110 Effect Of Input Angle, Dimenssion Ratio-Mechanism Link To The Output, Transmission Angle And Motion Characteristic

  

Effect Of Input Angle, Dimenssion Ratio-Mechanism Link To The Output,

Transmission Angle And Motion Characteristic

Endi Sutikno, Agustinus Ariseno

  

  and R

  4

  , the curve is transformed from two domains into one domain. Moreover, for increasing of R

  2

  , the curve is transformed in the opposite way.

  Keywords: lingkage, input angle, output angle, transmition angle, dimension ratio PENDAHULUAN

  Mekanisme adalah bagian dari permesinan yang tersusunan dari batang hubung (link) yang bisa bergerak satu terhadap yang lain membentuk rancang bangun bagian dari permesinan. Mekanisme dirancang untuk mentransformasi gerak, kecepatan, gaya untuk maksud penggunaan tertentu. Mekanisme empat batang tersusun dari empat buah batang hubung sedemikian rupa menghasilkan derajad ketidak tentuan kinematik (degree of fredom of motion) tertentu, yang dalam hal ini harus bernilai satu. Berarti mekanisme sudah pasti bergerak dengan satu veriabel input, berupa gerakkan yang diberikan kepada salah satu dari keempat link, yang biasanya pada link ke-2 dalam urutan. Sedangkan untuk link ke- 1 dirancang tidak bergerak, diam (fixed link).

  Link-3, dan link ke-4, akan bergerak

  menghasilkan bentuk gerak tertentu, yang bisa dinyatakan dalam besarnya nilai sudut

  follower (

  3 ), sudut transmisi (

  , dan yang penting sudut output (

  obtain a polynomial curve tends to resemble as parabolic curve. For increasing of R

  

  4 ). Bentuk gerak yang

  dihasilkan digambarkan oleh lintasan (path) sambung link-1 dan link-2, di joint A. Dan lintasan output yaitu pada joint B, sambungan dari link-3 dan link-4. Karakteristik gerakkan digambarkan dari bentuk lintasan joint A, dan B serta nilai besarnya sudut output (

  

  4 ) [1].

  Mehmet Akyurt [2], telah meneliti hubungan variasi follower (link-3) yang berpengaruh terhadap sudut output, dimana disimpulkan bahwa dihasilkan nilai sudut

  output yang meningkat dengan semakin

  besarnya panjang relatif link-3, dan membentuk mapping hubungan sudut input dan sudut output.

  Dari W.P. Boyle dan K. Liu [3], diteliti tentang analisa dari a four bars linkge sebagai fungsi pembangkit gerak (function of

  generator), dalam hal ini sudut input dapat

  menentukan sudut output dari model matematik fungsi pembangkit gerak yang diiterasikan.

  3

  4

  Laboratory of Mechanical Basic Phenomena Department of Mechanical Engineering, Faculty of Technology, Brawijaya University

  and R

  Abstract

  In the previous study, the design of a four bar linkage mechanism had been analyzed by using a constant length dimension of link. The relationship between degree inputs to degree output was generated by using mathematic model of generator function. In this study, variation of length dimension of link was investigated to find the characteristic the output motion of four bar linkage mechanism. The input degree, ratio of link number 2 (R

  2

  ), ratio of link number 3 (R

  3

  ) and ratio of link number 4 (R

  4

  ) is chosen as independent variable. It can be described by using output degree, transmission degree, coupler degree and possibility of the motion path. The result shows that the increasing rate of output degree number 4 on the R

  2

  variation is larger than increasing rate of output degree number 4 on the variation of R

  3

  4

  and R

  . Variation of R

  2

  generated one working domain on the input degree number 2 to output degree number 4. The coupler degree on R

  2

  variation produced a larger domain than it’s produced by R

  3

  and R

  4

  variation. In addition, the transmission degree for all control variables of R

  2

  , R

  3

  Permasalahan yang sering terjadi dalam merancang mekanisme dengan 4 batang berdasarkan peneliti sebelumnya terlalu fokus pada hubungan dua variabel yang dipilih, gambar-1 yang pertama hubungan variasi panjang relatif link-3 dengan sudut 2) Struktur (structure), bila tidak ada mobilitas.

