T1 212011606 Full text

Pendahuluan
Keuntungan yang diterima jika berinvestasi dianggap lebih besar
dibandingkan dengan menabung, namun bagi sebagian orang menabung tetap
menjadi pilihan pertama. Dalam kenyataannya sebagian besar orang kurang
tertarik untuk berinvestasi karena ketidakpastian. Hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam berinvestasi selain ketidakpastian adalah return yang besar
diikuti risiko yang besar pula. Perhitungan return investasi yang didapatkan
memang lebih tinggi daripada return menabung, tetapi dalam kenyataannya
besarnya risiko yang dihasilkan saat berinvestasi juga jauh lebih tinggi. Investor
harus siap dengan risiko yang tinggi saat memilih investasi dengan return yang
tinggi. Ada satu cara dalam mengurangi risiko investasi tersebut yaitu dengan
diversifikasi.
Diversifikasi dikaitkan dengan portofolio, yaitu kumpulan berbagai jenis
instrumen. Hal ini lebih menekankan pada diversifikasi risiko dari instrumen
investasi yang dipilih.

Dalam portofolio, investor dapat mengkombinasikan

beberapa aset untuk mengurangi risiko sekaligus meningkatkan return. Investor
dapat mengkombinasikan aset yang berisiko tinggi dan return yang tinggi dengan
aset yang berisiko rendah dan return yang rendah. Salah satu investasi yang

menerapkan diversifikasi yaitu reksadana.
Secara sederhana Nasarudin (2007: 156) menyampaikan pendapat bahwa
reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang
kepada pengelola reksadana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal

1

berinvestasi di pasar modal. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi
bagi masyarakat khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki
banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat
namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Setelah dikeluarkannya Undang-undang Pasar Modal no.8 pada tahun 1995,
setahun kemudian muncul Reksa Dana di Indonesia yaitu pada tahun 1996.
Warsono (2003: 134-137) memberi bukti data statistik pasar modal dari Bapepam
pada tahun 2000 reksa dana mengalami perkembangan yang signifikan, kemudian
perkembangan drastis mulai dirasakan pada tahun 2001. Pertumbuhan sebesar
15% dengan kenaikan jumlah dana reksadana yang dikelola manajer investasi
sebesar 45%, dan jumlah rekening naik sebesar 31%. Puncak pertumbuhan
reksadana terlihat pada tahun 2002 sebesar 21% dengan kenaikan jumlah dana

reksadana sebesar 483% dan jumlah rekening naik sebesar 143%. Menurut Kurnia
(2005) perkembangan reksa dana, NAB mulai mengalami peningkatan mencapai
Rp 110 triliun. Dukungan situasi ekonomi yang relatif stabil dan kondusif serta
penggunaan media elektronik (ATM) yang menyebabkan peningkatan dana
tersebut. Kenaikan dana mencapai puncaknya pada awal 2005 dengan total dana
yang dikelola sebesar Rp 113 triliun. Mulai awal 2006 sampai dengan 2007 total
NAB reksa dana mengalami penurunan karena terjadi penuruan suku bunga riil
yang menyebabkan investor beralih ke industri reksa dana dengan return yang
lebih tinggi dari SBI (Manurung, 2007; Opriani, 2008).

2

Silitonga (2010) mengemukakan pertumbuhan ekonomi positif pada tahun
2009 sebesar 4,4% di tengah krisis keuangan global. Tingkat inflasi hanya 3,43%
dan pergerakan nilai tukar rupiah di rentang Rp 9000/US$ sampai dengan maret
2010. Nilai aktiva bersih pada tahun 2009 mencapai Rp 113 triliun dengan jumlah
610 reksa dana. Hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya (2008)
yang nilai aktiva bersihnya mencapai Rp 74 triliun dengan 567 jumlah reksa dana.
Pada tahun 2010 total NAB mengalami peningkatan mencapai Rp 139 triliun
(Wahdah dan Hartanto, 2012: 22). Dilihat dari unit penyertaan pada 2011

mengalami kenaikan signifikan yaitu 29,22% sedangkan 2012 hanya mengalami
6,02% kenaikan unit penyertaan. Tahun 2012 muncul beberapa regulasi baru
yang membuat

industri

reksadana

semakin

berkembang ke

depannya.

Diperkirakan pada tahun 2013 akan mengalami pertumbuhan sebesar 11%-15%.
Bagi orang yang sudah lama menggeluti dunia investasi, reksadana mungkin
bukan hal baru, tetapi bagi masyarakat umum dan mahasiswa reksa dana masih
merupakan hal asing dalam berinvestasi. Segala bentuk investasi dapat
memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan tabungan, namun
sebagian besar pilihan tetap jatuh pada tabungan dengan alasan takut rugi, butuh

dana besar, dan tidak ada waktu untuk berpartisipasi langsung membeli produk
investasi. Padahal jika menyimpan uang pada tabungan atau deposito dalam
jangka waktu panjang, di masa yang akan datang kemampuan beli jadi melemah
jika dibandingkan dengan nilai inflasi (Manampiring, 2012). Seiring mulai
dikenalnya reksadana, peningkatan minat masyarakat meningkat pada tahun 2005
karena adanya kemudahan penggunaan media elektronik seperti ATM (Opriani,

3

2008). Munculnya reksa dana dianggap sebagai jawaban dari keluhan masyarakat.
Barunya produk reksa dana ini dibandingkan dengan saham dan obligasi yang
muncul lebih dahulu, menyebabkan masyarakat belum banyak yang mengetahui
tentang jenis investasi ini. Pada tahun 1912 pasar modal telah ada di Batavia, lalu
vakum untuk waktu yang lama, dan akhirnya diaktifkan lagi pada tahun 1977.
Saham dikenal dengan return yang tinggi namun diikuti dengan risiko yang tinggi
pula. Keuntungan yang dibagikan berupa deviden, besar kecilnya sesuai dengan
laba perusahaan. Obligasi pertama kali diperkenalkan pada Mei 1946, diikuti
obligasi RI tahun 1950, dan obligasi Konsolidasi tahun 1959. Dengan jangka
waktu yang sudah ditentukan sejak awal investasi pada obligasi, pada umumnya
obligasi memiliki jangka waktu investasi diatas satu tahun. Dengan keuntungan

yang diterima tiap bulan dengan jumlah yang tetap, hal ini menjadi salah satu
kelebihan obligasi.
Menurut Gunawan (2008) reksa dana sudah mulai berkembang sejak
beberapa tahun lalu.

Memang belum dapat dikatakan banyak, tetapi setiap

tahunnya cukup terjadi peningkatan. Banyak orang beralih ke reksa dana seiring
bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang reksa dana. Salah satu alasannya
yaitu keuntungannya lebih menjanjikan dibanding hanya menabung di bank,
meskipun risikonya juga lebih besar. Namun pengetahuan masyarakat telah
berkembang, hal ini terbukti dengan adanya perkenalan tentang investasi pada saat
belajar di bangku perkuliahan. Ilmu tentang keuangan yang disesuaikan dengan
perkembangan jaman, menjadikan generasi selanjutnya mengalami peningkatan
pengetahuan.

