TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS DI RSU ASSALAM GEMOLONG

  

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM

NIFAS DI RSU ASSALAM GEMOLONG

KARYA TULIS ILMIAH

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

  Disusun Oleh :

  

INDAH PUSPITA SARI

B.12 133

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

  

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM

NIFAS DI RSU ASSALAM GEMOLONG

  Diajukan Oleh :

  

INDAH PUSPITA SARI

NIM B12 133

  Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal Juni 2015

  Pembimbing

  Deny Eka Widyastuti, S.ST., M.Kes NIK 201188075

  

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS DI RSU ASSALAM GEMOLONG

  Diajukan Oleh:

INDAH PUSPITA SARI

  Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan

  Pada Tanggal Juli 2015 PENGUJI I PENGUJI II

  

Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes Deny Eka Widyastuti , S.ST., M.Kes

NIK 200580012 NIK 201188075

  Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui,

  Ka. Prodi D III Kebidanan

  Retno Wulandari, S.ST

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Tingkat Pengetahuan Ibu nifas Tentang Senam Nifas Di RSU Assalam Gemolong Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

  2. Ibu Retno Wulandari S.ST. selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

  3. Ibu Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

  4. Ibu dr.Wiwiek Irawati, M.Kes selaku direktur RSU Assalam Gemolong, yang telah bersedia memberi ijin pada penulis dalam mengambil data dan penelitian.

  5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

  6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

  Surakarta, 10 Juli 2015 Penulis Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis ilmiah, Juni 2015 Indah Puspita Sari B12 133

  

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM

NIFAS DI RSU ASSALAM GEMOLONG

  xv + 73 halaman + 20 lampiran + 10 tabel + 14 gambar

  

ABSTRAK

Latar belakang : selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami

  perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga keadaan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakuakan di RSU Assaalam Gemolong pada tanggal 09 Oktober 2014 terhadap 15 ibu nifas tentang senam nifas di dapatkan hasil bahwa 5 ibu nifas (37,5%) menjawab benar tentang senam nifas sedangkan 10 ibu nifas (62,5%) lainnya menjawab salah tentang senam nifas.

  

Tujuan : mengetahuai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU

  Assalam Gemolong pada tingkat baik, cukup, kurang dan faktor penghambat pendorong

  

Metode penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi

  penelitian di RSU Assalam Gemolong pada tanggal 09 Oktober 2014 – 25 Mei 2015. Jumlah sampel sebanyak 33 ibu nifas, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya,sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan analisis univariate yang menghasilkan distribusi frekuensi.

  

Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU

  Assalam Gemolong dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (9,4%), pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,6%).

  

Kesimpulan : Jadi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU

  Assalam Gemolong sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 24 responden (75%). Faktor pendorongnya pendidikan dan pekerjaan dan faktor penghambatnya umur, paritas, informasi dan lingkungan.

  Kata kunci : Tingkat pengetahuan, ibu nifas, senam nifas. Kepustakaan : 21 Literatur (tahun 2006 -2014)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

  1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS.Al-insyiroh : 6)

  2. Kebaikan itu ada lima perkara; kekayaan hati, bersabar atas kejelekan orang lain, mengais rizki yang halal, taqwa, dan yakin akan janji Allah SWT. ( Imam Syafi’i).

  3. Awali semuanya dengan doa dan senyuman

  4. Pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan dan keraguan, keahlian dengan berlatih, dan cinta dengan mencintai (Thomas Szasz)

  5. Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki (Mahatma Gandhi)

  PERSEMBAHAN

  Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

  1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,

  2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa, dukungan, serta kasih sayang yang tulus tiada henti selama ini

  3. Eyang Kung dan Uti tercinta yang telah memberikan nasehat, doa, dukungan serta kasih sayang kepadaku

  4. Adik-adikku tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan kepadaku.

  5. Sahabat-sahabatku di kelas 3C dan teman-teman angkatan 2012 yang telah bersama-sama merasakan suka cita dalam meraih impian dan cita-cita

