STRATEGI KAMPANYE KONSERVASI PENYU LAUT INDONESIA MELALUI OFFLINE INTERACTIVE MEDIA UNTUK KELOMPOK PELESTARI BIOTA LAUT (KPBL) BATU HIU, KABUPATEN PANGANDARAN, JAWA BARAT

  Nama Rumpun Ilmu: Desain Komunikasi Visual Bidang Fokus: Sosial Humaniora - Seni Budaya - Pendidikan

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

STRATEGI KAMPANYE KONSERVASI PENYU LAUT

  

INDONESIA MELALUI OFFLINE INTERACTIVE MEDIA

UNTUK KELOMPOK PELESTARI BIOTA LAUT (KPBL)

BATU HIU, KABUPATEN PANGANDARAN, JAWA BARAT

  

Tim

1. Dipl.-Des. Christophera R. Lucius, S.T., M.A.

NIDN: 0326076804

2. Muhammad Fahrul Hardy NIM: 201325028

  

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Juli 2017

  

DAFTAR ISI

  Lembar Pengesahan ........................................................................................................ ii Daftar Isi ......................................................................................................................... iii Ringkasan ....................................................................................................................... iv

  BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

  1.1. Analisis Situasi ..................................................................................... 1

  1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ................................................... 2

  1.3. Tujuan dan Manfaat Kegiatan .............................................................. 3

  BAB II. RENSTRA ABDIMAS UNIVERSITAS ESA UNGGUL ............................ 4 BAB III. METODE KEGIATAN ................................................................................. 5

  2.1. Khalayak Sasaran ................................................................................. 5

  2.2. Metode Kegiatan .................................................................................. 5

  2.3. Langkah-langkah Kegiatan .................................................................. 6

  2.4. Faktor Pendukung dan Penghambat ..................................................... 7

  BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................... 8

  3.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan ................................................................. 8

  3.2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan ........................................... 10

  BAB V. PENUTUP .................................................................................................... 14 Daftar Pustaka .............................................................................................................. 15 Lampiran

  1. Jadwal Kegiatan

  2. Dokumentasi Kegiatan

  3. Biodata Ketua Tim

  

RINGKASAN

  Penyu laut merupakan “Ambassador Laut Indonesia” karena enam dari tujuh spesies penyu yang tercatat di dunia singgah di pantai-pantai di sepanjang perairan Indonesia, yaitu Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Lekang, Penyu Belimbing, Penyu Pipih, dan Penyu Tempayan. Bahkan di Indonesia terdapat pantai peneluran Penyu Belimbing terbesar di wilayah Pasifik dan pantai peneluran Penyu Hijau terbesar di Asia Tenggara. International

  

Union for Conservation of Nature (IUCN) telah memasukan penyu laut ke dalam The

IUCN Red List of Threatened Species.

  Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) Batu Hiu merupakan salah satu tempat konservasi penyu laut Indonesia yang terletak di Kawasan Wisata Batu Hiu, Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Tujuan program Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah menunjang kampanye konservasi penyu laut yang dikelola oleh KPBL Batu Hiu, sehingga program pelestarian penyu laut Indonesia ini dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat luas. Untuk itu ditentukan strategi kampanye melalui media utama berupa offline interactive media serta media-media pendukung lainnya berupa printing media dan merchandise.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

  Penyu laut (Chelonian) memiliki julukan sebagai “Ambassador Laut Indonesia”. Hal ini disebabkan, terdapat enam dari tujuh spesies penyu laut yang saat ini tercatat di dunia singgah di pantai-pantai Indonesia. Menurut World Wide Fund for Nature (WWF), empat spesies diantara penyu-penyu laut tersebut bahkan bertelur di sepanjang perairan Indonesia, yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Siklus bertelur ini dapat terjadi karena lokasi perairan Indonesia merupakan rute migrasi penyu laut yang terpenting di persimpangan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Data dari WWF mencatat, di Indonesia sendiri terdapat pantai peneluran Penyu Belimbing terbesar di wilayah Pasifik, yaitu Pantai Abun di Papua Barat, dan pantai peneluran Penyu Hijau terbesar di Asia Tenggara, yaitu di Kepulauan Berau di Kalimantan Timur.

  Keenam spesies penyu laut yang singgah di pantai-pantai Indonesia tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini:

  

Gbr 1 dan 2. Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate)

(Sumber: http://www.iucnredlist.org/details/4615 dan ...../8005)

Gbr 3 dan 4. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)

(Sumber: http://www.iucnredlist.org/details/11534 dan ..... /6494 )

  

Gbr 5 dan 6. Penyu Pipih (Natator depressus) dan Penyu Tempayan (Caretta caretta).

