahkan at au dikirim kan kepada Pengadilan yang
m em ut us perkara dalam t ingkat pert am a dan pada surat j aw aban it u
oleh Panit er a dibubuhi cap, har i sert a t anggal dit erim anya j aw aban
t er sebut , yang salinannya disam paikan at au dikir im kan kepada pihak
pem ohon unt uk diket ahui.

( 4)

Per m ohonan t er sebut lengkap dengan ber kas per kar a beser t a
biayanya oleh Panit er a dikir im kan kepada Mahkam ah Agung selam bat lam bat nya dalam j angka w akt u 30 ( t iga puluh) hari.

( 5)

Unt uk per m ohonan peninj auan kem bali t idak diadakan sur at m enyur at
ant ara pem ohon dan/ at au pihak lain dengan Mahkam ah Agung.
Pasal 73

( 1)

Mahkam ah Agung berw enang m em erint ahkan Pengadilan Negeri yang
m em er iksa per kar a dalam Tingkat Per t am a at au Pengadilan Tingkat
Banding m engadakan pem eriksaan t am bahan, at au m em int a segala
ket erangan sert a pert im bangan dari Pengadilan yang dim aksud.

( 2)

Mahkam ah Agung dapat m em int a ket erangan dari Jaksa Agung at au
dar i pej abat lain yang diser ahi t ugas penyidikan apabila diper lukan.

( 3)

Pengadilan yang dim aksudkan ayat ( 1) , set elah m elaksanakan
perint ah Mahkam ah Agung t ersebut segera m engirim kan berit a acara
pem eriksaan t am bahan sert a pert im bangan sebagaim ana
dim aksudkan ayat ( 1) , kepada Mahkam ah Agung.
Pasal 74

( 1)

Dalam hal Mahkam ah Agung m engabulkan perm ohonan peninj auan
kem bali, Mahkam ah Agung m em bat alkan put usan yang dim ohonkan
peninj auan kem bali t er sebut dan selanj ut nya m em er iksa ser t a
m em ut us sendiri perkaranya.

( 2)

Mahkam ah Agung m enolak perm ohonan peninj auan kem bali, dalam
hal Mahkam ah Agung berpendapat bahw a perm ohonan it u t idak
beralasan.

( 3)

Put usan Mahkam ah Agung sebagaim ana dim aksudkan ayat ( 1) dan
ayat ( 2) diser t ai per t im bangan- pert im bangan.
Pasal 75

Mahkam ah Agung m engirim kan salinan put usan at as perm ohonan
peninj auan kem bali kepada Pengadilan Negeri yang m em ut us perkara dalam
Tingkat Per t am a dan. selanj ut nya Panit er a Pengadilan Niger i yang
bersangkut an m enyam paikan salinan put usan it u kepada pem ohon ser t a
m em ber it ahukan put usan it u kepada pihak law an dengan m em ber ikan
salinannya, selam bat - lam bat nya dalam w akt u 30 ( t iga puluh) har i.
Pasal 76
Dalam pem er iksaan per m ohonan peninj auan kem bali put usan per kar a pidana
yang t elah m em per oleh kekuat an hukum t et ap digunakan acara peninj auan
kem bali sebagaim ana diat ur dalam kit ab Undang- undang Hukum Acara
Pidana.

Paragraf 3
Peradilan Agam a, Peradilan Tat a Usaha Negara,
Per adilan Milit er
Pasal 77
( 1)

Dalam pem er iksaan peninj auan kem bali per kar a yang diput us oleh
Pengadilan di Lingkungan Per adilan Agam a at au oleh Pengadilan di
Lingkungan Peradilan Tat a Usaha Negara, digunakan hukum acara
peninj auan kem bali yang t er cant um dalam Pasal 67 sam pai dengan
Pasal 75.

( 2)

Dalam pem er iksaan peninj auan kem bali per kar a yang diput us oleh
Pengadilan di Lingkungan Per adilan Milit er , digunakan hukum acar a
peninj auan kem bali sebagaim ana diat ur dalam Kit ab Undang- undang
Hukum Acara Pidana.

Bagian Kelim a
Pem er iksaan Sengket a Yang
Tim bul Karena Peram pasan Kapal
Pasal 78
Pem er iksaan sengket a yang t im bul karena peram pasan kapal asing dan
m uat annya oleh kapal per ang Republik I ndonesia dilakukan ber dasar kan
Undang- undang.

