T1 192009028 Full text

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA

Oleh,
Retno Tiyas
NIM: 192009028

TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014

i


ii

iii

iv

MOTTO
“MENYERAH BERARTI KALAH
TERHADAP DIRIMU SENDIRI”

v

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNya-lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Skripsi ini ditulis dan disusun guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Keberhasilan yang penulis capai dalam menyelesaikan tugas akhir ini tentu saja
tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Marmi Sudarmi selaku pembimbing I dan Ibu Diane Noviandini selaku
pembimbing II yang penulis sangat hormati, terima kasih atas waktu untuk
membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Kepala sekolah dan guru-guru MTS Sudirman Truko yang penulis hormati yang
sudah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Siswa kelas VIII MTS Sudirman Truko yang penulis kasihi, yang sudah mau
bekerjasama dengan penulis selama penelitian berlangsung.
4. Segenap Dosen Pengajar Pogram Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas
semua yang penulis dapatkan selama perkuliahan. Semoga apa yang telah penulis
dapatkan selama perkuliahan dapat berguna baik bagi penulis maupun orang lain.
5. Semua laboran Fisika UKSW. Mas Sigit, Pak Tafip dan Mas Tri terima kasih
untuk bantuannya selama ini.
6. Keluarga tercinta (bapak, ibu, kakak, dan jonas). Terima kasih atas semua
dukungan selama ini. Semoga berkat dan rahmatNya selalu menyertai kita.
7. Sahabat yang selalu berada disamping penulis untuk menolong, memotivasi dan
mendengarkan keluh kesah penulis, Erma, Lilis, Devi, Yanti, Sahidah, Sinta,
Riska, kristy. Terima kasih sahabat-sahabat terbaikku.
8. Teman-teman pendidikan fisika khususnya angkatan 2009. Terima kasih atas
kebersamaan dan kerja sama kalian selama 4 tahun ini.
9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga Tuhan

Yang Maha Esa selalu menyertai kita.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang membangun penulis harapkan dari pembaca untuk hasil yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, penulis minta maaf.
Akhir kata, semoga tulisan ini bisa berguna bagi semua pihak yang berkepentingan
dan semoga Tuhan memberkati kita semua.
Salatiga, 7 Januari 2014

Penulis
vi

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA
Retno Tiyas1, Marmi Sudarmi1, Diane Noviandini1
1
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia
Email: tiyas1607@gmail.com
Abstrak :

Buku teks fisika saat ini isinya didominasi dengan tulisan panjang, dan rumus. Mayoritas anak
lebih suka membaca komik daripada buku pelajaran karena berisi banyak gambar, maka
dibuatlah komik fisika. Komik yang memuat konsep fisika yang dikemas dengan bahasa seharihari. Penelitian ini bertujuan agar siswa lebih tertarik pada fisika dan membantu memahami
materi yang disampaikan. Penelitian ini menggunakan Metode PTK guru sebagai peneliti.
Sampel yang dipakai adalah 30 orang siswa MTS di Kabupaten Semarang. Data yang diperoleh
dari pemebelajaran menggunakan komik fisika berupa lembar observasi untuk mengamati
efektifitas komik dan pembelajaran secara keseluruhan, hasil tes tertulis siswa untuk mengetahui
pemahaman materi, dan kuisioner untuk mengetahui minat siswa terhadap komik fisika. Dari
hasil penelitian didapat bahwa komik sebagai media pembelajaran fisika efektif dalam memotivasi
siswa dalam belajar. Komik juga memberi pengaruh positif berupa keberanian mengemukakan
pendapat dan interaksi dalam pembelajaran, sedang dari segi kognitif komik dapat membantu
memahami konsep prinsip kerja kamera.
Kata kunci: media pembelajaran, komik, prinsip kerja kamera

