DAMPAK ABU VULKANIK ERUPSI GUNUNG KELUD DAN PUPUK KANDANG TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN MAGNESIUM TANAMAN JAGUNG DI TANAH ALFISOL (The impact of Volcanic Ash of Kelud Eruption and Manure on Availability and Magnesium Uptake of Corn in Alfisols)
ABSTRACT
Impact of fresh volcanic ash on soil fertility is rarely studied mainly on nutrient availability, uptake and on plant growth. Fresh volcanic ash is primary mineral that takes time and agents such as organic materials to mineralized before it contribute to soil fertility. This study aimed to study the effect of the thickness of fresh volcanic ash of Kelud Mountain and dosage of manure on availability and uptake of Magnesium and chlorophyll content of corn in Alfisol. This is greenhouse experiment arranged in factorial completely randomized design with two treatment. The first factor is the thickness of volcanic ash: 0, 2. 4, and 6 cm, and the second factor is the dosage of
manure: 0, 2 and 4 tonha -1 , each treatment combination was repeated 3 times. Variables observed include exchangable-Mg , Mg uptake, and chlorophyll content of
corn. The results showed that there is no interaction effect of volcanic ash and manure on exchangable-Mg, Mg uptake and chlorophyll content of corn. This proved that they affect nutrient availability in different ways. Both volcanic ash of Kelud eruptionas as well as manure increase exchangable-Mg, especially at 6 cm thickness of volcanic ash treatment, Mg-uptake and chlorophyll content of corn leaf independently. There was a relationship between exchangable-Mg and chlorophyll content in the leaves.
Keywords : Alfisol, corn, magnesium, manure, volcanic ash
PENDAHULUAN
Kelud tahun 1990 deposito endapan Gunung Kelud merupakan salah 3 hingga volume ≥30 000 000 m , dengan
satu gunung berapi paling aktif di ketebalan 7 m pada jarak 2 km dari Indonesia. Letusan gunung Kelud
ventilasi, dan tebal 3 m pada jarak 10 terakhir 14 Februari 2014 berdampak
km dari ventilasi (Thouret, et al., 1998). sangat luas, sebaran abu vulkanik hingga
Gas-gas utama yang dilepaskan selama mencapai radius 200 – 300 km, hampir
aktivitas gunung berapi adalah air, seluruh wilayah kota Solo dan
karbon dioksida, sulfur dioksida, Yogyakarta tertutup abu vulkanik yang
hidrogen, hidrogen sulfida, karbon cukup pekat, bahkan ketebalan lebih
monoksida dan hidrogen klorida dari 2 centimeter, dan melumpuhkan 6
(Witham et al. 2005). Gas sulfur di bandara internasional dan mengevakuasikan
atmosfer akan teradsorpsi ke permukaan 100.000 orang. Jumlah korban 3 orang
abu vulkanik. Unsur belerang yang jauh lebih sedikit dibanding letusan
banyak terdapat dalam abu akan tahun 1919 yang menewaskan sedikitnya
pada pertumbuhan 5.160 orang. Dampak letusan gunung
berpengaruh
tanaman (Cook, 1981).
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 69
Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud dan Pupuk Kandang …Suntoro et al.
Abu vulkanik akibat erupsi gunung mengurangi infiltrasi tanah, berakibat berapi berdampak luas baik terhadap
pada meningkatnya run off, pemadatan kesehatan, tanaman pertanian, peternakan
dan erosi.
dan terhadap kondisi lahan. Pengaruh
vulkanik mengandung terhadap
Abu
beberapa unsur hara yang diperlukan ditunjukan dengan meningkatnya penyakit
kesehatan
masyarakat
oleh tanaman, sehingga dalam jangka mata,dan dengan terhirupnya 3 -7 %
mampu memperbaiki Kristal silica bebas dari abu vulkanik
panjang
kesuburan tanah. Abu erupsi gunung akan meningkatkan penderita penyakit
berapi mengandung belerang, dan asma dan bronchitis serta efek
mengandung unsur-unsur hara tanaman psikologis (Baxter, et al., 1981).
yang belum tersedia atau rendah Keracunan Fluor dan kematian ternak
ketersediaannya bagi tanaman dan tidak dapat terjadi jika ternak merumput di
berkonstriusi yang signifikan bagi rumput yang mengandung abu yang
pasokan hara tanaman (Cook, et al., mengandung fluoride walaupun setebal
1981). Hasil analisis abu vulkanik gunung
1 mm (Neild, et al., 1998).
menunjukkan bahwa Dampak abu vulkanik terhadap
St
Helens
komposisi dasar abu terdiri dari 65 % pertanian misalnya dapat dilihat pada
SiO 2 , 18 % Al 2 O 3 , 5 % Fe 2 O 3 , 2 % MgO , erupsi gunung St Helens sebelah timur
4 % CaO , 4 % Na 2 O , dan 0,1 % S (Taylor, Wangsinton pada tahun 1980. Sebaran
1980). Selain itu terdapat sekitar tiga puluh tujuh logam didapatkan dalam
hujan abu vulkanik jatuh di lahan pertanian dengn ketebalan yang
abu vulkanik termasuk Ba , Cu , Mn , Sr ,
V , Zn , dan Zr . Perbedaan komposisi beragam hingga 30 kilogram per meter
kimia abu sebagai fungsi dari jarak persegi. Dari kejadian ini diperkirakan
gunung berapi yang berkaitan dengan terjadi kerugian sekitar 100 juta $ atau
perubahan dari karakteristik fisik abu . setara dengan 7 % dari hasil tanaman
Komponen garam larut air setelah dalam keadaan normal. Dampak secara
pencucian dilakukan. langsung
konsentrasi garam larut cukup tinggi tanaman antara lain (1) karena terjadi (1500-2000 mg/g) dengan rasio molar timbunan di permukaan daun yang akan menunjukkan adanya NaCl, KCl, CaSO 4 , mengurangi fotosintesis hingga 90%, (2) dan MgSO 4 . Logam berat seperti Cu, Co, karena beban abu vulkanik pada daun. Mn, dan Zn ditemukan pada konsentrasi Tanaman Alfalfa memperlihatkan kondisi yang cukup (10-1000 mg /g). Tanpa
yang parah karena beban abu yang diduga terdapat ion ammonium dengan
berat (Cook, et al., 1981). Kelangsungan tingkat konsentrasi yang tinggi (45 ug/g)
hidup tanaman pertanian dan rumput dan nitrat (100 mg/g) serta karbon
pakan ternak seringkali sangat terbatas organik terlarut (130 ug/g) diamati pada
ketika ketebalan abu lebih dari 10-15 cm beberapa lindi abu . Hasil untuk fluorida
(4-6 in) ( Neild, 1998). Disamping itu abu dan boron menunjukkan rata-rata yang vulkanik berdampak terhadap kondisi
rendah masing masing 5 dan 0.5 μg/g. lahan pertanian yaitu abu vulkanik akan
Kebanyakan unsur unsur hara yang
70 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud dan Pupuk Kandang …Suntoro et al.
