Implementasi Metode Dempster Shafer Dalam Diagnosis Penyakit Pada Tanaman Jeruk

  

Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1632-1641 http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi Metode Dempster Shafer Dalam Diagnosis Penyakit Pada

Tanaman Jeruk

  1

  2

  3 Salam Maulana , Nurul Hidayat , Edy Santoso

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

  1

  2

  3 Email: salammaulana@gmail.com, ntayadih@ub.ac.id, edy144@ub.ac.id

Abstrak

  

Tanaman Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang mempunyai peran penting

dalam peningkatan devisa negara. Berdasarkan data dari Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015)

Pertumbuham impor jeruk sebesar 11% tiap tahun dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi

pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya. Hal ini seharusnya

mendorong para petani khususnya petani tanaman jeruk harus berinovasi agar tidak kalah bersaing

dengan hasil produk impor. Banyak masyarakat yang mencoba untuk membudidayakan tanaman jeruk.

Tetapi semakin banyaknya petani yang mencoba membudidayakan tanaman jeruk tidak diimbangi

dengan pengetahuan mengenai cara menangani tanaman jeruk apabila terserang penyakit. Banyak

kendala

  • –kendala para petani dalam menanam atau membudidayakan tanaman jeruk. Salah satu

    kendalanya yaitu penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Hama penyakit tanaman jeruk merupakan

    OPT (Organisme Pangganggu Tanaman) yang harus diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kondisi

    maupun produktifitas tanaman jeruk. Organisme Pangganggu Tanaman tersebut selain sebagai hama

    juga sebagai vektor pembawa penyakit. Dalam penelitian kali ini, sistem dikembangkan menggunakan

    metode Dempster-Shafer sebagai media diagnosis penyakit tanaman jeruk. Tujuan dari penelitian ini

    untuk membantu pengguna sistem khususnya para petani tanaman jeruk agar dapat mengetahui atau

    mengidentifikasi penyakit ketika tanaman jeruk terkena penyakit serta cara menanggulanginya. Dari

    kasus uji coba yang telah dilakukan dari 30 data uji, didapatkan hasil pengujian akurasi sebesar 90%

    menunjukkan bahwa aplikasi berfungsi dengan baik sesuai dengan metode Dempster-shafer Dempster-

    shafer.

  : Penyakit tanaman jeruk, Dempster Shafer.

  Kata kunci

Abstract

  Citrus Plants is one of the national commodities that has an imporant role in increasing the

country's foreign exchange. According to the data from Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015), the

increase imports of citrus by 11% anually in a span of a decade, makes Indonesia become a promising

International markets. It should encourage farmers, especially citrus farmers to innovate in order to

compete with imported goods. Many people are trying to cultivate citrus crops. However, it is not

balanced with the knowledge of how to deal with crops diseasaes. There are many problems regarding

citrus plants faced by farmers, one of which is pest problem that needs special attention, for it affects

the production and cause diseases. In this research, the system was developed using Dempster-Shafer

method as disease detector. The data were collected using interview related to theory. The results of

this research is a plant disease-diagnostic system utilizing Demspter-Shafer method that detect simptom,

cause, and solution; and it is based on theory of the experts. Based on the tests that had been done, it

was found that the acuracy reached 90% that indicates the system was functioning properly using

Dempster-shafer.

  Keywords : The Citrus plant disease, Dempster-Shafer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

1632

1. PENDAHULUAN

  Tanaman Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang mempunyai peran penting dalam peningkatan devisa negara. Tanaman Jeruk dapat tumbuh dan dibudidayakan oleh petani di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan varietas atau spesies komersial yang berbeda dan dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat baik masyarakat dengan pendapatan rendah hingga yang berpenghasilan tinggi. Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015) mengungkapkan bahwa produktivitas usaha tani jeruk nasional cukup tinggi, yaitu berkisar 17-25 ton/ha dari potensi 25-40 ton per ha. Pada tahun 2004, luas panen jeruk mencapai 70.000 ha dengan total produksi sebesar 1,600,000 ton, sekaligus menempatkan posisi Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk dunia ke 13 setelah Vietnam.

