MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGA
MAKALAH
MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
Disusun Oleh:
Merilla Gia Cinta (171011500041)
Dosen Pengampu:
Imam Fitri Rahmadi, S.Pd.I, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah komponen yang teramat penting bagi
dunia pendidikan. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan
panutan atau pedoman dalam penyelenggara proses belajar-mengajar
(PBM) di sekolah.
kualitas keluaran proses pendidikan antara lain ditentukan oleh
kurikulum dan efektifitas pelaksanaanya. Kurikulum itu harus sesuai
dengan
filsafat,
dan
cita-cita
bangsa,
perkembangan
siswa,
perkembangan ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan tuntutan
masyarakat terhadap kualitas lulusan lembaga pendidikan itu. Serta
pemahaman tentang konsep dasar pengelolaan kurikulum merupakan hal
penting bagi guru.
Manajemen kurikulum dan program pengajaran ini merupakan
bagian dari MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).
B. Ruang Lingkup Kajian
Kurikulum merupakan hal yang sangat penting untuk proses
belajar mengajar, maka kita kali ini akan membahas tentang:
a. Hakikat Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
b. Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasioanal Pendidikan
c. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen
Kurikulum.
C. Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan
bagi para calon pendidik atau pendidik bahwasannya kurikulum
merupakan pedoman atau komponen yang sangat penting bagi dunia
pendidikan dan calon pendidik (guru) atau pendidik untuk proses belajar
mengajarnya di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
a. Definisi kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Inggris yaitu
kata curriculum yang berarti rencana pelajaran (Echolz:1984). Kata
Curriculum sendiri berasal dari kata “Currere yang berarti berlari
cepat,
tergesa-gesa,
menjelajahi,
menjalani,
dan
berusaha
(Hassibuan:1979). Dalam kamus Webstre’s tahun 1857, kurikulum
diartikan sebagai rancangan sejumlah mata pelajaran yang harus
dikuasai oleh siswa untuk naik kelas atau mendapatkan ijazah
(menyelesaikan studinya).
Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam arti
sempit diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di
sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kuikulum adalah semua
pengalaman belajar yang diberikan sekolah pada siswa, selama
mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu yang tercakup dalam
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, mengartikan kurikulum sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran
serta
cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-menngajar. [Raflis Kosasi dan
Soetjipto, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta dan Pusat
Perbukuan DEPDIKNAS, 2007), hlm.148].
Menurut
Soedijarto,
kurikulum
merupakan
serangkaian
pengalamna dan kegiatan belajar yang direncanakan untuk diatasi leh
siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
oleh
suatu
lembag
pendidikan
yang
berwenag.
(Wikipedia,”Kurikulum”, diakses dari https://googleweblight.com,10
Juni 2018, 21:02).
Arti kurikulum menurut UU No. 20 Thanun 2003 “Seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
(Bab 1 Pasal 1 ayat 19).
Adapun pandangan dari beberapa ahli salah satunya yaitu,
George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa: “ A curriculm
is a written document wich may contain many ingredients, but
basically it is a plan for the education of pulpils durung their
enrollment in given school”. Dalam pandangan modern, pengertian
kurikulum lebih dianggapsebgai suatu pengalaman atau sesuatu yang
nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh
Caswel dan Compbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum ...
to be composed of all the experiences children have under the
guidance of teacher. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll
(1974) yang mengatakan bahwa: “... the curriculum has changed
from content of courses study and list of subject and courses to all
experiences which are offered to learners under the auspices or
direction of school.
Dalam perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1998)
mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat
dimensi, yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide yang dihasilkan melalui teori-teori
dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan
pendidikan.
2. Kurikulum sebagai rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide yang didalamnya memuat tentang
tujuan, bahan,kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegaitan, yang merupakan pelaksana
dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis dalam bentuk
praktik pembelajaran.
4. Kurikulum sebagai, hasil yang merupakan konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaianya
peerubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta
didik.
Semaentara itu, Purwardi (2003) memilah pengertian kurikulum
menjadi enam bagian:
1. Kurikulum sebagai ide,
2. Kurikulum formal brupa dokumen yang dijadikan sebagai
pedoman dan paduan dalam melaksanakan kurikulum,
3. Kurikulum menurut persepsi pengajar,
4. Kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasionalkan
oleh pengajar di kelas.