terkandung dalam abu belaum tersedia pupuk kandang pada kondisi kering bagi tanaman (Cook, 1981).
udara dicampur dengan 6 kg tanah Hasil analisis abu vulkanik Gunung
lapisan atas kering udara (ukuran < 2 Merapi memiliki kandungan P dalam
mm) dan kemudian dimasukan ke dalam abu volkan berkisar antara rendah
pot plastik ukuran tinggi 30 cm dan
diameter 30 cm. Percobaan disusun (1,77-7,10 me/100g) dan kandungan Mg
sampai tinggi (8-232 ppm P 2 O 5 ). KTK
menurut rancangan acak kelompok (0,13-2,40 me/100g), yang tergolong
lengkap secara faktorial dengan 2 rendah, namun kadar Ca cukup tinggi
faktor. Faktor 1 adalah: tanpa abu (2,13- 15,47 me/100g). Sulfur (2- 160
vulkanik, pemberian abu vulkanik ppm), kandungan logam berat Fe (13-57
dengan ketebalan 2 cm, pemberian abu ppm), Mn (1.5-6,8 ppm), Pb (0,1-0,5
vulkanik dengan ketebalan 4 cm, dan ppm) dan Cd cukup rendah (0,01-0,03
pemberian abu vulkanik dengan ppm) (Sudaryo dan Sucipto 2009). Abu
ketebalan 6 cm, dan faktor 2: tanpa vulkanik Gunung Merapi yang diambil
pemberian pupuk kandang, pemberian pada Juli 2008 mengandung Al, Mg, Si -1 2,5 ton pupuk kandang ha , dan
dan Fe yang dianalisis dengan metode -1 pemberian 5 ton pupuk kandang ha . Analisis
Aktivasi Neutron (AAN) Dua belas kombinasi perlakuan tersebut berturut-turut berkisar antara 1,8-15,9
rancangan acak % Al, 0,1-2,4% Mg, 2,6-28,7% Si dan 1,4-
disusun
dalam
kelompok lengkap dengan tiga ulangan 9,3% Fe (Sudaryo dan Sutjipto, 2009).
untuk setiap perlakuan. Panen Penelitian ini dilakukan di tanah
dilakukan pada saat pertumbuhan Alfisol Jumantono. Tanah ini telah
vegetatif tanaman jagung mencapai mengalami pelapukan intensif dan
pertumbuhan maksimum (60 hari perkembangan lanjut, sehingga terjadi
setelah tanam). Pengamatan yang pencucian basa - basa, bahan organik,
dilakukan meliputi, berat biomasa silika dengan meninggalkan sesquioksida o kering (kering oven 60 C selama 48 jam)
sebagai sisa berwarna merah mempunyai untuk tajuk dan akar. Kandungan Mg pH 4,5 -6,5 dan kahat unsur basa K, Ca,
dalam biomasa tanaman jagung dan Mg (Suntoro, 2001).
ditetapkan dengan destruksi basah menggunakan HNO 3 65% dan HClO 4
BAHAN DAN METODE
70%, dan analisis tanah setelah Penelitian merupakan percobaan
percobaan meliputi Mg dapat ditukar rumah kaca dengan menggunakan tanah
(ekstrak NH 4 -OAc pH 7,0), dengan Atomic alfisol dari lahan percobaan Fakultas
Absoption Spectro-photometer (AAS) Pertanian
(Kim, 1996; Puslitanak, 1998). Data hasil Sebelas Maret Surakarta Jawa Tengah
Jumantono
Universitas
pengamatan dianalisis dengan analisis yang dilakukan bulan Juni - Agustus
sidik ragam pada taraf 95%. Bila ada 2014. Bahan abu vulkanik gunung kelud
pengaruh yang nyata dilakukan dari abu vulkanik yang jatuh di daerah
pengujian DMRT ( Duncan’s Multiple Solo yang berjarak 200 Km sebelah
Range Test) taraf 95%. barat laut dari pusat Vulkanik, dan
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 71
Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud dan Pupuk Kandang …Suntoro et al.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Disamping itu, penambahan pupuk
Magnesium Tertukar
kandang berpengaruh nyata terhadap Hasil analisis Mg tertukar dalam
kadungan Mg tertukar tanah, namun tanah menunjukan bahwa penambahan
tidak terdapat interaksi antara pengaruh abu vulkanik berpengaruh nyata
penambahan abu vulkanik dengan terhadap Mg tertukar dalam tanah. Hal
pengaruh penambahan pupuk kandang. ini menunjukan bahwa debu abu
Hal ini berarti kedua factor walaupun vulkanik gunung kelud mengandung
masing masing memberikan pengaruh unsur hara Mg yang mudah larut atau
pada Mg-tertukar tanah, namun mudah tersedia dalam tanah. Hal ini
mekanisme penambahan masing masing selaras dengan penelitian (Cook, et al.,
berbeda dalam meningkatkan Mg- 1981) yang menunjukan bahwa abu
tertukar tanah. Penambahan pupuk vulkanik gunung St Helen mempunyai
kandang akan memberikan pengaruh kandungan Mg terlindi atau larut air
pada pasokan hara Mg secara langsung yang cukup tinggi, sehingga langsung
hasil dari proses mineralisasi baik akan memberikan dan memasok Mg
sapi maupun dalam tanah. Dijelaskan lebih lanjut
didalam
rumen
mineralisasi selama pupuk kandang bahwa komposisi dasar abu vulkanik
tersebut diberikan.
mengandung 2 % MgO (Taylor, 1980). Hal ini didukung oleh data analisis abu
Kadar Klorofil
vulkanik gunung Merapi erupsi tahun Dari pengamatan kadar klorofil 2008 yang menunjukan bahwa abu
tanaman menunjukan bahwa penambahan vulkanik gung Merapi mengandung 0,1-
pupuk kandang akan meningkatkan 2,4% Mg (Sudaryo dan Sutjipto 2009).
kadar klofil daun. Hal ini selaras dengan Pengaruh penambahan abu vulkanik
peran pupuk kandang yang dapat baru terlihat nyata pada ketebalan abu
sebagai sumber N dan P dalam tanah. vulkanik gunung kelud setebal 6 cm
Dalam tanaman N sangat penting dalam (Gambar 1 ).
pembentukan klorofil daun. Fosfor
l(+)/g
0.55 0.53 b
l(+)/g
.4968 a .4950 a
kar 0.45 kar
g te .4000
M 0.35 M
Dosis Pupuk Kandang (Ton/ha) Tebal Abu (cm)
Gambar 1. Pengaruh Abu Vulkanik dan Pupuk Kandang terhadap Mg-dapat ditukar Tanah Alfisol Jumantono
72 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud dan Pupuk Kandang …Suntoro et al.
