3.7 Mengevaluasi peran pelajar, Mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia 3.7.1 3.7.2 3.7.3 3.7.4 Menganalisis berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa politik dan lahirnya Gerakan Pelajar dan Mahasis

  RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA SEMESTER : I (Satu) MATERI POKOK : Peran Mahasiswa dan Pelajar dalam Sejarah PENYUSUN : MUSLICHIN, S.S., M.Pd PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI 2 KENDAL

  Jalan Kyai Tulus Kec. Kota Kendal . Kode Pos 51315 Telepon / Faksimile (0294) 381028 Surat Elektronik: smanda.kendal@gmail.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

  Sekolah : SMA Negeri 2 Kendal Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Semester : 1 (Satu) Materi Pokok : Peran Mahasiswa dalam Perubahan Politik Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

  A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

  peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

  KI 3 :

  Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

  KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

  B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

  3.7 Mengevaluasi peran pelajar,

  Mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia

  3.7.1

  3.7.2

  3.7.3 Menganalisis berbagai faktor yang

  menyebabkan terjadinya peristiwa politik dan lahirnya Gerakan Pelajar dan Mahasiswa 1966 (pertemuan 1) Menganalisis proses perubahan dan perkembangan sistem demokrasi di Indonesia pada masa Orde Baru dan kemunculan Mahasiswa sebagai motor penggerak reformasi (pertemuan 2) Mengambil pelajaran dari adanya hubungan timbal balik antara situasi ekonomi dan politik di satu sisi dengan gerakan mahasiswa di sisi lainnya pada masa Reformasi (pertemuan 3)

  3.7.4 Mengevaluasi arah gerakan mahasiswa

  pada dinamika politik dan perubaan kepemimpinan nasional (pertemuan 4) Mengkonstruksi berbagai faktor yang

  4.7 Menulis sejarah tentang peran pelajar,

  4.7.1

  menyebabkan pelajar dan mahasiswa

  mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam

  terpanggil melibatkan diri dalam gerakan

  perubahan politik dan ketatanegaraan

  demonstrasi besar-besaran Indonesia. menumbangkan Orde Lama dalam bentuk laporan kemudian disampaikan secara lisan (pertemuan 1)

  4.7.2 Menentukan proses perubahan dan

  perkembangan sistem demokrasi dan keterlibatan mahasiswa dalam kehidupan politik di Indonesia pada masa Orde Baru dalam bentuk laporan kemudian disajikan didepan kelas (pertemuan 2) Menciptakan laporan tertulis yang berisi

  4.7.3

  kesimpulan dari adanya hubungan timbal balik antara situasi ekonomi dan politik internasional dengan situasi ekonomi dan politik di tanah air yang menyebabkan kemunculan gerakan mahasiswa pada masa Reformasi (pertemuan 3)

  4.7.4 Menceritakan perkembangan gerakan

  mahasiswa dari masa presiden Habibie sampai dengan presiden Susilo Bambang yudhoyono (pertemuan 4)

  C. Tujuan Pembelajaran Melalui Pendekatan Problem Based Learning dengan menggunakan model pembelajaran tanya jawab dan diskusi, peserta didik dapat menganalisis bagaimana peran pelajar dan mahasiswa dalam perubahan politik dan ketatanegaraan sehingga dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan sikap jujur, peduli, dan bertanggungjawab, serta dapat mengembangankan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi(4C).

  D. Materi Ajar Perkembangan Politik dan Ekonomi dan Peran Pelajar dan Mahasiswa pada masa:

  a. Ir. Soekarno

  b. Soeharto

  c. B.J Habibie

  d. Abdurrahman Wahid

  e. Megawati Soekarno P f. Susilo Bambang Yudoyono

  E. Metode Pembelajaran Pendekatan : Scientific Metode Pembelajaran : Problem Based Learning Model Pembelajaran : Tanya jawab dan Diskusi

  :

  F. Alat dan Sumber Belajar

  1. Laptop

  2. Power Point Presentation

  3. Gambar Demo Mahasiswa

  4. Video Pengunduran Diri Soeharto

  5. Gambar Presiden Pasca Reformasi

  6. Cuplikan film Gie dan Dibalik 1998

  7. Sumber Belajar Sejarah Indonesia SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas XII Unit Kegiatan Belajar Mandiri

  G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1

  Alokasi Kegiatan Deskripsi Waktu Guru dan peserta didik melaksanakan upacara sebanyak 2 kali pada

  Pendahuluan

  10 Menit

  Senin minggu 1 dan Senin minggu 2. Selasa s.d Jumat melakukan literasi 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya (berbasis budaya sekolah dan penguatan pendidikan karakter)

  1. Peserta didik merespon salam yang diberikan oleh guru sebagai

  tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan

  2. Peserta didik berdoa menurut kepercayaan masing- masing

  3. Peserta didik menanggapi gambar ilustrasi demo mahasiswa

  yang menduduki gedung MPR tahun 1966 dan 1998

  4. Peserta didik mendiskusikan gambar ilustrasi demo mahasiswa

  yang menduduki gedung MPR tahun 1966 dan 1998

  5. Peserta didik dengan berfikir kritis mendiskusikan latar

  

belakang terjadinya demo mahasiswa tersebut

  6. Peserta didik menerima informasi tentang hal hal yang akan

  dipelajari, yaitu menganalisis berbagai faktor yang menyebabkan lahirnya Orde Baru dan Reformasi khususnya keterlibatan mahasiswa dalam gerakan politik

  7. Peserta didik bersama- sama mengucapkan yel- yel

  “JASMERAH, Jangan sekali kali melupakan sejarah!” 8. Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok dengan jumlah anggota masing masing 4 orang.