(Sumber: http://www.iucnredlist.org/details/14363 dan http://de.wikipedia.org/wiki/File:Caretta_

caretta_060417w2.jpg)

  Penyu laut mempunyai peran yang sangat penting dalam ekosistem pantai dan laut, diantaranya adalah: a). Penyu laut turut mengendalikan populasi ubur-ubur dan alga agar tidak terlalu banyak, b). Penyu laut juga mengontrol populasi kerang dan kepiting, c). Penyu laut dapat memangkas helai-helai lamu agar tidak terlalu panjang, sehingga ikan- ikan dan organisme laut lainnya dapat berkembang biak dengan baik, dan d). Kandungan yang terdapat pada telur-telur penyu yang terbenam di pantai membantu menyuburkan tumbuhan di pesisir laut ( http://www.wwf.or.id ).

  Dalam kehidupan penyu laut terdapat banyak ancaman dan gangguan yang menyebabkan hanya 1 dari 1000 tukik (anak penyu) yang dapat bertahan hidup hingga dewasa. Organisasi International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menggolongkan penyu laut ke dalam kelompok hewan yang terancam punah yang terdapat dalam daftar The IUCN Red List of Threatened Species. Penyebabnya adalah, penyu laut memiliki daur hidup yang rentan secara alamiah, dan sekaligus kelangsungan populasi penyu laut juga terancam akibat dari aktivitas manusia yang merusak, seperti perburuan telur penyu atau perdagangan illegal produk berbahan dasar penyu.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

  Dari uraian analisis situasi di atas tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa penyu laut sangat berperan penting dalam menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati bawah laut yang dimiliki laut-laut di Indonesia. Oleh karena itu, informasi tentang pentingnya peran penyu laut sebagai “Ambassador Laut Indonesia” dalam ekosistem laut sangat diperlukan dengan akses yang mudah diperoleh dan dengan cara yang terbuka, sehingga informasi tersebut dapat membantu masyarakat dalam memahami pentingnya menjaga penyu laut Indonesia. Dengan menggabungkan seluruh data-data yang ada tentang penyu laut yang terdapat di Indonesia, maka informasi yang terbuka dan mudah diakses ini dapat menunjang dalam kegiatan pelestarian penyu laut yang ada di konservasi-konservasi penyu laut Indonesia.

  Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) Batu Hiu merupakan salah satu tempat konservasi penyu laut Indonesia yang terletak di Kawasan Wisata Batu Hiu, Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. KPBL Batu Hiu ini didirikan oleh Bapak Didin Syaefudin pada tahun 2003 dan telah diakui oleh Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. Di lokasi konservasi tersebut, saat ini terdapat penangkaran lima jenis penyu, yaitu Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Lekang, Penyu Belimbing dan Penyu Tempayan.

  Gbr 7 dan 8. Survey Lokasi KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran

1.3. Tujuan dan Manfaat Kegiatan

  Tujuan program Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk menemukan strategi yang dapat menunjang kampanye konservasi penyu laut yang dikelola oleh KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran, sehingga strategi kampanye yang dapat diakses secara mudah dan terbuka oleh masyarakat luas tersebut dapat bermanfaat bagi program pelestarian penyu laut Indonesia ini.

BAB II RENSTRA ABDIMAS UNIVERSITAS ESA UNGGUL Rencana Strategis Universitas Esa Unggul untuk periode 2016-2020 merupakan

  upaya mencapai misi „Menjadi salah satu perguruan tinggi kelas dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tri Dharma Pergurun Tinggi“.Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi diposisikan oleh Universitas Esa Unggul sebagai wadah melatih, mendidik, mengembangkan, dan membangun sikap dan kehidupan ilmiah yang ditujukan bagi para pengajar. Berperan aktif dalam Abdimas ditujukan untuk menghasilkan produk yang lebih bermakna dan bermanfaat, sehingga dapat diukur sasaran kualitas hasil Abdimas dan kuantitas publikasi yang dihasilkan dengan cara yang efektif dan efisien dari segi waktu dan biaya kegiatan.

