5. Puji Rahayu Dian Nur Afifah Mu’ah. 27 34

  

GAMBARAN PERUBAHAN DERAJAT DISMENORRHEA PADA WANITA USIA SUBUR

YANG PERNAH MELAHIRKAN DI DUSUN SIDOKUMPUL DESA BLIMBING

KECAMATAN PACIRAN

Puji Rahayu*, Dian Nur Afifah**, Mu’ah***

…………......……….…… …… . .….

  

ABSTRAK

…… … ......………. …… …… . .….

  Dismenorrhea merupakan masalah yang paling sering dialami oleh kebanyakan wanita,

dismenorrhea adalah nyeri saat menstruasi. Pengaruh prostaglandin yang berlebih menyebabkan

  terjadinya dismenorrhea. Pada umumnya derajat dismenorrhea akan berkurang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia dan kelahiran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perubahan derajat dismenorrhea pada wanita usia subur yang pernah melahirkan. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu Wanita Usia Subur yang pernah melahirkan di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing, dengan besar sampel 112 responden, pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, waktu penelitian November-Desember 2008. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dan dimasukan kedalam

  

tabel distribusi frekuensi . Hasil penelitian menunjukan responden yang mengalami penurunan

  derajat dismenorrhea sebanyak 38 responden (33,93%) dan sudah tidak mengalami dismenorrhea (menghilang) sebanyak 58 responden (51,79%). Dari penelitian di atas diharapkan responden harus aktif dalam memperoleh informasi tentang kejadian dismenorrhea selain itu bagi petugas kesehatan agar mengoptimalkan perannya sehingga dapat menurunkan kejadian dismenorrhea.

  Kata Kunci : Paritas, Derajat Dismenorrhea PENDAHULUAN . …… . … … .

  Dalam menjalani hidupnya, wanita akan melewati beberapa fase perubahan alami di tubuhnya serta masalah yang menyertainya, yaitu saat mengalami menstruasi pertama, pertama kali berhubungan seksual, mengandung dan melahirkan, hingga menopause (berhentinya menstruasi).

  Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan wanita adalah nyeri saat menstruasi (Dismenorrhea). Sebenarnya nyeri saat menstruasi merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari- harinya. Tidak sedikit wanita yang mengeluh nyeri saat menstruasi atau dismenorrhea yang terjadi beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah menarche (biasanya mulai 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimal antara usia 15 dan 25).

  Dismenorrhea merupakan sakit

  menjelang atau selama menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas sehari-sehari bahkan ada yang membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur.

  Dismenorrhea dibagi menjadi 3 yaitu dismenorrhea ringan jika berlangsung

  beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari, dismenorrhea sedang jika tanpa perlu meninggalkan kerjanya tetapi diperlukan obat penghilang rasa nyeri, dan tergolong dismenorrhea berat jika perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, kemeng pinggang, diare dan mual muntah.

  Faktor–faktor yang mempengaruhi

  dismenorrhea meliputi 1) Usia, nyeri haid

  sering terjadi pada wanita usia muda, karena belum mencapai kamatangan biologis (khususnya alat reproduksi yaitu pertumbuhan endometrium masih belum sempurna), psikologis (gadis yang emosinya masih labil) maupun sosial. Frekuensi nyeri akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan (Llewellyn, 2001); 2) Perkawinan, Perempuan yang sudah kawin memiliki resiko nyeri saat menstruasi yang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang belum kawin. Hal Ini karena perkawinan membawa perubahan fisiologik pada genetalia maupun perubahan psikis pada wanita yang sudah menikah (Galya Junizar, 2001); 3) Paritas, pada umumnya keram menstruasi berat yang sering terjadi pada wanita muda sering menghilang setelah kehamilan pertama (Ganong, 2002). Hal ini diduga terjadi karena hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan (IMCW, 2007); 4) Konsumsi Alkohol, nyeri akan bertambah pada wanita yang sering mengkonsumsi alcohol, kopi dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. (Kumalasuci, 2007); 5) Pemakaian IUD, pemasangan AKDR dalam rahim dapat merangsang uterus sehingga menimbulkan rasa nyeri saat menstruasi (IMCW, 2007).