5. Kurikulum experience yakni kurikulum yang dialamai oleh
peserta didik, dan
6. Kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
Dan pengertian Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu
sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komperehensif,
sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian
kurikulum. Serta manajemen kurikulum merupakan subtansi
manajemen yang utama disekolah. Prinsip dasar manajemen ini
adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong
guru
ntuk
menyusun
dan
terus
menyempurnakan
strategi
pembelajaran.
b. Ruang Lingkup Kurikulum
Adapun ruang lingkup kurikulum meliputi:
1. Konsep Kurikulum
Kurikulum adalah suatu yang direncanakan sebagai pegangan
guna mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi kurikulum
1) Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2) Fungsi kurikulum bagi anak yaitu sebagai organisasi belajar
tersusun yang disiapkan untuk siswa sebgai salah satu
konsumsi bagi pendidikan mereka.
3) Fungsi kurikulum bagi guru ada 3 macam yaitu:
I.
Sebagai
pedoman
dalam
menyusun
dan
mengorganisir pengalaman belajar bagi anak
didik.
II.
Sebgai pedoman untuk mnegadakan evaluasi
terhadap perkembangan anak.
III.
Sebagai
pedoman dalam
mengatur
kegiatan
pendidikan pengajaran.
4) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembinaan sekolah
yaitu sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi,
mengembangkan kurikulum lebih lanjut, sebagai pedoman
unruk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
5) Fungsi kurikulum bagi orang tua murid adalah dapat turut
serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putrapitrinya.
3. Komponen kurikulum
Adapun komponen kurikulum terdiri dari:
1) Tujuan.
2) Bahan pelajaran.
3) Proses belajar mengajar.
4) Evaluasi dan pwnilaian.
4. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu
untuk menghasilkan kurikulum baru.
5. Landasan-landasan pengembangan kurikulum
Dalam
pengembangan
kurikulumharus
berpijak
pada
landasan-landasan yang kuat dan kokoh, karena landasan
kurikulum dapat menjadi titik tolak.
Adapun
landasan-landasan
pengembangan
kurikulum
meliputi:
1) Landasan filosofi.
2) Landasan sosial budaya.
3) Landasan psikologis.
4) Landasan organisatoris.
Adapun ruang lingkup manajemen kurikulum sebagai
berikut:
1. Manajemen perencanaan.
2. Manajemen pelaksanaan kurikulum.
3. Supervisi pelaksanaan kurikulum.
4. Pemantauan dan penilaian kurikulum.
5. Perbaikan kurikulum.
6. Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup
manajemen kurikulum adalah prinsip dari proses manjemen itu
sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum
punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen.
c. Tujuan Manajemen Kurikulum
Dalam prespektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana
dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunkan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Jadi, berdasarkan uaraian di atas, manajemen kurikulum dan
pembelajaran bertujuan untuk:
1. Pencapian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan
kualitas interaksi belajar mengajar.
2. Mengembangkan sumber daya manusia dengan mengacu pada
pendayagunaan seoptimal mungkin.
3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional
4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan
tertentu.
d. Fungsi dan Prinsip Manajemen Kurikulum
Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
1. Priduktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangakan dalam
manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta
didik dapat mencapai hasil belajar dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen harus berasaskan pada
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang
positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian manajemen kurikulum harus
mempertimbangakan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum
tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga
dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum,
proses
manajemen
kurikulum
harus
dapat
memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.
Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangakn
kebijaksanaan pemerintah maupun Departemen Pendidikan Nasional,
seperti UUSPN No. 20 tahun 2003, kurikulum pola nasional,
pedoman
penyelenggaraan
program,
kebijaksanaan
penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), keputusan dan peraturan
pemerintah yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau
jenjang/ jenis sekolah yang bersangkutan.
Dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan manajemen
kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif,
efesien dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber maupun
komponen kurikulum.
Ada beberapa fungsi dari manajemen
kurikulum di antaranya:
1. Meningkatkan eesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa
untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan maksimal
dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan
intrakurukuler, tetapi juga perlu melaluikegiatan ekstra dan
kokurikuler yang dikelol secara integritas dalam mencapai tujuan
kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar
peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat
memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatakan efektivitas kinerja guru mauoun aktivitas siswa
dalam mencpai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan
kurikulum
yang
profesional,
efektif
dan
terpadu
dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam belajar.
