PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN THINK PAIR AND SHARE DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA Mai Linawati, 12.10707.431207, email : Linamai043Gmail.com Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Ngawi ABSTRAK - PE
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF
TIPE SNOWBALL THROWING DAN THINK PAIR AND SHARE
DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA
Mai Linawati, 12.10707.431207, email
Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Ngawi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa padapelajaran matematika yang menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing dan metode
pembelajaran Think Pair and Share ( TPS ). 2) Untuk mengetahui pakah terdapat pengaruh kemampuan
memori siswa terhadap prestasi belajar siswa. 3) Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan metode pembelajaran tipe Think Pair and
Share terhadap kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini bersikap
eksperimen. Populasi penelitian ini siswa kelas X SMA. Dengan sampel kelas XIPA1 sebanyak 32 siswa
dan XIPA2 sebanyak 32 siswa. Kelas XIPA1 menggunakan metode ST dan XIPA2 menggunakan metode
TPS. Pokok bahasan yang digunakan Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Tahun Ajaran 2016/2017.
Pengumpulan data melalui tes prestasi kognitif, angket afektif dan tes kemampuan memori. Hipotesis
diuji dengan anava dua jalan.Dari analisis varians dua jalan dengan taraf signifikan α = 5% untuk hipotesis pertama diperoleh
F hitung < F tabel dimana F hitung = 0,1682 dan F tabel = 3,9959 sehingga H diterima. Hal ini membuktikan
bahwa tidak terdapat perbedaan pembelajaran matematika metode ST dan TPS terhadap prestasi belajar
siswa. Untuk hipotesis kedua diperoleh F hitung > F tabel dimana F hitung = 178,0423 dan F tabel = 3,9959
sehingga H ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh kemampuan memori terhadap
prestasi belajar siswa. Dan untuk hipotesis ketiga diperoleh F hitung < F tabel dimana F hitung = 0,9173 dan F tabel
= 3,9959 sehingga H diterima. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat interaksi antara metode ST dan
TPS terhadap kemampuan memori belajar siswa.Hasil penelitian ini menunjukan kemampuan memori memiliki pengaruh dalam pembelajaran
matematika. Guru hendaknya dapat menerapkan kemampuan memori untuk menjadi salah satu sumber
informasi dan bahan pertimbangan untuk mengkaji materi-materi yang berhubungan dengan pemikiran
kritis siswa, sehingga akan didapatkan hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar.Kata Kunci : Pembelajaran Matematika, Snowball Throwing (ST), Think Pair and Share (TPS), Kemampuan Memori, Persamaan dan Pertidaksamaan Linier.
PENDAHULUAN tercapai dan dapat memperlihatkan karakter
Pendidikan merupakan salah satu suatu negara. Upaya peningkatan mutu hal yang dapat mempengaruhi pendidikan juga dilakukan oleh pemerintah berkembangnya kemajuan suatu negara. Indonesia termasuk pembaruan kurikulum Pendidikan mempunyai peran yang sangat yang bertujuan untuk meningkatkan penting untuk meningkatkan kualitas kualitas belajar siswa, ujian akhir nasional sumber daya manusia. Oleh karena itu, yang semakin diperketat, dan peningkatan peningkatan mutu pendidikan selalu kualitas guru dengan adanya sertifikasi dilakukan agar kesejahteraan masyarakat guru. Tercapainya mutu pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar yang paling berperan adalah guru dan siswa. Seorang guru harus bisa memimpin dan menguasai kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan baik, sehingga tujuan pendidikan di Indonesia dapat tercapai.