  Llewellyn (2001:216) menuliskan bahwa frekuensi dismenorrhea akan menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Keram menstruasi berat yang sering terjadi pada wanita muda sering menghilang setelah kehamilan pertama (Ganong, 2002:431). Ditegaskan pula oleh Galya Junizar (2001) sering kali segera setelah perkawinan

  dismenorrhea pada setiap wanita usia subur

  dismenorhea pada wanita usia subur yang

  Jenis Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang pernah melahirkan di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian wanita usia subur yang pernah melahirkan yang memenuhi kriteria inklusi dengan besar sampel 112 responden. Variabel dalam penelitian ini adalah derajat

  METODE PENELITIAN .… … .…

  pernah melahirkan di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

  dismenorhea pada wanita usia subur yang

  Tujuan penelitian diatas untuk mengetahui gambaran perubahan derajat

  yang mempunyai keluhan dismenorrhea pada siklus haidnya setelah melahirkan. Karena dismenorrhea ini sudah dianggap masalah yang serius apabila mengganggu kehidupan sehari-hari.

  Dari data survei awal menunjukan adanya masalah. Masalah tersebut adalah banyaknya wanita usia subur yang mengalami nyeri saaat menstruasi (dismenorrhea). Dengan demikian masih perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui perubahan derajat

  dismenorrhea hilang dan jarang masih menetap.

  dismenorrhea .

  5 responden grandemultipara semua pernah mengalami

  dismenorrhea , dan

  Berdasarkan survei awal di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan didapatkan hasil bahwa dari total 5 responden primipara semua mengalami dismenorrhea, 5 responden multipara semua mengalami

  primer dialami 60-75% wanita muda. Pada tiga perempat wanita yang mengalaminya, intensitas kram ringan atau sedang, tetapi pada 25 % nyerinya berat dan membuat penderita tidak berdaya (Llewellyn,2001).

  Dismenorrhea spasmodik atau dismenorrhea

  Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan yang menstruasi di setiap negara mengalami nyeri haid. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama haid.

  Dismenorrhea menjadi satu masalah tersendiri yang banyak dialami kaum wanita.

  pernah melahirkan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis penelitian menggunakan tabel distribusi frekuensi.

  HASIL PENELITIAN.

  2. Data Khusus

  1) Karakteristik responden berdasarkan

1. Data Umum derajat dismenorrhea sebelum melahirkan.

  1) Karakteristik responden berdasarkan umur

  Tabel 3 Distribusi Derajat

  Klasifikasi umur dari responden

  Dismenorrhea pada Primipara dapat dilihat pada tabel 1. sebelum melahirkan di Dusun Tabel 1 Distribusi umur ibu di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bulan November- Lamongan bulan November- Desember 2008 Desember 2008

  No Derajat Frekuensi Persentase Prosentase No. Umur Frekwensi (%) Dismenorrhea (%)

  1. < 20 tahun 25 22,32

  1 Derajat Berat

  24

  50

  2 Derajat Sedang 19 39,58 2. 20-35 tahun 82 73,22 3. > 35 tahun

  5 4,46

  3 Derajat Ringan 5 10,42 Jumlah 48 100 Jumlah 112 100

  Dari tabel 3 di atas menunjukkan Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 48 responden ibu primipara bahwa sebagian besar responden berusia

  50% mengalami derajat dismenorrhea berat antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 82 yaitu sejumlah 24 responden, dan sebagian responden (73,22%) dan sebagian kecil kecil mengalami derajat dismenorrhea berusia > 35 tahun yaitu sebanyak 5 ringan yaitu sebanyak 5 responden dengan responden (4,46%). prosentase 10,42%.