  Dengan telah diberlakukannya pasar perdagangan bebas di Asia Tenggara membuat serbuan produk impor dari negara –negara tetangga semakin besar, salah satunya komoditi tanaman jeruk. Pertumbuham impor jeruk sebesar 11% tiap tahun dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya. Hal ini seharusnya mendorong para petani khususnya petani tanaman jeruk untuk berinovasi agar tidak kalah bersaing dengan hasil produk impor. Banyak masyarakat yang mencoba untuk membudidayakan tanaman jeruk. Tetapi semakin banyaknya petani yang mencoba membudidayakan tanaman jeruk tidak diimbangi dengan pengetahuan mengenai cara menangani tanaman jeruk apabila terserang oleh penyakit. Banyak kendala

  • –kendala para petani dalam menanam atau membudidayakan tanaman jeruk, salah satu kendalanya yaitu penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Hama penyakit tanaman jeruk merupakan OPT (Organisme Pangganggu Tanaman) yang harus diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kondisi maupun produktifitas tanaman jeruk, lebih – lebih Organisme Pangganggu Tanaman tersebut selain sebagai hama juga sebagai vektor pembawa penyakit. Masalah yang paling menonjol adalah serangan penyakit CVPD, yang salah satunya ditularkan oleh serangga hama.

  Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015) dan Pegawai Penyuluh Lapangan dari Badan Pertanian menyatakan bahwa masih terdapat petani atau masyarakat yang dalam membudidayakan tanaman jeruk tidak dibekali ilmu atau pengetahuan dalam menangani hama penyakit tanaman jeruk. Dikarenakan ketidaktahuan atau kurang pahamnya petani jeruk tentang penyakit yang menyerang tanaman jeruk menyebabkan petani seringkali terlambat dalam mengetahui bahwa tanaman jeruknya telah terjangkit penyakit tanaman, bahkan tidak jarang petani juga tidak tahu cara mengatasi dan penanganan pertama ketika tanaman jeruk terserang penyakit. Meskipun sudah banyak pakar spesialis penyakit jeruk tetapi pakarpun mempunyai keterbatasan seperti terbatasnya jam kerja dan banyaknya kunjungan kerja sehingga menyulitkan petani untuk melakukan konsultasi langsung. Keterbatassan tersebut dapat disiasati dengan suatu teknologi informasi yang dapat membantu meringankan pakar dengan cara mengembangkan aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit pada tanaman jeruk berbasis web. Tujuan penelitian ini untuk memberikan informasi mengenai penyakit tanaman jeruk dan dapat mendiagnosis penyakit tanaman jeruk beserta pencegahan awalnya

  Penelitian mengenai penyakit tanaman jeruk sebelumnya pernah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Jaenal Arifin (2011) dengan judul Sistem Pakar untuk mengidentifikasi jenis penyakit pada tanaman Jeruk berbasis WAP (Web Acces Protocol)

  . Sistem tersebut akan memberikan informasi dan diagnosis kepada pengguna mengenai berbagai macam jenis penyakit pada tanaman jeruk. Tetapi Aplikasi ini akan tidak efektif apabila jumlah gejala pada satu jenis penyakit terlalu banyak, misal 50 gejala, karena waktu yang dibutuhkan akan relatif panjang karena harus menjawab 50 pertanyaan untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Pada penelitian lain Yuangga Dwi Purwita (2016) dengan judul “Pemodelan Sistem Pakar untuk mengdiagnosis Penyakit Paru pada anak dengan metode Dempster Shafer”. Dari hasil pengujian penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit paru pada anak dengan menggunakan metode Dempster Shafer memiliki tingkat keberhasilan dengan persentase sebesar 86,66%. Akurasi ini didapatkan dari keberhasilan sistem dalam mendiagnosis 13 kasus uji dengan benar dari 15 data kasus uji yang ada. Data yang digunakan merupakan data yang didapatkan dari pakar dan saat ujicoba dilakukan didampingi oleh pakar langsung. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa metode

  Dempster-Shafer berfungsi dengan baik sesuai diagnosis pakar.

  Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). nilai m tidak hanya mengidentifikasikan elemen-elemen ϴ saja, namun juga semua subsetnya. Kita harus menunjukkan bahwa jumlah semua m dapat subset ϴ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih keempat hipotesis tersebut, maka nilai: m{ ϴ} = 1,0 Jika kemudian diketahui bahwa Banyak merasa khawatir merupakan gejala dari Inatentif dan Y juga merupakan subset dari ϴ dengan m = 0,7 maka: m{P01, P02, P03} = 0,3 m{ ϴ} = 1 – 0,3 = 0,7 Apabila diketahui X adalah subset dari ϴ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya dan Y juga merupakan subset dari

  “ Implementasi Metode Dempster Shafer dalam Diagnosis Penyakit Tanaman Jeruk” dengan tujuan membantu para petani dapat mendiagnosis penyakit yang menyerang tanaman jeruk sehingga kuantitas dan produktifitas tanaman jeruk meningkat.

  Pada penelitian ini penulis mencoba mengimplementasikan metode Dempster Shafer untuk mendiagnosis penyakit tanaman jeruk dengan judul

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1 Metode Dempster Shafer

  Plausibility (Pl) ditulis dalam persamaan 2.1. Pl

  = Nilai Densitas (kepercayaan)

  Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat terselesaikan secara lengkap dan konsisten. Ketidakkonsistenan tersebut adalah akibat adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti itu disebut dengan penalaran non- monotonis . Untuk mengatasi ketidakkonsistenan tersebut maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster-Shafer.

  Tristeza Penyakit ini disebabkan oleh virus Tristeza. Gejala yang dialami antara lain pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, daun kaku dan berukuran lebih kecil dengan tepinya melengkung keatas, terjadi pemucatan tulang daun (vein clearing) berupa garis-garis putus atau memanjang pada tulang daun yang tembus cahaya 2 minggu sampai 2 bulan setelah tertular.

  b.

  CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Penyakit ini disebabkan oleh organisme, tepatnya jenis kutu loncat yang mempunyai nama ilmiah Diaphorina Citri. Penyakit ini menyerang bagian batang pohon jeruk yang ditanam. Gejala yang dialami apabila tanaman jeruk terserang CVPD antara lain rasa buah yang sangat masam, ukuran buah yang kecil dan daun berguguran.

  : a.

  2.2 Penyakit Tanaman Jeruk Ada beberapa penyakit tanaman yang umumnya menyerang tanaman jeruk, antara lain

  XYZ = Himpunan Evidence Ø = Himpunan Kosong

  Keterangan: m

  (X) = 1 – Bel (2.1) Plausability juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin X, ma ka dapat dikatakan bahwa Bel (⌐x) = 1, dan Pl (x) = 0.

  1 − ∑ ∩ = Ø m1(x).m2(y)

  ( ) = ∑ ∩ y = 1 ( ). 2( )

  Menurut (Sulistyohati, 2008) secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval [Belief, Plausability]

  Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.

  P03 = Hiperaktif Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen ϴ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Sebagai contoh, gejala Banyak merasa khawatir hanya mendukung {P01}.

  Misalkan: ϴ = {P01, P02, P03} Dengan P01 = Inatentif P02 = Impulsif

  Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya Frame of Discrement yang dinotasikan sebagai ϴ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis.

  ϴ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3 sehingga didapatkan Persamaan 2.2, yaitu:

  • – bintik hitam dan pada daun timbul warna coklat.

f. Busuk akar dan Pangkal Batang

Tabel 3.1 Diagnosa Aktor Aktor Deskripsi proses

  3.1 Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak ini diawali dengan diagnosa aktor-aktor yang terlibat dalam sistem pakar, penjabaran kebutuhan masukan, proses, dan keluaran.