5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar,
proses pemebelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat
konsistensi anatar desain yang telah direnacanakn dengan
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian
anatara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di
samping itu, guru mauoun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, karena
adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan
pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
untuk
membantuk
mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara
profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam
mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan
ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.
e. Manfaat Manajemen Kurikulum
Manfaat manajemen kurikulum sebagai berikut:
1. Membantu kita membuat
strategi yang lebih baik dengan
menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional
pada pilihan strategis.
2. Kita dapat mempresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas
kontrol dalam kegiatan sehari-hari dengan lebih baik yang dapat
mengatur rencana kegiatan kita..
3. Mendorong pemikiran ke masa depan.
4. Memberikan tingkat kedipsiplinan dan formolitas.
f. Aspek yang mempengaruhi penyempurnaan kurikulum
1. Politik dan kebijakan.
2. Tuntutan masyarakat.
3. Dunia kerja.
4. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Historis dan sosiologis.
6. Kebutuhan hidup.
7. Psikologis.
g. Perkembanagan kurikulum di Indonesia
1. 1947, Retjana Peladjaran 1947.
2. 1952, Retjana Peladjaran Terurai 1952.
3. 1964, Retjana Peladjaran 1964.
4. 1968, Berorientasi pada materi.
5. 19775, Berorientasi pada tujuan.
6. 1984, Penyempurnaan kurikulum 1975.
7. 1994, Berorientasi pada aspek nasional dan lokal.
8. 2004, Berbasis kompetensi (KBK).
9. 2006, Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
10. 2013, Berkompetensi dan karakter.
h. Unsur dalam Kurikulum
1. Seperangkat rencana dan pengaturan.
2. Tujuan.
3. Isi dan Bahan Pelajaran.
4. Cara atau pedoman penyelenggaraan.
i. Berkenaan dengan manajemen kurikulum, setipa satuan pendidikan
sekolah/madrasah harus mengikuti ketentuan sebagai berikut. Yang
tertulis di dalam buku Suparlan, M.Ed.
1. Sekolah/ madrasah menyusun KTSP.
2. Penyusunana KTSP memperhatikan standar kompetensi lulusan,
standar isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3. KTSP dikembangakn sesuai dengan kondisi sekolah/ madrasah,
potensi atau karakteristikdaerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan peserta didik.
4. Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya
KTSP.
5. Wakil kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
bidang
kurikulum
bertanggungjawab
atas
pelaksanaan
penyusunan KTSP.
6. Setiap guru bertanggung jawab menuyusun silabus setiap mata
pelajaran yang diampunya sesuai dengan standar isi, standar
kompeensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.
7. Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerja sana dengan
Kelompok Kerja Guru (KKG), musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), atau
Perguruan Tinggi.
8. Penyusunan
disupervisi,
KTSP
dan
tingakat
difasilitasi
SD
dan
oleh
SMP
dikoordinasi,
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMALB, SMA, dan SMK
oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab di
bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan
Agama (PA) tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan
difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota,
sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB, SMA, dan SMK oleh
Kantor Wilayah Departemen Agama.
9. Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi,
dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota
sedangkan MA dan MAK oleh
Kantor Wilayah Departemen
Agama Provensi. [Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah: dari
Teori samapai dengan Praktik.(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007,
hlm 69].
B. Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
Berkenaan
dengan
Kalender
Pendidikan
yang
digunakan,
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 mengatur sebagai berikut.
1. Sekolah/ madrasah menyusun kalender pendidikan/akademik yang
meliputi
jadwal
pembelajaran,
ulangan,
ujian,
kegiatan
ekstrakulikuler dan hari libur.
2. Penyusunan kalender pendidikan/akademik:
1) Didasarkan berdasarkan standar isi.
2) Berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah/madrasah selama
satu tahun dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan.
3) Diputuskan dalam rapat dewan pendidk dan ditetapkan oleh
kepala sekolah/madrasah.
3. Sekolah/madrasah menyusun jadwalpenyusunan KTSP.
4. Sekolah/madrasah menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada
semester gasal, dan semester genap. [ibid. Hlm 70].
