KESEMPURNAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MENGHINDARI SENGKETA

KESEMPURNAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MENGHINDARI SENGKETA

Sri Redjeki Slamet Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jln. Arjuna Utara No.9, Tol Tomang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat iis_jeki113@yahoo.com

Abstract

Construction activity requires a written form of engagement between service users and service providers in the form of a contract or the so-called construction work contract. Construction Work Contract is an important document which contains provisions governing the rights and obligations of both users and providers of construction services to be prepared with care and attention to many aspects, especially its legal aspects. Research using a type of normative research by reviewing the formal law in engagement construction contracts, where research is descriptive analytic by using the data collection tool document study to obtain secondary data sourced from primary legal materials in the form of regulations in construction services, legal materials secondary and tertiary legal materials and the results were analyzed qualitatively.

Keywords: Construction work contract, construction services

Abstrak

Kegiatan jasa konstruksi memerlukan suatu bentuk perikatan tertulis antara pengguna jasa dan penyedia jasa yang berbentuk kontrak atau yang disebut dengan kontrak kerja konstruksi. Kontrak Kerja Konstruksi merupakan dokumen penting yang berisi ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban pengguna maupun penyedia jasa konstruksi yang harus disusun dengan cermat dan memperhatikan banyak aspek terutama aspek hukum. Penelitian menggunakan tipe penelitian normatif dengan mengkaji hukum formil dalam perikatan kontrak konstruksi, dimana penelitian bersifat deskriptif analistis dengan menggunakan alat pengumpul data studi dokumen untuk memperoleh data sekunder yang bersumber dari bahan hukum primer berupa peraturan perundangan bidang jasa konstruksi, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier dan hasil penelitian dianalisa secara kualitatif.

Kata kunci: Jasa konstruksi, kontrak kerja konstruksi

Pendahuluan

disiplin ilmu yang beragam dan pekerja yang Hasil fisik pembangunan di Indonesia

tanpa ketrampilan (non skill) (Andi Asnudin, berupa gedung bertingkat, apartemen, pusat 2008) perbelanjaan, jalan raya, bendungan, dan lain-

Untuk itu, maka untuk merencanakan, lain merupakan hasil kegiatan jasa konstruksi. melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Jasa

pekerjaan pembangunan gedung, jalan raya, lapangan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan terbang, dan lain-lain tersebut diperlukan suatu konstruksi, dan layanan jasa konsultasi bentuk perikatan tertulis antara pengguna jasa pengawasan pekerjaan konstruksi.Kegiatanjasa dan penyedia jasa yang berbentuk kontrak, konstruksi

Konstruksi

merupakan

yang yang dikenal dengan istilah kontrak kerja mempunyai karakteristik tertentu dan unik, konstruksi atau perjanjian konstruksi atau dimana memiliki batas-batasan (constrain) yang construction agreement atau construction Contract harus dipenuhi, yaitu: 1) waktu berkaitan

merupakan

kegiatan

(Nazarkhan Yasin, 2014)

dengan periode pelaksanaan proyek; 2) biaya Keberadaan kontrak konstruksi sangat- berhubungan dengan anggaran proyek; 3) lah penting mengingat pada umumnya mutu berkaitan dengan spesifikasi; serta 4) penyedia jasa hampir selalu mempunyai keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja kedudukan lebih lemah dari posisi pengguna dan masyarakat di sekitar proyek. Disamping jasa atau pengguna jasa lebih dominan itu melibatkan banyak pihak yang memiliki ketimbang pengguna jasa, dimana penyedia dengan periode pelaksanaan proyek; 2) biaya Keberadaan kontrak konstruksi sangat- berhubungan dengan anggaran proyek; 3) lah penting mengingat pada umumnya mutu berkaitan dengan spesifikasi; serta 4) penyedia jasa hampir selalu mempunyai keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja kedudukan lebih lemah dari posisi pengguna dan masyarakat di sekitar proyek. Disamping jasa atau pengguna jasa lebih dominan itu melibatkan banyak pihak yang memiliki ketimbang pengguna jasa, dimana penyedia

diperhatikan dalam kesempurnaaan suatu Dengan demikian, kontrak konstruksi kontrak jasa konstruksi untuk meminimalisir merupakan dokumen yang penting dalam timbulnya sengketa dan untuk mengetahui, proyek, dimana segala hal terkait hak dan menganalisis, dan menggambarkan mengenai kewajiban serta alokasi risiko diatur dalam penyusunan suatu kontrak kerja konstruksi. kontrak. Sehingga kontrak dalam suatu

Metode penelitian yang digunakan kegiatan jasa konstruksi menjadi dasar dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian dilaksanakannya kegiatan konstruksi mulai ini menggunakan tipe penelitian normatif dari perencanaan, pelaksanaan dan juga terhadap hukum kontrak jasa konstruksi pengawasan konstruksi. Demikian penting-nya dengan mengkaji hukum formil dalam kontrak, maka kerugian proyek terbesar adalah perikatan kontrak konstruksi, dimana peneli- disebabkan oleh kegagalan dalam mengelola tian ini bersifat deskriptif analistis yang kontrak

karenanya mengkaji penyusunan kontrak konstruksi yang pemahaman kontrak mutlak diperlukan oleh digambarkan dan diuraikan secara analistis Tim proyek dalam menjalankan proyek agar sejelas mungkin. Penelitian menggunakan alat semua masalah dan risiko yang terkandung di pengumpul data studi dokumen untuk dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan memperoleh data sekunder yang bersumber kemampuan masing-masing pihak dalam dari mengatasinya

konstruksi.

Oleh

a. Bahan hukum Primer berupa peraturan Jasa konstruksi merupakan salah satu

perundang-undangan yang meliputi : 1) problematika dalam perkembangan hukum di

Undang undang No. 18 Tahun 1999 Indonesia yang menuntut keteraturan hukum

tentang Jasa Konstruksi; 2) Peraturan dikarenakan

Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2000 jo PP dimana peraturan perundangan yang baku

kompleksitas

persoalan-nya,

No. 4 Tahun 2010 tentang Usaha dan Peran yang mengatur hak dan kewajiban para pelaku

Masyarakat Jasa Konstruksi; 3) Peraturan industri konstruksi hanya diatur dalam

Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 2000 jo PP Undang undang No. 18 Tahun 1999 tentang

2010 tentang Jasa Konstruksi yang mulai berlaku tahun 2000

No.

59 Tahun

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 4) dan peraturan pelaksananya, disamping

Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2000 ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata sebagai

tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa ketentuan syarat-syarat kontrak sebagai

Konstruksi; 5) KUHPerdata. sebagai ketentuan yang mengaturnya. Sehingga b. Bahan hukum sekunder adalah meliputi diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut

literatur-literatur terhadap apa muatan yang harus harus

buku-buku

dan

sebagaimana tercantum dalam daftar tercantum dalam kontrak jasa konstruksi yang

pustaka. dapat memberikan batasan hukum hak dan c. Bahan hukum terrier meliputi kamus, dll kewajiban para pihak baik pengguna maupun Sedangkan hasil penelitian dianalisa secara penyedia jasa konstruksi dan hal-hal apa saja kualitatif, dimana hasil penelitian disajikan yang harus diperhatikan yang dapat dalam bentuk rangkaian kalimat meminimalisir terjadinya sengketa yang timbul dari kontrak konstruksi.