  output , yang kedua memodelkan

  4 B

  hubungan sudut input dengan sudut output

  

  2

  dengan parameter panjang keempat link

  

  4 Link-3: (b)coupler yang tetap.

  Rumusan Masalah A Link4

  3 Bagaimana pengaruh dari variasi

  panjang setiap link mekanisme terhadap

  Link-2:(a)crank/rocker Link-4: (c)follower

  karakteristik gerak output mekanisme empat batang, yang akan dinyatakan dalam sudut Gerak input Gerak ouput

   2 

  4 output, sudut transmisi, dan sudut link-3 serta kemungkinan bentuk gerak yang terjadi.

  O Link-1 (d)frame O

  2

  2 4

  4 Tujuan Penelitian Gambar1. Mekanisme 4 batang

  Dalam hal ini akan diteliti secara lengkap hubungan variasi setiap panjang link

  Mobilitas

  dalam mekanisme terhadap sudut gerak Mobilitas didefinisikan sebagai jumlah setiap link dalam merancang mekanisme, dari jumlah minimum independent dalam satu periode sudut input.

  parameter/variable untuk menetapkan

  lokasi/posisi setiap link dalam ruang atau

  Mekanisme

  mekanisme pada waktu tertentu. Mobilitas Mekanisme adalah bagian dari mesin menggambarkan derajad kebebasan gerak

  (machine) atau mechanical device yang suatu benda (degree of freedom). bertujuan merubah gerak dan atau gaya dari

  Independent variable dalam hal ini adalah

  penggerak kepada output-nya. Mekanisme besaran kinematika yang diberikan kepada umumnya digambarkan dalam bentuk benda untuk menetapkan posisi yang

  linkage, rangkaian atau interkoneksi dari

  diingikan: posisi (displascement), dan beberapa link yang diasumsikan rigid yang kecepatan (velocity): baik gerak lurus atau dihubungkan satu dan lainnya, dan saling rotasi. bergerak relative.

  Dua link yang tersambung dalam

  Prediksi Bentuk Gerakan

  bentuk pasangan (pair) pada suatu titik Telah diketahui mekanisme berfungsi kontak yang disebut joint. Bagian dari merubah gerak input menjadi gerak output, permukaan link (link surface) yang kontak namun bentuk masing-masing gerakkan dengan link lainnya disebut elemen pasangan belum tampak disini. Bentuk gerakkan yang

  (pair element). Kombinasi dari dua elemen akan dihasilkan sangat tergantung dengan pasangan membentuk sebuh pasangan ukuran dari link-link yang menyusun kinematik (kinematic pair). Catatan, ada mekanisme. Dari keempat ukuran panjang perbedaan antara pair dan joint. setiap link akan ditentukan, dan dipilih dari

  Sebuah joint menghubungkan dua ukuran terpanjang (maksimum) dan buah link dalam sebuah pasangan sederhana terpendek (minimum). Misalkan berdasarkan (simple pair). Double pair, triple pair, atau gambar-2 dibawah, bahwa r adalah link

  2 multiple pair, biasanya terjadi pada joint

  terpendek, sebagai s. r adalah link

  4

  dimana: tiga, empat atau lebih, link yang terpanjang,sebagai l. Sedang link-1 dan link- terhubung/tersambung oleh pin (revolute 3, intermidet,masing p dan q.

  joint, atau prismatic joint), yang membentuk

  Sehingga: r = s r = l, dan r = p, r = q

  2

  4

  1

  3

  rangkaian (chain) terbuka atau tetutup. Suatu Menurut aturan Grashoff’s (Grashoff’s Law)

  linkage sebagai rangkaian kinematika

  (kinematic chain), dengan sedikitnya sebuah

  link yang diam/tetap (frame), akan menjadi :

  1) Mekanisme, bila sedikitnya dua link tetap mobilitas.

