A. PENDAHULUAN - PENERAPAN COLLABORATIVE WRITING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA DAN MOTIVASI MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

  PENERAPAN COLLABORATIVE WRITING UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA DAN MOTIVASI MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

  IMPLEMENTATION OF COLLABORATIVE WRITING SKILLS TO ENHANCE COOPERATION AND MOTIVATION FOR STUDENTS IN WRITING COURSE OF SCIENTIFIC WRITINGS Astuti Wijayanti

  Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

  Email : astuti.wijayanti@ustjogja.ac.id

  ABSTRAK

  Penelitian tindakan kelas ini menerapkancollaborative writing pada mata kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan tujuan untukmendeskripsikan bagaimanacollaborative

  writing dapat meningkatkan keterampilan kerjasama dan motivasi mahasiswa Pendidikan

  IPA. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan di program studi Pendidikan IPA. Subjek penelitian sebanyak 37 mahasiswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan lembar observasi dosen, lembar observasi aktivitas mahasiswa untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan collaborative writing, lembar observasi kerjasama untuk mengetahui kerjasama yang terjadidan menggunakan lembar angket untuk mengetahui motivasi mahasiswa setelah dilaksanakan penerapan collaborative writing. Hasil penelitian ini adalah kerjasama mahasiswa pada setiap siklus mengalami peningkatan. Motivasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 87,8 %menjadi sebesar 89% pada siklus II. Hasil karya mahasiswa mengalami peningkatan rata-rata nilai yaitu sebesar 80,5 pada siklus I menjadi 84,2 pada siklus II.

  Kata kunci :collaborative writing, motivasi, kerjasama ABSTRACT

  This classroom action research deals with the implementation of collaborative writing in Scientific Writing subject. This research aims to describe how collaborative writing can be used to improve the collaborative skill and motivation among the students of Natural Science Education Department. It was conducted in the Natural Science Education Department of the Faculty of Teachers Training and Education of Sarjanawiyata Tamansiswa University for six months. The number of subject is 37 students. The researcher used observation sheets including lecture observation sheet, students’ activity observation sheet used to know the implementation of collaborative writing, cooperative observation sheet used to know the cooperation among students and questionaire used to know students’ motivation after the implementation of collaborative writing. The research reported that there was an improvement of students’ cooperation in every cycle. Besides, it was also shown that there was an improvement of students’ motivation in cycle I from 87.8% to 87% in cycle II. Meanwhile, the average score of students’ writing also increased from 80.5 in cycle I to 84.2 in cycle II.

  Keywords: collaborative writing, motivation, cooperation   124

   

A. PENDAHULUAN

    125

  Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Kegiatan PKB untuk memperoleh penetapan angka kredit guru disajikan dalam bentuk tertulis, yang berupa Karya Tulis Ilmiah (KTI). Untuk setiap macam laporan kegiatan PKB (baik kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, maupun karya inovatif) disajikan dalam bentuk karya tulis dengan kerangka isi dan disertai bukti fisik yang berbeda antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Berdasarkan kebutuhan tersebut, prodi Pendidikan IPA memiliki mata kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada kurikulum prodi. Besar harapan, prodi Pendidikan IPA dapat membekali mahasiswa calon guru untuk dapat menulis karya tulis ilmiah baik berupa skripsi maupun karya tulis ilmiah yang lainnya sehingga hasil pemikiran/penelitiannya dapat bermanfaat dan menjadi bekal kelak ketika menjadi guru profesional.

  Tingkatan profesionalitas sebuah pekerjaan, hakikatnya diukur dari kompleksitas keilmuan dan teori yang mendasarinya. Seorang guru dituntut lebih profesional tidak hanya mengajar tetapi terus menerus meningkatkan kompetensinya agar dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan menerapkan pembelajaran yang aplikatif sesuai dengan perkembangan ipteks. Salah satu cara guru dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya yaitu dengan cara meningkatkan kemampuan menyusun karya tulis ilmiah.

  Karya tulis ilmiah menyajikan gagasan suatu pemecahan masalah secara sistematis yang disajikan secara objektif dan jujur menggunakan bahasa baku yang didukung oleh fakta, teori dan bukti empirik. Berbagai hasil temuan baru dalam ilmu pengetahuan dapat ditelusuri melalui karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah dihasilkan dari pemecahan suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.