  6. Dan semua pihak yang tidak bisa saya saya sebutkan satu persatu, 7. Almamaterku tercinta.

CURICULUM VITAE

  Nama : Indah Puspita Sari Tempat/ taggal lahir : Sragen, 22 November 1994 Agama : Islam Jenis kelamin : Perempuan Alamt : Ngumbul, Tegalombo, Kalijambe, Sragen Riwayat pendidikan

  LULUS TAHUN 2006

  1. SDN Tegalombo 1 LULUS TAHUN 2009

  2. SMP N 2 Gemolong LULUS TAHUN 2012

  3. SMA Muhammadiyah 2 Gemolong

  4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun 2012

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv ABSTRAK ................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii

CURRICULUM VITAE ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3 E. Keaslian Penelitian ................................................................ 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................ 7

  1. Pengetahuan ..................................................................... 7

  2. Nifas ................................................................................ 15 3. Senam Nifas.....................................................................

  26 B. Kerangka Teori ....................................................................... 43

  C. Kerangka Konsep ................................................................... 44

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 45 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 45 C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ............. 46

  D. Variabel Penelitian ................................................................. 47

  E. Definisi Operasional .............................................................. 47

  F. Instrumen Penelitian .............................................................. 48

  G. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 51

  H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 52

  I. Etika Penelitian ...................................................................... 55 J. Jadwal Penelitian .................................................................... 56

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN A. Gambaran Umum lokasi Penelitian ........................................ 57 B. Hasil Penelitian ....................................................................... 58 C. Pembahasan ........................................................................... 67 D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 71 B. Saran ...................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 3. 1 Devinisi Operasional Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas .............................................................................

  47 Tabel 3. 2 Kisi – kisi Kuesioner Senam Nifas ...........................................

  49 Tabel 4,1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...........................

  58 Tabel 4,2 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas ..........................

  59 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..................

  59 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .....................

  60 Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standar Devisiasi ............................................ 61 Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang senam nifas ..............

  62 Tabel 4.7 Cross tabulation Responden Berdasarkan Umur dengan Pengetahuan .............................................................................

  62 Tabel 4.8 Cross tabulation Responden berdasarkan paritas dengan pengetahuan .............................................................................

  63 Tabel 4.9 Cross tabulation Responden Berdasarkan Pendidikan dengan pengetahuan .............................................................................

  63 Tabel 4.10 Cross tabulation Responden Berdasarkan Pekerjaan dengan pengetahuan ..............................................................................

  65

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Senam Kaki ...........................................................................

  18 Gambar 2.2 Senam Tranversus ................................................................

  30 Gambar 2.3 Senam Mengangkat Panggul ..................................................

  32 Gambar 2.4 Stabilitas Batang Tubuh ........................................................

  33 Gambar 2.5 Stabilitas Batang Tubuh Menaikan Lutut ..............................

  33 Gambar 2.6 Abduksi Paha Dalam Posisi Miring ......................................

  34 Gambar 2.7 Memutar Lutut ke Arah Luar Sambil Mempertahankan Tetap Diam .............................................................................

  35 Gambar 2.8 Mengencangkan Satu Kaki Sambil Mempertahankan Panggul dan Punggung Tetap Diam .....................................................

  35 Gambar 2.9 Posisi Miring Yang Nyaman ..................................................

  36 Gambar 2.10 Berbaring Telungkup Dengan Bantal di Bawah Pinggang .....

  36 Gambar 2.11 Posisi Menyongkong Ketika Batuk, Pada Pasca Seksio Sesaria ....................................................................................

  33 Gambar 2.12 Dua Senam Yang Tidak Boleh dilakukan ..............................

  39 Gambar 2.13 Kerangka Teori .......................................................................

  41 Gambar 2.14 Kerangka Konsep ...................................................................

  42

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin penggunaan Lahan Lampiran 7 Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9 Surat Persetujuan Responden ( informed consent) Lampiran 10 Kuesioner validitas Lampiran 11 Pedoman Scoring validitas Lampiran 12 Kuesioner Penelitian Lampiran 13 Pedoman Scoring Penelitian Lampiran 14 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 15 Data Hasil Uji Validitas Lampiran 16 Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17 Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian (foto) Lampiran 19 Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

  ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010).

  Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis (Sulistyawati, 2009).

  Wanita yang setelah persalinan seringkali mengeluh tentang bentuk tubuh yang melar. Hal ini dapat dimaklumi karena merupakan akibat pembesaran otot rahim karena pembesaran selama kehamilan dan otot perut jadi memanjang sesuai usia kehamilan yang terus bertambah. Setelah persalinan, otot-otot tersebut akan mengendur. Selain itu, peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Hingga untuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula (Marmi, 2011).

  Oleh karena itu, mereka akan selalu berusaha untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah tidak indah lagi. Cara untuk mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah dan langsing seperti

  Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan, setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis (Marmi, 2012).

  Senam nifas mempunyai manfaat yang berarti bagi ibu baik secara fisiologis dan psikologis setelah melahirkan. Yaitu secara fisiologis membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot panggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan. Adapun manfaat psikologis yaitu menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan (Taufan, Nurrezki, Desi dan Wilis, 2014).

  Berdasarkan studi pendahuluan di RSU Assalam Gemolong yang di laksanakan pada tanggal 09 bulan Oktober 2014 di dapatkan data jumlah ibu nifas pada bulan Januari – bulan September 2014 terdapat sebanyak 993 ibu nifas. Setelah penulis melakukan wawancara terhadap 15 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan hasil bahwa 5 ibu nifas (37,5%) menjawab benar tentang senam nifas sedangkan 10 ibu nifas (62,5%) lainnya menjawab salah tentang senam nifas.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas di RSU Assalam Gemolong”.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

  Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam Gemolong

  2. Tujuan Khusus a Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam Gemolong pada tingkat baik. b Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam Gemolong pada tingkat cukup. c Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam Gemolong pada tingkat kurang. d Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat yang mempengaruhi pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU

  Assalam Gemolong

C. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang senam nifas.

  2. Bagi Penulis Penelitian ini untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh dalam bangku kuliah dan memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan

  3. Bagi Institusi a RSU Assalam Gemolong Memberi data bagi institusi kesehatan mengenai aspek tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan pelayanan kebidanan. b Pendidikan

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.

D. Keaslian Penelitian

  Penelitian serupa pernah dilakukan antara lain:

  1. Novita Restiana Dewi (2011), dari STIKES Muhammadiyah Klaten dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas Di BPS Supadmi Irianto Bulu Sukoharjo”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional.

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang ada di BPS Supadmi Irianto Bulu Sukoharjo pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011 yang berjumlah 30 ibu nifas. Analisis data dengan analisis

  univariat, teknik sampling dengan total sampling, instrumen yang

  digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan responden dalam kategori baik (40,0%),kategori cukup

  Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu lokasi penelitian, jumlah populasi, waktu penelitian dan hasil penelitian.

  Sedangkan persamaannya yaitu jenis penelitian Diskriptif dan Kuantitatif dan pendekatan cross seectional, populasi, analisa data serta alat pengumpulan data

2. Enggari Kurnia Ningrum (2013), dari STIKES Kusuma Husada

  Surakarta dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas hari Hari 1 – 6 Tentang Senam Nifas Di RSUD Pandan Arang Boyolali” penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan

  cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah selureh ibu nifas

  yang ada di RSUD Pandan Arang Boyolali pada bulan Maret sampai April yang berjumlah 140. Analisis data dengan analisis univariat, tehnik sampling dengan total sampling, alat/ instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden dalam kategori baik 8 orang (20%), cukup 26 orang (65%), kurang 6 orang (15%).

  Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu lokasi, jumlah populasi, waktu penelitian dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya yaitu jenis penelitian Diskriptif dan Kuantitatif dan pendekatan cross

  seectional, populasi, analisa data serta alat pengumpulan data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

  a. Pengertian Pengetahuan ( knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “ what” (Notoatmodjo, 2012).

  Pengetahuan juga merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil pengindraan manusia terhadap dunia luar. Selain itu, pengetahuan merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun tertulis (Mahmud, 2011).

  b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang.

  Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni:

1) Tahu (know)

  Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalahmengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

  2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

  3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

  Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaankata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

  5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation)

  Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

  Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

  Menurut Dewi dan Wawan (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

a) Pendidikan

  Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

  b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

  c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja

2) Faktor eksternal

  a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

  b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d. Cara memperoleh pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

  a) Cara coba salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode

  trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).

  b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.

  c) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

  d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

  e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara menghukum anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman merupakakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

  f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

  g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

  h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

i) Induksi

  Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Karena proses berpikir induksi itu nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkretkepada hal-hal yang abstrak. j) Deduksi

  Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384- 322 SM)mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.

2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

  Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian atau research methodology ( Notoatmodjo, 2012)

e. Kriteria tingkat pengetahuan

  Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu: : Bila nilai (x) > mean + 1 SD

  1) Baik : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD

  2) Cukup 3) Kurang : Bila nilai (x) < mean ─ 1 SD Keterangan : Mean : Rata –rata SD : Standar deviasi

2. Nifas

  a. Pengertian Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira- kira 6 minggu (Ambarwati, 2010 ).

  b. Tahapan masa nifas Menurut Wulandari dan Handayani (2011), nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:

  1) Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.

  3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan.

c. Kunjungan masa nifas

  Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi ( Marmi, 2012) Kunjungan dalam masa nifas antara lain :

1) Asuhan pada 6-8 jam post partum a) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

  b) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.

  c) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga

  d) tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan otonia uteri.

  e) Pemberian asi awal

  f) Mengajarkan cara mempererathubungan atara ibu dan bayi baru lahir.

  g) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hepotermi.

  h) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama.

i) Setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keaadaan baik.

2) Asuhan pada 2 hari post partum

  a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

  b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.

  c) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

  d) Memastika ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.

  e) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.

  f) Memberikan koseling tentang perawatan bayi baru lahir.

3) Asuhan pada 2 minggu post partum

  a) Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.

  b) Asuhan pada 6 minggu post partum

  c) Menanyakan penyulit-penyulit yang di alami ibu selama masa nifas d) Memberikan konseling kb secara dini.

4) Asuhan pada 6 minggu post partum

  a) menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas b) memberikan konseling KB secara dini

d. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

  Perubahan - perubahan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

1) Perubahan sistem reproduksi

a) Involusi uteri

  Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses di mana uterus kembali kekondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60gram (Marmi, 2012).

b) Lokia

  Menurut Saleha (2009) lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum selama masa nifas. Berikut beberapa jenis lokia pada masa wanita pada masa nifas :

  1. Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan. Lokia ini yang akan keluar selama dua sampai 3 hari postpartum

  2. Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan

  3. Lokia serosa berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca persalinan

  4. Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai hari ke- 14 kemudian makin lama makin sedikit sehingga sama sekali berhenti sampai sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit da sel-sel desidua.

  c) Endometrium Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta (Saleha, 2009).

  d) Serviks Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensi lunak, kadang terdapat perlukaan kecil. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalinan menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk ke rongga rahim, post partum serviks menutup (Wulandari dan Handayani, 2011).

e) Vulva, vagina dan perineum

  Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina berangsur- angsur muncul kembali. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan.

  Pada hari ke-5 post partum, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan (Marmi, 2012)

2) Perubahan sistem pencernaan

  Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah melahirkan yang disebabkan karena pada waktupersalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan serta kurangnya aktifitas tubuh(Sulistyawati, 2009).

3) Perubahan sistem perkemihan Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.

  buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo6 minggu (Anggraini, 2010).