Pembahasan dan Analisis Dengan uraian tersebut, maka perlu Kontrak Kerja Konstruksi dikaji lebih lanjut mengenai hal-hal apakah Pengertian, Azas, dan Keabsahan Kontrak yang harus diperhatikan dalam kesempur- Kerja Konstruksi

naaan suatu kontrak jasa konstruksi untuk Kontrak Konstruksi yang dalam Pasal meminimalisir

1 ayat (5) UU No. 18 Tahun 1999 disebut bagaimana penyusunan suatu kontrak kerja sebagai “kontrak kerja konstruksi” adalah

yang mengatur yang mengatur

pengguna jasa dan penyedia jasa harus pekerjaan konstruksi.Kontrak kerja konstruksi

jasa dalam

penyelenggaraan

seimbang.

merupakan suatu perjanjian untuk membangun 3) Setara, yaitu hak dan kewajiban penguna suatu

dan penyedia jasa harus setara. (Harry persaratan tertentu, yang dibuat oleh pihak

Bagus, http://www.academia.edu.com). pertama sebagai pemilik bangunan, dengan

Dalam kontrak kerja konstruksi berlaku pihak kedua sebagai pelaksana bangunan.

prinsip hukum kontrak sebagaimana kontrak Menurut Prof. Hikmahanto Juwana, pada umumnya. Prinsip-prinsip tersebut, kontrak kerja konstruksi adalah juga kontrak antara lain : bisnis yang merupakan suatu perjanjian dalam a. Prinsip kebebasan berkontrak. Para pihak bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui

mempunyai kebebasan dalam menentukan oleh para pihak yang terikat di dalamnya

bentuk dan isi kontrak (klausula kontrak). terdapat tindakan-tindakan yang bermuatan

Prinsip ini mengandung limitasi, tidak boleh bisnis. Sedangkan yang dimaksud bisnis adalah

melanggar undang-undang. Meliputi 5 tindakan yang mempunyai aspek komersial.

macam kebebasan, yaitu : Dengan demikian kontrak kerja konstruksi

1) Kebebasan para pihak menutup atau yang juga merupakan kontrak bisnis adalah

tidak menutup kontrak; perjanjian tertulis antara dua atau lebih pihak

2) Kebebasan menentukan dengan siapa yang mempunyai nilai komersial (Hikmahanto

para pihak akan menutup kontrak; Juwana,

3) Kebebasan para pihak menentukan http://manajemenproyek-

(Budiasanda,

bentuk kontrak;

indonesia.com).Kontrak kerja konstruksi pada

4) Kebebasan para pihak menentukan isi umumnya merupakan kontrak bersyarat yang

kontrak;

meliputi:

5) Kebebasan para pihak menentukan

a. Syarat validitas, yaitu merupakan syarat cara penutupan kontrak. berlakunya suatu perikatan

b. Prinsip konsensual (kesepakatan). Kontrak

b. Syarat waktu, yaitu merupakan syarat yang Kerja Konstruksi lahir karena adanya membatasi berlakuanya kontrak tersebut.

kesepakatan antara pengguna jasa dengan Hal ini berkaitan dengan sifat proyek yang

penyedia jasa (perencana konstruksi, mempunyai

dan pengawas pengerjaannya.

batasan waktu dalam

pelaksana

konstruksi

konstruksi). Kesepakatan tersebut terbentuk

c. Syarat kelengkapan, yaitu merupakan syarat dalam proses pelelangan (tender). yang harus dilengkapi oleh satu atau kedua c. Prinsip itikad baik. Para pihak wajib untuk belah

bertindak secara jujur baik dalam tahap berlakuanya perikatan bersyarat tersebut,

pembentukan kontrak (tender) maupun yang antara lain meliputi kelengkapan

dalam tahap pelaksanaan kontrak. desain,

dan d. Pacta Sun Servanda. Kontrak Kerja kelengkapan

kelengkapan

gambar

Konstruksi yang dibuat secara sah berlaku http://www. academia.edu.com)

sebagai undang-undang bagi pengguna dan penyedia jasa. Artinya para pihak wajib

Menurut Pasal 2 UU No. 18 Tahun 1999, untuk mentaati dan memenuhi kewajiban azas kontrak yang berlaku dalam kontrak kerja

kontraktual masing-masing. Pelanggaran konstruksi yang digunakan sebagai landasan

kerja konstruksi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi adalah

terhadap

Kontrak

membawa akibat hukum wanprestasi. Pihak meliputi asas:

yang

merasa

dirugikan dapat

1) Adil, yaitu melindungi kepentingan masing- mempertahankan haknya melalui gugatan masing pihak secara wajar dan tidak

perdata (wanprestasi).

melindungi salah satu pihak secara wajar e. Privity of Contract.Kontrak hanya mengikat dan tidak melindungi salah satu pihak

bagi para pihak yang membuatnya (Pasal secara berlebihan sehingga merugikan pihak

1340 KUHPerdata). Prinsip ini juga berlaku lain

dalam hal terjadi subkontrak. (Yogar Simamora, 2015 : 3-4)

Seperti halnya kontrak pada umumnya, atau bagi yang sudah lebih maju mengutip dimana syarat sahnya kontrak adalah

(sebagian) sistem kontrak luar negeri, seperti sebagaimana

FIDC (Federation Internationale des Ingenieurs KUHPerdata, maka keabsahan Kontrak Kerja

Counsels ) atau AIA (American Institute of Konstruksi

Architects ). Namun karena diadopsi setengah ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu

setengah-setengah, kontrak menjadi rawan kesepakatan, kecakapan objek tertentu dan

sengketa.

sebab yang halal.Syarat kesepakatan dalam c. Versi/Standar Swasta/Asing. Umumnya Kontrak Kerja Konstruksi terbentuk dalam

jasa/pemilik proyek pelelangan sebagaimana ketentuan Pasal 17 UU

para

pengguna

mengadopsi standar kontrak FIDIC atau SIA No. 18 Tahun 1999 ayat (1) yang menyatakan,

(Nazarkhan Yasin, 2014 : 17). “Pengikatan

Berdasarkan ketentuan UU No. 18 berdasarkan prinsip persaingan yang sehat Tahun 1999 jo PP No. 29 Tahun 2000 jo PP No. melalui pemilihan penyedia jasa dengan cara

jasa konstruksi

dilakukan

59 Tahun 2010, bentuk kontrak kerja konstruksi pelelangan umum atau terbatas. ” Lelang dapat dibedakan berdasarkan :

adalah penjualan barang yang terbuka untuk 1) Bentuk imbalan yang terdiri dari :

umum dengan penawaran harga secara tertulis

a) Lump Sum. Merupakan kontrak jasa dan/atau lisan yang semakin meningkat atau

atau penyelesaian seluruh pekerjaan menurun untuk mencapai harga tertinggi yang

dalam jangka waktu tertentu dengan didahului dengan pengumuman lelang.