  Menurut Dalman (2013: 9), metode ilmiah dan pengembangan adalah sebuah perencanaan yang sistematik dan objektif yang mengikuti tahap-tahap sebagai berikut: 1) melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan; 2) menyusun hipotesis; 3) menyusun rencana penelitian; 4) melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan; 5) melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data; 6) menganalisis dan menginterpretasi data; dan 7) merumuskan simpulan dan/atau teori.

  Permasalahan yang timbul di Prodi Pendidikan IPA yaitu: 1) mahasiswa prodi Pendidikan IPA masih jarang menulis karya tulis ilmiah. Hal ini terbukti bahwa hanya 1 proposal PKM yang dihasilkan pada tahun 2014; 2) mahasiswa prodi Pendidikan IPA tidak ada yang menulis artikel dan diseminarkan; 3) mahasiswa merasa menulis adalah pekerjaan yang sulit; 4) mahasiswa kesulitan dalam mencari ide tulisan; 5) mahasiswa masih terbiasa melakukan copi

  paste dalam penyusunan makalah dan jarang

  menggunakan referensi sebagai bahan rujukan penyusunan karya tulis mereka; dan 6) keterampilan kerjasama mahasiswa Pendidikan IPA masih perlu ditingkatkan, karena dalam berkelompok masih dijumpai

    124

      126

  dominasi salah satu anggota dalam berpendapat dan menanggapi. Berdasarkan hal tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa enggan menulis karya tulis ilmiah karena kurang pengetahuan dan kemampuan tentang pembuatan karya tulis ilmiah serta kurang termotivasi untuk menulis. Permasalahan tersebut perlu diatasi agar mahasiswa calon guru mampu menghasilkan karya tulis ilmiah secara baik dan benar.

  Menurut Mc. Donald (2009: 73) motivasi adalah perubahan kekuatan dalam diri individu yang ditandai dengan timbulnya perasaan “feeling” dan dimulai dengan reaksi terhadap adanya tujuan. Menurut Abdul Majid (2013: 307), motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) menambahkan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Muhibbin Syah (1995: 136) menyebutkan bahwa motivasi keadaan internal individu atau organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu atau pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kemampuan atau kekuatan serta daya penggerak untuk melakukan proses belajar guna mencapai tujuan belajar.

  Dosen perlu menerapkan suatu teknik pembelajaran yang berfokus pada menulis agar motivasi mahasiswa semakin meningkat dalam menulis yaitu dengan model pembelajaran collaborative

  writing.Mahasiswa membentuk pasangan

  atau kelompok beranggotakan tiga orang untuk bersama-sama membuat makalah formal. Setiap mahasiswa berkontribusi dalam setiap tahap penulisan, sumbang saran gagasan, mengumpulkan dan mengorganisir informasi dan merancang, merevisi, serta mengedit tulisan. Bekerja bersama-sama dapat membantu mahasiswa mempelajari dan melakukan tahap-tahap menulis secara lebih efektif. Teknik ini dapat membantu mempersiapkan mahasiswa untuk tugas-tugas yang akan mereka hadapi dalam karir mereka kelak.

  Menurut Barkley, Cross & Howell (2012: 380), prosedur teknik collaborative

  writing sebagai berikut: 1) Mahasiswa

  membentuk pasangan atau kelompok beranggotakan tiga orang berdasarkan pengarahan dari dosen atau dengan memilih pasangan sendiri kemudian mencari gagasan dengan melakukan sumbang saran bersama atau melakukan riset pendahuluan; 2) Bersama mahasiswa menyusun gagasan- gagasan mereka dan membuat sebuah kerangka tulisan; 3) Mahasiswa membagi kerangka tulisan tersebut, memilih atau membagi masing-masing bagian untuk setiap anggota agar mereka dapat membuat rancangan secara individual; 4)Kelompok kemudian membaca rancangan pertama dan mendiskusikan serta menyelesaikan perbedaanpemikiran, konten dan gaya yang signifikan; 5) Kelompok menggabungkan hasil kerja individual menjadi sebuah dokumen tunggal; 6) Kelompok merevisi dan mengedit hasil kerja mereka, memeriksa konten dan kejelasan termasuk tata bahasa, ejaan dan tanda baca; dan 7) Setelah pengeditan akhir, kelompok mengumpulkan makalah mereka kepada dosen untuk mendapatkan penilaian dan evaluasi.