Kurikulum 2013 selain sebagai pedoman guru dalam proses
belajar-mengajar kurikulum juga sebagai standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses dan standar penilian kurikulum 2013.
Diatur dalam permendikbud 20, 21, 22, dan 23 tahun 2016. Sebagai
berikut:
1. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud
ini
digunaka
sebagai
acuan
utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana
dan
prasarana,
standar
pengelolaan,
dan
standar
pembiayaan.
Dengan diberlakunya Peraturan Menteri ini, maka
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 54 tahun
2013 tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
2. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah
Permendibud ini memuat tentang Tingkat Kompetensi
dan Kompetensi inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Kompetensi inti meliputi sikap spritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan. Ruang lingkup materi yang
spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan
tingkat
kompetensi
an
kompetensi
inti
untuk
mencapai
kompetensi lullusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Dengan diberlakunya Peraturan Menteri ini, maka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 64 tahun 2013
tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dicabut dan dinyatakan berlaku.
3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud ini berisi kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran
pada
satuan
pendidikan
dasar
dan
satuan
pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Dengan diberlakunya Peraturan Menteri ini, Maka peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak belaku.
4. Pemendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilian
Pendidikan
Pemendikbud ini beerisi kriteria mengenai lingkup,
tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peseta didik yang digunkaan sebgai dasar
dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar
dan pendidikan menegah. Dengan diberlakunya peraturan ini
maka, peraturan ini di cabut dan dinyatakan tidak berlaku.
C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen
Kurikulum
Mulayasa (2007) mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan
otonomi daerah diberlakukan untuk memberikan kelulusan pada sekolah
dan perlibatan masyarkat untuk mengelola sumber daya, sumber dana,
sumber belajar dan mengalokasikannyasesuai preoritas dengan seefisien
mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya itu dengan
pemberdayaan sekolah lewa pemberian otonomi adalah bentuk
tanggapdari pemerintah tehadap tuntutan masyarakat dan pemerataan
pendidikan
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum adalah sebagai berikut.
1. Priduktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangakan dalam
manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta
didik dapat mencapai hasil belajar dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen harus berasaskan pada
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang
positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian manajemen kurikulum harus
mempertimbangakan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum
tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga
dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum,
proses
manajemen
kurikulum
harus
dapat
memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.
Apa yang harus dilakukan oleh guru jika kurikulum berubah.
Sebagai berikut:
1. Tahan diri, jangan antipati
2. Pahamin sebab perubahan
3. Ikuti sosialisasi dan pelatihan
4. Mencoba melaksanakan
5. Bertanya jika kkesulitan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu sistem yang menjadi pedoman atau dapat
dikatakan sebagai aturan dalam proses belajar-mengajar serta syarat kelulusan.
Jadi seorang guru harus memahami kurikulum untuk mempersiapkan langkah
apa yang akan diambil dalam proses mengajar di kelas. Dan jika terjadi
perubahan kurikulum guru tidak boleh antipati, dan lebih baik mencoba
menjalankannya atau menerapkannya jika tidak mengerti ikuti sosialisasi serta
tanya temen sejawat.
Kurikulum berubah dikarenakan tuntutan dari perkembangan zaman serta
cita-cita negara.
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
para pembaca diharapakan dapat membaca dari berbagai sumber lagi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Suparlan. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ali Imron, dkk. 2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang
Upi. 2017. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alafabeta
Kosasi Raflis, Soetjipto. 2007. Profesi Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Mulyasa. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
https://sumberbelajarrangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemenkurikulum-dan-pembelajaran/
https://ganiendraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-4/educationmanagement/makalah-manajemen-kurikulum/
https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-ruanglingkup-kurukulum.html?=1
https://googleweblight.com
https://kriswankurikulum.blogspot.com/?m=1
https://aksibelajar.com/tujuan-manfaat-manajemen-pendidikan/
https://tugassekolahdankuliah.blogspot.com
https://www.gurupembelajar.net/2016/07/permendikbud-terbaru-kurikulum-2013no_16.html?m=1
https://www.slidesher.net/moblie/dennykodrat/mbs-implikasimanajemenkurikulumsistem
MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
Disusun Oleh:
Merilla Gia Cinta (171011500041)
Dosen Pengampu:
Imam Fitri Rahmadi, S.Pd.I, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah komponen yang teramat penting bagi
dunia pendidikan. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan
panutan atau pedoman dalam penyelenggara proses belajar-mengajar
(PBM) di sekolah.