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama ini fisika dianggap oleh sebagian besar anak sebagai mata pelajaran yang
kurang menyenangkan, ditambah lagi buku teks fisika yang digunakan isinya didominasi
dengan tulisan panjang dan rumus sehingga membuat anak kurang tertarik untuk
membacanya. Kebanyakan anak lebih suka membaca komik karena menyajikan banyak

gambar baik anime atau tokoh binatang, sehingga mereka tidak merasa bosan
membacanya. Oleh karena itu dibuatlah komik fisika. Komik yang memuat konsepkonsep fisika tetapi dikemas dengan dialog ringan berupa bahasa sehari-hari sehingga
memudahkan anak untuk memahami materi yang disampaikan.
Kemudian masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana desain
komik fisika yang bisa menjadi buku pegangan tentang prinsip kerja kamera, bagaimana
cara pembelajaran yang menggunakan komik dalam mata pelajaran fisika topik prinsip
kerja kamera, dan bagaimana keberhasilan pembelajaran menggunakan media komik
dalam pelajaran fisika.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat siswa lebih tertarik pada fisika dan membantu
anak untuk memahami materi fisika yang disampaikan. Jika siswa mendapati suasana
belajar yang menyenangkan, mereka akan terlibat total dalam proses pembelajaran itu.

7

Keterlibatan seperti ini yang menentukan suksesnya proses pembelajaran, dalam hal ini
adalah pembelajaran fisika. Komik fisika sebelumnya juga telah dikembangkan oleh
mahasiswa Universitas Kristen Satya (UKSW) Petrus Ongga (Terapung, Tenggelam,
dan Melayang), Silindung Ester Hanaya (Arus Listrik), dan Otha Supa (Kemagnetan).
Dan topik yang akan dipakai untuk komik fisika kali ini adalah prinsip kerja kamera.
LANDASAN TEORI

1. Komik
Komik merupakan media gambar dimana tersusun panel-panel yang berurutan
membentuk sebuah cerita narasi, komik memanfaatkan ruang dalam media gambar untuk
meletakkan gambar demi gambar. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat
diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara
efektif dan efisien. Komik sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan. Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
2. Mata

Gambar 1. Mata manusia
1. Kornea
Fungsinya untuk melindungi bagian dalam mata. Transparan agar supaya dapat
meneruskan cahaya masuk ke mata.
2. Pupil
Merupakan lubang yang berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke
mata. Dalam keadaan terang secara otomatis lubang pupil mengecil dan sebaliknya,
di tempat yang gelap, lubang pupil membesar.
3. Iris atau selaput pelangi
Merupakan bagian mata yang berwarna tergantung suku bangsa. Iris berfungsi

mengatur ukuran pupil.
4. Lensa mata
Berfungsi membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil supaya,dan bisa
ditangkap oleh retina yang ukurannya kecil secara utuh.
5. Retina
Sebagai layar untuk menangkap bayangan. Retina penuh dengan syaraf-syaraf, yang
jika terkena cahaya akan diteruskan ke otak untuk diterjemahkan.
3. Prinsip kerja kamera
Kamera adalah alat yang digunakan untuk merekam atau mengabadikan kejadian
dalam bentuk gambar. Kamera terdiri atas satu atau gabungan beberapa lensa cembung.
Kamera memanfaatkan prinsip pembiasan cahaya. Benda yang akan dipotret harus

8

terletak diruang III (di depan 2F) lensa obyektif, sehingga bayangan jatuh tepat pada film
yang sifatnya nyata, terbalik, dan diperkecil.

Gambar 2. Kamera analog
Pada dasarnya prinsip kerja kamera sama dengan prinsip kerja mata manusia. Mata dan
kamera sama-sama punya lensa. Bagian kamera yang memiliki fungsi seperti seperti

kornea adalah apertur. Bagian kamera yang memiliki fungsi seperti pupil adalah
diafragma, dan bagian kamera yang memiliki fungsi seperti retina adalah film.
Bagian-bagian pada kamera dan fungsinya :
a. Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan pada film
b. Aperture (lubang kamera) lubang tempat masuknya cahaya
c. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kamera
d. Film berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan guru sebagai
peneliti. [2]
SAMPEL PENELITIAN
Obyek penelitian yang dipakai adalah siswa kelas VIII sebanyak 30 orang.
INSTRUMEN PENELITIAN
a. Komik tentang prinsip kerja kamera sebagai media pembelajaran.
b. Rencana proses pembelajaran ( RPP ) dengan topik prinsip kerja kamera.
c. Soal tes evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi yang disampaikan
yaitu prinsip kerja kamera.
d. Lembar observasi untuk mengetahui respon ketertarikan siswa pada pembelajaran.
e. Kuisioner guna mengetahui ketertarikan siswa terhadap komik tentang prinsip kerja
kamera dan pembelajaran menggunakan komik fisika yang dibuat.