  Penutup

  1. Peserta didik merespon salam yang diberikan oleh guru sebagai tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan

  pada Senin minggu 1 dan Senin minggu 2. Selasa s.d Jumat melakukan literasi 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya (berbasis budaya sekolah dan penguatan pendidikan karakter)

  Pendahuluan Guru dan peserta didik melaksanakan upacara sebanyak 2 kali

  Pertemuan 2 Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

  4. Peserta didik menjawab salam dari guru dilanjutkan dengan menyampaikan terima kasih 10 menit

  3. Peserta didik melakukan pencatatan apabila masih ada yang kurang

  2. Peserta didik menyimpulkan topik yang sudah mereka pelajari

  1. Peserta didik menganalisis kembali hasil diskusi mereka didampingi guru

  70 Menit

  Inti

  6. Peserta didik menyajikan hasil diskusi mereka didepan kelas disertai dengan membuka sesi tanya jawab

  5. Peserta didik bekerja sama menganalisis data yang telah mereka dapat dengan penuh tanggung jawab

  4. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab dan disiplinberdiskusi mengumpulkan data/ informasi melalui internet dengan mencari sumber sebanyak mungkin

  b. Menganalisis masing- masing faktor yang menjadi latar belakang lahirnya Keterlibatan Mahasiswa di era Orde Baru

  Mahasiswa

  3. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab berdiskusi mengidentifikasi masalah yang diberikan oleh guru a. Menganalisis latar belakang lahirnya Gerakan

  2. Dilanjutkan dengan membuat catatan singkat sebagai hasil kegiatan membaca tersebut dengan penuh tanggung jawab

  1. Peserta didik membaca materi pada buku siswa mengenai Masa Akhir Orde Lama dan Awal Orde Baru

  10 menit

  2. Peserta didik berdoa menurut kepercayaan masing- masing

  3. Peserta didik menanggapi video pengunduran diri presiden Soeharto dan demonstrasi mahasiswa 1998

  4. Peserta didik mendiskusikan video pengunduran diri presiden Soeharto dan demonstrasi mahasiswa 1998

  5. Peserta didik dengan berfikir kritis mendiskusikan dampak dari demonstrasi mahasiswa 1998

  6. Peserta didik menerima informasi tentang hal hal yang akan dipelajari, yaitu keterlibatan mahasiswa pada perubahan politik pasca Reformasi

  7. Peserta didik bersama- sama mengucapkan yel- yel “JASMERAH, Jangan sekali kali melupakan sejarah!”

  8. Peserta didik kembali berkelompok sesuai dengan kelompok pertemuan sebelumnya.

  Inti

  1. Peserta didik membaca materi pada buku siswa mengenai 70 menit Perkembangan Politik dan Ekonomi.

  2. Dilanjutkan dengan membuat catatan singkat sebagai hasil kegiatan membaca tersebut dengan penuh tanggung jawab

  3. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab berdiskusi mengidentifikasi masalah sesuai dengan pembagian materi pada kelompoknya masing masing Kelompok 1:

  Menganalisis Gerakan Mahasiswa sebelum peristiwa 1998 - Menganalisis Gerakan Mahasiswa pada peristiwa 1998 -

  Kelompok 2 : Menganalisis Gerakan Mahasiswa pada masa Habibie -

  • Menganalisis Gerakan Mahasiswa masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid Kelompok 3 :

  Menganalisis Gerakan Mahasiswa masa kepemimpinan - Presiden Megawati Kelompok 4

  Menganalisis Gerakan Mahasiswa pada masa - kepemimpinan Presiden SBY

  5. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab dan disiplin berdiskusi mengumpulkan data/ informasi melalui internet dengan mencari sumber sebanyak mungkin

  6. Peserta didik bekerja sama menganalisis data yang telah mereka dapat dengan penuh tanggung jawab

  7. Peserta didik menyajikan hasil diskusi mereka didepan kelas disertai dengan membuka sesi tanya jawab

  Penutup

  1. Peserta didik menganalisis kembali hasil diskusi mereka 10 menit didampingi guru

  2. Peserta didik menyimpulkan topik yang sudah mereka pelajari

  3. Peserta didik melakukan pencatatan apabila masih ada yang kurang

  4. Peserta didik menjawab salam dari guru dilanjutkan dengan menyampaikan terima kasih

  Penutup

  1. Peserta didik menganalisis kembali hasil diskusi mereka didampingi guru

  2. Peserta didik menyimpulkan topik yang sudah mereka pelajari

  3. Peserta didik melakukan pencatatan apabila masih ada yang kurang

  4. Peserta didik menjawab salam dari guru dilanjutkan dengan menyampaikan terima kasih H. Penilaian

  1 Teknik Penilaian A Penilaian Sikap : Observasi B Penilaian Pengetahuan :

  Tes Tertulis

  C Penilaian Keterampilan :

  Portofolio

  2 Bentuk Penilaian A Observasi : Terlampir B Tes Tertulis : Terlampir C Unjuk Kerja : Terlampir D Proyek : Terlampir E Produk : Terlampir F Lainnya :

  3 Instrumen Penilaian : Terlampir

  4 Alat Penilaian : Terlampir Mengetahui Kepala SMA Negeri 2 Kendal Yuniasih, S.Pd., M.Pd NIP. 196406221987032007

  Kendal, 20 September 2018 Guru Mata Pelajaran Sejarah Muslichin, S.S., M.Pd NIP.197311202005011007 Lampiran 1 : BAHAN AJAR MATA PELAJARAN : SEJARAH WAJIB

  MATERI : PERAN MAHASISWA DALAM PERUBAHAN POLITIK

  

PERANAN MAHASISWA DALAM LAHIRNYA ORDE BARU DAN LAHIRNYA

REFORMASI

  Peranan mahasiswa sebenarnya sudah dimulai sebelum bangsa ini merdeka. Seperti halnya gerakan Budi Utomo. Dulu gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sangat mengancam dan menjadikan bangsa ini tidak tentu arah, namun dengan adanya peran mahasiswa membuat perubahan yang besar. Melakukan aksi-aksi menuntut pemerintah bertindak dan membubarkan PKI secepat mungkin. Aksi-aksi tersebut merupakan awal terbentuknya Orde Baru pada razim Soeharto.

