Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penilaiian Kuallitas Akuustik Audditoriumm Multiifungsi : Balairunng Utama Uksw T1 612005027 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

Bab satu ini akan membahas latar belakang masalahan, tujuan, dan sistematika
pembahasan Tugas Akhir yang berjudul ” Penilaian Kualitas Akustik Auditorium
Multifungsi : Balairung Utama UKSW” . Pada tugas akhir ini akan dilakukan penilaian
kualitas akustik dari Balairung Utama UKSW. Penilaian kualitas akustik diperoleh
dengan cara mengukur parameter-parameter akustik sesuai dengan ISO 3382 dan juga
melakukan kajian teoritik. Parameter akustik yang akan diukur meliputi waktu dengung
(RT), early decay time (EDT), C80, C50, dan G strength. Dari data yang diperoleh dari
pengukuran parameter akustik, bisa diketahui bagaimana kualitas akustik dari
Balairung Utama UKSW.
1.1.

Latar Belakang
Auditorium multi-fungsi yaitu auditorium yang tidak dirancang secara khusus

untuk fungsi percakapan atau musik saja, namun sengaja dirancang untuk mewadahi
keduanya. Untuk auditorium multi-fungsi tentunya diharapkan agar kualitas suara yang
dihasilkan bisa didengar dengan baik, baik untuk percakapan maupun untuk sajian
musuk. Tentunya harus ada kompromi yang baik antara akustik pembicaraan dan

akustik musik untuk bisa memenuhi harapan tersebut.
Pengamatan terhadap beberapa auditorium multi-fungsi memperlihatkan adanya
fenomena bahwa perencanaan auditorium multi-fungsi dibuat tanpa melibatkan ahli
akustik, sehingga auditorium tidak bisa menampilkan kualitas akustik yang baik [1].

1

2

Hal ini terjadi juga pada gedung BU UKSW. Pada awal perancanaan BU UKSW
sekitar bulan November 2007 tidak melibatkan ahli akustik. Setelah pembangunan
dimulai baru sekitar April 2008, Matias H. W. Budhiantho P.hD dari Fakultas Teknik
Elektronika dan Komputer UKSW diminta untuk melakukan perbaikan akustik dari BU
UKSW.Auditorium ini tidak hanya digunakan untuk kegiatan-kegiatan pertemuan
(speech auditorium), tetapi digunakan juga untuk berbagai macam aktivitas (auditorium
multi-fungsi). BU UKSW yang memiliki volume ±6197 m3 seringkali dipergunakan
untuk berbagai macam kegiatan kampus yang berhubungan dengan speech seperti
seminar, kuliah umum, wisuda. Dan juga digunakan untuk kegiatan kampus yang
berhubungan dengan musik seperti konser musik, kebaktian, pentas seni fakultas,
lomba-lomba kesenian, pertunjukan tarian modern, teater musikal, drama, band kampus,

dan sejenisnya.
Pada pengamatan awal dapat dilihat bahwa ada beberapa treatment akustik yang
telah dilakukan. Pada dinding-dinding BU UKSW dipasang penyerap bunyi yang
bersifat menyerap bunyi frekuensi rendah. Lantai panggung menggunakan bahan dari
kayu yang bersifat memantulkan bunyi. Dinding samping panggungnya membuka
kearah penonton yang bisa digunakan untuk memantulkan suara kearah penonton
sehingga memperkuat bunyi yang disampaikan. Dipasangnya diffuser yang berfungsi
menyebarkan bunyi agar tidak terpusat pada satu tempat saja
Pada proyek akustik yang saya lakukan ketika mengikuti mata kuliah
elektroakustik, saya bertugas membuat estimasi dan pengukuran waktu dengung gedung
Balairung Utama UKSW. Dari proyek itu didapat hasil bahwa waktu dengung BU
UKSW sebesar ± 2,2 detik. Dari nilai itu diketahui bahwa waktu dengungnya sesuai jika
BU UKSW akan digunakan sebagai auditorium musik. Sedangkan jika BU UKSW

3

digunakan sebagai speech auditorium, waktu dengung yang didapat dari pengukuran
terlalu panjang.
Tetapi sudah diakui bahwa waktu dengung tidak cukup untuk dipakai sebagai
satu-satunya parameter objektif yang digunakan untuk mengetahui kondisi akustik