  Pohon Perancangan

  Gambar 3.1

  Perancangan dilakukan meliputi tiga tahap, yaitu proses analisa kebutuhan perangkat, perancangan sistem pakar dan perancangan perangkat lunak. Pada tahap analisa kebutuhan perangkat terdiri atas diagnosa aktor, analisa kebutuhan masukan, analisa kebutuhan proses, dan analisa kebutuhan keluaran. Perancangan pada sistem pakar sendiri terdiri dari perancangan akuisisi, pengetahuan, basis pengetahuan, representasi pengetahuan, basis pengetahuan, mesin inferensi, blackboard, fasilitas penjelas, dan interface user. Model Tree dari perancangan sistem pakar dapat dilihat lebih jelasnya pada Gambar 3.1.

  Kanker Jeruk Penyakit kanker yang disebabkan oleh patogen Xanthomonas axonopodis pv. citri. Gejala awal berupa bercak putih pada sisi bawah daun yang lama kelamaan akan menjadi warna coklat, kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya. Warna buah menjadi pucat, menggelembung dan buah menjadi busuk.

  g.

  Penyakit ini menyerang bagian akar dan batang dari pohon jeruk. Penyakit ini umumnya menyerang pada bagian pangkal batang dekat permukaan tanah atau pada bagian sambungan antara batang atas dan bawah bibit jeruk okulasi. Gejala umum yang terlihat kulit akar membusuk, daun layu dan menyebabkan daun berguguran.

  Bagian yg diserang adalah buah. Gejala yang dialami antara lain permukaan daun muncul bintik

  Busuk Buah Penyakit busuk buah disebabkan oleh mikroorganisme Penicillium spp. , Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.

  e.

  Blendok Penyakit Blendok atau Diplodia merupakan salah satu penyakit utama pada jeruk. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang mempunyai nama ilmiah Diplodia Natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang pohon.Gejala umum yang ditimbulkan berupa warna batang yang menjadi keabu - abuan dan juga kulit batang kering dan mengelupas d. Embun Tepung Penyakit ini umum terjadi pada waktu musim pertunasan, ditandai dengan adanya lapisan tepung putih pada bagian atas daun, yang dapat menyebabkan daun malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur). Kumpulan tepung putih pada daun, tunas dan buah muda merupakan masa konidia jamur Oidium tingitanium yang menyerang bagian daun jeruk.

  c.

  • Melakukan diagnosis gejala penyakit tanaman jeruk

  User

  • Tambah, hapus, edit data Rule • Tambah, hapus, edit data gejala
  • Tambah, hapus, edit data penyakit • Tambah, hapus, edit data informasi user.

3. PERANCANGAN

  Diagnosa aktor bertujuan untuk mengetahui aktor yang terlibat dalam penggunaan sistem pakar diagnosa penyakit tanaman jeruk. Aktor yang berinteraksi dengan sistem pakar tersebut

  Pakar

  Ada beberapa tahapan dalam pembuatan pemodelan sistem untuk diagnosa penyakit pada tanaman jeruk dengan metode Dempster-Shafer. Tahapan tersebut antara lain studi literatur, pengumpulan data, analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi sistem, pengujian sistem, dan pengambilan kesimpulan.

3.2 Daftar Kebutuhan Fungsional

  FO_

  Pakar/Ad min Update Data Gejala

  FO_

  10 Sistem mampu menghapus data gejala

  Pakar / Admin

  Delete Data Gejala

  FO_ Sistem bisa Pakar/Ad Input 11 menyediakan antarmuka untuk memasukkan nilai Bobot. min Nilai

  Bobot Sistem bisa menyediakan antarmuka untuk mengubah nilai Bobot.

  Pakar / Admin

  Update Nilai Bobot

  FO_

  12 Sistem mampu menambahkan data tentang penyakit tanaman jeruk

  Pakar/Ad min Input Data penyakit

  13 Sistem mampu melakukan perubahan data penyakit tanaman jeruk

  FO_

  Pakar/Ad min Update Data penyakit

  FO_

  14 Sistem mampu menghapus data Penyakit

  Pakar/Ad min Delete Data penyakit

  FO_

  15 Sistem menyediakan antarmuka logout Pakar/Ad min

  Logout

  3.3 Perancangan Sistem Pakar Sistem pakar pada penelitian ini digunakan untuk mendiagnosa penyakit tanaman jeruk.

  Metode yang diterapkan yaitu Dempster shafer. Metode Dempster-Shafer digunakan untuk proses pengambilan kesimpulan, sedangkan penulusuran jawaban untuk mencari nilai kepercayaan terbesar dari hasil perhitungan metode Dempster-Shafer menggunakan metode Forward Chaining.