  Collaborative writing adalah kegiatan

  yang menantang. Menulis bukan tugas yang mudah apalagi menulis kolaboratif. Dorong mahasiswa membaca ulang secara teliti kata perkata dan meneliti kembali kalimat, paragraf dan seluruh bagian. Mereka harus

    127

  C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    126

  lembar observasi kerjasama kelompok,lembar observasi dosen dan lembar observasi mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan

  collaborative writing; 3)Menyusun instrumen

  1) Melakukan analisis kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada mahasiswa; 2) Menyusun satuan acara perkuliahan yang sesuai dengan model pembelajaran

  a. Perencanaan (Planning) Perencanaan pada siklus ini meliputi:

  1. Siklus 1 Siklus I dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Pertemuan ke I materi yang diajarkan yaitu membuat outline latar belakang dan pertemuan ke II yaitu mengembangkan outline menjadi BAB I (latar belakang), pertemuan ke III yaitu koreksi bersama. Penjabaran tahapan siklus I sebagai berikut.

  Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penjabaran dari tiap siklus adalah sebagai berikut.

  writing.

  memeriksa kejelasan teks, dukungan yang baik, transisi yang koheren, dan penyusunan tata bahasa, ejaan dan tanda baca.

  kerjasama untuk mengetahui kerjasama yang terjadidan menggunakan lembar angket untuk mengetahui motivasi mahasiswa setelah dilaksanakan penerapan collaborative

  collaborative writing, lembar observasi

  Prodi Pendidikan IPA FKIP UST jalan Batikan UH III/1043 Tuntungan pada bulan Maret 2015 sampai Agustus 2015.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan lembar observasi dosen, lembar observasi aktivitas mahasiswa untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan

  Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa Pendidikan IPA angkatan 2012 sejumlah 37 orang dan objek penelitian berupa keterampilan kerjasama dan motivasi mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan di

  Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kegiatan penelitian tindakan kelas dimulai dengan tahap persiapan, setelah dilakukan identifikasi masalah di kelas Pendidikan IPA. Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus. Satu siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari (1) perencanaan, (2) implementasi/aksi, (3) observasi, dan (4) refleksi. Tahap-tahap kegiatan ini terus berulang sampai sesuatu permasalahan dianggap teratasi atau indikator keberhasilan terpenuhi.

  Menulis secara kolaboratif dapat membantu mencegah ketidakjujuran akademis yang kadang diasosiasikan dengan tugas makalah konvensional. Teknik ini juga mencegah terjadinya plagiarism karena kelompok bukan individu yang harus membuat karya tulis. Selain itu, karena kelompok bekerja berdasar beberapa langkah prosedural dengan kerangka waktu tertentu, maka mahasiswa tidak dapat menyalin atau membeli sebuah makalah dari sumber lain.

  Membantu mahasiswa tetap fokus pada tujuan yakni berarti bekerja sama untuk menghasilkan karya tulis yang baik. Untuk mencapai hal ini, kelompok harus bersiap menyintesis dan mengedit semua kontribusi, membuat keputusan-keputusan sulit mengenai revisi. Tidak selalu mudah menerima kritik, tetapi individu harus siap menerima jika pekerjaan mereka diedit atau bahkan dihapus.

B. METODOLOGI PENELITIAN

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

      128 collaborative writing; 4)Menyusun angket

  motivasi mahasiswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan collaborative writing.

  Secara umum pelaksanaan tindakan model pembelajaran collaborative writing siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut.Dosen membentuk dan mengarahkan mahasiswa untuk berpasangan atau kelompok. Dosen membentuk kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik mahasiswa. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-3 orang. Mahasiswa membentuk kelompok sesuai arahan dosen.

  Dosen memberikan arahan bagaimana membuat latar belakang yaitu dengan menjelaskan bagian latar belakang yang terdiri dari idealisme, permasalahan dan solusi. Dosen meminta setiap kelompok membuat outline latar belakang masalah. Dosen membersamai kelompok mencari gagasan dengan melakukan sumbang saran bersama atau melakukan riset pendahuluan. Dosen melakukan brainstorming dengan memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok untuk mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan terutama pembelajaran di sekolah. Mahasiswa diberikan waktu untuk memikirkan pertanyaan tersebut dan mencoba untuk mengidentifikasi permasalahan di dunia pendidikan terutama di sekolah yang mereka ketahui.