4

Calon investor yang akan menginvestasikan dana pada reksa dana sebaiknya
mengimbangi pengetahuan yang cukup mengenai investasi reksadana. Sebagai

contoh di Universitas Kristen Satya Wacana, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis dapat mempelajari tentang investasi reksadana melalui mata kuliah
Portofolio dan Manajemen Investasi. Mata kuliah tersebut menjadi mata kuliah
wajib untuk mahasiswa program studi Manajemen dengan konsentrasi keuangan
sekaligus menjadi mata kuliah pilihan program studi Manajemen dari konsentrasi
lain dan program studi Akuntansi dan Ilmu ekonomi. Meskipun penelitian
mengenai reksa dana telah banyak dilakukan, namun sebagian besar adalah
penelitian yang berkaitan dengan kinerjanya seperti pada penelitian Dennis, dkk
(2004), Ambarwati (2005), Saraswati (2006), dan Manurung (2008). Penelitian
Gunawan (2008) yang merupakan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana
mengulas mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis terhadap reksa dana. Berdasarkan penelitian Gunawan (2008), penelitian
ini pun mengukur tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai investasi reksa dana
secara teoritis dengan menggunakan materi kuliah Portofolio dan Manajemen
Investasi sebagai acuan. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi perintis dalam
pemanfaatan investasi terutama mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana.
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dalam
proposal penelitian ini adalah “Sejauh mana tingkat pemahaman mahasiswa
Fakultas Ekonomi terhadap reksadana sebagai sarana investasi”.


5

Hasil dari penelitian ini bermanfaat memberikan tambahan pengetahuan
mengenai investasi dengan reksa dana. Sedangkan bagi fakultas, penelitian ini
dapat dijadikan masukan supaya pengetahuan mengenai reksa dana dimasukkan
dalam materi kuliah. Bagi calon investor, baik mahasiswa maupun masyarakat
dapat mendapatkan informasi mengenai investasi dengan reksa dana melalui
penelitian ini.

6

Tinjauan Literatur
Investasi
Berinvestasi seperti halnya orang berpergian. Sebelum berpergian, pertama–
tama orang harus mempunyai tujuan, begitu juga investasi. Investasi bukan
merupakan proses sederhana, berinvestasi merupakan aktivitas individual. Setiap
orang mempunyai tujuan investasi yang berbeda, waktu yang berbeda untuk
mencapainya (time horizon), preferensi yang berbeda dalam memilih instrumen,
kebutuhan khusus (unique need) dan sikap yang berbeda terhadap risiko.

Investasi biasanya memiliki beberapa kendala yaitu likuiditas, time horizon,
pajak, dan peraturan pemerintah. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan suatu
asset untuk dijual dan diubah menjadi cash dengan harga pasar. Time horizon
berkaitan dengan ketersediaan waktu yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Sedangkan pajak berkaitan dengan adanya perbedaan perlakuan pajak pada setiap
jenis instrumen. Kendala peraturan pemerintah tentang bagaimana suatu
instrumen investasi diatur dengan undang-undang yang berbeda dan tiap investor
diperlakukan berbeda di depan hukum (Cahyono, 2000: 60).
Menurut Husnan (1984: 3) terdapat dua jenis investasi, investasi ekstern dan
intern. Investasi intern adalah perluasan usaha dengan cara memperluas kegiatan
yang sudah ada, sedangkan investasi ekstern dilakukan dengan cara merger atau
akuisisi. Investasi selain dapat menambah penghasilan juga mempunyai risiko jika
investasi tersebut gagal atau tidak sesuai yang diinginkan investor. Biasanya
terdapat dua risiko yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko unsistematik

7

(unsystematic risk). Risiko sistematik biasanya berkaitan dengan kondisi makro
perekonomian suatu Negara. Risiko unsistematik sendiri berhubungan dengan
kondisi mikro perusahaan. Harefa dkk. (2006) berpendapat ada tiga konsep

investasi. Pertama keuntungan investasi, yaitu imbal hasil atau pengembalian dari
uang yang kita investasikan pada suatu instrumen investasi. Kedua risiko
investasi, dimana setiap investasi memberikan tingkat pengembalian yang berbeda
begitu juga risikonya. Biasanya dikenal dengan konsep high risk high return,
yaitu bila suatu investasi berisiko tinggi biasanya memberikan tingkat
pengembalian yang tinggi juga.
Begitu pula sebaliknya, bila biasanya berisiko rendah maka memberikan
tingkat pengembalian yang rendah juga. Konsep yang ketiga struktur portofolio
atau diversifikasi, dimana risiko portofolio tidak dapat dihilangkan secara tuntas,
tapi bisa dikurangi dengan membuat sebuah portofolio yang terdiversifikasi,
dimana di dalamnya terdiri dari jenis aset yang berbeda-beda, dimana nilainya
secara historis bergerak ke arah yang berbeda atau bergerak ke arah yang sama
tapi dengan perbedaan besar dan kecilnya perubahan yang terjadi.
Menurut Widiatmodjo (2008: 105) ada beberapa ciri-ciri investasi yaitu:
1) Long term horizon, minimal satu tahun
2) Low to moderate return growth
3) Fundamental analysis, merupakan teknik analisis yang biasanya digunakan.
4) EPS growth, untuk saham keputusan investasi banyak memperhatikan
pertumbuhan Earning per share / keuntungan per saham.


8

Reksa Dana
Menurut Undang-Undang (UU) no. 8 tentang pasar modal tahun 1995, reksa
dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi (Pratomo, 2007: 8). Hariyawan (2006: 67) mengungkapkan reksa dana
merupakan sarana investasi sederhana, yang setiap orang dengan tujuan investasi
jangka panjang yang sama mengumpulkan dana mereka, kemudian mereka
menunjuk manajer profesional untuk mengelola dana tersebut sesuai tujuan
investasinya.
Sejarah

reksa dana dimulai saat seorang pedagang Belanda bernama

Adriaan Van Ketwich pada tahun 1744 membuat sebuah reksa dana. Reksa dana
ini bernamaEendragt Maakt Magt yang berarti ”persatuan menciptakan kekuatan”.
Langkah Van Ketwich ini kemudian diikuti oleh raja Belanda pada saat itu,
William I dengan mendirikan sebuah perusahaan investasi pada tahun 1822.
Sejak saat itu, reksa dana lainnya mulai bermunculan, antara lain di Swiss tahun

1849 dan instrumen serupa yang muncul di Skotlandia pada tahun 1880.
Menurut Francis (1993), berdasarkan Investment Company Act of 1940
perusahaan yang bergerak di bidang investasi surat-surat berharga dapat
dikelompokkan atas: unit investment trusts, closed-end investment companies,
dan open-end investment companies. Cahyono (2000: 16) mengungkapkan, ide
mengenai reksa dana ini mulai mengakar di Inggris dan Perancis dengan adanya
Joint Stock Companies Act pada tahun 1862 dan 1867 yang mengijinkan investor

