T1 192010701 Full text

tahu, siswa tidak tahu, guru mengajar dan siswa diajar) berubah ke siswa aktif dan guru
membantu. Peran guru lebih sebagai fasilitator yang membantu agar bentukan siswa itu
berjalan efektif, efisien, dan benar. (Paul Suparno, 2007).
Mewujudkan dan menciptakan suatu iklim pembelajaran yang mampu memotivasi
siswa agar dapat membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri, perlu perhatian serius
dari guru. Artinya guru harus dapat menggunakan kemampuan profesionalnya, yaitu
bagaimana menggunakan

model yang tepat dalam proses pembelajaran. Penggunaan

model pembelajaran merupakan bagian integral dari tugas guru dalam kelas, dalam arti bila
guru bertindak secara profesional maka penggunaan

model pembelajaran yang sesuai

sudah merupakan suatu kebiasaan dari waktu ke waktu dan dapat ditingkatkan sampai pada
suatu titik optimal (Materi diklat PLPG, UNIMA. 2011).
Berdasarkan observasi yang diperoleh di Sekolah MenengahKejuruan ternyata guru
dalam mengajar kurang menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan
kebutuhan kompetensi dasar. Pengamatan menunjukkan bahwa guru lebih sering
menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan model ceramah

yang penggunaannya terkadang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan dengan situasi
kelas yang kurang mendukung (kelas besar dengan jumlah siswa 24 – 40 orang) . Dengan
kondisi seperti ini membuat guru tidak dapat mengetahui isi kepala siswa karena
pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Kinerja guru menjadi tidak efektif karena tidak
dapat mengukur secara akurat pencapaian pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai
siswa serta apa yang masih menjadi masalah baginya. Guru juga memerlukan waktu yang
lama untuk memeriksa pekerjaan siswa, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas.
Dalam rangka mengefektifkan kinerja guru dan membantu siswa memahami bahan
ajar dalam pembelajaran, maka perlu penggunaan model pembelajaran yang tepat. Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai umpan balik untuk merespon
kesulitan siswa dengan cepat dan tepat, yaitu model pembelajaran Fast Feedback. Karena
pada saat pembelajaran berlangsung kesalahan siswa dapat diketahui lewat interaksi dan
umpan balik dapat langsung diberikan tanpa memerlukan waktu koreksi yang lama sehingga
siswa menyadari kesalahannya dan memperbaikinya.
Dalam laporan ini, diperkenalkan model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai
umpan balik pada kelas besar secara cepat untuk merespons kesulitan siswa dalam
memahami materi secara efektif dan efisien dalam waktu yang singkat,

yaitu Fast


Feedback. Secara khusus, materi fisika yang akan digunakan untuk memperkenalkan model
ini adalah Rangkaian Listrik Arus Searah.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian adalah : Apakah model Fast
Feedback secara klasikal dapat digunakan sebagai umpan balik pada kelas besar untuk
2

merespon kesulitan siswa dalam waktu singkat dan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu
koreksi yang lama?
Penelitian bertujuan

(i). membuat umpan balik pada kelas besar untuk merespon

kesulitan siswa yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan setiap saat, tanpa waktu
koreksi yang lama. (ii).memberikan usulan bentuk model Fast Feedback (umpan balik cepat)
dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar siswa. (iii) memberikan
contoh model Fast Feedback (umpan balik cepat) dalam Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran tentang Rangkaian Listrik Arus Searah.

Manfaat dari penelitian adalah membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang berguna sebagai umpan balik pada kelas besar. Untuk merespon kesulitan siswa yang
dapat dilakukan dalam waktu singkat bahkan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu
koreksi yang lama. Membuat siswa semakin berani mengungkapkan masalah apa yang
masih dimilikinya sehingga guru dapat membantu siswa mengatasi kelemahannya.
Membuat pihak sekolah semakin mengerti pentingnya umpan balik bagi siswa dan guru,
sehingga pihak sekolah memicu para guru untuk tidak malas melakukan konsolidasi dan
koreksi. Sebagai acuan untuk penelitian lain yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika.

LANDASAN TEORI
Fast Feedback
Model pembelajaran Fast Feedback merupakan kegiatan evaluasi yang dapat
mengetahui kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru sesering
mungkin selama pembelajaran berlangsung.
Langkah-langkah Fast Feedback secara umum (Berg dan Hoekzema, 2006) :
(i). Guru memperkenalkan topik pembelajaran.
(ii). Guru memberikan ketentuan-ketentuan gambar seperlunya. Hal ini penting agar siswa
dapat diarahkan untuk membangun konsep yang paling dasar, misalnya arah Arus
Listrik digambarkan dengan simbol anak panah.
(iii). Guru memberikan tugas pertama kepada siswa secara individu atau berpasangan dan

siswa mengerjakannya di tempat duduk mereka masing-masing.
(iv). Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dan mewawancarai beberapa siswa
yang menjawab dengan jawaban yang tidak terduga selama 20-60 detik.

3

(v). Guru membahas kesalahan umum yang siswa lakukan dan memberikan penjelasan
bagaimana jawaban yang benar sebagai feedback untuk siswa. Cara ini dapat
dilakukan dengan diskusi sehingga guru juga mendapatkan feedback tentang isi kepala
siswa.
(vi). Guru memberikan tugas kedua pada siswa.
(vii). Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dan mewawancarai beberapa siswa
yang menjawab dengan jawaban yang tidak terduga selama 20-60 detik. Ketika siswa
sudah selesai mengerjakan tugas, guru membiarkan siswa mendiskusikan jawaban
mereka.
Rangkaian Listrik Arus Searah
Arus listrik yaitu aliran sejumlah partikel bermuatan listrik dari potensial tinggi ke
potensial rendah dengan syarat adanya beda potensial antara dua kutub dan dalam suatu
rangkaian tertutup. Arah arus listrik mengikuti pergerakan muatan positif dan arahnya
berlawanan dengan gerak elektron.