  Dalam Rencana Induk Penelitian Universitas Esa Unggul tahun 2017-2021 telah ditetapkan 7 bidang unggulan, yaitu: 1). Pengentasan kemiskinan (poverty alleviation) dan ketahanan dan keamanan pangan (food safety and security).; 2). Pemanfaatan energi baru dan terbarukan (new and renewable energy).; 3). Kualitas kesehatan, penyakit tropis, gizi dan obat-obatan (health, tropical diseases, nutrition and medicine).; 4). Penerapan pengelolaan bencana (disaster management) dan integrasi nasional dan harmoni soaial (nation integration and social harmony).; 5). Implementasi otonomi daerah dan desentralisasi (regional autonomy and decentralization).; 6). Pengembangan seni dan budaya/industri kreatif (arts and culture/creative industry) dan teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology).; dan 7). Pembangunan manusia dan daya saing bangsa (human development and competitiveness).

  Dukungan terhadap strategi kampanye bagi konservasi penyu laut Indonesia yang dilakukan oleh Kelompok Pelestari Biota Laut menjadi motivasi dalam program Abdimas ini yang sejalan dengan capaian dalam Rencana Induk Unggulan Universitas Esa Unggul tahun 2017-2021 melalui „Pengembangan seni dan budaya/industri kreatif (arts and

  

culture/creative industry)“ serta „Pembangunan manusia dan daya saing bangsa (human

development and competitiveness)“.

BAB III METODE KEGIATAN

3.1. Khalayak Sasaran

  Program Pengabdian kepada Masyarakat untuk Tahun 2017 ini secara umum ditujukan untuk mendukung Kampanye Konservasi Penyu Laut Indonesia sebagai bagian dari berbagai kegiatan yang diadakan untuk mendukung sebutan „Penyu Laut adalah Ambassador Laut Indonesia“, baik dalam skala nasional maupun internasional.

  Secara khusus program ini ditujukan untuk mendukung kegiatan Konservasi Penyu Laut Indonesia yang ada di Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) Batu Hiu yang ada di Kabupaten Pangandaran, yang didirikan oleh Bapak Didien Syaefudin.

  Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program Pengabdian kepada Masyarakat ini terdiri dari:

  1. Mengadakan wawancara dan diskusi dengan Bapak Didin Syaefudin sebagai pemilik KPBL Batu Hiu beserta para stafnya untuk mendapatkan data-data tentang permasalahan kampanye penyu laut dengan lebih jelas.

2. Menganalisa dan menentukan strategi kampanye konservasi penyu laut oleh

  KPBL Batu Hiu yang efektif dan komunikatif dari sudut pandang bidang Desain Komunikasi Visual.

  3. Membuat konsep dan aplikasi dari media desain visual yang baru yang dapat menunjang kampanye konservasi penyu laut oleh KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran ini.

3.2. Metode Kegiatan

  Proses dalam “Strategi Kampanye Konservasi Penyu Laut oleh KPBL Batu Hiu" dilaksanakan mulai 6 Maret 2017 hingga 25 Juni 2017, yaitu selama enam belas minggu, dengan menggunakan 4D Methodology of Design yang terbagi atas tahap dibawah ini:

1. Discover Phase, adalah tahap gathering data and becoming familiar with the

  situation through observation and analysis. Pada tahap ini digunakan creative problem solving dan service design process.

  2. Define Phase adalah tahap identifying key needs and issues, and developing a

  strategy and actionable plan to address these concerns. Pada tahap ini juga digunakan creative problem solving dan service design process.

  3. Design Phase adalah tahap exploring conceptual options and potential design

  directions, and organizing these possibilities into a clear vision. Pada tahap ini digunakan agile development process.

  4. Develop Phase adalah tahap implementing the approach and building out design

  elements along with testing, measurement, evaluation, and refinement. Pada tahap ini digunakan software maintenance tools.

3.3. Langkah-langkah Kegiatan

  3.3.1. Discover Phase

  Waktu pelaksanaan tahap ini adalah selama empat minggu yaitu mulai 6 Maret hingga 2 April 2017. Proses brainstorming sebagai pengenalan proyek Pengabdian pada Masyarakat di Batu Hiu ini dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua guna memahami permasalahan dalam kampanye konservasi penyu laut di Indonesia umumnya. Survey lokasi di KPBL Batu Hiu dilaksanakan pada minggu ketiga dimana pada kesempatan ini dilakukan wawancara dengan Bapak Didien Syaefudin dan beberapa pengelola konservasi KPBL Batu Hiu. Selain itu juga dikumpulkan data-data dan informasi tentang penyu laut dari KPBL Batu Hiu yang diperlukan bagi pengerjaan proyek ini. Pada minggu keempat dilakukan evaluasi atas data-data survey yang terkumpul yang akan digunakan untuk menentukan strategi yang tepat bagi kampanye konservasi penyu laut Indonesia.