  3.3.1 Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan merupakan akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan kedalam komputer dan meletakkannya dalam basis pengetahuan dengan format tertentu. Bahan pengetahuan dapat diperoleh dengan beberapa cara, seperti dari buku internet, maupun pengetahuan yang berasal dari pakar. Pada penelitian ini proses akuisisi pengetahuan diperoleh dari buku , jurnal dan wawancara dengan pakar. Hasilnya diperoleh Macam-macam penyakit tanaman jeruk, terdapat 7 jenis penyakit yang ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Jenis Penyakit Pada Tanaman Jeruk

  Kode Nama Penyakit P01 Penyakit Tristeza P02 Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)

  9 Sistem bisa melakukan perubahan data gejala.

  Tabel kebutuhan fungsional memiliki penjelasan kebutuhan yang harus disediakan oleh sistem, aktor yang berperan pada kebutuhan tersebut, serta nama proses yang menunjukkan fungsionalitasnya

Tabel 3.2 Daftar Kebutuhan Fungsional

  User Lihat Hasil Diagnosa

  ID Requirements Actor Keterang an

  FO_

  01 Sistem bisa menampilkan informasi jenis-jenis penyakit pada tanaman jeruk

  Pakar / admin Lihat informasi

  FO_

  02 Sistem bisa melakukan login (pakar)

  Pakar / admin Login

  FO_

  03 Sistem bisa menerima data gejala yang diinputkan oleh user untuk melakukan proses diagnosa

  User Proses Diagnosa

  FO_

  04 Sistem bisa menampilkan hasil diagnosa penyakit tanaman jeruk yang berdasarkan gejala yang diinputkan oleh seorang user.

  FO_

  08 Sistem bisa menyediakan antarmuka untuk memasukkan data gejala oleh seorang pakar.

  05 Sistem bisa melakukan uji diagnosa penyakit

  Pakar / Admin

  Proses Diagnosa

  FO_

  06 Sistem bisa menampilkan seluruh data hasil diagnosa penyakit yang diinput user maupun hasil uji diagnosa.

  Pakar / Admn

  Lihat Hasil Diagnosa

  FO_

  07 Sistem dapat menampilkan data informasi user.

  Pakar / Admin

  Lihat Informasi user

  FO_

  Pakar/Ad min Input Data Gejala P03 Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.) P04 Busuk buah (Gloeosporium Sp.) P05 Busuk akar (Armilliaria Melea) P06 Penyakit CVPD P07 Penyakit Blendok

  Gejala-gejala dari penyakit tanaman jeruk terdapat 20 gejala dari 7 penyakit tanaman jeruk. Gejala-gejala yang ditentukan oleh pakar disebutkan pada Tabel 3.4.

  ELSE Mengelembung ELSE Warna Buah Pucat THEN Penyakit Kanker (Botryosphaeria Sp.)

  Implementasi yang dibahas menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database PHPMyAdmin. Bahasa pemrograman PHP digunakan untuk membangun aplikasi. Database PHPMyAdmin digunakan untuk menyimpan data.

  Bab ini membahas mengenai implementasi perangkat lunak berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari analisis kebutuhan dan proses perancangan perangkat lunak yang telah dibuat.

   IMPLEMENTASI

  IF Batang mengelupas ELSE Daun berguguran ELSE Warna Batang Yang Menjadi Keabu - abuan THEN Penyakit Blendok 4.

  R7

  IF Buah Mempunyai Ukuran Yang Kecil ELSE Rasa Buah Yang Sangat Masam ELSE Daun berguguran THEN Penyakit CVPD

  R6

  IF Daun Layu ELSE Daun Berguguran ELSE Kulit Akar Membusuk THEN Busuk Akar

  R5

  IF Daun Timbul Warna Coklat ELSE Permukaan Daun Tumbuh Bintik Hitam THEN Busuk Buah (Gloeosporium Sp.)