kualitas keluaran proses pendidikan antara lain ditentukan oleh
kurikulum dan efektifitas pelaksanaanya. Kurikulum itu harus sesuai
dengan
filsafat,
dan
cita-cita
bangsa,
perkembangan
siswa,
perkembangan ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan tuntutan
masyarakat terhadap kualitas lulusan lembaga pendidikan itu. Serta
pemahaman tentang konsep dasar pengelolaan kurikulum merupakan hal
penting bagi guru.
Manajemen kurikulum dan program pengajaran ini merupakan
bagian dari MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).
B. Ruang Lingkup Kajian
Kurikulum merupakan hal yang sangat penting untuk proses
belajar mengajar, maka kita kali ini akan membahas tentang:
a. Hakikat Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
b. Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasioanal Pendidikan
c. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen
Kurikulum.
C. Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan
bagi para calon pendidik atau pendidik bahwasannya kurikulum
merupakan pedoman atau komponen yang sangat penting bagi dunia
pendidikan dan calon pendidik (guru) atau pendidik untuk proses belajar
mengajarnya di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
a. Definisi kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Inggris yaitu
kata curriculum yang berarti rencana pelajaran (Echolz:1984). Kata
Curriculum sendiri berasal dari kata “Currere yang berarti berlari
cepat,
tergesa-gesa,
menjelajahi,
menjalani,
dan
berusaha
(Hassibuan:1979). Dalam kamus Webstre’s tahun 1857, kurikulum
diartikan sebagai rancangan sejumlah mata pelajaran yang harus
dikuasai oleh siswa untuk naik kelas atau mendapatkan ijazah
(menyelesaikan studinya).
Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam arti
sempit diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di
sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kuikulum adalah semua
pengalaman belajar yang diberikan sekolah pada siswa, selama
mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu yang tercakup dalam
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, mengartikan kurikulum sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran
serta
cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-menngajar. [Raflis Kosasi dan
Soetjipto, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta dan Pusat
Perbukuan DEPDIKNAS, 2007), hlm.148].
Menurut
Soedijarto,
kurikulum
merupakan
serangkaian
pengalamna dan kegiatan belajar yang direncanakan untuk diatasi leh
siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
oleh
suatu
lembag
pendidikan
yang
berwenag.
(Wikipedia,”Kurikulum”, diakses dari https://googleweblight.com,10
Juni 2018, 21:02).
Arti kurikulum menurut UU No. 20 Thanun 2003 “Seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
(Bab 1 Pasal 1 ayat 19).
Adapun pandangan dari beberapa ahli salah satunya yaitu,
George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa: “ A curriculm
is a written document wich may contain many ingredients, but
basically it is a plan for the education of pulpils durung their
enrollment in given school”. Dalam pandangan modern, pengertian
kurikulum lebih dianggapsebgai suatu pengalaman atau sesuatu yang
nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh
Caswel dan Compbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum ...
to be composed of all the experiences children have under the
guidance of teacher. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll
(1974) yang mengatakan bahwa: “... the curriculum has changed
from content of courses study and list of subject and courses to all
experiences which are offered to learners under the auspices or
direction of school.
Dalam perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1998)
mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat
dimensi, yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide yang dihasilkan melalui teori-teori
dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan
pendidikan.
2. Kurikulum sebagai rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide yang didalamnya memuat tentang
tujuan, bahan,kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegaitan, yang merupakan pelaksana
dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis dalam bentuk
praktik pembelajaran.
4. Kurikulum sebagai, hasil yang merupakan konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaianya
peerubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta
didik.
Semaentara itu, Purwardi (2003) memilah pengertian kurikulum
menjadi enam bagian:
1. Kurikulum sebagai ide,
2. Kurikulum formal brupa dokumen yang dijadikan sebagai
pedoman dan paduan dalam melaksanakan kurikulum,
3. Kurikulum menurut persepsi pengajar,
4. Kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasionalkan
oleh pengajar di kelas.