  B

  r

3 A

  r

  4

  input r output

  2 O r

  2

  1 O

  4 Gambar 2. Mekanisme 4 batang dengan Parameter Grashoff’s [4].

  Syarat supaya mekanisme mempunyai Gambar 3b.Bentuk Gerak untuk s+l<p+q,[6]. link yang berputar penuh adalah

  Double Crank Mechanism s + l < p + q, [5]

  bila syarat terpenuhi maka bisasanya link ter pendek akan berputar penuh, dan disebut sebagai crank, dalam hal ini r . link-4 (r )

  2

  4

  berputar terbatas, berayun rotasi terhadap O , disebut coupler atau rocker.

4 Untuk r yang diam (fixed),maka r

  1

  3

  bergerak plane motion, yaitu suatu gerakkan kombinasi dari gerak rotasi dan translasi lurus (rectilinier).

  Bentuk gerak mekanisme masih dibedakan lagi berdasarkan letak dari link

  Gambar 4. Bentuk Gerak untuk s+l>p+q,[6].

  terpendek. Untuk link terpendek dalam

  Double Rocker Mechanism

  gambar diatas, yaitu pada link-2 (r ),

  2

  mekanisme akan menghasilkan gerak: dalam hal ini: s adalah demensi terpendek

  crank-rocker, gambar-3a

  salah satu batang hubung (link) l adalah demensi terpanjang salah satu batang hubung. p dan q adalah demensi intermeadate.

  Hubungan Antar Sudut-Sudut Link

  Berdasarkan analisa bilangan komplek, pada persamaan model matematik dari mekanisme dengan 4 link. Diagonal z (O

  B)

  2

  dibuat, dengan analisa skalar dari posisi titik

  B terhadap O , dihasilkan formulasi sudut

  2 output, , yang dinyatakan dalam sudut

  

  4 Gambar 3a. Bentuk Gerak untuk s+l<p+q,[6]. input, adalah :

  2 Crank- Rocker Mechanism

  2

  2 1R ( R2 cos )  

  

  2

  2

  2 R

  3 R

  4

  (2)

  sin(  )

  4

  2 R 1R ( R2 cos )

  4

  2

  2

  2 Dimana, bisa dihitung dari : sin R cos 

  1

  2

  2

  (3)

  tg   cos  R sin 

  2

  2 dengan parameter yang baru: dimana dalam posisi ini sudut transmisi

  R : ratio panjang link 2 adalah positip. Sedang sudut yang lain

  2 R : ratio panjang link 3 merupakan parameter-paremeter untuk

  3 R : ratio panjang link - 4 membantu dalam menentukan korelasi sudut

  4 input dan sudut output.

  : sudut input, sudut link-2, sebagai gerak

  

  2

  input : 0 360 . : sudut link-3, sebagai

   2   

  3 b r B

  

  3

  gerak dari coupler link (link-3). : sudut link-

  4 4, sebagai sudut gerak fllower link (link-4). :

  

  • - sudut fasa link-4

   3  4 

  3 Dari persamaan (2), dan (3), R. S.

  Brawn dan H. H. Mabie menemukan korelasi a r c r

   2 

  4

  sudut input ( ) dan sudut output ( ) dalam

   2 

  4

  variasi R dimana R , R dan R dibuat tetap,

  3

  1

  2

  4

  sehingga karakter gerak output bisa dilihat

  r d 

  2 1   

  4

  dari domain terhadap perubahan

   4 

  2 dalam domainnya.

  O O

  2

  4 Gambar 6. Pemodelan sudut-sudut link Prosedur Penelitian pada mekanisme 4 batang

  Penulis akan mengembangkan hasil dalam hal ini R = r / r =1; penelitan dalam bentuk simulasi berdasarkan

  1

  1

  1 R = r / r = a/d

  2

  2

  1

  kedua peneliti di atas, dengan mengembangkan variable-varibel tergantung

  3

  3

  1 R = r / r = c/d

  4

  4

  1

  (dependent variable), yaitu variasi ratio B demensi panjang link-2, R , ratio demensi

  2 b

  

  panjang link-4, R , sudut link-3, , sudut

  4

  3

  3

  transmisi . Variable bebasnya adalah sebuah derajad kebebasan gerak, sebagai A

  

  2 genenator varible of mechanism, yaitu sudut input, , dengan domain 0 . 