  R4

  ELSE Daun Timbul Warna Coklat ELSE Bintik warna coklat dibuah

Tabel 3.4 Gejala Penyakit Pada Tanaman Jeruk Kode Gejala

  IF Buah Membusuk

  R3

  IF Pada Daun Atas Tampak Putih ELSE Tunas Tidak Normal ELSE Berkutil Coklat THEN Penyakit Embun Tepung (Powdery Mildew)

  R2

  IF Pemucatan tulang daun ELSE Sisi daun melengkung keatas ELSE Pertumbuhan daun tidak teratur THEN Penyakit Tristeza

  Tujuh aturan atau rule No Aturan (Rule) R1

  Tabel 3.5

  3.3.3 Representasi Pengetahuan Untuk memprediksi jenis penyakit yang dialami oleh tanaman jeruk maka setiap gejala yang ada perlu dianalisis dan setelah diketahui gejala yang mempengaruhi jenis penyakitnya kemudian dibuatlah aturan (rule). Dari kombinasi data gejala yang menjadi penyebab penyakit pada tanaman jeruk, maka dapat disimpulkan ada 7 (tujuh) aturan atau rule yang bisa dijelaskan dengan Tabel 3.5.

  3.3.2 Basis Pengetahuan Basis pengetahuan berisi tentang pengetahuan yang relevan yang diperlukan untuk memahami, merumuskan dan memecahkan persoalan Basis pengetahuan merupakan inti program dari sistem dimana basis pengetahuan merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar.

  Pemucatan tulang daun berupa garis-garis putus atau memanjang G04 Sisi daun melengkung ke atas G05 Pertumbuhan daun tidak teratur G06 Pada daun atas tampak putih G07 Tunas tidak normal G08 Berkutil coklat G09 Daun berguguran G10 Buah membusuk G11 Bintik warna coklat dibuah G12 Batang Mengelupas G13 Kulit batang mongering G14 Warna batang menjadi keabu – abuan. G15 Rasa buah yang sangat masam G16 Buah mempunyai ukuran kecil G17 Kulit akar membusuk G18 Daun layu G19 Warna buah pucat G20 Buah Menggelembung

  G01 Permukaan daun tumbuh bintik hitam G02 Daun timbul warna coklat G03

  5. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini membahas mengenai proses

  • Buah membusuk
  • Bintik warna coklat
  • Buah mempunyai ukuran kecil
  • Buah Membusuk • Batang Mengelupas • Kulit batang mongering
  • Kulit akar membusuk
  • Daun layu
  • Permukaan daun tumbuh bintik hitam
  • Daun timbul warna coklat
  • Pemucatan tulang daun berupa garis- garis putus / memanjang
  • Buah membusuk
  • Buah mempunyai ukuran kecil
  • Rasa Buah sangat masam
  • Rasa buah yang sangat masam
  • Buah mempunyai ukuran kecil
  • Warna Buah pucat
  • Pemucatan tulang daun berupa garis- garis putus / memanjang
  • Pertumbuhan Daun tidak teratur
  • Daun timbul warna coklat

  • Sisi daun melengkung ke atas
  • Pertumbuhan daun tidak teratur
  • Tunas Tidak normal
  • Berkutil coklat
  • Buah membusuk
  • Daun berguguran
  • Batang mengelupas
  • Kulit batang mengering
  • Tunas Tidak Normal • Berkutil Coklat Embun Tepung Blendok

  Kanker Jeruk

  1 8.