9

untuk mendapatkan bagian keuntungan perusahaan investasi dan risiko
investasinya hanya sebatas dana yang diinvestasikan.
Munculnya

reksa

dana

modern

ditandai

dengan

diterbitkannya

Massachusetts Investor’s Trust di Boston pada tanggal 21 Maret 1924. Penerbitan
reksa dana ini dipelopori oleh 3 eksekutif sekuritas di Boston. Reksa dana ini
mendapat sambutan yang sangat bagus. Satu tahun setelah kemunculan reksa dana
tersebut, dana kelolaannya tumbuh pesat dari $50.000 menjadi $392.000.
Manajer Investasi reksa dana tersebut sampai sekarang masih ada dengan nama
MFS Investment Management. Pada akhir tahun 2007, secara keseluruhan total
asset kelolaan reksa dana di dunia adalah $26.1 triliun dengan jumlah produk
sebanyak 66.350 buah.
Menurut sifatnya, reksa dana dapat dibagi menjadi dua yaitu reksa dana
bersifat terbuka dan reksa dana bersifat tertutup. Reksa dana terbuka adalah reksa
dana yang menawarkan dan membeli kembali saham-saham dari pemodal sampai
sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Selanjutnya reksa dana bersifat tertutup,
adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham yang telah dijual
kepada pemodal (Cahyono, 2000: 56).
Jenis biaya reksa dana dapat dibagi menjadi empat, yaitu biaya pembelian,
management fee tahunan, biaya penjualan kembali, dan switching fee. Biaya
pembelian (selling fee), biaya yang dikenakan secara langsung ketika investor
memasukan atau menambah dana. Biaya management fee tahunan adalah biaya
yang sudah ditetapkan oleh perusahaan reksa dana yang bersangkutan (bisa

10

termasuk biaya kustodian). Ketiga, biaya penjualan kembali (redemption fee)
adalah biaya langsung dikenakan ketika investor menjual reksa dananya. Terakhir
switching fee, merupakan biaya tukar unit yang dilakukan investor.
Manurung (2007: 54) mengatakan reksa dana berdasarkan jenis investasinya
dapat dibagi antara lain reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa
dana campuran, dan reksa dana pasar uang. Keempat reksa dana tersebut biasa
disebut reksa dana konvensional.
Secara konvensional reksa dana dibagi menjadi empat jenis yaitu reksa dana
saham, reksa dana obligasi, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
1. Reksa dana saham adalah reksa dana yang portofolionya minimum 80% dari
total aset diinvestasikan pada saham, sedangkan sisanya diinvestasikan pada
pasar uang untuk menjaga adanya penarikan dari investor. Reksa dana ini
mengikuti harga saham, jadi memiliki risiko dan return yang tinggi pula
seperti saham.
2. Reksa dana pendapatan tetap atau obligasi, merupakan reksa dana yang
berinvestasi sebagian besar di obligasi dan sekitar 5%-10% pada sektor pasar
uang. Reksa dana ini mempunyai tingkat risiko dan tingkat pengembalian
yang sedikit lebih tinggi dibanding reksa dana pasar uang.
3. Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang membiakkan dananya di
instrumen pasar uang yang bersifat likuid. Artinya, bisa anda cairkan
sewaktu-waktu. Portofolionya antara lain deposito, SBI dan obligasi yang

11

jatuh tempo dibawah setahun. Reksa dana ini mempunyai tingkat risiko dan
pengembalian yang rendah.
4. Reksa dana campuran adalah reksa dana yang dananya diinvestasikan pada
saham, obligasi, pasar uang dan sejumlah kas untuk berjaga-jaga. Reksa dana
ini merupakan perpaduan dari berbagai instrumen investasi, maka risiko reksa
dana ini tidak setinggi reksa dana saham, tapi juga tidak seaman reksa dana
pasar uang dan terproteksi. Keuntungannya sendiri juga tidak setinggi reksa
dana saham, tapi juga tidak serendah reksa dana pasar uang.
Di Indonesia sendiri selain reksa dana konvensional seperti yang disebutkan
di atas terdapat jenis perkembangan reksa dana yang lainnya, yaitu reksa dana
terproteksi (Capital Protected Fund), reksa dana penjaminan (Capital Guaranteed
Fund), reksa dana indeks (Index Fund), exchange traded fund (ETF), dan reksa
dana Syariah. Masing-masing jenis reksa dana tersebut mempunyai karakteristikkarakteristik tersendiri.
Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang memproteksi 100% pokok
investasi nasabah pada saat jatuh tempo. Reksa dana terproteksi ini dibentuk
untuk periode tertentu biasanya hanya beberapa bulan sampai beberapa tahun,
meskipun jangka waktu investasi telah ditentukan oleh manajer investasi namun
dapat dicairkan sebelum jatuh tempo tanpa adanya proteksi atas pokok investasi.
Selain hal tersebut, reksa dana terproteksi juga memiliki masa penawaran
sehingga investor hanya dapat membeli pada saat tertentu saja namun investasinya
hanya dalam penawaran umum atau bersifat tertutup. Yang selanjutnya reksa dana

12

penjaminan ini memberikan garansi nilai investasi awal dari investor. Disinilah
peran perusahaan asuransi sangat diperhitungkan, karena merupakan pihak yang
memberikan garansi nilai investasi tersebut. Namun mekanisme penjaminan yang
rumit dan potensi return yang berkurang akibat premi asuransi menyebabkan
reksa dana ini kurang berkembang (Suryajaya, 2014).
Reksa dana indeks merupakan reksa dana yang portofolio investasinya
mengacu pada indeks tertentu. Reksa dana indeks mengambil strategi investasi
pasif dengan menghasilkan tingkat return yang setara dengan return indeks yang
ditirunya, sedangkan pada reksa dana konvensional menerapkan strategi investasi
aktif dengan mencoba mengalahkan indeks yang menjadi acuan.

Exchange

Traded Fund merupakan pengembangan dari reksa dana indeks, dengan prinsip
yang hampir sama namun dengan perbedaan utamanya ETF dapat dibeli melalui
pasar sekunder melalui broker atau langsung melalui Manajer Investasi. Yang
selajutnya reksa dana syariah muncul saat tahun 1997, dan merupakan wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai
pemilik harta. Sesuai dengan namanya, reksa dana syariah dilakukan menurut
ketentuan dan prinsip Islam termasuk dalam jenis kegiatan emiten. Adanya
batasan investasi sesuai prinsip Islam tersebut merupakan salah satu ciri reksa
dana syariah, selain

penyisihan pendapatan dalam bentuk shadaqah, dan

penyaluran zakat maal. Tentu saja manajer investasi masih di bawah dewan
pengawas syariah nasional untuk memastikan investasi berjalan sesuai dengan
syariah Islam (Gusny, 2013).