jumlah harga yang pasti dan tetap dan Dengan prosedur lelang tersebut, maka tahap

semua risiko yang mungkin terjadi tender merupakan tahap yang cukup penting

dalam proses penyelesaian pekerjaan dalam rangka terciptanya atau terbentuknya

yang sepenuhnya ditanggung oleh Kontrak Kerja Konstruksi. Tahap tender

penyedia jasa sepanjang gambar dan menentukan sah atau tidaknya Kontrak Kerja

spesifikasinya tidak berubah (Pasal 21 Konstruksi terbentuk. Jika dalam proses tender

ayat (1) PP No. 29 Tahun 2000). terjadi kesalahan, maka kesepakatan yang

Mengenai Lump Sum ini ketetuan terbentuk cacat hukum

Penjelasan Pasal 21 ayat (1) lebih lanjut mengatakan, pada pekerjaan dengan

Bentuk Kontrak Konstruksi

bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi Sebelum terbitnya UU No. 18 Tahun

pembetulan perhitungan perincian 1999, kontrak konstruksi masih sangat

penawaran, dikarenakan sederhana dan belum terlalu rumit dan para

harga

adanya kesalahan aritmatik, maka penyedia jasa/kontraktor pelaksana umumnya

harga penawaran total tidak boleh adalah berasal dari Perusahaan Negara, yang

diubah. Perubahan hanya boleh meliputi : PT. Hutama Karya, PT. Adhi Karya,

dilakukan pada salah satu atau PT. Nindya Karya dan Waskita Karya. Kontrak-

volumeatau harga satuan, dan semua kontrak konstruksi hanya berlandaskan pada

risiko akibat perubahan karena adanya asas syarat-syarat sah atau tidaknya sebuah

koreksi aritmatik menjadi tanggung kontrak yang diatur di dalam Kitab Undang

jawab sepenuhnya penyedia jasa, Undang Hukum Perdata pasal 1320 dan 1338

selanjutnya hargapenawaran menja-di KUHPerdata (Nazarkhan Yasin: 2003).

harga kontrak/harga pekerjaan. Sehingga model kontrak konstruksi yang ada

b) Harga satuan.Merupakan kontrak jasa adalah kontrak konstruksi:

atas penyelesaian seluruh pekerjaan

waktu tertentu kementrian memiliki standar sendiri dan

a. Versi Pemerintah. Biasanya masing-masing

dalam

jangka

berdasarkan harga satuan yang pasti standar yan biasa dipakai adalah standar

dan tetap untuk setiap satuan/unsur Kementrian Perkerjaan Umum.

pekerjaan dengan spesifikasi teknis

b. Versi Swasta Nasional. Versi ini beraneka tertentu, yang volume pekerjaannya ragam sesuai selera pengguna jasa.

didasarkan pada hasil pengukuran terkadang mengutip standar Kementrian

bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh

29 Tahun 2000). Pada pekerjaan dalam

harga satuan.

bentuk imbalan harga satuan, dalam

e) Aliansi.Merupakankontrak pengadaan hal terjadi pembetulan perhitungan

jasa dimana suatu harga kontrak perincian harga penawaran dikare-

referensi ditetapkan lingkup dan nakan adanya kesalahan aritmatik,

pekerjaan yang belum harga penawaran total dapat berubah,

volume

diketahui ataupun diperinci secara akan tetapi harga satuan tidak boleh

sedangkan pembayarannya diubah. Koreksi aritmatik hanya boleh

pasti

dilakukan secara biaya tambah imbal dilakukan pada perkalian antara

jasa dengan suatu pembagian tertentu volume dengan harga satuan atau

disepakati bersama atas penjumlahan hasil perkalian volume

yang

penghematan ataupun biaya lebih dengan harga satuan. Semua risiko

yang timbul dari perbedaan biaya akibat perubahan karena adanya

harga kontrak koreksi aritmatik menjadi tanggung

sebenarnya

dan

referensi. Pada pekerjaan dalam jawab sepenuhnya penyedia jasa.

bentuk Aliansi, pembetulan harga Penetapan pemenang lelang berdasar-

penawaran akibat koreksi aritmatik kan harga penawaran terkoreksi.

mengikuti pelelangan dengan bentuk Selanjutnya harga penawaran terkoreksi

imbalan Lump Sum atau pelelangan menjadi harga kontrak (nilai pekerjaan).

dengan bentuk imbalan harga satuan. Harga satuan juga menganut prinsip Lump Sum .

2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

c) Biaya tambahan imbalan jasa.

konstruksi yang terdiri dari :

Merupakan

a) Tahun tunggal, adalah pekerjaan yang penyelesaian seluruh pekerjaan dalam

pelaksanaannya jangka waktu tertentu, dimana jenis-

pendanaan

dan

direncanakan selesai dalam 1 (satu) jenis pekerjaan dan volumenya belum

tahun.

diketahui dengan pasti, sedangkan

b) Tahun jamak, adalah pekerjaan yang pembayarannya dilakukan berdasar-

pelaksanaannya kan pengeluaran biaya yang meliputi

pendanaan

dan

direncanakan selesai lebih dari 1 (satu) pembelian bahan, sewa peralatan, upah

tahun.

pekerja dan lain-lain, ditambah imbalan

jasa yang telah disepakati oleh kedua 3) Cara pembayaran hasil pekerjaan

belah pihak (Pasal 21 ayat (3) PP No. 29

a) Sesuai kemajuan pekerjaan. Peng-ukuran Tahun 2000). Pada pekerjaan dalam

hasil pekerjaan berdasarkan kemajuan bentuk

pekerjaan selain dilakukan dalam pembetulan harga penawaran akibat

beberapa tahapan pekerjaan, bisa juga koreksi aritmatik mengikuti pelelangan

sekaligus pada saat dengan bentuk imbalan Lump Sum atau

dilakukan

pekerjaan fisik selesai 100 % (turn key). pelelangan dengan bentuk imbalan

b) Secara berkala. Pengukuran hasil harga satuan.

pekerjaan secara berkala umumnya

d) Gabungan Lump Sum dan harga

dilakukan secara bulanan pada tiap satuan.Merupakan gabungan Lump

akhir tahun.

Sum dan/atau harga satuan dan/atau

tambah imbalan jasa dalam 1 (satu) Penyusunan Kontrak Kerja Konstruksi pekerjaan yang diperjanjikan sejauh Para Pihak dalam Kontrak Kerja yang disepakati para pihak dalam Konstruksi

kontrak kerja

Berdasarkan UU No. 18 Tahun 1999, pekerjaan

konstruksi.

Pada

bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan gabunganLump Sum dan harga satuan, kemampuan jasa konstruksi nasional adalah pembetulan harga penawaran akibat pemenuhan Kontrak Kerja Konstruksi yang

dalam

bentuk

koreksi aritmatik mengikuti pelela-ngan dilandasi prinsip kesetaraan di antara para dengan bentuk imbalan Lump Sum atau koreksi aritmatik mengikuti pelela-ngan dilandasi prinsip kesetaraan di antara para dengan bentuk imbalan Lump Sum atau

Kontrak konstruksi menurut ketentuan dan kewajiban antara para pihak dalam suatu Pasal 22 ayat (6) UU No. 18 Tahun 1999, dibuat Kontrak Kerja Jasa Konstruksi.Pada umumnya dalam bahasa Indonesia, kecuali kontrak selama ini posisi penyedia jasa hampir selalu konstruksi dengan pihak asing, maka dibuat lebih lemah daripada pengguna jasa atau dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. posisi pengguna jasa selalu lebih dominan, Pada Kontrak Kerja Konstruksi dengan

dimana penyedia jasa hampir selalu harus mempergunakan 2 (dua) bahasa harus memenuhi draft kontrak yang telah dibuat dinyatakan secara tegas hanya 1 (satu) bahasa oleh pengguna jasa. Hal ini diwarisi oleh yang mengikat secara hukum(Pasal 23 ayat (5) pengertian Bouwheer (Majikan Bangunan), PP No. 29 Tahun 2000).Kontrak Kerja Konstruksi sehingga sebagaimana sifat majikan yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia. selalu lebih berkuasa (Nazarkhan Yasin : 15).

