T1 202010134 Full text

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA
MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX
SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA
Caesar Listya Mahendra; Kriswandani; Erlina Prihatnani
Email : 202010134@student.uksw.edu
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Pembelajaran matematika berkaitan dengan guru, siswa, dan materi Matematika.
Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi proses belajar.
Proses belajar yang hanya didasarkan pada pemahaman secara tekstual dari bahan-bahan
ajar seperti buku saja akan mengakibatkan proses belajar yang miskin makna. Penelitian
ini dilakukan bertujuan untuk (1) untuk mengetahui pengaruh pendekatan konstruktivisme
terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga. (2) untuk mengetahui
pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap sikap siswa pada pelajaran matematika kelas
IX SMP Pangudi Luhur Salatiga. Penelitian ini merupakan eksperimen semu. Populasi
peneleitian adalah siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga. Pengambilan sampel
menggunakan Custer Random Sampling dengan jumlah siswa sebanyak 43 yang terbagi atas
dua kelas yaitu kelas XI a sebagai kelas kontrol dan kelas IX b sebagai kelas eksperimen.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, metode observasi, metode tes dan
angket. Teknik analisis data mengunakan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk, uji

homogenitas dengan Levene test dan uji beda rata-rata dua sampel dengan Independent
Samples Test bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Sikap siswa ditunjukkan dari nilai
signifikan uji t sebesar 0,001 < 0,05. Sikap siswa yang diajar dengan pendekatan
konstruktivisme lebih baik dari pada sikap siswa yang diajar tanpa menggunakan
pendekatan konstruktivisme. Hasil belajar siswa ditunjukan dari nilai signifikan uji t sebesar
0,001< 0,05. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih
baik dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar tanpa pendekatan konstruktivisme. Hasil
rata-rata kelas IX A sebesar 77,85 lebih baik dibandingkan dengan kelas IX B sebesar 68,18.
Kata Kunci : pendekatan konstruktivisme, hasil belajar, sikap siswa terhadap matematika

PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika adalah pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun
konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses
internalisasi (arahan terbimbing) sehingga konsep atau prinsip itu terbangun (Jajang, 2005).
Tujuan diberikan pelajaran matematika pada pendidikan dasar dan menengah menurut
standar isi adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Permendiknas, 2006).
Suryadi (2010) mengatakan bahwa pada dasarnya

pembelajaran


matematika

berkaitan dengan guru, siswa, dan materi Matematika. Ketiga hal tersebut saling berkaitan
1

satu sama lain dan mempengaruhi proses belajar yang terjadi. Proses belajar yang hanya
didasarkan pada pemahaman secara tekstual dari bahan-bahan ajar seperti buku saja akan
mengakibatkan proses belajar yang miskin makna dan konteks seperti yang disampaikan
oleh de Lange (Turmudi, 2008).
Hasil observasi di SMP Pangudi Luhur Salatiga, menunjukkan bahwa proses belajar
mengajar di SMP Pangudi Luhur Salatiga masih berpusat pada guru dan siswa cenderung
pasif. Contohnya dalam pembelajaran guru langsung memberikan rumus tanpa melibatkan
siswa dalam menurunkan rumus tersebut. Hal tersebut tidak sesuai dengan standar proses
yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kurikulum 2013 dalam permendikbud no 67 bahwa
seharusnya siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar
sepenuhnya berpusat pada siswa (Depdikbud, 2013). Hal ini berpengaruh terhadap hasil
belajar dan juga sikap siswa terhadap pelajaran matematika. Hal ini terlihat dari data ulangan
harian siswa, dimana rata-ratanya belum optimal yaitu 68,13 yang masih di bawah KKM
yaitu 70. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa sikap siswa pada saat mengikuti pelajaran