13

Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reksa dana, yaitu calon investor
perlu memastikan untuk memperoleh Bukti Kepemilikan Unit Penyertaan dan
memastikan mendapatkan laporan posisi Nilai Aktiva Bersih dari Unit Penyertaan
tersebut.
Reksa dana dapat mendorong kebiasaan untuk menabung dan berinvestasi,
melindungi banyak investor dari kesalahan yang menimbulkan kerugian besar di
pasar modal, selain itu juga memberikan partisipasinya pendapatan dan
keuntungan yang setara dengan return keseluruhan dari saham biasa (Graham,
2007: 47). Adapun manfaat reksa dana yaitu dikelola oleh manajemen yang
profesional, adanya diversifikasi investasi, informasi yang transparan, memiliki
likuiditas yang tinggi, serta biaya yang dikeluarkan relatif rendah.
Pratomo (2007: 71) mengungkapkan terdapat dua faktor risiko yang utama
pada reksa dana. Pertama risiko berkurangnya nilai unit atau kerugian, risiko ini
dipengaruhi oleh wanprestasi atau gagal bayar, berubahnya nilai pasar efek di
dalam reksa dana, perubahan kondisi ekonomi, sosial, politik nasional dan
internasional. Risiko yang kedua adalah likuiditas atau cepat lambatnya manajer
investasi dapat menjual sebagian portofolio efek untuk mendapatkan dana tunai
ketika terjadi permintaan penjualan kembali (redemption).
Pengetahuan Reksadana sebagai Sarana Investasi
Notoatmodjo (2005) menjelaskan pengetahuan adalah ingatan tentang
sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi
yang diterima dari orang lain. Ngatimin dalam Suriasumantri (2001) menguraikan

14

tentang pengetahuan yaitu ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan
menyangkut bahan yang luas dari hal-hal terperinci, dan semacam mengikat
kembali sekumpulan bahan-bahan tersebut.
Besarnya potensi keuntungan di pasar modal membuat masyarakat tertarik
untuk berinvestasi di dalamnya. Kecilnya tingkat pengembalian dari deposito
bank saat ini, menjadi faktor lain beralihnya masyarakat pada investasi.Pasar
modal sendiri juga memiliki beberapa kendala, seperti dana yang besar untuk
berinvestasi dan terbenturnya masalah waktu. Melalui reksa dana, masyarakat atau
investor dapat mengatasi kendala-kendala tersebut.
Pendapat Quiserto (2006: 40) reksa dana adalah tempat investasi yang
atraktif. Pertama, karena memberikan range pilihan investasi yang luas. Artinya
reksa dana menawarkan pilihan investasi yang beragam sesuai kebutuhan
investasi. Kedua, menawarkan kemudahan berinvestasi. Baik

mengenai

mekanisme perdagangan, analisis laporan keuangan dan pencairan dana yang
mudah. Ketiga, memberikan kesempatan investor retail dan pemodal domestik.
Akses investor retail ke pasar modal terbatas, karena berinvestasi di obligasi atau
saham memerlukan minimal investasi yang besar. Keempat, menawarkan tingkat
keuntungan menarik dan diversifikasi portofolio. Melalui kumpulan dana yang
besar berasal dari investor, maka manajer investasi dapat melakukan diversifikasi
yang akan menguntungkan investor. Investor dapat menikmati keuntungan dari
diversifikasi hanya dengan dana yang terjangkau.

15

Manurung (2007: 124) mengungkapkan bahwa reksa dana disebut sebagai
salah satu sarana investasi karena mempunyai beberapa karakteristik, yaitu
sebagai berikut: pertama, merupakan kumpulan dana dan pemilik, dimana pemilik
yang baik berbentuk lembaga maupun perorangan dapat menginvestasikan
dananya sesuai dengan tujuan investor. Kedua, diinvestasikan kepada efek yang
dikenal dengan instrumen investasi, seperti deposito, SUN, obligasi, saham, dan
lainnya. Ketiga, dikelola oleh profesional baik lembaga maupun perorangan.
Lembaga mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana (izin dari Bapepam),
sedangkan perorangan juga mempunyai izin sebagai pengelola dana. Keempat,
merupakan produk berisiko, karena harga dari instrumen portofolionya yang
berubah setiap waktu.
Ada banyak hal yang dapat dijadikan tolok ukur pemahaman mengenai
investasi pada reksa dana. Seorang investor bila ingin sukses berinvestasi pada
suatu produk investasi, harus mengetahui hal-hal apa saja yang ada didalam suatu
produk investasi tersebut. Tjahjono (2006: 85) mengatakan tak kenal maka tak
sayang, masih banyak orang yang tidak memahami reksa dana menjadi penyebab
rendahnya penetrasi reksa dana di masyarakat. Maka dari itu, berikut merupakan
beberapa pengetahuan mengenai investasi pada reksa dana yang perlu diketahui
oleh calon investor, antara lain: mengetahui tujuan investasi, jangka waktu
investasi, dan karakteristik investor. Investor harus mengetahui tujuan yang akan
dicapai yang dibuat berdasarkan keinginan, kondisi dan posisi keuangan investor.
Selanjutnya calon investor harus mengetahui hal-hal di dalam reksa dana, seperti
jenis reksa dana, siapa yang mengelola, bagaimana keuntungan maupun risikonya,

16

dan biaya-biaya pada reksa dana. Widiatmodjo (2005: 100, 104) mengemukakan
dengan adanya pengetahuan atau informasi tentang instrumen investasi, investor
dapat meminimumkan risiko dan juga semakin memperkaya referensi
perbandingan untuk investasi.
Menurut Gunawan (2008), dalam melakukan investasi reksa dana calon
investor perlu mengenali segala hal yang berhubungan dengan reksa dana. Selain
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan reksa dana, calon investor juga
perlu mengetahui hal-hal diluar reksa dana yang dapat mempengaruhi investasi
tersebut. Menggali cukup banyak informasi mengenai investasi reksa dana yang
telah dipilih, akan sangat membantu dalam keberhasilan investasi.

17

Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif pada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis dari tiga program studi yaitu Manajemen, Ilmu
Ekonomi, dan Akuntansi dari tiap angkatan. Berikut data mahasiswa yang masih
aktif sampai dengan semester genap 2013 yang diperoleh tanggal 1 Juli 2013.
Tabel
Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Program Studi
Angkatan

Total
Manajemen

Ilmu Ekonomi

Akuntansi

2005

1

0

4

5

2006

19

0

32

51

2007

84

3

69

156

2008

112

23

188

323

2009

198

26

321

545

2010

211

46

344

601

2011

299

50

513

862

TOTAL

924

148

1471

2543

Data : Bagian Administrasi dan Registrasi, 2013
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling, yaitu penentuan sampel non probabilitas berdasarkan kriteria
tertentu. Adapun kriteria tersebut yaitu:
1) Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana yang sedang mengambil mata kuliah Portofolio dan Manajemen
Investasi atau telah lulus mata kuliah ini
2) Bersedia untuk mengisi kuesioner
18

Jenis data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh secara
langsung dari responden melalui penelitian lapangan dan pengolahan sendiri.
Adapun cara pengumpulan data yaitu survei dan observasi. Dalam penelitian ini
cara pengumpulan data yang dipilih adalah melalui survei, yang dapat dilakukan
dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner yang dipilih adalah kuesioner
tertutup.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif.