  2) Karakteristik responden berdasarkan

  Tabel 4 Distribusi Derajat

  paritas

  Dismenorrhea pada Multipara

  Karakteristik ibu berdasarkan paritas

  sebelum melahirkan di Dusun dapat dilihat pada tabel 2. Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Tabel 2 Distribusi paritas ibu di Dusun Lamongan bulan November- Sidokumpul Desa Blimbing Desember 2008 Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bulan November- No Derajat Frekuensi Persentase

  Desember 2008 Dismenorrhea (%)

  Prosentase

  1 Derajat Berat 23 41,82 No. Paritas Frekwensi (%)

  2 Derajat Sedang

  22

  40

  1. Primipara 48 42,86

  3 Derajat Ringan 10 18,18

  2. Multipara 55 49,11 Jumlah 55 100

  3. Grandemultipara 9 8,03 Jumlah 112 100

  Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 112 responden sebagian besar ibu multipara mengalami derajat

  Berdasarkan tabel 2 di atas dapat

  dismenorrhea berat yaitu sejumlah 23

  diketahui bahwa dari 112 responden sebagian responden dengan prosentase 41,82%, dan besar ibu multipara yaitu 55 responden sebagian kecil ibu multipara mengalami dengan prosentase 49,11% dan sebagian kecil derajat dismenorrhea ringan yaitu sebanyak ibu grandemultipara yaitu sebesar

  9 10 responden dengan prosentase 18,18%. responden dengan prosentase 8,03%.

  Tabel 5 Distribusi Derajat Dismenorrhea pada Grandemultipara sebelum melahirkan di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bulan November- Desember 2008

  35 5,45 12,73 18,18 63,64 Jumlah

  No Derajat Dismenorrhea

  Frekuensi Persentase (%)

  1.

  2.

  3.

  4. Derajat Berat Derajat Sedang Derajat Ringan Tidak mengalami dismenorrhea

  3

  7

  10

  55 100

  Dari tabel 6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primipara mengalami derajat dismenorrhea ringan yaitu sebanyak 17 responden dengan presentase 35,42% dan sebagian kecil ibu primipara mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sebanyak 4 responden dengan prosentase 8,33%.

  Dari tabel 7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu multipara tidak mengalami dismenorrhea setelah melahirkan anak yaitu sebanyak 35 responden dengan presentase 63,64%, dan sebagian kecil ibu multipara mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sebanyak 3 responden dengan prosentase 5,45%.

  Tabel 8 Distribusi Derajat Dismenorrhea pada Grandemultipara setelah melahirkan di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bulan November- Desember 2008

  No Derajat Dismenorrhea

  Frekuensi Persentase (%)

  1.

  2.

  3.

  4. Derajat Berat Derajat Sedang Derajat Ringan Tidak mengalami dismenorrhea

  9 100 Jumlah 9 100

  Tabel 7 Distribusi Derajat Dismenorrhea pada Multipara setelah melahirkan di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bulan November- Desember 2008

  48 100

  No Derajat Dismenorrhea

  dismenorrhea sedang yaitu sebanyak 4

  Frekuensi Persentase (%)

  1

  2

  3 Derajat Berat Derajat Sedang Derajat Ringan

  2

  4

  3 22,22 44,44 33,33

  Jumlah 9 100

  Dari tabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari 9 responden ibu grandemultipara sebagian besar mengalami derajat

  responden dengan presentase 44,44%, dan sebagian kecil ibu grandemultipara mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sebanyak 2 responden dengan prosentase 22,22%. 2) Karakteristik responden berdasarkan derajat dismenorrhea setelah melahirkan

  14 8,33 27,08 35,42 29,17 Jumlah

  Tabel 6 Distribusi Derajat Dismenorrhea pada Primipara setelah melahirkan di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bulan November- Desember 2008

  No Derajat Dismenorrhea

  Frekuensi Persentase (%)

  1.

  2.

  3.

  4. Derajat Berat Derajat Sedang Derajat Ringan Tidak mengalami dismenorrhea

  4

  13

  17

  Dari tabel 8 di atas menunjukkan bahwa semua responden tidak mengalami dismenorrhea setelah melahirkan.

  3) Distribusi perubahan derajat

  35(63,63%) 9(100%) 48(100%) 55(100%)

  1. Derajat dismenorrhea pada primipara, multipara, dan grandemultipara sebelum melahirkan Dismenorrhea merupakan sakit

  Kabupaten Lamongan sebagian besar paritas ibu adalah multipara (49,11%), hal ini dikarenakan ibu didaerah penelitian banyak yang menikah pada usia muda dan sudah sering melahirkan. Dan sebagian besar umur responden antara 20-35 tahun yaitu sebanyak (73,21%).