28.76ab 30.18ab
ad ad 26 K 24.87a
Dosis Pupuk Kandang (Ton/ha) Ketebalan Abu (cm)
Gambar 2. Pengaruh Pupuk Kandang dan Ketebalan Abu terhadap Kadar Klorofil Jagung
sebagai unit struktural dari butir hijau daun tanaman. Dalam penyusun klorofil, daun (klorofil), sebagai penyusun
Mg sebagai inti molekul, dan dalam propirin yang sangat penting dalam
kloroplast bersama dengan K, hara Mg metabolisme klorofil. Disamping itu hara
berperan dalam menjaga pH agar tetap fosfor dari pupuk kandang sebagai
tinggi (6,5-7,5) (Blair, 1993). Magnesium pemasok hara fosfor dalam tanaman
sebagai pusat molekul klorofil, yang mempunyai peran yang sangat penting
merupakan kelat-Mg dalam kloroplas, dalam penyusunan klorofil tanaman.
Mg juga membentuk kelat dengan Hara fosfor sebagai penyusun fosfolipida
ADP,ATP, serta asam-asam organik. dalam grana yang penting dalam
tidak terdapat interaksi kloroplast (Blair, 1993).
Namun
pengaruh dari abu vulkanik dan puk Penambahan
kandang artinya tidak menunjukan berpengaruh nyata terhadap kadar
abu
vulkanik
saling mempengaruhi pengaruh atau klorofil tanaman. Penambahan abu
pengaruhnya sendiri sendiri. vulkanik akan meningkatkan kadar
Gambar 3 menunjukan hubungan klorofil dalam daun tanaman. Hal ini
Mg tersedia tanah dengan kadar klorofil selaras dengan peningkatan ketersedian
dalam daun tanaman menunjukan Mg dalam tanah. Komposisi dasar abu
hubungan yang linear. Kadar klorofil vulkanik mengandung 2 % MgO (Taylor,
dalam tanaman sangat penting dalam 1980). Hal ini didukung oleh data
proses fotosintesis tanaman sehingga analisis abu vulkanik gunung Merapi
sangat menentukan jumlah fotosintat erupsi tahun 2008 yang menunjukan
yang dihasilkan. Hasil fotosintat ini bahwa abu vulkanik gunung Merapi
menentukan pertumbuhan tanaman mengandung 0,1-2,4% Mg (Sudaryo dan
yang ditunjukan oleh laju pertumbuhan Sutjipto 2009). Unsur hara Mg
tanaman yang hasilnya dapat kita lihat mempunyai peran yang sangat besar
hasil biomasa tanaman. dengan pembentukan klorofil dalam
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 73
Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud dan Pupuk Kandang …Suntoro et al.
l fi ro 35.0 o
y = 47.87x + 4.540
Mg tersedia tanah (cmol(+)/g)
Gambar 3. Hubungan ketersediaan Mg-dapat ditukar tanah Alfisol dan kadar
klorofil jagung
g (g/t
(g/
7 6.17 a 6 g 5.65 a
Dosis Pupuk Kandang (Ton/Ha) Tebal Abu (cm)
Gambar 4. Pengaruh Abu Vulkanik dan Pupuk Kandang terhadap Serapan Mg
Serapan Mg Tanaman
tanaman, demikian juga pada penambahan Penambahan pupuk kandang dan
abu vulkanik pada ketebalan 6 cm penambahan abu vulkanik berpengaruh
nyata meningkatkan terhadap serapan Mg dalam tanaman,
berpengaruh
penyerapan Mg oleh tanaman. hal ini diperkuat dengan kenyataan diatas bahwa penambahan abu vulkanik
KESIMPULAN
akan menambah Mg –tertukar dalam Penambahan abu vulkanik dan tanah dan meningkatkan klorofil dalam
pupuk kandang meningkatkan ketersediaan daun tanaman. Dari hasil analisis
magnesium, serapan magnesium oleh serapan hara Mg menunjukan bahwa
jagung dan kadar klorofil daun jagung. penambahan pupuk kandang berpengaruh
Pengaruh interaksi keduanya terhadap nyata terhadap serapan Mg dalam
variabel yang diamati tidak nyata. Hal ini
74 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud dan Pupuk Kandang …Suntoro et al.
menunjukkan bahwa abu vulkanik dan Christenson and P. Brown. 1998. pupuk kandang memberikan pengaruh
"Agriculture recovery from a volcanic yang berbeda dalam meningkatkan
eruption: MAF Technical paper 99/2". MAF Technical paper 99/2.
ketersediaan dan serapan magnesium serta kadar klorofil. Ada hubungan
Neild, J., P. O'Flaherty, P. Hedley, R. antara ketersediaan magnesium dan
Underwood, D.M. Johnston, B. Christenson and P. Brown, . 1998.
kadar klorofil daun jagung. "Agriculture recovery from a volcanic
eruption: MAF Technical paper
DAFTAR PUSTAKA
99/2". MAF Technical paper 99/2. Setiawan, B. 2012. Kemelut Gunung
Sudaryo dan Sucipto 2009. Sudaryo dan Kelud. Kompas daring edisi Senin,
Sutjipto. 2009. Identifikasi dan
30 Januari 2012 Diakses 1 Juli 2012 penentuan logam berat pada tanah
vulkanik di daerah Baxter, P.J, R. Ing. , H. Falk, J. French,
Cangkringan. Kabupaten Sleman
G.F. Stein, R.S. Bernstein, J.A. dengan metode Analisis Aktivasi
Merchant and J. Allard. 1981. Neutron Cepat. Seminar Nasional
Mount St Helens eruptions, May
V SDM Teknologi. Yogyakarta.
18 to June 12, 1980. An overview Suntoro. 2002. Pengaruh Penambahan
of the acute health impact. JAMA. Bahan Organik, Dolomit dan KCl
1981 Dec 4;246(22):2585-9. Terhadap Kadar Klorofil dan
Blair, G.J. 1993 Plant Nutrition, Dampaknya pada Hasil Kacang University of New England.
Tanah (Arachis hypogeae. L). Blevins, D.G.1985. Role of potassium in
BioSMART. Vol.4 No.2:36-46. protein metabolism in plants. In
Nasional No. Potassium in Agriculture. ( Eds
(Terakreditasi
02/DIKTI/ Kep/2002). Munson, R.D. et al.) pp. 413-424.
Taylor, H.E. and F.E. Lichte. 1980. Madison, Wisconsin, USA. "Chemical composition of Mount St.
Cook, R.J., J.C. Barron, R.I. Papendick, and Helens volcanic ash". Geophysical G.J. Williams. 1981. "Impact of
Research Letters 7: 949 –952. Agriculture of the Mount St. Helens
Bibcode:1980GeoRL...7..949T. Eruptions". Science 211: 16 –22.
doi:10.1029/GL007i011p00949. Bibcode:1981Sci...211...16C.