cenderung pasif. Siswa hanya melihat dan mendengarkan apa yang dijelaskan guru pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, beberapa siswa juga memperlihatkan sikap
siswa juga menunjukkan ketidakseriusannya dalam belajar, seperti pada saat guru
menjelaskan ada siswa yang berbicara bersama temannya, ada juga siswa yang tidak
memperhatikan. Hal tersebut memperlihatkan sikap siswa yang kurang pada saat kegiatan
belajar mengajar.
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi/reaksi terhadap suatu obyek, memihak/tidak
memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitarnya (Saifudin A, 2005). Menurut Djamarah (2002) tujuan pembelajaran dapat tercapai
jika siswa berusaha aktif untuk mencapainya, oleh karena itu perlu digunakannya pendekatan
pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa dalam belajar. Salah satunya
adalah dengan pendekatan konstruktivisme. Poedjiadi (2005) yang menyatakan bahwa
konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan dan rekonstruksi pengetahuan
adalah mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang yang telah dibangun atau dikonstruk
sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh
pendekatan konstruktivisme terhadap sikap siswa dan hasil belajar siswa. Penelitian ini akan
dilakukan pada pembelajaran matematika siswa kelas IX di SMP Pangudi Luhur pada Tahun
Ajaran 2014/2015. Tujuan dalam penelitian adalah (1) Untuk mengetahui ada tidaknya

2

pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap sikap siswa pada pelajaran matematika kelas
IX SMP Pangudi Luhur Salatiga; (2) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan
konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental)
dengan desain penelitian The Randomize Control Group Pretest-Posttest Design. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga yang berjumlah 65
siswa yang terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas IX A, IX B dan IX C. Teknik pengambilan
sampel menggunakan cluster random sampling dimana sampel diambil dengan acak. Teknik
pengambilan data menggunakan metode dokumentasi, metode observasi, metode angket dan
metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nilai siswa yang
digunakan untuk data nilai pretes siswa, Metode observasi digunakan untuk mengukur
penerapan konstruktivisme dalam proses pembelajaran, Metode angket digunakan untuk
mengumpulkan data tentang sikap siswa, sedangkan Metode tes digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Terdapt tiga instrumen dalam penelitian ini yaitu
tes hasilbelajar, angket dan lembar observasi. Instrumen posttest berupa soal pilihan ganda
terkait materi kesebangunan yang berjumlah 20 soal dengan 4 altenatif jawaban. Uji coba

instrumen tes hasil belajar meliputi uji tingkat kesukaran, validitas butir dan reliabilitas.
Analisis data meliputi uji normalitas dengan metode Shapiro-wilk, uji homogenitas dengan
metode Levene test, dan uji beda rerata menggunakan uji independent t-test dalam taraf
signifikan 0,05.

HASIL DAN ANALISIS DATA
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial untuk
kemampuan awal hasil belajar dan kemampuan akhir hasil belajar. Analisis inferensial terdiri
dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda rerata. Analisis deskriptif digunakan untuk
menganalisis data dari nilai tes kemampuan awal. Hasil analisis deskriptif kemampuan awal
dapat dilihat pada Tabel 1.

3

Tabel 1
Deskripsi Kemampuan Awal
N

Minimum Maximum


Mean

Std. Deviation

Eksperimen

21

60.00

85.00

69.047

6.636

Kontrol

22


52.00

90.00

68.136

9.760

Valid N (listwise)

21

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh data nilai minumum sebesar 60 dan nilai maksimum
sebesar 85untuk kelas eksperimen dan nilai minimum sebesar 52 dan nilai maksimum sebesar
90 untuk kelas kontrol. Kelas eksperimen mempunyai rata-rata sebesar 69,074 sedangkan
kelas kontrol mempunyai rata-rata 68,136. Standar deviasi kelas eksperimen 6,63 sedangkan
untuk kelas kontrol 9,760.
Susunan angket terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS),
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kelima
pilihan tersebut skor tertinggi pada item favorable dan unfavorable adalah 5 dan skor

terendah adalah 1.
Tabel 2
Sebaran Angket Awal
Interval

Kriteria

,8 ≤ x ≤
8 ,6 ≤ x ≤
,8
6 , ≤ x ≤ 8 ,6
, ≤x≤6 ,
≤x≤ ,

Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah


Kelas
kontrol
0
11
11
0
0

Kelas
eksperimen
0
16
5
0
0

Berdasarkan tabel 2 sebaran angket awal sikap siswa terhadap pelajaran matematika
kelas kontrol sebesar 2 siswa tergolong tinggi dan sebesar 11 siswa tergolong sedang. Pada
kelas eksperimen terdapat 16 siswa tergolong tinggi dan 5 siswa tergolong sedang.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas bisa dilihat pada tabel Tests of
Normality setelah di olah dengan SPSS 16.0 for windows. Uji normalitas yang digunakan
adalah uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil olah data uji normalitas dapat
dilihat pada Tabel 3.