Cara yang digunakan adalah dengan memberi skor untuk setiap

jawaban yang benar maupun yang salah . Skor 1 (satu) akan mewakili jawaban
yang benar sedangkan skor 0 (nol) akan mewakili jawaban yang salah. Seluruh
pertanyaan yang berjumlah 16 nomor dengan jumlah jawaban yang benar
maksimum 16. Sedangkan kategori skor berdasarkan jumlah jawaban yang benar
dibagi menjadi : tidak paham (dengan jumlah jawaban yang benar antara 0 – 8)
dan paham (dengan jumlah jawaban yang benar antara 9 - 16).
Dalam penelitian ini, konsep yang digunakan adalah pengetahuan yang
dijelaskan oleh Notoatmodjo (2005). Pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu
yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang
diterima dari orang lain tentang reksadana, dengan indikator empirik yang
digunakan untuk pernyataan pada kuesioner. Indikator empirik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1) Definisi reksa dana
2) Jenis reksa dana dan definisi jenis tersebut
3) Bentuk hukum reksadana (PT dan KIK)

19

4) Siapa pengelola dana pada reksadana
5) Keuntungan dan risiko reksa dana
6) Biaya-biaya pada reksa dana
7) Apa itu Portofolio dan tujuannya
8) Perbedaan reksa dana dan danareksa
9) Definisi NAB
10) Hal-hal lain yang perlu diketahui investor yaitu hak untuk memperoleh
Bukti Kepemilikan Unit Penyertaan dan laporan posisi NAB

20

Hasil Penelitian
Berikut ini disajikan profil responden mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah mengambil mata kuliah
Portofolio dan Manajemen Investasi yang dijadikan sebagai sampel. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 54 mahasiswa yang dibedakan berdasarkan
program studi, jenis kelamin responden, umur responden.
Tabel 1
Program Studi
Program Studi

Jumlah

Prosentase

Manajemen

44

81,48%

Akuntansi
Total

10
54

18,52%
100,00%

Sumber: data primer (diolah, 2014)
Tabel 1 menjelaskan bahwa sebagian besar responden adalah mahasiswa
program studi manajemen (81,48 %) dan sedangkan sisanya merupakan
mahasiswa program studi akuntansi. Banyaknya mahasiswa manajemen yang
menjadi responden karena matakuliah portofolio merupakan matakuliah wajib
program studi manajemen untuk konsentrasi keuangan, sementara untuk program
studi akuntansi, matakuliah portofolio hanya merupakan matakuliah pilihan.
Tabel 2
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin

Jumlah

Prosentase

Laki-laki

21

38,89%

Perempuan

33

61,11%

Total

54

100,00%

Sumber: data primer (diolah, 2014)

21

Pada tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan sebesar 61,11 % atau 33 mahasiswi dari seluruh jumlah
sampel sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki ada sebesar 38,89 %.
Tabel 3
Umur Responden
Jumlah

Umur

Prosentase

19 - 20 tahun

18

33,33%

21 - 22 tahun

15

27,78%

> 22 tahun

21

38,89%

Total

54

100,00%

Sumber: data primer (diolah, 2014)

Tabel 3 menjelaskan bahwa responden sebagian besar berumur lebih dari 22
tahun sebesar 38,89 % dan usia 19 tahun s/d usia 20 tahun sebesar 33,33 % dan
usia 21 tahun s/d usia 22 tahun merupakan usia yang paling sedikit sebesar 27,78
%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merupakan
mahasiswa tingkat akhir. Sesuai alur, matakuliah portofolio dan Manajemen
Investasi merupakan mata kuliah yang baru dapat diambil pada semester ke 6.
Tabel 4
Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Terhadap Reksadana
Sebagai Sarana Investasi

PERNYATAAN
1
2
3
4

Responden yang
menjawab
BENAR
Jumlah
Prosentase
16
29,63%
28
51,85%
32
59,26%
24

22

44,44%

5

43

79,63%

6

24
36
39
36
18
41
36
45
43
35
36

44,44%
66,67%
72,22%
66,67%
33,33%
75,93%
66,67%
83,33%
79,63%
64,81%
66,67%

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Sumber: data primer (diolah, 2014)
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 16 pernyataan mengenai mengenai
reksadana sebagai sarana investasi terdapat 12 pernyataan mahasiswa menjawab
benar dan empat (4) pernyataan mahasiswa menjawab salah. Dari 12 pernyatan
mahasiswa yang menjawab benar diperoleh hasil paling besar menjawab
pernyataan benar terutama pada pernyataan yaitu keuntungan reksadana dikelola
oleh manajemen profesional dengan transparansi informasi, serta dana yang relatif
kecil, serta dana yang relatif kecil (83,33%). Pernyataan selanjutnya yang
memiliki hasil terbesar yaitu pembagian reksadana berdasarkan sifat operasional
yaitu open-end fund dan closed-end fund, sekaligus pernyataan tujuan portofolio
adalah diversifikasi risiko dengan total yang sama yaitu 79,63%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat 4 (empat) dari 16 pernyataan
mengenai reksadana yang menimbulkan jawaban yang salah. Sebanyak 70,37 %
mahasiswa masih salah mengenai pernyataan Danareksa merupakan wadah bagi
investor untuk berinvestasi dalam instrumen investasi yang tersedia di pasar tanpa

23

perlu melakukan pengelolaan sendiri secara langsung, dimana seharusnya
pengertian tersebut merupakan pengertian dari reksadana. Selanjutnya pernyataan
Reksadana campuran memiliki batasan alokasi aset (55,56 %). Fleksibel atau
tidak memiliki batasan alokasi aset merupakan ciri reksadana campuran. Hasil
juga diperoleh jika mahasiswa masih tidak mengetahui closed-end fund adalah
kegiatan jual beli yang berlangsung antar investor tanpa melalui bursa sebesar
55,56 %, yang seharusnya kegiatan jual beli ini dilakukan melalui bursa.
Selanjutnya mahasiswa juga masih belum mengerti tentang reksadana berbentuk
PT dan KIK sama-sama dapat beroperasi secara terbuka maupun tertutup (66,67
%). Sebenarnya pada kedua bentuk reksadana ada perbedaan, yaitu reksadana
berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka.
Dari hasil penelitian tersebut dapat dikelompokan mengenai jawaban
responden terhadap 16 pernyatan mengenai reksadana sebagai sarana investasi
sebagai berikut.
Tabel 5
Jumlah Jawaban yang Benar Mengenai Reksadana Sebagai Sarana Investasi
Jumlah Jawaban
yang Benar
0-8
9 - 16
Total

Jumlah
13
41
54

Prosentase
24,07%
75,93%
100,00%

Keterangan
Tidak tahu
Tahu

Sumber: Data primer (diolah, 2014)
Dalam tabel 5 dapat dijelaskan bahwa dari 16 pernyataan mengenai
reksadana sebagai sarana investasi, diperoleh sebanyak 41 mahasiswa (75,93 %)
masuk dalam jumlah jawaban benar 9 sampai dengan 16 yang masuk pada

24

kategori tahu, responden dianggap sudah mengerti tentang reksadana. Hasil ini
mengindikasikan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis mendapatkan
pengetahuan mengenai reksadana melalui matakuliah portofolio dan manajemen
investasi. Selain itu, adanya Sekolah Pasar Modal, yang diadakan oleh Kelompok
Studi Manajemen (KSM) yang bekerjasama dengan Danareksa dan Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 21 dan 28 Maret 2014 lalu, sangat membantu
memberikan tambahan informasi sehingga sebagian mahasiswa yang menjadi
responden lebih mengerti mengenai investasi pada reksadana.