Kuat arus listrik yaitu banyaknya muatan yang

berpindah tiap satuan waktu dengan rumus:
I = q / t ………………………………………………(1).
Keterangan

:

I = Kuat arus listrik (C / sekon), (C/sekon = Ampere).
q = banyaknya muatan listrik (C),

t = waktu (sekon)

Hukum Ohm
Ditemukan oleh George Simon Ohm yang berbunyi: Perbandingan antara potensial
listrik (V) dengan kuat arus listrik (I) selalu tetap, dan dirumuskan :
V / I = R, (R adalah tetapan) ………………......(2).
Keterangan:
V = potensial Listrik (volt)

I = kuat arus listrik (ampere)
R = hambat kawat (ohm)

Hukum Kirchhoff I
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami percabangan. Ketika arus listrik melalui
percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya
4

tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang
tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan
sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang
tersebut besar. Kircchoff merumuskan hukum pertamanya (tentang arus) bahwa :
Jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat
arus yang keluar dari titik percabangan itu.
I1

∑ I masuk = ∑ I keluar

I3


I1 + I2 = I3 + I4 , I1 + I2 - I3 - I4 = 0
∑I

= 0

I2
I4

Gambar 1. Arus pada percabangan kawat

Rangkaian seri dan pararel
Pada rangkaian hambatan seri, besar kuat arus listrik (I) yang mengalir pada tiaptiap hambatan adalah sama. Sedangkan pada rangkaian hambatan pararel besar tegangan
(V) pada tiap-tiap hambatan adalah sama besar (sama dengan tegangan sumber).
Rangkaian hambatan seri
Karena kuat arus (I) pada tiap hambatan sama maka :
Rp = R1 + R2 + R3 ……….(3)

R1

Rp = hambatan pengganti


R2

I

R3
V

Gambar 2. Rangkaian hambatan seri

Rangkaian hambatan pararel
Karena tegangan (V) pada tiap hambatan sama besar maka :
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ………….(4)
Rp = hambatan pengganti

R1
R2
R3
I


V

Gambar 3. Rangkaian hambatan pararel

5

Kerangka Berpikir
Feedback adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan
yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi
yang ada dalam proses pendidikan (Dimyati, 2006). Feedback yang akurat sebagai hasil
evaluasi akan memudahkan perbaikan proses pendidikan. Pemberian umpan balik untuk
memonitor perkembangan konsep siswa dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai cara,
misalnya mengumpulkan pekerjaan rumah siswa, memberi tugas di kelas, berkeliling dari
satu siswa ke siswa lain, mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan konseptual, dll (Berg, Volk,
dan Bustraan, 2008).
Masalahnya adalah bagaimana guru dengan pekerjaan yang menumpuk dapat
memberikan feedback tanpa menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa pekerjaan
siswa?

Jawabannya adalah dengan menggunakan model Fast Feedback. Model Fast


Feedback adalah suatu kegiatan evaluasi yang dapat dilakukan setiap saat (sesering
mungkin)

untuk memperoleh umpan balik dan merespon kesulitan

memungkinkan

siswa

memperbaiki

kesalahannya

selama

proses

siswa serta
pembelajaran


berlangsung. Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan kerangka pikir dengan skema
berikut;

GURU

FAST
MERESPON

MEMPERBAIKI

Siswa

FEEDBACK
Gambar 4. Bagan kerangka pikir

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model guru sebagai
peneliti. Guru menentukan sejumlah masalah yang diatasi, merancang tindakan

yang

digunakan untuk mengatasi masalah, melaksanakan tindakan tersebut dalam pembelajaran,
dan melakukan refleksi terhadap penelitian yang dilakukannya.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu percermatan terhadap kegiatan yang
sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2009:13). Penelitian tindakan
kelas juga didefinisikan sebagai tindakan pembelajaran yang bersifat relatif dengan
melakukan berbagai tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek
pembelajaran di kelas secara lebih professional. Penelitian tindakan kelas dapat
6

memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru
adalah ujung tombak pelaksanaan lapangan. Dengan penelitian ini guru menjadi lebih
mandiri karena makin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan
pengalaman praktis, sehingga secara keilmuan berani mengambil prakarsa yang patut
diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan (Suharsimi Arikunto, 2003).
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan pada kelas XII dengan jumlah
siswa 24 orang (semuanya Pria). Kelas ini dipilih karena kemampuan siswanya heterogen
yaitu dilihat dari nilainya yang merata.
Alat pengumpul data yang digunakan adalah :
1. Soal pre-test.
2. Kartu tugas.
3. Soal post-test.
4. Handycam.
5. Lembar observasi kegiatan belajar-mengajar (KBM).
Data dikumpulkan dengan cara :
(i)

Memberikan soal pre-test kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai.
Direncanakan pada tanggal 28 September 2011.

(ii)

Melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model Fast Feedback
secara klasikal sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

(iii)

Selama pembelajaran berlangsung, pengamat lain melakukan observasi
langsung terhadap jalannya pembelajaran dan mengisi lembar observasi
kegiatan belajar-mengajar (KBM).

(iv)

Memberikan post-test kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran
berlangsung.

Penelitian menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Perencanaan.
Peneliti membuat soal preliminary-test dan langsung mengujinya pada kelas yang
lain. Hasil dari pengujian ini digunakan untuk penyempurnaan pada pembuatan soal pre-test
dan langkah awal pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian
peneliti membuat rencana pembelajaran untuk setiap tahap menggunakan model Fast
Feedback secara klasikal berdasarkan hasil preliminary-test. Peneliti membuat soal post-test
yang akan digunakan pada akhir tahap pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang sama
7

dengan soal pre-test. Yang terakhir peneliti membuat lembar observasi kegiatan belajar
mengajar yang akan digunakan pada setiap tahap pembelajaran.
Pelaksanaan.
Dalam pembelajaran menggunakan model Fast Feedback langkah awal yang harus
dilakukan ialah mengajar sesuai rencana pembelajaran. Di setiap tahap pembelajaran guru
memberikan tugas kepada siswa secara bertahap, mengelilingi kelas sambil melihat
jawaban dan respons siswa. Melakukan interaksi (wawancara singkat) dengan siswa
terutama yang memberi jawaban tak terduga. Interaksi dilakukan untuk memperjelas
jawaban siswa, sehingga dapat menentukan langkah pembelajaran selanjutnya dan
kesalahan siswa dapat diperbaiki. Memberikan feedback secara klasikal kepada siswa
dalam memahami konsep yang diajarkan dengan cara mengarahkan mereka untuk
memahami konsep misalnya lewat diskusi atau percobaan sederhana. Memberikan tugas
lagi untuk mengecek apakah feedback yang diberikan sudah efektif membantu siswa
mengatasi masalahnya dalam memahami materi. Feedback yang dilakukan dikatakan efektif
jika minimal 70% siswa dapat menjawab tugas ini dengan benar. Cara cepat (sampling)
untuk mengetahui jumlah siswa yang menjawab benar (secara kualitatif dan kolektif) yaitu
dengan melihat jawaban siswa yang duduk di deretan vertikal dan horizontal, kemudian
mengalikan jumlah siswa yang menjawab benar di deretan vertikal dan horizontal, lalu dicari
prosentasenya dengan rumus :
V xH
x