4

Tabel 3
Uji Normalitas Kemampuan Awal
Shapiro-Wilk
Statistic

df

Sig.

Eksperimen

.916


21

.072

Kontrol

.971

21

.765

Berdasarkan Tabel 3 pada kolom Shapiro-Wilk untuk kelas kontrol diperoleh
signifikan 0,765 dan kelas eksperimen sebesar 0.072 keduanya masing-masing lebih dari
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel masing-masing
berassal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis
> 0,05 artinya data berdisribusi normal. Kelas eksperimen dengan taraf signifikan 0,072 >
0,05. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,05 artinya data berdistribusi normal.
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian pupulasi sama atau tidak. Uji
homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Levene test. Data dikatakan homogen jika
nilai signifikan lebih dari 0,05 (α > 0,05), sedangkan data dikatakan tidak homogen jika nilai
signifikan α < 0,05. Hasil olah data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Uji Homogenitas dan Uji T Kemampuan Awal
Levene's Test
for Equality
of Variances

F

t-test for Equality of Means

Sig.
t

VAR00001 Equal variances 3.646 .063
assumed
Equal variances
not assumed

Sig.
Std.
(2- Mean Error
tailed Differe Differen
)
nce
ce

df

.356

95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower

Upper

41

.72 .91126 2.55761 -4.25394 6.07645

.359 37.125

.72 .91126 2.53531 -4.22518 6.04769

Uji homogenitas kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4 kolom Levene's Testa for Equality of Variances kolom signifikansi
menunjukan nilai sebesar 0,063> 0,05 artinya kedua kelompok mempunyai varian yang sama
atau homogen.

5

Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan sampel berasal dari populasi
yang rataan dua sampel berasal dari dua populasi yang berbeda. Statistik uji yang digunakan
adalah uji - t. Namun sebelum dilakukan uji t, dilakukan uji normalitas populasi sebagai uji
prasyarat dan uji homogenitas variansi populasi untuk menentukan uji t yang akan digunakan.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding dua sampel yaitu dengan independent
t-test dengan taraf signifikan 0,05. Uji T kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Tabel 4 Bagian kolom t-test for Equality of Means bahwa sig.(2tailed) sebesar 0,72 > 0,05 yang artinya bahwa kedua kelas tidak memiliki perbedaan ratarata atau memiliki rata-rata hasil belajar yang sama.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data tes kemampuan akhir dari kelas
kontrol dan kelas eksperimen sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas
tersebut. Hasil analisis deskriptif tes kemampuan akhir dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika
N

Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation

Eksperimen

21

60.00

95.00

77.85

9.023

Kontrol

22

50.00

90.00

68.18

8.937

Valid N (listwise)

21

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa untuk kelas eksperimen mempunyai skor
maksimal 95, skor minimal 60, dengan rata-rata 77,85 dan standar deviasi 9,023. Kelas
kontrol mempunyai skor maksimal 90, skor minimal 50, dengan rata-rata 68.18 dan standar
deviasi 8.937.
Angket sikap siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan pendekatan
konstruktivisme dan kelas kontrol dengan metode ceramah dan drill, dapat dilihat pada Tabel
6.
Tabel 6
Sebaran Angket Akhir
Interval

Kriteria

,8 ≤ x ≤
8 ,6 ≤ x ≤
,8
6 , ≤ x ≤ 8 ,6
, ≤x≤6 ,
≤x≤ ,

Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah

Kelas
kontrol
0
12
10
0
0

6

Kelas
eksperimen
2
19
0
0
0

Berdasarkan Tabel 6 sebaran angket awal sikap siswa terhadap pelajaran matematika
kelas kontrol sebesar 12 siswa tergolong tinggi dan sebesar 10 siswa tergolong sedang. Pada
kelas eksperimen terdapat 2 siswa tergolong sangat tinggi dan 5 siswa tergolong tinggi.
Data hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji
kenormalitasanya atau kemiringan data. Berikut dapat dilihat pada Tabel 7 uji normalitas data
hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 7
Uji Normalitas Kemampuan akhir
Shapiro-Wilk
Statistic

df

Sig.