PROSEDUR PENELITIAN
A. Persiapan
Tahap persiapan diisi dengan pembuatan komik fisika, didalamnya termasuk
menentukan topik yaitu “Prinsip Kerja Kamera”. Membuat skenario dengan topik
tersebut dengan bahasa sehari-hari. Komik digambar secara manual kemudian di scan
untuk dilakukan pewarnaan dan pengisian cerita dengan bantuan Adobe Photoshop.

9

Selanjutnya menyusun RPP, soal tes evaluasi, lembar observasi, dan pertanyaan
kuisioner
B. Pelaksanaan
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan berdasarkan RPP, ketika KBM berlangsung
seorang observer ditugasi mengisi lembar observasi. Kemudian dilakukan tes evaluasi
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi, dan selanjutnya siswa diminta
untuk mengisi lembar kuisioner.
C. Refleksi
Kriteria penelitian yang dipakai adalah jika 70 % siswa mendapatkan nilai minimal
70 maka penelitian ini dikatakan berhasil, jika belum mencapai target tersebut maka
komik akan dianalisis bagian mana yang kurang tepat berdasar lembar observasi dan

kuisioner kemudian diperbaiki dan dilakukan siklus ke-2 (pengambilan data ulang).
TEKNIK ANALISA DATA
Dalam tahap analisis, data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif kualitatif melalui
soal yang diberikan setelah pembelajaran menggunakan media komik. Selain itu data juga
diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh siswa dan Lembar Observasi KBM yang telah
diisi oleh observer. Data tersebut kemudian dianalisis untuk menentukkan keberhasilan
pembelajaran menggunakan media komik. Keberhasilan kognitif akan dilihat dari hasil
tes siswa, kuisioner dan lembar observasi guna menganalisis pembelajaran secara
keseluruhan didalam kelas dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
media komik fisika.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran diawali dengan menunjukkan kamera analog kepada siswa. Kemudian
guru menjelaskan bahwa kamera analog adalah kamera yang masih menggunakan roll
film. Guru menanyakan apakah mereka pernah berfoto menggunakan kamera ini,
kebanyakan dari mereka menjawab sudah, bahkan beberapa dari mereka memiliki kamera
ini. Tetapi ketika ditanya apakah mereka tahu bagaimana cara kerja kamera analog
sampai menghasilkan foto, sebagian besar menjawab tidak tahu, sisanya tidak menjawab.
Guru menugaskan siswa untuk membaca komik halaman 1 - 2 untuk mengetahui apa
yang akan dipelajari.


Gambar 3. Komik halaman 1-2

10

Halaman 1 - 2 ini berisi pengantar dan motivasi agar siswa tertarik untuk membaca
keseluruhan isi komik, yaitu cara kerja kamera analog sampai menghasilkan foto. Mereka
juga dapat mengetahui prinsip dasar yang dipakai di kamera yaitu pembentukan bayangan
dan diawali dengan pembentukan bayangan pada lubang kecil.
Kegiatan Inti :
Kegiatan 1
Siswa ditanya bagaimana lubang kecil dapat menghasilkan bayangan? Beberapa dari
siswa menjawab karena cahaya menerobos lubang, tetapi kebanyakan dari mereka tidak
menjawab. Kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik halaman 3 – 4 agar
mereka dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Gambar 4. Komik halaman 3-4
Setelah siswa selesai membaca guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
menggiring siswa mengamati dan memahami isi komik, diantaranya : Ketika bendanya
sama, Apakah lubang besar dan lubang kecil menghasilkan bayangan yang sama? Semua
anak menjawab tidak. Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan lubang besar? Bulat.
Kemudian dipancing lagi kalau lubangnya segitiga bagaimana, mereka menjawab
bayangannya segitiga. Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan lubang kecil ?
Mereka dapat menjawab seperti bentuk bendanya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
siswa digiring untuk menyimpulkan perbedaan bentuk bayangan yang dihasilkan oleh
lubang besar dan lubang kecil, mereka dapat menyimpulkan bahwa ketika lubangnya
kecil, bayangan yang terbentuk akan sama dengan bendanya. Tetapi ketika lubangnya
besar, bayangan yang terbentuk akan sama dengan bentuk lubang.
Dapat dilihat dari pembelajaran diatas bahwa komik hal ini membantu memahami
materi yang disampaikan, hal ini dibuktikan dengan kelancaran siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Komik ini mampu menarik minat siswa, hal
ini dapat dilihat dari antusias siswa ketika diminta untuk membaca, siswa langsung
membaca.
Kegiatan 2
Setelah berhasil menyimpulkan bahwa lubang kecil dapat menghasilkan bayangan yang
sama dengan bentuk bendanya, siswa ditanya lebih dalam bagaimana hal itu terjadi dan