Taylor, H.E and F.E. Lichte, F.E. 1980. doi:10.1126/science.211.4477.16. "Chemical composition of Mount St.
Cronin, S.J., M.J. Hedley, V.E. Neall and Helens volcanic ash". Geophysical R.G. Smith. 1998. "Agronomic
Research Letters 7: 949 –952. impact of tephra fallout from the
Bibcode:1980GeoRL...7..949T. 1995 and 1996 Ruapehu Volcano
doi:10.1029/GL007i011p00949. eruptions,
Witham, C.S.; C. Oppenheimer and C.J. Environmental Geology 34: 21 –30.
New
Zealand".
Horwell. 2005). "Volcanic ash- doi:10.1007/s002540050253.
a review and Nazrul Alam Aziz (2007). Merekayasa
leachates:
recommendations for sampling Gunung Kelud. Kompas 15 Okt 2007.
methods". Journal of Volcanology and Geothermal Research 141: 299 –
Neild, J., P. O'Flaherty, P. Hedley, 326. Bibcode:2011BVol...73..223W.
R.Underwood, D.M. Johnston, B. doi:10.1007/s00445-010-0396-1.
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 75
Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud dan Pupuk Kandang …Suntoro et al.
UCAPAN TERIMA KASIH
Makalah merupakan bagian dari skripsi mahasiswa dan luaran dari penelitian skim Hibah Unggulan Fakultas Pertanian UNS (UF-UNS) tahun anggaran 2014 dengan judul : Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud Terhadap Ketersediaan dan Serapan K, Mg Dan S Jagung di Tanah Alfisol dalam Sistem Pertanian Organik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala LPPM dan Rektor UNS atas dana dan kepercayaan yang diberikan.
76 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
PENGARUH PUPUK ORGANIK BERBASIS AZOLLA, FOSFAT ALAM DAN ABU SEKAM TERHADAP HASIL PADI DAN SIFAT KIMIA TANAH ALFISOL (Effect of Organic Fertilizer-Based Azolla, Rock Phosphate and Hull Ash on Rice Yield and Chemical Properties of Alfisols)
Sudadi 2) , Sumarno , Wiki Handi
(1) Program Studi Ilmu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Alumni Program Studi Agroteknologi, Fak. Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
*Contact Author : sudadi_uns@yahoo.com
ABSTRACT
The application of chemical fertilizer for long time may adverse soil environment. Organic agriculture, for example combination use of azolla based-organic fertilizer, phosphate rock and rice hull ash, was one of ways that able to recover it. Research was conducted in Sukosari, Jumantono, Karanganyar while soi chemical properties analysis was analysed in Soil Chemistry and Fertility Laboratory, Fac. of Agriculture, Sebelas Maret University April to November 2013. Research design used was RAKL with 5 treatments, each repeated 5 times. The treatments applied were P0 (control), P1 ( azola
inoculum dosage 250 g/m 2 + phosphate rock + rice hull ash equal to 150 kg/ha KCl), P2 (azola inoculum dosage 500 g/m 2 + phosphate rock equal to 150kg/ha, SP-36 + rice hull
ash equal to 100 kg/ha KCl), P3 (manure dosage of 5 ton/ha),P4 (Urea 250 kg/ha + SP-36 150 kg/ha + KCl 100 kg/ha). Data analysed statistically by F test (Fisher test) with level of confident 95% followed by DMRT (Duncan Multiple Range Test) if any significant differences. The result showed that the treatment combination of azolla, phosphate rock and rice hull ash increase soil organic matter content, cation exchange capacity, available-P and exchangeable-K as well as rice yield ( (at harvest-dry grain weight and milled-dry grain weight).
Keywords : Alfisols, azolla-based, organicfertilizer, phosphate rock, rice
PENDAHULUAN
meningkat dari tahun ke tahun telah Padi (Oryza sativa) merupakan
mencemaskan pakar lingkungan hidup bahan makanan pokok bagi rakyat
berdampak pada Indonesia. Konsumsi masyarakat Indonesia
karena
dapat
tercemarnya lingkungan oleh akumulasi akan beras dari tahun ke tahun semakin
bahan kimia yang terkandung di meningkat sejalan dengan semakin
dalamnya. Salah satu cara yang dapat bertambahnya jumlah penduduk. Oleh
dilakukan yaitu melalui penerapan karena itu, perluasan areal pertanian
sistem pertanian organik. dan pemanfaatan teknologi pertanian
Sistem pertanian organik yang saat sangat diperlukan untuk meningkatkan
ini diterapkan adalah penerapan sistem jumlah produksi padi di Indonesia.
pertanian yang berbasis pada penggunaan Pemberian pupuk merupakan
pupuk kandang sebagai masukan unsur salah satu usaha penting dalam
hara dalam tanah. Disisi lain kebutuhan meningkatkan
akan pupuk kandang yang semakin Penggunaan pupuk kimia yang selalu
produksi
pertanian.
meningkat tidak diimbangi dengan
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 77
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam … Sudadi et al. ketersediaannya yang cukup, sehingga
November 2013. Bahan yang digunakan menimbulkan kelangkaan pada musim
untuk penelitian ini antara lain inokulum tanam dan harga semakin tinggi. Untuk
azolla, pupuk fosfat alam, abu sekam, mengatasi
pupuk kandang sapi, SP-36, KCl, urea, diperlukan suatu upaya dengan cara
benih padi varietas IR 64, kemikalia mengkombinasikan berbagai macam
untuk analisis laboratorium. Alat yang masukan di lahan pertanian yang
digunakan untuk penelitian ini antara berbasis lingkungan.
lain timbangan, penggaris, cangkul, Di Indonesia potensi azolla sebagai
oven, kamera, kantong plastik dan sumber pupuk nitrogen, fosfat alam
kertas, alat pemanen padi, seperangkat sebagai pengganti SP-36 dan abu sekam
alat untuk analisis laboratorium. sebagai pengganti KCl belum banyak
Penelitian ini dilakukan dengan dimanfaatkan pada tanaman padi.
Rancangan Acak Semua itu dikarenakan masih banyaknya
menggunakan
Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 5 masyarakat yang bergantung terhadap
perlakuan masing-masing diulang 5 kali. penggunaan pupuk kimia. Rakitan
Adapun perlakuannyasebagai berikut: teknologi pada kombinasi azolla, fosfat
P0 (kontrol), P1 (dosis inokulum azolla alam dan abu sekam dimaksudkan untuk 2 250 g/m + fosfat alam setara 150 kg/ha
menggantikan penggunaan pupuk kimia SP-36 + abu sekam setara 100 kg/ha dan 2 pupuk kandang yang KCl), P2 (dosis inokulum azolla 500 g/m
ketersediaannya terbatas.
+ fosfat alam setara 150 kg/ha SP-36 + teknologi
Rakitan
abu sekam setara 100 kg/ha KCl), P3 meningkatkan hasil padi serta perluasan
ini diharapkan
dapat
(dosis pupuk kandang 5 ton/ha), P4 pertanian
(Urea 250 kg/ha + SP-36 150 kg/ha + KCl lingkungan.