5. Kurikulum experience yakni kurikulum yang dialamai oleh
peserta didik, dan
6. Kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
Dan pengertian Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu
sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komperehensif,
sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian
kurikulum. Serta manajemen kurikulum merupakan subtansi
manajemen yang utama disekolah. Prinsip dasar manajemen ini
adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong
guru
ntuk
menyusun
dan
terus
menyempurnakan
strategi
pembelajaran.
b. Ruang Lingkup Kurikulum
Adapun ruang lingkup kurikulum meliputi:
1. Konsep Kurikulum
Kurikulum adalah suatu yang direncanakan sebagai pegangan
guna mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi kurikulum
1) Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2) Fungsi kurikulum bagi anak yaitu sebagai organisasi belajar
tersusun yang disiapkan untuk siswa sebgai salah satu
konsumsi bagi pendidikan mereka.
3) Fungsi kurikulum bagi guru ada 3 macam yaitu:
I.
Sebagai
pedoman
dalam
menyusun
dan
mengorganisir pengalaman belajar bagi anak
didik.
II.
Sebgai pedoman untuk mnegadakan evaluasi
terhadap perkembangan anak.
III.
Sebagai
pedoman dalam
mengatur
kegiatan
pendidikan pengajaran.
4) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembinaan sekolah
yaitu sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi,
mengembangkan kurikulum lebih lanjut, sebagai pedoman
unruk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
5) Fungsi kurikulum bagi orang tua murid adalah dapat turut
serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putrapitrinya.
3. Komponen kurikulum
Adapun komponen kurikulum terdiri dari:
1) Tujuan.
2) Bahan pelajaran.
3) Proses belajar mengajar.
4) Evaluasi dan pwnilaian.
4. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu
untuk menghasilkan kurikulum baru.
5. Landasan-landasan pengembangan kurikulum
Dalam
pengembangan
kurikulumharus
berpijak
pada
landasan-landasan yang kuat dan kokoh, karena landasan
kurikulum dapat menjadi titik tolak.
Adapun
landasan-landasan
pengembangan
kurikulum
meliputi:
1) Landasan filosofi.
2) Landasan sosial budaya.
3) Landasan psikologis.
4) Landasan organisatoris.
Adapun ruang lingkup manajemen kurikulum sebagai
berikut:
1. Manajemen perencanaan.
2. Manajemen pelaksanaan kurikulum.
3. Supervisi pelaksanaan kurikulum.
4. Pemantauan dan penilaian kurikulum.
5. Perbaikan kurikulum.
6. Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup
manajemen kurikulum adalah prinsip dari proses manjemen itu
sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum
punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen.
c. Tujuan Manajemen Kurikulum
Dalam prespektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana
dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunkan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Jadi, berdasarkan uaraian di atas, manajemen kurikulum dan
pembelajaran bertujuan untuk:
1. Pencapian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan
kualitas interaksi belajar mengajar.
2. Mengembangkan sumber daya manusia dengan mengacu pada
pendayagunaan seoptimal mungkin.
3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional
4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan
tertentu.
d. Fungsi dan Prinsip Manajemen Kurikulum
Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
1. Priduktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangakan dalam
manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta
didik dapat mencapai hasil belajar dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen harus berasaskan pada
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang
positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian manajemen kurikulum harus
mempertimbangakan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum
tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga
dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum,
proses
manajemen
kurikulum
harus
dapat
memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.
Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangakn
kebijaksanaan pemerintah maupun Departemen Pendidikan Nasional,
seperti UUSPN No. 20 tahun 2003, kurikulum pola nasional,
pedoman
penyelenggaraan
program,
kebijaksanaan
penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), keputusan dan peraturan
pemerintah yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau
jenjang/ jenis sekolah yang bersangkutan.
Dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan manajemen
kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif,
efesien dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber maupun
komponen kurikulum.
Ada beberapa fungsi dari manajemen
kurikulum di antaranya:
1. Meningkatkan eesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa
untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan maksimal
dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan
intrakurukuler, tetapi juga perlu melaluikegiatan ekstra dan
kokurikuler yang dikelol secara integritas dalam mencapai tujuan
kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar
peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat
memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatakan efektivitas kinerja guru mauoun aktivitas siswa
dalam mencpai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan
kurikulum
yang
profesional,
efektif
dan
terpadu
dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam belajar.