100 %

S
Keterangan :
V = Jumlah siswa yang menjawab benar di vertikal
H = Jumlah siswa yang menjawab benar di horizontal
S = Jumlah siswa

Gambar 1. Cara cepat (sampling) untuk mengetahui jumlah siswa yang menjawab benar.

Jika feedback sudah efektif, guru dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran ke tahap
selanjutnya sampai seluruh pembelajaran selesai (lihat bagan berikut)

8

Gambar 2. Bagan siklus Fast Feedback secara klasikal

Selama
pembelajaran

pembelajaran
dan

mengisi

berlangsung,
lembar

pengamat

observasi

KBM

lain

untuk

mengamati
mengetahui

jalannya
efektivitas

pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal.
Refleksi.
Setelah pembelajaran siklus 1 selesai peneliti merefleksi dan memperbaiki
kesalahan yang terjadi pada hari itu untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Data penelitian
(kartu tugas dan post-test) dianalisa (dikoreksi dan dinilai), kemudian dicocokkan dengan
indikator keberhasilan. Jika indikator keberhasilan sudah tercapai, berarti penelitian berhasil
dan penelitian berhenti. Jika indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian
dilanjutkan dengan cara melakukan siklus PTK berikutnya.

Gambar 3. Bagan langkah pembelajaran menggunakan model Fast Feedback

Prosedur Analisa Data
Analisa Pre-test
Dari hasil pre-test, guru dapat mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum
pelajaran dimulai. Pre-test tidak digunakan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran
Fisika menggunakan model Fast Feedback secara klasikal. Jika pengetahuan awal siswa
pada pre-test tidak jauh berbeda dengan preliminary test, maka Rencana Pelaksanaan

9

Pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan hasil preliminary test dapat langsung
digunakan. Tetapi jika pengetahuan awal siswa pada pre-test berbeda jauh dengan
preliminary test, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat harus diubah
dulu (disesuaikan dengan kebutuhan siswa) sebelum digunakan dalam pembelajaran
sehingga feedback yang diberikan tepat sasaran.
Analisa Pembelajaran
Dari tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa di setiap tahap pembelajaran
dan lembar observasi KBM, guru dapat mengetahui efektivitas pembelajaran Fisika yang
menggunakan model Fast Feedback secara klasikal. Pembelajaran menggunakan model
Fast Feedback secara klasikal dikatakan efektif jika kegiatan pembelajaran dapat membantu
siswa memahami materi dan mengatasi kesulitannya.
Efektivitas pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal ditentukan
dari :
(i). Bentuk respon siswa (jawaban tertulis di kertas dan komentar saat interaksi)
terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Jika siswa dapat merespon dengan
baik dan respon sesuai dengan tugas yang diberikan guru, maka pembelajaran
menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif.
(ii). Jumlah siswa yang menjawab benar tugas yang diberikan guru pada satu siklus
feedback minimal 70%, maka pembelajaran menggunakan model Fast
Feedback secara klasikal sudah efektif..
(iii). Jumlah siklus Fast Feedback yang dilakukan oleh guru di setiap tahap
pembelajaran sampai minimal 70% siswa berhasil mengerjakan tugas dengan
benar. Jika siklus feedback diulang sampai maksimal 3 kali dalam satu tahap
pembelajaran, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara
klasikal sudah efektif.
(iv). Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan semua siklus feedback dalam satu
tahap pembelajaran sampai minimal 70% siswa dapat menjawab benar
maksimal 30 menit, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback
secara klasikal sudah efektif.
Analisa Post-test
Dari hasil post-test, guru dapat mengetahui pencapaian indikator keberhasilan
penelitian dari nilai rata-rata kelas. Apakah tindakan yang dilakukan menghasilkan perbaikan
atau tidak. Pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal dikatakan
berhasil membantu siswa memahami materi dan mengatasi kesulitannya dalam memahami

10

materi yang disampaikan oleh guru jika minimal 70% siswa menjawab minimal 70% soal
post-test dengan benar.
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah :
(i). Di setiap tahap pembelajaran, minimal 70% siswa dapat menjawab benar tugas
yang diberikan guru.
(ii). Minimal 70% siswa aktif merespon tugas dari guru.
(iii). Waktu untuk melakukan satu siklus feedback maksimal 30 menit.
(iv). Jumlah siklus feedback yang dilakukan guru di setiap tahap pembelajaran
sampai minimal 70% siswa berhasil mengerjakan tugas dengan benar maksimal
3 kali.
(v). Minimal 70% siswa dapat menjawab minimal 70% soal post-test dengan benar.
Jika semua indikator tersebut tercapai, maka penelitian dikatakan berhasil dan
penelitian berhenti. Jika semua indikator tersebut tidak tercapai, maka penelitian dikatakan
belum berhasil dan penelitian dilanjutkan dengan cara melakukan siklus PTK berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses penelitian terdiri dari 9 tahap pembelajaran. Setiap tahapan dibagi atas tiga
siklus feedback. Hasil dan pengulangan siklus selengkapnya ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Tahapan, sklus, dan hasil belajar siswa. Pembelajaran terdiri dari 9 tahapan. Tiap tahapan dirancang untuk 3 siklus
feedback.Alokasi waktu untuk tiap siklus 10 menit dan realisasi lebih cepat dari alokasi waktu. Prosentase jawaban benar
siswa ditampilkan