Pada kenyataannya banyak siswa yang menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. Guru harus mampu merubah pemikiran siswa agar kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan, agar tidak monoton. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah pembelajaran dengan menggunakan model- model pembelajaran kooperatif. Tujuannya agar siswa menjadi aktif dalam proses belajar mengajar. Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan model pembelajaran, yaitu materi yang akan disampaikan sesuai, kesiapan guru, sarana dan prasarana sekolah. Serta siswa merasa nyaman dan senang terhadap model pembelajaran tersebut. Sehingga siswa menjadi aktif dalam proses belajar mengajar. Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif ini cocok untuk membangkitkan minat belajar siswa. Maka peneliti menggunakan metode pembelajaran
Snowball Throwing dan Think Pair and Share dalam proses belajar mengajar.
Metode Pembelajaran Snowball
Throwing dalam penerapannya, guru
membentuk beberapa kelompok dan memberikan satu lembar kertas kerja untuk satu pertanyaan. Kemudian kertas dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. Setelah siswa mendapat satu buah bola, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dari bola kertas yang mereka peroleh. Sedangkan dalam metode pembelajaran
Think Pair and Share
langkah pertama, guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. Langkah ke-2, selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Perbedaan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika yang menggunakan model kooperatif tipe Snowball Throwing dan model kooperatif tipe Think Pair and Share
(TPS)
? (2) Apakah terdapat pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa. (3) Apakah terdapat interaksi antara model kooperatif tipe
Snowball Throwing
dan Think Pair and
Share
terhadap kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan anava dua jalan dengan rancangan faktorial 2x2. Faktor pertama adalah ST dan TPS. Faktor kedua adalah kemampuan memori yang dibagi menjadi kemampuan memori tinggi dan rendah. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas
X SMA Negeri 1 Jetis pada semester ganjil Tahun Ajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan kelas X yaitu 2 kelas yang terdiri dari dua kelompok. Pertama menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing dan ke-2 menggunakan metode pembelajaran Think Pair and Share .
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Instrumen tersebut dibuat untuk mengukur prestasi kognitif, afektif dan faktor internal siswa berupa kemampuan memori. Tes prestasi kognitif berbentuk tes pilihan ganda. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi persamaan dan pertidaksamaan linier setelah diberikan materi pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing dan Think Pair and Share. Sebelum digunakan dalam penelitian, tes ini dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana instrumen tes kognitif dapat dipahami oleh siswa dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan siswa untuk menjawab. Selain itu dengan dilakukannya uji coba instrumen dapat ditentukan instrumen yang baik dengan menghitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
Berdasarkan desain faktorial penelitian, analisis yang cocok adalah ANAVA dua jalan. Dalam ANAVA dua jalan dipersyaratkan dipenuhinya setiap populasi berdistribusi normal dan populasi mempunyai varians yang sama. Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varians dua jalan mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok - kelompok yang dibandingkan memiliki variansi yang sama atau homogen. Oleh karena itu analisis varians mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data.
HASIL
Instrumen prestasi kognitif yang di uji cobakan berupa 40 soal obyektif (pilihan ganda) dengan 13 indikator yang terbagi dalam 4 ranah kognitif yaitu C1 sebanyak 6 butir soal, C2 sebanyak 13 butir soal, C3 sebanyak 17 butir soal, dan C4 sebanyak 4 butir soal yang disajikan dalam Tabel 2 butir soal. Selanjutnya, hasil dari uji coba sebagai berikut : dilakukan pengolahan data yaitu uji Tabel 2 validitas, reliabilitas, uji daya beda dan uji Kisi-Kisi Kemampuan Memori tingkat kesukaran.