11

bagaimana perbandingan jarak antara benda dengan lubang dan lubang dengan layar agar
bayangan yang dihasilkan menjadi lebih kecil dari aslinya?
Beberapa anak dapat menjawab karena mereka sudah membaca halaman selanjutnya.
Karena belum semua anak dapat menjawab, maka siswa ditugaskan membaca komik
halaman 5 – 8.

Gambar 5. Komik halaman 5-6
Halaman 5 – 6 merupakan penegasan bagaimana cahaya masuk kelubang dan dapat
membentuk bayangan yang terbalik dari benda pada layar. Yaitu percobaan dengan
menganalogikan cahaya dengan benang agar jalannya cahaya yang abstrak dapat dilihat
siswa secara jelas.

Gambar 6. Komik halaman 7-8
Setelah itu siswa diajak berdiskusi tentang isi dari halaman 7 – 8 dengan diberi
pertanyaan, bagaimana ukuran, terang redup dan jelas kaburnya bayangan yang terbentuk,
ketika jarak antara lubang dengan benda sama dengan jarak lubang ke layar, dan dibuat
variasi. Mereka menemukan bahwa untuk membuat bayangan yang dihasilkan ukurannya
lebih kecil dari benda, jarak antara benda ke lubang lebih jauh dibandingkan jarak antara
lubang kelayar.
Dilihat dari kegiatan 2, siswa lebih aktif menjawab pertanyaan yang diajukan bila
dibandingkan dengan kegiatan 1, ini menunjukkan bahwa semakin banyak yang tertarik
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan komik. Bahkan ketika diminta membaca
komik sesuai instruksi guru, mereka tampak lebih antusias untuk membaca.

12

Kegiatan 3
Siswa ditanya apakah mata manusia dan kamera sama? Semua anak menjawab tidak
dengan berbagai alasan, diantaranya karena kamera buatan manusia sedangkan mata
ciptaan Tuhan, dilihat dari bentuknya saja sudah berbeda dan lain-lain. Ada beberapa
anak yang berkomentar bahwa mata jelas-jelas beda dengan kamera, kemudian disadari
bahwa yang salah adalah pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kemudian guru mengulang
pertanyaan apakah ada kesamaan antara mata manusia dan kamera? Dari pertanyaan ini
sebagian besar anak masih menjawab tidak ada, tetapi beberapa dari mereka mulai ragu
menjawab antara ada kesamaan atau tidak.
Kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik halaman 9 – 11 untuk mengetahui
apakah ada persamaan antara mata manusia dan kamera, dan apa persamaannya.

Gambar 7. Komik halaman 9-11
Setelah selesai membaca halaman 9 – 11, mereka ditanya apakah ada kesamaan
diantara keduannya, mereka menjawab ada. Guru bertanya kembali apa kesamaannya,
diantara mereka menjawab fungsinya, ada beberapa yang menjawab lensanya. Guru
menggali lebih dalam dimana kesamaan diantara keduanya, dan siswa pun berhasil
menjawab dengan benar. Dari sini dapat dilihat bahwa isi komik tidak bermasalah karena
setelah guru mengkoreksi pertanyaan dan siswa membaca komik, mereka menjadi tahu
bahwa ada kesamaan diantara mata dan kamera.
Seperti halnya kegiatan 1 dan 2, dapat dilihat bahwa siswa semakin berani berhipotesa
ketika diberi permasalahan, kemudian mereka juga mau menjawab pertanyaan guru. Dari
jawaban-jawaban siswa yang diberikan, menunjukkan bahwa isi komik halaman 9 – 11
dapat membantu siswa memahami bahwa ada kesamaan fungsi antara bagian-bagian mata
dan kamera.
Kegiatan 4
Setelah berhasil menemukan persamaan antara mata dan kamera, kemudian siswa
ditanya apakah ada perbedaan diantara keduanya? Hampir semua menjawab ada, dengan
beragam alasan, mulai dari ukuran sampai bentuknya, tetapi beberapa menjawab tidak
ada bedanya.
Guru menggali pemikiran siswa kenapa mereka menjawab tidak ada bedanya, alasan
mereka hampir sama yaitu pada kegiatan sebelumnya dibahas bahwa mata sama dengan
kamera. Jadi dari kegiatan 3 ternyata ada beberapa anak yang membuat kesimpulan
berbeda. Guru bertanya apakah siswa yang lain sependapat, mereka menjawab tidak,
mereka menjawab memang ada kesamaan tetapi dua benda tersebut tidak sama. Guru