Dengan kedudukan yang dominan, maka Muatan/Isi Kontrak Kerja Konstruksi

pengguna jasa lebih leluasa untuk menyusun Secara substansial, kontrak konstruksi kontrak yang dapat merugikan penyedia jasa.

memiliki bentuk yang berbeda dari bentuk Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU No 18 kontrak komersial lainnya, yang disebabkan tahun 1999, terdapat 2 (dua) pihak didalam karena komoditas yang dihasilkan bukan suatu kontrak kerja konstruksi, yaitu : merupakan produk standar namun berupa pengguna jasa dan penyedia jasa:

struktur yang memiliki sifat yang unik dengan

1) Pengguna jasa adalah perseorangan atau batasan mutu, waktu, dan biaya. Secara umum badan sebagai pemberi tugas atau pemilik Kontrak Kerja Konstruksi terdiri dari : pekerjaan/proyek

memerlukan 1) Agreement (Surat Perjanjian). Menguraikan layanan jasa konstruksi (Pasal 1 ayat (3) UU

yang

pekerjaan yang akan dikerjakan, waktu No. 18 tahun 1999), yang dalam hal ini

penyelesaian yang diperlukan, nilai kontrak, adalah : 1) orang perorangan baik warga

ketentuan mengenai pembayaran, dan daftar negara Indonesia maupun asing; 2) badan

dokumen lain yang menyusun kelengkapan usaha, baik badan hukum maupun yang

kontrak.

tidak berbadan hukum; 3) badan yang 2) Condition of the contract (Syarat-syarat bukan badan usaha tapi berbadan hukum,

kontrak). Terdiri dari general conditions yaitu pemerintah dan atau lembaga negara

(syarat-syarat umum kontrak) yang berisi dimana pemerintah atau lembaga negara

ketentuan yang diberikan oleh pemilik dengan menggunakan anggaran yang telah

kepada kontraktor sebelum tender dimulai ditentukan baik dalam APBN atau APBD

dan special conditioni (syarat-syarat khusus (Yana Rizky, 2010 : 2).

kontrak) yang berisi ketentuan tambahan

2) Penyediajasa adalah orang perseorangan dalam kontrak yang sesui dengan proyek. atau badan yang kegiatan usahanya

3) Contract Plan (Perencanaan kontrak). Berupa menyediakan layanan jasa konstruksi (Pasal

gambar yang memperlihatkan lokasi,

1 ayat (4) UU No. 18 Tahun 1999). dimensi dan detil pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Bahasa Kontrak Kerja Kontruksi

4) Specification (spesifikasi). Keterangan tertulis Kontrak Kerja Konstruksi harus dibuat

yang memberikan informasi detil mengenai secara tertulis, karena selain ditujukan untuk

material, peralatan dan cara pengerjaan pembuktian, Kontrak Jasa Konstruksi juga

yang tidak tercantum dalam gambar. mengandung

keselamatan umum

Format standar kontrak jasa Konstruksi bangunan.Kontrak Jasa Kontruksi termasuk Indonesia yang dipakai sebagai kontrak baku perjanjian

dan

tertib

pekerjaan Kontrak Kerja Konstruksi, sedikitnya memuat sebagaimana

1601 tiga bagian utama, yaitu : 1601 tiga bagian utama, yaitu :

5) jangka waktu pelaksanaan; dapat berlaku umum c. Pertanggungan dalam Kontrak Kerja

Konstruksi meliputi:

proyek yang merupakan

1) jenis pertanggungan yang menjadi

syarat-syarat

umum

kewajiban penyedia jasa yang berkaitan

perjanjian

(difinisi

dengan pembayaran uang muka,

kontrak,

pemilik,

pelaksanaan pekerjaan, hasil pekerjaan,

kontrak, dll).

tenaga kerja, tuntutan pihak ketiga dan

b. Bagian kedua

: berisi

ketentuan-

kegagalan bangunan;

ketentuan khusus yang

2) pertanggungan tersebut memuat: a)

diperlukan

untuk

nilai jaminan; b) jangka waktu

proyek yang disebuat

pertanggungan; c) prosedur pencairan;

syarat-syarat

khusus

dan d) hak dan kewajiban masing-

perjanjian

(lingkup

masing pihak;

pekerjaan, nilai kontrak,

3) Dalam hal penyedia jasa tidak

waktu

pelaksanaan,

memenuhi kewajiban sesuai dengan

kontrak kerja konstruksi, pengguna jasa

laboratorium, dll).

dapat mencairkan dan selanjutnya

c. Bagian ketiga : bagian peutup yang menggunakan jaminan dari penyedia

berisi penutup seperti

jasa sebagai kompensasi pemenuhan

pernyataan

ulang

kewajiban penyedia jasa; bahwa mereka akan d. Tenaga ahli yang meliputi:

terikat dengan isi

1) persyaratan klasifikasi dan kualifikasi

kontrak dan ruang

tenaga ahli;

penerimaan dan atau

tandatangan

dan

pemberhentian tenaga ahli yang

lampiran

dipekerjakan; dan

3) jumlah tenaga ahli sesuai dengan jenis Menurut Pasal 22 ayat (2) UU No. 18

pekerjaan; Tahun 1999 jo Pasal 23 ayat (1) PP No. 29 Tahun e. Hak dan kewajiban para pihak dalam 2000, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-

kontrak kerja konstruksi meliputi:hak dan kurangnya harus mencakup uraian mengenai :

kewajiban pengguna jasa; danhak dan

a. Para pihak yang meliputi: kewajiban penyedia jasa;

memuat: 1) perseorangan;

1) akta badan usaha atau usaha orang f. Cara

pembayaran

volume/besaran fisik; 2) cara pembayaran

2) nama wakil/kuasa badan usaha sesuai hasil pekerjaan; 3) jangka waktu kewenangan pada akta badan usaha

pembayaran; 4) denda keterlambatan atau sertifikat keahlian kerja dan

pembayaran; dan 5) jaminan pembayaran; sertifikat keterampilan kerja bagi usaha g. Ketentuan mengenai cidera janji yang orang perseorangan; dan

meliputi:

3) tempat kedudukan dan alamat badan

1) Bentuk cidera janji:

usaha atau usaha orang perseorangan;

a) oleh

penyedia jasa yang

b. Rumusan pekerjaan yang meliputi:

meliputi:tidak

menyelesaikan

1) pokok-pokok

tugas, tidak memenuhi mutu, tidak diperjanjikan;

pekerjaan

yang

memenuhi kuantitas; dantidak

2) volume atau besaran pekerjaan yang menyerahkan hasil pekerjaan; harus dilaksanakan;

b) oleh

pengguna jasa yang

3) nilai pekerjaan dan ketentuan mengenai meliputi:terlambat membayar, penyesuaian nilai pekerjaan akibat

tidak membayar, danterlambat fluktuasi harga untuk kontrak kerja

menyerahkan sarana pelaksanaan konstruksi bertahun jamak;

pekerjaan.