  3.3.2. Define Phase

  Waktu pelaksanaan tahap ini adalah selama empat minggu yaitu mulai 3 April hingga 30 April 2017. Dalam tahap ini dilakukan perencanaan desain guna menentukan strategi yang tepat bagi kampanye konservasi penyu laut Indonesia. Strategi kampanye dalam program Pengabdian pada Masyarakat ini difokuskan pada bidang Desain Komunikasi Visual, dan ditentukan melalui Digital Media Communication yang berbentuk offline.

  3.3.3. Design Phase

  Waktu pelaksanaan tahap ini adalah selama empat minggu yaitu mulai 1 Mei hingga

  28 Mei 2017. Selama tahap ini dilaksanakan berbagai proses perancangan kampanye konservasi penyu laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh KPBL Batu Hiu. Proses desain tersebut mencakup penentuan prinsip-prinsip dan elemen-elemen desain. Hasil yang dicapai terdiri dari desain visual media digital sebagai media utama dan desain visual media cetak sebagai media pendukung.

  3.3.4. Develop Phase

  Waktu pelaksanaan tahap ini adalah selama empat minggu yaitu mulai 29 Mei hingga 25 Juni 2016. Pada tahap ini dilaksanakan proses produksi semua media visual untuk kampanye konservasi penyu laut Indonesia dari KPBL Batu Hiu.

3.4. Faktor Pendukung dan Penghambat

  Faktor pendukung yang ditemukan dalam program Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah penerimaan yang terbuka dari para staf di lokasi Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) Batu Hiu selama masa survey berlangsung, sehingga data-data yang tersedia di lokasi survey dapat diperoleh secara maksimal melalui wawancara dan observasi.

  Sedangkan faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam program „Strategi Kampanye Konservasi Penyu Laut Indonesia“ ini adalah keterbatasan data-data ilmiah yang dapat diperoleh di lokasi survey, sehingga data-data ilmiah tersebut harus diperoleh melalui website-website yang berkaitan dengan konservasi penyu laut secara umum.

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

  4.1.1. Discover Phase

  Keberadaan Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat ini telah diakui oleh Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia sebagai salah satu tempat konservasi penyu laut Indonesia. Berbagai aktivitas yang ada di KPBL Batu Hiu tersebut sangat menarik minat pengunjung, misalnya pengunjung diperbolehkan memegang dan memberi makan penyu laut, sehingga lokasi ini telah dimasukan ke dalam program wisata daerah Jawa Barat.

  Dari hasil wawancara dan observasi dengan para pengelola KPBL Batu Hiu, telah dapat diidentifikasikan salah satu permasalahan konservasi penyu laut Indonesia yang mereka hadapi, yaitu kurangnya pengetahuan dan informasi dari masyarakat luas tentang pentingnya konservasi penyu laut Indonesia bagi kelangsungan ekosistem dan keanekaragaman hayati bawah laut yang dimiliki Indonesia.

  Maka dari hasil diskusi dengan para pengelola KPBL Batu Hiu tersebut telah diusulkan sebuah media visual yang dapat digunakan untuk mendukung kampanye konservasi penyu laut Indonesia, yaitu berupa offline interactive media. Dijelaskan juga materi-materi yang dapat ditampilkan dan dikomunikasikan secara visual melalui teks dan

  

image. Kesempatan ini juga digunakan oleh para pengelola KPBL Batu Hiu untuk

menyampaikan beberapa output yang diinginkan dalam strategi kampanye ini.

  Pada tahap discover ini telah dapat dipetakan strategi perancangan yang efektif dan komunikatif untuk mendukung kampanye konservasi penyu laut Indonesia oleh KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

  4.1.2. Define Phase

  Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengamatan lapangan, wawancara dan diskusi dengan para pengelola KPBL Batu Hiu tersebut kemudian dianalisa kembali dengan tujuan untuk menentukan media-media visual yang akan digunakan bagi komunikasi visual kampanye konservasi penyu laut Indonesia. Media visual utama adalah offline interactive

  

media, sedangkan media pendukung adalah DVD-Cover, katalog, kartu nama, stiker,

totebag, dan kalender.