  Lahirnya Orba bukan menjadi solusi kemajuan bangsa, melainkan terbentuknya razim pemerintah yang mengharuskan rakyatnya tunduk dan patuh akan semua kemauan pemerintah dan mengabaikan hak rakyat. Cara inilah yang menuntut mahasiswa untuk protes.

  A. Peranan Mahasiswa Dalam Lahirnya Orde Baru Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski dibarengi dengan korupsi yang merajalela. Hampir selama 32 tahun gerakan mahasiswa berusaha dibungkam oleh rezim berkuasa, yaitu rezim orde baru atau yang biasa dikenal masa demokrasi pancasila. Rezim orde baru melarang mahasiswa tampil dalam panggung politik baik kampus maupun nasional.

  Pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan dan ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. Pada masa ini ada seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting pandangan idealisnya terhadap bangsa, dia adalah Soe Hok Gie. Tokoh ini menjadi panutan mahasiwa.

  Sejak dikeluarkannya UU No. 15 dan 16 Tahun 1969, tentang Pemilu dan tentang Susunan dan Kedudukan Lembaga Negara, maka dari sinilah mulai nampak keinginan politik elit penguasa untuk menghimpun kekuatan dan meraih kemenangan mutlak pada pemilu yang sedianya akan diselenggarakan pada tahun 1970 ternyata baru dapat dilaksanakan tahun 1971, karena usaha penggalangan kekuatan lewat Golongan Karya (GOLKAR) memerlukan waktu cukup lama.

  • Aksi pada tahun 1970-1974 Seiring berjalannya waktu tidak selamanya mahasiswa satu paradigma dengan pemerintah, jika generasi tahun 1966 memiliki hubungan yang erat kekuatan militer dan pemerintahn orde baru lain halnya dengan generasi tahun 1974 yang justru bertolak belakang. Gerakan mahasiswa sebenarnya telah dilakukan sejak awal 1970-an yaitu dengan melancarkan kritikan dan koreksi terhadap praktek pemerintah pada razim Orde Baru, seperti :
  • Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama pada masa Orde Baru pada 1972 karena Golkar dinilai curang.
  • Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut. Berawal dari reaksi protes terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM),dan aksi protes lainnya yang paling terkemuka yaitu tuntutan pemberantasan KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme). Sehingga lahirnya sebuah geragan yaitu “Mahasiswa menggugat” yang dimotori Arif Budiman yang program utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi. Ketidak percayaan masyarakat dan mahasiswa terhadap Sembilan partai politik dan Golkar sebagai pembawa aspirasi rakyat membuat mereka melancarkan aksi protes. Bentuk protes dari kekecewaan tersebut yaitu munculnya Golongan Putih dalam pemilihan umum, dan mendeklasarikannya pada tanggal 28 Mei 1971. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu

  korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari1974.

  • Aksi pada tahun 1977-1978 Hingga tahun 1975 dan 1976, aksi-aksi mahasiswa mulai jarang terlihat. Saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala pasif.Awalnya, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada tanggal 24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai perguruan tinggi. Namun demikian, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa.
  • Gerakan bersifat nasional Oktober 1977 (tertutup dalam kampus) Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos di Jakarta dan Bandung saja namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor, Ujung

  Pandan (sekarang Makassar), dan Palembang 28 Oktober 1977, delapan ribu anak muda menyemut di depan kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!".

  • Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa kembali Setelah peristiwa di ITB pada Oktober 1977, giliran Kampus ITS Baliwerti beraksi. Dengan semangat pahlawan, berbagai pimpinan mahasiswa se-Jawa hadir memperingati hari Pahlawan 1977. Seribu mahasiswa berkumpul, kemudian berjalan kaki dari Baliwerti menuju Tugu Pahlawan.Hari pahlawan dianggap cocok membangkitkan nurani yang hilang. Di Jakarta, 6000 mahasiswa berjalan kaki lima kilometer dari Rawamangun (kampus IKIP) menuju Salemba (kampus UI), membentangkan spanduk,"Padamu Pahlawan Kami Mengadu".Pimpinan Dewan Mahasiswa (DM) ITS mendukung Ikrar Mahasiswa 1977. Isinya hanya tiga poin namun berarti. "Kembali pada Pancasila dan UUD 45, meminta pertanggungjawaban presiden, dan bersumpah setia bersama rakyat menegakan kebenaran dan keadilan."
  • Peringatan Tritura 10 Januari 1978, dihentikannya gerakan oleh penguasa Sejak awal 1978, 200 aktivis mahasiswa ditahan tanpa sebab. Bukan hanya dikurung, sebagian mereka diintimidasi lewat interogasi.Di UI, panser juga masuk kampus. Dua rektor kampus besar itu secara semena-mena dicopot dari jabatannya. Alasannya, terlalu melindungi anak didiknya yang keras kepala.
  • Era NKK/BKK Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelah Dooed Yusuf dilantik tahun 1979. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik. Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa. Namun hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan mahasiswa.Dengan konsep NKK/BKK ini, maka peranan yang dimainkan organisasi intra dan ekstra kampus dalam melakukan kerjasama dan transaksi komunikasi politik menjadi lumpuh.
  • Aksi pada tahun 1990 Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak persis serupa dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan mahasiswa
untuk membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali mahasiswa ditahun 1990-an.