  Di wilayah Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran

  Bobak (2005) mengemukakan bahwa paritas merupakan jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Janin yang dilahirkan hidup atau mati setelah viabilitas (28 minggu atau lebih) dicapai. Klasifikasi paritas meliputi primipara yaitu seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali. Multipara atau pleuripara yang merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi beberapa kali (sampai 5 kali). Dan grandemultipara yaitu seorang wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati.

  Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa darI 112 responden terdapat 48 responden (42,86%) primipara, terdapat 55 responden (49,11%) multipara dan terdapat 9 responden (8,03%) grandemultipara.

  PEMBAHASAN .… .…

  dismenorrhea setelah melahirkan anak.

  Dari tabel 9 di atas menunjukkan bahwa dari 112 responden, dimana 48 responden primipara sebagian besar mengalami penurunan derajat dismenorrhea yaitu sebanyak 25 responden dengan presentase 52,08%. Dan dari 55 responden multipara sebagian besar dismenorrhea menghilang yaitu sebanyak 35 responden dengan presentase 63,63%, Sedangkan pada grandemultipara semua tidak mengalami

  9(100%) Jumlah 5(4,46%) 11(9,82%) 38(33,93%) 58(51,79%) 112(100%)

  25(52,08%) 13(23,64%) 0 ( 0% ) 14(29,17%)

  dismenorrhea di Dusun Sidokumpul bulan November-Desember 2008.

  2(3,64%) 6(12,5%) 5(9,09%)

0(0%)

  3 Primipara Multipara Grande multipara 3(6,25%)

  2

  1

  Paritas Meningkat Tetap Menurun Menghilang Jumlah

  No Perubahan Derajat Dismenorea

  

Tabel 9 Distribusi perubahan derajat dismenorrhea pada WUS yang pernah melahirkan di

Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bulan November-Desember 2008

  melahirkan dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.

  dismenorrhea pada WUS yang pernah

  Distribusi perubahan derajat

  menjelang atau selama menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas sehari-sehari bahkan ada yang membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur, nyeri haid yang timbul bisa dalam derajat ringan, sedang maupun berat. Hal ini dapat dinilai dari keluhan atau gejala yang timbul dari tiap penderita. Dikatakan derajat ringan apabila nyeri haid berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan aktivitas sehari sehari-hari tanpa diberi obat penghilang rasa nyeri, derajat sedang apabila nyeri haid berlangsung beberapa jam dan dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari setelah minum obat penghilang rasa nyeri, dan derajat berat apabila penderita memerlukan istirahat beberapa hari, tidak hilang walaupun telah mengkonsumsi obat, penderita sudah tidak mampu lagi bekerja, biasanya disertai sakit kepala, kemeng / nyeri pinggang, diare dan rasa tertekan.

  Dismenorrhea dapat disebabkan oleh

  dismenorrhea ringan dan bahkan sudah

  Perubahan derajat dismenorrhea yang dialami oleh beberapa responden dikarenakan oleh beberapa sebab diantaranya adalah karena dengan bertambahnya usia, penambahan jumlah

  dismenorrhea serta menghilang yaitu tidak mengalami derajat dismenorrhea.

  Perubahan derajat dismenorrhea dapat mengalami peningkatan yang berarti dari derajat ringan menjadi sedang/berat atau dari derajat sedang menjadi berat, dan bisa juga mengalami penurunan yang berarti dari derajat berat menjadi sedang/ringan atau dari derajat sedang menjadi ringan, dan dapat pula tetap yaitu tidak mengalami perubahan derajat

  Llewellyn (2001) menuliskan bahwa frekuensi dismenorrhea akan menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Hal ini ditegaskan pula oleh IMCW (2007) bahwa pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangya dismenorrhea primer.

  3. Perubahan derajat dismenorrhea pada WUS yang pernah melahirkan

  Kemungkinan kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologik pada genetalia maupun perubahan psikis (Galya Junizar, 2001). Kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan menyebabkan penurunan derajat dismenorrhea sampai menghilangnya derajat dismenorrhea (IMCW, 2007). Hal ini sesuai dengan pendapat ozzy bahwa kelahiran bayi sering mengubah gejala-gejala menstruasi seorang wanita dan sering menjadi lebih baik.

  tidak mengalami dismenorrhea. Menurut Galya Junizar (2001) sering kali segera setelah perkawinan dismenorrhea hilang dan jarang masih menetap.