25

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Sebanyak 41 (75,93 %) mahasiswa masuk dalam jumlah jawaban benar 9
sampai dengan 16 yang masuk pada kategori tahu, responden dianggap sudah
mengetahui tentang investasi pada reksadana. Selain dalam kelas Portofolio dan
Manajemen Investasi, adanya tambahan informasi melalui Sekolah Pasar Modal
sangat membantu sehingga sebagian mahasiswa lebih mengerti mengenai
reksadana sebagai sarana investasi.
Implikasi Teoritis
Adanya sosialisasi tentang reksadana mampu memperkaya referensi informasi
yang berkaitan dengan investasi dan meminimumkan risiko terjadinya penipuan,
hal ini berlaku pula pada reksadana di kalangan mahasiswa. Pemahaman
mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
mengenai reksadana akan membantu reksadana tersebut dikenal oleh kalangan
tersebut.
Implikasi Terapan
 Bagi mahasiswa, pemahaman mengenai reksadana dapat menjadi awal yang
sangat membantu saat mahasiswa mulai investasi pada reksadana.
Kelebihan reksadana dibandingkan dengan investasi lain yaitu dapat
berinvestasi meski dengan dana yang terbatas serta dikelola oleh manajer
investasi membuat reksadana jadi alternatif investasi bagi pemula.

26

 Bagi Fakultas Ekonomika dan Bisnis perlu memberikan seminar-seminar
tentang pasar modal sebagai kegiatan lanjutan dalam memperkenalkan
reksadana sebagai sarana investasi.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Dalam penelitian ini hanya mengukur tingkat pengetahuan dengan
menggunakan kuesioner bersifat tertutup sehingga kurang dapat mengetahui
tingkat pengetahuan secara detail. Dengan menggunakan kuesioner yang bersifat
terbuka pada penelitian mendatang maka tidak hanya dapat mengukur tingkat
pengetahuan tetapi juga dapat mengukur tingkat pemahaman. Jenis reksadana
yang digunakan pun hanya berkisar pada reksadana konvensional. Untuk
penelitian mendatang sebaiknya instrumen yang digunakan dalam kuesioner tidak
hanya jenis reksadana konvensional tetapi juga jenis reksadana lain misalnya
reksadana terproteksi, reksadana penjaminan, dan reksadana syariah.

27

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Joko E., 2000, Menjadi Manajer Investasi bagi Diri Sendiri, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Cahyono, Joko E., 2000, Cara Jitu Meraih Untung dari Reksa Dana, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Francis, Jack Clark, 1993. “Penilaian Kinerja Investasi dengan Menggunakan Sharpe’s
Performance Index dan Treynor’s Performance Index”.
Frensidy, Budi, 2007. “Cerdas Memilih Reksa Dana Saham”. FEUI dan Surya Research
Internasional. Edisi khusus Kontan tentang Reksa Dana.
Graham, Benjamin, 2007. The Intelligent Investor, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta.
Gunawan, Ariawan, 2008, Pengetahuan Mahasiswa terhadap Reksadana sebagai
Sarana Investasi. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).
Gusny, 2013, “Jenis-jenis Reksa Dana”, http://www.portalReksadana.com.htm. 20
November 2013.
Harefa, Andrias, dkk. 2006. “Memahami Pentingnya Konsep Dasar Investasi”, available
at
http://www.keuangan-pribadi.com/memahami-pentingnya-konsep-dasarinvestasi/. 11 Juni 2013.
Hariyawan, 2006. “Visi Jangka Panjang : Menangkap Peluang dengan Jaring
Probability”, Menjadi Kaya Melalui Reksa Dana, Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, pp. 67-81.
Hendrayana, Wawan. 2012. “Prospek Investasi Reksadana Tahun 2013”,
http://www.prospek-investasi-Reksadana-2013.com.htm . 16 Mei 2013.
Husnan, Suad, 1984, “Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan”, BPFE edisi pertama,
Yogyakarta.
Husnan, Suad, 2001, “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Kurnia, Ridiani, 2005. “Perkembangan Reksa Dana”. Bapepam 2005.
Manurung, Adler Haymans, 2007.
Media Nusantara.

Reksa Dana Investasiku. Jakarta : PT Kompas

Nasarudin, Irsan, 2007. “Pertanggungjawaban Perbankan dalam Penjualan Reksadana
Ilegal”. Aspek Hukum Pasar Modal, Kencana, Jakarta.

28

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Opriani, Mutiara, 2008. “Implikasi Ekstensifikasi Pengenaan Pajak Penghasilan Atas
Instrumen Reksa Dana Saham”, Universitas Indonesia, Jakarta.
Pratomo, Eko Priyo, dan Ubaidilah Nugraha, 2005, Reksa Dana Solusi Perencanaan
Investasi di Era Moderen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pratomo, Eko.P, dkk, 2007. Berwisata ke Dunia Reksa Dana, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Quiserto, Rio, 2006, “Membangun Reksa dana, Membangun Masa Depan”, Menjadi
Kaya Melalui Reksa Dana, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006 : 32-49.
Sadiman dan Supriyanto, Eko B., 2006 “Menjadi Kaya Melalui Reksa Dana”, Jakarta,
halaman: 18-22.
Silitonga, Desmon 2010, “Memilih Investasi Reksadana Tahun 2010”, Bapepam 2010,
PT Millenium, Danatama Indonesia.
Soekidjo, Notoadmodjo, 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Suriasumantri, J.S., 2001, Ilmu dalam Perspektif, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Suryajaya, Edbert, 2014, “Reksa Dana Non Konvensional”, http://www.personalfinancial-assistant-article.htm. 20 April 2014.
Taufik, 2005, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, PT Grafindo Persada,
Jakarta.
Tjahjono, Godo, 2006. “Reksa Dana : Kendaraan Investasi Serba Guna yang Tiada
Duanya”, Menjadi Kaya Melalui Reksa Dana, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2006 : 82-90.
Wahdah dan Hartanto, 2012, “Analisis pengukuran kinerja reksadana saham di
Indonesia”, Program Studi Manajemen, STIE Indonesia, Banjarmasin, April
2012, vol. 13 (1).
Warsono, 2003, “Analisis pengukuran kinerja reksadana”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis ,
Januari 2004, vol. 5 (1) : 131-142.
Widiatmodjo, Sawidji, 2005, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
-----------------------------, 2008. Professional Investing, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.