13

mengulang kembali materi pada kegiatan sebelumnya, tetapi belum sampai selesai
mereka sudah menyadari kesalahan mereka, dan mereka berhasil menyimpulkan dengan
benar.
Kemudian siswa ditugaskan membaca komik halaman 11 – 12 untuk membantu siswa
menjawab permasalahan tersebut.

Gambar 8. Komik halaman 11-12
Setelah membaca komik halaman 11 – 12, mereka akhirnya berhasil bahwa lensanya
berbeda. Lensa mata kenyal dan dapat berakomodasi sedangkan lensa pada kamera keras.
Guru bahkan belum menginstruksikan mengamati, tetapi siswa sudah aktif memberikan
gagasan-gagasan dari komik yang mereka baca. Siswa dapat menjawab digeser-geser
lensanya dan memotret benda dari jarak yang jauh ketika ditanya bagaimana caranya agar
bayangan jatuh di film.
Halaman ini juga berisi informasi tentang pembentukan bayangan pada lensa cembung
sehingga siswa dapat memahami benda yang dipotret harus di jauh tak hingga supaya
bayangan yang dihasilkan jatuh di film. Dan perbedaan antara mata dan kamera yang
paling mendasar yaitu, mata tidak bisa mengabadikan gambar tetapi kamera bisa.
Semakin lama siswa makin serius untuk membaca komik, ini dimungkinkan karena
siswa makin tertarik dengan kelanjutan cerita dari kamera ini. Hal ini juga didukung dari
jawaban kuisioner bahwa mereka merasa tertarik untuk membaca komik. Pada kegiatan 4
ini siswa juga berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan guru baik itu pertanyaan
untuk mengamati ataupun untuk menarik kesimpulan, berarti komik mampu membantu
mereka memahami bahwa meskipun fungsi bagian-bagian mata dan kamera ada
kemiripan tetapi ada perbedaan cara kerja pada lensa dan layar masing-masing.
Kegiatan 5
Siswa ditanya bagaimana proses cuci cetak berlangsung? Pada tahap ini kebanyakan
siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar, karena diantara mereka sudah membaca
dahulu sebelum guru memberikan instruksi, tetapi karena belum semua siswa menjawab
dengan benar, maka siswa diinstruksikan untuk membaca komik halaman 13 – 14.

14

Gambar 9. Komik halaman 13-14
Dari setiap kegiatan selalu ada siswa yang ketika ditanya diam saja sebelum mereka
membaca komik, tetapi hal ini wajar karena memang mereka belum pernah mendapat
materi ini sebelumnya. Setelah siswa membaca, mereka dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan guru tentang langkah-langkah mencuci dan mencetak film secara runtut dan
benar. Dari sini dapat dilihat bahwa dari halaman per halaman siswa menanggapi
pertanyaan guru dengan positif, mereka mau membaca komik dengan antusias sampai
mereka menemukan jawaban yang mereka cari. Hal ini juga didukung dengan kuisioner
yang diisi bahwa siswa merasa tertarik untuk membaca komik. Mereka juga dapat
memberikan jawaban yang benar dengan kata-kata mereka sendiri, tidak persis dalam
komik, berarti komik ini dapat membantu mereka memahami materi.
Pemahaman Siswa Terhadap Materi
Berikut hasil evaluasi siswa :
Tabel 1. Nilai Evaluasi Siswa
Siswa
Siswa
Nilai
Nilai
KeKe1
53
16
83
2
87
17
87
3
53
18
67
4
70
19
93
5
77
20
93
6
83
21
70
7
70
22
93
8
83
23
70
9
87
24
80
10
83
25
100
11
73
26
93
12
100
27
77
13
87
28
93
14
83
29
97
15
67
30
93
Kriteria keberhasilan pembelajaran ini adalah apabila70% siswa mendapatkan nilai 70.
Dari data diatas didapat 4 anak dari 30 siswa atau 13,33 % yang mendapat nilai dibawah