  4) Perubahan sistem muskuloskeletal Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamen rotundum mengendur, sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan penunjang alat genetalia yang mengendur dapat diatasi dengan latihan-latihan tertentu. Mobilitas sendi berkurang dan posisi lordosis kembali secara perlahan-lahan (Saleha, 2009). 5) Perubahan pada sistem endokrin

  Saat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar HCG dan HPL(Human Placental Lactogen), estrogen dan progesteron secara berangsur-angsur turun dan normal kembali setelah 7 hari post partum. HCG tidak terdapat dalam urine ibu setelah 2 hari post partum. HPL tidak terdapat dalam plasma

  6) Perubahan sistem kardiovaskular Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama post partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke tiga post partum(Bahiyatun, 2009). 7) Perubahan sistem hematologi

  Peningkatan sel darah putih pada awal masa nifas barsamaan dengan peningkatan tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3 hari post partum , konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2% atau lebih. Total kehilangan darah pada saat persalinan dan nifas kira-kira 700- 1500 ml (200-500 ml hilang pada saat persalinan, 500-800 ml hilang pada minggu pertama post partum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas(Bahiyatun, 2009).

  8) Perubahan tanda vital Tekanan darah harus dalam keadaan stabil. Suhu turun secara perlahan, dan stabil pada 24 jam post partum. Nadi menjadi normal setelah persalinan (Bahiyatun, 2009).

e. Perubahan psikologis pada masa nifas

  Menurut Anggraini (2010), perubahan psikologis ibu pada masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu:

  1) Taking in (1-2 hari post partum) Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada dirinya, tubuhnya sendiri. Mengulang-ulang menceritakan pengalaman proses bersalin yang dialami. Wanita yang baru melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala kurang tidur dengan gejala lelah, cepat tersinggung, yang bercampur dengan proses pemulihan.

  2) Taking hold (2-4 hari post partum) Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya. Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai kemampuan untuk merawat bayinya, cara menggendong dan menyusui, memberi minum, mengganti popok. Wanita pada masaini sangat sensitif akan ketidakmampuannya dan cepat

  3) Letting go Pada masa ini pada umumnya ibu sudah pulang dari RS.

  Ibu mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, di harus menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi, begitu juga adanya grefing karena dirasakan sebagai mengurangi interaksi sosial tertentu. Depresi post partum sering terjadi pada masa ini.

f. Kebutuhan dasar ibu masa nifas

  Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya. Kebutuhankebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain: 1) Nutrisi dan cairan

  Nitrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa +700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian +500 kalori pada bulan selanjutnya. Selain nutrisi, yang tidak kalah penting untuk ibu nifas adalah cairan (air minum). Minum sedikitnya 3 liter setiap hari dan anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui (Marmi, 2012). 2) Ambulasi dini

  Mobilisasi perlu dilakukan agar tidak terjadi pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah ibu. Pada persalinan normal, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi atau pergi ke kamar mandi dengan dibantu, 1 atau 2 jam setelah melahirkan. Pasien section caesarea biasanya mulai ambulasi 24- 36 jam sesudah melahirkan (Marmi, 2012).

  3) Eliminasi Dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, seperti infeksi. Dan dalam 24 jam pertama pasien sudah harus dapat buang air besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit bagi ibu untuk buang air besar secara lancar(Sulistyawati, 2009). 4) Kebersihan diri

  Beberapa langkah penting pada perawatan kebersihan diri ibu post partum menurut Sulistyawati (2009), antara lain: a) Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi pada kulit bayi.

  b) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.

  c) Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari.

  d) Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali selesai membersihkan daerah kemaluannya.

  e) Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk menyentuh daerah luka.

5) Istirahat

  Menganjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk mencegah mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan deprsi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri(Ambarwati, 2010).

  6) Seksual Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri (Sulistyawati, 2009).

  7) Latihan/Senam nifas Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis (Marmi, 2012).

3. Senam Nifas

a. Pengertian

  Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu- ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali, dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung, dasar panggul, dan perut (Widianti dan Proverawati, 2010).

b. Tujuan senam nifas

  Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan menurut Wulandari dan Handayani (2011), adalah: 1) Memperbaiki peredaran darah. 2) Mengurangi rasa sakit pada otot-otot. 3) Mengencangkan otot-otot perut dan perineum 4) Melancarkan pengeluaran lokhea.

  5) Mempercapat involusi.

  6) Menghindari kelainan, misalnya emboli, thrombosis dan lain- lain.

  7) Untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan meningkatkan otot-otot punggung, pelvis dan abdomen.