Jml No Indikator Soal
Setelah persiapan instrumen
Soal
penelitian selesai peneliti melaksanakan
1. Menentukan bentuk umum penelitian dan pengumpulan data. persamaan dan
6 Penelitian dilakukan dengan populasi pertidaksamaan linear berjumlah 64 siswa. Sampel yang
2. Mengidentifikasi masalah digunakan adalah kelas X dengan yang berhubungan dengan
3 pembelajaran menggunakan model sistem persamaan dan kooperatif tipe Snowball Thrawing dan pertidaksamaan linear
Think Pair and Share . Pada
3. Membuat model matematika pelaksanaannya, kelas X.A diberikan yang berhubungan dengan
3 pembelajaran menggunakan Snowball sistem persamaan dan
Thrawing dan kelas X.B menggunakan
pertidaksamaan linear
Think Pair and Share . Data sampel
4. Menentukan sistem penelitian disajikan dalam Tabel 1 sebagai persamaan dan
3 berikut : pertidaksamaan
Tabel 1 JUMLAH
15 Sampel Penelitian
Kelas Model Jumlah Rata Hasil pengukuran data yang telah
- – Uji Prasyarat
Kooperatif Siswa rata dikumpulkan dapat dilakukan uji prasyarat Tipe untuk menentukan jenis stastistika yang
X.A ST 32 73,28 digunakan. Uji prasyarat berupa uji
X.B TPS 32 72,75 normalitas dan homogenitas.
Uji Normalitas
Kisi-kisi tes kemampuan memori Uji normalitas hasil prestasi jangka panjang yang di uji cobakan berupa belajar yang dilakukan di kelas X dengan 15 soal dengan 4 indikator yang terbagi pokok bahasan persamaan dan dalam 4 ranah kognitif yaitu C1 sebanyak 2 pertidaksamaan linier, terdiri dari beberapa butir soal, C2 sebanyak 7 butir soal, C3 uji normalitas yaitu sebagai berikut : (1) sebanyak 3 butir soal, dan C4 sebanyak 3 Kelompok siswa pada pembelajaran
2
matematika menggunakan metode
obs
Hasil yang diperoleh = - Snowball Thrawing. (2) Kelompok siswa
1,914. Daerah kritik untuk uji ini adalah pada pembelajaran matematika
2
2
DK = { / > 3,8415}. Hal ini berarti menggunakan metode Think Pair and
H yaitu sampel berasal dari populasi yang Share. (3) Kelompok siswa pada homogen diterima, maka sampel untuk pembelajaran matematika menggunakan kelas eksperimen Think Pair and Share metode Snowball Thrawing dengan dan eksperimen Snowball Thrawing kemampuan memori rendah. (4) Kelompok adalah homogen.
Keterangan diatas
siswa pada pembelajaran matematika menunjukkan bahwa data homogen. menggunakan metode Snowball Thrawing
Uji Hipotesis
dengan kemampuan memori tinggi. (5) Karena uji prasyarat berupa uji
Kelompok siswa pembelajaran matematika normalitas dan uji homogenitas terpenuhi menggunakan metode TPS dengan maka menggunakan statistika parametrik kemampuan memori rendah. (6) Kelompok siswa pembelajaran matematika dengan uji hipotes is menggunakan menggunakan metode TPS dengan
ANAVA dua jalan. Hasil perhitungan
kemampuan memori tinggi. (7) Kelompok analisis varians dua jalan sel tak sama siswa pada pembelajaran matematika dengan taraf signifikansi 0,05 sebagai menggunakan metode TPS dan ST dengan berikut : kemampuan memori rendah. (8) Kelompok
Tabel 3
siswa pada pembelajaran matematika
Analisis Variansi Dua Jalan
menggunakan metode TPS dan ST dengan
Sumber JK dk RK Fobs Ftabel
kemampuan memori tinggi. (9) Kelompok
Metode 15, 15, 0,16 3,99
siswa pada pembelajaran matematika Pembela
1 4330 4330
82
59 jaran(A)
menggunakan metode TPS dan ST.
Tipe
Kesembilan kelompok siswa yang diuji
Kemam berdistribusi normal.
16334, 16334, 178, 3,99 puan
1 Uji Homogenitas Prestasi Kognitif 4525 4525 0423
59 Memori
Uji homogenitas menggunakan uji
(B)
2 pada kelas eksperimen TPS dan kelas
Interaksi 84, 84, 0,91 3,99
1
eksperimen ST dengan taraf signifikansi (AB) 1609 1609
73
59 5688, 91, hitung tabel .