4) tata cara penilaian hasil pekerjaan dan

2) Dalam hal terjadi cidera janji yang pembayaran; dan

dilakukan oleh penyedia jasa atau dilakukan oleh penyedia jasa atau

sengketa yang berhak untuk memperoleh kompensasi, umumnya timbul

menimbulkan

karena keterlambatan penggantian

keterlambatan penyelesaian perpanjangan waktu, perbaikan atau pekerjaan, perbedaan penafsiran dokumen pelaksanaan ulang hasil pekerjaan yang kontrak, ketidak mampuan baik teknis maupun tidak sesuai dengan yang diperjanjikan manajerial dari para pihak. Selain itu sengketa atau pemberian ganti rugi;

biaya

dan

atau pembayaran,

konstruksi dapat pula terjadi apabila pengguna

h. Penyelesaian perselisihan jasa ternyata tidak melaksanakan tugas-tugas memuat:penyelesaian di luar pengadilan pengelolaan dengan baik dan mungkin tidak melalui alternatif penyelesaian sengketa, memiliki dukungan dana yang cukup. Dengan atau arbitrase danpenyelesaian melalui singkat dapat dikatakan bahwa sengketa pengadilan sesuai dengan Hukum Acara konstruksi timbul karena salah satu pihak telah Perdata yang berlaku;

melakukan tindakan cidera (wanprestasi atau

i. Ketentuan pemutusan kontrak kerja default) konstruksi memuat:

Oleh karenanya hal-hal yang harus

1) bentuk pemutusan yang meliputi menjadi perhatian dalam suatu kontrak pemutusan yang disepakati para pihak konstruksi antara lain bagai berikut: atau pemutusan secara sepihak; dan

a. Penadatangan Kontrak Konstruksi

2) hak dan kewajiban pengguna jasa dan Dalam pratek memang sedikit sekali penyedia jasa sebagai konsekuensi dari

yang melibatkan peran serta Konsultan pemutusan kontrak kerja konstruksi;

Hukum dalam kontrak konstruksi. Padahal j. Keadaan memaksa mencakup kesepakatan

sebagaimana diketahui, kontrak konstruksi mengenai: 1) risiko khusus; 2) macam

adalah dokumen hukum. Sebagian besar keadaan memaksa lainnya; dan 3) hak dan

pekerjaan atau usaha yang berkaitan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa

dengan kontrak melibatkan hak dan pada keadaan memaksa;

kewajiban hukum dan oleh karenanya k. Kewajiban para pihak dalam kegagalan

yang berkepentingan bangunan

setiap

pihak

menginginkan pengelolaan kontrak secara pertanggung-jawaban kegaga-lan bangunan

meliputi:jangka

waktu

baik dan benar secara hukum (Nazarkhan danbentuk tanggung jawab terhadap

Yasin : 229-230).

menghindari adanya l. Perlindungan pekerja memuat:kewajiban

kegagalan bangunan;

Untuk

penyimpangan dalam proses pemben- terhadap pemenuhan ketentuan peraturan

tukan kontrak (tender) ada baiknya perundang-undangan

dimintakan pendapat hukum (legal opini) danbentuk

yang

berlaku

atas draft kontrak yang akan ditanda- perlindungan pekerja; dan

tangani. Pendapat hukum tersebut meng- m. Aspek

analisis keabsahan yang mencakup 3 terhadap pemenuhan ketentuan undang-

lingkungan

memuat:kewajiban

faktor, yaitu: prosedur, kewenangan, dan undang yang berlaku danbentuk tanggung

substansi (Yogar Simamora, 2015 : 7). jawab mengenai

Sehingga untuk menghindari dan lingkungan dan manusia.

gangguan terhadap

mengantisipasi kemungkinan timbulnya perselisihan, maka konsultan hukum

Kesempurnaan Kontrak Konstruksi untuk

berperan agar dalam menyusun kontrak

Menghindari Sengketa: Hal yang Harus

memastikan agar setiap kata atau istilah

Menjadi Perhatian

yang dipakai tidak memiliki arti ganda Kontrak

yang maknanya membingungkan.

merupakan landasan bagi penyelenggaraan b. Mencermati Isi Kontrak

jasa konstruksi secara substansi kontrak yang Kontrak kerja konstruksi meru- memuat kepentingan hak dan kewajiban para

pakan dokumen hukum yang merupakan pihak dalam melaksanakan tugas dan

undang-undang yang mengikat dan tanggung jawabnya.Sehingga hal ini menjadi

memiliki konsekuensi bagi para pihak ruang lingkup hukum perikatan yang

karena di dalamnya mengatur hak dan kewajiban pengguna maupun penyedia karena di dalamnya mengatur hak dan kewajiban pengguna maupun penyedia

full prefinance) konstruksi tidak mencermati penuh isi

( contractor’s

dianggap sebagai Kontrak Ran- kontrak kerja sampai tuntas. Rata-rata

cang Bangun (Design Build/Turn penyedia jasa hanya membaca judul

Key ).

kegiatan, nilai kontrak serta jangka waktu

2. Penyelesaian sengketa: Peng- pelaksanaan. Hal ini karena sudah percaya

adilan atau arbitrase (dalam dan yakin bahwa isi kontrak baik-baik saja

kontrak keduanya disebutkan dan dinilai tidak ada substansi yang

dengan jelas).

berpotensi menimbulkan kerugian. Baru kemudian menjadi masalah ketika ternyata

b) Kesalahpahaman. Kesalahpahaman pekerjaan dinilai cidera janji dan harus

yang sering terjadi dalam sebuah menanggung risiko kerugian (Agus T.

kontrak kerja konstruksi adalah Cahyono, 2011 : 1).

kontrak Fixed Lump Sum Price. Oleh karenanya isi dokumen

Karena terdapat kata-kata fixed, kontrak harus dilihat dan dibaca dengan

sering diartikan bahwa nilai kontrak teliti atau diriview secara keseluruhan

tersebut tidak boleh di berubah. Hal terutama menyangkut dokumen syarat-

ini salah karena bila nilai kontrak syarat perjanjian yang berisi ketentuan-

tetap, bagaimana dengan perubahan ketentuan yang menyebutkan persya-ratan,

pekerjaan.

larangan, tanggung jawab, hak dan kewajiban masing-masing pihak yang

c) Kesetaraan kontrak. Kontrak kerja terikat dan pihak-pihak lain yang terkait

konstruksi di Indonesia belum dengan perjanjian yang telah disepakati

mencapai predikat adil dan setara tersebut, agar hal tersebut dapat dipahami

kontrak yang dan diketahui.