  B. Peranan Mahasiswa Dalam Lahirnya Reformasi Pergantian masa dari Orde baru ke reformasi 1998, setelah 32 tahun lamanya merupakan masa yang sangat dinanti oleh rakyat Indonesia. Kebebasan berpendapat yang selama Ini tidak didapatkan di era Orde baru akhirnya bisa dirasakan. Era Reformasi (Era Pasca Orde Baru) di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie. Sejak orde reformasi mahasiswa kembali bebas mengekspresikan dirinya sebagai agen kontrol dan agen perubahan tatanan demokrasi. Indonesia sebagai Negara demokrasi masih dianggap gagal karena terlalu prosedural dan pengaruh uang masih sangat kuat di dalam kultur politik. Sehingga berpolitik dianggap sebagai tempat untuk mencari uang.

  • Krisis Mahasiswa Indonesia Dalam proses mencari bentuk setelah Reformasi 1998, mahasiswa pada akhirnya terhimpit pada dua masalah kecil yang dibesar-besarkan,yaitu apatisme dan banalitas aksi. Apatisme disini berarti keadaan cuek atau acuh tak acuh; di mana mahasisawa tidak tanggap terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan masyarakat, sedangkan banalitas aksimerupakan keadaan dimana pergerakan mahasiswa dianggap lemah, tidak memberikan dampak yang kompleks .Namun banyak dari aksi yang mereka lakukan akhirnya terjebak pada banalitas. Mereka lebih bersifat reaktif daripada responsif. Kita dapat melihat dua hal yang menjadi kelemahan Mahasiswa. Pertama, aksi reformasi mahasiswa yang turun kejalan ialah bentuk dari reakreasi politik atau trend demokrasi atas ketidak puasaan pemerintah kepada rakyatnya. Kedua, mahasiswa terpisah dari potensi kekuatan rakyat.Untuk memulai suatu pergerakan, tentunya Mahasiswa harus membentuk golongan mahasiswa yang benar-benar mengerti tentang peran mahasiswa dalam membangun Pemerintah yang demokratis.Dengan demikian terbentuknya kekuatan dari mahasiswa yang mampu menyuarakan suara rakyat akan mampu memberikan peran mahasiswa sendiri dalam membangun pemerintahan yang benar-benar adil terhadap rakyatnya secara menyeluruh. Dari sini kita bisa mengatakan bahwa masih banyak sekali peran mahasiswa yang bisa dipenuhi daripada sekedar terjebak pada apatisme dan banalitas. Mahasiswa harus berperan serta dalam pendidikan tersebut. Dalam perjuangan nilai yang diembannya, mahasiswa tidak bisa hanya terpaku pada satu cara saja. Keluwesan berupa ktreatifitas, imajinasi serta melihat lebih dalam akan kondisi masyarakat pun diperlukan. Sumber: kses tanggal 25 September 2018 pukul 8.30 WIB.

  

Peran Gerakan Mahasiswa di Era Reformasi

  Ibrahim Tan Mahasiswa Ilmu Politik UBK

  Mahasiswa merupakan kekuatan intelektualitas masyarakat untuk menuju suatu perubahan. Coba lihat apa yang terjadi di Indonesia, jika tidak ada Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998. Mahasiswa mengambil peranan penting dalam menggulingkan sebuah kekuasaan dan menggantinya dengan sebuah tonggak baru, yang mengedepankan demokrasi. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari rakyat. Gerakan tersebut pun menjadi monumental karena di anggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia. Selain itu, Gerakan Mahasiswa Indonesia mendapatkan momentumnya saat terjadinya krisis moneter pada pertengahan 1997. Dimana harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang dan tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Mahasiswa berada didepan perubahan sebuah sejarah demokrasi dunia. Mahasiswa merupakan sebuah entitas spirit yang menggunakan intelektualitas dan dialektika yang maha dasyat kekuatannya. Mahasiswa memiliki kekuatan energi penuh dengan sifat kreatif, kritis dan dinamis serta kepekaan yang tinggi pada masalah sosial. Mahasiswa yang merupakan satu satuan karakter, mampu menjadi satu gerakan besar yang bukan saja memperjuangkan suatu tujuan, namun berupaya membuat sejarah baru dalam sebuah pembangunan masa depan suatu bangsa. Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa memiliki peran vital dan menyeluruh sehingga oleh para pakar mahasiswa dikelompokkan dalam tiga fungsi pokok, yaitu : agent of change, social control and iron stock. Seperti yang sudah dibahas diatas, peran mahasiswa di era reformasi, merupakan sebuah kekuatan yang sejak dulu hadir, dari mulai persiapan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan hingga pada masa reformasi. Mahasiswa masih tetap memiliki peran disetiap perubahan yang terjadi di bangsa Indonesia. Namun ada sebuah pertanyaan refleksi untuk melihat kembali strategi gerakan mahasiswa selama ini. Sudah siapkah masyarakat dengan perubahan yang telah dibuat oleh mahasiswa? pertanyaan ini untuk menguji kembali strategi gerakan mahasiswa. Sehingga gerakan mahasiswa tetap mengarah pada cita-cita bangsa Indonesia, dan secara bertanggung jawab memikul beban terhadap perubahan yang dipelopori olehnya. Sejarah Gerakan Mahasiswa di Era Reformasi Pra Kemerdekaan Hingga Kemerdekaan Sejak Pra Kemerdekaan atau sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 di deklarasikan, kaum muda Indonesia terutama mahasiswa sudah memperlihatkan peran penting mereka. Dinamika gerakan mahasiswa memang mewarnai kehidupan yang ada di Negara ini. Hitam-putih bangsa ini pun tak terlepas dari gerakan-gerakan mahasiswa. Terlalu panjang jika kita menuliskan secara ringkas namun tidak menanggalkan lekatan substansi sejarah yang ada. Gerakan mahasiswa ini berperan untuk mendiskusikan dan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia yang saat itu sedang dijajah oleh Belanda. Gerakan mahasiswa inilah yang kemudian berpikir akan persatuan seluruh bangsa Indonesia untuk mendapatkan haknya untuk merdeka dan menjadi masyarakat yang adil, sejahtera dan beradab. Mahasiswa di Belanda maupun di Jakarta, terus mendiskusikan dan bermimpi tentang kemerdekaan rakyatnya. Berdirinya Boedi Oetomi di tahun 1908, menjadi salah satu bukti peran mahasiswa dalam merebut kemerdekaan. Dari Boedi Oetomo itulah mahasiswa Indonesia mulai mengadakan persatuan untuk mendiskusikan dan memperjuangkan nasionalisme bangsa Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, gerakan mahasiswa pun mulai tumbuh di Belanda. Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar disana mendirikan organisasi-organisasi pemuda Indonesia, seperti Indoneische Vereeninging, Indische Partij,