29

Lampiran 1: Kuesioner
NIM

:

Program Studi

: Akuntansi / Manajemen / Ilmu Ekonomi

I. Berilah tanda centang (√) pada pilihan di bawah ini!
Jenis kelamin :
( ) Pria
( ) Wanita
Umur :
( ) ≤ 18 tahun
( ) 19 – 20 tahun
( ) 21 – 22 tahun
( ) > 22 tahun
II. Berilah tanda centang (√) pada pernyataan dalam kolom di bawah ini yang menurut
anda paling tepat!
*Keterangan: Kolom Benar jika anda merasa pernyataan tersebut benar, dan Kolom
Salah jika anda merasa pernyataan tersebut salah.

NO

PERNYATAAN

1

Danareksa merupakan wadah bagi investor untuk berinvestasi
dalam instrumen investasi yang tersedia di pasar tanpa perlu
melakukan pengelolaan sendiri secara langsung
Danareksa disebut juga reksadana
Terdapat empat jenis reksadana secara konvensional yaitu
pendapatan tetap (obligasi), saham, campuran dan pasar uang
Reksadana campuran memiliki batasan alokasi aset
Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dibagi menjadi
open-end fund dan closed-end fund
Closed-end fund adalah kegiatan jual beli yang berlangsung
antar investor tanpa melalui bursa
Open-end fund adalah kegiatan jual beli yang berlangsung
antara manajer investasi dengan investor
Bentuk hukum reksadana di Indonesia ada dua yaitu KIK
(Kontrak Investasi Kolektif) dan PT (Perseroan Terbatas)
PT. Reksadana menerbitkan saham, sedangkan Reksadana
KIK menerbitkan Unit Penyertaan

2
3
4
5
6
7
8
9

xiii

Benar

Salah

10
11
12

13

14
15

16

Reksadana berbentuk PT dan KIK sama-sama dapat
beroperasi secara terbuka maupun tertutup
Pengelola reksadana adalah Manajer Investasi
Lembaga penyimpan dana pada reksadana sekaligus pihak
yang memastikan kenaikan atau penurunan investasi disebut
Bank Kustodian
Dikelola oleh manajer investasi dengan transparansi
informasi, serta dana yang relatif kecil merupakan
keuntungan dari reksadana
Tujuan portofolio adalah diversifikasi risiko
Reksadana membebankan biaya pembelian (selling fee) dan
penjualan kembali (redemption fee) unit penyertaan kepada
investor tetapi membebaskan pajak
Dalam reksadana, NAB merupakan istilah yang mewakili
harga jual yang dihitung setiap hari

xiv

JAWABAN (ANGKA)
NO

NIM

PRODI

JENIS
KELAMIN

UMUR

UANG SAKU

TABUNGAN

RENCANA MASA
DEPAN

KEMAMPUAN
KEUANGAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

S

S

B

S

B

S

B

B

B

S

B

B

B

B

B

B

TOTAL

Lampiran 2: Data Responden

1

232010004

akuntansi

pria

21-22

500.000

>10%

menambah dana

tidak cukup

0

1

1

0

1

1

0

1

1

1

0

1

1

1

1

1

12

2

212009009

manajemen

pria

>22

1000.000-2000.000

0%

menarik dana

cukup

0

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

0

1

1

1

1

10

3

212009026

manajemen

pria

>22

1000.000-2000.000

>0%-5%

cukup

0

0

0

1

1

0

1

1

0

1

1

0

1

1

1

0

9

4

212009048

manajemen

pria

>22

500.000-1.000.000

0%

tidak cukup

0

0

0

0

1

0

0

1

1

1

1

0

1

0

0

1

7

5

212009051

manajemen

wanita

>22

1000.000-2000.000

>0%-5%

tidak melakukan apaapa
tidak melakukan apaapa
menambah dana

cukup

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

15

6

212011059

manajemen

wanita

21-22

1000.000-2000.000

0%

menarik dana

cukup

0

1

1

0

1

0

1

1

0

0

0

1

1

1

1

1

10

7

212011123

manajemen

wanita

19-20

500.000

>10%

menambah dana

lebih dari cukup

0

1

1

1

1

0

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

13

8

212011035

manajemen

pria

21-22

500.000-1.000.000

>5%-10%

menambah dana

cukup

1

1

1

0

1

0

1

1

0

1

1

1

1

1

0

0

11

9

212011039

manajemen

wanita

19-20

500.000

>5%-10%

menambah dana

cukup

0

1

1

0

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

11

10

212011627

manajemen

wanita

19-20

500.000-1.000.000

>10%

menambah dana

lebih dari cukup

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

13

11

212009086

manajemen

wanita

>22

1000.000-2000.000

>0%-5%

menambah dana

cukup

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

14

12

212009100

manajemen

wanita

>22

500.000-1.000.000

>5%-10%

cukup

0

1

1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

1

1

11

13

212009109

manajemen

pria

>22

500.000-1.000.000

0%

tidak cukup

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

1

0

1

9

14

212009110

manajemen

pria

>22

500.000-1.000.000

>0%-5%

cukup

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

13

15

212011077

manajemen

wanita

19-20

500.000

>0%-5%

tidak melakukan apaapa
tidak melakukan apaapa
tidak melakukan apaapa
menambah dana