100 kg/ha).
BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hasil analisis tanah awal pada Sukosari,
Alfisol lahan sawah di Desa Sukosari, Kabupaten
Kecamatan
Jumantono,
Jumantono, Karanganyar disajikan pada Laboratorium Kimia dan Kesuburan
Tanah, Program Studi Ilmu Tanah, Hasil analisi yang ditunjukkan pada Fakultas Pertanian UNS dari bulan April -
Tabel 1 menjelaskan bahwa tanah di Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Awal No Sifat Kimia Tanah
Pengharkatan 1. pH
Hasil
Satuan
Agak Masam * 2. Kadar Bahan Organik
Rendah * 3. N-total
Rendah * 4. P-tersedia
Sangat Rendah * 5. K-tertukar
ppm
Sangat Rendah * 6. KTK
me%
Rendah * Keterangan : * Pengharkatan menurut Balai Penelitian Tanah Bogor 2006
me%
78 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam … Sudadi et al. 5.60
Gambar 1. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap pH pada Alfisol Jumantono.
Or 0.00 P0
Gambar 2. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap Bahan Organik pada Alfisols Jumantono
daerah penelitian ini mempunyai pH pemberian dosis yang tidak terlalu agak masam, dengan kandungan bahan
banyak dibandingkan perlakuan lainnya, organik sebesar 3,03 % yang termasuk
sehingga cenderung menghasilkan nilai dalam kategori rendah. Kandungan
pH lebih kecil. Pemberian bahan organik unsur hara N-total sebesar 0,20%
yang terlalu banyak akan menjadikan termasuk dalam kategori rendah.
tanah lebih masam (Raharjo 2000). Kandungan P-tersedia sebesar 8,86 ppm
Selain itu, menurut Alqamari (2011) dan K-tertukar sebesar 0,33 me% juga
pengaruh penambahan bahan organik masih dalam kategori sangat rendah.
terhadap pH tanah dapat meningkatkan Hasil analisis tanah untuk nilai KTK 5,7
atau menurunkan nilai pH tergantung me% yang termasuk dalam kategori
pada tingkat kematangan bahan organik rendah. Sanchez (1992) menyatakan
yang ditambahkan dan jenis tanahnya. bahwa bahwa kadar bahan organik yang terkandung di tanah Alfisol sangat
Kadar Bahan Organik tanah
rendah karena tanah Alfisol terdapat Berdasarkan uji F dengan taraf didaerah yang bergelombang sehingga
95% diperoleh hasil bahwa semua bahan organik akan mudah tercuci.
perlakuan
yang
diberikan tidak
pH tanah
memberikan pengaruh yang nyata Berdasarkan uji F taraf 95%
(p>0,05) terhadap kadar bahan organik diketahui bahwa perlakuan tidak
tanah. Nilai hasil analisis kadar bahan berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap
organik tanah paling tinggi ditunjukkan pH tanah. Berdasarkan gambar 1
pada perlakuan P3 (pemberian pupuk menunjukkan bahwa nilai pH yang
kandang dengan dosis 5 ton/ha). paling tinggi terdapat pada perlakuan P1
Selanjutnya pada perlakuan P1 (dosis (dosis inokulum azolla 250 g/m 2 , fosfat
inokulum azolla 250 g/m2, fosfat alam alam setara 150 kg/ha SP-36 dan abu
setara 150 kg/ha SP-36 dan abu sekam sekam setara 100 kg/ha KCl) sebesar
kg/ha KCl) dapat 5,50. Hal tersebut dipengaruhi oleh
setara
menggantikan peran pupuk kandang
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 79
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam … Sudadi et al. ) 8 7,48
Gambar 3. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap Kapasitas Tukar Kation pada Alfisols Jumantono
karena menghasilkan nilai yang hampir dalam menjerap kation. Besarnya setara dengan perlakuan P3 (Dosis
kontribusi bahan organik tersebut pupuk kandang 5 ton/ha).
terhadap peningkatan KTK tanah Pada perlakuan P3 dengan dosis
disebabkan oleh tingginya senyawa pemberian pupuk kandang sebesar 5
karboksil (-COOH) dan hidroksi (-OH) ton/ha memberikan hasil tertinggi
terhidrolisis akan dikarenakan pemberian pupuk kandang
yang
apabila
menghasilkan atau menambah muatan sebagai tambahan bahan organik akan
negatif tanah. Muatan koloid humus meningkatkanC-organik tanah, karena
bersifat berubah-ubah tergantung dari bahan
nilai pH larutan tanah. Dalam suasana karbohidrat, protein, lignin, dan selulosa
organik
mengandung
(pH rendah), yang didominasi oleh C, H dan O
sangat
masam
hidrogenakan terikat kuat pada gugus (Hanafiah 2005).
aktifnya yang menyebabkan gugus aktif
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
berubah menjadi bermuatan positif (-
2 dan -OH 2 ), sehingga koloid diketahui bahwa perlakuan tidak
Berdasarkan uji F taraf 95% + COOH
koloid yang bermuatan negatif menjadi berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap
rendah, akibatnya KTK turun. Sebaliknya kapasitas tukar kation. Berdasarkan hasil
dalam suasana alkali (pH tinggi) larutan yang diperoleh ditunjukkan bahwa
tanah banyak mengandung OH-, semua perlakuan memiliki nilai yang + akibatnya terjadi pelepasan H dari
lebih tinggi daripada hasil analisis tanah gugus organik dan terjadi peningkatan awal sebesar 5,7 me%. Untuk hasil
muatan negatif (-COO-, dan –O-), tertinggi dihasilkan pada perlakuan P1
sehingga KPK meningkat. Hal tersebut (dosis inokulum azolla 250 g/m 2 , fosfat
terlihat pada perlakuan P1 dengan hasil alam setara 150 kg/ha SP-36 dan abu
tertinggi (5,50) sekam setara 100 kg/ha KCl) yaitu
analisis
pH
mempengaruhi nilai KTK tanah pada sebesar 7,48 me%. Penambahan bahan
perlakuan P1 (7,48 me%). organik akan dapat meningkatkan KTK tanah (Wahyudi 2009).