  1 2  2360  a z c

  X B B

  2 Y r BA 3 2  1 

  4 O d O

  1

  2 A

  3 Gambar-7.Pemodelan sudut link pada Y r

  B

  4 mekanisme 4 batang dengan bantuan diagonal z.

  Y r A

2 Dengan menetapkan sebuah variabel

  bebas, sedang yang lain sebagai variabel

   2 

  4

  kontrol atau parameter untuk mendapatkan variabel tergantung, dalam hal ini sudut

  X X A BA output tergantung dari variasi ratio link-3 dan

  sudut input, maka:

  Gambar 5. Koordinat posisi mekanisme, [5].

  1. = f ( , R ), R , R , R tetap

  

  4 1 

  2

  3

  1

  2

  4

  = g ( , R ), R , R , R tetap

  

  3 1 

  2

  3

  1

  2

  4 Sudut-sudut ini diukur dari horisontal

  = h ( , R ), R , R , R tetap

   1 

  2

  3

  1

  2

  4

  ke arah berlawanan jarum jam terhadap titik 2. = f ( , R ), R , R , R tetap

  4

  2

  2

  2

  1

  3

  4 putarnya,di kwadran-1.

  = g ( , R ), R , R , R tetap

  

  3 2 

  2

  2

  1

  3

  4 Untuk sudut transmisi diukur dari link-

  = h ( , R ), R , R , R tetap

   2 

  2

  2

  1

  3

  4 3 ke arah berlawanan jarum jam ke link-4,

  3. = f ( , R ), R , R , R tetap

  

  4 3 

  2

  4

  1

  2

  3

  = g ( , R ), R , R , R tetap

  

  3 3 

  2

  4

  1

  2

  3

  =h ( ,R ),R ,R ,R tetap

   3 

  2

  4

  1

  2

3 Penelitian ini menggunakan metode

  simulasi, dimana landasan penetapan variabel terikat dan variabel bebas berdasarkan dari peneliti terdahulu. [2] dengan variabel bebas ratio panjang link-3, dengan domain 0,4 R 3,4 R = 1, R = 0,7

   3 

  1

  2

  dan R = 2,0. F. Freudenstain dengan nilai

  4

  awal dan rentang nilai untuk sudut input masing-masing = 30 , = 60 maka

   2  

  2

  berdasarkan data tersebut penelitian ini dengan merancang [3]:

  Variabel bebas:

  a. Sudut input adalah, 0 360 dan

   2    2   = 10 .  2 

  b. Ratio link-2 adalah, 0,5  R  2,0 dan  R

  2

  2

  = 0.1

  c. Ratio link-3 adalah, 0,5 R 2,0 dan R Gambar 8a. Grafik pengaruh terhadap

   3   3  

  2

  4

  = 0.1 untuk R =1,R =2,0. R =0,4 dan 0,6 .

  1

  4 2  R 3  3,3

  d. Ratio link-4 adalah, 0,5 R 2,0 dan R

   4  

  4

  = 0.1

  Variabel terikat:

  a. Sudut output

  

  4

  b. Sudut copler

  

  3

  c. Sudut transmisi

  

  d. gerakkan yang dihasilkan mekanisme

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1.Hasil Simulasi R = 1,0. R = 0,4. 0,4  R

  1

  4

  4 2,0. Variabel bebas R

  

  3 Pada mekanisme empat batang (4 bar linkage) dengan variasi link-3 (connecting link), R untuk panjang link-2, R = 0,7

  3

  2

  konstan dan Varibel control link-4, R dengan

  4

  domain 0.4 ≤ R ≤ 2,0. Dan setelah

  4

  disimulasikan didapatkan pengaruh dari vaiarsi sudut input pada link-2, dari 0

   2  Gambar 8b. Grafik pengaruh terhadap

   

  sampai 360 mendapatkan sudut link-4,

  2

  4 untuk R =1,R =2,0. R =0,7 dan 0,6  R  3,3.