  CVPD CVPD

  1

  9

  CVPD CVPD

  1

  • Pada daun atas tampak putih
  • Daun berguguran

  10

  Embun Tepung

  Embun Tepung

  1

  11

  1

  Kanker Jeruk

  Busuk akar & Pangkal Batang

  12

  • Pada daun atas tampak putih
  • Berkutil coklat

  • Bintik warna coklat
  • Daun berguguran
  • Batang mengelupas
  • Tunas tidak beraturan

  13

  Embun Tepung

  Embun Tepung

  1

  • Daun berguguran
  • Kulit akar membusuk
  • Daun layu

  14

  Busuk akar & Pangkal Batang

  Busuk akar & Pangkal Batang

  Busuk akar & Pangkal Batang

  • Daun berguguran
  • Daun timbul warna coklat
  • Tunas tidak normal
  • Buah membusuk

  6

  7

  1

  pengujian sistem pakar diagnosa Penyakit Tanaman Jeruk yang telah dibangun. Proses pengujian yang dilakukan ialah pengujian akurasi. Pengujian akurasi digunakan untuk menguji tingkat akurasi antara perhitungan tes secara manual dengan perhitungan tes yang telah diimplementasikan menjadi sistem pakar.

  5.1 Pengujian Akurasi Tabel 5.1

  Hasil Pengujian Akurasi

  No Gejala Hasil Diagno sa Sistem Hasil Diagnosa Pakar Aku rasi

  1

  Busuk Buah

  Busuk Buah

  1

  2

  Tristeza Tristeza

  3

  CPVD

  Embun Tepung

  Embun Tepung

  1

  4

  Embun tepung Embun Tepung

  1

  5

  Blendo k Blendok

  1

  Kanker Jeruk

  1

  • Kulit batang mengering
  • Pada daun atas tampak putih
  • Sisi daun melengkung keatas
  • Pertumbuhan daun tidak teratur
  • Buah membusuk
  • Pemucatan tulang daun berupa garis- garis putus / memanjang
  • Sisi daun melengkung keatas
  • Bintik warna coklat dibuah
  • Buah membusuk
  • Daun berguguran
  • Rasa buah sangat masam
  • Warna buah pucat
  • Buah menggelembu ng
  • Batang mengelupas
  • Kulit batang mengering
  • Warna batang menjadi keabu
    • – abuan

  • Bintik warna coklat pada buah
  • Buah membusuk
  • Rasa buah yang sangat masam
  • Buah mempunyai ukuran kecil

  1

  23

  CVPD CVPD

  1

  24

  Kanker jeruk Kanker jeruk

  • Pada daun atas tampak putih
  • Tunas tidak normal
  • Sisi daun melengkung keatas
  • Sisi daun menggulung ke atas
  • Pertumbuhan daun tidak teratur
  • Pemucatan tulang daun berupa garis- garis putus / memanjang

  Busuk Buah

  Busuk buah

  Tristeza Embun Tepung garis putus / memanjang

  Kanker Jeruk

  Kanker Jeruk

  28

  1

  25

  27

  Embun tepung Embun Tepung

  1

  • Tunas tidak normal
  • Daun berguguran
  • Bintik warna coklat pada buah
  • Kulit batang mengering
  • Permukaan daun tumbuh bintik hitam
  • Sisi daun melengkukng keatas
  • Pertumbuhan daun tidak teratur
  • Tunas tidak normal
  • Permukaan daun tumbuh bintik hitam
  • Daun timhul warna coklat
  • Pertumbuhan daun tidak teratur
  • Pemucatan tulang daun berupa garis-
  • Buah membusuk

  26

  22

  Embun Tepung

  1

  Embun Tepung

  Tristeza Tristeza

  1

  Kanker Jeruk

  15

  Kanker Jeruk

  Kanker Jeruk

  1

  16

  Tristeza Tristeza

  1

  17

  Kanker Jeruk

  1

  21

  18

  Blendo k Blendok

  1

  19

  CVPD CVPD

  1

  20

  Tristeza Tristeza

  1

  1

  • Daun berguguran
  • Batang mengering
  • Warna buah pucat
  • Buah menggelembu ng
  • Buah berukuran kecil
  • Warna buah pucat
  • Buah menggelembu ng

5.2 Hasil Pengujian Akurasi

  • Sistem diagnosa penyakit tanaman jeruk dilakukan sebagai salah satu cara untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit tanamam jeruk. Sistem ini telah menggunakan metode Dempster shafer dengan cara menghitung nilai bobot setiap penyakit berdasarkan jurnal dan interpretasi pakar. Kemudian sistem akan memilih penyakit dengan nilai bobot terbesar, Sehingga menghasilkan persentase hasil akhir keluaran sistem.
  • Berdasarkan hasil pengujian akurasi bahwa keakurasian hasil keluaran sistem dengan diagnosa pakar adalah 90%. Ketidakakurasian sistem pakar ini sebesar 10% yang dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu subyektifitas pakar dalam pemberian nilai kepercayaan gejala penyakit dikarenakan keyakinan tiap pakar berbeda dan masukan data gejala fakta yang komplikasi dengan penyakit yang belum terdapat pada sistem.