N Total Tanah
Menurut Minardi et al. (2009), Berdasarkan uji F taraf 95% peran pupuk organik sangat erat
diketahui bahwa perlakuan tidak hubungannya dengan peningkatan nilai
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap KTK, karena mempunyai kemampuan
kadar N-total tanah. Berdasarkan gambar diatas perlakuan P4 (dosis urea
80 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam … Sudadi et al. 0.30
Gambar 4. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap N total pada Alfisols Jumantono
rsed p
te (p 0.85 0,84
Gambar 5. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap P tersedia pada Alfisols Jumantono
250 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl 100 250 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl 100 kg/ha) menghasilakan nilai kadar N
kg/ha). Dari gambar diatas mununjukkan total yang paling tinggi dibandingkan
perlakuan yang menunjukkan P tersedia dengan perlakuan P1, P2 dan P3. Hal ini
tertinggi pada perlakuan P4 (dosis urea karena pupuk anorganik memiliki
250 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl 100 memiliki kadar N yang jauh lebih tinggi
kg/ha) sebesar 0,91 ppm. Hal ini dibandingkan pupuk organik sehingga
pemberian pupuk jumlah N yang ditambahkan ke dalam
dikarenakan
anorganik mampu memberikan unsur P tanah lebih tinggi. Disamping itu,
ke dalam tanah dalam jumlah yang menurut
besar dan cepat tersedia. Menurut anorganik mampu menyediakan hara N
meningkatnya dalam jumlah yang lebih tinggi
Sutopo
ketersediaan P tanah juga terkait dibandingkan pupuk organik.
dengan penggunaan pupuk anorganik yaitu SP-36. Pemberian P ke dalam
P Tersedia Tanah
tanah melalui pemupukan akan Berdasarkan uji F taraf 95%
P bebas yang diketahui bahwa perlakuan tidak
meningkatkan
menyebabkan konsentrasi P dalam berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap P-
larutan tanah menjadi semakin besar, tersedia tanah. Nilai hasil analisis P-
akibatnya kertersediaan P dalam tanah tersedia tanah mununjukkan perlakuan
akan meningkat.
bahwa P1 (dosis inokulum azolla 250
g/m2, fosfat alam setara 150 kg/ha SP-
K Tertukar Tanah
36 dan abu sekam setara 100 kg/ha KCl) Berdasarkan uji F taraf 95% dapat menggantikan peran pupuk kimia
diketahui bahwa perlakuan tidak karena menghasilkan nilai yang hampir
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap K- setara dengan perlakuan P4 (dosis urea
tertukar tanah. Hal ini disebabkan
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 81
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam … Sudadi et al.
Gambar 6. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap K tertukar pada Alfisols Jumantono
a) 6000 4940,27a
Gab g Pan /h rat
n g (k 4000
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata pada uji DMRT taraf 95 %
Gambar 7. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap berat gabah kering panen pada Alfisols Jumantono
karena perlakuan yang diberikan belum dengan perlakuan azolla, fosfat alam mampu
dan abu sekam (P1 dan P2) serta khususnya jumlahK tertukarnya yang
mengubah
sifat Alfisol,
perlakuan pupuk kandang (P3) yaitu rendah. Hal ini diduga karena jumlah
668,27 kg/ha. Menurut Brady dan pupuk sumber K yang diberikan masih
Buckman (1982), pada tanaman padi- terlalu
padian nitrogen memperbesar ukuran menukjukkan K-tertukar tertinggi pada
butiran dan meningkatkan persentase P2 (dosis inokulum azolla 500 g/m 2 ,
protein dalam biji. Menurut Soplanit dan fosfat alam setara 150 kg/ha SP-36, abu
Nukuhaly (2012), bahwa penyediaan N sekam setara 100 kg/ha KCl) sebesar
yang cukup pada fase generatif sangat 0,46 me%, hal ini diduga karena semakin
penting juga dalam memperlambat tinggi
proses penuaan daun mempertahankan kandungan K dalam tanah akan semakin
fotosintesis selama fase pengisian gabah tinggi. Menurut pendapat Suriapermana
dan peningkatan protein dalam gabah. dan Syamsiah (1995) bahwa azolla
Kecukupan protein saat fase generatif mempunyai kandungan K cukup tinggi.
sangat penting untuk mencapai hasil
Berat Gabah Kering Panen
padi (berat gabah) yang tinggi karena Berdasarkan uji F taraf 95%
merupakan komponen diketahui bahwa perlakuan memberikan
protein
penyusun sel dari tiap bagian pengaruh sangat nyata (p<0,01)
(komponen) tanaman. Pupuk anorganik terhadap berat gabah kering panen.
mampu menyediakan nitrogen yang Berdasarkan hasil analisis yang terdapat
mudah diserap oleh tanaman berbeda pada gambar menunjukkan bahwa
organik yang perlakuan P4 (dosis Urea 250 kg/ha, SP-
dengan
pupuk
menyediakan nitrogen untuk tanaman
36 150 kg/ha, KCl 100 kg/ha) lebih lama karena sifatnya yang slow mempunyai nilai berat gabah kering
release.
panen yang paling tinggi dibandingkan
Berat Gabah Kering Giling
82 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam … Sudadi et al.
g ah 6000
Gab g G g /h n 4000
e rat ri (k 2000
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata pada uji DMRT taraf 95 %
Gambar 8. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap berat gabah kering giling pada Alfisols Jumantono
Berdasarkan uji F taraf 95%
KESIMPULAN
diketahui bahwa perlakuan memberikan
1. Kombinasi perlakuan inokulum azolla, pengaruh sangat nyata (p<0,01)
fosfat alam dan abu sekam mampu terhadap berat gabah kering giling.
meningkatkan kadar bahan organik, Berdasarkan gambar dapat terlihat
kapasitas tukar kation, P-tersedia dan bahwa pada perlakuan P1 (dosis
K-tertukar.
inokulum azolla 250 g/m 2 , fosfat alam
2. Penggunaan azolla, fosfat alam dan setara 150 kg/ha SP-36 dan abu sekam
padi mampu setara 100 kg/ha KCl) mempunyai berat
abu
sekam
meningkatkan hasil padi pada Alfisol. gabah kering giling yang tertinggi yaitu
3. Kombinasi perlakuan inokulum azolla 5014,78 kg/ha. Hal ini diduga karena 2 250 g/m , fosfat alam setara 150
pertumbuhan azolla pada perlakuan ini kg/ha SP-36 dan abu sekam setara tinggi sehingga mampu memenuhi
100 kg/ha KCl menghasilkan gabah kebutuhan tanaman akan unsur hara
kering giling 5014,78 kg/ha. Hasil ini nitrogen, sedangkan pupuk SP-36 dan
26% lebih tinggi dibanding kontrol, abu
lebih tinggi 7,9% dibanding perlakuan kebutuhan tanaman akan hara P dan K.
sekam mampu
memenuhi
dengan pupuk kandang dan lebih Handayanto (1996 menyatakan bahwa
tinggi 0,9% dibanding perlakuan azolla termasuk tumbuhan berkualitas
NPK.
tinggi sebagai green manure memiliki kandungan N tinggi, kandungan lignin
UCAPAN TERIMA KASIH
dan polifenol rendah. Pembentukan Makalah merupakan bagian dari bulir padi sangat dipengaruhi oleh
skripsi yang penelitiannya terkait serapan hara, sehingga apabila serapan
dengan Hibah penelitian Strategis hara tanaman tinggi maka jumlah gabah
Nasional II dengan judul "Azolla-Based yang dihasilkan akan meningkat. Unsur
organic farming sebagai rakitan N sangat dibutuhkan tanaman dalam
teknologi pertanian organik berdaya proses pembentukan malai
hasil tinggi" tahun anggaran 2013. pengisian biji.
dan
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 83
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam … Sudadi et al.
