POLA PENYAJIAN INFORMASI, URUTAN INFORMASI DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI - Perbanas Institutional Repository

POLA PENYAJIAN INFORMASI, URUTAN INFORMASI DAN

  FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Oleh: MOCHAMMAD ZAHID MUZAMMIL HADI 2013310164 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2017 RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA

  

FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INVESTASI

  Mochammad Zahid Muzammil Hadi STIE Perbanas Surabaya

  Email: Luciana Spica Almilia

  STIE Perbanas Surabaya Email:

  Jl. Wonorejo Permai Utara III No. 16 Surabaya

  

ABSTRACT

The aims of this study are to examines the pattern of information presentation, the order of

presentation and the order of information explained by belief adjustment model developed by

Hogarth and Einhorn (1992), beside that framing effect explained by prospect theory, fuzzy

trace theory and probabilistic mental model. This study used experiment design 2x2x2 mixed

design. Total subjects in this study were 104 students from STIE Perbanas Surabaya

consisting of 90 students bachelor degrees of accounting and 14 students bachelor degrees of

management. This study uses a pencil based experiment which filling out the questionare that

was answered manually by participants.the results show that: (1) there are bias judgement

especially recency effect in the presentation of step by step with the framing condition

appropriate in information; (2) there are bias judgement when gives the presentation of step

by step with the framing condition appropriate and not appropriate in information, and (3)

when do mix of the pattern of information presentation with framing condition appropriate

in information bias judgement happened. Overall this results show that the belief adjustment

model developed by Hogarth and Einhorn (1992), prospect theory, fuzzy trace theory and

probabilistic mental model is partially hold in investment decision making.

  

Keywords: Belief Adjustment Model, the pattern of information presentation, the order of

information, framing effect and investment decision making

PENDAHULUAN investor dalam laporan keuangan adalah

  laba perusahaan. Hal itu menunjukkan Dalam pengambilan keputusan investasi, bahwa investor cenderung fokus pada seorang investor membutuhkan berbagai periode saat itu saja tetapi tidak berfokus macam informasi. Informasi kinerja pada kelangsungan usaha maupun prospek perusahaan merupakan informasi yang masa depan perusahaan. Jika demikian, harus diketahui oleh investor dalam tentu dapat terjadi kerugian dan keputusan investasinya. Seperti halnya ketidaktepatan pengambilan keputusan bagi dalam informasi akuntansi yang dapat investor. Disisi lain, selain informasi diperoleh melalui laporan keuangan akuntansi hal lain yang harus diketahui perusahaan. Informasi akuntansi hanya investor adalah informasi non akuntansi. menyediakan informasi yang bersifat Seperti yang dilakukan dalam penelitian material dan seringkali yang diperhatikan sebelumnya, Sharma (2006) membuktikan

  1 yang menjelaskan pengambilan keputusan seseorang yang bersifat rasional. Kahneman dan Tversky (1979) juga menjelaskan bahwa pemberian informasi

  theory

  sequence. Selain pola penyajian dan urutan

  Menurut teori prospek, terdapat dua tahap dalam proses membuat keputusan: Tahap I merupakan tahap editing yang merupakan analisis awal dari prospek yang ditawarkan. Kemudian tahap II yaitu mengevaluasi prospek dan memilih yang memiliki nilai tertinggi (Kahneman dan Tversky, 1979). Chang et al. (2002) menyatakan bahwa untuk tahap I dari teori prospek tersebut merupakan tahap proses editing psikologi. Dengan kata lain, teori prospek menggambarkan alasan seseorang dalam membuat keputusan dilihat dari sisi psikologisnya. Teori prospek membantah teori sebelumnya yaitu expected utility

  LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Prospek

  dalam menggambarkan fenomena framing effect pada perilaku pengambil keputusan.

  fuzzy-trace theory adalah yang terbaik

  mengakibatkan pengambil keputusan merespon yang berbeda (dengan suatu permasalahan yang sama) jika disajikan dengan cara yang berbeda. Pembingkaian informasi (bingkai positif dan negatif) tanpa mengubah makna atas informasi tersebut akan digunakan untuk mempengaruhi para pengambil keputusan. menjelaskan framing effect dengan menggunakan tiga teori yaitu teori prospek, teori fuzzy trace dan teori mental probabilistik serta menyatakan bahwa

  framing effect, suatu kejadian dapat

  bahasa untuk pengelolaan makna. Dalam

  framing merupakan cara menggunakan

  informasi, Yusnaini (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembingkaian (framing) informasi menyebabkan terjadinya bias dalam pengambilan keputusan strategik. Menurut Erlinda Kusuma dan Sukirno (2014)

  bad news diikuti dengan good news (- - +

  bahwa persepsi investor terhadap efektivitas dewan direksi merupakan penentu utama dari keputusan investasi. Selain itu, Cox et al. (2004) juga membuktikan bahwa investor institusional lebih memperhatikan laporan corporate