  Pada wanita yang berstatus perkawinan menikah dan pernah melahirkan anak cenderung mengalami

  beberapa faktor yaitu faktor hormonal (prostaglandin), anatomis fisiologis organ reproduksi, kelainan pada organ reproduksi, dan faktor psikis. Dismenorrhea ini merupakan masalah yang sangat penting karena dampak dari dismenorrhea ini mengakibatkan terhambatnya aktivitas sehari-hari dengan angka kejadian 15% dari 60-70% wanita yang mengalami dismenorrhe (Llewellyn, 2001). Selain itu jika tidak segera ditangani maka akan berdampak buruk pada kesehatan dan produktifitas wanita tersebut. Tetapi resiko terjadinya dismenorrhea ke arah yang lebih berat dapat diminimalkan dengan bertambahnya jumlah anak ataupun bertambahnya usia (Kumalasuci, 2007).

  dengan prosentase 63,64%, sedangkan pada grandemultipara semua sudah tidak mengalami dismenorrhea.

  dismenorrhea yaitu sebanyak 35 responden

  responden dengan prosentase 35,42%, dan pada ibu multipara setelah melahirkan sebagian besar sudah tidak mengalami

  dismenorrhea ringan yaitu sebanyak 17

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada ibu primipara setelah melahirkan sebagian besar mengalami derajat

  responden dengan prosentase 44,44%. Hal ini dikarenakan dismenorrhea berat sering terjadi pada wanita usia muda, karena belum mencapai kematangan biologis atau pertumbuhan endometrium uterus masih belum sempurna (Ganong, 2002) dan dimungkinkan karena faktor psikogenik, stress emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya nyeri (Taber, 1994).

  dismenorrhea sedang yaitu sebanyak 4

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada ibu primipara dan multipara sebelum melahirkan sebagian besar mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sebanyak 24 responden pada ibu primipara dengan prosentase 50% dan 23 responden pada ibu multipara dengan prosentase 41,82% sedangkan pada ibu grandemultipara sebagian besar mengalami derajat

2. Derajat dismenorrhea pada primipara, multipara, dan grandemultipara setelah melahirkan

  anak, status perkawinan, konsumsi alkohol dan penggunaan AKDR.

  dismenorrhea akan berkurang dan

  Fisiologi Kedokteran .Jakarta:EGC

  Ganong, William F.(2002).Buku Ajar

  Galya Junizar.(2001).Pengobatan Dismenore Secara Akupuntur . www.kalbe.co.id

  IV .Jakarta:EGC

  Keperawatan Maternitas Edisi

  Bobak, Irene M.(2005).Buku Ajar

  .Jakarta:Media Aesculapius

  Kedokteran Edisi III

  Arif M Mansjoer.(2000).Kapita Selekta

  (Dismenore) .Situs.mitrainti.org

  Ahmad Fauzi.(2005).Nyeri Menstruasi

  . . . DAFTAR PUSTAKA . .

  menghilang seiring dengan bertambahnya usia dan jumlah kelahiran anak.

  sehingga dapat diberikan penanganan dan pengobatan yang tepat dan cepat guna mencegah terjadinya bahaya yang serius atau komplikasi terhadap organ reproduksi yang dapat menimbulkan kemandulan, dan sebagai informasi bahwa derajat

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perubahan derajat dismenorhea pada WUS yang pernah melahirkan anak adalah mengalami penurunan sebanyak

  dismenorrhea dengan tingkatannya

  Hasil penelitian menyarankan bagi masyarakat khususnya wanita yang mengalami dismenorrhea untuk segera melakukan konsultasi ke tenaga kesehatan dalam upaya mendeteksi adanya

  2. Saran

  3) Perubahan derajat dismenorrhea yang paling banyak adalah menghilang dan paling banyak terjadi pada multipara, sedangkan pada grandemultipara tidak ada satupun responden yang masih mengalami nyeri saat menstruasi (dismenorrhea).