≤ L = 5%, diterima jika L
62 Galat 1754 7448
Rangkuman dari hasil pengujian
22122,
homogenitas sebagai berikut :
65 Total 2218 Rangkuman Analisis Varians Dua sedangkan rerata marginal dengan Jalan tersebut menunjukkan bahwa : kemampuan memori rendah adalah 53,08. Hipotesis 1 : Pada baris metode Hipotesis 3 : Pada baris interaksi pembelajaran (A) diperoleh DK = {F | F a > (AB) diperoleh DK = {F | F ab > 3, 9959} ; 3,9959} ; F obs = 0,1682. Ini berarti F hitung ≤ F obs = 0,9173. Ini berarti F hitung ≤ F tabel maka F tabel maka H diterima. H diterima.
PEMBAHASAN
Hipotesis 2 : Pada baris tipe kemampuan memori (B) diperoleh DK = {F Berdasarkan rangkuman hasil uji | F b > 3, 9959} ; F obs = 178,0423. Ini berarti normalitas dapat dilihat bahwa ke-9 F hitung ≥ F tabel maka H ditolak. Sehingga kelompok siswa tersebut mempunyai nilai dilakukan uji lanjut pasca anava L hitung ≤ L tabel sehingga H diterima. Jadi menggunakan metode Scheffe’. dapat disimpulkan bahwa ke-9 kelompok
Tabel 4 siswa berdasarkan nilai kognitif dan Uji Komparasi Rerata Antar Kolom kemampuan memorinya berdistribusi F Keputu- normal. Berdasarkan keterangan di atas, Ho Fobs tabel san Uji
diperoleh uji homogenitas menggunakan uji
μ.1 = 177, 3,99 H Kemampuan
F pada kelas eksperimen TPS dan 7190 59 ditolak Memori μ.2
eksperimen ST dengan tingkat signifikan
α
2 = 5%. Hasil yang diperoleh obs = -1,914.
Uji rataan antara kolom diperoleh Daerah kritik untuk uji ini adalah DK = { hasil yang menunjukan F obs = 177,7190
2
2
dengan F tabel = 3,9959. Ini berarti F hitung ≥ / > 3,8415}. Hal ini berarti H F tabel maka H ditolak. diterima yaitu sampel berasal dari populasi
Tabel 5
yang homogen, maka sampel untuk kelas
Rataan dan Jumlah Rataan
eksperimen TPS dan eksperimen ST adalah Kemampuan homogen. Metode Memori Rerata
Jika semua perhitungan normalitas Tinggi Rendah Marginal berdistribusi normal, kemudian uji
TPS 85,1053 54,6923 72,7500 homogenitasnya menunjukan homogen. ST 86,4500 51,3333 73,2813 Maka penelitian ini dapat dilanjutkan Rerata dengan uji statistik parametrik.
85,7949 53,0800 Marginal (1) Hipotesis Pertama
H
0A : Tidak ada perbedaan pembelajaran
Rerata marginal dengan matematika metode ST dan TPS terhadap kemampuan memori tinggi adalah 85,79 prestasi belajar siswa H
1A : Ada perbedaan pembelajaran
matematika metode ST dan TPS terhadap prestasi belajar siswa Pada baris metode pembelajaran
(A) diperoleh F tabel = 3,9959 dan F obs = 0,1682. Ini berarti F hitung ≤ F tabel maka H diterima, sehingga tidak ada perbedaan pembelajaran matematika metode ST dan TPS terhadap prestasi belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan metode
Snowball Throwing
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. Setiap kelompok ada yang terdiri dari 5 orang, ada juga yang 6 orang. Setiap kelompok membahas semua materi secara bersama-sama. Kemudian setelah semua selesai, setiap siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan sendiri. Setelah itu kertas tersebut dibentuk seperti bola dan dilempar satu kelas dari satu siswa ke siswa lain. Dibahas secara bersama-sama dengan pendampingan dari guru.