DAFTAR PUSTAKA
Suriapermana S dan Syamsiah I 1995. Buckman HO dan Brady NC 1982. Ilmu
Tanam Jajar Legowo Pada Sistem Tanah. Penerjemah Soegiman.
Usaha Tani Minapadi-Azolla Di UGM Press. Yogyakarta
Lahan Sawah Irigasi. Hlm 74-83. Dalam: Zaini Z dan Syam M (Ed.).
Hanafiah KA 2005. Dasar-dasar Ilmu Risalah Seminar Hasil Penelitian
Tanah. Raja Granfindo Persada. Sistem Usaha Tani dan Sosial Jakarta. Ekonomi. Bogor 4-5 Oktober 1994.
Penelitian dan Kesuburan
Handayanto E 1998. Pengolahan
Pusat
Pengembangan Tanaman Pangan, University Press. Malang
Minardi S, Winarno J dan Abdillah AHN Sutedjo MM dan Karta Sapoetra AG 2009. Efek Perimbangan Pupuk
1999. Pengantar Ilmu Tanah. Organik
Rineka Cipta. Jakarta. Anorganikterhadap Sifat Kimia
Dan
Pupuk
Sutopo 2003. Kajian Penggunaan Bahan Tanah Andisol Tawangmangu Dan Organik Berbagai Bentuk Sekam Hasil Tanaman Wortel. Jurnal
Padi dan Dosis Pupuk Fosfat Sains Tanah 6 (2): 111-116. Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Sanchez PA 1992. Sifat dan Pengelolaan Jagung (Zea mays L). Jurnal Sains Tanah Tropika. ITB. Bandung.
Tanah 3(1):42-48. Soplanit R dan Nukuhaly S 2012.
Wahyudi I 2009. Nitrogen Uptake of Pengaruh Penggelolaan Hara NPK
Maize Plant (Zea mays L.) as Result Terhadap Ketersediaan N dan
of the Application of Guano Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza
Fertilizer and Lamtoro Green sativa L.) di Desa Waelo
Manure on Ultisol from Wanga. J. Kecamatan Waeapo Kabupaten
Agroland 16 (4) : 265 - 272. Buru. Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman Vol.1 No.1
84 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
STATUS KEBERLANJUTAN EKOLOGI PADA PENGELOLAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KELURAHAN LANGKAPURA KECAMATAN LANGKAPURA KOTA BANDAR LAMPUNG
(Status of ecological sustainability in the management of Infiltration Biopore Hole in Langkapura Village, Langkapura District, Bandar Lampung City)
Tri Mulyaningsih 3) *, P.Purwanto , Dwi P. Sasongko
1 Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang
2 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
3 Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang *Contact Author : foresterforforest_8@yahoo.co.id
ABSTRACT
Management of Biopore Infiltration Hole (BIH) is an activity undertaken as an effort to reduce the vulnerability of flooding and drought, also reducing the debit of rubbish in Bandar Lampung city. This study conducted in July to August 2014, in Langkapura village, Langkapura district, Bandar Lampung city. The aims of the study are; to know the physical and chemical soil BIH area, to analyze the index and sustainability status of ecological dimensions, and to analyze the sensitive attributes of ecological dimension through the sustainability BIH management. The analytical method used is MDS analysis ( Multidimensional Scaling ) with Rap-Biopore approach which modified from Rapfish analysis . The analysis stage is using MDS with Rap-Biopore approach which include; scoring attributes BIH management, MDS ordination determination , sensitivity analysis (Leverage) , and Monte Carlo analysis. The results of the research; (1) The physical condition of the soil is predominantly blocky clay soil structure, texture (sand 20.47%, dust 25.91%, 53.62% clay); permeability 0:14 cm/h, porosity 57.73%, temperature 27 °C, (2) The chemical soil conditions pH 6.54 and the base saturation 34.66%; sustainability index value reach to 38.10, which the status of sustainability manag ement from LRB is “less sustainable", (4) Attributes that highly sensitive through sustainability management LRB are rainfall and groundwater quality.
Keywords: biopore, ecology, sensitive attributes, the index of sustainability.
PENDAHULUAN
lokasi yang memiliki kepadatan bangunan Lubang Resapan Biopori (LRB)
dan pemukiman penduduk. Menurut adalah teknologi LRB merupakan produk
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup yang sederhana, murah dan tidak
Nomor 12 Tahun 2009 tentang memerlukan lahan yang luas, serta cepat
Pemanfaatan Air Hujan, LRB adalah dan mudah dalam pembuatannya. Brata
lubang yang dibuat secara tegak lurus dan Nelistya, 2008). LRB juga dapat
(vertikal) ke dalam tanah, dengan membantu menurunkan kerentanan kota
diameter 10 – 25 cm dan kedalaman terhadap
sekitar 100 cm atau tidak melebihi membantu mengurangi beban sampah
kedalaman muka air tanah. LRB sangat kota. LRB sangat tepat diterapkan pada
tepat diterapkan pada lingkungan
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 85
Status Keberlanjutan Ekologi pada Pengelolaan Lubang Resapan Biopori … Mulyaningsih et al.
perkotaan yang
sinkronisasi jumlah LRB di lapangan permukiman dengan kepadatan penduduk
memiliki
kondisi
dengan jumlah ideal LRB. yang tinggi, ini karena lahan yang
Pengelolaan LRB dibutuhkan untuk LRB relatif kecil.
Kegiatan
dilaksanakan di Kelurahan Langkapura Dalam LRB akan terbentuk biopori
Kecamatan Langkapura Kota Bandar yang merupakan akibat dari aktivitas
Lampung. Kelurahan tersebut menjadi dengan memanfaatkan sampah organik
percontohan kegiatan LRB di Kota Bandar sebagai sumber makanan. Pembentukan
Lampung. Pada pengelolaan LRB, dimensi biopori akan meningkatkan laju infiltrasi
ekologi belum menjadi faktor prioritas air ke dalam tanah serta membantu
dalam pelaksananya. Oleh karena itu, konservasi air dan tanah. LRB akan
diperlukan adanya analisis indeks memperbesar daya tampung tanah
keberlanjutan pada dimensi ekologi terhadap air hujan, mengurangi genangan
terhadap pengelolaan LRB. Hasil penelitian air dan mengurangi limpahan air hujan
dapat dijadikan pedoman dalam strategi (Brata dan Nelistya, 2008). Pembuatan
kebijakan oleh Pemerintah Kota Bandar LRB akan mengurangi jumlah sampah
Lampung.