  1) Sebagian besar wanita usia subur yang belum pernah melahirkan mengalami derajat dismenorrhea berat. 2) Sebagian besar wanita usia subur yang sudah pernah melahirkan anak sudah tidak mengalami dismenorrhea

  KESIMPULAN DAN SARAN .

  Salah satu cara untuk mengatasi keluhan akibat dismenorrhea ini adalah dengan melakukan teknik relaksasi, mengambil nafas dalam-dalam secara perlahan, mengambil posisi menungging sehingga rahim tergantung kebawah, sehingga nyeri haid akan berkurang.

  Dismenorrhea merupakan masalah yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari.

  diduga adanya perubahan ukuran dan posisi rahim yang tidak terlalu fleksi (hiperantefleksi maupun hiperretrofleksi) yang lebih memungkinkan darah haid dapat keluar dengan lancar. Sedangkan dari segi fisiologis yakni perubahan suplai syaraf adrenergik pada rahim seorang wanita yang sudah pernah melahirkan dengan berkurangnya stimulasi nyeri haid sebagai akibat dari aktivitas hormon prostaglandin yang menimbulkan kontraksi otot-otot rahim (IMCW, 2007).

  dismenorrhea . Dari segi anatomis yakni

  35 responden (63,63%) pada multipara dan sebanyak 9 responden (100%) pada grandemultipara. Hal ini dikarenakan telah terjadi perubahan dari segi anatomis dan fisiologis pada multipara dan grande multipara sehingga menurunkan derajat

  Berdasarkan tabel 9 penurunan derajat dismenorrhea banyak terjadi pada primipara sebanyak 25 responden (52,08%) dan menghilang pada multipara dan grandemultipara yaitu sebanyak

  38 responden (33,93%) dan menghilang 58 responden (51,79%). Namun masih ada ibu primipara dan multipara yang masih mengalami dismenorrhea yaitu sebanyak 11 responden (9,82%).

1. Kesimpulan

  Hacker, Neville F.(2001).Esensial Obstetri & Llewellyn-Jones, Derek.(2001).Dasar-

  Ginekologi .Jakarta:Hipokrates Dasar Obstetri dan Ginekologi .Jakarta: Hipokrates

  Hembing Wijayakusuma.(2008).Mengatasi

  Sakit Menstruasi (Dismenore) Ninik Dwi Astuti.(2005).an ordinary Secara Alamiah. People_Dismenore alias Nyeri

  http://obatherbal.wordpress.com Menstruasi .niex- klaten.blogspot.com Ida Bagus Gde Manuaba.(1998).Ilmu

  Kebidanan, Penyakit Kandungan & Nursalam.(2003).Konsep Dan Penerapan keluarga Berencana untuk Pendidikn Metodologi Penelitian Ilmu Bidan .Jakarta : EGC Keperawatan .Jakarta: Salemba

  Medika Ida Bagus Gde Manuaba.(2001).Kapita

  Selekta Penatalaksanaan Rutin Price, Sylvia Anderson.(2005).Patofisiologi Obstetri Ginkologi dan KB .Jakarta : Konsep Klinis proses-proses

  EGC

  Penyakit . Jakarta: EGC

  IMCW.(2007).Dismenore (Nyeri Rustam Mochtar.(1998).Sinopsis Obstetri

  Haid) .www.blogdokter.net Jilid I . Jakarta : EGC

  Info Sehat.(2005).Cepat Kawin Kurangi Soekidjo Notoatmodjo.(2002).Metodologi Risiko Nyeri Haid. Penelitian Kesehatan .Jakarta:PT. http://www.infosehat.com/content.ph Rineka Cipta p?s_sid=775

  Suharsimi Arikunto.(2002).Prosedur Info Sehat.(2005).Herbal Alami Atasi Nyeri Penelitian Suatu Pendekatan Haid.

  Praktis . Jakarta:PT.Rineka Cipta

  http://www.infosehat.com/content.ph p?s_sid=805 Taber, Ben-Zion.(1994).Kpita Selekta

  Kedaruratan Obstetri dan

  Kumalasuci.(2007).Nyeri Saat Menstruasi, Ginekologi . Jakarta : EGC Normalkah?. http://www.tanyadokteranda.comarti kel