cukup

0

0

1

1

0

0

1

0

0

0

1

1

1

1

1

0

8

16

212011118

manajemen

wanita

19-20

500.000

>10%

menambah dana

cukup

0

1

1

0

1

0

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

12

17

212011601

manajemen

pria

21-22

1000.000-2000.000

>10%

menambah dana

lebih dari cukup

0

1

1

1

1

0

1

1

0

0

1

1

0

1

1

0

10

18

212010060

manajemen

wanita

21-22

1000.000-2000.000

>5%-10%

menambah dana

lebih dari cukup

0

1

1

0

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

12

19

212010069

manajemen

wanita

21-22

1000.000-2000.000

>5%-10%

menambah dana

cukup

0

1

0

1

1

0

0

1

1

0

1

1

1

1

1

1

11

20

212009003

manajemen

pria

>22

500.000-1.000.000

>0%-5%

menarik dana

cukup

0

0

0

1

1

0

1

0

0

1

1

0

1

1

0

1

8

21

212011084

manajemen

wanita

19-20

500.000-1.000.000

>5%-10%

menambah dana

cukup

0

0

1

0

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

1

11

22

212011046

manajemen

wanita

21-22

500.000-1.000.000

>0%-5%

menambah dana

tidak cukup

0

1

0

0

1

0

1

0

0

0

1

1

1

1

0

0

7

23

212011101

manajemen

pria

19-20

500.000-1.000.000

>5%-10%

menambah dana

cukup

0

1

0

0

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

10

24

212010107

manajemen

pria

19-20

500.000-1.000.000

>0%-5%

cukup

1

1

0

1

0

1

0

0

1

1

1

1

1

1

0

0

10

25

212011037

manajemen

wanita

21-22

500.000-1.000.000

>0%-5%

tidak melakukan apaapa
menambah dana

cukup

0

1

0

0

1

0

1

1

1

0

0

1

1

0

1

0

8

26

212009113

manajemen

pria

>22

500.000-1.000.000

0%

tidak cukup

1

1

1

0

0

1

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

9

27

212009121

manajemen

pria

>22

1000.000-2000.000

>5%-10%

tidak melakukan apaapa
menambah dana

cukup

0

0

0

1

1

0

1

1

0

0

1

1

1

1

1

0

9

xiii

28

212010056

manajemen

wanita

21-22

1000.000-2000.000

>10%

menambah dana

lebih dari cukup

0

0

0

1

1

0

0

1

0

0

1

0

1

1

0

1

7

29

212011057

manajemen

wanita

21-22

500.000

>0%-5%

menambah dana

cukup

0

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

1

1

0

0

11

30

232010002

akuntansi

pria

>22

>2.000.000

>0%-5%

menambah dana

cukup

0

0

0

0

1

1

0

1

1

0

1

1

0

1

1

1

9

31

212011025

manajemen

wanita

21-22

500.000-1.000.000

>0%-5%

menambah dana

cukup

0

1

1

0

0

0

1

1

0

0

0

1

1

0

1

1

8

32

212009068

manajemen

wanita

>22

>2.000.000

>10%

menambah dana

lebih dari cukup

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

15

33

212009073

manajemen

wanita

>22

>2.000.000

>5%-10%

cukup

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

1

1

1

1

1

14

34

212009074

manajemen

pria

>22

1000.000-2000.000

0%

cukup

1

0

0

0

1

0

1

1

1

0

1

1

0

1

1

1

10

35

212009080

manajemen

pria

>22

500.000-1.000.000

>0%-5%

cukup

0

1

1

1

0

0

0

0

1

0

0

1

1

1

1

1

9

36

212009083

manajemen

pria

>22

500.000-1.000.000

>0%-5%

cukup

1

0

1

0

0

1

1

1

1

0

1

1

1

1

0

1

11

37

212011054

manajemen

wanita

19-20

1000.000-2000.000

>5%-10%

tidak melakukan apaapa
tidak melakukan apaapa
tidak melakukan apaapa
tidak melakukan apaapa
menambah dana

cukup

0

0

1

0

1

0

0

0

0

1

0

0

1

1

1

1

7

38

212011103

manajemen

wanita

19-20

500.000-1.000.000

>5%-10%

menarik dana

lebih dari cukup

1

0

0

0

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

0

0

9

39

212011069

manajemen

wanita

19-20

>2.000.000

>10%

menambah dana

cukup

0

0

1

0

1

1

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

6

40

232011096

akuntansi

pria

19-20

1000.000-2000.000

>0%-5%

menarik dana

lebih dari cukup

0

1

0

0

1

0

1

0

1

0

1

0

0

1

0

1

7

41

232011080

akuntansi

wanita

19-20

500.000-1.000.000

>5%-10%

lebih dari cukup

0

0

1

1

1

1

0

1

1

0

0

0

1

1

1

1

10

42

212010045

manajemen

wanita

19-20

500.000-1.000.000

>0%-5%

tidak melakukan apaapa
menambah dana

lebih dari cukup

0

0

0

1

1

0

1

1

0

1

1

0

1

0

1

1

9

43

212011612

manajemen

wanita

>22

500.000

>0%-5%

cukup

0

0

0

1

1

1

0

1

0

0

1

0

1

0

1

0

7

44

231010122

akuntansi

wanita

21-22

1000.000-2000.000

>10%

tidak melakukan apaapa
menarik dana

cukup

0

1

0

0

0

0

1

0

1

0

1

1

1

1

1

1

9

45

232011212

akuntansi

wanita

19-20

500.000-1.000.000

>5%-10%

cukup

1

0

0

1

1

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

9

46

212011614

manajemen

wanita

21-22

500.000-1.000.000

>0%-5%

tidak melakukan apaapa
menambah dana

cukup

1

1

1

0

1

0

0

1

0

0

1

1

0

1

1

0

9

47

212010021

manajemen

pria

21-22

>2.000.000

0%

menambah dana

cukup

0

1

1

0

1

1

0

1

1

0

1

1

1

0

1

0

10

48

212010221

manajemen

wanita

19-20

>2.000.000

>0%-5%

menambah dana

cukup

0

0

1

0

1

0

1

0

1

1

0

1

1

1

0

1

9

49

232010231

akuntansi

pria

>22

1000.000-2000.000

>0%-5%

tidak cukup

1

0

1

0

0

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

12

50

212011113

manajemen

wanita

>22

1000.000-2000.000

>5%-10%

tidak melakukan apaapa
menambah dana

cukup

0

0

0

1

1

0

0

0

1

0

1

0

0

1

1

1

7

51

232011231

akuntansi

pria

19-20

500.000

>0%-5%

menambah dana

tidak cukup

0

0

1

1

0

1

0

1

1

0

0

1

1

0

1

1

9

52

212010057

manajemen

wanita

21-22

1000.000-2000.000

0%

menambah dana

cukup

0

0

0

0

1

1

1

1

1

0

1

0

0

1

1

1

9

53

232010103

akuntansi

wanita

19-20

1000.000-2000.000

0%

lebih dari cukup

1

0

1

1

0

1

0

1

1

0

0

1

0

1

0

1

9

54

232011007

akuntansi

wanita

>22

>2.000.000

>10%

tidak melakukan apaapa
menarik dana

cukup

0

0

0

0

1

1

1

1

1

0

1

0

0

0

1

1

8

16

28

32

24

43

24

36

39

36

18

41

36

45

43

35

36

BENAR

38

26

30

30

11

30

18

15

18

36

13

18

9

11

19

18

SALAH

54

xiv

Lampiran 3: Hasil Olahan Data
Tabel 1. Program Studi
Program Studi

Jumlah

Prosentase

Akuntansi

10

18,52%

Manajemen

44

81,48%

Total

54

100,00%

Tabel 2. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin

Jumlah

Prosentase

pria

21

38,89%

wanita

33

61,11%

Total

54

100,00%

Tabel 3. Umur Responden
Umur

Jumlah

Prosentase

Lebih dari usia 22 tahun

21

38,89%

Usia 19 tahun s/d usia 20 tahun

18

33,33%

usia 21 tahun s/d usia 22 tahun

15

27,78%

Total

54

100,00%

Tabel 4. Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana terhadap Reksadana sebagai Sarana Investasi
PERNYATAAN
Danareksa
merupakan
wadah bagi investor untuk
berinvestasi
dalam
instrumen investasi yang
tersedia di pasar tanpa perlu
melakukan
pengelolaan
sendiri secara langsung
Danareksa disebut juga
reksadana
Terdapat empat
jenis
reksadana
secara
konvensional
yaitu
pendapatan tetap (obligasi),
saham, campur