  Dosen mengkonfirmasi gagasan- gagasan dan kerangka tulisan yang telah mereka susun. Dosen kemudian mengkonfirmasi jawaban yang ditemukan setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat giliran untuk menyebutkan apa saja yang mereka temukan dalam diskusi kelompok. Beberapa kelompok belum mampu membuat outline secara spesifik dikarenakan mereka belum menemukan pola pikir atau gagasan yang akan dikembangkan. Mereka belum mampu memandang adanya permasalahan dari berbagai sisi seperti misalnya mereka hanya menyebutkan model pembelajaran yang dilakukan guru masih monoton, siswa kurang aktif dalam pembelajaran akan tetapi belum menyoroti media pembelajaran yang ada di sekolah tersebut, bagaimana penggunaannya, mengapa belum digunakan secara baik dan sebagainya.

  Dosen meminta mahasiswa membagi kerangka tulisan tersebut, memilih atau membagi masing-masing bagian untuk setiap anggota agar mereka dapat membuat rancangan secara individual. Dosen meminta setiap kelompok untuk memperbaiki outline yang telah dibuat berdasarkan hasil diskusi kelas dan memeriksa kembali outline latar belakang/kerangka karangan yang telah mereka susun. Selanjutnya, dosen meminta setiap kelompok dapat berbagi tugas dalam mengerjakannya. Beberapa kelompok belum mampu memperbaiki outline yang telah dibuatnya sesuai waktu yang telah ditentukan. Mereka sudah berbagi tugas akan tetapi dalam pengerjaannya masih bersama- sama dengan alasan laptop yang tersedia hanya satu dan terdapat dua kelompok tidak dapat mengerjakan dikarenakan softfile dibawa rekan yang ijin pada hari itu.

  Dosen memberi kesempatan kepada kelompok untuk membaca rancangan pertama dan mendiskusikan serta menyelesaikan perbedaan-perbedaan pemikiran, konten dan gaya yang signifikan. Mahasiswa membaca kembali hasil pekerjaan mereka masing-masing dan mendiskusikannya bersama teman satu kelompok. Ketika terdapat permasalahan dan perbedaan dalam pemikiran, mereka dapat menyelesaikannya dengan baik dan beberapa kelompok tak sungkan untuk meminta

    129

  bantuan dosen untuk dapat memberikan bimbingan.

  Dosen meminta kelompok menggabungkan hasil kerja individual menjadi sebuah dokumen tunggal. Beberapa kelompok belum mampu menggabungkan hasil kerja individu menjadi sebuah dokumen tunggal karena mereka masih mengalami kesulitan atau masih bingung dalam menjadikannya satu tulisan utuh serta mereka belum mampu menyepakati koherensi tulisan. Mahasiswa masih saling mempertahankan hasil kerjanya.

  Dosen meminta kelompok merevisi dan mengedit hasil kerja mereka, memeriksa konten dan kejelasan termasuk tata bahasa, ejaan dan tanda baca. Mahasiswa belum menguasai secara baik kemampuan untuk mengkoherensikan antar alinea, ejaan yang baku (EYD), tata tulis yang digunakan dan pengetikan komputer. Dosen mengkonfirmasi kelompok dalam melakukan editing. Beberapa kelompok belum mampu melakukan editing.

  Setelah pengeditan akhir, dosen meminta setiap kelompok mengumpulkan makalah mereka untuk mendapatkan penilaian dan evaluasi. Beberapa kelompok belum dapat mengumpulkan tugas sesuai waktu yang disepakati bersama. Dosen memberikan penilaian dan evaluasi terhadap tulisan yang telah dibuat.

  Pengamatan dilaksanakan selama tindakan berlangsung.Berdasarkan observasi aktivitas dosendan mahasiswa oleh kolaborator, dosen dan mahasiswa sudahmelaksanakanmodelpembelajarancolla

  borative writing,namundalammelaksanakan

  pembelajarandengan modelinimasihterdapatbeberapakekurangany aitu1) Beberapa kelompok belum mampu membuat outline secara spesifik dikarenakan mereka belum menemukan pola pikir atau gagasan yang akan dikembangkan. Mereka belum mampu memandang adanya permasalahan dari berbagai sisi; 2) Beberapa kelompok belum mampu memperbaiki