Eksperimen

.952

21

.364

Kontrol

.949

21

.324

Berdasarkan tabel 7 tabel Test of Normality kolom Shapiro-Wilk kelas eksperimen
dengan signifikan 0,364 > 0,05. Diketahui bahwa hasil analisis > 0,05 artinya data
berdisribusi normal. Kelas kontrol dengan taraf signifikan 0,324> 0,05. Hasil analisis
diketahui bahwa hasil analisis > 0,05, artinya data berdistribusi normal.
Uji homogenitas kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan data hasil ulangan matematika setelah diberi perlakuan. Hasil uji homogenitas
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8
Uji Homogenitas dan Uji T Kemampuan Akhir Siswa
t-test for Equality of Means

Levene's Test for
Equality of
Variances

F

VAR0001 Equal variances
assumed

T

Sig.
.075

.785 3.53

Equal variances not
assumed

Sig. (2tailed)

df

Mean
Std. Error
Difference Difference

41

.001

9.67532

2.73944

3.53 40.866

.001

9.67532

2.74008

Uji homogenitas kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
pada Tabel 8 bagian Levene's Test for Equality of Variances kolom signifikansi menunjukan

7

0,78 > 0,05 maka H0 diterima artinya ke dua kelompok mempunyai varian yang sama atau
homogen.
Uji T kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan
data hasil ulangan matematika setelah diberi perlakuan. Hasil uji T dapat dilihat pada Tabel 8.
Berdasarkan uji prasyarat data hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilanjut dengan uji t- Independent Samples
Test (Uji banding dua sampel). Tabel 8 pada bagian t-test for Equality of Mean diperoleh
informasi bahwa nilai t sebesar 3,53 dengan signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak atau
menerima H1, maka rataan ke dua kelompok berbeda. Kita lihat pada Tabel 5 bahwa rataan
untuk kelas eksperimen 77,85 jauh lebih baik dari pda kelas kontrol 68,18. Hal ini
menunjukan pendekatan konstruktivesme berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Data angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji kenormalitasanya
atau kemiringan data. Berikut dapat dilihat pada Tabel 9 uji normalitas data angket sikap
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 9
Uji Normalitas Angket
Shapiro-Wilk
Statistic

df

Sig.

Eksperimen

.911

21

.058

Kontrol

.972

21

.787

Berdasarkan Tabel 9 tabel Test of Normality kolom Shapiro-Wilk kelas eksperimen
dengan signifikan 0,058 > 0,05. Diketahui bahwa hasil analisis > 0,05 artinya data
berdisribusi normal. Kelas kontrol dengan taraf signifikan 0,787> 0,05. Hasil analisis
diketahui bahwa hasil analisis > 0,05, artinya data berdistribusi normal.
Uji homogenitas angket kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan
data angket sikap siswa setelah diberi perlakuan. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada
Tabel 10.

8

Tabel 10
Uji Homogenitas dan Uji T Angket Sikap Siswa
Levene's Test
for Equality
of Variances
F
VAR00002 Equal variances
assumed

Sig.

t-test for Equality of Means
t

1.332 .255 3.8

Equal variances not
assumed

Sig. (2tailed)

df

Mean
Std. Error
Difference Difference

41

.001

7.09091

1.86233

3.8 39.456

.001

7.09091

1.85153

Uji homogenitas angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
pada Tabel 10 bagian Levene's Test for Equality of Variances kolom signifikansi
menunjukan 0,255 > 0,05 maka H0 diterima artinya ke dua kelompok mempunyai varian
yang sama atau homogen.
Uji T angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan
data angket setelah diberi perlakuan. Hasil uji T dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan uji
prasyarat angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan
homogen, maka dapat dilanjut dengan uji t- Independent Samples Test (Uji banding dua
sampel). Tabel 10 pada bagian t-test for Equality of Mean diperoleh informasi bahwa nilai t
sebesar 3,8 dengan signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak atau menerima H1 maka rataan
ke dua kelompok berbeda. Kita lihat pada Tabel 6 bahwa kriteria untuk kelas eksperimen
jauh lebih baik dari pda kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar matematika
kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar matematika kelas kontrol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan
konstruktivisme terhadap hasil belajar dan sikap siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga
tahun ajaran 2014/2015. Analisis uji yang digunakan adalah uji beda rata-rata dua sampel,
sehingga kedua data harus di uji terlebih dahulu dengan uji prasyarat menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui uji t yang akan digunakan.
Uji normalitas nilai postest siswa kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan
konstruktivisme dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan drill berturutturut adalah 0,364 dan 0,324 keduanya lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
kedua nilai tersebut berdistrisibusi normal. Uji homogenitas nilai postest siswa kelas kontrol
SMP yang menggunakan metode ceramah dan kelas eksperimen yang menggunakan
9