Tahap

1

Siklus
Feedback
1
2
3
1

2

4

Alokasi
10’

Realisasi
2,20’
Tidak perlu
Tidak perlu

10’

3,23’

2

Tidak perlu

3

Tidak perlu

1
3

Waktu untuk satu kali siklus Feedback

10’

3,13’

2

Tidak perlu

3

Tidak perlu

95,45

81,82

95,45

1

10’

7,20’

45,45

2

10’

5,30’

95,45

3
5

Siswa Benar
%

Tidak perlu

1

10’

6,10’

47,05

2

10’

4’

94,12

11

3
6

Tidak perlu

1

10’

8,40’

52,94

2

10’

5,24’

94,12

3
1
7

Tidak perlu
10’

1,42’

2
3

100

Tidak perlu
Tidak perlu

1

10’

6,32

41,67

8

2

10’

3,30’

83,33

9

3
1
2

10’
10’

Tidak perlu
8,12’
5,42’

3

41,67
83,33

Tidak perlu

Pada Tabel 1, lima dari sembilan tahap pembelajaran yaitu tahap 4, 5, 6, 8, dan 9
memerlukan pelaksanaan siklus lebih dari satu kali. Pada setiap tahapan ini, prosentase
siswa menjawab benar di siklus 1 kurang dari 70%. Karena hasil ini belum memenuhi
indikator keberhasilan, maka dilaksanakan siklus 2 (sesuai RPP). Pada siklus 2 tahap 4, 5,
6, 8, dan 9 prosentase siswa menjawab benar ≥ 91%.
Untuk tahap 1, 2, 3, dan 7 siklus feedback hanya dilaksanakan satu kali, karena
prosentase siswa menjawab benar ≥ 90%. Dari hasil ini, diketahui sebagian besar siswa
sudah memahami materi yang diajarkan.
Hasil pada tabel 1 dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah
pelaksanaan siklus feedback. Kelompok I (1 siklus), dan kelompok II (2 siklus).

Kelompok I : 1 siklus
Pada tahap 1, siswa ditugaskan untuk menunjukkan rangkaian listrik sederhana yang
dapat menyalakan lampu. Pada tahap 2 dan 3, siswa ditugaskan untuk mendefinisikan
pengertian arus listrik dan menjelaskan perubahan energi pada rangkaian melalui gambar
rangkaian listrik sederhana. Sedangkan tahap 7 siswa ditugaskan untuk mengidentifikasi
rangkaian hambatan yang disusun seri (konfigurasi). Pada setiap tahapan ini, prosentase
siswa menjawab benar sudah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu ≥ 90%. Karena itu
siklus feedback cukup dilakukan satu kali. Berikut ini contoh salah satu jawaban siswa yang
benar, gambar 1.

12

Gambar 1. Jawaban siswa yang benar

Pada gambar 1. ditunjukkan bahwa siswa sudah memahami pengertian arus listrik
dan gerak elektron dalam rangkaian listrik, dimana pada tahap 1 telah dikenalkan lewat
gambar rangkaian listrik sederhana yang dapat menyalakan lampu. Pengertian arus listrik
tersebut seperti yang dijelaskan pada landasan teori yaitu aliran muatan listrik dari potensial
tinggi ke potensial rendah. Hal ini terjadi karena siswa yang diteliti adalah kelas XII yang
mungkin pernah belajar tentang arus listrik.
Penggunaan model Fast Feedback pada kelompok ini membantu peneliti
menentukan langkah ke tahap pembelajaran berikut dengan cepat, karena pemahaman
konsep dan prosentase siswa menjawab benar ≥ 90% sebagai syarat untuk melanjutkan ke
tahap berikut dan dapat diketahui dalam waktu singkat (hanya 2-3 menit).
Kelompok II : 2 Siklus
Pada tahap 4, siswa diminta menuliskan sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk
dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah. Untuk tahap 5 dan 6 siswa
diminta menggambarkan arus masuk dan keluar titik percabangan dan menentukan besar
arus yang keluar titik percabangan. Tahap 8 dan 9 siswa diminta untuk mengidentifikasi
rangkaian hambatan yang disusun pararel dan menentukan besar arus pada rangkaian
dengan dua hambatan (lampu). Pada setiap siklus 1 dari sejumlah tahapan ini prosentase
siswa menjawab benar antara 40%-60%. Karena hasil ini belum memenuhi indikator
keberhasilan (≥ 70% siswa benar), maka dilaksanakan siklus selanjutnya (siklus 2) untuk
memperbaiki konsep siswa.

13

Yang diamati dari sejumlah tahapan pada kelompok ini adalah jenis kesalahan dan
penyebabnya. Kesalahan siswa pada tahap 4 yaitu persepsi tentang istilah syarat (pada
syarat yang harus dipenuhi untuk menyalakan lampu). Pemahaman siswa, bahwa syarat
yang

harus

dipenuhi

untuk

dapat

menyalakan

lampu

adalah

mempunyai

(i)

kabel/penghubung, (ii) sumber tegangan, dan (iii) lampu. Padahal dalam soal cukup jelas
(diberikan dua gambar rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel/penghubung, dan
lampu, yang satu rangkaian terbuka, yang lain rangkaian tertutup, lihat lampiran 4 pada
tugas. 1 : A4). Jadi yang dimaksud dengan syarat pada soal itu adalah (i) rangkaian harus
tertutup agar arus listrik dapat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, (ii) salah satu
kabel harus menyentuh ujung bawah lampu dan yang lain harus menyentuh logam di
sampingnya. Kesalahan siswa pada tahap 5 dan 6 yaitu menentukan pada gambar mana
arus yang masuk dan mana arus yang keluar (salah menggambarkan anak panah) dan
menentukan besar arus yang keluar titik percabangan dengan menggunakan persamaan
matematis hukum Kirchhoff I yaitu ; ∑ Imasuk = ∑ Ikeluar ,

∑ I = 0. Kesalahan siswa pada

tahap 8, yaitu mengidentifikasi konfigurasi rangkaian (bentuk rangkaian yang disusun lain
dari biasanya). Kesalahan pada tahap 9 yaitu pemahaman konsep tentang arus listrik dalam
rangkaian. Beberapa contoh kesalahan tersebut ditunjukkan oleh gambar 2 dan gambar 3.