  (+ + - -) dibandingkan dengan investor yang menerima urutan informasi

  bad news

  ) dibandingkan dengan investor yang menerima urutan informasi bad news diikuti dengan good news (- - + +) untuk pola penyajian informasi step by step, (2) tidak terdapat perbedaan atau tidak ada efek urutan antara investor yang menerima urutan informasi good news diikuti dengan

  good news diikuti dengan bad news (+ + - -

  antara investor yang menerima urutan informasi

  judgement

  penelitiannya menyatakan bahwa revisi harga saham secara signifikan lebih besar dalam kondisi sekuensial daripada kondisi simultan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica dan Supriyadi (2013) menyatakan bahwa (1) terdapat perbedaan

  belief adjustment . Pinsker (2007) dari hasil

  penyajian informasi yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992) dalam model belief adjustment yang terdapat dalam penelitian ini yaitu pola penyajian informasi step by step (SbS) dan pola penyajian informasi end of sequence (EoS). Pola penyajian step by step (SbS) merupakan penyajian informasi yang dilakukan secara sekuensial atau berurutan sehingga individu/investor membentuk revisi keyakinan baru setelah mendapatkan yang terpisah. Sedangkan pola penyajian informasi end of sequence (EoS) merupakan penyajian informasi yang dilakukan secara simultan atau bersama sehingga individu membentuk revisi keyakinan baru setelah semua informasi terkumpul. Beberapa penelitian sebelumnya (Pinsker, 2007 dan Luciana Spica dan Supriyadi, 2013) membahas terkait dengan model

  social responsibility perusahaan. Pola

  • ) untuk pola penyajian informasi end of
dengan bingkai positif akan mempengaruhi pengambil keputusan atas pembuatan keputusan yang kurang berisiko (risk

  averse ) begitupun sebaliknya jika

  pemberian informasi dengan bingkai negatif akan mempengaruhi pengambil keputusan atas pembuatan informasi yang lebih berisiko (risk seeking).

  Teori Fuzzy Trace

  Chang et al. (2002) menjelaskan terkait teori fuzzy trace yang diperkenalkan oleh Reyna dan Brainerd (1990) yang mengasumsikan bahwa individu lebih memilih alasan dengan menggunakan representasi informasi yang sederhana. Teori fuzzy trace berkaitan dengan erat dengan pendekatan/strategi heuristik yang keputusan menggunakan proses penyederhanaan dalam mengambil keputusan. Dengan penyederhanaan heuristik, ketika seseorang dihadapkan pada situasi dengan pilihan yang berisiko atau memperoleh informasi yang kompleks, seseorang tersebut akan menggunakan cara untuk menyederhanakan kompleksitas informasi tersebut. Penyederhanaan informasi berarti mengeliminasi kompleksitas informasi/hanya menggunakan informasi yang dianggap penting. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan penyederhanaan heuristik akan mengakibatkan terjadinya bias dalam pengambilan keputusan karena mengurangi kompleksitas informasi yang digunakan oleh para pengambil keputusan.

  Teori Mental Probabilistik

  Chang et al. (2002) menjelaskan terkait teori mental probabilistik yang dikembangkan oleh Gigerenzer et al. (1991) yang menjelaskan dan memprediksi perilaku individu yang terlalu percaya diri dalam pengambilan keputusan. Kuhberger (1995) mengemukakan bahwa teori mental probabilistik dapat digunakan untuk menjelaskan framing effect. Gigerenzer et

  al. (1991) menjelaskan bahwa seseorang dihadapkan dalam dua pilihan alternatif.

  Pertama, local mental model akan dibentuk oleh individu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah berdasarkan memori jangka panjang dan operasi logika dasar. Pada umumnya local mental model dapat digunakan jika (1) angka yang tepat dapat diambil dari memory jangka panjang untuk membandingkan alternatif, (2) fitur informasi yang berkaitan dengan alternatif tidak tumpang tindih dan (3) operasi logika dasar. Kedua, jika permasalahan tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan menggunakan local mental model maka akan menggunakan probabilistic mental

  model. Menurut Teori probabilistic mental model , untuk membuat keputusan, hal

  pertama yang dilakukan individu adalah masalah khusus. Gigerenzer et al. (1991) mengungkapkan bahwa probabilistic

  mental model berbeda dengan local mental model dalam beberapa aspek. Pertama,

  pada kelas referensi dari objek. Kedua, pada variabel ditambah dengan solusi strategi.

  Pola Penyajian dan Urutan Informasi

  Hogarth dan Einhorn (1992) mengembangkan belief adjustment model untuk memberikan penjelasan secara menyeluruh terkait cara informasi diinterpretasikan dan diproses. Hogarth dan Einhorn (1992) mengadaptasi konsep umum dari anchoring dan adjustment (seperti membentuk keyakinan awal yang kemudian membentuk keyakinan baru berdasarkan informasi baru yang diperoleh) dengan memasukkan heuristics ke dalam model. Model belief adjusment mempertimbangkan tiga karakteristik, yaitu: (1) arah (sesuai atau tidak dengan keyakinan sekarang), (2) kekuatan (lemah atau kuat) dan (3) tipe (positif, negatif atau campuran). Selain itu, Hogarth dan Einhorn (1992) juga mempertimbangkan dua karakteristik lain yaitu urutan informasi (positif diikuti negatif, negatif positif atau campuran positif dan negatif) dan pola penyajian (pola penyajian secara berurutan dan secara simultan). Ketika informasi disajikan dalam bentuk step by step (SbS), seseorang umumnya menggunakan strategi pengolohan step by step (SbS). Penyesuaian keyakinan mereka semakin bertambah begitu diberikan tiap-tiap potongan bukti. Penyajian informasi dalam dalam bentuk

  end of sequence (EoS) umumnya

  Pengembangan Hipotesis

  dibandingkan dengan subjek yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news (--++) pada pola penyajian step by step dengan kondisi

  news diikuti bad news (++--)