  1

  4

  2

  3 sebagai sudut output mekanisme.

  Dalam similasi ini ketika R = 0,4; karena itu

  4

  menghasilkan output 0 360 .dan

     4   R > R , maka crank terjadi link-4 sebagai

  2

  4 281,57     360  menghasilkan output 0  

  2 output, . Dari grafik tampak untuk R = 0,4

  

  4

  4 360 . 281,57 360 menghasilkan

  dan pada variabel R = 0,7 maka domain

  4      2  

  3 output 0 360 .

     4   input: 0 78,43

     2  

  Gambar 8c. Grafik pengaruh

  4 .

  3 : 0,4

   R

  3 2,0.

  Parameter R

  1 =1,0.R

  2 =0,7. Variabel bebas R

  Gambar 9a. Grafik pengaruh

  3  3,3.

  2 terhadap

  

  4 untuk R

  1 =1.R

  2 =0,7. R

  3 =0,4 dan R

  2.Untuk Variabel kontrol R

  2 =2,0 dan 0,6  R

  2

  2 terhadap

  4 untuk R

  1 =1,R

  4 =2,0. R

  2 =1,2 dan 0,6  R

  3  3,3.

  Gambar 8d. Grafik pengaruh

  

  4 =2,0. R

  4 untuk

  R

  1 =1,R

  4 =2,0. R

  2 =1,6 dan 0,6  R

  3  3,3. terhadap untuk R

  1 =1,R

  4 bebas

  2 terhadap

  1 = 1,0. R

  4 bebas

  3.Untuk Variabel kontrol R

  4 : 0,4

   R

  4 2,0.

  Parameter R

  2 = 0,7. Variabel bebas R

  2 =0,7. R

  2 Gambar 10a. Grafik pengaruh

  2 terhadap

  

  4 untuk R

  1 =1.R

  3 =2,0. R

  4 =0,4 dan R

  3 =2,0 dan R

  1 =1.R

  

  

  4 untuk R

  1 =1.R

  2 =0,7. R

  3 =1,0 dan R

  4 bebas Gambar 9c. Grafik pengaruh

  

  2 terhadap

  4 untuk R

  4 untuk R

  1 =1.R

  2 =0,7. R

  3 =1,6 dan R

  4 bebas Gambar 9d. Grafik pengaruh

  

  2 terhadap

  

  2 bebas

  Gambar 10d. Grafik pengaruh terhadap

  2 untuk R =1.R =2,0. R =2,0 dan R bebas

  

  4

  1

  3

  4

  2 Gambar 10b. Grafik pengaruh terhadap 2 

  4

  1

  3

  4

2 Hasil Simulasi mekanisme 4 batang

  untuk sudut Link 3,

  

  3 1.Untuk Variabel kontrol R : 0,4 R 2,0.

  2  2  Parameter R =1,0.R =2,0. Variabel bebas

  1

  4 R .

  3 Gambar 10c. Grafik pengaruh terhadap 2 

  4 untuk R =1.R =2,0. R =1,4 dan R bebas

  1

  3

  4

  2 Gambar 11a. Grafik pengaruh terhadap 2 

  3 untuk R =1.R =2,0. R =0,4 dan R bebas

  1

  4

  2

  3

  2.Untuk Variabel kontrol R : 0,4 R4 2,0.