Gambar 2 Jawaban siswa yang salah pada tahap 5 siklus 1.

Pada gambar 2 ditunjukkan, siswa salah menggambarkan anak panah untuk arus
masuk pada titik percabangan. Seharusnya I2 masuk titik percabangan bukan keluar titik
percabangan. Pada tahap 5 siklus 1 ini, siswa menjawab benar hanya 8 orang (47,05%).

14

Gambar 3. Jawaban siswa yang salah pada tahap 9 siklus 1

Pada tahap 9 siklus 1 ini, rata-rata siswa menjawab arus yang masuk pada
lampu 1 lebih besar dari arus yang keluar pada lampu 2 (lihat gambar 3). Dari 24 siswa
yang menjawab, hanya 10 siswa (41,67%) yang menjawab benar.
Berikut ini beberapa penyebab kesalahan siswa :
(i). Kurang memahami konsep arus dalam rangkaian (rangkaian listrik arus searah)
ketika konfigurasinya dibuat lebih kompleks.
(ii). Hanya menghafal bunyi dan persamaan matematis (rumus) hukum Kirchhoff I tetapi
tidak memahami konsepnya. Sehingga salah meletakkan arah (tanda) panah untuk
arus masuk dan keluar titik percabangan.
(iii).Terbiasa dan hanya mengenal bentuk rangkaian dalam berbagai buku referensi
yang digunakan, juga soal pemahaman konsep tentang rangkaian listrik.
(iv). Masih terdapat miskonsepsi tentang arus listrik dalam rangkaian. Pemahaman
mereka bahwa arus yang masuk lampu akan berkurang karena sebagian arus akan
diserap lampu sehingga arus yang keluar lampu lebih kecil dari arus yang masuk.
lampu Jadi lampu yang dekat kutub positif akan menyala lebih terang dari lampu
yang jauh dari kutub positif (seperti yang ditunjukkan pada gambar 3).
Untuk

mengatasi

berbagai

miskonsepsi

dan

kelemahan

siswa,

dilakukan

pembelajaran sesuai RPP (lampiran). Pada tahap 4, guru melakukan feedback secara
klasikal tentang beberapa syarat untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus
15

searah, dan meminta salah satu siswa untuk menuliskan di papan tulis. Pada tahap 5, dan 6
dilakukan diskusi tentang hukum Kirchhoff I dan memberi contoh dengan gambar arus
masuk dan keluar titik percabangan serta penerapan persamaan matematisnya. Pada tahap
8 dan 9 dilakukan diskusi dan wawancara pada beberapa siswa tentang konfigurasi
rangkaian pararel dan konsep arus listrik dalam rangkaian yang sudah mereka pelajari pada
tahap sebelumnya (tahap 5, 6, dan 7).
Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus feedback ke-2 untuk mengecek
pemahaman siswa. Siklus ke-2 dilaksanakan sekitar 6 menit. Dari hasil cek cepat,
prosentase siswa yang menjawab benar pada tahap 4 (95,45%), tahap 5 (94,12%), tahap 6
(94,12 %), tahap 8 (83,33%), dan tahap 9 (83,33%). Contoh jawaban siswa yang benar
ditunjukkan oleh gambar 4.

Gambar 4. Jawaban siswa yang benar siklus 2

Pada kelompok II, penggunaan model Fast Feedback sangat membantu guru dalam
mengatasi miskonsepsi siswa. Dengan model ini dapat diketahui

prosentase yang

menjawab benar hanya membutuhkan waktu beberapa menit (6 menit), dan cepat
menentukan tindakan pembelajaran selanjutnya sesuai RPP untuk memperbaiki konsep
siswa. Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa dengan dua kali pelaksanaan siklus feedback,
prosentase siswa menjawab benar meningkat dari 45,45%, 47,05%, 52,94%, 41,67%, dan
62,50% menjadi 95,45%, 94,12%, 94,12%, 83,33%, dan 83,33%.
16

Hasil

ini

menunjukkan

bahwa

penggunaan

model

Fast

Feedback

dalam

pembelajaran berhasil membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan dan
mengatasi kesulitan dalam memahami konsep. Juda membantu guru dalam merespons
kesulitan siswa dengan cepat, memacu keaktifan siswa dalam belajar dengan merespon
setiap tugas yang diberikan guru. Dengan model ini, hasil belajar siswa meningkat, artinya
terdapat perbaikan yang signifikan dari hasil pre-test dan post-test, seperti yang ditunjukkan
grafik berikut ini.
Grafik Pre-test dan Post-test

100
90
80
70

Nilai

60
Pre-test

50

Post-test
40
30
20
10
0
22131517101119 21 5 8 20 3 2 4 6 7 12182423 1 16 9 14
Absen Siswa
Gambar 5. Grafik pre-test dan post-test

Dari gambar ini tampak terjadi perbaikan yang signifikan dari hasil pre-test dan posttest, seperti yang ditunjukkan diagram batang. Dari 24 siswa yang mengikuti pembelajaran,
terdapat 87,50% siswa (21 orang) berhasil menjawab minimal 70% soal post-test dengan
benar. Hasil ini menunjukkan bahwa semua indikator keberhasilan terpenuhi.
KESIMPULAN
Model pembelajaran Fast Feedback dapat digunakan dalam pembelajaran fisika
sebagai alat umpan balik kepada siswa untuk merespon kesulitan yang dialami siswa
dengan cepat dan tepat. Karena kesalahan siswa dapat diperbaiki pada saat pembelajaran
berlangsung melalui interaksi yang dilakukan oleh guru. Feedback dapat langsung diberikan
sehingga