  outline yang telah dibuatnya sesuai waktu

  yang telah ditentukan. Mereka sudah berbagi tugas akan tetapi dalam pengerjaannya masih bersama-sama dengan alasan laptop yang tersedia hanya satu; 3) Beberapa kelompok belum mampu menggabungkan hasil kerja individu menjadi sebuah dokumen tunggal karena mereka masih mengalami kesulitan atau masih bingung dalam menjadikannya satu tulisan utuh serta mereka belum mampu menyepakati koherensi tulisan. Mahasiswa masih saling mempertahankan hasil kerjanya; 4) Mahasiswa belum menguasai secara baik kemampuan untuk mengkoherensikan antar alinea, ejaan yang baku (EYD), tata tulis yang digunakan dan pengetikan komputer. Beberapa kelompok belum mampu melakukan editing; dan 5) Beberapa kelompok belum dapat mengumpulkan tugas sesuai waktu yang disepakati bersama.

  Berdasarkan observasi kerjasama mahasiswa, sudah tampak bahwa mahasiswa telah bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan model pembelajaran

  collaborative writing, namun dalam

  melaksanakan pembelajaran dengan model ini, kerjasama mahasiswa masih terdapat beberapa kekurangan yaitu 1) anggota kelompok belum bisa berbagi tugas; 2) Beberapa anggota kelompok belum bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas sesuai kesepakatan waktu; 3) partisipasi sudah berjalan akan tetapi yang disampaikan kurang relevan.; 4) mahasiswa masih ragu meminta orang lain untuk membantu; dan 5) Beberapa kelompok belum tepat waktu.

c. Observasi (observation)

  HasilmotivasipadasiklusIrata-rata motivasibelajarmahasiswa mencapai87,8%. Hasil karya tulis mahasiswa rata rata nilainya

    128

d. Refleksi (reflection)

      130

  yaitu sebesar 80,4% dengan sebagian besar mahasiswa memperoleh nilai terendah. Mahasiswa yang memperoleh nilai terendah sejumlah 16 orang mahasiswa.

  Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi, maka tindakan pada siklus II yang perlu dilakukan dosen sebagai berikut: 1) Mahasiswa diberikan arahan cara menyusun outline/kerangka paragraf; 2)

  Mahasiswadiberikan contoh bagaimana cara mengidentifikasi masalah tersebut; 3) Mahasiswa diberikan contoh membuat kalimat efektif, kalimat ber SPOK, membuat paragraf yang koheren satu dengan lainnya, membuat kalimat yang sesuai EYD; 4)Mahasiswa diberikan arahan tentang referensi yang mendukung dan digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah; 5) Dosen memberikan arahan dan tips bagaimana cara mengerjakan sebuah tulisan tepat waktu; 6) Dosen mencontohkan cara pembagian tugas kepada setiap kelompok dan mengarahkan kembali kepada anggota kelompok untuk dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya; 7) Dosen menegur dan memberi punishment kepada mahasiswa yang tidak membantu dalam melaksanakan tugas kelompok; 8) Dosen lebih kontinu dalam membimbing mahasiswa yang mengalami kesulitan; 9) Dosen membuat contoh cara memvalidasi dari hasil kelompok dan meminta setiap hasil pekerjaan ditukarkan dengan kelompok lainnya untuk dikoreksi serta meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas; dan 10) Dosen selalu mengingatkan waktu yang tersisa di setiap pertemuan.

  Siklus II dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Pertemuan ke I materi yang diajarkan yaitu membuat outline landasan teori dan pertemuan ke II yaitu mengembangkan outline menjadi BAB II (landasan teori dan pengembangan), pertemuan ke III yaitu koreksi bersama. Penjabaran tahapan siklus II sebagai berikut.

  a. Perencanaan (Planning) Perencanaan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I. Berdasarkan refleksi yang dilakukan terhadap siklus I, ada beberapa permasalahan yang harus diselesaikan sehingga pada siklus II dapat diperbaiki agar pembelajaran dapat berlangsung lebih optimal dan diharapkan akan terjadi peningkatan kembali sehingga indikator keberhasilan dapat dicapai dengan baik.

  b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Secara umum pelaksanaan tindakan model pembelajaran collaborative writing siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut.

  Dosen membentuk dan mengarahkan mahasiswa untuk berpasangan atau kelompok. Dosen membentuk kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik mahasiswa. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-3 orang. Mahasiswa membentuk kelompok sesuai arahan dosen. Kelompok yang dibentuk tetap sama dengan kelompok pada siklus I.