Diharapkan siswa untuk aktif mempelajari dan memahami materi secara mandiri terlebih dahulu. Selain itu, didalam LKS yang dibuat sendiri oleh guru terdapat soal-soal yang dapat membuat siswa memahami konsep. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan metode yang menyenangkan karena pada saat pembelajaran berlangsung siswa dapat bertukar pikiran, sehingga siswa dapat mengeluarkan pendapat serta mengembangkan rasa solidaritas. Hal tersebut menjadikan pembelajaran berpusat kepada siswa. Siswa dapat belajar aktif, kreatif dan berfikir kritis dalam memecahkan suatu persoalan. Pada model ini, guru tidak menjelaskan materi secara penuh melainkan siswa diberikan suatu konteks persoalan nantinya siswa akan menyelesaikan sendiri maupun diskusi yang kemudian disampaikan kepada teman sekelas.
Pada metode Think Pair and Share pertama-tama guru menyampaikan materi, kemudian mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran. Selanjutnya meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah (Tahap Think). Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan 2 orang, tidak lebih dari 5 menit dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh (Tahap Pair). Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan (Tahap Share). Kesimpulan dari hasil diskusi yang diperoleh siswa kemudian dikemukakan di depan kelas dan guru mempersilahkan kelompok lain untuk memberikan pendapat dari hasil diskusi yang telah dikemukakan tersebut. Pada pertemuan terakhir sebelum pelaksanaan
post test guru memberikan klarifikasi
mengenai semua materi dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang belum jelas.
Pada kelas yang menggunakan metode Think Pair and Share siswa cenderung pasif dan tidak kreatif karena hanya bekerja sama dengan teman sebangku saja. Manfaat TPS antara lain adalah memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain (Miftahul Huda, M.Pd, 2013). Hal ini yang menyebabkan siswa belajar pasif dan merasa bosan dan tidak ada teman lain untuk berdiskusi. Faktor yang menyebabkan kedua pembelajaran tidak ada bedanya berdasarkan fakta saat penelitian yang relevan dari Nindya Andaruni Novtania (2013) yang menyimpulkan pada metode Snowball
Throwing, siswa diberi kebebasan dalam
menyelesaikan suatu persoalan dengan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya. Sedangkan pada metode Think
Pair and Share membuat siswa
perhatiannya kurang karena membosankan dan tidak melibatkan aktifitas siswa secara menyeluruh.
Dalam hal ini kedua model pembelajaran tersebut termasuk dalam model pembelajaran kooperatif yang seimbang, karena sama-sama metode pembelajaran yang menerapkan sistem kelompok. Namun yang berbeda disini adalah jumlah siswa dalam kelompok. Metode Think Pair and Share hanya terdiri dari 2 siswa, sedangkan Snowball Throwing terdiri dari 4-5 siswa. Pada bab-bab sebelumnya dua model pembelajaran kooperatif ini juga memiliki banyak keunggulan dan keuntungannya sendiri- sendiri. Namun dalam penelitian ini, dilihat dari hasil analisis uji hipotesis tidak ada perbedaan pembelajaran matematika metode ST dan TPS terhadap prestasi belajar siswa. (2) Hipotesis Kedua H
0B : Tidak ada pengaruh kemampuan
memori terhadap prestasi belajar H
1B : Ada pengaruh kemampuan memori
terhadap prestasi belajar Uji rataan antara kolom diperoleh hasil F obs = 177,7190 dengan F tabel = 3,9959.
Ini berarti F hitung ≥ F tabel maka H ditolak.