siswa

dapat

menyadari

kesalahannya
17

dengan

cepat

dan

langsung

memperbaikinya.Model Fast Feedback secara klasikal ini dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keberhasilan nilai siswa pada saat pre
test dan post test.
Model pembelajaran Fast Feedback dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika
untuk materi yang lain. Model pembelajaran Fast Feedback juga dapat diterapkan pada
mata pelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar.
Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kepala SMK Kristen 1 Tomohon, Ibu Maghreta
Wahani, S.Pd yang telah mengijinkan melakukan penelitian di sekolah tersebut. Juga terima
kasih kepada bapak R. Datang, S.Pd, ibu Dra. S. Purukan, dan ibu M Sampouw, S.Pi,
sebagai pengamat, Jonly Runtu dan Vicktor Liow sebagai kameramen dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2001. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan Cendekia.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan kelas, Penerbit. Yrama Widya
Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. McGraw Hill Companies. New
York.
Berg, Ed van den. 2002. Assessment in Science Version 3.0. Amsterdam :. p 30.
Berg, Ed van den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. UKSW. Salatiga :. P 1-11,17.
Berg, Ed van den dan Dick Hoekzema. 2006. Teaching, Learning, and Quick Feedback
Methods in Classical and Modern Physics. Amsterdam :. p 3-9. Fast Feedback.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan PT. Rineka Cipta.
Jakarta :. p 189-194.
Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimental
untuk sekolah Menengah. UKSW. Salatiga.
Suparno. P. 1997. Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Penerbit Kanisius. Jakarta
Paul

Suparno.

Metodologi

Pembelajaran

Fisika

(Konstruktivisme&Menyenangkan).

Universitas Sanata Dharma Yogjakarta : 2007. p. 6 – 10
Tim pelatih PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas, Proyek PGSM Depdikbud. Jakarta.
18

Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). 2011. Model-Moedel
Pembelajaran, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado
Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). 2011. Penelitian
Tindakan Kelas, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado
Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). 2011. Profesionalisme
Guru, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado

19

Lampiran 1.
Preliminary Test

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan
lampu ?
a.

b.

c.

d.

e.

2. Rumuskan beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menyalakan lampu dalam
rangkaian listrik arus searah!
3. Berikut ini diberikan beberapa simbol yang biasanya dipakai untuk menggambarkan
bagan rangkaian listrik seperti dalam tabel berikut ini.
Nama Alat / Bahan Listrik

Simbol

Baterai

(1 buah)
(2 buah)

Lampu

Kabel

(Lurus)
90˚)

( berbelok dengan sudut

Gambarkan setiap rangkaian berikut dengan menggunakan simbol di atas! Kemudian
lukiskanlah dengan anak panah bagaimana arus melewati rangkaian tersebut!
a.

b.

c.

4. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Arus manakah yang lebih besar ( I1 atau I2 )?
I2

V

L
I1

5. Perhatikan gambar berikut ini!
Lampu manakah yang menyala lebih terang (L1 atau L2) ?

L2
V

L1

6. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi dengan
nyala lampu yang lain ?

L1

L2
V

7. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi dengan
nyala lampu yang lain?

L2

L1
L2
V

8. Bagaimana dengan terang nyala lampu yang lain ? Untuk soal no.6 dan 7 ! (apakah
redup, sama terang, atau lebih terang).

9. Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini !
ε = 18 V, r = 0


a

c

b


10. Dari gambar berikut, tentukan besarnya nilai I.

12A

4A

I

6A

Lampiran 2.
PRE TEST
Nama

:

NIS

:

Hari, tanggal

:

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat
menyalakan lampu ?
a.

b.

c.

2. Apa yang anda ketahui tentang arus listrik.
3. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi
dengan nyala lampu yang lain?
L2

L2

V

4. Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini !
ε = 18 V, r = 0


a


c



5. Dari gambar berikut ini, tentukanlah besarnya nilai I.
4A

3A

2A

I

Lampiran 3.
POST TEST
Nama

:

NIS

:

Hari, tanggal

:

1. Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan
lampu ?

a.

b.

c.

2. Jelaskan mengapa lampu hanya akan menyala dalam rangkaian tertutup?
3. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Apa yang terjadi dengan terangnya lampu 1 dan 2 jika lampu 3 putus atau padam?

L2

L3

V
L1

4.

Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini !
ε = 20 V, r = 0


a

c

b


5. Dari gambar berikut ini, tentukanlah besarnya nilai I.

6A

5A

3A

I

Lampiran 4.
KARTU TUGAS
Tugas 1 : A1 (TAHAP 1)
Manakah dari rangkaian berikut ini yang dapat
menyalakan lampu? ( a atau b).
Jelaskan jawaban anda!

(a)

(b)
KARTU TUGAS

Tugas 2 : A1 (TAHAP 1)
Apakah rangkaian berikut ini dapat menyalakan
lampu?
Jelaskan jawaban anda!

KARTU TUGAS
Tugas 3 : A1 (TAHAP 1)
Apakah rangkaian berikut ini dapat menyalakan
lampu?
Jelaskan jawaban anda!

KARTU TUGAS
Tugas 1 : A2 (TAHAP 2)
Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel
penghubung, dan lampu. Di dalam kabel penghubung pada rangkaian
tersebut mengalir arus listrik. Apa sesungguhnya arus listrik itu? (Apa saja
yang bergerak jikalau ada?)

Gambar. Rangkaian listrik sederhana

KARTU TUGAS
Tugas 2 : A2 (TAHAP 2)
Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel
penghubung, dan lampu. Jika lampu dalam rangkaian tersebut
dilepas/padam, apakah ada arus listrik yang mengalir dalam rangkaian?
Jelaskan jawaban anda!

Gambar. Rangkaian listrik sederhana

KARTU TUGAS
Tugas 1 : A3 (TAHAP 3)
[Type a quote from the document or

Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel
the summary of an interesting point.
penghubung, dan lampu.
Diposition
dalam kabel
penghubung
pada rangkaian
You can
the text
box
tersebut mengalir arus
listrik. in
Apakah
ada energi
anywhere
the document.
Uselistrik
the dalam rangkaian
tersebut? Jelaskan jawaban
Text Box anda!
Tools tab to change the
formatting of the pull quote text
box.]

Gambar. Rangkaian listrik sederhanalistrik

KARTU TUGAS
Tugas 2 : A3 (TAHAP 3)

Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel
penghubung, dan lampu Apakah terjadi perubahan energi listrik dalam
rangkaian tersebut?[Type
. Jelaskan
jawaban
anda!
a quote
from the
document or
the summary of an interesting point.
You can position the text box
anywhere in the document. Use the
Text Box Tools tab to change the
formatting of the pull quote text
box.]
Gambar. Rangkaian listrik sederhanalistrik

KARTU TUGAS
Tugas 1 : A4 (TAHAP 4)
Gambar (a) adalah rangkaian listrik yang tidak dapat menyalakan
lampu
Gambar (b) adalah rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu.