  H1b: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima urutan informasi good

  framing sesuai informasi

  dibandingkan dengan subjek yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news (--++) pada pola penyajian step by step dengan kondisi

  news diikuti bad news (++--)

  simultan. Berdasarkan argumentasi tersebut, maka hipotesis penelitian untuk menguji pengaruh urutan informasi dinyatakan sebagai berikut: H1a: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima urutan informasi good

  recency effect yang relatif terhadap kondisi

  setelah semua informasi terkumpul) cenderung terjadi primacy effect. Pinsker (2011) membuktikan bahwa (1) terdapat bukti bahwa terjadi effect recency memberikan isyarat informasi panjang dalam konteks investasi (2) kondisi sekuensial dapat memperburuk efek

  end of sequence (pengambilan keputusan

  (pengambilan keputusan setelah memperoleh setiap bukti informasi) dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi maka cenderung akan terjadi efek

  effect. Ketika pola penyajian step by step

  Dalam teori belief adjusment menjelaskan bahwa untuk informasi/bukti positif dan negatif, terdapat dua kemungkinan efek urutan yaitu primacy effect dan recency

  Kahneman dan Tversky (1979) menyatakan bahwa pemberian informasi dengan bingkai positif akan mempengaruhi pengambil keputusan atas pembuatan keputusan yang kurang berisiko (risk averse) begitupun sebaliknya jika pemberian informasi dengan bingkai negatif akan mempengaruhi pengambil keputusan atas pembuatan informasi yang lebih berisiko (risk seeking ).

  menggunakan strategi pengolahan end of

  decision maker.

  mengakibatkan pengambil keputusan merespon yang berbeda pada permasalahan yang sama jika disajikan dengan cara yang berbeda. Penggunaan bahasa seseorang merupakan aspek frame digunakan untuk mempengaruhi para

  Framing Effect Framing merupakan suatu kejadian yang

  (EoS) bukti informasi positif dan negatif disaring terlebih dahulu sebelum diintegrasikan dengan keyakinan sebelumnya.

  step (SbS), karena dalam end of sequence

  memperhatikan ataupun mempertimbangkan informasi akhir yang diperolehnya. Potensi recency effect akan lebih besar terjadi pada penyajian step by

  effect individu cenderung lebih

  memperhatikan ataupun mempertimbangkan informasi awal yang diperolehnya. Sedangkan recency effect adalah pemberian bobot nilai yang lebih tinggi pada informasi akhir yang diperoleh sehingga pengambilan keputusan akhir individu tergantung pada informasi akhir tersebut. Dengan kata lain, dalam recency

  primacy effect individu cenderung lebih

  lebih tinggi pada informasi awal yang diperoleh sehingga pengambilan keputusan akhir individu tergantung pada informasi

  primacy effect dan recency effect. Primacy effect adalah pemberian bobot nilai yang

  informasi sedikit dan tidak terlalu kompleks. Dalam urutan informasi terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu

  sequence (EoS), khususnya bila jumlah

  framing dibalik H1c: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima urutan informasi good

  news diikuti bad news (++--)

  framing sesuai informasi

  end of sequence pada urutan

  H3a: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima informasi dengan pola penyajian step by step dibandingkan dengan subjek yang menerima informasi dengan pola penyajian

  effect dinyatakan sebagai berikut:

  (2013) membuktikan bahwa (1) terbukti bahwa terdapat efek urutan informasi dalam pengambilan keputusan investasi untuk informasi yang disajikan sekuensial/step by step; (2) tidak terjadi efek urutan informasi dalam pengambilan keputusan investasi untuk informasi yang disajikan secara simultan/end of sequence. Dengan argumentasi tersebut, maka hipotesis penelitian untuk menguji framing

  sequence (EoS) dalam pengambilan keputusan investasi. Luciana Spica et al.