sebuah auditorium [2]. Dari pengalaman bertahun-tahun dengan waktu dengung didapat
bukti bahwa dua ruangan yang memiliki waktu dengung yang sama bisa menghasilkan
bunyi yang benar-benar berbeda pada saat digunakan[3]. Ada dimensi lain untuk
menentukan kualitas akustik tidak hanya dari kepemantulan (reverberance) saja,
kualitas akustik seringkali bervariasi dari tempat duduk satu ke tempat duduk lain dalam
pola tertentu yang tidak terlihat jika hanya waktu dengungnya saja yang berubah. Dan
kemudian diusulkan parameter lainnya yang bisa menjelaskan keadaan akustik secara
lebih lengkap. Parameter-parameter ini bisa menjelaskan kualitas akustik dari sebuah
ruangan seperti yang dirasakan oleh pengguna ruang [4]. Sehingga bisa didapat
hubungan antara parameter subjektif dengan parameter objektif. Parameter subyektif
yang disepakati bisa menjelaskan kondisi akustik sebuah ruangan yaitu : reverberance,
sound level, clarity. Dan parameter objektif

yang berhungan dengan parameter

subjektif yaitu early decay time (EDT) yang berhubungan dengan reverberance, sound
strength (G) yang berhubungan dengan sound level dan clarity C80 yang berhubungan
dengan clarity. Parameter-parameter ini sesuai dengan parameter yang ter dapat dalam
ISO 3382 [5] . Pada bagian dari pendahuluan dalam ISO 3382, diketahui bahwa iso ini
menetapkan metode untuk pengukuran waktu dengung di dalam ruangan. Di dalamnya

dijelaskan langkah-langkah untuk pengukuran, peralatan yang digunakan, ulasan yang
dibutuhkan, dan metode untuk mengevaluasi data dan mempresentasikannya dalam
laporan.

4

Pada tugas akhir ini akan dilakukan pengukuran akustik dengan parameterparameter yang terdapat pada ISO 3382 untuk mengetahui keadaan akustik
sesungguhnya dari BU UKSW. Dengan pengukuran parameter-parameter ini
diharapkan dapat menunjukkan dengan lebih lengkap dan terperinci bagaimana keadaan
akustik di BU UKSW.

1.2.

Tujuan
Mendeskripsikan kualitas akustik Balairung Utama UKSW sebagai auditorium

multifungsi melalui kajian teoritik dan pengukuran berbagai karakteristik dan
parameter- parameter akustik ruangan agar didapat informasi yang jelas dan lengkap
tentang kualitas akustik ruang tersebut.


1.3.

Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab dengan susunan pembahasan sebagai

berikut.
Bab satu berupa pendahuluan, dan berisi tentang latar belakang masalah, tujuan
dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini.
Bab dua, berisi teori-teori yang berkaitan langsung dengan Tugas Akhir ini.
Dimulai dari teori bagaimana suara sampai ke telinga pendengar, yaitu yaitu suara
langsung (direct sound), pemantulan awal (early reflection) dan pemantulan akhir (late
reflection). Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang parameter subjektif dan
kaitannya dengan parameter objektif yang akan diukur untuk menentukan kualitas
akustik dari sebuah ruangan. Bab ini akan dibagi lima sub bab yang mambahas secara
mendetail parameter yang digunakan, yaitu waktu dengung (RT), early decay time
(EDT), C80, C50, dan G strength.

5

Pada bab tiga akan dibahas tentang langkah – langkah pengukuran parameter

akustik yang meliputi RT, EDT, C50, C80, G. Peralatan yang digunakan dalam
pengukuran adalah penyuara, penguat audio, mikropon dan beserta modul daya
phantom power, dan kartu bunyi. Program yang digunakan untuk pengeksitasi sinyal
untuk memperoleh tanggapan impuls dan yang akan mengolah tanggapan impuls
tersebut agar diperoleh nilai-nilai parameter diatas adalah ARTA. ARTA sendiri
merupakan program untuk pengukuran tanggapan impuls, analisis spektrum real-time
dan pengukuran tanggapan frekuensi frekuensi. Langkah pengukuran yang dilakukan
terbagi dua, yaitu pengukuran untuk dengung (RT), early decay time (EDT), C80, C50
dan pengukuran untuk kekuatan bunyi (sound strength) G.
Di bab empat akan berisi tentang hasil pengukuran yang telah diperoleh dan
analisa terhadap hasil yang telah diperoleh sehingga bisa disimpulkan kualitas akustik
sesuai ISO 3382 dari ruangan BU UKSW. Dibagi dalam lima subbab. Bagian pertama
akan menunjukkan hasil dari pengukuran waktu dengung (RT) dan analisanya. Bagian
kedua menunjukkan hasil dari pengukuran early decay time (EDT) dan analisanya.
Bagian ketiga menunjukkan hasil dari pengukuran C80 dan analisanya. Bagian keempat
menunjukkan hasil dari pengukuran C50 dan analisanya. Bagian kelima menunjukkan
hasil dari pengukuran G dan analisanya.
Bab lima berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari Tugas Akhir ini serta
beberapa saran perbaikan maupun pengembangan lebih lanjut yang berhubungan
dengan Tugas Akhir ini.