5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar,
proses pemebelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat
konsistensi anatar desain yang telah direnacanakn dengan
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian
anatara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di
samping itu, guru mauoun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, karena
adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan
pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
untuk
membantuk
mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara
profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam
mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan
ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.
e. Manfaat Manajemen Kurikulum
Manfaat manajemen kurikulum sebagai berikut:
1. Membantu kita membuat
strategi yang lebih baik dengan
menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional
pada pilihan strategis.
2. Kita dapat mempresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas
kontrol dalam kegiatan sehari-hari dengan lebih baik yang dapat
mengatur rencana kegiatan kita..
3. Mendorong pemikiran ke masa depan.
4. Memberikan tingkat kedipsiplinan dan formolitas.
f. Aspek yang mempengaruhi penyempurnaan kurikulum
1. Politik dan kebijakan.
2. Tuntutan masyarakat.
3. Dunia kerja.
4. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Historis dan sosiologis.
6. Kebutuhan hidup.
7. Psikologis.
g. Perkembanagan kurikulum di Indonesia
1. 1947, Retjana Peladjaran 1947.
2. 1952, Retjana Peladjaran Terurai 1952.
3. 1964, Retjana Peladjaran 1964.
4. 1968, Berorientasi pada materi.
5. 19775, Berorientasi pada tujuan.
6. 1984, Penyempurnaan kurikulum 1975.
7. 1994, Berorientasi pada aspek nasional dan lokal.
8. 2004, Berbasis kompetensi (KBK).
9. 2006, Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
10. 2013, Berkompetensi dan karakter.
h. Unsur dalam Kurikulum
1. Seperangkat rencana dan pengaturan.
2. Tujuan.
3. Isi dan Bahan Pelajaran.
4. Cara atau pedoman penyelenggaraan.
i. Berkenaan dengan manajemen kurikulum, setipa satuan pendidikan
sekolah/madrasah harus mengikuti ketentuan sebagai berikut. Yang
tertulis di dalam buku Suparlan, M.Ed.
1. Sekolah/ madrasah menyusun KTSP.
2. Penyusunana KTSP memperhatikan standar kompetensi lulusan,
standar isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3. KTSP dikembangakn sesuai dengan kondisi sekolah/ madrasah,
potensi atau karakteristikdaerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan peserta didik.
4. Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya
KTSP.
5. Wakil kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
bidang
kurikulum
bertanggungjawab
atas
pelaksanaan
penyusunan KTSP.
6. Setiap guru bertanggung jawab menuyusun silabus setiap mata
pelajaran yang diampunya sesuai dengan standar isi, standar
kompeensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.
7. Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerja sana dengan
Kelompok Kerja Guru (KKG), musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), atau
Perguruan Tinggi.
8. Penyusunan
disupervisi,
KTSP
dan
tingakat
difasilitasi
SD
dan
oleh
SMP
dikoordinasi,
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMALB, SMA, dan SMK
oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab di
bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan
Agama (PA) tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan
difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota,
sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB, SMA, dan SMK oleh
Kantor Wilayah Departemen Agama.
9. Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi,
dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota
sedangkan MA dan MAK oleh
Kantor Wilayah Departemen
Agama Provensi. [Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah: dari
Teori samapai dengan Praktik.(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007,
hlm 69].
B. Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
Berkenaan
dengan
Kalender
Pendidikan
yang
digunakan,
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 mengatur sebagai berikut.
1. Sekolah/ madrasah menyusun kalender pendidikan/akademik yang
meliputi
jadwal
pembelajaran,
ulangan,
ujian,
kegiatan
ekstrakulikuler dan hari libur.
2. Penyusunan kalender pendidikan/akademik:
1) Didasarkan berdasarkan standar isi.
2) Berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah/madrasah selama
satu tahun dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan.
3) Diputuskan dalam rapat dewan pendidk dan ditetapkan oleh
kepala sekolah/madrasah.
3. Sekolah/madrasah menyusun jadwalpenyusunan KTSP.
4. Sekolah/madrasah menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada
semester gasal, dan semester genap. [ibid. Hlm 70].