15

70 dan 26 anak atau 86,67% siswa berhasil mendapat nilai 70 keatas. Dengan demikian
pembelajaran dengan menggunakan komik pada topik prinsip kerja kamera ini dapat
dikatakan berhasil. Dari keempat anak yang mendapat nilai dibawah 70 didapatkan
kemiripan pada jawaban mereka yaitu ketika diminta menyebutkan kesamaan fungsi dari
bagian-bagian mata dan kamera, mereka hanya menyebutkan bagian kamera yang
fungsinya mirip dengan bagian mata, tetapi mereka tidak menyebutkan fungsinya.
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan komik fisika
Dari jawaban yang diberikan siswa, dapat dilihat bahwa siswa tertarik dalam
pembelajaran yang menggunakan komik dengan beragam alasan, diantaranya karena
bergambar jadi tertarik untuk membaca, karena bahasanya mudah dimengerti, katakatanya yang pendek-pendek, tidak membosankan, karena belajar tetapi yang dibaca
komik jadi tidak terasa sedang belajar, dan membaca komik adalah hobi mereka. Komik
juga dapat membantu mereka dalam memahami materi yang dipelajari, hal ini dapat
dilihat dari proses pembelajaran dan hasil tes evaluasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa pembuatan komik sebagai
media pembelajaran fisika dapat dikatakan efektif. Karena dapat memotivasi siswa dalam
belajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuisioner siswa, bahwa komik mampu menarik
minat mereka untuk membaca meskipun itu materi fisika karena disajikan dalam gambar
yang menarik dan bahasa sederhana sehingga lebih mudah memahami materi yang
dipelajari. Media komik juga memberikan pengaruh positif pada pembelajaran yang
berlangsungyaitu berani mengemukakan pendapat dan berinteraksi dalam kelas
sedangkan dari segi kognitif komik mampu membantu siswa memahami konsep
mengenai prinsip kerja kamera analog. RPP yang telah didesain juga dapat
diimplementasikan dalam kelas, kemudian hasil evaluasi dapat mencapai tingkat
keberhasilan yang diinginkan.
REFERENSI
1. Halliday and Resnick, 1984. Fisika edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga.
2. Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
3. Hanaya, Silindung Ester. 2011. Desain Komik untuk Pembelajaran Topik Arus
Listrik serta ujicoba keberhasilannya. Salatiga : UKSW.
4. Ongga, Petrus. 2011. Pembuatan komik sebagai media pembelajaran fisika topik
terapung, melayang, dan tenggelam serta ujicoba keberhasilannya. Salatiga :
UKSW.
5. Supa, Otha. 2012. Pembuatan komik fisika tentang kemagnetan sebagai media
pembelajaran. Salatiga : UKSW.
6. Kusyanti, RN. dan Kristiyanto, WH. 2009. Mendukung Komik Sebagai Media
Pembelajaran Fisika dan Desain Pembelajarannya. Salatiga : Widya Sari
7. Wardhani, IGAK & Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta:Universitas Terbuka.

16

17

LAMPIRAN 1
Rancangan Rencana Pembelajaran
: Alat Optik
: Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam
kehidupan
sehari-hari
Indikator
: Mengenali bagian-bagian kamera analog
Mengenali bagian-bagian mata yang mirip dengan kamera
analog
Menjelaskan prinsip kerja kamera dan membandingkannya
dengan prinsip kerja mata
Waktu
: 2 x 40 menit
Alat / bahan
: Komik
Kamera analog
Foto dan film
Langkah pembelajaran :

Topik
Kompetensi Dasar

Motivasi :
Guru memotret siswa menggunakan kamera analog.
Perumusan Masalah :
Bagaimana prinsip/cara kerja kamera analog sehingga menghasilkan sebuah foto ?
Hipotesa :
Kegiatan :
Komik dibagikan kemudian siswa diinstruksikan untuk membaca komik dan menyimak
percakapan dan gambar yang ada dalam komik.
Pengantar dan motivasi ( komik halaman 1-2)
Perumusan masalah I:
Kenapa kamera pada zaman dahulu menggunakan lubang kecil?
Pertanyaan menggiring mengamati percakapan I (baca komik hal 3-4)
Ketika bendanya sama, Apakah lubang besar dan lubang kecil menghasilkan
bayangan yang sama? (tidak)
Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan lubang besar?
Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan lubang kecil?
Hasil Pengamatan I (baca komik hal 3-4) :
Ada perbedaan bayangan yang dihasilkan oleh lubang besar dan lubang kecil
Lubang besar, bentuk bayangan seperti bentuk lubangnya.