  Penelitian eksperimen ini menggunakan pola penyajian informasi yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992) dalam model belief adjustment yaitu pola penyajian informasi step by step (SbS) dan pola penyajian informasi end of

  good news (--++)

  dibandingkan dengan subjek yang menerima framing dibalik pada pola urutan informasi bad news diikuti

  framing sesuai informasi

  H2d: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima informasi dengan kondisi

  bad news (++--)

  dibandingkan dengan subjek yang menerima framing dibalik pada pola penyajian end of sequence dan pada urutan informasi good news diikuti

  H2c: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima informasi dengan kondisi

  dibandingkan dengan subjek yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news (--++) pada pola penyajian end of sequence dengan kondisi framing sesuai informasi

  good news (--++)

  dibandingkan dengan subjek yang menerima framing dibalik pada pola penyajian step by step dan pada urutan informasi bad news diikuti

  framing sesuai informasi

  H2b: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima informasi dengan kondisi

  bad news (++--)

  dibandingkan dengan subjek yang menerima framing dibalik pada pola penyajian step by step dan pada urutan informasi good news diikuti

  framing sesuai informasi

  bahasa ataupun kata tanpa merubah makna informasi yang digunakan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan khususnya dalam keputusan investasi. Dalam framing effect, suatu kejadian dapat mengakibatkan pengambil keputusan merespon yang berbeda (dengan suatu permasalahan yang sama) jika disajikan dengan cara yang berbeda. Muhammad Nur dan Jen Surya (2012) juga menyatakan bahwa framing effect berpengaruh sebagai determinan eskalasi komitmen. Dengan argumentasi tersebut, maka hipotesis penelitian untuk menguji framing effect dinyatakan sebagai berikut: H2a: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima informasi dengan kondisi

  Framing effect adalah pembingkaian

  dibandingkan dengan subjek yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news (--++) pada pola penyajian end of sequence dengan kondisi framing dibalik

  news diikuti bad news (++--)

  H1d: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima urutan informasi good

  informasi good news diikuti bad

  news (++--) dan dengan kondisi framing sesuai informasi

  H3d: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima informasi dengan pola penyajian step by step dibandingkan dengan subjek yang menerima informasi dengan pola penyajian

  Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen. Menurut Ertambang Nahartyo (2012) bahwa eksperimen merupakan desain riset untuk menginvestigasi suatu fenomena dengan cara merekayasa keadaan atau kondisi lewat prosedur tertentu dan kemudian mengamati hasil perekayasaan tersebut serta menginterpretasinya. Dalam penelitian eksperimen ini peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel independen untuk melihat perubahan variabel dependen sebagai respon atas

  METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

  Skema dari kerangka penelitian ini adalah sebagaiberikut:

  news (--++) dan dengan kondisi framing dibalik

  informasi bad news diikuti good

  end of sequence pada urutan

  news (++--) dan dengan kondisi framing dibalik

  H3b: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima informasi dengan pola penyajian step by step dibandingkan dengan subjek yang menerima informasi dengan pola penyajian

  informasi good news diikuti bad

  end of sequence pada urutan

  H3c: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara subjek yang menerima informasi dengan pola penyajian step by step dibandingkan dengan subjek yang menerima informasi dengan pola penyajian

  news (--++) dan dengan kondisi framing sesuai informasi

  informasi bad news diikuti good

  end of sequence pada urutan

  

Gambar 1

KERANGKA PEMIKIRAN manipulasi variabel independen. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari partisipan mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang sedang/telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan (ALK) dan/atau Manajemen Investasi dan Pasar Modal (MIPM) untuk mahasiswa S1 Akuntansi serta Manajemen Investasi dan Portofolio (MIP) untuk mahasiswa S1 Manajemen. Penelitian ini menggunakan mixed design 2x2x2 yang berarti penelitian eksperimen ini menggunakan dua level pada pola penyajian informasi (step by step dan end

  of sequence ), dua level pada urutan

  Partisipan Penelitian

  (++--).

  by step dengan urutan informasi good news diikuti dengan bad news

  Skenario 1: partisipan akan menerima informasi non akuntansi dengan framing sesuai dengan informasi pada pola penyajian step

  Dalam penelitian eksperimen ini peneliti menggunakan cara pencil base experiment yaitu dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dijawab oleh partisipan secara manual. Partisipan dalam penelitian ini akan diminta mengasumsi peranan investor yang sedang menilai kinerja perusahaan berdasarkan informasi pada perusahaan. Penelitian eksperimen ini terdiri dari delapan skenario. Partisipan dalam penelitian eksperimen ini akan mengisi satu dari delapan skenario yang dipilih secara random (acak), yaitu: 1.

  Prosedur Eksperimen

  Kriteria-kriteria partisipan yang dipilih adalah mahasiswa yang sedang/telah menempuh salah satu atau semua mata kuliah berikut ini: (1) Analisa Laporan Keuangan (ALK) untuk mahasiswa S1 Manajemen Investasi dan Pasar Modal (MIPM) untuk mahasiswa S1 Akuntansi dan (3) Manajemen Investasi dan Portofolio (MIP) untuk mahasiswa S1 Manajemen.

  sampling yaitu pengambilan sampel dengan pemberian kriteria-kriteria tertentu.