sebagaimana

diamanatkan oleh UU No. 18 Tahun Dokumen

1999 dan PP No. 29 tahun 2000 kumpulan dokumen yang berkaitan

kontrak

merupakan

Penyelenggaraan Jasa dengan pelaksanaan kontrak yang

tentang

Konstruksi, dalam hal : sekurangnya berisi ketentuan sebagai-

1. Apabila pihak penyedia jasa manayang tercantum dalam Pasal 22 UU

melakukan kelalaian, pihaknya No. 18 Tahun 1999 yang meliputi : a) Surat

akan terkena sanksi berat, namun Perjanjian; b) Dokumen tender; c)

sebaliknya bila pihak pengguna Penawaran; d) Berita Acara; e) Surat

jasa yang lalai, sanksi yang Pernyataan Pengguna Jasa; f) Surat

dikenakan padanya ringan atau Pernyataan Penyedia Jasa

bahkan tidak ada sama sekali. Oleh karenanya dalam mencermati

2. Keterlambatan penyelesaian pe- kontrak jasa konstruksi perlu diper-hatikan

kerjaan akan dikenakan sanksi mengenai:

(denda),

tapi keterlambatan

pembayaran tidak mendapat ganti

kesalahan dan ketidakjelasan definisi

rugi (dalam bentuk bunga bank Seringkali dalam Kontrak Kerja

atau kompensasi lainnya). Konstruksi mengandung kerancuan, kesalahan dan benturan pengertian

d) Ketidakjelasan pengertian yang

yang menyebabkan kontrak rawan

dipakai

dalam kontrak kerja

akan sengketa dan kesalahpahaman

konstruksi, bahkan tidak diberi

antara penyedia jasa dan pengguna difinisinya, seperti hal-hal sebagai jasa (Nazarkhan Yasin: 17-18). Oleh

berikut,

karenanya harus diperhatikan ke-

a. Jumlah hari pelaksanaan kontrak. mungkinan terjadinya/terdapat:

Kata

“hari”harus dijelaskan

a) Kerancuan, dalam hal-hal : apakah hari kerja atau hari

kalender. Kalau hari kerja maka pembayaran

ditentukan berapa ditentukan berapa

lingkup pekerjaan, termasuk sifat hal yang serius.

kontrak

dan pentahapan

b. Ketidakjelasan kapan memulai

pembayaran.

pekerjaan.

d. Cara pembayaran, yang berisi menentukan kapan pelaksanaan

Kerancuan

dalam

ketentuan tahapan pembayaran, cara pekerjaan dimulai, apakah sejak

penilaian prestasi, jangka waktu tanggal penandatanganan kon-

pembayaran,jumlah pemba-yaran trak atau tanggal surat perintah

yang ditahan padasetiap tahap kerja atau saat penyerahan lahan,

konsekuensi apabila atau saat penerbitan jaminan, atau

(retensi),

terjadai keterlambatan pembayaran saat penerbitan perizinan. Hal ini

(misalnya denda). penting apabila dikemu-dian hari

tambah kurang, di terjadi

e. Pekerjaan

dalamnya berisi definisi pekerjaan penyelesaian pekerjaan

keterlambatan

dalam

tambah/kurang, dasar pelaksana-an

c. Kelengkapan dokumen. Doku- pekerjaan tambah/kurang (misalnya men tidak lengkap dan isi

yang diperlukan), dokumen bertentangan satu sama

persetujuan

dampak pekerjaan tambah/kurang lain

terhadap harga borongan, dampak pelaksanaan.

akan

menyulitkan

pekerjaan tambah/kurang terhadap

d. Pengawasan tidak berjalan. Dalam waktu pelaksanaan pelaksanaan, cara hal ini manajemen konstruksi

pekerjaan tidak

tambah/kurang.

mestinya,

perjanjian, berisi pengguna

sehingga

pihak

f. Pengakhiran

ketentuan tentang hal-hal yang dapat mencampuri secara langsungan

jasa

sering

pengakhiran pelaksanaan di lapangan yang

mengakibatkan

perjanjian, Hak untuk mengakhiri kewenangannya sudah didele-

perjanjian, dan konsekuensi dari gasikan kepada Manajer kons-

pengakhiran perjanjian. truksi sebagai pengawas lapa-

g. Pengaturan mengenai kegagalan ngan. Hal ini akan menyulitkan

Kegagalan pekerjaan pihak penyedia jasa

bangunan.

konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak

2) Mencermati pasal-Pasal yang harus

sesuai dengan spesifikasi pekerja-an

mendapat perhatian dalam Kontrak

sebagaimana

disepakati dalam

Konstruksi

konstruksi baik Terdapat pasal-pasal yang harus

kontrak

kerja

maupun keseluruhan mendapat perhatian lebih pada saat

sebagian

sebagai akibat kesalahan peng-guna penyusunan kontrak, yaitu :

jasa atau penyedia jasa. Dalam hal

mengakibatkan kegagalan nya memuat uraian pekerjaan yang

a. Lingkup pekerjaan, yang didalam-

ini

yang merupa-kan harus dipenuhi penyedia jasa

bangunan

keadaan bangunan yang tidak

b. Jangka waktu pelaksanaan, yaitu berfungsi, baik secara keseluruhan jangka waktu yang diberikan kepada

maupun sebagian dari segi teknis, penyedia jasa untuk menyelesaikan

manfaat, keselamatan dan kesehatan pekerjaan sejak diserahkan Surat

kerja dan atau keselama-tan umum Perintah Mulai Kerja (SPMK) hingga

sebagai akibat kesalahan penyedia penyerahan pekerjaan, termasuk juga

jasa atau pengguna jasa setelah penen-tuan

akhir pekerjaan mulainya pekerjaan.

Jangka waktu

c. Harga borongan yang menjelaskan pertanggungjawaban atas kegaga-lan nilai yang harus dibayarkan oleh

bangunan ditentukan sesuai dengan pengguna jasa kepada penyedia jasa

umur konstruksi yang direncakana umur konstruksi yang direncakana

aspek tersebut truksi.

sengketa

terkait

(Nazarhan Yasin: 82-121). Aspek-aspek Dalam

tersebut adalah sebagai berikut : bangunan,

hal terjadi kegagalan

Aspek teknis tanggung jawabnya adalah sebagai

maka

pengaturan

a) Aspek

teknis.

merupakan aspek yang paling berikut :

dominan

di

dalam kontrak

1. Perencana konstruksi bebas dari konstruksi. Apabila aspek ini berhasil kewajiban untuk mengganti atau

dilaksanakan, maka proyek itu memperbaiki kegagalan pekerjaan

berhasil/sukses. Aspek konstruksi

dinggap

teknis dalam kontrak harus tetap kesalahan

yang

disebabkan

diperhatikan dan dikelola dengan pelaksana

pengguna

jasa,

baik agar seluruh isi kontrak dapat pengawas konstruksi.