  Dosen memberikan arahan dan contoh bagaimana membuat landasan teori yaitu dengan menjelaskan bagaimana membuat serta mengembangkan outline. Dosen meminta setiap kelompok membuat outline landasan teori sebuah karya tulis ilmiah. Dosen membersamai kelompok mencari gagasan dengan melakukan sumbang saran bersama atau melakukan riset pendahuluan.Dosen melakukan

2. Siklus II

  brainstorming dengan memberikan

  pertanyaan kepada setiap kelompok untuk mengidentifikasikan apa saja yang perlu

    131

  diketahui pembaca terhadap setiap point yang akan dibahas. Mahasiswa diberikan waktu untuk memikirkan pertanyaan tersebut dan mencoba untuk mengidentifikasi pembahasan tiap point yang mereka ketahui. Dosen juga memberikan saran atau merekomendasikan referensi yang dapat digunakan dalam menulis landasan teori tersebut. Dosen juga memberikan arahan dan contoh bagaimana mengutip sebuah referensi, membuat kalimat efektif sesuai EYD, tata tulis dan sebagainya. Mahasiswa telah mampu memahami pola pikir penyusunan landasan teori sehingga mereka lebih percaya diri dalam memberikan ide dan gagasannya dalam kelompok serta menuliskannya dalam sebuah tulisan.

  Dosen mengkonfirmasi gagasan- gagasan dan kerangka tulisan yang telah mereka susun. Dosen kemudian meminta setiap kelompok membaca dan mengkritisi kerangka tulisan yang disusun kelompok yang lainnya. Dosen juga mengkonfirmasi jawaban yang ditemukan setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat giliran untuk mempresentasikan yang mereka temukan dalam diskusi kelompok dan menanggapi karya kelompok yang lainnya. Beberapa kelompok sudah mampu membuat outline secara spesifik.

  Dosen meminta mahasiswa membagi kerangka tulisan tersebut, memilih atau membagi masing-masing bagian untuk setiap anggota agar mereka dapat membuat rancangan secara individual. Dosen meminta setiap kelompok untuk memperbaiki outline yang telah dibuat berdasarkan hasil diskusi dan memeriksa kembali outline kerangka karangan yang telah mereka susun. Selanjutnya, dosen meminta setiap kelompok dapat berbagi tugas dalam mengerjakannya. Dosen mengingatkan agar softfile dimiliki oleh semua anggota kelompok. Mahasiswa sudah mampu berbagi tugas dan melaporkan progress pekerjaannya setiap pertemuan kepada dosen dan rekan yang lainnya.

  Dosen memberi kesempatan kepada kelompok untuk membaca rancangan pertama dan mendiskusikan serta menyelesaikan perbedaan-perbedaan pemikiran, konten dan gaya yang signifikan. Mahasiswa membaca kembali hasil pekerjaan mereka dan menukarkan dengan anggota kelompoknya serta mendiskusikannya bersama teman satu kelompok. Ketika terdapat permasalahan dan perbedaan dalam pemikiran, mereka telah dapat menyelesaikannya dengan baik. Mereka mengajak atau bertanya kepada kelompok yang lain dan dosen ketika masih ragu dengan hasil kesepakatan kelompoknya.

  Dosen meminta kelompok menggabungkan hasil kerja individual menjadi sebuah dokumen tunggal. Dosen memberikan arahan bagaimana mengkoherensikan sebuah paragraf. Kelompok sudah mampu menggabungkan hasil kerja individu menjadi sebuah dokumen tunggal karena mereka sudah memahami bagaimana menuliskan paragraf atau tiap bagian pembahasan secara koherensi.

  Dosen meminta kelompok merevisi dan mengedit hasil kerja mereka, memeriksa konten dan kejelasan termasuk tata bahasa, ejaan dan tanda baca. Mahasiswa sudah menguasai secara baik kemampuan untuk mengkoherensikan antar alinea, ejaan yang baku (EYD), tata tulis yang digunakan dan pengetikan komputer.

  Dosen mengkonfirmasi kelompok dalam melakukan editing. Beberapa kelompok sudah mampu melakukan editing dan mampu mengkritisi pekerjaan kelompok.Setelah pengeditan akhir, dosen meminta setiap kelompok mengumpulkan makalah mereka untuk mendapatkan penilaian dan evaluasi. Beberapa kelompok sudah dapat mengumpulkan tugas sesuai

    130

      132

  waktu yang disepakati bersama. Dosen memberikan penilaian dan evaluasi terhadap tulisan yang telah dibuat.