  Indische Sociaal Democratische (ISDV) dan lainnya.

  Dan dari kebangkitan pemuda yang dimotori mahasiswa tersebutlah, maka pada tanggal 28 Oktober 1928 pada kongres pemuda II, maka dicetuskanlah “Sumpah Pemuda”. Ikrar yang menjadikan seluruh pemuda di Indonesia mengakui bahwa hanya ada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Setelah peristiwa Sumpah Pemuda 1928 dan pergerakan bawah tanah yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia, dan dibantu juga oleh beberapa orang Belanda yang prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia.

  Ditahun 1925, saat Jepang berkuasa, Pemuda Indonesia yang terdiri dari angkatan muda dan angkatan tua terus berupaya mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada bulan agustus, angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul Saleh dan Soekarni menculik dan mendesak soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

  Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno, dan berita tersebut diteruskan keseluruh Indonesia. Gerakan pemuda Indonesia, yang didalamnya merupakan gerakan mahasiswa, lewat diskusi-diskusi bawah tanah di Asrama Menteng, Asrama Cikini dan Asrama Kebon Sirih, berhasil membawa perubahan pada bangsa Indonesia, sehingga menemukan kemerdekaannya sendiri. Peran gerakan pemuda tidak habis oleh waktu. Sejak tahun 1908, 1928 hingga 1945, pemuda tetap berkobar dengan pemikirannya yang berani dan kritis untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia. Memang waktu yang panjang untuk menemukan sebuah kemerdekaan, namun dengan strategi gerakan yang tepat bangsa ini telah menemukan nasibnya sendiri. Ditangan gerakan pemudalah nasib bangsa ini berubah, dan ditangan pemuda jugalah perubahan terjadi.

  Pergerakan Mahasiswa Pasca Reformasi Kemerdekaan telah diraih, perubahan telah terjadi. Dimanakah pemuda-pemuda Indonesia setelah kemerdekaan? mereka tetap ada dalam titik kritis dengan pemerintahan yang baru saja terbentuk. Masukan-masukan kritis diberikan para pemuda kepada Soekarno dan Hatta untuk melanjutkan nasib bangsa Ini. Pemuda-pemuda generasi tua seperti Soekarno, Hatta, Amir Syarifudin dan lainnya masuk dalam tubuh pemerintahan baru untuk meneruskan perjuangan pemuda Indonesia, demi terciptanya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan beradab. Gerakan mora (moral movement) yang disematkan kepada gerakan mahasiswa pasca reformasi menjadi salah satu istilah yang sangat sakral sekali.

  Sakral karena berbicara tentang moral, berarti berbicara tentang suara hati yang senantiasa merefleksikan kebenaran universal, menolak segala bentuk pelanggaran HAM, penindasan, kesewenang-wenangan, kedzaliman dan otoriterianisme kekuasaan. Suara hati nurani dan gerakan politik nilai (value political movement) menjadi perpaduan pasca reformasi. Hati nurani yang memberi energy konstan dan kontinu sehingga memberi kekuatan abadi yang takkan pernah mati selama manusia yang jujur dengan nuraninya. Sedangkan, gerakan politik nilai (value political movement), merupakan istilah idealis lain yang dikaitkan dengan gerakan mahasiswa. Idealis karena gerakan yang dibangun bukan gerakan politik kekuasaan (power political movement) yang berorientasi kekuasaan seperti partai politik, namun berorientasi terciptanya nilai-nilai ideal kebenaran, keadilan, humanisme (kemanusiaan), profesionalitas, dan intelektualitas dalam seluruh aspek pengelolaan negara. Perpaduan antara gerakan moral dan gerakan politik nilai ini yang menjadikan gerakan mahasiswa sebagai gerakan yang murni (genuine), unik, luas, lintas sektoral, antikekerasan dan kontrol sosial yang teramat sulit dikooptasi oleh kepentingan politik kekuasaan Pasca reformasi, tokoh-tokoh reformasi bersaing lewat dunia politik untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Dan beberapa tokoh reformasi, seperti Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur berhasil menjadi Presiden Republaik Indonesia (Gus Dur