konstruksi,

dan

dijakankan dan dipatuhi sebagai-

2. Perencana konstruksi dibebas-kan mana mestinya. Aspek teknis dalam dari

dokumen kontrak pada umumnya kegagalan bangunan sebagai

adalah meliputi : syarat-syarat umum akibat rencana yang diubah

syarat-syarat khusus pengguna jasa atau pelaksana

kontrak,

kontrak, sepesifikasi teknis, dan konstruksi tanpa

gambar-gambar kontrak. Beberapa tertulis dari perencana kons-truksi

persetujuan

aspek teknis dalam dokumen kontrak

3. Pelaksana konstruksi bebas dari

meliputi :

kewajiban untuk mengganti atau

pekerjaan. Uraian memperbaiki kegagalan pekerjaan

1. Lingkup

pekerjaan harus dibuat sejelas konstruksi

mungkin serta didukung dengan kesalahan

yang

disebabkan

gambar-gambar dan spesifikasi konstruksi

pengguna

jasa

teknis. Namun adakalanya ada konstruksi.

dan

pengawas

yang terlewat, misalnya: batas

tersebut dengan kewajiban untuk mengganti atau

4. Pengawas konstruksi bebas dari

pekerjaan

pekerjaan yang berdampingan memperbaiki kegagalan peker-

yang dikerjakan oleh penyedia jaan konstruksi yang disebabkan

jasa lain.

kesalahan pengguna jasa peren-

pelaksanaan. Harus cana konstruksi, dan pelaksana

2. Waktu

disebut dengan jelas, sejak kapan konstruksi.

pelaksanaan dihitung. Apabila

5. Penyedia jasa wajib mengganti tidak dijelaskan sejak kapan atau

dihitung waktu pelaksanaannya, pekerjaan

memperbaiki

kegagalan

apakah sejak penandatanganan disebabkan kesalahan penyedia

kosntruksi

yang

kontrak, sejak tanggal terbitnya jasa atas biaya sendiri.

SPK, atau saat lain, maka akan menimbulkan

sengketa di

3) Mencermati aspek-aspek dalam

kemudian hari yang antara lain

Kontrak Konstruksi

adalah sengketa dalam hal Dalam suatu kontrak konstruksi

menghitung keterlambatan pe- atau dokumen kontrak terkandung

nyelesaian pekerjaan. Dalam hal aspek-aspek teknis, hukum, adminis-

ini yang tepat dan baik adalah trasi, keuangan/perbankan, perpaja-

bahwa tanggal kan, sosial ekonomi, dimana seluruh

menetapkan

dimulainya pekerjaan adalah aspek tersebut harus dicermati karena

tanggal terakhir dari tanggal saling mempengaruh dan ikut menen-

penandatanganan tukan baik buruknya pelaksanaan

kontrak/tanggal kontrak/tanggal kontrak. Aspek-aspek ini kurang

terbitnya SPK, atau saat lain yang diperhatikan, sehingga sering menim-

ditentukan. Intinya adalah harus ditentukan. Intinya adalah harus

mulai pekerjaan dan penentuan mulai dihitung.

kapan

keterlambatan mulai dihitung dan apakah penyedia

b) Aspek Hukum. Beberapa aspek jasa tetap dapat diijinkan bekerja hukum yang sering menimbulkan

telah mengalami dampak hukum yang cukup luas,

walaupun

keterlambatan. Pengaturan yang antara lain :

demikian adalah untuk meng-

perselisihan karena an. Pasal mengenai hal ini padahal

1. Penghentian sementara pekerja-

hindari

perbedaan penafsiran. kemungkinan terjadi-nya cukup

4. Penyelesaian perselisihan. Pasal besar, yang apabila terjadi maka

mengenai hal ini sebaiknya diatur para pihak akan dihadapkan pada

mungkin untuk suatu ketidakpasatian hukum

sebaik

kemungkinan menge-nai waktu pelaksanaan

menghindari

perselisihan atau pekerjaan yang terganggu dan

timbulnya

sengketa mengenai kontrak. mengenai ganti ruginya, berapa

Biasanya dalam kontrak disebut- lama

apabila timbul diperbo-lehkan dan apa dampak

perselisihan akan diselesaikan hukumnya apabila jangka waktu

secara musyawarah. Apabila tidak terlampaui bagi pihak yang

tercapai maka akan diselesaikan menghentikan.

melalui arbitrase atau melalui penghentian sementara ini harus

Untuk

itu

peng-adilan (salah satu). Namun diatur tegas dalam kontrak,

yang demikian seringkali penye- dimana diatur tata caranya,

lesaiannya berlarut-larut karena alasan-alasannya

tidak ditentukan berapa lama hukumnya karena penghentian

serta

akibat

jangka waktu musyawarah atau sementara

kapan saat penyelesaian sengketa berarti pengakhiran perjanjian.

pekerja-an

bukan

karena kegagalan musyawarah

2. Pengakhiran dapat dilimpah-kan ke arbitrase perjanjian/pemutusan

atau ke pengadilan. Pengakhiran

kontrak.

5. Keadaan memaksa. Yaitu keada- pengakhiran atau pemutusan atau

disini

adalah

an yang terjadi diluar kehendak pembatalan

atau kemampuan para pihak, dilakukan oleh salah satu pihak

kontrak yang

misalnya banjir, gunung meletus, karena

tanah longsor yang terjadi karena tercantum dalam kontrak. Dalam

alasan-alasan

yang

Tuhan, kebijakan hal ini harus diatur dan

kehendak

pemerintah, dicantumkan hak-hak para pihak

moneter

pemberontakan, huru-hara, wabah untuk

penyakit yang terjadi di luar termasuk konsekuen-sinya, hak

memutuskan

kontrak

kehendak para pihak. Mengenai dan kewajiban para pihak dan tata

hal ini harus diatur dengan tegas cara pemberitahuan pemba-talan

dan jelas, seperti tata cara kontrak.

pemberitahuannya,

penanggulanganya akibat Pencantuman pasal mengenai

penanggulangan ganti rugi akibat keterlambatan

kerusakan,

asuransinya terutama tentang menjadi

persyaratan penanggungannya. keterlambatan itu menimbulkan

penting

karena

6. Hukum yang berlaku. Hukum kerugian, maka pihak yang

disini adalah hukum yang berlaku dirugikan berhak menerima ganti

kontrak, yang harus rugi. Sehingga harus diatur

bagi

dicantumkan untuk menganti- bagaimana penghi-ungan hari

sipasi apabila timbul perse-lisihan.

Tanpa mencan-tumkan klausula KUHPerdata menentukan bahwa hukum yang berlaku bagi kontrak

suatu kontrak atau perjanjian maka akan sulit menyelesaikan

hanya dapat diputus atau sengketa karena tidak diketahui

sering lupa hukum apa/negara mana yang

dibatalkan

dalam dipakai. Walaupun para pihaknya

dicantumkan

kontrakmelalui putusan ada-lah warga negara yang sama

pengadilan.

atau warga negara Indonesia. Akan tetapi dalam PP No. 29

c) Aspek Keuangan/Perbankan.Aspek tahun 2000 ditentukan bahwa

yang terpenting Kontra Kerja Konstruksi harus

keuangan

dicantumkan dengan jelas adalah tunduk pada hukum Indonesia.

nilai kontrak/harga borongan, cara

7. Bahasa kontrak. Sesuai dengan pembayaran dan jaminan-jaminan. ketentuan UU No.18 tahun 1999,

Jaminan yang wajib disediakan oleh kontrak kerja konstruksi dapat

penyedia jasa adalah : jaminan uang dibuat dalam dua bahasa, yaitu

muka, jaminan pelaksanaan dan bahasa Indonesia dan bahasa

jaminan perawatan atas cacat. Inggris.