  Berdasarkan observasi peneliti dan kolaborator, dosendan mahasiswa sudahmelaksanakansemualangkah pembelajaran dengan modelpembelajarancollaborative

  writing.Pada setiap langkah model

  pembelajaran collaborative writing, mahasiswa mampu bekerja sama dengan baik sehingga pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih kondusif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil motivasi pada siklus II rata-rata motivasi belajar mahasiswa mencapai 89,0%.Hasil karya tulis mahasiswa sebagian besar sudah mengalami peningkatan. Mahasiswa yang memperoleh nilai terendah menurun menjadi sejumlah 4 orang mahasiswa.

  Menulis merupakan kegiatan yang dianggap sulit oleh sebagian orang karena memerlukan ketekunan dan semangat/motivasi untuk dapat menyelesaikannya. Motivasi tersebut dapat diperoleh dari diri seseorang atau mahasiswa itu sendiri maupun dari orang lain. Motivasi tersebut akan muncul ketika mahasiswa dapat tekun dalam menghadapi kesulitan tugas, dapat bekerja secara terus menerus/berkelanjutan dalam waktu yang lama, ulet menghadapi kesulitan atau perbedaan dalam melaksanakan tugas, tertantang untuk mencari solusi dari permasalahan atau kesulitan yang dihadapi. Motivasi juga akan muncul ketika mahasiswa bersama sama dan bekerjasama dengan orang lain secara baik sehingga dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas tepat waktu. Oleh karena itu, dosen perlu mengkondisikan pembelajaran penulisan karya tulis ilmiah dengan kreatif sehingga mahasiswa dapat meningkat motivasi dan kerjasamanya. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran collaborative writing.

  Dosen berfungsi sebagai fasilitator dan motivator dalam pelaksanaan model pembelajaran collaborative writing. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengkontruksi pengetahuan mereka bersama dengan rekan/teman satu kelompoknya dengan menggunakan konsep-konsep yang telah mereka miliki untuk menyelesaikan masalah/tugas yang dihadapi. Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran

  collaborative writing, pelaksanaan

  pembelajaran dengan model tersebut berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan. Mahasiswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mereka dapat mengembangkan keterampilan berpikir atau rasa ingin tahunya dengan mengeksplore berbagai referensi dan informasi. Mereka juga tampak tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan saat mengerjakan tugas, mereka tak segan untuk meminta bantuan atau koreksi dari rekan yang lain, kelompok lain maupun dari dosen. Mereka telah mampu meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan telah mampu berkontribusi dalam diskusi kelompok. Peningkatan kerja sama dapat teramati oleh peneliti dan kolaborator di setiap siklus. Hal tersebut menunjukkan motivasi belajar mahasiswa semakin meningkat sehingga pada akhirnya setiap kelompok telah dapat menyelesaikan tugasnya tepat pada waktunya secara baik.

  Penerapan model pembelajaran

  collaborative writing ternyata dapat

  meningkatkan kerjasama dan motivasi mahasiswa pada mata kuliah penulisan karya tulis ilmiah. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dari adanya peningkatan di setiap siklus. Hasil motivasi dan hasil pekerjaan mahasiswa tiap siklus dengan menggunakan

  Gambar 2. Hasil Karya Tulis Mahasiswa Pada

  model pembelajaran collaborative writing

  Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada grafik berikut ini.

  Grafik tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil karya tulis ilmiah pada siklus II. Mahasiswa yang memperoleh nilai terendah sebanyak 16 orang berkurang menjadi 4 orang.