  4   Parameter R =1,0.R =2,0. Variabel bebas

  1

  4 R .

  3 Gambar 11b. Grafik pengaruh terhadap 2 

  3 untuk R =1.R =2,0. R =1,0 dan R bebas

  1

  4

  2

  3 Gambar 12a. Grafik pengaruh terhadap

  2 untuk R =1.R =0,7. R =0,4 dan R bebas

  

  3

  1

  2

  4

  3 Gambar 11c. Grafik pengaruh terhadap 2 

  3 untuk R =1.R =2,0. R =2,0 dan R bebas

  1

  4

  2

  3 Gambar 12b. Grafik pengaruh terhadap 2 

  3 untuk R =1.R =0,7. R =1,0 dan R bebas

  1

  2

  4

  3

  Gambar 12c. Grafik pengaruh terhadap Gambar 13b. Grafik pengaruh terhadap 2  3  2  untuk R =1.R =0,7. R =2,0 dan R bebas

  1

  4

  2

  3 Hasil Simulasi mekanisme 4 batang untuk

  sudut Transmisi,

   1.Untuk Variabel kontrol R : 0,4 R 2,0.

  2  2  Parameter R =1,0.R =2,0. Variabel bebas

  1

4 R

  3 Gambar 13c. Grafik pengaruh terhadap

  2 =1.R =2,0. R =2,0 dan R bebas untuk R

  1

  4

  2

  3 Gambar 13a. Grafik pengaruh terhadap

  2 =1.R =2,0. R =0,4 dan R bebas untuk R

  1

  4

  2

  3

  2.Untuk Variabel kontrol R : 0,4 R 2,0.

  3  3  Parameter R =1,0.R =0,7. Variabel bebas

  1

  2 R

  4 terhadap untuk Gambar 14c. Grafik pengaruh 2 R =1.R =0,7. R =2,0 dan R bebas 1 2 3 4 Gambar 14a. Grafik pengaruh terhadap

  2 3.Untuk Variabel kontrol R : 0,4  R  2,0.

  =1.R =0,7. R =0,4 dan R bebas

  4

  4  untuk R

  1

  2

  3

4 Parameter R =1,0.R =0,7. Variabel bebas

  1

  2 R

  3 Gambar 14b. Grafik pengaruh terhadap 2 

  Gambar 15a. Grafik pengaruh terhadap

  2 untuk R =1.R =0,7. R =1,0 dan R bebas

  1

  2

  3

  4 =1.R =0,7. R =0,4 dan R bebas untuk R

  1

  2

  4

  3 sudut output cenderung meningkat dengan

  

  4

  domain 120 < < 210 ,sedang R > 2,6

    4 

  3

  menghasilkan dua domain yaitu 0 < <

   4  

  4 90 , dan 270 < < 360 . Semakin besar nilai

     4  R maka yang dihasilkan semakin besar,

  2 

  4

  dengan laju (rate of ) semakin curam

  

  4

  dimana terjadi domain karakter gerak dari konvergen menjadi divergen untuk spektrum karakter gerak crank rocker.

  Gambar 9a sampai 9d, menunjukkan untuk R = 1,0. R = 0,7; untuk R = 0,4

  1

  2

  3

  dengan variasi dan R . Menunjukkan dua

  

  2

  4

  karakter gerak mekanisme. Ketika R = 0,1

  4

  maka s+l < p+q sehingga menghasilkan karakter gerak crank rocker. 0 < < 360 ,

    4 

  untuk ≤ 60 , ≥ 240 , crank di link 4,

   2   2 

  sedang untuk R > 0,1 cenderung s+l>p+q,

  4

  menghasilkan rocker-rocker mechanism, dengan nilai semakin besar.

  

  4 Gambar 10a sampai 10d, menunjukkan terhadap

  untuk R = 1,0. R = 0,7; untuk R = 0,4

  2 Gambar 15b. Grafik pengaruh

  1

  2

  4 untuk R

  1

  2

  4

  3

  dengan variasi dan R . Menunjukkan dua

  

  2

  3

  karakter gerak mekanisme. Ketika R = 0,7

  3

  maka s+l ≤ p+q sehingga menghasilkan karakter gerak crank rocker. 0 < < 360 ,

    4 

  untuk ≤ 75 , ≥ 295 , crank di link 4,

   2   2 

  sedang untuk 0,7 < R < 1,3 cenderung

  3

  s+l>p+q, menghasilkan rocker-rocker mechanism, dengan nilai semakin besar.