Sedangkan jaminan yang diberikan ditentukan versi mana yang

oleh pengguna jasa adalah jaminan berlaku, jika terjadi perbedaan

pembayaran yang biasanya diberikan penafsiran karena secara hukum

dalam bentuk bank garansi hanya keduanya berlaku. Pencatuman

saja bank garansi terkena ketentuan ketentuan yang demikian adalah

pemenuhan modal untuk menghindari sengketa. Dan

kewajiban

minimum, maka saat ini yang sebaiknya

berkembang jaminan dalam bentuk bahasa Indonesia yang berlaku.

ditentukan

bahwa

surety bond yang diberikan oleh

8. Domisili. Kesepakatan menge-nai perusahaan asuransi. domisili dalam suatu kontrak dicantumkan dengan maksud

d) Aspek Perasuransian, meliputi :

1. Jenis asuransi dalam kontrak pemutusan kontrak akan dila-

konstruksi. Dalam hal ini jenis kukan melalui pengadilan. Dalam

asuransi yang digunakan ada-lah hal disepakati dalam kontrak

yang dapat mencakup semua pilihan penyelesaian sengketa

proyek termasuk jaminan kepada adalah

pihak ketiga yang dikenal dengan pencantuman keduanya secara

arbitrase,

maka

all risk & third party liability. bersamaan merupakan suatu

Harus diatur secara tegas dalam kekeliruan yang akan menim-

kontrak yang didalamnya dapat bulkan

bahwa proyek diselesaikan, karena satu pihak

sengketa yang sulit

meyakinkan

tersebut dijamin asuransi. Dalam akan atau ingin menyelesaikan

hal ini manfaat diberikan untuk sengketa

jasa sedangkan sementara pihak lain keberatan

dibayarkan oleh dan

penyedia jasa.

sengketanya melalui Pengadilan.

2. Perpanjangan masa asuransi.

Mungkin saja terjadi keterlam- KUHPerdata. Apabila menghen-

batan penyelesaian proyek, maka daki pemutusan kontrak tanpa

ditentukan bagaimana melalui pengadilan, maka dalam

harus

perpajangan asuran-sinya karena kontrak kerja konstruksi harus

pertanggungan dinyatakan

berarti

asuransinya terlampaui. belakunya Pasal 1266 KUHPerdata

mengesam-pingkan

3. Jenis asuransi lain. Harus diatur karena ketentuan Pasal 1266

dalam kontrak bagaimana dengan

Asuransi tenaga kerja (Astek) bertindak atas nama perusahaan. maupun

pencan-tuman (Askes).

keterangan para pihak adalah sebagaimana diatur dalam Pasal

e) Aspek sosial ekonomi, meliputi :

22 ayat (2) UU No. 1999 dan Pasal

23 ayat (1) PP No. 29 Tahun 2000. kerja dan bahan tertentu. Aspek

1. Keharusan menggunakan tenaga

2. Laporan kemajuan pekerjaan. ini

Laporan kemajuan pekerjaan tenaga

menyangkut

penggunaan

perlu diatur dalam tata cara bangunan/material serta per-

kerja,

bahan-bahan

beserta format yang baku dan alatan yang diperoleh di dalam

periode laporan yang biasanya negeri. Aspek initerkait sekali

dirinci menjadi laporan harian, dengan aspek sosial ekonomi.

mingguan dan bulanan. Peng-

laporan kemajuan aturan ini berkaitan dengan

2. Tenaga kerja setempat. Peng-

aturan

diperlukan untuk memantau ketentuan keharusan meng-

kemajuan pekerjaan dibanding- gunakan tenaga kerja setempat

kan dengan rencana atau jadwal adalah agar dapat memberikan

pelaksanaan.

3. Korespondensi. Korespondensi disekitar daerah proyek sehingga

lapangan pekerjaan bagi orang

diperlukan untuk tertib ad- tidak menimbulkan kecemburuan

ministrasi mengenai informasi sosial.

para pihak agar semua dapat

3. Tenaga kerja keahlian khusus. didokumentasikan. Perlu diatur Perlu diatur mengenai tenaga

mengenai wakil para pihak, kerja dengan keahlian khusus,

alamat serta bentuk korespon- karena

densi yang disepakati, agar pekerjaan tertentu memerlukan

adakalanya

bagian

informasi yang diberikan dapat keahlian khusus, misal pekerja-an

diakui keabsahannya. seni pahat.

4. Hubungan kerja atar para pihak.

4. Material dalam negeri. Tujuan Yang dimaksud adalah hubu-ngan pengaturan penggunaan material

antara pengguna jasa dengan dalam negeri adalah dalam rangka

penyedia jasa, yaitu menentukan melindungi produksi dalam

dan mengatur orang atau badan negeri sebagai-mana diuraikan

yang mewa-kili pengguna jasa di penjelasan angka 6 UU No. 18

demikian juga Tahun 1999.

lapangan,

sebaliknya.

5. Dampak lingkungan. Aspek ini

disyaratkan dalam UU No. 18 4. Menyusunan Kontrak Kerja Konstruksi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB HORMONAL DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAKSAN KOTA CIREBON CORRELATION BETWEEN HORMONAL CONTRACEPTION USAGE WITH INCIDENCE OF OBESITY IN PRODUCTIVE AGE WOMEN ON KEJAKSAN PRIMARY HEALTH

0 0 6

HUBUNGAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN (SMK) “SMK NEGERI 1 TENGGARONG” Annisa Fahrina Rahman1 Abstract - Index of /site/wp-content/uploads/2016/06

0 0 11

KONSTRUKSI PETA PAUTAN GENETIK DAN ANALISIS QTL TANAMAN KARET PADA POPULASI HASIL PERSILANGAN ANTARA RRIM 600 DENGAN PN 1546 Construction of Genetic Linkage Map and QTL Analysis of Rubber Plant on the Population of Crossing Result Between RRIM 600 with PN

0 0 14

USULAN PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BAGIAN PACKING DI PT XYZ PROPOSED IMPROVEMENTS IN WORK POSTURES TO REDUCE THE MUSCULOSKELETAL DISORDER RISK OF THE WORKERS’ POSTURE IN THE PACKING DIVISION PT XYZ

0 0 11

ANALISIS PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN PENENTUAN JALUR KRITIS DENGAN CRITICAL PATH METHODE (STUDI KASUS PEKERJAAN RENOVASI PADA KANTOR HARVEST KEMANG) AN ANALYSIS OF CONSTRUCTION WORKS AND THE DETERMINATION OF CRITICAL PATH USING CRITICAL PATH METHOD (A CASE S

1 0 9

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

0 2 5

PENYELESAIAN SENGKETA LAGU ATAU MUSIK DI LUAR PENGADILAN

0 1 10

TINJAUAN ATAS KEWENANGAN NEGARA (PEMERINTAH) MEMBUAT PERJANJIAN KERJA DENGAN PEGAWAI HONORER SERTA LANDASAN HUKUMNYA

0 0 13

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK

0 0 6

PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA KESALAHAN BERAT PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 012PUU-I2004

0 0 12