Rataan marginal hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan memori tinggi adalah 85,7494, sedangkan rataan marginal hasil belajar matematika dengan kemampuan memori rendah adalah 53,08. Ini berarti dapat disimpulkan ada pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa. Melalui uji Scheffe , didapatkan perbedaan sebagai berikut. Ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan kemampuan memori tinggi dengan rendah. Karena rataan hasil belajar matematika pada kelompok siswa dengan kemampuan memori tinggi lebih tinggi dari pada rataan prestasi belajar pada kelompok siswa dengan kemampuan memori rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan kemampuan memori tinggi lebih baik dari pada kemampuan memori rendah. Kelompok kemampuan memori tinggi memiliki hasil belajar matematika yang baik dibandingkan kelompok kemampuan memori rendah menunjukkan bahwa baik buruknya kemampuan memori dapat mempengaruhi prestasi belajar. Kemampuan memori dapat dimasukkan ke dalam faktor prestasi belajar. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Miftahul Huda, M.Pd, 2013). Dalam penelitian ini, diketahui siswa yang memiliki kemampuan memori rendah hanya mengikuti siswa yang pandai dalam kelompoknya dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada anggota kelompok yang lain. Dan siswa tersebut adalah siswa yang pasif selama kegiatan berlangsung.
Kemampuan memori sebagai salah satu faktor internal dari siswa dan memberikan pengaruh terhadap siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dapat mengingat materi dengan baik dan juga dapat menyimpannya dalam jangka waktu cukup lama sehingga mendapatkan hasil belajar yang baik. Sedangkan siswa yang kemampuan memorinya rendah akan mendapatkan hasil belajar yang kurang baik. Siswa dengan kemampuan memori tinggi mengerjakan soal dengan baik dan bersungguh-sungguh sehingga mendapatkan hasil rerata yang jauh lebih baik daripada siswa dengan kemampuan memori rendah. Hal ini sependapat dengan penelitian yang relevan dari penelitian Dody Apriyanto (2013) siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dapat mengingat materi dan menyimpan dalam waktu lama sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal. (3) Hipotesis Ketiga H
0AB : Tidak ada interaksi antara metode ST
dan TPS terhadap kemampuan memori belajar siswa. H
1AB : Ada interaksi antara metode ST dan
TPS terhadap kemampuan memori belajar siswa.
Pada hipotesis 3 menunjukan pada baris interaksi (AB) diperoleh F tabel = 3, 9959 dan F obs = 0,9173. Ini berarti F hitung
≤ F tabel maka H diterima. Dari hasil diatas diketahui bahwa tidak ada interaksi antara metode ST dan TPS terhadap kemampuan memori belajar siswa. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Dody Apriyanto (2013) yang menyatakan “Antara penggunaan metode pembelajaran dan perbedaan kemampuan memori mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar kognitif maupun afektif siswa”. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori di otak, sebagai tempat menyimpan informasi untuk periode waktu yang panjang (Trianto, 2009). Ini berarti dapat disimpulkan bahwa sebenarnya ada interaksi antara metode pembelajaran ST dan TPS terhadap kemampuan memori belajar siswa. Tetapi kalau dilihat dari hasil analisis uji hipotesis menunjukkan H
0AB
2. Ada pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa.
Snowball Throwing guru hendaknya tetap
Sesuai dengan kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yang nantinya dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada pembelajaran matematika. Adapun saran-saran kepada guru, antara lain sebagai berikut : (a) Hendaknya guru memiliki rasa tanggung jawab terhadap hasil belajar siswa, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan dinamis. Guru sebagai pengajar mempunyai beban moral terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang menjadi tanggung jawabnya. (b) Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model
SARAN
terhadap kemampuan memori belajar siswa.
and Share
dan Think Pair
Snowball Throwing
3. Tidak ada interaksi antara metode
Throwing dan Think Pair and Share terhadap prestasi belajar siswa.
diterima. Ini berarti tidak ada interaksi antara metode ST dan TPS terhadap kemampuan memori belajar siswa. Dalam hal ini apabila dilihat dari rerata marginalnya kedua model pembelajaran tersebut ada interaksi terhadap kemampuan memori siswa.