organik yang ditimbulkan oleh aktivitas
penelitian adalah : manusia dengan memanfaatkan lubang-
Tujuan
mengetahui kondisi fisik dan kimia tanah lubang tersebut untuk memproduksi
lokasi LRB; menganalisis indeks dan status kompos, sehingga LRB dapat mengurangi
keberlanjutan dimensi ekologi; dan gas-gas rumah kaca seperti gas
atribut yang sangat karbondioksida
menganalisis
berpengaruh pada dimensi ekologi menyebabkan pemanasan global yang
terhadap keberlanjutan pengelolaan LRB memicu perubahan iklim. Oleh karena itu,
di Kelurahan Langkapura Kecamatan dengan berbagai kenyataan tersebut
Langkapura Kota Bandar Lampung. pengelolaan LRB harus memperhatikan aspek ekologi yang akan membuat
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
manfaat LRB menjadi optimal. Aspek Penelitian ini dilaksanakan di ekologi atau dimensi ekologi dibuat
Langkapura Kecamatan berdasarkan pada manfaat-manfaat yang
Kelurahan
Langkapura di Kota Bandar Lampung pada diperoleh dengan adanya pembuatan LRB.
bulan Juli sampai dengan Agustus 2014. Dimensi ekologi yang menjadi perhatian
Jenis metode dalam penelitian ini adalah adalah kondisi fisik tanah (struktur tanah,
penelitian kuantitatif yang memberikan tekstur tanah, porositas, permeabilitas
skala likert terhadap seluruh atribut dan suhu); kimia tanah (pH dan
penelitian. Data primer diperoleh dari kejenuhan basa); curah hujan; kualitas air
kuesioner oleh responden (masyarakat), tanah; LRB terhadap pengelolaan sampah;
uji laboratorium sampel tanah dan air. LRB terhadap kesuburan tanah dan
Responden adalah Kepala Keluarga (KK)
86 Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Status Keberlanjutan Ekologi pada Pengelolaan Lubang Resapan Biopori … Mulyaningsih et al.
yang dipilih menggunakan Stratified
berkelanjutan yaitu Random Sampling dengan penentuan
pembangunan
ekologi, ekonomi dan sosial serta jumlah responden menggunakan rumus
penambahan dimensi disesuaikan dengan Slovin dan diperoleh sebanyak 90 KK dari
kebutuhan dan kondisi lokasi penelitian jumlah KK yang memiliki LRB. Data
yaitu dimensi teknologi serta hukum dan skunder terdiri dari Monografi kelurahan,
kelembagaan. Dalam penelitian ini, yang Bandar Lampung Dalam Angka, SLHD,
dianalisis adalah dimensi ekologi. peta jenis tanah. Data sekunder diperoleh
Masing-masing dimensi keberlanjutan dari arsip dan dokumen Pemerintah Kota
atribut-atribut yang Bandar Lampung, Universitas Lampung,
memiliki
mempengaruhi (Fauzi & Anna, 2005). BMKG, Lembaga Mitra Bentala dan
Berikut tahapan proses analisis MDS: Mercycorps.
a. Skoring setiap atribut. Setiap atribut Dimensi yang digunakan yaitu
dalam dimensi pengelolaan biopori diberi dimensi ekologi terdiri atas 12 atribut :
skor, mulai dari 1 – 5 yang diartikan dari tekstur tanah; struktur tanah; porositas;
keadaan buruk sampai baik dan 1-2 permeabilitas; suhu; pH; kejenuhan basa;
diartikan tidak sesuai dan sesuai. Semakin curah hujan; kualitas air tanah; LRB
besar nilai, maka dapat diartikan bahwa terhadap pengelolaan sampah; LRB
mendukung keberlanjutan terhadap kesuburan tanah; Sinkronisasi
semakin
pengelolaan LRB di Kota Bandar Lampung. jumlah LRB dilapangan dengan jumlah
b. Penentuan ordinasi dengan Analisis
ideal LRB. Dari atribut-atribut tersebut Multidimensional Scaling (MDS). Dalam yang merupakan kondisi fisik tanah
melihat posisi status keberlanjutan pada adalah tekstur, struktur, porositas,
Pengelolaan LRB menggunakan empat permeabilitas dan suhu. Kondisi kimia
kategori status keberlanjutan (Tabel 1). tanah yaitu pH dan kejenuhan basa.
c. Analisis Sensivitas (Leverage). Analisis Analisis Data kuntitatif yang
ini digunakan untuk menentukan atribut- dilakukan
atribut yang memiliki peranan paling keberlanjutan pengelolaan LRB adalah
sensitif dalam dimensi ekologi. Atribut menggunakan
yang paling sensitif ditunjukkan dengan (Multidimensional
analisis
MDS
nilai root mean square(RMS) tinggi pendekatan Rap-Biopore. Rap-Biopore
Scaling)
dengan
dengan menggunakan perhitungan pareto merupakan modifikasi dari analisis
70/30 (Kusbimanto, 2013). Rapfish (Rapid Assasment Techniques of
Tabel 1. Kategori Status Keberlanjutan Fisheries). Analisis MDS yang telah
Kategori dikembangkan dalam perangkat lunak
No Nilai Indeks
Tidak berkelanjutan Rapfish digunakan dalam menentukan
1. X < 25
Kurang berkelanjutan setiap indikator yang terukur. Dimensi
2. 25 ≤ x ≤ 50
Cukup berkelanjutan dalam Rapfish yang dimodifikasi menjadi
3. 50 ≤ x ≤ 75
4. 75 ≤ x ≤ 100 Berkelanjutan Rap-Biopore menggunakan 3 (tiga) aspek
Sumber : Pattimahu, 2010
Sains Tanah – Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 87
Status Keberlanjutan Ekologi pada Pengelolaan Lubang Resapan Biopori … Mulyaningsih et al.
ordo inseptisol. dilakukan untuk mengevaluasi adanya
d. Analisis Monte Carlo. Analisis
Pengambilan sampel tanah dilakukan di kesalahan- kesalahan pada saat proses
Langkapura Kecamatan ordinasi. Analisis Monte Carlo dilakukan
Kelurahan
Langkapura Kota Bandar Lampung. Peta sebagai uji validitas dan ketepatan.
Jenis Tanah di Kelurahan Langkapura Analisis ini digunakan untuk mengkaji:
Kecamatan Langkapura Kota Bandar pengaruh kesalahan dalam pembuatan
Lampung disajikan pada Gambar 1. skor indikator, pengaruh variasi pemberian
a. Skoring setiap atribut
skor akibat perbedaan penilaian oleh Sampel tanah diambil pada empat peneliti, stabilitas proses analisis MDS
lalu dilakukan yang
titik
pengambilan,
pengujian terhadap sifat fisik dan kimia pemasukan data/data hilang, tingginya
berulang-ulang,
kesalahan
tanah pada Laboratorium Ilmu Tanah nilai stress hasil analisis MDS (Kavanagh
Lampung. Hasil uji dan Pitcer 2004).
Universitas