  Partisipan dalam penelitian eksperimen ini merupakan mahasiswa jurusan S1 Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang memiliki pengetahuan dalam bidang keuangan maupun investasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

  (framing sesuai informasi dan framing dibalik)

  informasi (++-- dan --++) dan dua level pada framing effect (framing sesuai

  news (++-- dan --++); (3) Framing effect

  (SbS) dan end of sequence (EoS); (2) Urutan informasi good news diikuti bad news dan bad news diikuti good

  step by step

  Berdasarkan hipotesis penelitian variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah keputusan investasi. Sedangkan variabel bebas (independen) dalam penelitian ini antara lain: (1) Pola penyajian informasi

  Identifikasi Variabel

  dalam penelitian ini hanya seri informasi pendek (<12 informasi) yaitu sebanyak delapan informasi. Partisipan dalam penelitian eksperimen ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen yang belum memiliki pengalaman akan tetapi sudah memiliki pengetahuan dalam bidang keuangan maupun investasi khususnya investasi saham.

  sequence. Seri informasi yang digunakan

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan penelitian yaitu jenis informasi yang digunakan hanya informasi non akuntansi. Pola penyajian informasi yang digunakan yaitu step by step dan end of

  Batasan Penelitian

  2. Skenario 2: partisipan akan menerima informasi non akuntansi dengan framing sesuai dengan informasi pada pola penyajian step

  • ).

  sequence dengan urutan informasi bad news diikuti dengan good news

  End of Sequence

  2 Step by Step Membaca latar belakang perusahaan Diberikan informasi terkait nilai awal saham perusahaan. Dengan nilai awal saham sebesar Rp.

  1

  

INFORMASI

Pola Penyajian Informasi

No

  

Tabel 1

PROSEDUR YANG DILAKUKAN SUBJEK BERDASARKAN POLA PENYAJIAN

  dan end of sequence) digambarkan dalam tabel berikut:

  by step

  perusahaan Rp. 6.000,00 dan memberikan skala untuk masing-masing pengungkapan dengan kelipatan harga -1000 (very bad news ) dan +1000 (very good news). Prosedur yang dilakukan oleh subjek dalam melakukan penilaian kembali saham berdasarkan pola penyajian informasi (step

  end of sequence ) dengan nilai awal saham

  Peneliti dibebaskan untuk memilih perusahaan hipotesis (rekaan) karena dalam penelitian ini peneliti tidak diberikan batasan dalam memilih perusahaan hipotesis (rekaan). Subjek diminta untuk menilai kembali nilai saham untuk informasi non akuntansi dan pola penyajian informasi (step by step dan

  (--++). Tugas partisipan adalah menilai saham perusahaan PT MNS Tbk yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha transmisi dan distribusi gas bumi. PT MNS Tbk didirikan pada tahun 1859 dengan nama SKL dan kemudian pada 13 Mei 1965 berubah nama menjadi MNS. Akhirnya pada tanggal 15 Desember 2003 perusahaan MNS ini tercatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan berubah nama menjadi PT MNS Tbk. Saham perusahaan diambilkan dari contoh terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  8. Skenario 8: partisipan akan menerima informasi non akuntansi dengan framing informasi dibalik pada pola penyajian end of

  by step dengan urutan informasi bad news diikuti dengan good news (--

  (++--).

  sequence dengan urutan informasi good news diikuti dengan bad news

  7. Skenario 7: partisipan akan menerima informasi non akuntansi dengan framing informasi dibalik pada pola penyajian end of

  informasi bad news diikuti dengan good news (--++).

  of sequence dengan urutan

  6. Skenario 6: partisipan akan menerima informasi non akuntansi dengan framing sesuai dengan informasi pada pola penyajian end

  informasi good news diikuti dengan bad news (++--).

  of sequence dengan urutan

  5. Skenario 5: partisipan akan menerima informasi non akuntansi dengan framing sesuai dengan

  4. Skenario 4: partisipan akan menerima informasi non akuntansi dengan framing informasi dibalik pada pola penyajian step by step dengan urutan informasi bad news diikuti dengan good news (--++).

  3. Skenario 3: partisipan akan menerima informasi non akuntansi dengan framing informasi dibalik pada pola penyajian step by step dengan urutan informasi good news diikuti dengan bad news (++--).

  Membaca latar belakang perusahaan Diberikan informasi terkait nilai awal saham perusahaan. Dengan nilai awal saham sebesar Rp.

  3

  akuntansi dengan framing dibalik sebanyak delapan item yang terdiri dari empat informasi good news dan empat informasi bad news.

  menyampaikan secara transparan terkait laporan pelaksanaan kegiatan komite audit hingga tingkat kehadiran pertemuan komite audit.

  sebagai berikut: 1.