18

Lubang kecil, bentuk bayangan seperti bentuk benda aslinya.

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan percakapan I (baca komik hal 3-4)
Apa alasan kamera jaman dahulu memakai lubang kecil?
Kesimpulan I
Kamera jaman dulu memakai lubang kecil agar bayangan yang terbentuk sama
seperti benda aslinya.
Perumusan masalah II:
Untuk menghasilkan ukuran bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda, bagaimana
perbandingan jarak antara lubang ke benda dan jarak lubang ke layar?
Pertanyaan menggiring mengamati percakapan II(baca komik halaman (5-8)
Bagaimana ukuran, terang redup dan jelas kaburnya bayangan yang terbentuk,
ketika jarak antara lubang dengan benda sama dengan jarak lubang ke layar?
Bagaimana ukuran, terang redup dan jelas kaburnya bayangan, ketika layarnya
dibuat semakin jauh sedangkan jarak lubang ke benda tetap?
Bagaimana ukuran, terang redup dan jelas kaburnya bayangan, ketika bendanya
dibuat semakin jauh sedang jarak lubang ke layarnya tetap?
Hasil pengamatan II (baca komik halaman 5-8)
Variabel
Ukuran lubang
So(lubang kecil)
Si (lubang kecil)

Besar
Kecil
Besar
Kecil
Besar
Kecil

Ukuran bayangan
Tetap
Tetap
Mengecil
Membesar
Membesar
Mengecil

Terang / Redup
Terang
Redup
Tetap
Tetap
Redup
terang

Jelas/ Kabur
Kabur
Jelas
Jelas
Jelas
Jelas
Jelas

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan percakapan II(baca komik halaman 5-8)
Jadi, untuk menghasilkan ukuran bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda,
bagaimana perbandingan jarak antara lubang ke benda dan jarak lubang ke layar?
Kesimpulan II
Untuk menghasilkan ukuran bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda dan
jelas (bentuk bayangan sama seperti bentuk benda) maka jarak benda ke lubang harus
lebih besar daripada jarak layar ke lubang.

19

Pengantar masuk materi mata dan kamera analog (baca komik halaman 8)
Perumusan masalah III:
Apa persamaan mata dan kamera?
Pertanyaan menggiring mengamati percakapan III(baca komik halaman 9-11)
Amatilah gambar dan tabel bagian-bagian mata beserta fungsinya!
Amatilah gambar bagian-bagian kamera beserta fungsinya!
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan III(baca komik halaman 9-11)
Sebutkan bagian-bagian mata dan kamera yang punya kesamaan fungsi!
Kesimpulan III (baca komik halaman9-11)
Bagian2
Bagian2
Fungsi
Mata
Kamera
Lensa mata
Lensa kamera
Memfokuskan
cahaya
yang masuk agar jatuh di
layar.
Pupil
Aperture
Lubang
tempat
masuknya cahaya
Iris
Diafragma
Mengatur jumlah cahaya
yang masuk.

Retina

Film

Tempat
bayangan

Keterangan
Layar mata = retina
Layar kamera = film
Pupil = celah lingkaran
yang dibentuk oleh iris
Iris
=
membran
berbentuk
cairan
mengandung
dilator
involunter
&
otot
springter yang mengatur
ukuran pupil

jatuhnya

Perumusan masalah IV:
Apa perbedaan antara lensa mata dan lensa pada kamera?
Apa perbedaan antara retina dan film ?
Pertanyaan menggiring mengamati percakapan IV(baca komik halaman 11-12)
Lensa pada mata itu keras atau kenyal?
Lensa pada kamera itu keras atau kenyal?
Apa yang dimaksud dengan daya akomodasi?
Apakah lensa kamera bisa digeser maju mundur?
Ketika benda hilang apakah bayangan di retina masih ada?
Ketika benda hilang apakah bayangan di film masih ada?
Hasil pengamatan IV (baca komik halaman (11-12)
Lensa mata
Kenyal