  

  4 Gambar 11a sampai 12c, menunjukkan

  untuk R = 1,0. R = 2,0; untuk 0,4 < R <2,0

  1

  4

  4

  dengan variasi dan R . Bahwa sudut

  

  2

  3

  coupler tidak dapat menunjukkan

  

  3

  hubungannya dengan karakter gerak, karena sebagai sudut relatif.dimana semakin besar nilai R semakin besar laju perubahan sudut

  4

  3 Gambar 13a sampai 13c, menunjukkan

  untuk , Grafik pengaruh terhadap untuk

   2  R = 1.R = 2,0.; 0,4 ≤ R ≤ 2,0 dan R bebas,

  1

  4

  2

  3

  dengan meningkatnya R , maka posisi titik

  2

  mati untuk R +R semakin panjang, karena

  2

  3 Gambar 15c. Grafik pengaruh terhadap

  2

  itu operasional sudut semakin lebar,

   =1.R =0,7. R =2,0 dan R bebas untuk R

  1

  2

  4

  3

  maksimum pada R = 2,0 dan R = 1,0

  2

  1

  dengan maksimum = 180 dan untuk setiap

  

  Gambar 8a sampai 8e, menunjukkan

  R dengan semakin meningkatnya R

  2

  3

  untuk R = 1,0. R = 2,0, untuk R = 0,4

  1

  4

  2

  menghasilkan yang cenderung parabolik,

   

  dengan variasi dan R . Menunjukkan dua

  2

  3

  naik kemudian turun, dengan lebar yang karakter gerak mekanisme. Ketika 1,4 < R <

  3 menyempit.

  2,6 adalah karakter rocker-rocker

  Gambar 14a sampai 15c, menunjukkan mechanisme, sedang 1,4 ≤ R ≤ 2,6 adalah

  3

  untuk, Grafik pengaruh terhadap untuk

   2  crank-rocker mechanisme. Untuk 1,4 < R

3 R = 1.R = 0,7. Serta 0,4 ≤ R ≤ 2,0 dan R

  1

  2

  4

  3

  • R

  • – 360
    • - 315

  dengan meningkatnya ratio kurva bertransformasi dari dua domain menjadi satu domain, sedang R

  4

  dan R

  3

  dan R4 menghasilkan grafik dari kurva dalam pola yang sama, yaitu polynomial yang cenderung mendekati parabolik. Untuk R

  3

  , R

  2

  , untuk semua variabel kontrol R

  

  Sudut transmisi

  3 .

  R

  , dan

  2

  paling besar dibandingkan dengan R

  4

  R

  untuk varibel kontrol

  3

  

  , namun laju pertambahan niai

  4

  dan R

  3

  paling besar disbanding dengan R

  3

  2 bertaransformasi sebaliknya.

  

  max pada

  Printed in Great Britain, Division of Engineering, Saint Mary University, Halifax, Nova Scotia, Canada, B3H

  Dynamics of Planar Machinery,

  Printice Hall, Englewood Cliffs,New Jersy. [7] Paul, Burton, 1978, Kinematics and

  Analysis and Synthesis, Volume I,

  Sandors,1998, Mechanism Design –

  Company, London. [6] Erdman, Arthur G., George N.

  Kinematics and Dynamics of Mechanisms, McGraw-Hill Book

  [5] Grosjean, Jacques., 2007,

  7290, Sharif University of Technology, 11-16

  Humannoid, Volume 1, ISSN 1006-

  IN-TEH, Intehweb.com, Journal of

  Akbarnejad., 2008, “Optimization of Watt’s Six-bar Linkage to Generated Straight and Parallewl Leg Motion,

  3C3, 417-425 [4] Mehdigoll, Hamid., Saeed

  [3] Boyle W. P., K. Liu., 2005, “Dimensional Optimization for the Crank-Rocker Mechanism using TK Solver”, International Journal Engineering, Volume 15, No.6, p.