BAB V
KETENTUAN LAI N
Pasal 79
Mahkam ah Agung dapat m engat ur lebih lanj ut hal- hal yang diper lukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila t erdapat hal- hal yang belum
cukup diat ur dalam Undang- undang ini.

BAB VI
KETENTUAN PERALI HAN
Pasal 80
Pada saat m ulai berlakunya Undang- undang ini, sem ua perat uran
pelaksanaan yang t elah ada m engenai Mahkam ah Agung dinyat akan t et ap
berlaku selam a ket ent uan baru berdasarkan Undang- undang ini belum
dikeluarkan dan sepanj ang perat uran it u t idak bert ent angan dengan Undangundang ini.

BAB VI I
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 81
Pada saat m ulai berlakunya Undang- undang ini, Undang- undang Nom or 13
Tahun 1965 t ent ang Pengadilan Dalam Lingkungan Per adilan Um um dan
Mahkam ah Agung sepanj ang m engenai ket ent uan t ent ang Mahkam ah Agung
dinyat akan t idak ber laku.
Pasal 82
Undang- undang ini m ulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Undangundang ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.

Disahkan di Jakar t a
pada t anggal 30 Desem ber 1985

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A

SOEHARTO
Diundangkan di Jakar t a
pada t anggal 30 Desem ber 1985
MENTERI / SEKRETARI S NEGARA
REPUBLI K I NDONESI A

SUDHARMONO, S.H.

PENJELASAN ATAS UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

I . UMUM
1.

2.

Salah sat u unsur dalam t uj uan pem bangunan nasional yang
diam anat kan Garis- garis Besar Haluan Negara adalah m asyarakat adil
dan m akm ur berdasarkan Pancasila dalam w adah negara kesat uan
Republik I ndonesia yang m er deka, ber daulat , ber sat u, dan
berkedaulat an rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
sej aht era, am an, t ent eram , dan t ert ib. Suasana perikehidupan
t ersebut di at as m erupakan bagian dari gam baran t erhadap t at a
kehidupan bangsa I ndonesia yang dicit a- cit akan perw uj udannya
m elalui rangkaian upaya dan kegiat an pem bangunan yang berlanj ut
dan ber kesinam bungan. Nam un dem ikian pengalam an dalam
kehidupan ber negar a dan ber bangsa sej ak kem er dekaan
m enunj ukkan, bahw a usaha unt uk m ew uj udkan per ikehidupan seper t i
it u sangat dipengar uhi oleh ber bagai hal yang saling ber kait sat u
dengan lainnya. Cit a t ent ang keadilan, kebenar an, kepast ian hukum ,
dan ket er t iban sist em ser t a penyelenggar aan hukum m er upakan hal
yang m em pengaruhi t um buhnya suasana perikehidupan sebagaim ana
dim aksudkan di at as. Masalahnya adalah, bahw a hal t ersebut secara
bersam aan m erupakan pula t uj uan kegiat an pem bangunan dibidang
hukum dalam kerangka pelaksanaan pem bangunan nasional. Dengan
pem aham an seper t i ini pula, m aka salah sat u pendekat an yang ingin
dilakukan adalah kait annya dengan penyelenggar aan kekuasaan
kehakim an.
Berdasarkan Ket et apan Maj elis Perm usyaw arat an Rakyat Republik
I ndonesia Nom or I I I / MPR/ 1978 t ent ang Kedudukan dan Hubungan
Tat a Kerj a Lem baga Tert inggi Negara dengan/ at au Ant ar Lem bagalem baga Tinggi Negara dihubungkan dengan Undang- undang Nom or
14 Tahun 1970 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Kekuasaan