  Presiden RI ke-4 & Megawati Soekarnoputri Presiden Ri ke-5), sedangkan Amin Rais menjadi ketua MPR RI pada tahun 1999. Gerakan mahasiswa dan tokoh-tokoh mahasiswa berupaya untuk terus mewujudkan reformasi di Indonesia. Beberapa keberhasilan proses reformasi yakni Pemilu 1999 yang diikuti oleh banyak partai, kebebasan pers dan media, kebebasan umat beragama (Konghuchu) masuk menjadi salah satu agama di Indonesia), pemisahan POLRI dan TNI, TNI kembali ke barak, reformasi POLRI (polisi sipil), upaya penumpasan KKN dan banyak UU direvisi menjadi pro-rakyat. Proses menuju cita-cita reformasi terus berlanjut hingga kepemimpinan presiden saat ini, dan belum tuntas. Era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat besar, sejak awal terjadinya perubahan, hingga pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat akibat reformasi. Gerakan mahasiswa masih tetap berpikir kritis dan memberikan pernyataan sikap terhadap kinerja pemerintah, serta kebijakan-kebijakan. Saat ini peran mahasiswa untuk terus mengawal reformasi masih berjalan. Mahasiswa Sebagai Tokoh Intelektual Masyarakat Dalam kehidupan berdemokrasi, masyarakat memiliki hak penuh untuk berpartisipasi terhadap proses pembuatan kebijakan publik. Mulai memilih pemimpin hingga mengkritisi kebijakan yang dibuatnya. Namun kesadaran untuk turut berpartisipasi dalam proses politik ini masih lemah di kalangan yang tidak berpendidikan. Kalangan dengan ekonomi menengah bawah seringkali dijadikan obyek dari para elite politik guna mendulang suara ketika pemilihan umum dan kebijakan public yang dirumuskan tidak memihak kepada konstituennya yakni kalangan tersebut yang telah memilihnya. Sebagai kalangan intelektual yang berkesempatan memperoleh pendidikan, mahasiswa miliki tugas wajib yakni dengan membantu yang tidak berkesempatan menggunakan haknya dalam proses perumusan kebijakan publik. Pramoedya Ananta Toer, pernah mengatakan, “Semua yang terjadi di bawah kolong langit ini adalah urusan setiap orang yang berpikir.”Dan mungkin yang dimaksud Pramoedya adalah kalangan intelektual, mereka yang berpikir dan hidup dalam gagasan-gagasan. Selain itu Noam Chomsky dalam The Responsibility of Intellectuals mengatakan, seorang intelektual dengan status istimewanya berkewajiban memajukan kebebasan, keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian.

  Kalangan Intelektual yang termasuk di dalamnya mahasiswa, oleh Edward Said dikatakan sebagai pencipta sebuah bahasa kebenaran kepada penguasa, menjalankan kebenaran itu dan senantiasa bersifat oposisi terhadap penguasa dan tidak akomodatif. Sudah tercatat dalam sejarah, bahwa kaum intelektual adalah mereka yang ada di garda terdepan dalam membela rakyat. Pemimpin-pemimpin awal di era kemerdekaan adalah kaum intelektual, pendobrak ketika penguasa mulai tidak berpihak pada rakyat adalah kaum intelektual Karena kaum intelektual adalah mereka yang hidup dalam gagasan-gagasan, dan pengabdian kepada rakyat adalah pengamalannya. Terkhusus mahasiswa, kiprahnya pun tak diragukan lagi, ketika demokrasi terpimpin sudah mulai tak berpihak pada rakyat, pada 1966 orde lama berhasil digulingkan. Dan pada 1998 ketika orde baru pun sudah tak memihak pada rakyat, mahasiswa kembali mendobrak dan menjadi pelopor dalam penggulingannya, hingga lahirlah reformasi. Mahasiswa merupakan pelopor perubahan dan merupakan tokoh intelektual dalam masyarakat dan pro pada rakyat. Sudah sepatutnya gerakan dan aksi mahasiswa tidak lepas dari karakter kritis dan ilmiah. Sumber: ukul 8.37 WIB.

  

Peran Pemuda di Masa Perubahan Orde Baru dan Reformasi

on Jul 31, 2018 4:54:46 PM 5 min read

  

“Berikan aku seribu orangtua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku

sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!”

  Kutipan dari Bung Karno tersebut mungkin sudah tidak asing di telinga kamu‘kan? Sejak dulu, kehadiran pemuda memang dianggap dapat membawa perubahan, termasuk peran pemuda dalam pergantian pemerintah orde baru ke reformasi. Di masa itu, banyak pemuda yang tidak setuju dengan sebagian kebijakan pemerintah. Alhasil, di tahun 1998, terjadi protes besar-besaran dari pemuda dan mahasiswa. Untuk tahu bagaimana pemuda berperan di masa perubahan orde baru ke reformasi, simak baik-baik artikel ini, Squad! Pemerintahan masa orde baru berlangsung hingga 32 tahun,

  

yang dilakukan oleh pemerintah masa orde baru. Meski ada

  sebagian yang baik untuk kelangsungan Bangsa Indonesia, ada juga kebijakan yang dianggap tidak memihak pada rakyat.