( a)

(b)

Rumuskan dan tuliskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat
menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah!

KARTU TUGAS
Tugas 2 : A4 (TAHAP 4)
Gambar (a) adalah rangkaian listrik yang tidak dapat menyalakan
lampu
Gambar (b) adalah rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu.

( a)

(b)

Rumuskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat
menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah!

KARTU TUGAS
Tugas 1 : B1 (TAHAP 5)
Gambarkan bagan arus yang menunjukkan bahwa arus 1 dan arus 2
masuk ke titik A dan arus 3 keluar dari titik A,
kemudian tuliskan persamaan matematisnya!

•A

KARTU TUGAS
Tugas 2 : B1 (TAHAP 5)
Gambarkan bagan arus yang menunjukkan bahwa arus 1 dan arus 2
masuk ke titik B sedangkan arus 3 dan arus 4 keluar dari titik B,
kemudian tuliskan persamaan matematisnya!

•B

KARTU TUGAS
Tugas 1 : B2 (TAHAP 6)
Dari gambar berikut ini, tentukan besarnya nilai I.

4 A

3A

2A

I

KARTU TUGAS
Tugas 2 : B2 (TAHAP 6)
Dari gambar berikut ini, jika I1 = 5A, I2 = 4A, I3 = 2A, hitung
besar I4.

I1
I2

I3
I4

KARTU TUGAS
Tugas 1 : C1 (TAHAP 7)
Gambar (a) menunjukkan rangkaian listrik secara seri.
Apakah rangkaian pada gambar (b) juga tersusun secara seri ?
Jawab : Ya atau Tidak
a.

b.

KARTU TUGAS
Tugas 2 : C1 (TAHAP 7)
Apakah gambar rangkaian listrik berikut ini
tersusun secara seri ?
Jawab : Ya atau Tidak

KARTU TUGAS
Tugas 1 : C2 (TAHAP 8)
Gambar berikut (a) menunjukkan rangkaian disusun secara pararel.
Apakah rangkaian pada gambar (b) juga tersusun secara pararel ?
Jawab : Ya atau Tidak
a.

b.

KARTU TUGAS

Tugas 2 : C2 (TAHAP 8)
Apakah gambar rangkaian listrik berikut ini tersusun secara pararel ?
Jawab : Ya atau Tidak

KARTU TUGAS
Tugas 1 : C3 (TAHAP 9)
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Arus manakah yang lebih besar ( I1 atau I2 )?
I2

I1
KARTU TUGAS
Tugas 2 : C3 (TAHAP 9)
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Arus manakah yang lebih besar ( I1, I2, I3 atau I4 )?

KARTU TUGAS
Tugas 3 : C3 (TAHAP 9)
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Arus manakah yang lebih besar (I1, I2, I3, atau I4) ?

Lampiran 5.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah

:

SMK Kisten 1 Tomohon

Mata Pelajaran

:

Fisika Teknologi

Kelas/Semester

:

XII/1

Pertemuan ke-

:

1

Alokasi Waktu

:

2 Jam Pelajaran

I. STANDAR KOMPETENSI
Menerapkan konsep Listrik Arus Searah.
II. KOMPETENSI DASAR
Menguasai hukum kelistrikan arus searah.
III. INDIKATOR



Menunjukkan rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu.



Menjelaskan perubahan energi listrik dalam rangkaian.



Mendefinisikan pengertian arus listrik

Menjelaskan bahwa lampu hanya akan menyala dalam rangkaian tertutup.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


Peserta didik dapat menunjukkan rangkaian listrik arus searah secara sederhana



yang tidak dan dapat menyalakan lampu.



Peserta didik dapat menjelaskan perubahan energi listrik dalam rangkaian.



Peserta didik dapat mendefinisikan pengertian arus listrik.

Peserta didik dapat menjelaskan bahwa lampu hanya akan menyala dalam
rangkaian tertutup.

V. MATERI PEMBELAJARAN


Rangkaian Listrik Arus Searah (Arus dalam rangkaian listrik).

VI. MEDIA DAN SUMBER
1. Media

: Baterai 1,5 V, kabel listrik, lampu 1,5 V, kertas HVS, penggaris, Laptop,
kartu tugas, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD.

2. Sumber

: M. Suratman, S.Pd. 2000. Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung.
Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken. 1991. Buku Sumber
Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga.
Buku siswa hal. 28 – 48.

VII . METODE PEMBELAJARAN

:

MODEL PEMBELAJARAN

Ceramah dan Tanya jawab
:

Fast Feedback

VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah
Kegiatan

Kegiatan

Waktu

Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa.
Motivasi
Guru memperlihatkan beberapa alat listrik seperti baterai,
kabel, dan lampu kepada peserta didik. Siswa diberi
Kegiatan awal

kertas putih (HVS).

10’

Sekarang kalian gambarkan pada kertas HVS, bagaimana
alat-alat ini harus disusun agar lampunya menyala.
Guru berjalan sambil mengecek pekerjaan peserta didik,
Jika ada yang belum bisa menggambar, guru memberi
pengarahan kepada peserta didik.

Guru memberikan kartu berwarna biru muda (kode A1)
yang berisi tugas tentang menunjukkan rangkaian mana
yang dapat menyalakan lampu. Siswa diberi waktu ± 10
menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling
Kegiatan inti

melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang
jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling
guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya
dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia.
Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal
yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa
mengalami

miskonsepsi

pada

materi

awal,

guru

memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika
siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap
berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna hijau muda (kode A2)
yang berisi tugas tentang mendefinisikan pengertian arus
listrik. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan
satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu).
Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya
pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah
Kegiatan inti

siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa
selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan
jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru
memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja
dikerjakan.