Kehakim an, Mahkam ah Agung diberi kekuasaan dan kew enangan
unt uk :
a.
m em er iksa dan m em ut us:
1)
perm ohonan kasasi;
2)
sengket a t ent ang kew enangan m engadili;
3)
per m ohonan peninj auan kem bali put usan Pengadilan
yang t elah m em per oleh kekuat an hukum t et ap.
b.
m em berikan pert im bangan dalam bidang hukum baik
dim int a m aupun t idak, kepada Lem baga Tinggi Negara;
c.
m em ber ikan nasehat hukum kepada Pr esiden selaku
Kepala Negar a unt uk pem ber ian at au penolakan gr asi;
d.
m enguj i secar a m at er iil hanya t er hadap per at ur an
perundang- undangan di bawah undang- undang;
e.
m elaksanakan t ugas dan kew enangan lain berdasarkan
Undang- undang.
Unt uk dapat m enyelenggar akan kekuasaan dan kew enangan t er sebut
dengan sebaik- baiknya, Mahkam ah Agung m elaksanakan hal- hal sebagai
ber ikut :
a.
w ew enang pengaw asan m eliput i :
1)
j alannya per adilan;
2)
peker j aan Pengadilan dan t ingkah laku par a Hakim di
sem ua Lingkungan Peradilan;
3)
pengaw asan yang dilakukan t erhadap Penasihat Hukum
dan Not aris sepanj ang yang m enyangkut per adilan;
4)
pem berian peringat an, t egoran, dan pet unj uk yang
diper lukan.
b.
m em int a ket er angan dan per t im bangan dar i :
1)
Pengadilan di sem ua Lingkungan Per adilan;
2)
Jaksa Agung;
3)
Pej abat lain yang diser ahi t ugas penunt ut an perkara
pidana.
c.
m em buat per at ur an sebagai pelengkap unt uk m engisi
kekur angan at au kekosongan hukum yang diper lukan bagi
kelancar an j alannya per adilan.
d.
m engat ur sendir i adm inist r asinya baik m engenai adm inist r asi
peradilan m aupun adm inist rasi um um .
3.

Dalam Undang- undang Nom or 14 Tahun 1970 t ent ang Ket ent uanket ent uan Pokok Kekuasaan Kehakim an dit egaskan bahw a :
a.
Kekuasaan Kehakim an adalah kekuasaan negara yang m erdeka
unt uk m enyelenggar akan per adilan guna m enegakkan hukum
dan keadilan berdasarkan Pancasila, dem i t er selenggar anya
negar a hukum Republik I ndonesia;
b.
penyelenggar a Kekuasaan Kehakim an adalah Pengadilan di
lingkungan:
Per adilan Um um ;
Per adilan Agam a;
Per adilan Milit er ;

c.

Peradilan Tat a Usaha Negara.
Mahkam ah Agung adalah Pengadilan Ter t inggi dan m elakukan
pengaw asan t ert inggi at as perbuat an Pengadilan.

Dengan m em perhat ikan kedudukan dan peranan Mahkam ah Agung
seper t i t er sebut di at as, per lu diber ikan pengat ur an yang m ant ap,
j elas, dan t egas kepada lem baga ini.
Salah sat u pr insip yang t elah dilet akkan dalam Undang- undang
Nom or 14 Tahun 1970, adalah bahw a peradilan harus m em nuhi
har apan par a pencar i keadilan yang selalu m enghendaki per adilan
yang sederhana, cepat , t epat , adil, dan biaya ringan. Seiring dengan
pr insip t er sebut di at as ser t a sebagai upaya unt uk m ew uj udkan sist em
per adilan yang lebih efekt if dan efisien dalam penyelenggar aan
kekuasaan kehakim an di negar a hukum Republik I ndonesia, m aka
dalam Undang- undang ini dit egaskan bahw a Mahkam ah Agung adalah
Pengadilan Negara Tert inggi dari sem ua Lingkungan Peradilan.
4.

Unt uk m em peroleh Hakim Agung yang m erdeka, berani m engam bil
keput usan dan bebas dari pengaruh, baik dari dalam m aupun dari
luar, diperlukan persyarat an sebagaim ana diuraikan dalam Undangundang ini. Pada dasarnya pengangkat an Hakim Agung berdasarkan
sist em kar ier dan t er t ut up.
Nam un dem ikian dalam hal- hal t ert ent u dapat pula dibuka
kem ungkinan unt uk m engangkat Hakim Agung yang t idak didasar kan
sist em kar ier . Unt uk Hakim Agung yang didasar kan sist em kar ier
ber laku ket ent uan Pasal 11 Undang- undang Nom or 8 Tahun 1974
( Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 55, Tam bahan Lem baran
Negar a Nom or 3041) . Selanj ut nya unt uk dapat lebih m enj am in
t ercipt anya suasana yang sebaik- baiknya bagi penyelenggar aan
peradilan guna m enegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila, m aka per lu pula dibuat suat u undang- undang yang
m engat ur penindakan t erhadap perbuat an, t ingkah laku, sikap
dan/ at au ucapan yang dapat m erendahkan dan m erongrong
kew ibaw aan, m art abat , dan kehorm at an badan per adilan yang dikenal
sebagai " Cont em pt of Cour t " .

5.

Mengen