pendekatan konstruktivisme adalah 0,785 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kedua nilai
tersebut homogen. Berdasarkan uji prasyarat tersebut maka dapat dilakukan uji beda rata-rata
menggunakan Indipendent samples t test. Hasil uji beda rata-rata postest siswa menujukan
bahwa nilai signifikan 0,001 < 0,05 hal ini menunjukan kedua kelompok memilki rataan yang
berbeda. Hasil pada Tabel 5 menunjukan bahwa rataan kelas kontrol 68,18 lebih rendah dari
pada kelas eksperimen yaitu 77,85

hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas

eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga pendekatan
konstruktivisme pengaruh terhadap hasil belajar.
Uji beda rerata skor sikap siswa kelas eksperimen dan kontrol menghasilkan
signifikan sebesar 0,01 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh sikap siswa. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sikap siswa terhadap matematika. Selain itu, secara
deskriptif penyebaran sikap siswa pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan juga
terlihat lebih baik. Sebelum diberi perlakuan terdapat 24% dalam kategori sedang dan 76%
dalam kategori tinggi, sedangkan setelah diberi perlakuan terdapat 90% dalam kategori
tinggi, sedangkan 10% dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa
pada saat mengikuti pelajaran, siswa yang sebelumnya hanya pasif dalam mengikuti pelajaran
sekarang menjadi lebih aktif dan berani untuk berpendapat. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh sikap siswa terhadap pelajaran matematika, karena sebelum diberi
perlakuan dalam proses pembelajaran siswa hanya memperhatikan guru dan mendengarkan
apa yang guru jelaskan, tetapi setelah diberi perlakuan siswa menjadi lebih aktif, mulai berani
untuk berpendapat dan mengikuti pelajaran dengan senang.
Pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme didapat bahwa siswa
benar-benar belajar membangun sebuah konsep. Siswa belajar pemecahan masalah
berdasarkan konsep yang dibangun. Siswa juga belajar bekerja sama, berbagi pendapat dan
juga melatih siswa untuk belajar mandiri dan percaya diri. Nilai rata-rata siswa kelas
eksperimen 77,85 lebih baik dari pada kelas kontrol 68,18.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran
menggunakan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar dan sikap siswa pada
matematika siswa kelas IX semester 1 SMP Pangudi Luhur Salatiga. Terdapat berbedaan
nilai rata-rata dan kriteria pada angket sikap siswa pada siswa yang diajar menggunakan
pendekatan

konstruktivisme

dan

yang

diajar

tanpa

menggunakan

pendekatan

konstruktivisme. Sikap siswa dapat dilihat dari kriteria sikap yang terdapat pada kelas
10

eksperimen dan kontrol, yaitu sebanyak 10 siswa pada kriteria sedang dan 12 siswa pada
kriteria tinggi pada kelas kontrol, sedangkan pada kelas ekserimen sebanyak 19 siswa pad
akriteria tinggi dan 2 siswa pada kriteria sangat tinggi. Hasil belajar siswa ditunjukan dari
nilai signifikan uji t sebesar 0,001< 0,05. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
pendekatan konstruktivisme lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar tanpa
pendekatan konstruktivisme. Hasil rata-rata kelas IX A sebesar 77,85 lebih baik
dibandingkan dengan kelas IX B sebesar 68,18.

DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Edisi Pertama Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2010. “ Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D)”. Bandung: ALFABETA, cv
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
Turmudi. 2008. Landasan Filosofis dan Teoritis Pembelajaran Matematika. Jakarta: Leuser
Cita Pustaka
Wahyudi, Kriswandani. 2013. Pengembangn Pembelajaran Matematika. Salatiga: Widya Sari
Press

11