  Andi Offset. Yogyakarta Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departeme n Pertanian. 2005. “Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk”. Jakarta.

  A rief, M.Rudianto. 2011. “Pemrograman Web Dinamis Menggunakan Php dan Mysql”.

  Arifin, Jaenal. 2011.. “Sistem Pakar Untuk Mengdiagnosa Jenis Penyakit Pada Tanaman Jeruk Berbasis WAP”. Sekolah Tinggi Teknik Surabaya. Surabaya.

  Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Jeruk dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian yang dilakukan pada Pemodelan

  3. Pada kasus no. 22 hasil diagnosa sistem saat pencocokan menemukan 6 gejala pada diagnosa penyakit. Lalu dilakukan perhitungan bobot dari masing-masing penyakit tersebut, sistem menghasilkan output berupa penyakit Tristeza, sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit Embun. Menurut pakar ketika tanaman jeruk terserang penyakit dan mengalami gejala sisi daun atas tampak putih maka bisa dipastikan jeruk tersebut terserang penyakit Embun Tepung.

  2. Pada kasus no. 12 hasil diagnosa sistem saat pencocokan menemukan 4 gejala pada diagnosa penyakit. Lalu dilakukan perhitungan bobot dari masing-masing penyakit tersebut, sistem menghasilkan output berupa penyakit Embun Tepung. Sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit Blendok. Karena menurut pakar gejala batang mengelupas dan batang mengering merupakan ciri khas penyakit blendok yang menyerang tanaman jeruk pada bagian batangnya.

  Proses analisa dari pengujian akurasi sistem diagnosa penyakit tanaman jeruk menggunakan metode Dempster Shafer dilakukan berdasarkan percocokan hasil diagnosa pakar dengan hasil diagnosa sistem pada Tabel 5.2 berdasarkan 30 data yang diuji adalah 90%. Nilai persentase tersebut diperoleh dari pembagian data yang benar sebanyak 27 dari 30 data kasus sebenarnya. Hasil perbedaan antara data sebenarnya dengan perhitungan karenaada beberapa hal yaitu: 1.

  Pada kasus no. 6 hasil diagnosa sistem saat pencocokan menemukan gejala –gejala terdiagnosa pada 2 jenis penyakit. Lalu dilakukan perhitungan bobot dari masing- masing penyakit tersebut, sistem menghasilkan output berupa penyakit kanker jeruk. Sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit CVPD.

  1

  Busuk akar dan pangkal batang

  Busuk akar dan pangkal batang

  30

  1

  Kanker Jeruk

  Kanker Jeruk

  29

DAFTAR PUSTAKA

  Connolly, T., Begg, C. 2010. “Database Systems: a practical approach to design, implementation, and management. 5th Edition”. Pearson Education. United State of America. Kanisius, Aksi Agraris. 1994. “Budidaya Tanaman Jeruk” Kusumadewi Sri. 2003. “Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya)”. Graha Ilmu.

  Yogyakarta. Muhammad, Arhami. 2006. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. Andi Offset.

  Purwita, Yuangga Dwi. 2016.

  “Pemodelan Sistem Pakar untuk mengdiagnosis Penyakit Paru pada anak dengan metode Dempster Shafer”. Univerista Brawijaya Malang. Sulistyohati, A., 2008. “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal dengan Metode

  Dempster- Shafer”. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Wijaya, Rani Anugrah. 2016. “Sistem Pakar Pendeteksi dan Penanganan dini Penyakit

  Kulit pada anak dengan metode Dempster Shafer”. Univerista Brawijaya Malang.