  Berbagai masalah yang ada di infografik di atas akhirnya memicu protes yang menghasilkan dua peristiwa besar bagi sejarah Indonesia. Kira-kira peristiwa apa ya? Hmm…

  Peristiwa Trisakti (Mei 1998)

  Setelah sebelumnya mahasiswa melalui HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Denpasar melakukan unjuk rasa menuntut reformasi, pada 4 Mei 1998, empat organisasi mahasiswa mengajukan usulan melalui Sidang Umum MPR kedua. Berbagai usaha terus dilakukan untuk membawa reformasi di Indonesia, mulai dari diskusi antar guru besar hingga unjuk rasa.

  Sampai akhirnya, pada 12 Mei 1998 terjadi demonstrasi besar-besaran di depan Universitas

  

Trisakti, Jakarta. Perisitiwa ini memakan enam korban jiwa dari kalangan mahasiswa akibat

  tembakan aparat keamanan. Di antaranya adalah Elang Mulya Lesmana, Hery Hertanto, Hendirawan Lesmana, dan Hafidhin Royan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama Tragedi Trisakti.

  Suasana Tragedi Trisakti Mei 1998 (Sumber: indowarta.com).

  Baca juga:

  Peristiwa tersebut tidak membuat semangat mahasiswa surut, dan justru menyulut adanya demonstrasi yang lebih besar pada 13-14 Mei 1998. Di Jawa Tengah, mahasiswa menduduki kantor DPRD Jawa Tengah dan memaksa para wakil rakyat untuk turut dalam aksi keprihatinan. Selain di Jawa Tengah, kerusuhan juga terjadi di wilayah Indonesia lainnya, termasuk Jakarta. Aksi tersebut diperparah dengan penjarahan di berbagai belahan Jakarta. Puncaknya, pada 18 Mei 1998, mahasiswa berhasil menduduki atap gedung DPR/MPR RI di Senayan. Di hari yang sama, ketua MPR/DPR RI, Harmoko, menyarankan presiden untuk mengundurkan diri. Mahasiswa pun menuntut dilakukannya Sidang Istimewa. Meski begitu, Presiden Soeharto masih belum mau mundur dari jabatannya.

  Mahasiswa Menduduki Gedung DPR/MPR RI Mei 1998 (Sumber: bem.eng.ui.ac.id). Berbagai usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil. Pada 19 Mei 1998, beberapa menteri kabinet Soeharto memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Kondisi yang semakin tidak terkendali akhirnya memaksa Soeharto untuk meletakkan jabatannya di depan Mahkamah

  

Agung pada tanggal 21 Mei 1998pukul 10.00 pagi. Pada saat yang sama, Soeharto kemudian

menunjuk wakilnya B.J. Habibie untuk menggantikan posisinya.

  Peristiwa Semanggi I dan II (November 1998) Meski kepemimpinan Orde Baru saat itu sudah berganti, bukan berarti permasalahan selesai.

  Pada November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa untuk membahas agenda pemerintahan serta Pemilu. Mahasiswa bergolak kembali karena tidak mengakui pemerintahan B. J. Habibie dan tidak percaya dengan anggota DPR/MPR ketika itu. Mereka juga mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik serta menuntut pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru. Saat itu, apapun yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian ekstra dari pimpinan universitas karena mahasiswa berada di bawah tekanan aparat.

  Dokumentasi Peristiwa Semanggi November 1998 (Sumber: tendasejarah.com). Tragedi Semanggi menunjuk kepada dua kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi I yang terjadi pada 11-13 November 1998 yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil. Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II terjadi pada 24

  

September 1999yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di

seluruh Jakarta serta menyebabkan 217 korban luka-luka.

  Sejarah Indonesia membuktikan bahwa perjuangan pemuda tak bisa dibendung. Pemuda merupakan sosok yang berani dan cerdas, termasuk peran pemuda di masa perubahan Orde Baru ke Reformasi. Nah, selain peristiwa di atas, kira-kira kamu bisa nggak sebutkan peristiwa lain yang melibatkan pemuda? Kalau kamu masih ragu, ada baiknya kamu diskusi dengan teman- teman dan tutor yang asik diquad. Sumber: ukul 08.45 WIB.

  Lampiran 2 :

  INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

1. Instrumen Penilaian Sikap

a. Penilaian Kompetensi Sikap

  1) Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, dan proaktif 2) Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;

  TANGGAL NO . NAMA CATATAN PENTING SISWA (Bisa positif atau negatif) KET.

  1.

  2.

  3.

4. Dst

  3) Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN). Lampiran 3 : RUBRIK OBSERVASI

  Rubrik Pengamatan Kegiatan Siswa

  Aspek Pengamatan

  r r t o a a a if si ai an i et w N ik at ko il pa an am

  K is S ga N re em un s da S er h ar

  K t t ja a ol en la om

  T gh er P pa m am K gk n en da N

  Ju en ka M en si M

  P

  1. Ani

  2. Anom

  3. Apik

  4. Bella

  5. Bonar

  6. Budi

  7. Candra

  8. Cici

  9. Danu

  10. Dini dst Keterangan Skor : Masing – masing kolom diisi Kriteria: 4 = Baik Sekali Jumlah Skor Perolehan 3 = Baik Nilai = X 100 2 = Cukup Skor Maksimal (20) 1 = Kurang

  Kriteria Nilai

  A 80 – 100 Baik Sekali B 70 – 79 Baik C 60 – 69 Cukup D < 60 Kurang

  Lampiran 4 : KISI-KISI SOAL

PENILAIAN PENGETAHUAN

   Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan

1.TesTulis

  1) Soal Uraian Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester :

  XII/V Kompetensi Dasar :

  3.7. Mengevaluasi peran mahasiswa dan pelajar dalam kehidupan politik dan perubahan ketatanegaraan

  Topik/Subtopik : Peran mahasiswa dalam perubahan politik

  Menganalisis berbagai faktor yang menyebabkan

  Indikator Pencapaian :

  terjadinya peristiwa politik dan lahirnya Gerakan

  Kompetensi

  Pelajar dan Mahasiswa 1966 Menganalisis proses perubahan dan perkembangan sistem demokrasi di Indonesia pada masa Orde Baru dan kemunculan Mahasiswa sebagai motor penggerak

reformasi

Mengambil pelajaran dari adanya hubungan timbal balik antara situasi ekonomi dan politik di satu sisi dengan gerakan mahasiswa di sisi lainnya pada masa

Reformasi

Mengevaluasi arah gerakan mahasiswa pada dinamika politik dan perubaan kepemimpinan nasional

  Instrumen:

  

KISI- KISI ULANGAN HARIAN SEMESTER 1 KLAS XII

Standar Kompetensi: ………………………….

KOMPETENSI MATERI

  

INDIKATOR

INDIKATOR NOMOR KUNCI DASAR PEMBELAJARAN SOAL SOAL JAWABAN

  Dst dst Dst Dst 1-5 1-5

  A.Soal Uraian:

  1. Apa yang dimaksud dengan Peran Mahasiswa?

  2. Bagaimana Gerakan Mahasiswa pada masa Orde Lama?

  3. Bagaimana Gerakan Mahasiswa pada masa Orde Baru?

  4. Bagaimana latar belakang munculnya demonstrasi Besar-besaran pada akhir jatuhnya Orde Baru?

  5. Bandingkanlah peran mahasiswa awal reformasi dengan masa pasca reformasi!

  Kunci Jawab:

  

1. Peran mahasiswa adalah tugas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh mahasiswa

  sehubungan dengan statusnya selaku calon intelektual bangsa. Peran itu meliputi agent of change, iron stock, social control, atau peran sosial, peran intelektual, dan peranan moral.

  

2. Gerakan mahasiswa pada masa Orde Lama lahir karena dipicu oleh praktik politik dan

  kepemimpinan Presiden Soekarno yang dianggap telah menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945. Faktor utama yang menyebabkan munculnya gelombang demosntrasi besar- besaran adalah dugaan keterlibatan Presiden Soekarno pada peristiwa G30S/PKI. Secara ekonomi, mahasiswa sudah jenuh melihat pemimpin politik tidak peduli dengan persoalan ekonomi bangsa. Mahasiswa juga melihat terlalu dekatnya kebijakan politik luar negeri Indonesia dengan poros Pyong Yang, Peking, dan Moscow.

  

3. Gerakan mahasiswa pada masa Orde Baru terutama lahir karena banyaknya investasi

  asing yang memasuki Indonesia seperti Jepang, Belanda, dan Amerika. Produk-produk bangsa luar itu dianggap menciptakan kelas sosial yang tidak pantas di bumi Indonesia yang baru saja menata kondisi ekonomi dan politiknya. Gerakan mahasiswa lahir pula karena penguasa pada awal orde Baru terlalu mencampuri kehidupan kampus yang terbukti dengan program NKK/BKK. Gerakan masa awal Orde Baru sampai pertengahan

  Orde Baru banyak yang muncul karena banyaknya praktik pembangunan yang menjadikan rakyat di pedesaan sebagai tumbal pembangunan semata. Ada pula tema gerakan yang meminta militerisme baik di Aceh maupun di Timor Timur ditiadakan. Gerakan mahasiswa yang bentuknya berupa demonstrasi besar-besaran pada masa akhir 4. kekuasaan Orde Baru lahir karena kekecewaan mereka terhadap ketidakmampuan presiden Soeharto menyelesaikan krisis ekonomi yang timbul pada tahun 1997. Krisis ini telah menghantam perekonomian nasional, termasuk ekonomi yang berbasis kerakyatan. Dampak politiknya adalah muncul ketidakpercayaan terhadap sosok pemimpin nasional yaitu presiden Soeharto. Presiden Soeharto dianggap sosok yang harus bertanggung jawab. Isyu KKN yang dilakukan presiden dan kroninya mewarnai tema besar demosntrasi massa saat itu.

  5. Gerakan mahasiswa yang lahir pada awal Reformasi merupakan gerakan masyarakat yang lahir secara spontan dan sporadis. Gerakan ini tidak hanya terjadi di sebuah kota saja, melainkan terjadi di beberapa daerah di Indonesia secara serentak. Sedangkan gerakan mahasiswa pada pascareformasi tidak terjadi secara sporadis. Gerakan ini mengangkat isyu-syu politik sesaat dan dilakukan oleh sekelompok mahasiswa saja yang ada di perkotaan.

  Kriteria Penilaian:

  4= Jawaban sesuai dengan kunci jawab 3=Jawaban Kurang sesuai dengan kunci jawab 2=Jawaban sedikit sesuai dengan kunci jawaban 1=siswa menjawab, tetapi salah/ tidak sesuai dengan kunci jawab

  Nilai: Jumlah skor x 4 Skor maksimal

  Skor maksimal Masing- masing nomor 4.

1. Observasi Diskusi Isi laporan:

  N O. NAM A RELEVA NSI 1-4

  KELENGKAP AN 1-4

  KEBAHASA AN 1- 4

  SISTEMATI KA 1- 4

  JUMLA H SKOR

  1. ANI

  2. SARI

  3. TAR