  Langkah berikutnya adalah memilih dan menentukan image yang akan ditampilkan dalam berbagai media visual untuk kampanye konservasi penyu laut Indonesia tersebut. Selain itu ditentukan juga bermacam-macam kata dan teks yang akan digunakan dalam penyusunan layout semua media visual. Elemen desain visual yang juga ditentukan dalam tahap define ini adalah penentuan color scheme, tipografi dan elemen-elemen grafis tambahan yang akan memaksimalkan tampilan dalam kampanye konservasi penyu laut Indonesia oleh KPBL Batu Hiu.

4.1.3. Design Phase

  Proses perancangan visual bagi kampanye konservasi penyu laut Indonesia dikerjakan pada tahap design ini, yaitu desain untuk media utama berupa offline interactive media serta media-media pendukung lainnya, yaitu DVD-Cover, katalog, kartu nama, stiker,

  

totebag, dan kalender. Target pemakai media-media kampanye di atas juga ditentukan

  dalam tahap ini, dimana offline interactive media dapat diakses oleh peminat secara terbuka dan tanpa batasan area, sedangkan media-media pendukung dapat diperoleh di lokasi KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran.

  Semua tampilan visual dari media-media tersebut berpedoman pada konsep desain komunikasi visual yang telah ditentukan yang dimunculkan dalam panduan color scheme,

  image dan layout, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gbr 9. Konsep Visual: Color Scheme, Image, Layout

4.1.4. Develop Phase

  Tahap develop ini merupakan tahap produksi atas semua hasil perancangan media visual untuk kampanye konservasi penyu laut Indonesia dari KPBL Batu Hiu.

4.2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

  Hasil perancangan yang digunakan untuk kampanye konservasi penyu laut Indonesia oleh KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran ini terdiri atas media-media visual sebagai berikut:

4.2.1. Digital Media: Offline Interactive Media

  Offline Interactive Media untuk kampanye konservasi penyu laut Indonesia di

  Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) Batu Hiu ini diberi judul SUPER-FAMILY CHELONIOIDEA dengan keyword untuk mesin pencari kata „KARAPAS“.

  

Gbr 10. Offline Interactive Media KARAPAS: Title

Offline Interactive Media KARAPAS ini memiliki tiga Menu Utama dalam site-nya, yaitu: Uniqueness, Bio-Ekologi dan Ekosistem.

  

Gbr 11. Offline Interactive Media KARAPAS: Menu

  Menu-Site UNIQUENESS menjelaskan tentang Keunikan Chelonioidea dan Morfologi Chelonioidea, yang ditunjukan pada gambar di bawah ini:

Gbr 12 dan 13. Offline Interactive Media KARAPAS: Uniqueness

  Menu-Site BIO-EKOLOGI menjelaskan tentang Bio-Ekologi, Reproduksi, Siklus dan

  Ancaman, yang ditunjukan pada gambar di bawah ini:

  

Gbr 14 dan 15. Offline Interactive Media KARAPAS: Bio-Ekologi

Menu-Site EKOSISTEM menjelaskan tentang Ekosistem dan Lestarikan, yang

  ditunjukan pada gambar di bawah ini:

  

Gbr 16 dan 17. Offline Interactive Media KARAPAS: Ekosistem

4.2.2. Support Media: Printing dan Merchandise

  Support Media untuk kampanye konservasi penyu laut Indonesia di KPBL Batu Hiu ini terbagi atas printing media dan merchandise. Printing media terdiri dari DVD-Cover yang digunakan sebagai packaging dari offline

interactive media tersebut. Packaging berwarna biru sesuai dengan color scheme yang

  telah ditentukan. Pada bagian luar dicantumkan penjelasan umum tentang KARAPAS.

  

Gbr 18. DVD-Cover

Printing media yang berupa kartu nama ditujukan untuk para pengelola KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran. Kartu nama ini memiliki format 85 mm x 55 mm.

  

Gbr 19. Kartu Nama

Printing media dalam bentuk katalog dengan format A5 landscape berisikan

  informasi singkat tentang kampanye konservasi penyu laut Indonesia yang dikelola oleh KPBL Batu Hiu. Katalog dapat diperoleh secara cuma-cuma bagi para pengunjung KPBL Batu Hiu.

  

Gbr 20. Katalog

  Merchandise terdiri dari stiker, totebag dan kalender yang dapat diperoleh para

  pengunjung dengan memberikan donasi tertentu utuk konservasi penyu laut Indonesia di KPBL Batu Hiu, Kabupaten Pangandaran. Bentuk merchandise tersebut ditunjukan pada gambar-gambar berikut:

  

Gambar 21, 22, dan 23. Merchandise: Stiker, Totebag, dan Kalender Tahun 2018

BAB V PENUTUP Dengan adanya hasil desain visual yang berupa offline interactive media dengan

  judul KARAPAS, maka diharapkan strategi kampanye konservasi penyu laut Indonesia yang dilakukan oleh KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran ini lebih dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa dibatasi area.