Kurikulum 2013 selain sebagai pedoman guru dalam proses
belajar-mengajar kurikulum juga sebagai standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses dan standar penilian kurikulum 2013.
Diatur dalam permendikbud 20, 21, 22, dan 23 tahun 2016. Sebagai
berikut:
1. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud
ini
digunaka
sebagai
acuan
utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana
dan
prasarana,
standar
pengelolaan,
dan
standar
pembiayaan.
Dengan diberlakunya Peraturan Menteri ini, maka
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 54 tahun
2013 tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
2. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah
Permendibud ini memuat tentang Tingkat Kompetensi
dan Kompetensi inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Kompetensi inti meliputi sikap spritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan. Ruang lingkup materi yang
spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan
tingkat
kompetensi
an
kompetensi
inti
untuk
mencapai
kompetensi lullusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Dengan diberlakunya Peraturan Menteri ini, maka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 64 tahun 2013
tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dicabut dan dinyatakan berlaku.
3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud ini berisi kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran
pada
satuan
pendidikan
dasar
dan
satuan
pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Dengan diberlakunya Peraturan Menteri ini, Maka peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak belaku.
4. Pemendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilian
Pendidikan
Pemendikbud ini beerisi kriteria mengenai lingkup,
tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peseta didik yang digunkaan sebgai dasar
dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar
dan pendidikan menegah. Dengan diberlakunya peraturan ini
maka, peraturan ini di cabut dan dinyatakan tidak berlaku.
C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen
Kurikulum
Mulayasa (2007) mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan
otonomi daerah diberlakukan untuk memberikan kelulusan pada sekolah
dan perlibatan masyarkat untuk mengelola sumber daya, sumber dana,
sumber belajar dan mengalokasikannyasesuai preoritas dengan seefisien
mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya itu dengan
pemberdayaan sekolah lewa pemberian otonomi adalah bentuk
tanggapdari pemerintah tehadap tuntutan masyarakat dan pemerataan
pendidikan
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum adalah sebagai berikut.
1. Priduktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangakan dalam
manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta
didik dapat mencapai hasil belajar dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen harus berasaskan pada
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang
positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian manajemen kurikulum harus
mempertimbangakan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum
tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga
dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum,
proses
manajemen
kurikulum
harus
dapat
memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.
Apa yang harus dilakukan oleh guru jika kurikulum berubah.
Sebagai berikut:
1. Tahan diri, jangan antipati
2. Pahamin sebab perubahan
3. Ikuti sosialisasi dan pelatihan
4. Mencoba melaksanakan
5. Bertanya jika kkesulitan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu sistem yang menjadi pedoman atau dapat
dikatakan sebagai aturan dalam proses belajar-mengajar serta syarat kelulusan.
Jadi seorang guru harus memahami kurikulum untuk mempersiapkan langkah
apa yang akan diambil dalam proses mengajar di kelas. Dan jika terjadi
perubahan kurikulum guru tidak boleh antipati, dan lebih baik mencoba
menjalankannya atau menerapkannya jika tidak mengerti ikuti sosialisasi serta
tanya temen sejawat.
Kurikulum berubah dikarenakan tuntutan dari perkembangan zaman serta
cita-cita negara.
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
para pembaca diharapakan dapat membaca dari berbagai sumber lagi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Suparlan. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ali Imron, dkk. 2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang
Upi. 2017. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alafabeta
Kosasi Raflis, Soetjipto. 2007. Profesi Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Mulyasa. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
https://sumberbelajarrangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemenkurikulum-dan-pembelajaran/
https://ganiendraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-4/educationmanagement/makalah-manajemen-kurikulum/
https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-ruanglingkup-kurukulum.html?=1
https://googleweblight.com
https://kriswankurikulum.blogspot.com/?m=1
https://aksibelajar.com/tujuan-manfaat-manajemen-pendidikan/
https://tugassekolahdankuliah.blogspot.com
https://www.gurupembelajar.net/2016/07/permendikbud-terbaru-kurikulum-2013no_16.html?m=1
https://www.slidesher.net/moblie/dennykodrat/mbs-implikasimanajemenkurikulumsistem