Lensa kamera
Keras

20

lensa berakomodasi / mengubah lensa kamera bisa digeser maju
kecembungannya (saat benda dekat, mundur
lensa mencembung tapi saat bendanya
jauh, lensa memipih )
Ketika benda sudah tidak ada, bayangan di retina juga tidak ada lagi
Ketika benda sudah tidak ada, masih ada bayangan di film
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan percakapan IV (baca komik halaman 1112)
Bagaimana cara lensa mata membuat bayangan jatuh di retina?
Bagaimana cara kamera membuat bayangan jatuh di film?
Kesimpulan IV (baca komik halaman (11-12)
Untuk membuat bayangan jatuh di retina, lensa mata diubah kecembungannya.
Kamera membuat bayangan selalu jatuh di film dengan cara menggeser maju
mundur lensanya, dan benda diletakkan di ruang 3 benda atau jauh tak hingga.
Retina tidak bisa mengabadikan bayangan sedangkan Film dapat mengabadikan
bayangan
Perumusan masalah V:
Bagaimana proses cuci cetak itu berlangsung?
Pertanyaan menggiring mengamati percakapan V (baca komik halaman (13-14)
Pertama tahap pencucian, film dimasukkan ke larutan developer apa fungsinya?
Setelah selesai dari larutan developer film dikeringkan dimasukkan ke stop bath,
mengapa?
Setelah itu film masuk ke larutan fixer, Apa fungsi dari larutan fixer?
Kenapa film harus dicuci dengan air?
Langkah pertama yang dilakukan ketika proses pencetakan yaitu?
Apa yang terjadi pada kertas foto dan film ketika dimasukkan ke mesin enlarger?
Agar gambar terbentuk pada kertas foto langkah apa yang selanjutnya
dilakukan?
Kesimpulan V(baca komik halaman (13-14)
Tahap pencucian:
Masukkan film ke larutan developer selama beberapa menit, agar gambar terlihat.
Keringkan film tersebut, lalu pindahkan ke larutan Stop Bath agar reaksi kimia
dari developer berhenti.
Ambil kembali film ,cuci dengan air, kemudian masukkan ke larutan Fixer agar
gambar yang tercetak bisa menetap.
Bilas film tersebut (negatif) dengan air hingga bersih agar cairan kimia hilang &
Keringkan

21

Tahapan cetak:
letakkan film/negative (yang telah dicuci) dan kertas foto kosong pada kaca
bening dengan sisi yang berhadapan.
Masukkan ke mesin enlarger ( pada tahap ini film akan disinari dengan cahaya
dan diteruskan ke kertas foto sehingga terbentuk gambar pada kertas foto sesuai
dengan gambar pada film, dan gambar diatur ukurannya sesuai dengan kertas
foto)
Masukkan kertas foto ke developer. Goyang-goyangkan hingga gambar terlihat
Keringkan kertas foto . Goyang-goyangkan kembali kertas foto tersebut di larutan
Stop Bath
kemudian masukkan ke larutan Fixer agar gambar yang tercetak bisa permanen.
Bilas kertas foto tersebut (positif) dengan air hingga bersih lalu Keringkan kertas
foto

22

LAMPIRAN 2
KOMIK PRINSIP KERJA KAMERA

23

24

LAMPIRAN 3
SOAL TES

1. a. Gambarkan mata dan kamera analog secara sederhana!
b. Sebutkan bagian-bagian dari mata dan kamera analog!

2. Ada bagian-bagian mata dan kamera analog yang mempunyai kesamaan
fungsi, sebutkan bagian-bagian tersebut dan apa kesamaannya?

3. Meskipun mirip tetapi kamera analog dan mata tidak persis sama, carilah
perbedaannya!

4. Apa yang terjadi jika kita memotret benda yang letaknya sangat dekat
dengan kamera? Berikan alasannya!

5. Ketika melakukan proses cetak, kertas foto tidak boleh terlalu lama
dimasukkan ke larutan developer, kenapa?

25

LAMPIRAN 4
FOTO SELAMA PEMBELAJARAN

26