  Sedangkan hasil desain visual yang berupa berbagai media dalam printing media dan

  

merchandise diharapkan dapat menarik pengunjung untuk datang kembali ke lokasi

  konservasi penyu laut Indonesia yang dilakukan oleh KPBL Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran ini.

  Daftar Pustaka

  Dikti, 2015. Panduan Pelaksanaan Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Di

  Perguruan Tinggi Edisi IX, DP2M, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  Karjaluoto, Eric, 2013. Design Method, The: A Philosophy and Process for Functional Visual Communication (Voices that Matter). New Riders, Peachpit. Lucius, Christophera R., 2016. Strategi Perancangan Promosi Pariwisata Usaha Kecil

  Menengah (UKM) Warung Go-Sip di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu,

Jakarta. Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas, Vol. 3, No. 1, September 2016.

  Lampiran 1. Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2017

Tahun 2017

  No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni

  I Discover Phase

  1. Brainstorming

  2. Survey lokasi

  3. Analisa data hasil survey

  II Define Phase

  1. Brainstorming

  2. Konsep desain

  3. Penentuan media

  4. Perencanaan desain

  5. Graphic Standard Manual

  III Design Phase

  1. Prinsip dan elemen desain

  2. Sketsa awal

  3. Digital Media

  4. Supporting Media

  5. Fine Art

  IV Develop Phase

  1. Digital Media

  2. Printing Media

  3. Merchandise

  Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

  Lampiran 3. Biodata Ketua Tim

A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dipl.-Des. Christophera Ratnasari Lucius, S.T., M.A.

  2 Jenis Kelamin Perempuan

  3 Jabatan Fungsional Lektor

  4 NIP/NIK/Identitas Lain 0206090330

  5 NIDN 0326076804

  6 Tempat dan Tanggal Lahir Rembang, 26 Juli 1968

  7 E-mail christophera.lucius@esaunggul.ac.id

  8 Alamat Rumah Jl. Kutilang No. 125, Pekalongan 51114

  9 Nomor Telepon/HP 0812 8896 1771

  10 Alamat Kantor Jl. Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

  11 No. Telepon/Faksimili 021 5674223 ext. 213 / 021 5674248

  12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 50 orang

  1. Desain Komunikasi Visual: Corporate Identity

  2. Tipografi Dasar

  3. Tipografi Aplikasi

B. Riwayat Pendidikan S1 S1 S2

  

Nama Perguruan Universitas Kristen Bielefeld University of Applied Anhalt University of Applied

Tinggi Petra Surabaya Sciences, Germany Sciences, Germany Bidang Ilmu Tehnik Arsitektur Graphic and Communi-cation Integrated Design Design Tahun Lulus 1994 2005 2015 Judul Tugas Rumah Bersalin Javanese Architecture. DVD- Pekalongan Place Branding Akhir/Tesis/ Disertasi Surabaya. Production. Nama Pembimbing Ir. Irwan Santoso

  1. Prof. Torsten Stapelkamp

  1. Prof. Michael Hubatsch

  2. Prof. Uwe Goebel

  2. Prof. Severin Wucher

  C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan No Tahun Judul Penelitian Sumber Jumlah (Rp.)

1 2016 Kajian tentang Pekalongan Place Branding dari Tempat LPPM - UEU 24.000.000

Penghasil Batik menjadi Tempat Budaya Batik.

2 2016 Rempah Indonesia dalam Bentuk Infografis. Mandiri 2.000.000

2 2015 Pekalongan Place Branding. Mandiri 2.000.000

3 2013 Motif Batik Jlamprang. Kajian Estetika Batik Pekalongan LPPM - UEU 3.000.000

  D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan No Tahun Judul Pengabdian kepada Masyarakat Sumber Jumlah (Rp.)

1 2016 Strategi Perancangan Promosi Pariwisata UKM Warung LPPM - UEU 12.000.000

Go-Sip di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta.

  E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Vol/No/Thn Nama Jurnal

  1 2016 Perancangan Buku Sengkalan Jawa. Dari Angka Menjadi Vol.11/No.2/ Inosains

Makna dalam Budaya Jawa. Agustus 2016

  ISSN 1978 - 3485