  Empat informasi good news adalah

  dinyatakan sebagai berikut:

  news ) dan empat informasi negatif (bad news ). Informasi good news dan bad news

  mengikuti penugasan dalam penelitian eksperimen ini dan peneliti juga akan menginformasikan secara langsung untuk melakukan penjelasan tentang tujuan eksperimen dan meminta tanggapan dari partisipan terkait penugasan eksperimen melalui media persentasi secara langsung serta meminta partisipan untuk tidak membicarakan berbagai hal terkait penugasan eksperimen. Penelitian ini menggunakan delapan informasi yang diambil dari laporan implementasi tata kelola perusahaan dan tanggungjawab sosial perusahaan yang terdiri dari empat informasi positif (good news) dan empat informasi negatif (bad news). Penelitian ini menggunakan delapan informasi yang diambil dari laporan implementasi tata kelola perusahaan dan tanggungjawab sosial perusahaan yang terdiri dari empat informasi positif (good

  debriefing dilakukan setelah partisipan

  Sesi Debriefing merupakan proses dari pengembalian kondisi subjek seperti pada saat sebelum mengikuti penugasan dalam eksperimen dan memperbolehkan subjek penelitian untuk memberikan komentar secara jujur tentang pelaksanaan eksperimen (Christensen, 1988). Sesi

  Melakukan penilaian nilai saham perusahaan yaitu sebanyak satu kali (ketika subjek telah menerima semua informasi laporan non akuntansi) Subjek diminta untuk merespon pertanyaan untuk mengukur kemampuan dasar subjek di bidang analisa laporan keuangan dan/atau manajemen investasi dan pasar modal dan/atau manajemen investasi dan portofolio dan mengisi item demografi partisipan Sesi debriefing

  good news dan empat informasi bad news serta diberikan informasi non

  4

  sesuai dengan informasi sebanyak delapan item yang terdiri dari empat informasi

  framing

  6.000,00 Diberikan informasi non akuntansi dengan

  Melakukan penilaian nilai saham perusahaan sebanyak delapan kali (untuk setiap bukti yang diberikan) Subjek diminta untuk merespon pertanyaan untuk mengukur kemampuan dasar subjek di bidang analisa laporan keuangan dan/atau manajemen investasi dan pasar modal dan/atau manajemen investasi dan portofolio dan mengisi item demografi partisipan Sesi debriefing

  akuntansi dengan framing dibalik sebanyak delapan item yang terdiri dari empat informasi good news dan empat informasi bad news.

  good news dan empat informasi bad news serta diberikan informasi non

  sesuai dengan informasi sebanyak delapan item yang terdiri dari empat informasi

  framing

  6 6.000,00 Diberikan informasi non akuntansi dengan

  5

Terdapat kemungkinan sebesar 70% pada bulan Juni 2015 perusahaan

Uji normalitas

  Tipe Informasi

  Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi dan S1

  HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN Data Demografi dan Cek Manipulasi

  Sel 5 Sel 6 Sel 7 Sel 8

  Sel 1 Sel 2 Sel 3 Sel 4

  Dibalik

  Framing

  Informasi

  Framing Sesuai

  Non Akuntansi

  Step by Step End of Sequence

  Pola Penyajian Informasi

  Urutan Informasi

  Framing Effect

  

Tabel 2

SEL PENGUJIAN HIPOTESIS

  2. Terdapat kemungkinan sebesar 70% pada bulan Juni 2015 dari 19 ton limbah B3 perusahaan mampu mengelolanya dengan baik.

  Ketentuan dalam uji t-test ini jika nilai signifikansi < α 0,05 maka Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan. Sedangkan jika tingkat signifikansi ≥ α 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan.

  parametric (Mann-Whitney U test ).

  Uji Hipotesis Teknik analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis tergantung apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka akan dilakukan uji parametric (Independent Sample t-test). Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi normal maka akan dilakukan uji non-

  Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis namun hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal (Imam Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, untuk mengetahui normalitas data penelitian dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

  Teknik Analisis Data 1.

  4. Terdapat kemungkinan sebesar 70% pada bulan Desember 2015 perusahaan tergugat kepemilikan tanah yang sudah bukan milik perusahaan.

  3. Terdapat kemungkinan sebesar 70% pada bulan Desember 2015 bahwa perusahaan melanggar UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.

  2. Terdapat kemungkinan sebesar 70% pada bulan Desember 2015 masyarakat menuntut kompensasi tambahan atas tanah yang telah dimanfaatkan oleh perusahaan.

  Terdapat kemungkinan sebesar 70% perusahaan kurang memperhatikan hak-hak stakeholder dengan baik.

  berikut: 1.

  Empat informasi bad news adalah sebagai

  4. Terdapat kemungkinan sebesar 70% pada bulan Juni 2015 perusahaan menaruh perhatian dalam dunia pendidikan terkait dengan pembangunan dan renovasi sekolah di sekitar wilayah operasi.

  3. Terdapat kemungkinan sebesar 70% pada bulan Juni 2015 perusahaan mampu mengelola lingkungan hidup dan kehutanan dengan baik.

Manajemen yang memiliki pengetahuan di bidang investasi dan pasar modal serta analisa laporan keuangan. Perbedaan jurusan antara S1 Akuntansi dan S1 Manajemen bukan menjadi tolok ukur dalam penjaringan partisipan penelitian, melainkan peneliti lebih memperhatikan mata kuliah yang telah dan atau sedang mereka tempuh yaitu Analisa Laporan Keuangan dan atau Manajemen Investasi dan Pasar Modal (untuk S1 Akuntansi) atau Manajemen Investasi Portofolio (untuk mahasiswa S1 Manajemen). Jumlah subjek yang bersedia menjadi partisipan penelitian sebanyak seratus dua belas (112) mahasiswa yang terdiri dari: sembilan puluh enam (96) mahasiswa jurusan S1 Akuntansi dan enam belas (16) mahasiswa (112) subjek mengisi instrumen eksperimen sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Manipulation check digunakan untuk mengetahui apakah penugasan eksperimen yang telah diberikan telah diketahui, dipahami dan direspon oleh subjek dengan benar. Subjek dapat dikatakan lolos jika telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Kriteria untuk subjek yang dapat dikatakan lolos dan dapat diproses lebih lanjut adalah sebagai berikut:

  1. Subjek dapat menjawab dengan benar terkait manipulation check minimal satu soal; 2. Subjek dapat menjawab dengan benar terkait pertanyaan pengetahuan umum minimal satu soal;

  3. Subjek yang mengisi dan menyelesaikan semua penugasan dengan lengkap.

  Kriteria tersebut merupakan acuan peneliti untuk menentukan apakah subjek dapat dikatakan lolos atau tidak.Bagi subjek yang memiliki skor terbaik dalam melakukan penugasan eksperimen akan mendapatkan

  reward

  sebesar Rp. 50.000,-. Tujuan pemberian reward ini adalah untuk mendorong subjek agar mengikuti penugasan dengan baik dan untuk mengapresiasi keikutsertaan subjek dalam mengikuti penugasan eksperimen. Terdapat delapan (8) subjek yang tidak dapat diproses lebih lanjut karena tidak lolos

  manipulation check dan/atau tidak mampunya menjawab pertanyaan umum.

  Dengan demikian total subjek yang lolos dan dapat diproses lebih lanjut adalah sebanyak seratus empat (104) subjek.

Kronologi Eksekusi Instrumen 1. Persiapan

  Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan pencarian partisipan yang bersedia menjadi partisipan peneliti. Partisipan di jaring dengan cara (1) mendatangi sebuah grup orang yang dikenal sedang berkumpul; (2) mendatangi orang yang dikenal sedang serta (3) mengajak teman melalui chatting

  personal via handphone. Selain itu,

  penjaringan partisipan juga dilakukan dengan menggunakan iming-iming (1) bahwa akan ada reward sebesar Rp. 50.000,- tiap partisipan untuk sepuluh partisipan terbaik yang menjawab sesuai kriteria peneliti yaitu menyelesaikan semua penugasan dalam pengisian instrumen dan memiliki skor terbaik dalam penugasan tersebut; (2) partisipan akan mendapatkan konsumsi serta (3) memberikan masukan kepada partisipan agar nantinya setelah selesainya menjadi partisipan penelitian bisa melakukan quality time bersama teman-teman. Bukti bahwa partisipan bersedia menjadi partisipan peneltian eksperimen adalah dengan melakukan penandatanganan kesediaan kehadiran partisipan pada tanggal 03 Desember 2016.

  2. Pelaksanaan

  Eksekusi penelitian dilakukan pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2016. Seluruh partisipan yang telah menandatangani kesediaan menjadi partisipan dikumpulkan dalam ruangan untuk dilakukannya eksekusi pengisian instrumen penelitian. Pengumpulan partisipan dilakukan di ruang

  IIB302, IIB403, IIB404 dan IIB405 di kampus 2 STIE Perbanas Surabaya. Jumlah partisipan yang hadir sebanyak 112 partisipan. Jumlah ini tidak sesuai dengan jumlah partisipan yang menandatangani kesediaan menjadi partisipan peneliti karena sebanyak 8 partisipan tidak hadir dalam pengisian instrumen penelitian eksperimen. Pelaksanaan eksekusi dapat dikatakan molor dari jadwal yang telah ditentukan karena banyak partisipan yang terlambat, yang pada awalnya dijadwalkan akan dimulai pukul 10.00 WIB namun realisasi pelaksanaannya dilaksanakan pukul 10.15 WIB. Walaupun begitu, pelaksanaan eksekusi pun berjalan dengan lancar.

  Eksekusi penugasan eksperimen ini

  Pertama, kesulitan mencari partisipan

  karena hari pelaksanaan eksekusi eksperimen adalah hari sabtu dan banyak partisipan yang bentrok karena pada saat yang bersamaan ada kegiatan organisasi. Namun, hal ini dapat diatas oleh peneliti secara cepat dan tanggap. Kedua, penugasan tidak dapat dilaksanakan dengan tepat waktu dari jadwal yang sudah direncanakan karena harus menunggu sebagian besar partisipan yang datang terlambat. Akibatnya, pelaksanaan penugasan terlambat selama 15 menit dari jadwal yang sudah ditentukan sehingga penugasan dimulai pada pukul 10.15 WIB.

  Ketiga, beberapa partisipan yang tidak

  sesuai dengan konfirmasi kehadiran dan membatalkan kesediaan secara mendadak karena ada keperluan yang mendadak yang tidak dapat ditinggal. Akibatnya peneliti harus segera mencari pengganti partisipan lain yang bersedia untuk menjadi partisipan penelitian. Keempat, terbatasnya SDM menyebabkan beberapa kelas dirasa kurang efektif karena pemandu memiliki 2 tanggung jawab sekaligus yaitu memandu acara dan menjadi time keeper. Selain itu, peneliti yang bertugas menjadi korektor juga kesulitan dan harus bekerja secara cepat dan teliti karena dari 3 peneliti yang bertugas menjadi korektor harus mengoreksi 6 kelas dimana masing-masing Namun hal ini dapat diatasi semua oleh pemandu dan korektor.