Jika lebih dari 70%

siswa mengalami

miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal
atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa,
guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna merah muda (kode A3)
yang berisi tugas tentang menjelaskan perubahan energi
listrik dalam rangkaian. Siswa diberi waktu ± 10 menit
untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat
lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas
siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru
menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah
semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat
mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah
itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru
saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami
miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal
atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa,
guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

60’

Guru memberikan kartu berwarna kuning muda (kode
A4) yang berisi tugas tentang menjelaskan bahwa lampu
hanya akan menyala pada rangkaian tertutup.. Siswa
diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal.
Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada
soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru.
Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang
menjawab

salah.

Setelah

semua

siswa

selesai

mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di
kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan
penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika
lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi
awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara
dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya.

Kegiatan

Membimbing siswa membuat rangkuman

akhir

Penutup
80’

Total waktu

IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Teknik Penilaian

: Tugas individu

2. Instrumen

: Uraian

3. Contoh instrument

:

1. Aliran muatan listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah disebut…
a. arus listrik

b. tegangan listrik,

c. beda potensial

2. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat
menyalakan lampu ?

10’

a.

b.

c.

Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian

No. soal

Kunci Jawaban

Skore

1.

A

10

2.

b

10

Total Skore

20

Mengetahui,

Tomohon , 5 Oktober 2011

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

Magretha Wahani, S.Pd.
Nip. 1957060119840

Jafet Darungo

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah

:

SMK Kisten 1 Tomohon

Mata Pelajaran

:

Fisika Teknologi

Kelas/Semester

:

XII/1

Pertemuan ke-

:

2

Alokasi Waktu

:

2 Jam Pelajaran

I. STANDAR KOMPETENSI
Menerapkan konsep Listrik Arus Searah.
II. KOMPETENSI DASAR
Menguasai hukum kelistrikan arus searah.
III. INDIKATOR



Menggambarkan arus masuk dan keluar dari titik percabangan.
Menentukan besar arus yang keluar dari titik percabangan.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN




Peserta didik dapat menggambarkan arus masuk dan keluar dari titik
percabangan.
Peserta didik dapat menentukan besar arus yang keluar dari titik percabangan

V. MATERI PEMBELAJARAN


Hukum Kirchhoff I

VI. MEDIA DAN SUMBER
3. Media

: Kartu tugas, penggaris, Laptop, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD.

4. Sumber

: M. Suratman, S.Pd. 2000. Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung.
Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken. 1991. Buku Sumber
Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga.
Buku siswa hal. 28 – 48.

VII . METODE PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN

:

Ceramah dan Tanya jawab
:

Fast Feedback

VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah
Kegiatan

Kegiatan awal

Kegiatan

Waktu

Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa.
Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.

10’

Guru memberikan kartu berwarna putih (kode B1) yang
berisi tugas tentang menggambarakan arus masuk/keluar
titik percabangan. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk
menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar
kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat
bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung
jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa
selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan
jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru
memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja
dikerjakan.

Jika lebih dari 70%

siswa mengalami

miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal
atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa,
guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna biru (kode B2) yang
berisi tugas tentang menentukan besar arus yang keluar
Kegiatan inti

titik percabangan. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk
menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar
kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat
bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung
jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa
selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan
jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru
memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja
dikerjakan.

Jika lebih dari 70%

siswa mengalami

60’

miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal
atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa,
guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Kegiatan

Membimbing siswa membuat rangkuman

akhir

Penutup

10’
80’

Total waktu

IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR
4. Teknik Penilaian

: Tugas individu

5. Instrumen

: Uraian

6. Contoh instrument

:

1. Diketahui I1 = 2 I5 = I3 = 6A dan I4 = 3A, hitung besar I2
I2
I1

I3
I5

I4

2. Dari gambar berikut, tentukan besar arus I, dan kemana arahnya?
7A

6A
2A

5A

I

Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian
No. soal

Kunci Jawaban

Skore

1.

I2 = 6A

10

2.

I = 4A

20

Arahnya keluar titik percabangan

Total Skore

30

Mengetahui,

Tomohon , 7 Oktober 2011

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

Magretha Wahani, S.Pd.
Nip. 195706011984032003

Jafet Darungo

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah

:

SMK Kisten 1 Tomohon

Mata Pelajaran

:

Fisika Teknologi

Kelas/Semester

:

XII/1

Pertemuan ke-

:

3

Alokasi Waktu

:

2 Jam Pelajaran

I. STANDAR KOMPETENSI
Menerapkan konsep Listrik Arus Searah.
II. KOMPETENSI DASAR
Menguasai hukum kelistrikan arus searah.
III. INDIKATOR




Mengidentifikasi rangkaian seri.
Mengidentifikasi rangkaian pararel.
Menentukan besar arus listrik yang lewat hambatan (lampu).

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN




Peserta didik dapat mengidentifikasi rangkaian seri.
Peserta didik dapat mengidentifikasi rangkaian pararel.
Peserta didik dapat menentukan besar arus listrik yang lewat hambatan (lampu).

V. MATERI PEMBELAJARAN


Rangkaian seri dan pararel.

VI. MEDIA DAN SUMBER
5. Media

: Kartu tugas, Laptop, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD.

6. Sumber

: M. Suratman, S.Pd. 2000. Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung.
Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken. 1991. Buku Sumber
Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga.
Buku siswa hal. 28 – 48.

VII . METODE PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN

:

Ceramah dan Tanya jawab

:

Fast Feedback

VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Langkah
Kegiatan

Kegiatan awal

Kegiatan

Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa.

Waktu
10’

Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.

Guru memberikan kartu berwarna biru tua (kode C1) yang
berisi tugas tentang mengidentifikasi rangkaian seri.
Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu
soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika
Kegiatan inti

ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada
guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa
yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai
mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di
kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan
penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika
lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi
awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara
dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna hijau (kode C2) yang
berisi tugas tentang mengidetifikasi rangkaian pararel.
Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu
soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika
ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada
guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa
yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai
mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di
kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan

60’

penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika
Kegiatan inti

lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi
awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara
dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna oranye (kode C3) yang
berisi tugas tentang menentukan besar arus listrik yang
lewat hambatan (lampu). Siswa diberi waktu ± 10 menit
untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat
lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas
siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru
menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah
semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat
mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah
itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru
saja dikerjakan. Jik