Tidak ada perbedaan pembelajaran matematika metode Snowball
Simpulan uji hipotesis ini merupakan rangkuman dari hasil penelitian diatas. Berdasarkan deskripsi data dan hasil analisis pengujian hipotesis tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
KESIMPULAN
berbeda untuk tiap kategori kemampuan memori siswa. Hal diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suasana pembelajaran di kelas dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar baik dalam kelas yang mengakibatkan ada sebagian siswa yang kurang perhatian pada materi yang disampaikan.
and Share mempunyai prestasi yang
pembelajaran dengan metode Think Pair
Throwing maupun siswa yang mengikuti
Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Snowball
memantau aktivitas siswa dengan baik di kelas atau saat praktikum untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memahami konsep oleh siswa. (c) Para guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran ST dan TPS untuk digunakan dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari materi yang diberikan. Saran kepada peneliti lain sebagai Numbered Head Together (NHT)
Dan Think Pair Share (TPS)
berikut : (a) Perlu dilakukan penelitian
Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa
lebih lanjut mengenai model Think Pair
and Share Pada Pokok Bahasan Relasi Dan
dan Snowball Throwing terhadap
Fungsi Kelas VIII SMP Negeri
materi pokok yang berbeda agar metode
Se-Kabupaten Pacitan Tahun
tersebut dapat berkembang dan bermanfaat
Pelajaran 2015/2016 untuk kegiatan pembelajaran. (b) Untuk . Tesis.
keberhasilan penelitian sebaiknya pikirkan Surakarta: Universitas. Program alokasi waktu yang tepat sehingga membuat Pascasarjana UNS. kinerja dan hasil penelitian maksimal. Daneshamooz, Saeed. 2012. Experimental
REFERENSI Research About Effect Of Model-Model Mathematics Anxiety, Working
Miftahul Huda. 2013.
Pengajaran dan Pembelajaran. Memory Capacity On
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Students’Mathematical
Darmasyah. 2010. Strategi Pembelajaran Performance With Three Different Menyenangkan dengan Humor. Types Of Learning Methods.
Jakarta: Bumi Aksara Islamic Azad University. Trianto. 2009. Mendesain Model Browling, Ariana Sampsel. 2013. Finding
Pembelajaran Inovatif-Progresif . The Effects Of Think Pair Share
Jakarta: Kencana On Student Canfidence And Beni S. Ambarjaya. 2012. Psikologi Participation. Green State Pendidikan dan Pengajaran. University.
Yogyakarta: Cempaka Putih Budiyono, 2009. Statistika Untuk Rahayu, Marta Rofika. 2015. Pembelajaran Penelitian. Surakarta: Sebelas
Matematika Menggunakan Maret University Press.
Numbered Head Together (NHT) Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Dengan Media Powerpoint Dan Penelitian Suatu Pendekatan Bagan Ditinjau Dari Kemampuan Praktik . Jakarta: Rineka cipta. Memori Pada Pokok Bahasan Zainal Arifin, 2013. Evaluasi Persegi Dan Persegi Panjang. Pembelajaran. Bandung: Remaja
Jurnal Akademis dan Gagasan Rosdakarya. Matematika, Edisi ke-2, hal.1-8. Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: Ngawi: STKIP PGRI NGAWI. Tarsito.
Heritin, Anisak. 2016. Eksperimentasi
Model Pembelajaran Tipe Budiyono, 2013. Statistika Untuk Penelitian.
Surakarta: Sebelas Maret University Press. Novtania, Nindya Andaruni. 2013.
Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dan Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri
Jurnal. Madiun: IKIP PGRI Madiun.
Apriyanto, Dody. 2013. Pengaruh Metode
Pembelajaran Mind Mapping dan Kemampuan Memori Siswa Terhadap Prestasi Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Hukum- Hukum Dasar Kimia Pada Siswa Kelas X Semester Gasal di SMA Negeri
1 Mojolaban Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.