  Pengujian Pengaruh Pola Penyajian Informasi, Urutan Informasi dan Framing Effect terhadap Pengambilan Keputusan Investasi

  Penelitian ini menguji pengaruh pola penyajian informasi, urutan informasi dan

  framing effect terhadap pengambilan

  keputusan investasi dengan menggunakan informasi non akuntansi pada seri informasi pendek (< 12 informasi). Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

  

Tabel 3

HASIL UJI NORMALITAS

Pengujian Nilai Keterangan Z Sig

  Sel 1 dengan sel 2 Sel 3 dengan sel 4 Sel 5 dengan sel 6 Sel 7 dengan sel 8 Sel 1 dengan sel 3 Sel 2 dengan sel 4 Sel 5 dengan sel 7 Sel 6 dengan sel 8 Sel 1 dengan sel 5 Sel 2 dengan sel 6 Sel 3 dengan sel 7 Sel 4 dengan sel 8

  0,607 0,623 1,531 1,213 0,765 0,722 1,099 1,563 1,120 0,976 0,569 1,214

  0,855 0,833 0,018 0,106 0,602 0,674 0,178 0,015 0,162 0,297 0,903 0,105

  Normal Normal

  Tidak Normal Normal Normal Normal Normal

  Tidak Normal Normal Normal Normal Normal

  • Sesuai informasi Sesuai informasi 3733,33 8933,33

  • Dibalik Dibalik 5714,29 5666,67 0,965 1d
  • Dibalik Dibalik 5400 5916,67 0,477 2a
  • Sesuai informasi Dibalik 3733,33 5714,29 0,037
    • Sesuai informasi Dibalik 8933,33 5666,67 0,000

  • Sesuai informasi Dibalik 5384,61 5400 0,980
  • Sesuai informasi Sesuai informasi 3733,33 5384,61
    • Sesuai informasi Sesuai informasi 8933,33 6000

  • Dibalik Dibalik 5714,29 5400 0,764 3d
    • Dibalik Dibalik 5666,67 5916,67 0,778
    • ++--

      --++

      Sesuai informasi Sesuai informasi 5384,61 6000

  

Tabel 5

HASIL UJI MANN WHITNEY U TEST

Hipotesis Pengujian Pola Penyajian Urutan Bukti

  Sumber: diolah dengan SPSS 21 Hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1a, hipotesis 2a, hipotesis 2b, hipotesis 3a dan hipotesis 3b dikatakan terdukung. Sehingga hipotesis 1a, 2a, 2b, 3a dan 3b ini konsisten dengan teori yang digunakan oleh peneliti yaitu teori prospek, teori fuzzy trace dan teori mental probabilistik. Namun berbeda halnya dengan hipotesis 1b, hipotesis 1d, hipotesis 2c, hipotesis 3c dan hipotesis 3d dikatakan tidak terdukung. Dengan tidak terdukungnya hipotesis ini tentunya tidak konsisten dengan teori yang digunakan oleh peneliti.

  Sel 4 Sel 8 Step by step End of sequence

  Step by step End of sequence

  0,000 3c Sel 3 Sel 7

  Step by step End of sequence

  0,012 3b Sel 2 Sel 6

  Step by step End of sequence

  3a Sel 1 Sel 5

  End of sequence End of sequence

  2c Sel 5 Sel 7

  Step by step Step by step

  Sel 1 Sel 3 Step by step Step by step

  2b Sel 2 Sel 4

  Sel 7 Sel 8 End of sequence End of sequence

  Step by step Step by step

  0,000 1b Sel 3 Sel 4

  Step by step Step by step

  1a Sel 1 Sel 2

  Framing Mean Sig. 2- tailed

  

TABEL 4

HASIL UJI INDEPENDENT SAMPLE T-TEST

Hipotesis Pengujian Pola Penyajian Urutan Bukti

  whitney u test.

  berdistribusi normal akan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji mann

Dokumen yang terkait

PENGARUH FRAMING INFORMASI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGANPENDEKATAN EKSPERIMENTAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

PENGARUH FRAMING INFORMASI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGANPENDEKATAN EKSPERIMENTAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT PADA INFORMASI AKUNTANSI SERI PANJANG TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT PADA INFORMASI AKUNTANSI SERI PANJANG TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI - Perbanas Institutional Repository

0 4 18

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT BERDASARKAN POLA PENYAJIAN, URUTAN INFORMASI DAN JENIS INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI: EKSPERIMENTASI RANGKAIAN INFORMASI PENDEK - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT BERDASARKAN POLA PENYAJIAN, URUTAN INFORMASI DAN JENIS INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI: EKSPERIMENTASI RANGKAIAN INFORMASI PENDEK - Perbanas Institutional Repository

0 1 38

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 2 22

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 12