  Kerjasama yang muncul pada penelitian ini antara lain yaitu 1) Kelompok membuat kesepakatan/ menyamakan pendapat; 2) Menghargai kontribusi anggota lainnya; 3) Setiap anggota kelompok bersedia

  Gambar 1. Persentase Tiap Indikator mengambil giliran dan berbagi tugas; 4) Motivasi Mahasiswa Pada Siklus I dan Siklus

  Setiap anggota tetap berada di dalam

  II kelompok kerja selama kegiatan tersebut berlangsung; 5) Setiap anggota meneruskan

  Berdasarkan grafik di atas tugas yang menjadi tanggung jawabnya agar menunjukkan bahwa model pembelajaran dapat selesai sesuai waktu yang dibutuhkan;

  collaborative writing pada siklus II

  6) Semua anggota kelompok saling mengalami peningkatan. Berdasarkan temuan mendorong partisipasi dan memberikan kolaborator, motivasi mahasiswa dapat kontribusi terhadap tugas kelompok; 7) meningkat dikarenakan mahasiswa telah Kelompok mengundang atau meminta orang dapat berinteraksi secara langsung baik lain untuk berbicara dan berpartisipasi dalam dengan sumber belajar, mahasiswa lain tugas; 8) Setiap kelompok menyelesaikan maupun dosen serta mahasiswa tampak tugas dalam waktunya; 9) Setiap anggota terlibat aktif dalam pembelajaran. Mereka kelompok saling menghormati perbedaan telah mampu berbagi tugas dan individu (budaya, suku, ras atau pengalaman menyelesaikakn tanggung jawab mereka dari semua siswa). masing-masing. Mereka telah mampu

  Pada pelaksanaan siklus I, dari data mencari sendiri solusi dari permasalahan hasil observasi kolaborator dan peneliti yang dihadapi. ditemukan bahwa mahasiswa masih kesulitan

  Hasil karya tulis mahasiswa pada dalam menyelesaikan tugas dikarenakan setiap siklus dapat ditampilkan sebagai kurangnya penguasaan mahasiswa dalam berikut. penulisan karya tulis ilmiah seperti membuat kalimat efektif dan berSPOK sesuai EYD, membuat paragraf yang koheren, membuat outline dan pengembangannya, penggunaan referensi dan cara pengutipannya. Fungsi editing juga belum terjadi dikarenakan hal tersebut. Mereka juga belum dapat melaksanakan kerjasama dengan baik dikarenakan masing-masing anggota belum bertanggungjawab terhadap tugas masing-

  132 133     masing.Hal tersebut mengakibatkan beberapa karya mahasiswa mengalami peningkatan kelompok belum dapat menyelesaikan tugas rata-rata nilainya yaitu sebesar 80,5 pada tepat pada waktunya. siklus I menjadi 84,2 pada siklus II.

  Pada siklus II, dosen memberikan perbaikan sesuai masukan dan kekurangan REFERENSI pada siklus I dengan memberikan arahan dan Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. bantuan kepada setiap kelompok. Dosen juga

  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya mulai meminimalisir bantuan yang diberikan Offset. agar kemandirian dalam kelompok/kerjasama Dalman. 2013. Menulis Karya Ilmiah. dalam kelompok berjalan dengan maksimal.

  Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mahasiswa terlibat langsung secara

  ABSTRACT  

  aktif dalam pembelajaran collaborative Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan

   

  writing. Mahasiswa sudah mulai terbiasa Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

  bekerja sama dalam suatu kelompok dan mampu membantu kesulitan yang dihadapi Elizabert E. Barkley, K. Patricia Cross & Claire Howell Major. 2012. anggota kelompoknya. Partisipasi setiap Collaborative Learning Techniques. anggota dalam kelompok semakin nampak diterjemahkan oleh Narulita Yusron sehingga tugas yang diberikan dapat (Bandung-Penerbit Nusa Media). terselesaikan tepat pada waktunya. Belajar dengan cara kelompok menyediakan umpan

  Mc. Donald. 2009. Motivasi Belajar balik pada kerjasama kelompok sehingga Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo memberi kesempatan kepada anggotanya Persada. untuk mengembangkan kerjasama,

  Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan keterampilan berpikir dan meningkatkan sebagai Suatu Pendekatan Baru. motivasi mahasiswa.

  Bandung: Remaja Rosdakarya.

4. SIMPULAN

  Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Penerapan model pembelajaran

  Nomor 16 Tahun 2009 tentang

  collaborative writing ternyata dapat

  pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) meningkatkan kerjasama dan motivasi mahasiswa pada mata kuliah penulisan karya tulis ilmiah.Mahasiswayang dibiasakanuntukberinkuiri dan berdiskusikelompoksertaterlibat secara aktif dalampembelajaran,makakemampuan berpikir dan bekerjasama dapat berkembang sehingga motivasi mahasiswa dapat meningkat.Motivasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 87,8 %menjadi siklus II sebesar 89%.Hasil

  134