  

  Departement of Mechanical Engineering, King Abdullazis University, Jedah 21413, Saudi Arabia, 317-322,

  Academy of Sciences 4:4,

  [2] Akyurt, Mehmet., 1991,”Synthesis of Basic Linkages for Input-Output Coordination, Journal of Islamic

  Edition, Virginia Polytechnic Institute and State Unversity, John Wiley & Sons, New York, Chicester.

  Dynamics of Machinary, Fourth

  Reinhultz., 1986: Mechanisms and

  DAFTAR PUSTAKA [1] Hamilton, H. Mabie, Charles F.

  2 juga paling besar.

  dan domain di R

  2

  = 180 tertinggi pada R

  2

  

  menghasilkan domain

  2

  yang cendering parabolik, naik kemudian turun, dengan domain semakin lebar.

  2

  

  selalu menghasilkan sebuah domain kerja sudut input

  2

  semakin cepat bertambah besar, dibandingkan dengan variasi variabel kontrol di link 3 dan link 4. Variasi penambahan R

  4 )

  

  , laju peningkatan sudut output link 4 (

  2

  link 2 bertambahnya nilai ratio demensi link 2, R

  Untuk variabel kontrol pada link input,

  KESIMPULAN

  

  

  menghasilkan

  3

  = 180 namun spektrum bertambah lebar dengan semakin meningkatnya R

  

  semakin menyempit (domain mengecil),  maksimum, cenderung turun dari nilai

  

  , karena itu operasional sudut

  3

  2

  , dalam posisi titik mati untuk setiap R

  4

  bebas, dengan meningkatnya R

  terhadap sudut output

  4 .

  untuk variasi variabel kontrol R

  , yaitu antara 30

  3

  

  = 0,4 vasiasi demensi link 3 paling minimum. Sudut link 3,

  i

  = 2,0. Sedang untuk nilai ratio R

  i

  untuk nilai ratio R

  

  

  dibandingkan 45

  

  

  4

  Lebar spektrum (berkas-berkas) kurva hubungan

  dan R

  3

  lebih lebar daripada di R

  2

  untuk variasi R

  

  2 = 180

  

  pada

  4

  2

  

  Printice Hall Inc, Englewood Cliffs,New Jersy.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lama dan Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas dan Struktur Kimia Arang Aktif Bagasse Effect of Time and Temperature Activation on Quality and Chemical Structure of Bagasse Activated Charcoal

0 0 6

Karakteristik LVL Lengkung dengan Proses Kempa Dingin Characteristic of LVL Bent by Cold Press Process

0 1 5

Sifat Fisik dan Mekanik Kayu Bisbul (Diospyros blancoi A.DC.) The Physical and Mechanical Properties of Bisbul Wood (Diospyros blancoi A.DC.)

0 0 7

The development of somatic embryos of sago palm (Metroxylon sagu Rottb.) on solid media

0 0 9

The effects of seaweed fertilizer on the growth and productivity of upland rice, maize and oil palm grown in green house

0 0 6

Characteristic of oil palm empty fruit bunch pretreated with Pleurotus floridanus

0 0 10

Correlation between Mother’s Activeness Integrated With Health Service Number Reduction of Toddler Below The Red Line (BGM) In Tente Village, Woha District, Bima Regency Tahun 2017 Abstract; Below the Red Line (BGM) toddler is a toddler whose weight is eq

0 0 7

View of Multikultural Education’s Concept and It’s Value In The Qur’an

0 0 8

Lumban Batu - Effect of drug-metabolizing enzyme activity induced by polychlorinated biphenyl on the duration of

0 0 7

Application of Velocity Variation with Angle (VVA) Method on an Anisotropic Model with Thomsen Delta Anisotropy Parameters Pengujian Metode Velocity Variation with Angle(VVA) pada Model Anisotropi dengan Parameter Anisotropi Thomsen Delta

0 0 5